SISTEM NEUROPSIKIATRI MODUL “GANGGUAN TIDUR”
P
Disusun oleh:
Nama
: Elpis Husain
No S!am"u# : $% &&& '%( Kelompo#
: I) *Empa!+
Pem"im"in, Pem"im "in, : $ -. -. So.a/a Ten.i Ten.i Ulen, M#es0 SpK1 % -. Mi#e In-.iani
2AKULTAS KEDOKTERAN UNI)ERSITA UNI)ERSI TAS S ALKHAIRAAT PALU %'$3
BAB I PENDAHULUAN
MODUL 3 GANGGUAN TIDUR
A. SKENARIO Seorang wanita 31 tahun, ibu rumah tangga datang ke poliklinik dengan keluhan susah tidur. Selain itu juga mengeluh sesak napas, jantung berdebar-debar, serta leher tegang. Ia juga mengeluhkan pada banyak hal walaupun sudah berusaha mengontrolnya ini dialami sejak beberapa tahun terakhir . B. KATA KUNCI 1. Wanita, 31 tahun 2. Susah tidur 3. Sesak napas, jantung berdebar-debar, dan leher tegang 4. ialami sejak beberapa tahun terakhir C. PERTANYAAN 1. e!inisi gangguan tidur" 2. e!inisi tidur" 3. #agaimana !isiologi tidur" 4. $lasi!ikasi gangguan tidur" %. &enyebab gangguan tidur" '. #agaimana mekanisme dari susah tidur, jantung berdebar, sesak napas ( leher tegang" ). #agaimana hubungan dari susah tidur dengan gejala yang lain" *. #agaimana penanganan se+ara umum dari gangguan tidur"
D. MIND MAP
BAB II PEMBAHASAN
GANGGUAN CEMAS
A. DEFINISI GANGGUAN CEMAS emas dide!inisikan sebagai suatu sinyal yang menyadarkan ia memperingatkan
adanya
bahaya
yang
mengan+am
dan
memungkinkan seseorang mengambil tindakan untuk mengatasi an+aman. asa tersebut ditandai dengan gejala otonom seperti nyeri kepala, berkeringat, palpitasi, rasa sesak di dada, tidak nyaman pada perut, dan gelisah. asa +emas dapat datang dari eksternal atau internal. /asalah eksternal umumnya terkait dengan hubungan antara seseorang dengan komunitas, teman, atau keluarga. /asalah internal umumnya terkait dengan pikiran seseorang sendiri B. TANDA DAN GEJALA GANGGUAN CEMAS 0ejala-gejala +emas pada dasarnya terdiri dari dua komponen yakni,
kesadaran
terhadap
sensasi
!isiologis
palpitasi
atau
berkeringat dan kesadaran terhadap rasa gugup atau takut. Selain dari gejala motorik dan iseral, rasa +emas juga mempengaruhi kemampuan berpikir, persepsi, dan belajar. mumnya hal tersebut menyebabkan rasa bingung dan distorsi persepsi. istorsi ini dapat menganggu belajar dengan menurunkan kemampuan memusatkan perhatian, menurunkan daya ingat dan menganggu kemampuan untuk menghubungkan satu hal dengan lainnya. 5spek yang penting pada rasa +emas, umumnya orang dengan rasa +emas akan melakukan seleksi terhadap hal-hal disekitar mereka
yang dapat membenarkan persepsi mereka mengenai suatu hal yang menimbulkan rasa +emas. C. PATOFISIOLOGI GANGGUAN CEMAS Teori Psikoanalitik Sigmeun 6reud menyatakan dalam bukunya 7 182' Inhibitons, Symptoms, 5n9iety: bahwa ke+emasan adalah suatu sinyal kepada ego bahwa suatu dorongan yang tidak dapat diterima menekan untuk mendapatkan perwakilan dan pelepasan sadar. Sebagai suatu sinyal, ke+emasan menyadarkan ego untuk mengambil tindakan de!ensi! terhadap tekanan dari dalam. ;ika ke+emasan naik di atas tingkatan rendah intensitas karakter !ungsinya sebagai suatu sinyal, ia akan timbul sebagai serangan panik. Teori Perilaku asa +emas dianggap timbul sebagai respon dari stimulus lingkungan yang spesi!ik. ontohnya, seorang anak laki-laki yang dibesarkan oleh ibunya yang memperlakukannya semena-mena, akan segera merasa +emas bila ia bertemu ibunya. /elalui proses generalisasi, ia akan menjadi tidak per+aya dengan wanita. #ahkan seorang anak dapat meniru si!at orang tuanya yang +emas. Teori Eksistensi &ada gangguan +emas menyeluruh, tidak didapatkan stimulus rasa +emas yang bersi!at kronis. Inti dari teori eksistensi adalah seseorang merasa hidup di dalam dunia yang tidak bertujuan. asa +emas adalah respon mereka terhadap rasa kekosongan eksistensi dan arti. #erdasarkan aspek biologis, didapatkan beberapa teori yang mendasari timbulnya +emas yang patologis antara lain< •
Sistem sara! otonom
•
=eurotransmiter
Neurotransmiter 1. Norepinephrine
0ejala kronis yang ditunjukan oleh pasien dengan gangguan +emas berupa serangan panik, insomnia, terkejut, dan autonomic hyperarousal , merupakan karakteristik dari peningkatan !ungsi noradrenergik. >eori umum dari keterlibatan norepinephrine pada gangguan +emas, adalah pasien tersebut memiliki kemampuan regulasi sistem noradrenergik yang buruk terkait dengan peningkatan aktiitas yang mendadak. Sel-sel dari sistem noradrenergik terlokalisasi se+ara primer pada lo+us +eruleus pada rostral pons, dan memiliki akson yang menjurus pada korteks serebri, sistem limbik, medula oblongata, dan medula spinalis. &er+obaan pada primata
menunjukan
bila
diberi
stimulus
pada
daerah
tersebut
menimbulkan rasa takut dan bila dilakukan inhibisi, primata tersebut tidak menunjukan adanya rasa takut. Studi pada manusia, didapatkan pasien dengan gangguan serangan panik, bila diberikan agonis reseptor ?adrenergik Isoproterenol dan antagonis reseptor @-2 adrenergik dapat men+etuskan serangan panik se+ara lebih sering dan lebih berat. $ebalikannya, +lonidine, agonis reseptor @-2 menunjukan pengurangan gejala +emas.
2. Serotonin itemukannya banyak reseptor serotonin telah men+etuskan pen+arian peran serotonin dalam gangguan +emas. #erbagai stress dapat
menimbulkan
peningkatan
%-hydro9ytryptamine
pada
pre!rontal korteks, nukleus a++umbens, amygdala, dan hipotalamus lateral. &enelitian tersebut juga dilakukan berdasarkan penggunaan obat-obatan serotonergik seperti +lomipramine pada gangguan obsesi! kompulsi!. A!ektiitas pada penggunaan obat buspirone juga menunjukkan kemungkinan relasi antara serotonin dan rasa +emas. Sel-sel tubuh yang memiliki reseptor serotonergik ditemukan dominan pada raphe nu+lei pada rostral brainstem dan menuju pada korteks serebri, sistem limbik, dan hipotalamus. 3. GABA &eran 05#5 pada gangguan +emas sangat e!ektiitas aktiitas
obat-obatan 05#5
pada
benBodiaBepine,
yang
reseptor
tipe
05#5
terlihat dari meningkatkan
5.
Walaupun
benBodiaBepine potensi rendah paling e!ekti! terhadap gejala gangguan +emas menyeluruh, benBodiaBepine potensi tinggi seperti alpraBolam dan +lonaBepam ditemukan e!ekti! pada terapi gangguan serangan pani+ D. KLASIFIKASI GANGGUAN CEMAS #erdasarkan Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders S/-IC, gangguan +emas terdiri dari < 1 Serangan panik dengan atau tanpa agoraphobia 2 5goraphobia dengan atau tanpa Serangan panik 3 6obia spesi!ik 4 6obia sosial % 0angguan Dbsesi!-$ompulsi! ' &ost >raumati+ Stress isorder &>S ) 0angguan Stress 5kut * 0angguan emas /enyeluruh 0eneraliBed 5n9iety isorder. #erdasarkan &edoman &enggolongan dan iagnosis 0angguan ;iwa di Indonesia III, gangguan +emas dikaitkan dalam gangguan neurotik, gangguan somato!orm dan gangguan yang berkaitan dengan stress 64E-4*. F40–F48 GANGGUAN NEUROTIK, GANGGUAN SOMATOFORM DAN GANGGUAN YANG BERKAITAN DENGAN STRES F40 Gan!an An"#$%a F&'# 64E.E 5gora!obia .EE >anpa gangguan panik .E1 engan gangguan pani+ 64E.1 6obia sosial 64E.2 6obia khas terisolasi 64E.* 0angguan an9ietas !obik lainnya 64E.8 0angguan an9ietas !obik F>> F4( Gan!an An"#$%a) La#nn*a
641.E 0angguan panik an9ietas paroksismal episodik 641.1 0angguan an9ietas menyeluruh 641.2 0angguan +ampuran an9ietas dan depresi! 641.3 0angguan an9ietas +ampuran lainnya 641.* 0angguan an9ietas lainnya F> 641.8 0angguan an9ietas F>> F4+ Gan!an O')$)#-K&/!)# 642.E &redominan pikiran obsesional atau pengulangan 642.1 &redominan tindakan kompulsi! obsesional ritual 642.2 ampuran tindakan dan pikiran obsesional 642.* 0angguan obsesi! kompulsi! lainnya 642.8 0angguan obsesi! kompulsi! F>> F43 R$a1)# T$2aa/ S%2$) B$2a% an Gan!an P$n*$)!a#an 5F43.0-F43.67 F44 Gan!an D#)&)#a%# 5K&n$2)#7 5F44.0-F44.67 F49 Gan!an S&a%&&2 5F49.0-F49.67 F48 Gan!an N$!2&%#1 La#nn*a 5F48.0-F48.67
GANGGUAN CEMAS MENYELURUH
A. D$#n#)# Gan!an C$a) M$n*$!2! 0angguan +emas menyeluruh Generalized Aniety Disorder! 05 merupakan kekhawatiran yang berlebih dan meresap disertai oleh berbagai gejala somatik yang menyebabkan gangguan bermakna dalam !ungsi sosial atau pekerjaan atau penderitaan yang jelas bagi pasien. #eberapa gejala somatik yang dialami adalah ketegangan otot, iritabilitas, kesulitan tidur, keluhan epigastrik dan kegelisahan sehingga menyebabkan penderitaan yang jelas dan gangguan yang bermakna dalam !ungsi sosial dan pekerjaan.
B. E/#$#&&# Gan!an C$a) M$n*$!2! &realensi gangguan +emas menyeluruh antara 3-*G dan rasio antara perempuan dan laki-laki sekitar 2<1. sia onset sukar untuk ditentukan karena mereka melaporkan mengalami ke+emasan selama yang dapat mereka ingat.
C. E%#&&# Gan!an C$a) M$n*$!2! Faktor Biologi 5rea otak yang diduga terlibat pada timbulnya gangguan ini adalah lobus oksipitalis yang mempunyai reseptor benBodiaBepin tertinggi di otak.
#asal
ganglia,
sistem
limbik
dan
korteks
!rontal
juga
dihipotesiskan terlibat pada timbulnya gangguan ini. &ada pasien juga ditemukan sistem serotonergik yang abnormal. =eurotransmitter yang berkaitan
adalah 05#5,
serotonin, norepine!rin, glutamat,
dan
kolesitokinin. &emeriksaan &A> "ositron #mission $omography%
ditemukan penurunan metabolisme di ganglia basal dan massa putih otak.
Teori Genetik &ada sebuah studi didapatkan bahwa terdapat hubungan genetik pasien gangguan an9ietas menyeluruh dan gangguan depresi mayor pada pasien wanita. Sekitar 2%G dari keluarga tingkat pertama penderita
juga
mengalami
gangguan
yang
sama.
Sedangkan
penelitian pada pasangan kembar didapatkan angka %EG pada kembar monoBigotik dan 1%G pada kembar diBigotik. Teori Psikoanalitik >eori psikoanalitik menghipotesiskan bahwa an9ietas adalah gejala dari kon!lik bawah sadar yang tidak terselesaikan. &ada tingkat yang paling primiti! an9ietas dihubungkan dengan perpisahan dengan objek +inta. &ada tingkat yang lebih matang lagi dihubungkan dengan kehilangan
+inta
dari
objek
yang
penting.
5n9ietas
kastrasi
berhubungan dengan !ase oedipal sedangkan an9ietas superego merupakan ketakutan
seseorang untuk menge+ewakan nilai dan
pandangannya sendiri merupakan an9ietas yang paling matang. Teori Kognitif Perilaku &enderita berespon se+ara salah dan tidak tepat terhadap an+aman, disebabkan oleh perhatian yang selekti! terhadap hal-hal negati! pada lingkungannya, adanya distorsi pada pemrosesan in!ormasi dan pandangan yang sangat negati! terhadap kemampuan diri untuk menghadapi an+aman.
D. Tana an G$:aa K#n#) Gan!an C$a) M$n*$!2! 0ejala utama adalah an9ietas, ketegangan motorik, hiperaktiitas otonom, dan kewaspadaan se+ara kogniti!. $e+emasan bersi!at berlebihan dan mempengaruhi aspek kehidupan pasien. $etegangan
motorik bermani!estasi sebagai bergetar, kelelahan dan sakit kepala. Hiperaktiitas otonom timbul dalam bentuk perna!asan yang pendek, berkeringat, palpitasi, dan disertai gejala saluran pen+ernaan. >erdapat juga kewaspadaan kogniti! dalam bentuk iritabilitas. •
P$&an D#an&)%#1 Gan!an C$a) M$n*$!2! Menurut Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa !PPDGJ " &enderita
harus
menunjukkan
gejala
primer
an9ietas yang
berlangsung hampir setiap hari selama beberapa minggu, bahkan biasanya
sampai
beberapa
bulan.
0ejala-gejala
ini
biasanya
men+akup hal-hal berikut < a $e+emasan tentang masa depan khawatir akan nasib buruk, perasaan gelisah seperti di ujung tanduk, sulit berkonsentrasi, dan sebagainya b $etegangan motorik gelisah, sakit kepala, gemetaran, tidak dapat santai + Deraktiitas otonomik kepala terasa ringan, berkeringat, takikardi, takipneu, keluhan epigastrik, pusing kepala, mulut kering, dan sebagainya. &ada anak-anak sering terlihat adanya kebutuhan berlebihan untuk ditenangkan serta keluhan somatik berulang-ulang. 5danya gejalagejala
lain
yang
bersi!at
sementara,
terutama
depresi,
tidak
menyingkirkan gangguan an9ietas menyeluruh sebagai diagnosis utama, selama pasien tidak memenuhi kriteria lengkap dari episode depresi! 632, gangguan an9ietas !obik 64E, gangguan panik 641.E atau gangguan obsesi! kompulsi! 642. >ermasuk < •
=eurosis an9ietas
•
eaksi an9ietas
•
$eadaan an9ietas
•
Menurut Diagnosti# and $tatisti#al Manual of Mental Disorders % ! D$M&%&T'" $riteria iagnosis berdasarkan S/-IC > < 5. $e+emasan
dan
kekhawatiran
berlebihan
harapan
yang
mengkhawatirkan, terjadi lebih banyak dibandingkan tidak selama paling kurang ' bulan, tentang sejumlah peristiwa atau aktiitas seperti pekerjaab atau prestasi sekolah. #. Drang kesulitan untuk mengendalikan kekhawatiran. . $e+emasan dan kekhawatiran adalah dihubungkan dengan tiga atau lebih dari enam gejala berikut dengan paling kurang beberapa gejala terjadi lebih banyak dibandingkan tidak selama ' bulan terakhir. atatan < Hanya satu gejala yang diperlukan pada anak-anak. atatan < Hanya satu gejala yang diperlukan pada anak-anak < 1. 0elisah atau perasaan tegang atau +emas 2. /erasa mudah lelah 3. Sulit berkonsentrasi atau pikiran menjadi kosong 4. Iritabilitas %. $etegangan otot '. 0angguan tidur kesulitan untuk memulai atau tetap tertidur, atau tidur yang gelisah dan tidak memuaskan . 6okus ke+emasan dan kekhawatiran adalah tidak dibatasi pada gambaran utama gangguan 5ksis I, misalnya, ke+emasan atau ketakutan adalah bukan suatu Serangan &anik seperti pada 0angguan &anik, merasa malu di depan umumseperti pada 6obia Sosial,
terkontaminasi
seperti
pada
0angguan
Dbsesi!
$ompulsi!, merasa jauh dari rumah atau kerabat dekat seperti pada 0angguan emas &erpisan, pertambahan berat badan seperti pada 5noreksia =erosa, menderita berbagai keluhan !isik
seperti pada 0angguan Somatisasi, atau menderita penyakit serius seperti pada Hipokondriasis, serta ke+emasan dan kekhawatiran tidak terjadi se+ara eksklusi! selama 0angguan Stres &as+atrauma. A. $e+emasan,
kekhawatiran,
atau
gejala
!isik
menyebabkan
penderitaan yang bermakna se+ara klinis atau gangguan pada !ungsi sosial, pekerjaan, atau !ungsi penting lainnya. 6. 0angguan tidak disebabkan oleh e!ek !isiologis langsung dari Bat misalnya, penyalahgunaan Bat, pengobatan atau suatu kondisi medis umum misalnya hipertiroidisme dan tidak terjadi se+ara eksklusi! selama suatu 0angguan /ood, 0anguan &sikotik, atau 0angguan &erkembangan &erasi!. E. D#an&)#) Ban#n Gan!an ;$a) M$n*$!2! 0angguan an9ietas menyeluruh perlu dibedakan dari ke+emasan akibat kondisi medis umum maupun gangguan yang berhubungan dengan penggunaan Bat. iperlukan pemeriksaan medis termasuk tes kimia darah, A$0 dan !ungsi tiroid. 0angguan psikiatrik lain yang merupakan
diagnosis
banding
adalah
gangguan
panik,
!obia,
gangguan obses!i kompulsi!, hipokondriasis, gangguan somatisasi, gangguan
penyesuaian
dengan
ke+emasan,
dan
gangguan
kepribadian.
F.
P$na%aa1)anaan Gan!an C$a) M$n*$!2!
a" Farmakotera(i Benzodiazepin /erupakan pilihan obat pertama. &emberian benBodiaBepin dimulai dengan dosis terendah dan ditingkatkan sampai men+apai respon terapi, &enggunaan sediaan dengan waktu paruh menengah dan dosis terbagi dapat men+egah terjadinya e!ek yang tidak diinginkan. ama pengobatan rata-rata adalah 2-' minggu. Buspiron
#uspiron lebih e!ekti! dalam memperbaiki gejala kogniti! dibanding dengan gejala somatik. >idak menyebabkan withdrawl. $ekurangannya adalah e!ek klinisnya baru terasa setelah 2-3 minggu. >erdapat bukti bahwa penderita yang sudah menggunakan benBodiaBepin tidak akan memberikan respon yang baik dengan buspiron. apat dilakukan penggunaan
bersama
antara
benBodiaBepin
dengan
buspiron
kemudian dilakukan tapering benBodiaBepin setelah 2-3 minggu, disaat e!ek terapi buspiron sudah men+apai maksimal. SS&' (Selecti)e Serotonin &eupta*e 'nhi+itor% Sertraline dan paro9etine merupakan pilihan yang lebih baik daripada
!luoksetin.
&emberian
!luoksetin
dapat
meningkatkan
an9ietas sesaat. SSI e!ekti! terutama pada pasien gangguan an9ietas menyeluruh dengan riwayat depresi. )" Psikotera(i $erapi ,ognitif "erila*u &endekatan kogniti! mengajak pasien se+ara langsung mengenali distorsi kogniti! dan pendekatan perilaku, mengenali gejala somatik, se+ara langsung. >eknik utama
yang
digunakan
adalah pada
pendekatan behaioral adalah relaksasi dan +iofeed+ac* . $erapi Suportif &asien diberikan reassurance dan kenyamanan, digali potensipotensi yang ada dan belum tampak, didukung egonya, agar lebih bisa beradaptasi optimal dalam !ungsi sosial dan pekerjaannya. "si*oterapi Berorientasi $ili*an >erapi ini mengajak pasien untuk men+apai penyingkapan kon!lik bawah sadar, menilik egostrength, relasi obyek, serta keutuhan diri pasien. ari pemahaman akan komponen-komponen tersebut, kita sebagai terapis dapat memperkirakan sejauh mana pasien dapat diubah menjadi
lebih
matur bila tidak
ter+apai,
minimal
kita
mem!asilitasi agar pasien dapat beradaptasi dalam !ungsi sosial dan pekerjaannya.
G. P2&n&)#) Gan!an C$a) M$n*$!2! 0angguan an9ietas menyeluruh merupakan suatu keadaan kronis yang mungkin berlangsung seumur hidup. Sebanyak 2%G penderita akhirnya mengalami gangguan panik, juga dapat mengalami gangguan depresi mayor.
REFERENSI
1. ADAA ( Anxiety And Depressio Asociation of America) . 2013. http://www.adaa.org/about-adaa/press-room/facts-statistics 2. American Pshciatrc Association : An!iet Disorder" Diagnostic and #tatistica$ %anua$ of %enta$ Disorder &' (D#%-&'" )ashington " *#A" 1++,. 3. adan Pene$itian dan Pengembangan esehatan iset esehatan Dasar. 200. aporan asi$ iset esehatan Dasar (isesdas 4asiona$. 5aarta: adan Pene$itian dan Pengembangan esehatan" Departemen esehatan" epub$i &ndonesia. ,. 6arpenito 5. 2001. An!iet. &n: 6arpenito 5" . diagnosis and application to clinical practice. Phi$ade$phia : ippincott )i$$iams 7 )i$ins. 8. Da9id . ." and #e$im . . 2013. %edscap : ;empora$ obe
. Departemen esehatan .&. 1++3. Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia III cetakan pertama. Diretorat 5endera$ Pe$aanan %edi Departemen esehatan & : 5aarta. . arrison" ;.? esnic" ).? )introbe" %.%? ;horn" @.)? Adams" D et al." 2008. %c @raw i$$: 4ew or. =. ap$an" .5." #adoc" '.A" 2008" Kaplan & adock!s ynopsis of Psyc"iatry #$e"a%ioral. 5aarta: <@6. +. ette D. ." and @era$do . . 2012" Depression and tempora$ $obe epi$eps represent an epiphenomenon sharing simi$ar neura$ networs: c$inica$ and brain structura$ e9idences. Ar 'europsiuiatr 1(3:1=3-1+0. 10. %as$im usdi. 200. Pengguaan Klinis (at Psikoklinis. 5aarta : agian &$mu edoteran 5iwa *nia Atma 5aa. 11. %udBaddid" <. 200>. Pemahaman dan
Penanganan
Psiosomati
@angguan Ansietas dan Depresi di idang &$mu Penait Da$am.
12. Price A.#." )i$son %.. 200>. Patofisiologi konsep klinis proses prose penyakit. 5aarta : <@6 13. #tah$ #.%. 2002. *ssential Psyc"op"armacology 'euroscientific $asis and Practical Applications. 6ambridge *ni9ersit