LAPORAN PENDAHULUAN LOW BACK PAIN (LBP)
1. Pengertian
Nyeri punggung bawah adalah perasaan nyeri di daerah lumbasakral dan sakroiliakal, sakroiliakal, nyeri pinggang pinggang bawah ini sering sering disertai disertai penjalaran penjalaran ketungkai ketungkai sampai kaki. (Harsono, 2000). Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat dari kerusakan jaringan yang aktual maupun potensial. Peraturan utama dalam merawat pasien dengan nyeri adalah bahwa semua nyeri adalah nyata, meskipun penyebabnya tidak diketahui. Oleh karena itu, keberadaan nyeri adalah berdasarkan hanya pada laporan pasien. ow !a"k Pain adalah nyeri kronik didalam lumbal,biasanya disebabkan oleh oleh terdesak terdesakny nyaa para para #erteb #ertebral ral otot, otot, hernia herniasi si dan regene regenerasi rasi dari dari nu"leu nu"leuss pulposus,osteoartritis dari lumbal sa"ral pada tulang belakang (!runner,$%%%). (!runner,$%%%). 2. Patofisioogi
$. &ekani &ekanisme sme terjad terjadiny inyaa nyeri nyeri pada pada ow !a"k !a"k Pain Pain Nyeri yang ada pada low !a"k Pain 2 ma"am' a. Nyer Nyerii Nosi Nosise sept pti i b. Nyeri Neuropatik !angunan peka nyeri yang terdapat di punggung bawah adalah periosteum, $* $*
bangu anguna nan n
luar luar
ann annulu ulus
ib ibrose rosep ptor tor
(bag (bagia ian n
ib ibrosa rosa
dari ari
disk disku us
inter#ertebralis) ligamentum kapsula artikularis, asia dan otot. +emua banguan terse erseb but
mengand andung
nosis sisept eptor
yang ang
peka
ter terhadap
berba rbagai
stimulus(mekanik, termal, kimiawi). !ila reseptor dirangsang oleh sebagian stimulus lokal akan, dijawab dengan pengeluaran sebagai mediator inlamasi dan dan
subs substan tansia sia
lainn lainnya ya
yang yang
meny menyeba ebabk bkan an
timbu timbulny lnyaa
perse perseps psin inye yeri ri., .,
hiperal hiperalges gesia ia maupun maupun alodin alodinia ia yang yang bertuj bertujuan uan men"eg men"egah ah perger pergeraka akan n untuk untuk memung memungkin kinkan kan berlan berlangsu gsung ng proses proses penyemb penyembuha uhan. n. +alah +alah satu mekani mekanisme sme untu untuk k men" men"eg egah ah keru kerusa saka kan n yang yang lebi lebih h berat berat adala adalah h spasm spasmee otot otot yang yang membatasi pergerakan. +pasme otot ini menyebabkan iskemia dan sekaligus menyebabkan mun"ulnya titik pi"u (trigger points) yang merupakan salah satu kondisi nyeri. Pembungkus syara juga, kaya akan nosiseptor yang merupakan akhiran dari nervi nervorumyang nervorumyang juga berperan sebagai sumber nyeri nosisepti inlam inlamasi, asi, terutam terutamaa nyeri nyeri yang yang dalam dalam dan sulit sulit diloka dilokalis lisir ir.. !erbag !erbagai ai jenis jenis
rangsangan tadi akan mengantisipasi nosiseptor, langsung menyebabkan nyeri dan sensitisasi menyebabkan hiperalgesia. Nyeri yang diakibatkan oleh akti#itas nosiseptor ini disebut nyeri nosisepti. 2. &ekanisme Nyeri Neurepatik Pada !P Nyeri neuropatik adalah nyeri yang didahului atau disebabkan oleh lesi atau disungsi primer pada system syara. Nyeri neuropatik yang sering ditemukan pada !P berupa penekanan atau jeratan radiks syara oleh karena Hernia Nukleus Pulposus (HNP, penyempitan kanalis spinalis, pembengkaan artikulasio atau jaringan sekitarnya, raktur mikro (misalnya penderita osteoporosis), penekanan oleh tumor dan sebagainya. Penanganan pada radiks sara, terdapat 2 kemungkinan' a) Penekanan hanya terjadi pada selaput pembungkus syara yang kaya nosiseptor darinervi nervorum, yang menimbulkan inlamasi, nyeri dirasakan distribusi serabut syara tersebut. nyeri bertambah jika terdapat peperangan serabut syarap, misalnya karena pergerakan. b) Penekanan sampai mengenai serabut syara, sehingga ada kemungkinan terjadi gangguan keseimbangan neuron sensorik melalui pelabuhan molekuler. Perubahan molekuler menyebabkan akti#itas ++ menjadi abnormal, timbul aktiitas ektopik (akti#itas di luar nosiseptor), akumulasi saluran
ion
Natrium
(+-Na
dan
saluran
ion
baru
di
daerah
lesi). Penumpukan +-Na naupun saluran ion baru didaerah lesi menyebabkan timbulnya me"hsnohotsopt yang sangat peka terhadap rangsangan mekanikal maupun termal(hiperagesia mekanikal dan termal). /itemukan juga pembentukan reseptor adrener menyebabkan stress psikologi
yang
mampu
memperberat
nyeri.
kti#itas
ektopik
menyebabkan timbulnya nyeri neuropatik baik yang sepontan seperti parestesia, disestisia, nyeri seperti kesetrum dan sebagainya, yang membedakan dengan nyeri inlamasi maupun yamg dibangkitkan seperti hiperal dan alodinia. erjadinya hiperalgesia dan alodinia pada nyeri n"uropatik juga disebabkan oleh adanya enomena wind-up, P dan perubahan enotip !. Pada nyeri nosisepti, inhibisi meningkat sedang pada nyeri neuropatik terutama disebabkan penurunan reseptor opioid di neuron kornu dorsalis dan peningkatan "holesystokinin (11) yang menghambat kerja reseptor opioid.
!. Etioogi
3mumnya nyeri punggung bawah disebabkan oleh salah satu dari berbagai masalah muskoloskeletal. Nyeri terjadi akibat gangguan muskuloskeletal dapat dipengaruhi oleh akti#itas sebagai berikut' a. 4egangan lumbosakral akut b. etidakstabilan ligamen lumbosakral dan kelemahan otot. ". Osteoartritis tulang belakang. d. +tenosis tulang belakang e. &asalah diskus inter#ertebralis . Perbedaan panjang tungkai g. Pada lansia, akibat raktur tulang belakang, osteoporosis atau metastasis tulang h. Penyebab
lain,
seperti
gangguan
ginjal,
masalah
pel#is,
tumor
retroperitoneal, aneurisma abdominal dan masalah psikosomatik. 5aktor resiko se"ara isiologi. $. 3mur (2060 tahun). 2. urangnya latihan isik. *. Postur yang kurang anatomis. 7. egemukan. 6. +"oliosis parah. 8. HNP. 9. +pondilitis. :. +pinal stenosis ( penyempitan tulang belakang ). %. Osteoporosis. $0. &erokok. 5aktor resiko dari lingkungan. $. 2. *. 7. 6.
/uduk terlalu lama. erlalu lama pada getaran. eseleo atau terpelintir. Olah raga ( golp,tennis,gymnastik,dan sepak bola ). ;ibrasi yang lama.
5aktor resiko dari psikososial. $. etidak nyamanan kerja. 2. /epresi. *. +tress. ". #anifestasi Kini$
$. eluhan nyeri punggung akut maupun kronis atau berlangsung lebih dari dua bulan tanpa perbaikan dan kelemahan. 2. Nyeri bila tungkai ditinggikan dalam keadaan lurus, indikasi iritasi serabut sara.
*. danya spasme otot para#ertebralis (peningkatan tonus otot tulang postural belakang yang berlebihan) 7. Hilangnya lengkungan lordotik lumbal yang normal 6. /itemukan deormitas tulang belakang %. Pe&eri$saan Pen'nang
$. +inar < #ertebra= mungkin memperlihatkan adanya raktur, dislokasi ineksi, osteoartritis atau skoliosis 2. 1omputed tomography atau 1 +"an= berguna untuk mengetahui penyakit yang mendasari, seperti adanya lesi jaringan lunak tersembunyi di sekitar kolumna #ertebralis dan masalah diskus inter#ertebralis. *. 3ltrasonograi atau 3+>, dapat membantu mendiagnosis penyempitan kanalis spinalis. 7. &agneting resonan"e imaging atau &4-, memungkinkan #isualisasi siat dan lokasi patologi tulang belakang 6. &ielogram dan diskogram, di mana sejumlah ke"il bahan kontras disuntukkan ke diskus inter#ertebralis untuk dapat melihat #isualisasi sinar. /apat dilakukan untuk diskus yang mengalami degenaris atau protrusi diskus 8. ;enogram epidural, digunakan untuk mengkaji penyakit diskus lumbalis dengan memperlihatkan adanya pergeseran #ena epidural 9. ?lektromiogram atau ?&> dan pemeriksaan hantaran sara digunakan untuk menge#aluasi penyakit serabut sara tulang belakang atau radikulopati . Penataa$sanaan
+ebagian besar nyeri punggung dapat hilang sendiri dan akan sembuh dalam enam minggu dengan tirah baring, pengurangan stres, dan relaksasi. lien harus tetap ditempat tidur dengan matras yang padat kayu penyangga dan tidak membal selama dua sampai tiga hari. Pergi ke kamar mandi boleh dilakukan, namun kegiatan lain seperti menerima telepon, mengasuh anak, akti#itas umum yang mengakibatkan stres sebaiknya dihindari. lien diposisikan sedemikian rupa sehingga leksi lumbal lebih, yang dapat mengurangi tekanan pada serabut sara lumbal. !agian kepala tempat tidur ditinggikan *0 derajat dan klien sedikit menekuk lututnya, atau berbaring miring dengan lutut dan panggul ditekuk atau posisi melingkar dengan meletakkan bantal di antara lutut dan tungkai sertai menggunakan sebuah
bantalan di bawah kepala. Hindarkan posisi tengkurap karena akan memperberat lordosis. adang klien perlu diberikan penanganan konser#ati akti dan isioterapi. raksi pel#is intermiten dengan beban traksi seberat 9$* kg memungkinkan penambahan leksi lumbal dan relaksasi otot. 5isioterapi ditujukan untuk mengurangi nyeri dan spasme otot. Hindari terapi kolam bergolak bagi klien dengan masalah kardio#askular, karena klien tidak mampu menoleransi #asodilatasi perier masi yang timbul. >elombang ultra akan menimbulkan panas, yang dapat meningkatkan ketidaknyamanan akibat pembengkakan pada stadium akut. Pemberian terapi ini juga perlu dihindari pada klien dengan kanker dan gangguan perdarahan. Perlu diberikan obatobatan untuk menangani nyeri. nalgetik narkotik untuk memutus lingkaran nyeri, relaksan otot, dan obat penenang membuat klien rileks, serta mengurangi otot yang mengalami spasme, sehingga nyeri dapat berkurang. Obat antiinlamasi diberikan untuk mengurangi nyeri. Penggunaan kortikosteroid jangka pendek dapat mengurangi respons inlamasi dan men"egah timbulnya neuroibrosis, yang terjadi akibat iskemia. Penyokong punggung bawah dan bra"e dapat dipakai untuk membatasi gerakan tulang belakang, mengoreksi postur, dan mengurangi stres pada tulang lumbal bawah. rans"utanneous ele"tri"al ner#e stimulation atau ?N+ adalah modalitas mengurangi nyeri nonin#asi yang dapat dibawa kemanamana yang memungkinkan klien berpartisipasi dalam akti#itas dengan nyaman tanpa obat. +timulasi sara elektris transkutan diperkirakan mengurangi nyeri dengan melampaui input nyeri dan perangsangan endorin. Peningkatan mobilitas, kekuatan otot, dan kelenturan dapat di"apai melalui latihan bila klien telah memungkinkan. atihan dimulai se"ara bertahap dan ditingkatkan begitu klien sembuh. atihan hiperekstensi akan memperkuat otot para#ertebralis, latihan leksi meningkatkan kekuatan dan gerakan punggung, sedangkan latihan leksi isometrik memperkuat otot batang tubuh. atihan dilakuakn di bawah pengawasan ahli isioterapi dan disesuaikan dengan kemampuan klien, setiap periode latihan selalu dimulai dengan relaksasi. eknik terbaik dalam mengangkat adalah pengangkatan se"ara diagonal. aki memisah atau terbuka, dengan satu kaki yang dominan sedikit ke depan dari kaki yang lain. -ni memberikan basis penyangga yang lebar, lebih stabil,
lebih bertenaga, dan lebih kuat. ekuk lutut dan berjongkok= jaga punggung tetap lurus dan kepala juga lurus selama mengangkat. Posisi ini memberikan kekuatan yang lebih untuk otot tungkai yang lebih luas dan menjaga keseimbangan punggung. abel $ 1ara !erdiri, /uduk, !erbaring, &engangkat !arang, dan atihan dengan !enar No $
2
Posisi !erdiri
/uduk
Cara
$. Hindari berdiri dan berjalan lama 2. !ila harus berdiri lama, istirahatkan salah satu kaki pada pijakan ke"il atau kontak untuk mengurangi terjadi lordosis. *. Hindari posisi kerja membungkuk ke arah depan $. +tres pada punggung akan lebih besar pada posisi duduk dan pada posisi berdiri 2. Hindari duduk dalam waktu yang lama *. /uduk pada kursi dengan posisi punggung tegak dengan dukungan punggung yang memadai 7. Pergunakan pijakan kaki untuk memposisikan lutut lebih tinggi dari pinggul bila perlu 6. Hilangkan rongga pada punggung dengan "ara duduk dengan posisi @bokong ke depanA 8. Hindari ekstensi lutut dan pinggul. etika mengendarai mobil, dorong kursi ke depan agar terasa nyaman 9. Pertahankan penyangga punggung :. indungi terhadap regangan ekstensi= meraih, mendorong, duduk dengan
*
!erbaring
tungkai lurus %. /uduk dan berjalan se"ara bergantian $. -stirahat t ubuh p ada w aktu t ertentu, k arena k elelahan d apat m enyebabkan spasme otot punggung. 2. etakkan papan yang keras di bawah kasur agar dapat mempertahankan kesejajaran tubuh. *. Hindari tidur tengkurap. 7. etika berbaring pada salah satu sisi, letakkan sebuah bantal di bawah kepala dan sebuah lagi antara kedua tungkai, yang harus dileksikan pada pinggul dan lutut. 6. etika terlentang, gunakan sebuah bantal di bawah lutut untuk mengurang
7
&engangkat
lordosis $. +aat mengangkat barang, jaga agar punggung tetap lurus dan angkat beban sedekat mungkin dengan tubuh. ngkat dengan otot tungkai besar, bukan dengan otot punggung. 2. indungi punggung dengan korset penyangga punggung ketika mengangkat barang *. Bongkok dan pertahankan punggung tetap lurus bila akna mengambil sesuatu di
lantai 7. Hindari memuntir batang tubuh, mengangkat di atas pinggang dan menjangkau 6
atihan
sesuatu untuk waktu lama $. atihan harian sangat penting dalam pen"egahan masalah punggung 2. !erjalan di luar rumah dan se"ara bertahap meningkatkan jarak dan ke"epatan berjalan sangat dianjurkan *. akukan latihan punggung yang dianjurkan dua kali sehari, tingkatkan latihan se"ara bertahap 7. Hindari gerakan melompat
*. Pe&eri$saan Diagnosti$
$. Neuroisiologik a. ?le"tromyography (?&>) b. Need ?&> dan HreleC dianjurkan bila dugaan disungsi radiks lebih dari *7 minggu ". !ila diagnosis radikulapati sudah pasti se"ara pemeriksaan klinis, pemeriksaan elektroisiologik tidak dianjurkan. d. +omatosensory ?#oked Potensial (++?P). !erguna untuk stenosis kanal dan mielopati spinal. 2. 4adiologik a. b. ". d. e.
5oto polos. idak direkomendasikan untuk e#aluasi rutin penderita NP!. /irekomendasikan untuk menyampingkan adanya kelainan tulang. &ielograi, mielo1, 1+"an, &agnetik 4esonan"e -maging (&4-) /iindikasikan untuk men"ari penyebab nyeri antara lain tumor, HNP
perlengketan . /is"ography tidak direkomendasikan pada NP! oleh karena in#asi#e *. aboratorium a. aju endap darah, darah perier lengkap, 1rea"ti protein (14P), aktor rematoid, osatase alkali asam, kalsium (atas indikasi) b. 3rinalisa, berguna untuk penyakit non spesiik seperti ineksi, hematuri ". ikuor serebrospinal (atas indikasi)
Konse+ As',an Ke+era-atan 1. Peng$aian
$) namnesis -dentitas pasien meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa, tanggal dan jam masuk rumah sakit, nomor register, diagnosis medis. HNP terjadi pada umur pertengahan, kebanyakan pada jenis kelamin pria dan pekerjaan atau akti#itas berat (mengangkat benda berat atau mendorong benda berat). eluhan utama yang sering menjadi alasan klien untuk meminta pertolongan kesehatan adalah nyeri punggung bawah. a. Propo"ati paliati' danya riwayat trauma (mengangkat atau mendorong benda berat). b. Duality Duantity' +iat nyeri seperti ditusuktusuk atau seperti disayat, mendenyut, seperti kena api, nyeri tumpul yang terusmenerus. aji penyebaran nyeri, apakah bersiat radikular atau nyeri a"uan (reered pain). Nyeri bersiat menetap, atau hilang timbul, semakin lama semakin nyeri. Nyeri bertambah hebat karena adanya aktor pen"etus seperti
gerakangerakan pinggang batuk atau mengedan, berdiri atau duduk atau jangka waktu yang lama dan nyeri berkurang bila dibuat istirahat atau berbaring. +iat nyeri khas dari posisi berbaring ke duduk, nyeri mulai dari pantat dan menjalar ke bagian belakang lutut, kemudian ketungkai bawah. Nyeri bertambah bila ditekan didaerah 6+$ (garis antara dua krista iliaka). ". 4egion' etak atau lokasi nyeri, minta klien menunjukkan nyeri dengan setempattempatnya sehingga letak nyeri dapat diketahuai dengan "ermat. d. +a#erity' Pengaruh posisi tubuh atau anggota tubuh berkaitan dengan akti#itas tubuh, posisi yang bagaimana yang dapat meredakan rasa nyeri dan memperberat nyeri. kti#itas yang menimbulkan nyeri seperti berjalan, menuruni tangga, menyapu, dan gerakan yang mendesak. Obat obatan yang sedang diminum seperti analgesik, berapa lama klien menggunakan obat tersebut. e. ime' +iatnya akut, sub akut, perlahanlahan atau bertahap, bersiat menetap, hilang timbul, semakin lama semakin nyeri. Nyeri pinggang bawah yang intermiten (dalam beberapa minggu sampai beberapa tahun). 2) 4iwayat Penyakit +aat -ni aji adanya riwayat trauma akibat mengangkat atau mendorong benda yang berat, pengkajian yang dapat meliputi keluhan paraparesis lisid, parestesia, dan retensi urine. eluhan pada punggung bawah, ditengahtengah area pantat dan betis, belakang tumit, dan telapak kaki. lien sering mengeluh kesemutan (parastesia) atau baal bahkan kekuatan otot menurun sesuai dengan distribusi persaraan yang terlibat. Pengkajian riwayat menstruasi, adneksitis dupleks kronis, yang juga bisa minimbulkan nyeri pinggang bawah yang keluhannya hampir mirip dengan keluhan nyeri HNP sangat diperlukan untuk penegakkan masalah klien lebih komprehensi dan memberikan dampak terhadapinter#ensi keperawatan selanjutnya. *) 4iwayat Penyakit /ahulu Pengkajian yang perlu ditanyakan meliputi apakah klien pernah menderita tuberkolosis tulang, osteomielitis, keganasan (mieloma multipleks), dan metabolik (osteoporosis) yang semua penyakt ini sering berhubungan dengan kejadian dan meningkatkan resiko terjadinya herniasi nukleus pulposus (HNP).
Pengkajian lainnya adalah menanyakan adanya riwayat hipertensi, riwayat "idera tulang belakang, diabetes melitus, dan penyakit jantung. Pengkajian ini berguna sebagia data untuk melakukan tindakan lainnya dan menghindari komplikasi. 7) 4iwayat Penyakit eluarga &engkaji adanya anggota generasi terdahulu yang menderita hipertensi dan diabetes militus. 6) Pengkajian Psiko+osio+piritual Pengkajian mekanisme koping yang digunakan klien perlu dilakukan untuk menilai respon emosi klien terhadap penyakit yang dideritanya, perubahan peran klien dalam keluarga dan masyarakat, dan respon atau pengaruhnya
dalam
kehidupan
sehariharinya
baik
dalam
keluarga
ataupun dalam masyarakat, apakah klien mengalami dampak yang timbul akibat penyakit seperti ketakutan akan ke"a"atan, rasa "emas, rasa ke tidak mampuan untuk melakukan akti#itas se"ara optimal, dan pandangan terhadap dirinya yang salah (gangguan "itra tubuh). danya perubahan berupa paralisis anggota gerak bawah memberikan maniestasi berbeda pada setiap klien yang mengalami gangguan pada tulang belakang. +emakin lama klien menderita paraparise tersebut, maka makin akan bermaniestasi pada koping yang tidak eekti. 8) Pemeriksaan 5isik +etelah melakukan anamnesis yang mengarah pada keluhankeluhan klien, pemeriksaan isik sangat berguna untuk mendukung data dari pengkajian anamnesa. Pemeriksaan isik sebaiknya dilakukan perissitem dan terarah (!$ !8) dengan okus pemeriksaan isik pada !* (!rain) dan !8 (!one) dan dihubngkan dengan keluhan klien. a. eadaan 3mum, pada HNP keadaan umum biasanya tidak mengalami penurunan kesadaran. danya perubahan padatandatanda #ital brakikardi, hipotensi yang berhubungan dengan penurunan akti#itas karena adanya paraparise. $. !$ (!reating) jika tidak mengganggu sistem pernapasan biasanya pada pemeriksaan'
a)
-nspeksi, ditemukan klien tidak mengalami batuk, tidak sesak napas ,
dan rekuensi pernapasan normal. b) Palpasi, ditemukan taktil remitus kiri dan kanan. ") Perkusi, ditemukan adanya sura resonan pada seluruh lapang paru. d) uskultasi, ditemukan tidak terdengar bunyi napas tambahan. 2. !2 (!lood), bila tidak ada gangguan pada sistem kardio#askuler, biasanya kualitas dan rekuensi nadi normal, tekanan darah normal. Pada auskultasi, tidak ditemukan bunyi jantung tambahan. *. !* (!rain), merupakan pemeriksaan okus
yang
lebih
lengkap
dibandingkan pengkajian pada sistem yang lain. -nspeksi umum, kur#atura yang berlebihan, pendataran arkus lumbal, adanya anglus, pel#is miringasimetris,
postur
tungkai
yang
abnormal.
Hambatan
pada
pergerakan punggung, pel#is dan tungkai selama bergerak. 7. !7 (!ladder), kaji keadaan urine. Penurunan jumlah urine dan peningkatan retensi "airan dapat terjadi akibat menurunya perusi pada ginjal. 6. !6 (!owel), pemenuhan nutrisi kurang karena adanya mual dan asupan nutrisi yang kurang. akukan pemeriksaan rongga mulut dengan melakukan penilaian ada tidaknya lesi pada mulut atau perubahan pada lidah. Hal ini dapat menunjukkan adanya dehidrasi. 8. !8 (!one), adanya kesulitan dalam berakti#itas dan menggerakkan badan karena danya nyeri, kelemahan,kehilangan sensori, dan mudah lelah menyebabkan
masalah padapola
akti#itas
dan
istirahat. -nspeksi, kar#atura yang berlebihan, pendataran arkus lumbal, adanya angulus, pel#is yang miringasimetris, muskulatur para#ertebral atau bokong yang asimetris, postur tungkai yang abnormal. danya kesulitan atau hambatan dalam melakukan pergerakan punggung, pel#is dan
tungkai
selama
bergerak. Palapasi,
ketika
meraba
kolumna
#ertebratalis, "ari kemungkinan adanya de#iasi kelateral antroposterior. Palapsi pada daerah yang ringan rasa nyerinya kearah yang paling terasa nyeri. b. ingkat esadaran' ingkat kesadaran klien biasanya kompos mentis. ". Pemeriksaan ungsi serebri' +tatus mental, obser#asi penampilan klien dan tingkah lakunya, nilai gaya bi"ara klien dan obser#asi ekspresi wajah, dan akti#itas motirik. +tatus mental klien yang telah lama menderita HNP biasanya mengalami perubahan. d. Pemeriksaan sara kranial
•
araf I, biasanya pada klien HNP tidak ada kelainan dan ungsi
• •
pen"iuman tidak ada kelainan. araf II, hasil tesketajaman penglihatan biasanya normal. araf III/ I0/ an 0 , klien biasanya mengalami kesulitan mengangkat
•
kelopak mata, pupil isokor. araf 0I/ pada klien HNP umumnya tidak ditemukan paralisis pada
• • • • •
otot wajah dan releks kornea biasanya tidak ada kelainan. araf 0II/ persepsi penge"apan dalam bats normal, wajah simetris. araf 0III/ tidak ditemukannya tuli kondukti dan tuli persepsi. araf I an / kemampuan menelan baik. araf I/ tidak ada atroi otot sternokleidomastoideus dan trapeEius. araf II/ lidah simetris, tidak ada de#iasi pada satu sisi dan tidak ada asikulasi, indra penge"apan normal.
e. +istem motorik $. aji kekuatan leksi dan ekstensi tungkai atas, tungkai bawah, kaki dan ibu jari, dan jari lainnya dengan memeinta klien untuk melakukan gerak leksi dan ekstensi lalu menahan gerakan tersebut. 2. /itemukan atropi otot pada meleolus atau kaput ibula dengan membandingkan kanan dan kiri. *. 5akulasi (kontraksi in#olunter yang bersiat halus) pada otototot tertentu. . Pemeriksaan releks $. 4eleks a"hilles pada HNP 76 negati. 2. 4elek lututpatella pada HNP lateral di 76 negati. g. +istem sensorik' akukan pemeriksaan rasa raba, rasa sakit, rasa suhu, rasa dalam dan rasa getar untuk menentukan dermatom yang terganggu sehigga dapat ditentukan pula radiks yang terganggu. Palpasi dan perkusi harus dikerjakan dengan hatihati atau halus sehingga tidak memebingungkan klien. Palapasi dilakukan pada daerah yang ringan rasa nyerinya ke arah yang paling terasa nyeri. 2. Diagnosa $e+era-atan
!erdasarkan pengkajian diagnosis keperawatan yang dapat ditemukan pada klien yang mengalami nyeri punggung bawah adalah sebagai berikut. $. Nyeri akut b.d agen injuri (isik muskuloskeletal) dan system syara
#as"ular)
2. erusakan mobilitas isik berhubungan dengan nyeri, spasme otot, dan berkurangnya kelenturan *. urang pengetahuan berhubungan dengan teknik mekanika tubuh melindungi punggung 7. Perubahan peran berhubungan dengan gangguan mobilitas dan nyeri kronik !. Ren3ana Ke+era-atan
$. /iagnosis eperawatan' Nyeri akut b.d agen injuri (isik muskuloskeletal) dan system syara
#as"ular)
indakan' +etelah dilakukan tindakan keperawatan selama *C27 jam, nyeri klien berkurang (skala 02) riteria Hasil' .
lien mengalami berkurang atau hilangnya nyeri'
$.
-stirahat dengan nyaman
2.
&engubah posisi dengan nyaman
*.
Nyeri hilang melalui penggunaan modalitas isik, teknik psikologis dan meditasi
7.
&enghindari ketergantungan obat
!.
andatanda #ital klien normal
$.
+uhu'*8,6*9,6 derajat 1elsius
2.
44'$827Cmenit
*.
ekanan darah'$$0$*090%0mmHg
7. Nadi' 80%0Cmenit No Inter4ensi $ /orong klien untuk tirah baring dan perubahan posisi, untuk memperbaiki
Rasiona &emperbaiki posisi lumbal untuk mengurangi
rasa nyeri yang dirasakan klien.
2
posisi lumbal jarkan klien teknik relaksasi untuk /engan teknik relaksasi untuk mengalihkan
*
mengontrol dan menyesuaikan nyeri perhatian nyeri. jarkan dan anjurkan untuk melakukan /engan melakukan pernapasan diaragma dapat pernapasan
7
untuk mengurangi tegangan otot 3payakan untuk mengalihkan perhatian klien'
6
diaragma mengurangi tegangan otot sehingga klien dapat
memba"a,
rileks dan nyeri klien berkurang /engan mengalihkan perhatian, nyeri klien
ber"akap"akap, yang dirasakan dapat berkurang
menonton ; !erikan masase jaringan lunak dengan
&emberikan
masase
pada
jaringan
lunak
lembut, untuk mengurangi spasme otot,
dengan lembut dapat memberikan rasa rileks,
memperbaiki
peredaran
untuk mengurangi spasme otot, memperbaiki
mengurangi
bendungan,
darah,
dan peredaran darah, mengurangi bendungan, dan
mengurangi nyeri mengurangi nyeri Paham, ajarkan, dan bantu klien "ara /engan memberikan pemahaman, pengajaran penggunaan
?N+,
karena
dapat
menyebabkan distritmia
dan bantu klien dapat mengerti tindakan keperawatan yang dilakukan pada klien dank lien
9
dapat
mendemonstrasikan
tindakan
1atat respons klien terhadap berbagai
keperawatan /engan men"atat
modalitas penatalaksanaan nyeri !erikan obat sesuai order
memberikan tindakan klien selanjutnya /engan memberikan obat sesuai order akan
respon
klien
dapat
memberikan ketepatan terapi yang diberikan oleh klien. 2. /iagnosis eperawatan' erusakan mobilitas isik berhubungan dengan nyeri, spasme otot, dan berkurangnya kelenturan ujuan' setelah dilakukan tindakan keperawatan selama *C27 jam, klien dapat mengalami mobilitas isik riteria Hasil .
lien menunjukkan kembalinya mobilitas isik'
$) kembali ke akti#itas semula se"ara bertahap, 2) menghindari posisi yang menyebabkan ketidaknyamanan dan spasme otot *) meren"anakan atau jadwal istirahat baring setiap hari !.
andatanda #ital klien normal
$)
+uhu'*8,6*9,6 derajat 1elsius
2)
44'$827Cmenit
*)
ekanan darah'$$0$*090%0mmHg
7) Nadi' 80%0Cmenit No Inter4ensi $ menantau se"ara kontinu 2
mobilitas
&emantau
Rasiona se"ara kontinu
mobilitas
akan
isik klien, bergerak dan berdiri !antu klien merubah posisi se"ara
mengetahui akti#itas klien /engan merubah posisi klien se"ara perlahan
perlahan
akan meningkatkan latihan mobilitas isik pada
*
7
6
jarkan klien "ara yang tepat turun
klien /engan memberikan "ara yang tepat turun dari
dari tempat tidur, dengan nyeri minimal
tempat tidur, hal ini untuk men"egah terjadinya
injuri dan nyeri +ampaikan dan ingatkan klien tidak >erakan memutar
dan
melenggok
akan
boleh melakukan gerakan memutar dan
meningkatkan nyeri pada klien.
melenggok /orong klien melakukan ganti posisi,
/engan terus melakukan pergantian posisi
berbaring, duduk, berjalan. Namun berbaring, duduk, berjalan akan meningkatkan
8
tidak boleh dalam waktu yang lama
mobilitas
isik
dan
mengurangi
terus menerus !uat jadwal periode istirahat berbaring
kerusakan integument klien /engan membuat jadwal
terjadinya
periode
istirahat
di tempat tidur beberapa kali sehari berbaring akan memaksimalkan pengurangan 9
bersamasama klien. /orong klien untuk mematuhi jadwal
nyeri pada klien. /engan mematuhi latihan yang dibuat akan
latihan
memberikan
yang
sudah
dbuat
dan
meningkat latihan se"ara bertahap
latihan maksimalkan mobilitas
klien.
*. /iagnosis eperawatan' urang pengetahuan berhubungan dengan teknik mekanika tubuh melindungi punggung ujuan' setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 7 j am, klien memahami teknik mekanika tubuh melindungi punggung .
lien menunjukkan mekanika tubuh yang memelihara punggung'
$) Perbaikan postur 2) &engganti posisi sendiri untuk meminimalkan stres pada punggung *) &emperlihatkan penggunaan mekanika tubuh yang baik 7) !erpartisipasi dalam program latihan !.
andatanda #ital klien normal
$)
+uhu'*8,6*9,6 derajat 1elsius
2)
44'$827Cmenit
*)
ekanan darah'$$0$*090%0mmHg
7) Nadi' 80%0Cmenit No Inter4ensi $ jarkan klien "ara berdiri, duduk, berbaring,
dan
mengangkat
barang
/engan
Rasiona mengajarkan klien,
klien
dapat
mendemonstrasikan tindakan keperawatan yang
2
dengan benar &enganjurkan atau mengganti sepatu
*
sandal dengan yang bertumit rendah mengurangi terjadinya "edera pada klien. njurkan klien untuk mengistirahatkan /engan mengistirahatkan salah satu kaki, klien salah
satu
kaki,
bagi
klien
yang
diberikan /engan menggunakan bertumit rendah akan
dapat mengurangi "edera pada klien
terpaksa berdiri lama untuk mengurangi 7
lordosis lumbal njurkan klien untuk melihat postur lien
mengetahui
mendemonstrasi
dalam
yang benar melalui "ermin= latih postur memberikan postur yang benar 6
dada membusung dan perut mengempis Belaskan bahwa mengun"i lutut saat
&engun"i lutut saat berdiri dan membungkuk
berdiri dan membungkuk ke depan
ke depan dapat memberikan nyeri pada klien
dalam waktu yang lama harus dihindari
DA56AR PU6AKA
!runner F +uddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. ?disi :, ;olume *. lih !ahasa &oni"a ?ster, +P. ?>1' Bakarta. ukman. Nurna Ningsih. 200%. Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Sistem Muskuloskeletal. +alemba &edika' Bakarta. Gim de Bon. $%%9. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi Revisi. etakan I. Bakarta' ?>1