Tugas Kritik Jurnal Metode Penelitian Kritik Jurnal
HUBUNGAN KONSELING KELUARGA BERENCANA (KB) DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN PASANGAN PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DALAM PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI Karya : Silviana Kartika Sari, Evi Sri Suryani dan Rohmi Handayani
Oleh LENI HELMINA NIM P00312016126
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK
KESEHATAN
KENDARI
DIV KEBIDANAN ALIH JENJANG TAHUN 2017
I. PENDAHULUAN
Artikel dengan judul “ Hubung an kons eling K eluarg a B erencana (K B ) deng an pengambilan
keputus an pas ang an us ia subur (P US ) dalam peng g unaan alat kontraseps i di Des a K arang K les em K ecamatan P urwoke rto Selatan Kabupaten Banyumas” di ambil dari Bidan Prada : Jurnal Ilmiah Kebidanan, Vol. 1 No. 1 Edisi Desember 2010, Pages 37-47, merupakan studi yang dilakukan oleh Silviana Kartika Sari, Evi Sri Suryani dan Rohmi Handayani, Akademi Kebidanan YLPP Purwokerto. Artikel ini diterbitkan dalam bentuk softcopy oleh Bidan Prada Journal.
Artikel ‘A Hubung an kons eling K eluarg a B erencana (K B ) deng an peng ambilan keputus an
pasang an us ia s ubur (P US ) dalam peng g unaan alat kontras eps i di Des a K arang K les em Kecamatan Purwokerto Selatan Kabupaten Banyumas” menjelaskan tentang studi untuk menguji hubungan variabel pengetahuan dengan pengambilan keputusan penggunaan alat kontrasepsi di Desa Karang Asem.
Abstrak secara singkat diperoleh hasil sebagai berikut, tujuan dari studi ini untuk mengetahui hubungan pengetahuan dengan pengambilan keputusan penggunaan alat kontrasepsi dengan studi kasu
Dalam penelitian ini terdapat satu hipotesa awal yang akan diuji kebenarannya. Kelima hipotesa ini diperoleh dari literatur, tinjauan pustaka, dan jurnal (hasil penelitian sebelumnya). Detail cara pengumpulan data secara teknis pelaksanaannya dijelaskan dalam artikel penelitian ini. Hasil penelitian yang diperoleh adalah Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada bulan Agustus 2010 di Desa Karang Klesem Kecamatan Purwokerto Selatan Kabupaten Banyumas dapat disimpulkan bahwa keseluruhan Pasangan Usia Subur (PUS) akseptor KB m endapatkan konseling KB yaitu sebanyak 88 (100,0%) responden dan sebagian besar Pasangan Usia Subur (PUS) non akseptor KB tidak mendapatkan konseling KB yaitu 54 (76,1%) responden, dan hanya 17 (23,9%) responden yang mendapatkan konseling KB. Hasil anasilis secara statistik terdapat hubungan sangat signifikan antara konseling Keluarga Berencana (KB) dengan pengambilan keputusan Pasangan Usia Subur (PUS) dalam penggunaan alat kontrasepsi karena didapatkan hasil ρ=0,00. Sedangkan tujuan penulisan kritik adalah untuk menentukan apakah penelitian ini adalah sebuah penelitian yang baik atau tidak berdasarkan kriteria yang telah ditentukan. Kriteria untuk menentukan apakah sebuah penelitian baik atau tidak di ambil berdasarkan 10 kriteria Critical Thinking didasarkan pada Nilai Intelektual Universal.
II. HASIL EVALUASI 1.
Kejelasan (Clarity) Merujuk pada pertanyaan menjawab dari hipotesa dari tujuan penelitian jurnal tersebut. Tujuan dalam hal ini merupakan suatu pertanyaan tentang apa yang ingin diketahui atau ditetapkan. Tujuan dari penelitian ini dinyatakan secara jelas pada bagian awal abstrak yaitu untuk Hubungan konseling KB dengan pengambilan keputusan PUS dalam penggunaan alat kontrasepsi. Selain itu pada akhir pendahuluan bahwa studi ini untuk untuk mengetahui ”Hubungan konseling Keluarga Berencana (KB) dengan pengambilan keputusan pasangan usia subur (PUS) dalam penggunaan alat kontrasepsi di Desa Karang Klesem Kecamatan Purwokerto Selatan Kabupaten Banyumas” .
2.
Selain itu, pada halaman 48 terdapat pernyataan bahwa bahwa terdapat hubungan signifikan antara konseling KB dengan keputusan PUS dalam penggunaan alat kontrasepsi di desa Karang Klesem Kecamatan Purwokerto Selatan Kabupaten Banyumas. Keakuratan (Accuracy) Ketelitian atau kesaksamaan sebuah pernyataan dapat ditelusuri melalui pertanyaan: “Apakah pernyataan itu kebenarannya dapat dipertanggungjawabkan?”; “Bagaimana cara mengecek kebenarannya?”; “Bagaimana menemukan kebenaran tersebut?” . Pada penelitian ini didapatkan pernyataan yang akurat dan detail seperti pada halaman 45 dan 46 yang menyatakan bahwa keseluruhan Pasangan Usia Subur (PUS) akseptor KB mendapatkan konseling KB yaitu sebanyak 88 (100,0%) responden dan sebagian besar Pasangan Usia Subur (PUS) non akseptor KB tidak mendapatkan konseling KB yaitu 54 (76,1%) responden, dan hanya 17 (23,9%) responden yang mendapatkan konseling KB. Hasil anasilis secara statistik terdapat hubungan sangat signifikan antara konseling Keluarga Berencana (KB) dengan pengambilan keputusan Pasangan Usia Subur (PUS) dalam penggunaan alat kontrasepsi karena didapatkan hasil ρ=0,00. 3. Ketepatan (Precision) Ketepatan mengacu kepada perincian data-data pendukung yang sangat mendetail. Pertanyaan ini dapat dijadikan panduan untuk mengecek ketepatan sebuah pernyataan. “Apakah pernyataan yang diungkapkan sudah sangat terurai?”; “Apakah pernyataan itu telah cukup spesifik?”. Sebuah pernyataan dapat saja mempunyai kejelasan dan ketelitian, pernyataan permasalahan, tujuan penelitian, tinjauan pustaka, desain penelitian, hasil penelitian, referensi dan bibliografi. Pada penelitian ‘”Hubungan konseling Keluarga Berencana (KB) dengan pengambilan keputusan pasangan usia subur (PUS) dalam penggunaan alat kontrasepsi di Desa Karang Klesem Kecamatan Purwokerto Selatan Kabupaten Banyumas”” detail tahapan penelitian yang dijumpai mencakup hal-hal sbb: pertanyaan masalah, tinjauan pustaka, definisi konseptual, hipotesis, desain riset dan pengumpulan data, sampel dan populasi, instrument penelitian, analisis data, karakteristik data, hasil penelitian, kesimpulan dan referensi. Pada teknis pengumpulan terdapat penjelasan secara rinci tentang bagaimana teknis penentuan sampel, populasinya. Seperti terdapat pada halaman 42, populasi dalam penelitian ini adalah semua PUS di Desa Karang Klesem Kecamatan Purwokerto Selatan, yaitu berjumlah 999 PUS. Jumlah Sampel dalam penelitian ini adalah 159 PUS, yang dibagi menjadi 2 kelompok yaitu PUS akseptor KB dan PUS non akseptor KB. Dalam artikel penelitian ini, hampir semua detail tahapan penelitian telah ada. 4. Konsistensi (Consistency) Konsistensi mengacu kepada penulisan ide utama proses penelitian. Karakteristik ketujuh adalah penemuan dari penelitian ini dipresentasikan secara konsisten tidak ambigu. Peneliti mempresentasikan penemuan dari penelitian ini secara singkat, padat dan jelas melalui deskripsi dan grafis. Yang tidak dipresentasikan oleh peneliti adalah statistik deskriptif mengenai karakteristik variabel yang telah diolah datanya. Dikarenakan hal ini disebabkan karena pene liti menyingkat hal yang penting untuk disajikan, sehingga cenderung untuk menyajikan esensi penelitian yang lebih penting, peneliti juga membuatkan bagian conclusion tersendiri agar pembaca dapat memahami hasil penelitian ini secara lebih ringkas tanpa harus mengerti semua analisa yang dilakukan oleh peneliti. Selain itu dalam pengolahan data juga dijelaskan menggunakan analisis apa saja untuk menguji hipotesis. 5. Relevansi (Relevance) Relevansi bermakna bahwa pernyataan atau jawaban yang dikemukakan berhubungan dengan pertanyaan yang diajukan. Penelusuran keterkaitan dapat diungkap dengan mengajukan pertanyaan berikut: “Bagaimana menghubungkan pernyataan atau respon dengan pertanyaan?”; “Bagaimana hal yang diungkapkan itu menunjang permasalahan?”. Permasalahan dapat saja jelas, teliti, dan tepat, tetapi tidak relevan dengan permasalahan.
Dalam artikel penelitian ini terdapat kalimat pernyataan yang relevan seperti pada halaman 44 Pengguna alat kontrasepsi (akseptor KB) dipengaruhi oleh pengetahuan konseling KB yang mereka dapatkan, sehingga PUS memiliki pengetahuan yang luas dan tepat mengenai kekurangan dan kelebihan dari metode – metode atau alat kontrasepsi yang kemudian disesuaikan dengan kondisi tubuh pengguna. PUS tersebut juga mempertimbangkan penggunaan metode atau alat kontrasepsi secara rasional, efisien, dan efektif.
6.
7.
Bermakna (Significanse) Penelitian akan bermakna jika berkenaan dengan kegunaan studi mencakup dua pilihan yaitu: reporting , descriptive, causal-explanatory , atau causal predictive. Reporting study bertujuan untuk pengumpulan dan perbandingan data. Descriptive study atau studi menggambarkan/menceritakan didalamnya terdapat komponen who, what , where, when, atau how much dari sebuah penelitian. Causal-explanatory study bertujuan untuk mengetahui hubungan antar variabel. Causal-predictive study bertujuan untuk memprediksikan efek pada suatu variabel akibat manipulasi/intervensi variabel lainnya. Dalam penelitian ini termasuk dalam Causal-explanatory study bertujuan untuk
mengetahui hubungan antar variabel. Contoh pada halaman 42 menerangkan tentang proses dan kefJenis penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif jenis survei dan dilakukan pendekatan secara case control. Penelitian ini untuk mengetahui hubungan konseling Keluarga Berencana (KB) dengan pengambilan keputusan pasangan usia subur (PUS) dalam penggunaan alat kontrasepsi. Populasi dalam penelitian ini adalah semua PUS di Desa Karang Klesem Kecamatan Purwokerto Selatan, yaitu berjumlah 999 PUS. Jumlah Sampel dalam penelitian ini adalah 159 PUS, yang dibagi menjadi 2 kelompok yaitu PUS akseptor KB dan PUS non akseptor KB. Alasan yang Logis Logika berkenaan dengan hal-hal berikut: “Apakah pengertian telah disusun dengan konsep yang benar?”; “Apakah pernyataan yang diungkapkan mempunyai tindak lanjutnya? Bagaimana tindak lanjutnya? Sebelum apa yang dikatakan dan sesudahnya, bagaimana kedua hal tersebut benar adanya?”. Ketika kita berpikir, kita akan dibawa kepada bermacam-macam pemikiran satu sama lain. Ketika kita berpikir dengan berbagai kombinasi, satu sama lain saling menunjang dan mendukung perumusan pernyataan dengan benar, maka kita berpikir logis. Ketika berpikir dengan berbagai kombinasi dan satu sama lain tidak saling mendukung atau bertolak belakang, maka hal tersebut tidak logis. Pada artikel penelitian ini didapatkan pernyataan yang Logis saling mendukung dan tidak bertolak belakang seperti pada halman 45 ‘Seseorang yang mempunyai pengetahuan yang baik mengenai KB akan menyadari pentingnya manfaat program KB, serta dalam mempengaruhi keputusan yang akan diambil dalam memilih alat kontrasepsi. Dalam hal ini akan memberikan efek yang tepat dalam pengambilan keputusan. Konseling yang mempengaruhi keputusan PUS dalam penggunaan alat kontrasepsi di Desa Karang Klesem dapat menambah pengetahuan yang luas mengenai kekur angan dan kelebihan dari metode – metode atau alat kontrasepsi. Dengan hal tersebut, PUS akan lebih meningkatkan keaktifan dalam partisipasi dan keikutsertaan bersosialisasi terhadap dukungan dalam penyediaan fasilitas dan pemberi pela yanan serta sarana pelayanan KB’ 8.
Kedalaman data
9.
Studi yang dilakukan pada artikel penelitian ini merupakan studi kasus yang lebih mengarah pada kedalaman data, hal in dilihat pada proses pengambilan sampel yang diharapkan dapat mewakili gambaran keseluruhan karakteristik populasi. Dengan studi kasus, orientasi akan terbatas hanya pada problem kasus yang dikaji dan dapat dikaji secara mendalam karena tidak dilakukan pengkajian masalah secara meluasan kepada responden terpilih. Sehingga pembahasan pada artkkel penelitian ini hanya terorientasi pada sebab akibat antara problem dan variabel. Keluasan Data Pada artikel penelitian ini merupakan studi kasus yang lebih mengarah pada kedalaman data daripada keluasan data. Pada penelitian studi kasus membuat hasil penelitian tidak sama dengan karakteristik populasi. Hal ini terlihat dari jumlah 999 populasi diambil sampel 159 responden (hlm. 42). yang dimaksud keluasan data adalah agar hasil penelitian ini diharapkan dapat mewakili keseluruhan populasi yang ada.
10. Keadilan (Fairness) Ketika peneliti berpikir terhadap problem dan berpikir membenarkan suatu problem harus wajar dalam konteks memberikan alasan dengan menggunakan standar intelektual. Dibutuhkan suatu informasi relevan dan signifikan, akan menjadi tidak wajar dan tidak benar bila menghadapi suatu problem hanya berdasarkan asumsi. Dibutuhkan suatu informasi relevan dan signifikan, akan menjadi tidak wajar dan tidak benar bila menghadapi suatu problem berdasarkan asumsi. Dalam penelitian ini terdapat pernyataan relevan dan signifikan yang adil (fairness) terhadap problem dan membenarkan suatu problem seperti pada halaman 44 “Pasangan usia subur yang tidak mendapatkan konseling akan cenderung memutuskan tidak menggunakan alat kontrasepsi dengan yakin. Untuk mengatasi hal tersebut, tentunya sangat diperlukan tenaga-tenaga konselor yang profesional. Mereka bukan hanya harus mengerti seluk-beluk masalah KB, tetapi juga memiliki dedikasi tinggi pada tugasnya serta memiliki kepribadian yang baik, sabar, penuh pengertian, dan menghargai responden (Siswanto, 2008). Pengetahuan yang kurang pada responden ini dipengaruhi oleh terbatasnya informasi yang didapatkan PUS dan kurangnya sosialisasi terhadap penyedia fasilitas dan sarana pelayanan KB”.