Laporan Praktek Kerja Lapangan
USAHA PETERNAKAN AYAM PEDAGING PETERNAKAN PLASMA PT. BINTANG SEJAHTERA BERSAMA DI KABUPATEN MAROS SULAWESI SELATAN
Oleh : Ian Roni Rezky Raja Rio M. Sigalingging I11111336
PROGRAM STUDI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2014
i
HALAMAN PENGESAHAN
Nama
: Ian Roni Rezky Raja Rio M. Sigalingging
Nim
: I111 11 336
Judul
: Usaha Peternakan Ayam Pedaging Peternakan Plasma PT. Bintang Sejahtera Bersama di Kabupaten Makassar Sulawesi Selatan.
Makassar,
Februari 2015
Telah disetujui,
Koordinator PKL
Pembimbing Utama
Dr. Syahdar Baba, S.Pt, M.Si NIP. 19731217 200312 1 001
Prof. Dr. Ir. Djoni Prawira Rahardja, M.Sc NIP. 19540505 198103 1 010
Mengetahui : Ketua Program Studi Peternakan
Prof. Dr. drh. Hj. Ratmawati Malaka, M.Sc. NIP. 19640712 198911 2 002
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktek Kerja Lapangan yang berjudul “Usaha Peternakan Ayam Pedaging Peternakan Plasma PT. Bintang Sejahtera Bersama di Kabupaten Maros Sulawesi Selatan”, sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan tugas dari mata kuliah Praktek Kerja Lapangan. Pada kesempatan ini penulis berterima kasih kepada Bapak Abdul Kadir, S.Pt selaku pembimbing lapangan dan Bapak Prof. Dr. Ir. Djoni Prawira Rahardja, M.Sc selaku pembimbing utama dalam kegiatan Praktek Kerja Lapangan yang telah mencurahkan perhatian untuk membimbing dan mengarahkan penulis hingga dapat menyelesaikan kegiatan Praktek Kerja Lapangan ini. Penulis mengharapkan agar laporan Praktek Kerja Lapangan ini dapat memberi wawasan yang luas bagi pembaca hingga dapat membantu dalam solusi untuk kegiatan-kegiatan yang bersangkutan. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dan mungkin masih terdapat kekurangan maupun kesalahan. Oleh karena itu kritik dan saran perbaikan sangat diharapkan. Makassar , Januari 2015
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL ..................................................................................
i
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................
ii
KATA PENGANTAR ................................................................................
iii
DAFTAR ISI ...............................................................................................
iv
DAFTAR TABEL ......................................................................................
vi
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................
vii
BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang ................................................................................. Maksud dan Tujuan ..........................................................................
1 2
BAB II. METODE PRAKTEK KERJA LAPANGAN Waktu dan Tempat Pelaksanaan ...................................................... Aspek yang Dikaji ........................................................................... Teknik Pengumpulan Data ............................................................... Sumber Data .....................................................................................
3 3 3 4
BAB IV. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN PETERNAKAN INTIPLASMA PT. BINTANG SEJAHTERA BERSAMA A. Keadaan Peternakan Plasma PT. Bintang Sejahtera Bersama .... B. Keadaan Perusahaan Inti PT. Bintang Sejahtera Bersama .........
6 9
BAB V. KEADAAN UMUM PT. BINTANG SEJAHTERA BERSAMA Aspek Panca Usaha Ternak pada Pemeliharaan Ayam Pedaging di Peternakan Plasma PT. Bintang Sejahtera Bersama............................................................................................. 1. Bibit Ayam Pedaging ................................................................. 2. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit ................................... 3. Aspek Perkandangan ................................................................... 4. Aspek Pemasaran .........................................................................
17 17 19 25 31
iv
BAB V. MANAJEMEN PAKAN AYAM PEDAGING Aspek Manajemen Pakan di Peternakan Plasma PT. Bintang Sejahtera Bersama ........................................................................... KESIMPULAN ..........................................................................................
36 45
v
DAFTAR TABEL
No.
Teks
Halaman
1.
Hak dan Kewajiban Peternak sebagai Pihak Plasma .............................
12
2.
Hak dan Kewajiban Perusahaan sebagai Pihak Inti ...............................
13
3.
Sarana dan Prasarana PT. Bintang Sejahtera Bersama ..........................
16
4.
Program Obat dan Vaksinasi untuk 100 ekor Ayam Pedaging PT. Bintang Sejahtera Bersama ....................................................................
5.
Data Penjualan Ayam di Peternakan Plasma PT. Bintang Sejahtera Bersama ..................................................................................................
6.
40
Program Puasa Makan yang Disarankan PT. Bintang Sejahtera Bersama ..................................................................................................
8.
33
Frekuensi Pemberian Pakan yang Disarankan dari Perusahaan Inti PT. Bintang Sejahtera Bersama .....................................................................
7.
23
41
Data Penimbangan Rata-rata Berat Badan Ayam mungguan di Peternakan Plasma PT. Bintang Sejahtera Bersama yang Diamati .......
43
vi
DAFTAR GAMBAR
No.
Teks
Halaman
1.
Struktur Organisasi PT. Bintang Sejahtera Bersama .............................
13
2.
Data Label Box DOC dari PT. Satwa Utama Raya ...............................
18
3.
Nekropsi pada Sampel Penyakit Kolibasilosis oleh Dokter Hewan ......
20
4.
Vaksinasi ND Clone Melalui Air Minum ..............................................
22
5.
Program Sanitasi Penyemprotan Desinfentan Sevin ..............................
25
6.
Konstruksi Kandang Peternakan Plasma PT. Bintang Sejahtera Bersama ..................................................................................................
26
7. 8.
Atap Kandang Peternakan Plasma PT. Bintang Sejahtera Bersama ...... Berbagai Macam Tipe Atap Kandang ....................................................
28 29
9.
Dinding Kandang Peternakan Plasma PT. Bintang Sejahtera Bersama .
30
10.
Lantai Kandang Peternakan Plasma PT. Bintang Sejahtera Bersama ....
31
11.
Proses Pemanenan Hasil ........................................................................
32
12.
Label berbagai macam Pakan di PT. Bintang Sejahtera Bersama .........
37
13.
Proses Konsumsi Pakan .........................................................................
39
14.
Kegiatan Penimbangan Berat Badan Mingguan ....................................
42
vii
DAFTAR LAMPIRAN
No.
Teks
Halaman
1. Foto Bersama Keluarga Bapak Jumardin (Pihak Peternakan Plasma)..........
46
2. Foto Perusahaan Inti Bintang Sejahtera Bersama (Pihak Perusahaan Inti) ..
47
3. Peta Lokasi Jarak Perusahaan Inti-Peternakan Plasma PT. Bintang Sejahtera Bersama ........................................................................................
48
viii
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang Negara Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang. Seiring dengan naiknya pendapatan perkapita penduduk Indonesia, meningkat pula kebutuhan akan protein hewani. Masyarakat semakin menyadari akan pentingnya protein hewani bagi pertumbuhan jaringan tubuh. Salah satu sumber protein adalah daging ayam pedaging. Ditinjau dari nilai gizinya, daging ayam pedaging tidak kalah dibandingkan dengan daging dari ternak lain. Selain itu daging ayam pedaging mudah didapatkan dan harganya relatif murah, karena pemeliharaan ayam pedaging relatif singkat yaitu 35 hari. Ayam broiler adalah galur ayam hasil rekayasa genetik yang memiliki karakteristik ekonomis dengan ciri khas pertumbuhan cepat sebagai penghasil daging, masa panen pendek dan menghasilkan daging berserat lunak, timbunan daging baik, dada lebih besar dan kulit licin (North and Bell, 1990). Ada tiga aspek sebagai tiang utama dalam pemeliharaan ayam pedaging yaitu aspek bibit, aspek pakan, dan aspek manajemen. Aspek bibit menyangkut genetik dan fenotip yang diperoleh dalam proses pembibitan untuk menghasilkan final stock. Aspek bibit dapat dipengaruhi oleh aspek pakan yang menentukan selama proses produksi berlangsung. Aspek pakan menyangkut kandungan nutrisi, konsumsi pakan, hingga efisiensi/konversi pakan itu sendiri. Keseluruhan metode dari pengaruh aspek pakan disebut aspek manajemen pakan.
1
Aspek manajemen pakan merupakan tata kelola dalam pemeliharaan ayam pedaging dengan berobjek pada pengaruh perlakuan pada aspek pakan yang bertujuan pada keberhasilan usaha peternakan ayam pedaging. Produksi daging yang tinggi tidak lepas dari manajemen pakan yang baik. Maka perlu mengetahui bagaimana aspek manajemen pakan dalam pemeliharaan ayam pedaging. Hal inilah yang melatarbelakangi dilaksanakannya praktek kerja lapangan mengenai Aspek Manajemen Pakan pada Pemeliharaan Ayam Pedaging di Peternakan Plasma PT. Bintang Sejahtera Bersama. Maksud dan Tujuan Maksud dari kegiatan Praktek Kerja Lapangan mengenai aspek manajemen pakan ayam pedaging adalah untuk mengkaji aspek manajemen pakan pada pemeliharaan ayam pedaging, serta mengkaji aspek umum berupa aspek bibit, aspek penyakit, aspek kandang, dan aspek pemasaran di peternakan plasma PT. Bintang Sejahtera Bersama. Tujuan dari kegiatan Praktek Kerja Lapangan mengenai aspek manajemen pakan ayam pedaging adalah untuk mengetahui aspek manajemen pakan pada pemeliharaan ayam pedaging, serta mengetahui aspek umum berupa aspek bibit, aspek penyakit, aspek kandang, dan aspek pemasaran di peternakan plasma PT. Bintang Sejahtera Bersama.
2
BAB II METODE PRAKTEK KERJA LAPANGAN
Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan mengenai pengaruh kondisi kandang dan lingkungannya terhadap produksi ayam pedaging dilaksanakan mulai tanggal 14 November 2014 sampai tanggal 26 Desember 2014 yang bertempat di Perusahaan Peternakan Intiplasma Ayam Pedaging PT. Bintang Sejahtera Bersama dengan pola inti-plasma di Dusun Tangnga, Desa Purna Karya, Kecamatan Tanralili, Kabupaten Maros. Aspek yang dikaji Beberapa aspek yang dikaji pada praktek kerja lapangan ini adalah : 1. Keadaan umum dari perusahaan diantaranya sejarah perusahaan, kondisi perusahaan, struktur organisasi, personalia perusahaan, serta sarana dan prasarana di perusahaan dan peternakan inti-plasma PT. Bintang Sejahtera Bersama. 2. Aspek Panca Usaha Ternak mencakup aspek bibit, penyakit, perkandangan, dan pemasaran, khusus yaitu aspek manajemen pakan ayam pedaging di peternakan plasma PT. Bintang Sejahtera Bersama. Teknik Pengumpulan Data Data yang diperlukan harus akurat sehingga tercapai keyakinan akan suatu kebenaran untuk memperoleh data-data yang relevan. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut: 1. Pengamatan ( observasi )
3
Pengumpulan data yang dilakukan dengan mengamati langsung hal-hal yang berhubungan dengan pelaksanaan magang. 2. Magang Kerja Pengumpulan data dengan cara mengikuti kegiatan-kegiatan yang berlangsung di perusahaan melalui bekerja dan berdiskusi dengan karyawan perusahaan. 3. Wawancara ( Interview) Proses untuk mendapatkan informasi dengan cara tanya jawab secara langsung dengan responden. Responden yang diwawancarai adalah manajer operasional, Technical Service, maupun anak kandang perusahaan. 4. Pencatatan ( Recording ): Proses pengumpulan data dengan cara mencatat setiap hal yang berkaitan dengan pelaksanaan magang di perusahaan. 5. Dokumentasi Pengumpulan data dengan cara mendokumentasikan berbagai kegiatan yang dilakukan. 6. Studi Pustaka Pengumpulan data dengan cara memanfaatkan data yang tersedia, yang berhubungan dengan kegiatan magang. Data yang dimaksud dapat berupa buku, jurnal, arsip, dan lain sebagainya yang relevan dan informatif. Sumber Data Sumber data yang diperoleh berdasarkan sifat yang dikumpulkan ada dua jenis yaitu :
4
1. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari responden. Dalam pelaksanaan kegiatan Praktek Kerja Lapangan ini data primer didapat dari wawancara dengan Manajer Perusahaan, Technical Service, Karyawan, dan masyarakat sekitar perusahaan. 2. Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dari sumber. Dalam kegiatan Praktek Kerja Lapangan ini menjadi sumber data sekunder yaitu diambil dari buku, arsip, dan jurnal yang berhubungan dengan kegiatan magang.
5
BAB III KEADAAN UMUM PERUSAHAAN PETERNAKAN INTI-PLASMA PT. BINTANG SEJAHTERA BERSAMA
A. Keadaan Peternakan Plasma PT. Bintang Sejahtera Bersama 1. Letak Geografis Peternakan Peternakan plasma ayam pedaging milik Bapak Jumardin yang bermitra dengan PT. Bintang Sejahtera Bersama sebagai perusahaan inti ini terletak di Dusun Tangnga, Desa Purna Karya, Kecamatan Tanralili, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. Kondisi topografi Kecamatan Tanralili umunya datar dan bergelombang, hanya sebagian kecil yang berbukit dan bergunung, dengan letak antara 119° 34' 11.9”- 119° 40' 48" BT dan 5° 2' 59.9" - 5° 10' 47.9" LS. Secara umum berada pada tipe ekosistem dataran rendah dengan ketinggian di bawah 500 m di atas permukaan laut (dpl). Letak peternakan plasma yang bermitra dengan PT. Bintang Sejahtera Bersama ini cukup strategis untuk peternakan ayam pedaging, dengan lingkungan perbukitan yang cukup jauh dari pemukiman dan suhu kandang sekitar 31,8oC. 2. Sejarah Peternakan Peternakan plasma ayam pedaging PT. Bintang Sejahtera Bersama milik bapak Jumardin berlokasi di Dusun Tangnga, Desa Purna Karya, Kecamatan Tanralili, Kabupaten Maros. Pemilik peternakan adalah Bapak Jumardin yang mulai beternak pada tahun 2013. Pada mulanya usaha yang ditekuni merupakan usaha rumah tangga perseorangan dengan berbagai permasalahan pribadi yang telah dialami, kemudian
6
pada tahun 2013 mengalihkan usaha dari pertambangan emas ke pemeliharaan ayam pedaging dengan kapasitas awal sebesar 4.500 ekor. Peternakan tersebut dimulai dengan mengadakan kerjasama inti-plasma dengan PT Bintang Sejahtera Bersama. Selain melakukan usaha ternak ayam pedaging Bapak Jumardin tidak memiliki pekerjaan sampingan lainnya karena memilh untuk fokus di usahanya tersebut. Peternakan plasma ayam pedaging PT. Bintang Sejahtera Bersama milik bapak Jumardin telah melakukan pemeliharaan ayam pedaging selama 3 periode panen dengan pembelajaran awal hingga saat ini dari bantuan teman atau keluarga di sekitar lokasi yang sama beternak ayam pedaging. 3. Kondisi Peternakan Peternakan ayam yang digunakan dalam kegiatan magang terletak di Desa Purna Karya Kecamatan Tanralili Kabupaten Maros. Lokasi peternakan plasma PT. Bintang Sejahtera Bersama ini sebelah utara berbatasan dengan Desa Lekopancing, sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Mandai, Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Tompo Bulu, dan sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Gowa. Lokasi peternakan plasma PT. Bintang Sejahtera Bersama ini terletak kurang lebih 8 km dari Ibu Kota Kabupaten dan jarak lokasi peternakan dengan pemukiman kurang lebih 500 m, sedangkan jarak lokasi peternakan dengan peternakan lain kurang lebih 300 m. Suhu lokasi peternakan adalah 27-31˚C. Pendirian peternakan ini telah memperoleh izin dari Kepala Desa dan warga masyarakat setempat yang menyatakan tidak keberatan adanya Usaha Peternakan ayam Broiler tersebut. Kandang terletak bersebelahan atau 10 meter dari rumah Bapak Jumardin sebagai pemilik kandang. Di sebelah kandang juga dibangun tempat istirahat serta untuk 7
kontrol dan pengawasan kondisi kandang secara aktual. Lokasi disekitarnya dibatasi oleh hutan dan sungai serta ladang pertanian masyarakat sekitar. Tumbuhan yang tumbuh disekitar lokasi kandang berupa pohon jati, pohon bambu, pohon pisang, tanaman jagung dan rerumputan. Jalan menuju desa menggunakan jalan aspal dengan sebagian beton sehingga dapat membantu dan memudahkan dalam pengangkutan barang dan hasil produksi, hanya saja sekitar 60 m jalanan sebelum kandang masih berupa tanah. 4. Personalia Peternakan Tenaga kerja sekaligus pemilik kandang di peternakan plasma PT Bintang Sejahtera Bersama ini berjumlah 2 orang yang terdiri atas pasangan suami isteri yaitu Ibu Rukaya dan Bapak Jumardin yang masing-masing tidak memiliki keahlian khusus karena masih dalam tahap permulaan usahanya. Ibu Rukaya (29 tahun) adalah penduduk asli kabupaten soppeng dengan latar belakang pendidikan SMP. Sementara Bapak Jumardin (47 tahun) adalah penduduk asli kabupaten soppeng dengan latar belakang pendidikan SMP. 5. Sarana dan Prasarana Peternakan Kandang sebagai hal utama milik Bapak Jumardin dengan luas 604 m2 dengan panjang 75,5 m dan lebar 8 m, berbahan tiang dari kayu dan alas dari bambu serta atap dari daun rumbia. Tempat pakan dan tempat minum untuk masing-masing fase pemeliharaan, yaitu berupa chick feeder tray 80 buah, baby chick feeder 100 buah, round feeder 80 buah, serta tempat minum otomatis 80 buah. Dalam kandang terdapat 9 pasang brooder chick dan pemanasnya serta lampu penerang kandang 13 unit. Serta 150 karung serbuk gergaji untuk awal masa produksi broiler. Sepanjang letak tempat 8
minum otomatis dialirkan air dengan pipa paralon sepanjang 76 m dengan diameter 3/4 inchi. Penampungan air minum menggunakan tong penampung air 2 buah dan ember 60 liter 1 buah air khusus obat/vaksin dan. Tirai disekeliling kandang 2 roll masing-masing sepanjang 166 meter dengan penyesuaian pembukaan terhadap suhu kandang. Untuk membersihkan ada selang karet sepanjang 5 meter serta 2 sekop dan 1 cangkul. Genset di persiapkan untuk menanggulangi pemadaman listrik dengan days 3000 watt. Timbangan gantung digital 1 unit di pakai dalam pemeliharaan ayam untuk mengukur berat badan ayam. Lemasi es di gunakan untuk menyimpan vaksin. B. Keadaan Perusahaan Inti PT. Bintang Sejahtera Bersama 1. Sejarah Perusahaan PT. Bintang Sejahtera Bersama (BSB) merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang peternakan ayam pedaging yang menjadi mitra bagi para peternak yang ingin mengembangkan usahanya, di mana perusahaan ini menyediakan segala sesuatu yang menjadi keperluan para peternak di antaranya adalah Sapronak (Sarana Produksi Peternakan) yang meliputi bibit (DOC), pakan, dan obat-obatan (vaksin dan vitamin). Perusahaan ini didirikan pada bulan oktober tahun 1998, perusahaan ini berlokasi di Jalan Kima Raya II Kav., Biring Kanaya Makassar. Perusahaan ini melakukan pola kemitraan dengan system inti-palasma, yaitu kerjasama yang diterapkan antara perusahaan sebagai pihak inti dan peternak sebagai pihak plasma. Dengan pola ini, perusahaan membantu peternak kecil hingga besar dalam menyediakan sarana produksi serta menjamin pemasaran hasil produksi berupa
9
broiler. Sebelumnya, ada kontrak secara tertulis yang mengikat peternak dan perusahaan. Prinsip ini dilakukan karena baik perusahaan, maupun peternak mempunyai
peranan
yang
sama
dan
saling
ketergantungan
serta
saling
menguntungkan kedua belah pihak. Peternak yang sedang bergabung sebagai plasma dari perusahaan ini berasal dari berbagai daerah di Sulawesi selatan, mulai dari parepare, polman, barru, bone, bulukumba, jeneponto, luwu, palopo, makassar, serta kendari dan palu pada devisi yang berbeda. 2.
Mekanisme Kemitraan
Kemitraan usaha antara PT. Bintang Sejahtera Bersama dengan peternak plasma merupakan suatu pengembangan hubungan hubungan bisnis dengan adanya ikatan tanggung jawab masing-masing pihak yang bermitra dalam mewujudkan kemitraan usaha yang saling membutuhkan, saling menguntungkan dan saling memperkuat. Mekanisme kemitraan antara PT. Bintang Sejahtera Bersama sebagai pihak inti dengan peternak sebagai pihak plasma adalah sebagai berikut : a. Syarat-syarat Kermitraan Adapun syarat-syarat untuk menjalin hubungan kemitraan dengan PT. Bintang Sejahtera Bersama adalah sebagai berikut : -
Menyediakan kandang dan peralatan dengan ukuran teknis dan kapasitas yang direkomendasikan oleh inti.
-
Lokasi kandang mempunyai fasilitas listrik, cukup tersedia air bersih dan dapat dijangkau oleh kendaraan roda empat untuk pengadaan sapronak dan panen ayam.
10
-
Bisa bekerjasama dengan petugas lapangan inti (Technical Service) untuk melaksanakan manajemen ayam sesuai dengan petunjuk perusahaan.
-
Bersedia memberikan jaminan (sertifikat tanah/BPKB).
b. Pengadaan dan Penyediaan Sarana Produksi PT. Bintang Sejahtera Bersama sebagai pihak inti bertugas menyediakan sapronak kepada peternak plasma untuk usaha peternak ayam broiler yaitu DOC, pakan, dan obat-obatan. Pola kemitraan yang dietapkan adalah system pembayaran secara kredit atas pengadaan dan penyaluran sapronak kepada peternak plasma untuk membantu peternak dalam mengatasi kesulitan uang tunai maupun dalam usaha mempercepat atau mengikuti jadwal dimulainya kegiatan budidaya. c. Melakukan Kegiatan Budidaya dengan Bimbingan Teknis Budidaya ayam pedaging merupakan tanggungjawab dari peternak plasma yang dilakukan selama 32-42 hari (panen). Peranan inti melaksanakan pembinaan berupa teknis pengelolaan budidaya, cara pencegahan penyakit, dan tata cara pemeliharaan yang baik. d. Penyerahan Hasil Produksi Panen dilakukan setelah mencapai berat hidup ≥ 1,0 kg/ekor atau sesuai permintaan konsumen. Hasil produksi dalam berntuk ayam hidup ditimbang di kandang plasma agar plasma juga mengontrol jika terjadi penyusutan bobot badan saat pengangkutan.
11
e. Pemasaran Hasil Produksi Dalam pemasran hasil produksi yang berupa ayam pedaging, pihak inti membayar kepada peternak plasma sesuai dengan harga garansi dengan maksud agar peternak plasma tidak dirugikan. Harga garansi yaitu harga yang disepakati antara peternak dan pihak inti mengenai hasil produksi berupa broiler yang akan tetap dibayar sesuai dengan perjanjian meskipun harga ayam di pasar naik atau turun. Jadi, peternak tidak lagi merasa khawatir mengenai pemasaran hasil produksinya karena pihak PT. Bintang Sejahtera Bersama yang akan menanggung pemasarannya secara langsung. 3. Hak dan Kewajiban Pelaku Kemitraan Untuk mencapai tujuan kemitraan antara PT. Bintang Sejahtera Bersama dengan peternak plasma, maka tanggungjawab pelaku kemitraan harus diperhatikan. Adapun hak dan kewajiban peternak sebagai pihak plasma dalam kemitraan ini adalah sebagai berikut :
1. 2. 3. 4.
Tabel 1. Hak dan Kewajiban Peternak sebagai Pihak Plasma Hak Kewajiban Adanya jaminan sapronak secara 1. Menyediakan kandang dengan kredit. segala peralatannya. Mendapat bimbingan teknis 2. Melaksanakan budidaya. budidaya ayam pedaging. 3. Menyerahkan hasil produksi. Jaminan pemasaran dari pihak 4. Membayar biaya pembelian inti. sapronak kepada pihak inti. Penerimaan hasil penjualan ayam pedaging dan insentive stelah dikurangi harga sapronak. Sedangkan hak dan kewajiban perusahaan sebagai pihak inti dalam kemitraan
adalah sebagai berikut :
12
Tabel 2. Hak dan Kewajiban Perusahaan sebagai Pihak Inti Hak Kewajiban 1. Menerima hasil produksi dari 1. Memberikan kredit modal usaha peternak. sapronak berupa bibit ayam 2. Jaminan mutu ayam pedaging (DOC), pakan, dan obatdari peternak. obatan/vaksin. 3. Pembayaran kredit dari peternak. 2. Melakukan pembinaan dalam kegiatan budidaya. 3. Membeli kembali hasil produksi dengan harga kontrak. 4. Struktur Organisasi Struktur organisasi dari PT. Bintang Sejahtera Bersama dapat dilihat pada gambar berikut :
Gambar 1. Struktur Organisasi PT. Bintang Sejahtera Bersama
13
Adapun pembagian tugas (Job Description) pada PT. Bintang Sejahtera Bersama adalah sebagai berikut : -
Peminpin Perusahaan Pusat atau General Manager (Sub Area Head/ Production and Marketing)
Pemimpin Perusahaan Pusat (General Manager) memiliki tugas dan wewenang utama yaitu menjalankan strategi-strategi yang telah ditetapkan oleh Head Area, serta memberikan laporan kemajuan setiap bulan pada Head Area. General Manager juga menerima laporan mingguan dari Branch Manager, mengontrol kerja dari masingmasing karyawan, mengangkat dan memberhentikan karyawan, serta menentukan target revenue (penghasilan) secara keseluruhan. -
Branch Manager
Branch Manager memiliki tugas diantaranya mengawasi berjalannya aktifitas di kantor cabang tempat ditugaskan, memastikan kondisi Branch selalu dalam keadaan rapi, nyaman dan aman dan pelayanan yang diberikan oleh staff cabang tersebut memberikan kepuasan kepada plasma sehingga tidak ada keluhan, menyusun strategi agar branch tersebut menghasilkan profit sesuai dengan target yang diberikan, serta memberikan laporan mingguan kepada General Manager. -
Technical Service
Technical Service merupakan posisi yang paling banyak mengambil andil dalam berhubungan langsung dengan peternak plasma. Tugas dari Technical service adalah diantaranya
melakukan
bimbingan
secara
tekhnis
pada
peternak
plasma,
mengumpulkan data yang relevan dan data pesaing dengan baik, membantu
14
pertumbuhan produksi dan melakukan perbaikan, serta menanggapi dan menyelidiki keluhan dari plasma. -
Sales
Tugas dari karyawan pada posisi sales adalah menentukan harga jual produk yang akan dilaunching, membuat jadwal kunjungan serta sistem promosi untuk memastikan tercapainya target penjualan, menganalisa dan mengembangkan strategi marketing untuk meningkatkan jumlah pelanggan dan area sesuai dg target yang ditentukan, serta melaporkan aktivitas penjualan perusahaan kepada Branch Manager. -
Admin Sales
Posisi Admin Sales seorang karyawan memiliki tugas diantaranya memeriksa pembayaran atas produk dari tim penjualan, membuat laporan aktivitas dari pelanggan, serta memasukkan data faktur penerimaan terakhir pada komputer setelah memeriksa jumlah penerimaan akhir. -
Admin PIR (Perusahaan Inti Rakyat)
Seorang Admin PIR memiliki tugas diantaranya melibatkan langsung peternak setempat dalam kegiatan budidaya, meningkatkan pengembangan SDA melalui pemberdayaan masyarakat yang sehat di sekitar peternakan plasma, memberikan promosi jaminan spronak bagi peternak yang berminat menjadi pihak plasma, serta melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kelangsungan PIR tersebut. -
PTL Collector
Seorang Collectro bertugas melakukan penagihan atas piutang yang telah jatuh tempo, mengirimkan surat peringatan kepada konsumen, serta memonitor dan membina hubungan dengan konsumen. 15
5. Sarana dan Prasarana Untuk menunjang keberhasilan perusahaan, maka sarana dan prasarana dalam perusahaan sangat perlu diperhatikan. Adapun saran dan prasarana yang dimiliki oleh PT. Bintang Sejahtera Bersama dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3. Sarana dan Prasarana PT. Bintang Sejahtera Bersama. No Uraian Transportasi 1 Mobil : Panther pick up = 10 unit Kijang Krista = 1 unit Nissan terrano = 1 unit Peralatan Kantor 2 Laptop = 6 unit 3 Computer = 22 unit 4 Printer = 20 unit 5 Fax = 6 unit 6 Filling cabinet = 7 unit 7 CCTV = 1 unit 8 Kulkas = 7 unit 9 AC = 16 unit 10 Kursi kantor = 11 unit 11 Meja kantor = 5 unit 12 Lemari arsip = 1 unit 13 Kamera digital = 1 unit 14 Router WiFi = 1 unit 15 Brankas Chubb = 4 unit Perabotan Kantor dan Rumah 16 Generator = 2 unit 17 Sofa = 1 unit 18 Kantor dan mes karyawan = 7 unit Peralatan Peternakan 19 Debeaker = 2 unit 20 Gasolec = 1 unit 21 Freezer = 3 unit 22 Rak Gondola = 3 unit 23 Thermometer = 2 unit 24 Timbangan digital = 4 unit Sumber : Data Primer Praktek Kerja Lapangan di PT. Bintang Sejahtera Bersama, 2014.
16
BAB IV KEADAAN UMUM PT. BINTANG SEJAHTERA BERSAMA Aspek Panca Usaha Ternak pada Pemeliharaan Ayam Pedaging di Peternakan Plasma PT. Bintang Sejahtera Bersama. 1. Bibit Ayam Pedaging Ayam broiler adalah galur ayam hasil rekayasa genetik yang memiliki karakteristik ekonomis dengan ciri khas pertumbuhan cepat sebagai penghasil daging, masa panen pendek dan menghasilkan daging berserat lunak, timbunan daging baik, dada lebih besar dan kulit licin (North and Bell, 1990). Perkembangan ayam pedaging dimulai dari Great grand parents stock, Grand parents stock, Parent stock, dan Final stock. Great grand parent stock adalah jenis ayam yang berasal dari persilangan dan seleksi dari berbagai kelas, bangsa, atau varietas yang dilakukan oleh pembibit dan merupakan bagian untuk membentuk Grand parent stock, dihasilkan dari persilangan galur murni (pure line). Grand parent stock adalah jenis ayam yang khusus dipelihara untuk menghasilkan Parent stock. Parent stock adalah jenis ayam yang dipelihara untuk menghasilkan Final stock. Final stock merupakan ayam yang khusus dipelihara untuk menghasilkan telur atau daging yang telah melalui berbagai persilangan dan seleksi. Diantara ayam jantan dan betina Final stock ini tidak boleh disilangkan karena keturunannya hanya akan menghasilkan produksi 50 % dari induknya (Anggorodi, 1984). Bibit yang digunakan dalam lokasi peternakan plasma PT. Bintang Sejahtera Bersama yaitu galur SR 707 dari hatchery PT. Satwa Utama Raya yang merupakan hasil persilangan antara ayam Cornish dan Playmouth Rock dengan vaksinasi ND K17
L + IBD setelah menetas. DOC yang dipelihara sejumlah 4.500 ekor, ditempatkan dalam brooder chick di kandang panggung. Adapun ketetapan harga jual yang berlaku untuk peternakan plasma PT. Bintang Sejahtera Bersama yaitu DOC seharga Rp. 3.700,-/ekor. Pemilihan dan penggunaan strain ini dimaksudkan adanya pertimbangan dalam hal produksi daging yang cukup tinggi, resistensi terhadap penyakit dan dapat lebih tahan terhadap perubahan cuaca. Hal ini sesuai dengan pendapat Murtidjo (1987) yang menyatakan bahwa ciri-ciri anak ayam yang sehat antara lain memiliki kemampuan penyesuaian untuk dipelihara di lingkungan tropis, tidak mudah mengalami cekaman, konversi pakan yang baik, memiliki tingkat persentase mortalitas yang rendah.
Gambar 2. Data Label Box DOC dari PT. Satwa Utama Raya
Bibit yang telah menetas dari hatchery tidak langsung diangkut ke kandang melainkan lebih dahulu dicatat data-datanya, selama pengangkutan DOC, box ditutup agar DOC tidak kepanasan dan langsung dimasukkan dalam brooder yang sudah disiapkan 2 hari sebelum DOC datang. Setelah DOC sampai ke kandang kemudian DOC diberi air minum putih yang telah dicampur dengan gula merah dengan perbandingan 100 gr gula merah dengan 5 lt air atau 2% air gula. Pemberian air gula
18
tersebut dimaksudkan agar DOC memperoleh energi kembali yang diakibatkan kelelahan DOC selama perjalanan sehingga dapat menghindari dehidrasi pada DOC tersebut. Hal ini sesuai dengan pendapat Murtidjo (1987) bahwa pemberian air gula berguna untuk memberikan energi siap pakai sehingga kelelahan DOC dapat dikurangi. Tahapan pertumbuhan hewan akan membentuk kurva sigmoid (Anggorodi, 1984). Pada awal pertumbuhan lambat, kemudian berkembang lebih cepat dan akhirnya perlahan lagi menjelang dewasa tubuh. Kecepatan pertumbuhan pada ayam mempunyai variasi yang cukup besar tergantung pada tipe ayam, strain, jenis kelamin dan makanan, disamping faktor lingkungan seperti suhu dan perlindungan terhadap penyakit (North, 1978). 2. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Penyakit yang sering menyerang ayam secara umum dapat di kelompokkan menjadi beberapa macam yaitu di sebabkan karena stress (cekaman), defisiensi zat makanan, parasit penyakit karena protozoa, penyakit karena bakteri, penyakit karena virus dan penyakit karena cendawan (Suprijatno dan Atmomarsono, 2005). Penyebab penyakit biasanya berkaitan dengan stres (cekaman). Stres di sebabkan karena beberapa faktor dari lingkungan dan dari manajemen pemeliharaan yang kurang baik. Diantara faktor penyebab stres yaitu kedinginan, ventilasi yang buruk, populasi yang tinggi, tidak cukup pakan dan minum dan pengobatan yang berlebihan. Apabila foktor tersebut bisa di minimalisir maka kemungkinan stres sangat kecil. Berdasarkan hasil pembedahan (nekropsi) dari beberapa sampel ayam afkir yang telah dilakukan oleh dokter hewan pada minggu ke-3, dapat disimpulkan bahwa 19
penyakit yang secara positif menjangkit ayam yang ada di peternakan plasma PT. Bintang Sejahtera Bersama milik bapak Jumardin ini adalah Kolibasilosis yang disebabkan kurangnya penerapan biosecurity terhadap air yang diminum ternak sehingga bakteri yang habitatnya di air di sekitar kandang dapat menyebar dengan cepat. Hal tersebut disebabkan karena lingkungan sekitar kandang berupa alam hutan bebas dengan sungai di belakang kandang. Dokter hewan menyarankan agar air yang digunakan sebaiknya dipastikan bersih dan steril dari bakteri penyebab penyakit.
Gambar 3. Nekropsi pada Sampel Penyakit Kolibasilosis oleh Dokter Hewan
Kolibasilosis (Bakteri Escherichia coli) Kolibasilosis umumnya dianggap sebagai penyebab berbagai masalah kesehatan unggas. Kejadian kolibasilosis belakangan ini pemunculannya sangat menonjol pada ayam pedaging yang berumur muda, antara 1 – 2 minggu pada ayam yang dipelihara dalam keadaan sanitasi yang sangat rendah. Bakteri E. coli akan melimpah pada air yang kualitasnya jelek, terutama setelah turunnya hujan. Angka
20
kematian bisa mencapai 10% dan akan lebih besar lagi apabila disertai infeksi lain yang mengikutinya, seperti : ND, M. gallisepticum atau IB. E.coli ditemukan di dalam saluran usus ternak dan manusia dan didapatkan di dalam feses, sehingga E. coli dikenal sebagai indikator kontaminasi kotoran. Gejala klinis kolibasilosis adalah kematian mendadak yang terjadi pada bentuk akut, tanpa menunjukkan gejala klinis. Apabila penyakit berjalan kronis, maka gejala yang terlihat yaitu kelesuan, napsu makan menurun serta munculnya gangguan pernafasan berupa ngorok pada malam hari disertai pengeluaran eksudat dari hidung. Beberapa kasus kolibasilosis terjadi pada organ reproduksi unggas sehingga agak sukar diamati. Eksudat pada kantong hawa dan radang fibrinosa pada kantong jantung dan permukaan hati. Gejala lain berupa radang pusar (omphalitis), septicaemia dan enteritis. Distribusi E. coli sangat luas, bisa ditemukan di dalam litter, kotoran ayam, debu/kotoran lain dalam kandang serta lingkungan sekitar kandang, pakan, air minum dan sumber air, seperti sumur. Debu dalam kandang ayam dapat mengandung 105 – 106 sel E. coli/gram. Bakteri akan tahan lama di dalam kandang, terutama keadaan kering. Pencegahan dilakukan dengan mentaati sanitasi. Mengusahakan pakan dan air minum supaya tidak tercemar oleh feses, jika perlu tambahkan antibiotik dalam pakan. Beberapa antibiotik yang termasuk kelompok aminoglikosida yang biasa digunakan untuk mengatasi kolibasilosis adalah neomisin dan gentamisin, kelompok aminosiklitol,
yaitu
spektinomisin
dan
kelompok
polipeptida,
misalnya
kolistin/polimiksin B. 21
Vaksinasi yang pertama dilakukan adalah oleh petugas hatchery pada umur 0 hari sesaat setelah ayam menetas ayam menggunakan vaksin ND-KL + IBD, di perusahaan penetasan (hatchery). Vaksin ini berguna untuk mencegah penyakit ND dan IBD. Vaksinasi yang kedua dilakukan pada umur 14 hari, pada vaksinasi kedua ini ayam diberi vaksin ND, jenis vaksin yang digunakan adalah jenis ND Clone dengan metode vaksinasi yang dilakukan melalui air minum dan pelarut medimilk. Vaksinasi ini berguna untuk mencegah penyakit ND (Newcastle Desease). Vaksinasi dilakukan untuk menjaga kekebalan pada ayam. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Murtidjo (1987) yang menyatakan bahwa vaksinasi merupakan suatu usaha untuk memberikan kekebalan pada ayam agar ayam tersebut kebal terhadap serangan penyakit.
Gambar 4. Vaksinasi ND Clone Melalui Air Minum
Selain vaksinasi program dalam hal kesehatan ternak juga ada program Obatobatan yang diberikan antara lain Anasol yang berguna untuk meningkatkan
22
produktifitas dan mengatasi stress, Monorox yang berguna antimikroba berspektrum luas untuk melawan komplikasi yang timbul, Doxine sebagai Antibiotik yang ampuh untuk infeksi saluran pernafasan seperti CRD, Coryza, Chollera maupun infeksi saluran pencernaan seperti Collibasilosis,dan salmonellosis, serta Vitamin C yang berguna mempertahankan daya tahan tubuh ternak. Adapun program Obat dan Vaksinasi yang disarankan bagi peternak plasma PT. Bintang Sejahtera Bersama adalah sebagai berikut : Tabel 4. Program Obat dan Vaksinasi untuk 100 ekor Ayam Pedaging PT. Bintang Sejahtera Bersama. Umur Obat/Vaksin 1 ND-IB L, ND Killed, IBD Air gula 2% Anasol 2 Menorox Anasol 3 Menorox Anasol 4 Menorox Anasol 5 Anasol AI Killed 6 Anasol 7 Anasol 8 Air biasa + caporit 9 Air biasa + caporit 10 Air biasa + caporit 11 Air biasa + caporit 12 Air biasa + caporit 13 Anasol 14 ND Clone
15 16 17 18
Anasol Doxine Doxine Doxine Anasol
Dosis
Keterangan Pemberian di hatchery
100 gr gula merah + 5 lt. air 10 gr Anasol + 10 lt. air 10 gr Menorox + 10 lt. air 10 gr Anasol + 10 lt. air 10 gr Menorox + 10 lt. air 10 gr Anasol + 10 lt. air 10 gr Menorox + 10 lt. air 10 gr Anasol + 10 lt. air 10 gr Anasol + 10 lt. air 0,25 cc 10 gr Anasol + 10 lt. air 10 gr Anasol + 10 lt. air 3-5 ppm 3-5 ppm 3-5 ppm 3-5 ppm 3-5 ppm 20 gr Anasol + 40 lt. Air 1 vial 60 gr skim milk + 20 lt. Air 20 gr Anasol + 40 lt. Air 100 gr Doxine + 50 lt.Air 100 gr Doxine + 50 lt.Air 100 gr Doxine + 50 lt.Air 30 gr Anasol + 60 lt. Air
Saat DOC tiba di kandang, selama 2 jam Anasol diberikan setelah air gula saat DOC tiba Menorox diberikan pagi hari Anasol diberikan setelah Consumix Plus habis Menorox diberikan pagi hari Anasol diberikan setelah Consumix Plus habis Menorox diberikan pagi hari Anasol diberikan setelah Consumix Plus habis Anasol diberikan pagi hari Suntik Subcuatan (di bawah kulit leher) Anasol diberikan pagi hari Anasol diberikan pagi hari Kaporit dibungkus kaos di kran air minum ke bak air Kaporit dibungkus kaos di kran air minum ke bak air Kaporit dibungkus kaos di kran air minum ke bak air Kaporit dibungkus kaos di kran air minum ke bak air Kaporit dibungkus kaos di kran air minum ke bak air Anasol diberikan pagi hari Vaksin jam 7 pagi, puasa minum ± 2 jam Anasol diberikan pagi hari Doxine diberikan pagi hari setelah habis anasol Doxine diberikan pagi hari setelah habis anasol Doxine diberikan pagi hari setelah habis anasol Anasol diberikan pagi hari
23
19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
Anasol 30 gr Anasol + 60 lt. Air Anasol diberikan pagi hari Air biasa + caporit 3-5 ppm Diberikan pagi hari setelah habis air biasa (caporit) Vitamin C 10 gr Vitamin C + 50 lt. Air Diberikan pagi hari setelah habis air biasa (caporit) Vitamin C 10 gr Vitamin C + 50 lt. Air Diberikan pagi hari setelah habis air biasa (caporit) Vitamin C 10 gr Vitamin C + 50 lt. Air Diberikan pagi hari setelah habis air biasa (caporit) Vitamin C 10 gr Vitamin C + 50 lt. Air Diberikan pagi hari setelah habis air biasa (caporit) Vitamin C 10 gr Vitamin C + 50 lt. Air Diberikan pagi hari setelah habis air biasa (caporit) Vitamin C 10 gr Vitamin C + 50 lt. Air Diberikan pagi hari setelah habis air biasa (caporit) Vitamin C 10 gr Vitamin C + 50 lt. Air Diberikan pagi hari setelah habis air biasa (caporit) Vitamin C 10 gr Vitamin C + 50 lt. Air Diberikan pagi hari setelah habis air biasa (caporit) Vitamin C 20 gr Vitamin C + 100 lt. Air Diberikan pagi hari setelah habis air biasa (caporit) Vitamin C 20 gr Vitamin C + 100 lt. Air Diberikan pagi hari setelah habis air biasa (caporit) Vitamin C 20 gr Vitamin C + 100 lt. Air Diberikan pagi hari setelah habis air biasa (caporit) Vitamin C 20 gr Vitamin C + 100 lt. Air Diberikan pagi hari setelah habis air biasa (caporit) Vitamin C 20 gr Vitamin C + 100 lt. Air Diberikan pagi hari setelah habis air biasa (caporit) Vitamin C 20 gr Vitamin C + 100 lt. Air Diberikan pagi hari setelah habis air biasa (caporit) Vitamin C 20 gr Vitamin C + 100 lt. Air Diberikan pagi hari setelah habis air biasa (caporit) Catatan : 1. Apabila tampak gejala sakit maka segera laporkan ke TS 2. Jika ada gejala sakit langsung diberikan antibiotic (vaksin tunda) 3. Vaksin ND standar 14 hari (vaksin ND dengan turun sekam harus +/- 2 hari atau tidak bersamaan 4. Umur ayam lewat 35 hari program dilanjutkan vitamin sampai panen,apabila kondisi sehat 5. Consumix Plus bias diganti dengan Menorox, Octacyn-EN 6. Anasol bisa diganti Perfexol-L, Nutri-C 7. Vitamin C bias diganti dengan Nutri-C, Orange 8. Vaksinasi AI sesuai kasus di suatu daerah atau pertimbangan Animal Health 9. Peternak wajib mengikuti program obat di atas dengan petunjuk TS (Tehnical Service).
Sumber : Data Primer Praktek Kerja Lapangan di PT. Bintang Sejahtera Bersama, 2014.
Adapun sanitasi yang dilakukan meliputi sanitasi kandang dan pencegahan penyakit. Sanitasi kandang mingguan dilakukan rutin dengan penyemprotan desinfektan Sevin di kandang untuk membunuh hama dan penyakit yang dapat menyerang ternak. Pembersihan kandang setelah ayam dipanen dilakukan dengan
24
cara kotoran ayam dibersihkan, lantai dan dinding kandang dibersihkan dengan cara disemprot air menggunakan selang. Rasyaf (1995) menyatakan bahwa tujuan dari pencucian yang berulang-ulang untuk memastikan agar kandang steril dan bebas dari penyakit yang pernah ada atau memutus siklus penyakit pada pemeliharaan berikutnya.
Gambar 5. Program Sanitasi Penyemprotan melaui Desinfentan Sevin
3. Aspek Perkandangan Kandang merupakan unsur penting dalam menentukan keberhasilan suatu usaha peternakan ayam karena merupakan tempat hidup ayam sejak usia awal sampai berproduksi. Dengan demikian kandang harus memenuhi segala persyaratan yang dapat menjamin kesehatan serta pertumbuhan yang baik bagi ayam yang dipelihara. Faktor konstruksi yang dituntut untuk kandang ayam yang baik meliputi ventilasi, 25
dinding kandang, lantai, atap kandang, bahan bangunan kandang, hingga lingkungan kandang (Priyatno, 2001). a) Konstruksi kandang Berdasarkan konstruksinya, kandang dapat dibedakan menjadi: Kandang bateray, kandang postal dan kandang panggung (North, 1994). Kandang yang dipakai pada peternakan plasma PT. Bintang Sejahtera Bersama milik bapak Jumardin menggunakan sistem kandang panggung terbuka dengan kapasitas 4.500 ekor yang terdiri atas satu kandang dengan tempat istirahat bagi personil kandang di pertengahannya bagian pinggir. Sistem kandang pada peternakan plasma PT. Bintang Sejahtera Bersama milik bapak Jumardin menggunakan sistem kandang panggung yang berukuran luas 604 m2 dengan panjang 75,5 m dan lebar 8 m, tiangnya dari balok kayu, alas dan dinding dari bamboo, dan dengan pondasi beton.
Gambar 6. Konstruksi Kandang Peternakan Plasma PT. Bintang Sejahtera Bersama
26
Kandang panggung adalah kandang dengan konstruksi alas yang terangkat lebih tinggi dari tanah sekitar sehingga kandang lebih terhindar dari feses dan kondisi berbahaya saat banjir. Akpobome dan Funguy (1992) menyatakan bahwa broiler yang dipelihara pada kandang panggung memiliki bobot badan yang lebih rendah tetapi konversi pakan yang lebih baik dibandingkan broiler yang dipelihara di atas lantai sekam. Selain itu, menurut Hypes et all. (1994) kebaikan dari kandang panggung yaitu memiliki ventilasi yang sangat baik bagi ayam di dalamnya, sebab udara bertiup melalui seluruh bagian tubuh ayam. Keuntungan lain dari penggunaan kandang panggung adalah kemudahan dalam mekanisme kandang dan mengurangi kontak ayam dengan feses yang merupakan salah satu sumber bibit penyakit. Berbeda dengan konstruksi kandang panggung, kandang bateray adalah sangkar segi empat yang disusun secara berderet memanjang dan bertingkat dua atau lebih berbentuk kotak menggunakan sistem alas berlubang atau kawat yang bersambung satu dengan yang lain terbuat dari kayu, bambu atau kawat (North,1994). Selain itu, dikenal juga konstruksi kandang postal adalah suatu tipe pemeliharaan unggas dengan lantai kandangnya berhubungan langsung dengan lahan atau tanah sekitarnya ditutup oleh bahan penutup lantai yang memiliki daya serap yang tinggi, lembut sehingga tidak menyebabkan kerusakan dada, mempertahankan kehangatan, menyerap panas, dan menyeragamkan temperatur dalam kandang seperti sekam padi, serutan gergaji, tongkol jagung, jerami padi yang dipotong-potong, serta dapat digunakan kapur mati yang penggunaannya dicampurkan dengan bahan litter. Menurut Sudjarwo dan Indarto (1989), ketebalan litter pada pemeliharaan anak ayam
27
(day old chicken) awalnya hanya sekitar 5 cm sampai 8 cm. secara bertahap, litter ditambah atau diganti sampai mencapai maksimal 10 cm sampai 13 cm. b) Atap Kandang Atap kandang pada peternakan plasma PT. Bintang Sejahtera Bersama milik bapak Jumardin adalah atap kandang dengan tipe A dengan bahan daun rumbia agar lebih mudah menyerap panas. Hal ini sesuai dengan pendapat Rasyaf (2000) bahwa bahan untuk atap sebaiknya digunakan yang ringan, murah dan tidak menghantar panas.
Gambar 7. Atap Kandang Peternakan Plasma PT. Bintang Sejahtera Bersama
Menurut Suprijatna (2005), terdapat beberapa tipe konstruksi atap, yaitu: atap bentuk jongkok, atap bentuk A, atap gabungan bentuk A dan bentuk jongkok, atap bentuk monitor, dan atap bentuk semimonitor.
28
Gambar 8. Berbagai Macam Tipe Atap Kandang
c) Dinding kandang Dinding kandang pada peternakan plasma PT. Bintang Sejahtera Bersama milik bapak Jumardin adalah dinding kandang dengan sifat terbuka yang terbuat dari sekat kawat dengan tiang dinding dari balok kayu, yang ditutup dengan tirai yang terbuat dari plastik. Pada umur 1-7 hari tidak dilakukan pembukaan tirai hal ini dilakukan agar ayam tidak kedinginan, mulai umur 8 hari tirai dibuka setengah pada siang hari dan pada malam hari tirai ditutup kembali untuk menjaga kondisi ternak dari suhu yang terlalu dingin. Hal ini sesuai dengan pendapat Murtidjo (1987) yang menyatakan bahwa dinding ayam dengan sistem terbuka sangat membantu ventilasi, mengusir udara yang busuk dan menggantinya dengan udara yang segar serta untuk menjaga temperatur udara dalam kandang.
29
Gambar 9. Dinding Kandang Peternakan Plasma PT. Bintang Sejahtera Bersama
d) Lantai Kandang Lantai kandang pada peternakan plasma PT. Bintang Sejahtera Bersama milik bapak Jumardin adalah terbuat dari belahan bambu yang pada fase pemeliharaan starter ditutup dengan karung bekas pakan dan ditaburi litter serbuk gergaji. Hal ini dilakukan supaya ayam tidak terperosok jatuh. Setelah umur 21 hari serbuk gergaji dan karung pengalas diturunkan dari lantai panggung sehingga ayam akan mulai beradaptasi dengan lantai aslinya berupa belahan bambu. Pada masa adaptasi ini ayam kerap kali mengalami luka akibat kakinya terjepit di sela-sela belahan bambu. Maka diperlukan pengawasan yang lebih efektif untuk menyelamatkan kondisi ayam yang luka. Bahan litter yang efektif adalah bersifat daya serap air (absorben) tinggi, bebas debu, sukar untuk dimakan ayam, tidak beracun, murah, mudah diangkut dan diganti, serta tersedia melimpah. Sainsburry (1995) menyatakan bahwa litter harus
30
menimbulkan kenyamanan bagi unggas dan terbebas dari parasit dan bakteri yang dapat menyebabkan infeksi pada unggas. Pengawasan terhadap kualitas litter sangat penting untuk
kesuksesan manajemen perkandangan unggas.
Litter dapat
menggunakan bahan organik yang bersifat menyerap air. Contohnya, serbuk gergaji, sekam padi, potongan jerami kering, potongan rumput kering, atau tongkol jagung yang dihaluskan. Bahan tersebut dapat dicampur dengan bahan lain, seperti kapur dan super fosfat.
Gambar 10. Lantai Kandang Peternakan Plasma PT. Bintang Sejahtera Bersama
4. Aspek Pemasaran Pemasaran ayam pedaging di PT Bintang Sejahtera Bersama dengan sistem kemitraan menjadi tanggung jawab mutlak PT Bintang Sejahtera Bersama sebagai pihak inti sehingga plasma tidak kerepotan untuk memasarkan ayam yang sudah siap panen. Peternak hanya menyiapkan tenaga dan surat-surat untuk proses panen, mulai dari penangkapan ayam, penimbangan dan pengangkutan ke mobil bakul, ayam
31
pedaging seluruhnya dipasarkan ke berbagai tujuan. Secara umum jalur pemasaran ayam pedaging tidak jauh berbeda dengan jalur pemasaran produk jenis lain yang dibudidayakan oleh peternak. Penjualan ayam di peternakan plasma PT. Bintang Sejahtera Bersama milik bapak Jumardin sebanyak 4340 ekor dengan berat hidup 1,4-1,6 kg. Sehingga ratarata keseluruhan bobot badan ayam saat panen adalah 1,5 kg. Sesuai kontrak awal dengan perusahaan inti, ayam dijual dengan berat 1,46-1,55 kg seharga Rp 15.700,-/ kg, dengan berat 1,56-1,65 kg seharga Rp. 15.600,-/kg, dan dengan berat 1,66-1,75 kg seharga Rp. 15.500,-/kg. Pemasaran ayam pedaging merupakan usaha yang berhubungan dengan arus penyerahan barang dan jasa dari peternak ke konsumen akhir atau pengecer atau pedagang.
Gambar 11. Proses Pemanenan Hasil
Pemanenan dan pemasaran hasil panen biasanya dilakukan pada pagi dan sore hari. Jumlah dan ukuran ayam yang akan ditangkap harus disesuaikan dengan surat permintaan pembelian. Berikut ini data penjualan ayam di peternakan plasma PT. Bintang Sejahtera Bersama milik bapak Jumardin :
32
No
Tabel 5. Data Penjualan Ayam di Peternakan Plasma PT. Bintang Sejahtera Bersama Waktu Jumlah
1
09-12-2014 (Pukul 16:00)
800 ekor
2
10-12-2014 (Pukul 16:00)
900 ekor
3
11-12-2014 (Pukul 07:00)
550 ekor
4
11-12-2014 (Pukul 10:00)
900 ekor
5
11-12-2014 (Pukul 16:00)
200 ekor
6
12-12-2014 (Pukul 07:00)
200 ekor
7
13-12-2014 (Pukul 07:00)
160 ekor
8
13-12-2014 (Pukul 16:00)
400 ekor
9
18-12-2014 (Pukul 16:00)
170 ekor
10
20-12-2014 (Pukul 16:00)
50 ekor
Total penjualan
4330 ekor
Sumber : Data Primer Praktek Kerja Lapangan di PT. Bintang Sejahtera Bersama, 2014.
Perlakuan terhadap ayam saat proses panen berlangsung hingga menuju tujuan akhir pemasaran berlangsung dengan baik. Hal ini sangat mempengaruhi tingkat stress pada ayam yang dapat menyebabkan mortalitas pada beberapa kasus. Hal ini sesuai dengan pendapat Medion (2014) bahwa setelah ditimbang, masukkan ayam ke dalam keranjang ayam dan hindari tindakan kasar untuk mengurangi resiko banyaknya ayam yang diafkir akibat sayap atau kakinya patah. Ayam-ayam tersebut kemudian dimasukkan dan ditata ke dalam mobil pengangkutan. Setelah semua data benar dan sesuai dengan surat jalan penangkapan, barulah kendaraan pengangkut ayam boleh diizinkan keluar meninggalkan lokasi kandang untuk menuju ke pengepul atau langsung dibawa ke tempat pemotongan ayam.
33
Panen dilakukan pada pagi hari pukul 07:00 dan 10:00 dan pada sore hari pukul 16:00. Selain perlakuan secara langsung, waktu saat proses panen berlangsung juga sangat mempengaruhi penyusutn bobot badan ayam. Maka hal ini perlu diperhitungkan untuk menjalin hubungan kemitraan yang baik. Hal ini sesuai dengan pendapat Medion (2014) bahwa waktu pengangkutan ayam sebaiknya dilakukan pada malam hari dengan tujuan menghindari cuaca panas saat siang hari, serta menghindari lalu lintas yang relatif lebih padat. Lamanya waktu antara ayam dimasukkan ke keranjang sampai dipotong, dan tingginya suhu udara di sekitar keranjang akan mempengaruhi banyaknya susut bobot badan dan kematian. Untuk itu, waktu pengangkutan ayam dan lamanya jarak tempuh juga perlu diperhitungkan. Perlu diingat susut pada saat transportasi berkisar 1-3%. Beberapa perhitungan bonus dalam kontrak kemitraan inti-plasma yang ditetapkan oleh PT. Bintang Sejahtera Bersama adalah sebagai berikut : -
Efisiensi FCR : FCR atau kematian lebih baik dari standar mendapat bonus 30% selisih harga.
-
Efisiensi kematian : jika kematian di bawah 3 % akan dapat Rp.100,-/kg.
-
Achievement : Pencapaian ≥ 90 %, bonus harga beli Rp 200,-/kg. pencapaian ≥ 100 % bonus harga beli Rp 400,-/kg
-
Jika ayam sakit atau kualitasnya buruk maka pihak inti akan melakukan pemotongan harga tergantung kondisi ayamnya. Seperti untuk CRD dan ND dikenakan pemotongan harga Rp. 100.-/kg.
34
Untuk memicu semangat produktivitas peternak, diberikan sisitem bonus dimana bila penjualan ayam melebihi dari target perusahaan dengan perhitungan FCR dan akan diberikan uang tambahan dari jumlah kilogram ayam yang ada. Suharno (1997) menyatakan bahwa pamasaran merupakan usaha yang berkaitan dengan mengalirnya barang dan jasa dari produsen ke konsumen yang bertujuan untuk memperlancar arus barang atau jasa dari produsen ke konsumen dengan cara yang paling efisien dan bertujuan untuk menciptakan permintaan yang efektif.
35
BAB V MANAJEMEN PAKAN AYAM PEDAGING Aspek Manajemen Pakan di Peternakan Plasma PT. Bintang Sejahtera Bersama Pakan yang diberikan di peternakan plasma PT. Bintang Sejahtera Bersama adalah produksi PT. Charoen Pokphand dengan bentuk butiran yaitu berupa pakan Jenis S10 pada umur 0-7 hari atau 10 hari, pakan S11 pada umur 15-21 hari, dan pakan S12 pada umur 22-panen. Suprijatna et all. (2005) menyatakan bahwa pakan adalah campuran dari berbagai macam bahan organik maupun anorganik untuk ternak yang berfungsi sebagai pemenuhan kebutuhan zat-zat makanan dalam proses pertumbuhan. Adapun ketetapan harga jual yang berlaku untuk peternakan plasma PT. Bintang Sejahtera Bersama yaitu pakan S10 seharga Rp. 7.100,-/kg, pakan S11 seharga Rp. 7.000,-/kg, pakan S12 seharga Rp.6.900,-/kg, serta obat-obat dengan daftar harga area Sulawesi + PPN 10%. Kesepakatan harga adalah harga standar yang dapat berubah sewaktu-waktu jika ada perubahan harga DOC dan pakan. a) Kandungan Nutrient Pakan Pakan yang diberikan pada ternak berbeda masing-masing fase pemeliharaan khususnya dari kandungan proteinnya. Kebutuhan nutrien secara garis besar ada 7 komponen yaitu karbohidrat, lemak, protein, serat kasar, mineral, vitamin, dan air. Adapun label dari pakan S10, S11, S12 dapat dilihat dalam gambar brikut:
36
Gambar 12. Data Label berbagai macam Pakan di PT. Bintang Sejahtera Bersama
Kebutuhan protein pada jenis pakan yang diberikan sudah mencukupi kebutuhan ayam pada periode starter maupun finisher, karena kebutuhan protein untuk ayam fase starter 21-23 persen dan ayam fase finisher 20 persen, terbukti dengan produksi akhir yang baik. Fase starter (1-21 hari) merupakan fase dimana secara fisiologis proses pertumbuhan berlangsung paling cepat daripada fase finisher. Pada fase inilah kebutuhan akan konsumsi protein yang optimal harus dicukupi untuk memperoleh konversi pakan yang terbaik karena anak ayam akan cenderung lebih aktif makan dari pada ayam dewasa. Protein optimal yang dibutuhkan ayam pedaging pada fase starter adalah 21-23 %. Sedangkan pada fase finisher (22 hari-panen) ayam cenderung kurang aktif makan karena proses pelepasan panas hasil metabolisme tubuh yang
37
meningkat seiring umur ayam. Asupan protein untuk pembentukan daging akan kurang efektif jika diberikan dalam kadar yang tinggi. Maka protein pakan yang dikonsumsi harus diturunkan untuk mengefisienkan konsumsi pakan. Kadar protein pakan yang optimal bagi ayam pedaging fase finisher adalah 19-20%. Pendapat ini didukung oleh Rasyaf (1994) yang menyatakan bahwa kebutuhan protein untuk masa awal ayam pedaging di daerah tropis sebesar 23 persen, namun untuk masa akhir sebesar 20-21 persen. Protein merupakan polimer asam-asam amino esensial yang sangat diperlukan untuk pembentukan daging serta pertambahan dan pemulihan energi. b) Konsumsi Pakan Total konsumsi pakan yang dihabiskan adalah 179 karung dengan berat 50 kg/karung untuk 4.500 ekor. Pada minggu pertama konsumsi pakan sejumlah 16 karung atau 177,78 gr/ekor/hari. Pada minggu kedua ayam mengkonsumsi pakan sebanyak 38 karung atau 424,11 gr/ekor/hari. Pada minggu ke tiga konsumsi pakan sebanyak 54 karung atau 607,15 gr/ekor/hari. Pada minggu keempat pakan yang dikonsumsi sebanyak 64 karung atau 726,77 gr/ekor/hari. Terakhir ayam dipelihara pada masa panennya hingga habis bertahap seiring waktunya pada minggu kelima dengan konsumsi pakan sebanyak 7 karung atau 350 kg.
38
Gambar 13. Proses Konsumsi Pakan
Konsumsi pakan adalah jumlah pakan yang dihabiskan ayam dalam satu minggu. Berdasarkan pengamatan dari masing-masing perlakuan, konsumsi pakan meningkat secara kuantitatif setiap minggunya. Hal ini disebabkan karena final stock dari segi genetiknya memiliki kemampuan tumbuh yang cepat. Dengan demikian pakan yang dikonsumsi secara otomatis akan lebih banyak untuk mendukung pertumbuhannya (Suharno, 2003). Konsumsi pakan yang semakin meningkat ini sudah sewajarnya karena kebutuhan energi sebanding dengan bobot badan dan umur ayam. Selain dari faktor genetik dan kandungan nutrient pakan, konsumsi pakan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya pakan yang disajikan tidak dalam keadaan rusak dan sesuai kemauan ayam. Kebutuhan energinya tinggi dan juga karena ayam dalam kondisi sehat. Selain itu juga dimungkinkan ada saat-saat tertentu temperatur lingkungan dalam keadaan optimal (misalnya pada malam hari dengan tambahan penerangan), sehingga ayam akan lebih banyak makan (Rasyaf, 1994).
39
c) Frekuensi Pemberian Pakan Pemberian pakan yang terkontrol dan teratur dapat menurunkan mortalitas ayam dan daya hidup bertambah. Kecukupan air minum pada ayam sangat penting diperhatikan. Ayam lebih baik mengalami kelaparan daripada kehausan dan kehilangan air. Ayam akan mati apabila kehilangan air 5 sampai 15% berat hidup. Rasyaf (1992) menyatakan bahwa frekuensi pemberian pakan dua sampai tiga kali sehari akan menguntungkan secara teknis maupun ekonomis dalam pengelolaan pakan ayam. Pemberian ransum secara adlibitum supaya pertumbuhan ayam dapat berjalan cepat (Fadilah, 2004). Frekuensi pemberian pakan yang disarankan dari perusahaan inti PT. Bintang Sejahtera Bersama kepada peternak plasmanya adalah sebagai berikut : Tabel 6. Frekuensi Pemberian Pakan yang Disarankan dari Perusahaan Inti PT. Bintang Sejahtera Bersama Umur Frekuensi Waktu Pemberian (Hari) Pemberian 1-3 11 kali Dikasi ½ - ¾ dari baki, tidak kelihatan dasar baki 4-6 10 kali Dikasi ½ - ¾ dari baki, tidak kelihatan dasar baki 7-10 8 kali 06:00, 09:00, 13:00, 15:00, 17:00, 21:00, 24:00, 03:00 11-15 7 kali 06:00, 10:00, 14:00, 17:00, 21:00, 24:00, 03:00 16-18 5 kali 06:00, 10:00, 15:00, 21:00, 24:00 (puasa makan siang 11:00-15:00) 19-21 4 kali 05:00, 16:00, 21:00, 24:00 (puasa makan siang 09:00 – 16:00) 22 4 kali 05:00, 16:00, 21:00, 12:00 (puasa makan siang 08:00 – 16:00) 23-dijual 4 kali 05:00, 17:00, 21:00, 01:00 (puasa makan siang 08:00 – 17:00) Program puasa pada musim hujan maksimal 8 jam Program puasa pada musim kemarau maksimal 10 jam Sumber : Data Primer Praktek Kerja Lapangan di PT. Bintang Sejahtera Bersama, 2014.
Berdasarkan tabel frekuensi pemberian pakan di atas, dapat dilihat bahwa frekuensi pemberian pakan yang disarankan oleh PT. Bintang Sejahtera Bersama
40
lebih mengutamakan pemberian berkali-kali dengan jumlah yang cukup. Hal ini bertujuan untuk peningkatan berat badan yang optimal. Hal ini didukung hasil penelitian Julius (2011) bahwa pemberian pakan pagi 40%, siang 20%, dan sore 40% memberikan pertambahan bobot badan dan konversi pakan yang lebih tinggi dari pada pemberian dengan frekuensi 2 kali sehari. Pada program pemberian pakan, perusahaan inti PT. Bintang Sejahtera Bersama juga menyarankan peternak plasmanya dengan program puasa sebagai berikut : Tabel 7. Program Puasa Makan yang Disarankan PT. Bintang Sejahtera Bersama Hari
Siang
Pukul
5
6
7
8
9
10
11
Malam 12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
1
2
3
4
16-18 hari 4 jam puasa makan U M
19-21 hari 7 jam puasa makan
U
22 hari
R
8 jam puasa makan 23 dijual 9 jam puasa makan
Keterangan : -
Jadwal pemberian pakan Puasa (tempat pakan digantung setinggi-tingginya) Saat puasa tempat pakan diangkat dan diisi sebelum diturunkan sore untuk makan. Program puasa wajib dan tidak mengurangi jatah makan harian tapi hanya menggeser waktu makan.
Sumber : Data Primer Praktek Kerja Lapangan di PT. Bintang Sejahtera Bersama, 2014.
Program puasa dari perusahaan inti dimaksudkan demi pembentukan daging yang lebih baik pada masa panen. Hal ini sesuai dengan pendapat Banong dan Hakim (2011) bahwa tujuan utama dari perlakuan pemuasaan pada siang hari ialah
41
5
mengurangi beban panas metabolik yang timbul sehubungan dengan konsumsi pakan dengan kandungan nutrisi tinggi pada saat temperatur lingkungan maksimum pada siang hari dimana ayam dapat mempertahankan pola aktivitas untuk menghindari stres panas. d) Pertambahan Berat Badan Dalam pemeliharaan ayam pedaging pertambahan bobot badan setiap ayam perlu diperhatikan agar produksi ayam saat pemanenan dapat dipengaruhi untuk stabil dan baik. Menurut Sudaryani (1997) untuk mendapatkan produksi yang baik perlu diadakan control dengan penimbangan yang teratur setiap minggunya. Apabila berat ayam belum memenuhi standar, maka jumlah pakan dapat ditambah dengan prosentase kekurangan berat badan dari standar. Akan tetapi bila bobot badan ayam telah melebihi standar, maka jumlah pakan yang diberikan tetap sama dengan jumlah pakan yang diberikan sebelumnya.
Gambar 14. Kegiatan Penimbangan Berat Badan Mingguan
42
Adapun data penimbangan rata-rata berat badan ayam mingguan di peternakan plasma PT. Bintang Sejahtera Bersama milik bapak Jumardin yang diamati adalah sebagai berikut : Tabel 8. Data Penimbangan Rata-rata Berat Badan Ayam mungguan di Peternakan Plasma PT. Bintang Sejahtera Bersama yang Diamati. Minggu ke Berat Badan Ayam Mingguan 1
94,5 gr/ekor
2
414,7 gr/ekor
3
972,5 gr/ekor
4
1.422,4 gr/ekor
5
1.611,7 gr/ekor
Sumber : Data Primer Praktek Kerja Lapangan di PT. Bintang Sejahtera Bersama, 2014.
Hasil dari penimbangan berat badan ayam mingguan yang dilihat termasuk baik jika dibandingkan dengan beberapa peternakan di sekitar kandang tersebut karena bibit ayamnya memiliki kemampuan yang baik dalam mengkonversi pakan yang dikonsumsi menjadi daging. Hal ini sesuai dengan pendapat Abidin (2002) menyatakan bahwa, faktor yang mempengaruhi terhadap pertambahan berat badan adalah konsumsi pakan. Pendapat ini juga didukung oleh Ichwan (2003) yang menyatakan bahwa, secara umum penambahan berat badan akan dipengaruhi oleh jumlah konsumsi pakan yang dimakan dan kandungan nutrisi yang terdapat dalam pakan tersebut. e) Konversi Pakan Konversi pakan atau feed convertion ratio ( FCR ) adalah perbandingan antara jumlah pakan (kg) yang dikonsumsi dengan berat hidup (kg) sampai ayam itu dijual
43
(Siregar dkk., 1980). Sehingga semakin kecil angka konversi pakan menunjukkan semakin baik efisiensi penggunaan pakan. Bila angka perbandingan kecil berarti kenaikan berat badan memuaskan atau ayam makan tidak terlalu banyak untuk meningkatkan berat badannya (North, 1984). Konversi pakan (FCR) dapat dihitung dengan rumus berikut :
𝐹𝐶𝑅 =
𝑔𝑟 𝑒𝑘𝑜𝑟 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖 𝑝𝑎𝑘𝑎𝑛 ( ) ℎ𝑎𝑟𝑖
𝑔𝑟 × 100% 𝑝𝑒𝑟𝑡𝑎𝑚𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑎𝑑𝑎𝑛 ( 𝑒𝑘𝑜𝑟 ) ℎ𝑎𝑟𝑖
Dari perhitungan data yang dilakukan oleh pak Jumardin, diketahui bahwa total konsumsi pakan yang dihabiskan adalah 8950 kg dan total berat badan ayam yang dipanen adalah 6976 kg, sehingga diperoleh FCR 1,3. Angka ini berarti untuk memproduksi daging 1 kg, dibutuhkan pakan sebesar 1,3 kg. Dapat juga diamati bahwa semakin hari dengan bertambahnya umur, maka konversi pakannya akan meningkat dan semakin tidak efisien untuk dilanjutkan pemeliharaannya Sedangkan menurut pendapat Anggorodi (1985), konversi pakan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu genetik, bentuk pakan, temperatur, lingkungan, konsumsi pakan, berat badan, dan jenis kelamin. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa tingkat konsumsi pakan ayam pedaging terhadap pertumbuhan berat badannya sudah cukup efisien dan baik.
44
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian mengenai hasil dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Sistem Inti-Plasma merupakan kemitraan yang menguntungkan kedua belah pihak yaitu peternak sebagai plasma plasma dan perusahaan sebagai pihak inti. 2. Manajemen pakan di peternakan plasma PT. Bintang Sejahtera Bersama adalah baik karena pencapaian produksi atau berat badan akhir yang terhitung cukup tinggi dengan konversi pakan 1,3. Saran Peternak ayam pedaging seharusnya dapat memberi pengaruh optimal pada manajemen pakannya untuk memperoleh produksi yang terbaik.
45