BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Proses terwujudnya pencapaian sebuah kesehatan nasional pastinya turut didukung dari berbagai elemen yang melengkapi berjalannya proses tersebut. Salah satunya Puskesmas yang merupakan suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang menjadi pusat pengembangan kesehatan masyarakat, membina peran serta masyarakat, disamping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok. Kesehatan merupakan kebutuhan yang sangat diperlukan oleh masyarakat dalam kehidupan. Dengan memiliki hidup yang sehat seseorang dapat menjalani dan melakukan aktivitasnya dengan baik. Untuk meningkatkan kesehatan selain upaya yang dilakukan oleh diri sendiri dalam menjaga kesehatan, dibutuhkan juga adanya upaya yang menunjang pelayanan kesehatan lainnya seperti Posyandu, Puskesmas, Apotek, Rumah Sakit dan lainnya guna meningkatkan kesehatan masyarakat. Puskesmas merupakan bagian dari elemen kesehatan yang berperan dalam bidang sarana upaya kesehatan yang menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan untuk kepentingan masyarakat, serta dapat dimanfaatkan untuk pendidikan atau penelitian. Sehingga dibutuhkan tenaga ahli dan tenaga kesehatan yang berkompeten pada bidangnya masing – masing tersebut. Diharapkan tenaga pelayanan kesehatan yang dimaksud khususnya farmasi harus memiliki sikap terampil, terlatih dan dapat mengembangkan diri baik sebagai pribadi maupun sebagai tenaga kesehatan yang Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Jakarta II
1
profesional berdasarkan nilai – nilai yang dapat menunjang upaya pembangunan kesehatan. Oleh karena itu, dalam mencapai pemenuhan skill calon para tenaga ahli dan tenaga pelayanan kesehatan khususnya dibidang farmasi seperti yang diharapkan. Maka setiap perguruan tinggi khususnya Poltekkes Kemenkes Jakarta II, merealisasikan program pendidikan yang telah digariskan pada kurikulum jurusan farmasi, agar pada setiap mahasiswa tingkat III di wajibkan untuk melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Puskesmas. Praktek Kerja Lapangan (PKL) sangat membantu mahasiswa tingkat III sebagai calon Ahli Madya Farmasi untuk menambah pengetahuan serta mengenal lebih jauh kegiatan kefarmasian dan kegiatan lain yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan khususnya dibidang farmasi di Puskesmas. Hal tersebut mencakup pengelolaan mulai dari perencanaan, pengadaan, penyimpanan, penyiapan, peracikan, pelayanan langsung kepada pasien sampai dengan pengendalian semua perbekalan kesehatan yang beredar dan digunakan di Puskesmas, baik untuk pasien rawat inap dalam hal persalinan, rawat jalan mau pun untuk semua unit pelayanan termasuk pelayanan Program Terapi Rumatan Metadon (PTRM). Berperan serta dalam beberapa program pelayanan kesehatan lainnya di Puskesmas untuk meningkatkan kesehatan seluruh lapisan masyarakat, baik pasien maupun tenaga kerja puskesmas dan lingkungan sekitar puskesmas. Dengan praktek kerja lapangan ini, diharapkan nantinya dapat memahami tugas dan tanggung jawabnya sebagai seorang Ahli Madya Farmasi di Puskesmas, Rumah Sakit atau Instansi-instansi lainnya.
1.1.1
Tujuan Umum
Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Jakarta II
2
Tujuan umum dari Praktek Kerja Lapangan adalah untuk memberikan gambaran secara nyata kepada mahasiswa mengenai kegiatan pelayanan kesehatan yang dilakukan di Puskesmas. 1.1.2
Tujuan Khusus
1. Mengetahui dan memahami tentang kegiatan pelayanan resep di Puskesmas
2. Mengetahui dan memahami tentang pengelolaan obat di Puskesmas 3. Mendapatkan pengalaman langsung tentang kegiatan Puskesmas dan mengaplikasikan ilmu yang telah dipelajari selama perkuliahan melalui kegiatan yang ada di Puskesmas. 4. Mengetahui peran dan fungsi ahli madya farmasi di puskesmas.
1.2 Manfaat 1. Menjadi saran bagi mahasiswa dalam mengaplikasikan ilmu yang didapat selama perkuliahan. 2. Melatih kemampuan dan keterampilan mahasiswa dalam kaitannya antara teori
dan praktek. 3. Menumbuhkan sikap profesional yang diperlukan mahasiswa dalam memasuki lapangan kerja bidang farmasi.
BAB II Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Jakarta II
3
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Puskesmas Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat disamping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok. 2.1.1
Wilayah Puskesmas
Wilayah kerja Puskesmas meliputi satu kecamatan atau sebagian dari kecamatan. Faktor kepadatan penduduk, luas daerah, keadaan geografis, dan keadaan infrastruktur lainnya merupakan bahan pertimbangan dalam menentukan wilayah kerja Puskesmas. Puskesmas merupakan perangkat pemerintah daerah tingkat II sehingga pembagian wilayah kerja Puskesmas ditetapkan oleh Walikota dengan sarana teknis dari Kepala Suku Dinas Kesehatan Masyarakat yang telah disetujui oleh Kepala Dinas Provinsi untuk perluasan jangkauan pelayanan kesehatan maka Puskesmas perlu ditunjang dengan unit pelayanan kesehatan yang lebih sederhana yang disebut Puskesmas Pembantu dan Puskesmas Keliling. Khusus untuk kota besar dengan jumlah penduduk satu juta lebih, wilayah kerja Puskesmas bisa meliputi satu kelurahan. Puskesmas kecamatan dengan jumlah penduduk 150.000 jiwa atau lebih merupakan “Puskesmas Pembina” yang berfungsi sebagai pusat rujukan bagi Puskesmas kelurahan dan juga mempunyai fungsi koordinasi. 2.1.2
Pelayanan Kesehatan Menyeluruh
Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Jakarta II
4
Pelayanan kesehatan yang diberikan di Puskesmas ialah pelayanan kesehatan yang meliputi pelayanan : a. Promotif (peningkatan kesehatan) b. Preventif (upaya pencegahan) c. Kuratif (pengobatan) d. Rehabilitatif (pemulihan kesehatan) Semuanya ditujukan kepada semua penduduk dengan tidak membedakan jenis kelamin dan golongan umur, sejak pembuahan dalam kandungan sampai tutup usia. 2.1.3
Pelayanan Kesehatan Integrasi (Terpadu)
Sebelum Puskesmas ada, pelayanan kesehatan di dalam kecamatan terdiri dari balai pengobatan, balai kesejahteraan ibu dan anak, usaha higienis sanitasi lingkungan, pemberantasan penyakit menular dan lain sebagainya. Usaha-usaha tersebut masingmasing bekerja sendiri dan langsung melapor kepada suku dinas kesehatan kota madya. Dengan adanya sistem pelayanan kesehatan melalui Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas), maka berbagai kegiatan pokok Puskesmas dilaksanakan bersama di bawah satu koordinasi dan pimpinan.
2.2 Fungsi Puskesmas Puskesmas memiliki fungsi antara lain : 1. Sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya. 2. Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat.
Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Jakarta II
5
3.Memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat wilayah kerjanya.
2.3 Kegiatan Pokok Puskesmas Sesuai dengan kemampuan tenaga maupun fasilitas yang berbeda-beda, maka kegiatan pokok yang dapat dilaksanakan oleh sebuah Puskesmas akan berbeda-beda. Namun, kegiatan pokok Puskesmas yang seharusnya dilaksanakan yaitu : 1. Klinik Ibu dan Anak (KIA) 2. Keluarga Berencana (KB) 3. Usaha Peningkatan Gizi 4. Kesehatan Lingkungan 5. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular 6. Pengobatan termasuk Pelayanan Darurat karena Kecelakaan 7. Penyuluhan Kesehatan kepada Masyarakat 8. Kesehatan Olahraga 9. Perawatan Kesehatan Masyarakat 10. Kesehatan Kerja 11. Kesehatan Gigi dan Mulut 12. Kesehatan Jiwa 13. Kesehatan Mata 14. Laboratorium Sederhana 15. Pencatatan dan Pelaporan dalam Rangka Sistem Informasi Kesehatan 16. Kesehatan Usia Lanjut Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Jakarta II
6
17. Pembinaan Pengobatan Tradisional Pelaksanaan kegiatan pokok Puskesmas diarahkan kepada keluarga sebagai satuan masyarakat terkecil. Kegiatan pokok Puskesmas ditujukan untuk kepentingan kesehatan keluarga sebagai bagian dari masyarakat wilayah kerjanya.
2.4
Konsep Puskesmas
2.4.1 Konsep Wilayah Puskesmas membawahi suatu wilayah tertentu, minimal tiap kecamatan mempunyai satu Puskesmas. Bahkan saat ini satu kecamatan dapat mempunyai beberapa Puskesmas kelurahan. 2.4.2 Konsep Penduduk
Sesuai konsep penduduk maka tiap 30 ribu penduduk dapat didirikan sebuah Puskesmas. Apabila ditinjau dari konsep tersebut maka masih banyak Puskesmas harus dibangun oleh pemerintah terutama di perkotaan karena pertumbuhan penduduk kota bertambah dengan cepat. Untuk perluasan jangkauan pelayanan kesehatan maka Puskesmas perlu ditunjang dengan unit pelayanan kesehatan yang lebih sederhana yang disebut Puskesmas Kelurahan dan Puskesmas Keliling. Oleh karena itu lebih menguntungkan jika meningkatkan mutu dan jangkauan pelayanan kesehatan Puskesmas tertentu daripada menambah jumlah Puskesmas baru.
2.5
Puskesmas di Perkotaan
2.5.1 Gedung Puskesmas Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Jakarta II
7
Sulitnya mendapatkan lahan untuk pengembangan Puskesmas, perluasan gedung Puskesmas dapat dilakukan dengan membangun gedung bertingkat. Prioritas pengembangan diberikan kepada Puskesmas Pembina. Pengembangan gedung Puskesmas dilakukan secara bertahap dan disesuaikan dengan kemampuan negara. 2.5.2 Pelayanan Kesehatan Puskesmas melaksanakan pelayanan kesehatan yang menyeluruh, yaitu promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif dalam bentuk upaya kesehatan pokok. Pelayanan kesehatan lain yang perlu dipertimbangkan adalah : a. Pelayanan gawat darurat b. Pelayanan dokter spesialis c. Pengembangan inovasi program kesehatan Contoh : program imunisasi, penyuluhan kesehatan masyarakat, peningkatan gizi dan keluarga berencana. 2.5.3 Peralatan medis Kesehatan Peralatan medis standar ditingkatkan dengan peralatan medis tertentu untuk mendukung pelayanan kesehatan khusus yang diberikan, misalnya pertolongan gawat darurat, peralatan kebidanan (USG), peralatan EKG, alat rontgen. Peralatan lain yang harus ditingkatkan adalah peralatan penunjang berfungsinya laboratorium di Puskesmas.
2.5.4 Fasilitas Penunjang Lain Puskesmas diharapkan dengan : Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Jakarta II
8
a. Daya listrik yang cukup baik untuk kebutuhan penerangan dan menjalankan peralatan yang ada. b. Persediaan air yang cukup dan telepon. 2.5.5 Ketenagaan di Puskesmas Di Puskesmas diperlukan minimal 1 orang dokter umum untuk memberikan pelayanan kesehatan dan kegiatan manajemen. Bagi Puskesmas yang ramai dengan pengunjung, jumlah dokter dapat menjadi 3 – 5 orang tergantung dari beban kerja. 2.5.6 Peningkatan Mutu Pelayanan Puskesmas diharapkan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dengan melaksanakan pelayanan sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP) yang telah diterapkan. 2.5.7 Menjaga kebersihan Dengan meningkatkan kebersihan dan kepedulian setiap petugas terhadap Puskesmas maka citra Puskesmas di hadapan masyarakat akan meningkat.
BAB III TINJAUAN UMUM Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Jakarta II
9
PUSKESMAS KECAMATAN KRAMAT JATI
Puskesmas Kecamatan Kramat Jati dalam kiprahnya sebagai Fasilitas Kesehatan bagi masyarakat luas, didukung oleh 8 Puskesmas Kelurahan yang tersebar di tujuh kelurahan yang ada di Kecamatan Kramat Jati. Pada tanggal 4 Juni 2003 Puskesmas Kecamatan Kramat Jati telah mencapat sertifikat ISO 9001-2008.
3.1 Keadaan Geografi Wilayah Kecamatan Kramat Jati berada pada posisi 106°. 49’, 35’ Bujur Timur dan 06° 10’ 37’ Lintang Selatan dengan ketinggian 23 m dari permukaan laut. Curah hujan sedang, suhu udara minimal 23°C max 32°C. 3.1.1 Batas Wilayah Batas wilayah Kecamatan Kramat Jati adalah sebagai berikut : Sebelah Utara
: Jl. Letjen MT Haryono (Kecamatan Jatinegara)
Sebelah Timur : Jl. Tol Jagorawi (Kecamatan Makasar) Sebelah Selatan : Jl. Lingkar Luar (Kecamatan Ciracas dan Kecamatan Pasar Rebo) Sebelah Barat
: Sungai Ciliwung (Kecamatan Pasar Minggu)
3.2 Luas Wilayah dan Keadaan Demografi
Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Jakarta II
10
Luas wilayah 13,33 km (13309,05 ha), terdiri dari tujuh kelurahan dengan 65 RW dan 653 RT, yaitu : 1) Kelurahan Cawang
:
179,04 ha (12 RW, 121 RT)
2) Kelurahan Cililitan
:
179,75 Ha (16 RW, 130 RT)
3) Kelurahan Kramat Jati I
:
151,58 Ha (10 RW, 108 RT)
4) Kelurahan Batu Ampar
:
255,03 Ha (6 RW, 85 RT)
5) Kelurahan Bale Kambang
:
167, 45 (5 RW, 53 RT)
6) Kelurahan Tengah
:
202,52 Ha (10 RW, 89 RT)
7) Kelurahan Dukuh
3.3
:
198,09 Ha (6 RW, 66 RT)
Visi, Misi, Motto, Kebijakan Mutu Puskesmas, dan Slogan
3.3.1
Visi “ Puskesmas Kecamatan Kramat Jati yang modern, mandiri, dengan pelayanan
prima yang sesuai dengan standar Internasional dan terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat.” 3.3.2
Misi
1) Memberikan pelayanan kesehatan yang modern, ditunjang oleh fasilitas
modern, tenaga profesional dengan tarif bersaing. 2) Melaksanakan
manajemen
BLUD
meliputi
perencanaan,
pengelolaan,
pertanggung jawaban dan evaluasi. 3) Menyediakan jenis pelayanan yang dibutuhkan oleh seluruh lapisan masyarakat.
Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Jakarta II
11
3.3.3 Motto Motto dari Puskesmas Kramat Jati adalah “SEHAT ITU RAKHMAT”, yang memiliki arti : S
:
Sejahtera lahir batin
E
:
Ekonomis dalam pelayanan
H
:
Harmonis sesama karyawan
A
:
Asah, Asih, Asuh
T
:
Tertib administrasi
I
:
Inovatif dan Proaktif
T
:
Teladan dalam mengemban tugas
U
:
Upayakan budaya kerja profesional
R
:
Ramah dalam memberikan pelayanan
A
:
Aman dalam melaksanakan tugas
K
:
Kekeluargaan dalam rangka mempererat persaudaraan
H
:
Hati yang tulus dalam melaksanakan tugas
M
:
Mandiri dalam manajemen Puskesmas
A
:
Adil dalam pembagian kesejahteraan
T
:
Tawakal dalam pengabdian
3.3.4 Kebijakan Mutu Puskesmas Puskesmas Kecamatan Kramat Jati bertekad melaksanakan pelayanan prima sesuai dengan standar Internasional dalam upaya meningkatkan kepuasan seluruh pelanggan melalui : 1) Penggunaan peralatan yang baik Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Jakarta II
12
2) Penerapan sistem pelayanan yang bermutu 3) Kompetensi tenaga medik yang tinggi
4) Penerapan sasaran mutu yang terukur 5) Penerapan peraturan yang berlaku 6) Penanganan setiap keluhan pelanggan 7) Perbaikan terus menerus untuk meningkatkan efektifitas dalam Manajemen Mutu. 3.3.5 Slogan a) Selesaikan pekerjaan tepat waktu b) Bersikap ramah dan sopan kepada pelanggan c) Saling membantu dan bekerja sama d) Berikan yang terbaik untuk pelanggan e) Jangan pernah membantah atas keinginan pelanggan
3.4
Gedung Puskesmas Kecamatan Kramat Jati •
Dibangun
: Tahun 1996/1997
•
Mulai dimanfaatkan
: 4 Juni 1997
•
Luas tanah
: 4.500 m2
•
Luas bangunan
: 1500 m2, 3 lantai
•
Sumber air
: PAM
•
Listrik
: 77.000 dan 66.000 Watt
Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Jakarta II
13
Masing-masing lantai gedung dimanfaatkan untuk : 1. Lantai 1 •
Ruang bersalin : mulai operasional tanggal 7 September 1998
•
Gudang obat dan alat-alat kesehatan
•
Unit Pelayanan Kesehatan 24 jam
•
Poliklinik Kebidanan
•
Poliklinik KIA dan KB
•
Ruang PTRM
•
Satker
•
Loket pendaftaran KIA/KB
•
Apotek
2. Lantai 2 •
Loket pendaftaran
•
Polikliik spesialis anak
•
Poliklinik spesialis kulit
•
Poliklinik THT
•
Poliklinik gigi : 2 ruang
•
Poliklinik MTBS ( Manajemen Terpadu Balita Sakit )
•
Poliklinik peserta askes dan jamsostek
•
Poliklinik TB dan MH : melayani penderita TBC dan kusta
•
Poliklinik gizi
Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Jakarta II
14
•
Poliklinik jiwa
•
Poliklinik sanitasi
•
Poliklinik DM
•
Pemeriksaan Haji
•
Pojok ASKEP
•
Kamar tindakan
•
Laboratorium
3. Lantai 3 •
Ruang Kepala Puskesmas
•
Ruang Sub bagian Tata Usaha
•
Ruang Sub bagian Keuangan
•
Ruang Seksi Kesmas
•
Ruang Quality management Represuntative (QMR)
•
Ruang subsi Penyakit Menular dan Subsi Kesling
•
Unit Pelayanan Radiologi
•
Ruang Pengarahan
•
Aula
•
Mushola
Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Jakarta II
15
3.5 Struktur Organisasi Puskesmas Kecamatan Kramat Jati Puskesmas Kecamatan Kramat Jati dipimpin oleh seorang kepala dengan membawahi beberapa bagian yaitu : 3.5.1 Sub Bagian Tata Usaha dan Keuangan Kegiatan Seksi Tata Usaha dan Keuangan yaitu : 1.
MUTU
2.
Keuangan/ Perencanaan
3.
Kepegawaian
4.
Surat menyurat
5.
Pengadaan
6.
Rumta
7.
Pemeliharaan
8.
SIK/ SATKER
3.5.2 Seksi Pelayanan Kesehatan Kegiatan Seksi Yankes meliputi : 1.
Pengobatan
Pelayanan pengobatan meliputi : BPU, BPG, Poli TB dan MH. KIA/KB, Pelayanan 24 jam, Poli THT, Poli Anak, Poli Kulit, Poli Kebidanan, Poli Askes/ Jamsostek. 2.Pelayanan Semi Spesialis dan Spesialis a.
Semi Spesialis
Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Jakarta II
16
Pelayanan pengobatan yang dilaksanakan di Puskesmas Kecamatan Kramat Jati selain melaksanakan pengobatan dasar juga melaksanakan pelayanan pengobatan Semi Spesialis yang dilaksanakan oleh tenaga medis yang telah mendapat pelatihan dari dokter Spesialis, yang termasuk pelayanan semi spesialis adalah Poli THT, Poli Jiwa, Poli Gizi, Poli Sanitasi dan BPG dengan tindakan. b.
Spesialis
Pelayanan spesialis meliputi Poli Anak dan Poli Kebidanan. 3. a.
Pelayanan Matra dan Batra Program Matra
Program Matra meliputi pemeriksaan jama’ah calon haji. Pemeriksaan kesehatan jama’ah calon haji dilaksanakan dengan dua tahap, pertama pemeriksaan kesehatan awal sebagai pemeriksaan kesehatan dan penjaringan awal, kedua pemeriksaan kesehatan ulang yang dilaksanakan bersama oleh Puskesmas dan tim pengaman tingkat Kota Madya. Pemeriksaan ini dilakukan terhadap seluruh jama’ah haji untuk memastikan layak tidaknya calon haji diberangkatkan ke tanah suci dan seluruh jama’ah calon haji harus mendapatkan vaksinasi meningitis meningokokus. b.
Program Batra (Pengobatan Tradisional)
Program Batra Puskesmas Kecamatan Kramat Jati meliputi pendataan ulang dan rekomendasi perizinan ke Sudin Yankes. 2.
Pembinaan Pendidikan dan Penelitian (Diklit)
Bagian yang mengkoordinasi siswa atau mahasiswa yang praktek dan mengadakan penelitian di Puskesmas Kecamatan Kramat Jati.
Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Jakarta II
17
3.
Pelayanan Kesehatan 24 Jam
Pelayanan Kesehatan 24 Jam di Puskesmas Kecamatan Kramat Jati dibuka sejak Oktober 2001. Jam praktek dimulai pukul 16.00 – 08.00 WIB. Namun, dari pukul 08.00 – 16.00 WIB pasien dilayani di poli-poli. Pelayanan resep dokter pada pasien di Pelayanan 24 jam dilakukan oleh perawat. Dalam hal ini peran farmasi hanya sebatas pada proses pengadaan obat, pemantauan, dan bertanggung jawab pada ketersediaan obat. Distribusi obat pada gudang farmasi Pelayanan 24 Jam melalui gudang Puskesmas Kecamatan Kramat Jati, laporan pertanggung jawaban umumnya sama dengan apotek Puskesmas Kramat Jati. 4.
Farmasi
Kegiatan farmasi di Puskesmas meliputi penanganan obat-obatan dan alkes. Jenis kegiatannya yaitu : a. Perencanaan
d. Pendistribusian
b. Pengadaan
e. Pelayanan
c. Penerimaan dan penyimpanan
f. Pencatatan dan Pelaporan
5.
Kegiatan Pelayanan Laboratorium
Pelayanan laboratorium di Puskesmas meliputi, pelaksanaan pemeriksaan laboratorium sesuai dengan yang ditentukan oleh dokter. Jenis – jenis pemeriksaan laboratorium diantaranya pemeriksaan urine, darah, feses, dan spatum BTA, tes kehamilan (gravindex), QBC (darah lengkap), Humalyzer (kimia darah).
Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Jakarta II
18
6.
Radiologi
Radiologi dibuka sejak Oktober 2002. Jenis pemeriksaan yang ada yaitu : foto gigi, foto thorax, foto sinus paranasal, foto extrimitas, foto kepala, foto BNO, foto pelvis, foto top lordotik, foto thorax lateral, foto nasal, foto appendieogram, foto BNOIVP, foto cervical, foto lumbo sacral, foto thoracal, foto cocygens, foto thoracal lumbal, dan foto abdomen 3 posisi. 7.
Rawat Inap (Rumah Bersalin)
Unit rawat tinggal adalah salah satu unit pelayanan kesehatan yang memberikan pelayanan khusus pada ibu dan anak dimana salah satu kegiatannya adalah mengupayakan agar setiap ibu hamil dapat menyelesaikan kehamilannya dengan sebaik-baiknya dan melahirkan bayi yang sehat dan cerdas. Kegiatan unit rawat tinggal sebagai berikut : a. Penyuluhan kesehatan
b. Pertolongan persalinan normal c. Rawat gabung d. Merujuk kasus-kasus dengan penyulit e. Pencatatan dan pelaporan 8.
Gadar dan Gakin
a. Gadar Kegiatan gadar meliputi : •
Operasi lilin
•
Operasi ketupat
Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Jakarta II
19
•
Operasi siaga kesehatan dan gadar bencana
b. Gakin Kegiatan gakin meliputi : •
Verifikasi dan validasi data gakin
•
Tindak lanjut kasus gakin setiap hari pelayanan
•
Memberikan pelayanan kesehatan dasar, spesialis, rujukan dan rawat
tinggal. 9.
Kesehatan Mata
Upaya kesehatan mata dan pencegahan kebutuhan dasar adalah yang dilaksanakan oleh Puskesmas secara khusus dan terpadu dengan kegiatan pokok Puskesmas lainnya. Kegiatan kesehatan mata sebagai berikut : a. Kegiatan promotif dan preventif : Penyuluhan individu dan kelompok seperti di
poliklinik dan sekolah b. Kegiatan kuratif : menegakkan diagnosa dan pengobatan c. Merujuk kasus-kasus yang tidak dapat ditangani 10.
PERKESMAS
Merupakan suatu upaya pemeliharaan dan peningkatan kesehatan individu, kelompok, keluarga, dan masyarakat yang dilaksanakan oleh perawat dengan partisipasi masyarakat serta tim kesehatan lainnya untuk memperoleh tingkat kemandirian kesehatan yang tinggi. Kegiatan yang dilakukan adalah memberikan pelayanan kesehatan melalui pendekatan perawatan kesehatan masyarakat didalam maupun diluar gedung. Jenis kegiatan yang dilakukan :
Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Jakarta II
20
a. Kegiatan dalam gedung : •
Melaksanakan Asuhan Keperawatan Individu
•
Membena pasien resiko tinggi
•
Memberikan penyuluhan terhadap pasien resiko
b. Kegiatan luar gedung :
11.
•
Melaksanakan Asuhan Keperawatan Keluarga dan Masyarakat
•
Membina daerah binaan di wilayah masing-masing
•
Membina panti Pusaka
•
Membina Anak Jalanan
•
Membina Lansia
•
Memberikan penyuluhan terhadap masyarakat daerah binaan
KB (Keluarga Berencana)
Jenis kegiatan yang dilakukan sebagai berikut : a. Pelayanan bagi akseptor KB baru dan lama untuk semua Kontrasepsi kecuali MOW dan MOP b. Penyuluhan tentang KB secara kelompok maupun perorangan c. Pengambilan sample untuk secara kelompok maupun perorangan d. Pengambilan sample untuk pemeriksaan Pap Smear e. Ikut berpartisipasi langsung dalam kegiatan KB-KES setiap tahun f. Memberikan pembinaan pada kader-kader posyandu
Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Jakarta II
21
3.5.3 Seksi Kesehatan Masyarakat Kegiatan Seksi Kesehatan Masyarakat (Kesmas) meliputi : 1. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular Kegiatan pokok ini diarahkan pada program pencegahan dan pemberantasan penyakit sebagai berikut : a. P3DL Penyakit – penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Kegiatan yang rutin dilakukan meliputi : •
Imunisasi dasar pada bayi dan balita
•
Kegiatan secara BIAS yaitu : TT, DT, Campak
•
Melakukan TT WUS pada masyarakat di posyandu, sekolah, perkantoran dan BLK TKW.
b. P2ML Penyakit yang menular langsung, kegiatannya meliputi pemberantasan penyakit TBC. Jenis kegiatannya : •
DOTS (Pemeriksaan TB) di Puskesmas
•
Cross Check Spesimen TB
•
Pemantauan PMO
•
Pelacakan kasus
c. Pencegahan dan Pemberantasan Kusta Pelayanan dilaksanakan bergabung dengan ruangan TB yang dilayani oleh dokter umum dan seorang perawat yang dilatih penanganan kusta. Jenis kegiatan :
Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Jakarta II
22
•
Kunjungan kontak serumah dan follow up kasus
•
Penemuan penyakit kusta secara dini
•
Penyuluhan tentang penyakit kusta pada masyarakat
•
Konseling kusta/ program perawatan diri
•
Pelacakan kasus kusta
•
Pengobatan Kusta
d. Pelaksanaan Klinik IMS Klinik IMS merupakan poli IMS di Puskesmas di Kecamatan Kramat Jati yang memeriksa dan mengobati penyakit infeksi yang ditularkan melalui hubungan seksual. e. P2DBD Penyakit yang bersumber dari binatang. Pencegahan dan pemberantasan penyakit demam berdarah denga jenis kegiatan : •
Pemeriksaan jentik berkala (PJB)
•
Pemberantasan sarang nyamuk (PSN)
•
Abatisasi selektif dilaksanakan bersamaan dengan PJB
•
Mengadakan pertemuan Pokjanal tingkat Kecamatan dan Tingkat Kelurahan
•
Melakukan pemeriksaan epidemiologi pada temuan kasus yang ada
•
Penanggulangan fokus sesuai dengan hasil P.E. Positif
•
Memotivasi masyarakat untuk kegiatan PSN dengan mengadakan penyuluhan
Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Jakarta II
23
f. Investigasi Kasus Penyakit Potensial KLB Jenis kegiatan : •
Mengamati jenis penyakit terpilih dilihat dari data kesakitan
•
Melacak atau memeriksa kelapangan apabila ditemukan kasus
•
Mengolah analisa serta menindak lanjuti temuan kasus
g. Melakukan Pemeriksaan Jenazah h. P2 Diare Jenis kegiatan : •
Melakukan penemuan kauss yang dilayani di poliklinik
•
Memberikan pengobatan dan penyuluhan langsung kepada penderita
•
Melakukan pengamatan surveilans melalui data sensus harian, mingguan dan bulanan penyakit serta tahunan mengantisipasi KLB diare
2. Program Kesehatan Lingkungan Kesehatan program kesling sebagai berikut : a. Penyehatan Lingkungan TTU Pembinaan Kesling TTU b. Penyehatan Makanan Minuman Pembinaan Industri Mak-Min c. Penyehatan Air •
Pembinaan depot air isi ulang
•
Pemeriksaan sampel DAM
•
Pemeriksaan sampel air penduduk
Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Jakarta II
24
•
Pemeriksaan sampel air kimia
•
Pemeriksaan sampel air bakteriologi
d. Penyehatan Lingkungan Pemukiman •
Pest Control dalam gedung PKC
•
PSN olehpetugas Puskesmas Kecamatan
•
PSN olehpetugas Puskesmas Kelurahan
•
PSN oleh jumantik
•
PJB sampling oleh petugas
•
Pemantauan Kesling kerja di Puskesmas
•
Pengelolaan limbah infeksius Puskesmas
3. Program Gizi dan PSM a. Kesehatan gizi Kegiatan-kegiatan yan dilakukan adalah : •
Dalam gedung
Poliklinik gizi masih bergabung dengan ruangan pelayanan jiwa dan sanitasi. Jenis pelayanan : pemberian vitamin A kepada bayi dan balita, PMY pemulihan untuk balita gizi buruk dan ibu hamil, konsultasi gizi penderita DM dan hipertensi.. •
Luar gedung
Kegiatan yang dilakukan meliputi : penimbangan balita di posyandu, sosialisasi Positive Deviance kepada lintas program dan lintas sektor terkait, palacakan kasus gizi buruk, dan PMT penyuluhan di Posyandu. Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Jakarta II
25
b. Kesehatan Ibu •
Dalam gedung
Kegiatan yang dilakukan adalah pemeriksaan bumil setiap senin, rabu, jumat, pemberian imunisasi pada bayi dan ibu hamil setiap hari selasa, kamis, dan pertolongan persalinan. •
Luar gedung
Kegiatan yang dilakukan adalah validasi data bumil dan neonatal, tindak lanjut bumil resti, pembinaan Posyandu sayang ibu, pembinaan PWS KIA, pembinaan dukun beranak, koordinasi dan konsultasi petugas KI / KB PKC dan PKL, koordinasi dan konsultasi petugas bidan swasta, penelusuran AKI ke RS, dan penelurusan AKI tingkat Kecamatan. c. Kesehatan Anak •
MTBS/MTBM
Kegiatan yang dilaksanakan di poli MTBS/ MTBM meliputi : 1. Pengukuran BB yang membandingkannya dengan umur anak sehingga
didapat klasifikasi status gizi anak dan digali permasalahan yang berhubungan dengan asupan makanan dan pola makan anak yang dilanjutkan dengan konseling terhadap permasalahan yan ditemukan. 2. Analisa kondisi penyakit yang diderita anak dengan mengklasifikasikan terhadap kemungkinan menderita penyakit-penyakit berbahaya seperti pneumonia, diare, kejan, dan kegawat daruratan penyakit
Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Jakarta II
26
3. Konseling dilakukan pasca permasalan yang ditemukan yang sebagian
besar adalah masalah asupan dan pola makan, cara pemberian ASI, perawatam anak pada saat sakit, dan cara cepat dalam mencari pertolongan pertama bila mengalami masalah kesehatan. •
Anak Pra Sekolah
Kegiatan meliputi memantau pertumbuhan anak dengan cara mengukur tinggi badan dan berat badan anak, serta lingkar kepala, memantau perkembangan motorik gerakan kasar, gerakanhalus, kemampuan bicara dan bahasa, pendengaran dan memacu kreatifitas serta kemandirian anak, serta melakukan simulasi untuk lebih mengembangkan kemampuan anak dan memacu kreatifitas dan kemandirian anak. •
Anak Sekolah
Kegiatan program kesehatan anak sekolah dilakukan dalam bentuk kegiatan UKS (trias UKS) meliputi : - Pendidikan kesehatan Kegiatan yang dilakukan adalah memberikan promosi kesehatan tentang upaya pencegahan penyakit, pola hidup bersih dan sehat, pelatihan dan pembinaan kader kesehatan sekolah. Dokter kecil dan KKR, pembinaan terhadap guru UKS dan penyuluhan kesehatan kepada seluruh masyarakat sekolah.
- Pelayanan kesehatan
Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Jakarta II
27
Memberikan pelayanan berupa skrining kesehatan pasa siswa kelas satu, pemberian imunisasi dalam kegiatan BIAS, pemeriksaan dan pengobatan kecacingan serta pelayanan pertolongan pertama pada kasus penyakit ringan dan pertolongan pertama pada kasus penyakit ringan dan melaksanakan rujukan kasus yang memerlukan rujukan. - Pembinaan lingkungan sekolah sehat Melakukan pembinaan kesehatan lingkungan sekolah antara lain kebersihan ruangan kelas, kamar mandi, halaman dan pekarangan sekolah, kantin sekolah, dan penyediaan air bersih serta pelaksanaan 3M dan PSN. •
Kesehatan Remaja
Kegiatan yang dilaksanakan dalam upaya kesehatan remaja adalah melakukan pembinaan KKR dan PMR, memberikan penyuluhan tentang kesehatan reproduksi, kesehatan jiwa remaja dan sosialisasi PKPR, memberikan konseling kesehata remaja bekerja sama dengan guru BP dan petugas BKKBN, serta mengikuti lomba-lomba yang bisa memacu kreatifitas remaja di lingkungan sekolah. •
Peran Serta Masyarakat (PSM)
Wujud peran serta masyarakat di wilayah Kecamatan Kramat Jati jumlahnya cukup beragam dengan tingkat perkembangan yang berbeda – beda. Wujud peran serta masyarakat yang telah berjalan dianaranya Posyandu dan upaya pembinaan kesehatan Lansia. •
Kesehatan Jiwa (KESWA)
Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Jakarta II
28
Kegiatannya meliputi pelayanan : −
Program Terapi Rumatan Metadon (PTRM)
Program Terapi Rumatan Metadon (PTRM/MMT) adalah program rehabilitasi dengan memberi obat cair Metadon setiap hari. Bertujuan untuk meminimalkan resiko yang dialami penderita ketergantungan Heroin dari penyakit HIV-Hep C dan menormalkan gaya hidup hidup dan perilakunya. Proses pengadaan metadon mendapat bantuan dari pemerintah yang didistribusikan melalui RS Fatmawati. Prosedur pelayanan pasien PTRM memiliki prosedur sebagai berikut : 1.
Pasien membawa bukti pembayaran dan menunjukkannya
kepada petugas sebagai syarat untuk mengambil metadon. Pengambilan obat memiliki dua macam cara yaitu minum langsung (m+) atau THD (Take Home Dose). 2.
Tenaga farmasi mengambil file status pasien kemudian secara
bersamaan mencatat waktu kedatangan pasien. 3.
Pasien menandatangani kolom yang tertera di file status pasien
setelah menerima metadon. 4.
Petugas farmasi menyiapkan metadon sesuai dengan dosis
pasien yang telah ditentukan oleh dokter. −
Pelayanan dan pengobatan kasus ganguan jiwa di BP,
−
Follow up kasus jiwa
−
Penyuluhan kesehatan jiwa ke masyarakat dan anak sekolah
Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Jakarta II
29
−
Pembinaan pasien poli Keswa, serta mapping pesan Keswa.
•
PROMKES
Jenis kegiatan yang dilakukan antara lain penyebarluasan informasi secara tidak langsung baik dalam gedung maupun luar gedung serta penyebarluasan informasi secara tidak langsung yaitu dilakukan dengan pemutaran kaset mengenai kesehatan, pemasangan poster, leaflet, pojok, PKM, spanduk mengenai kesehatan. Sasaran dalam kegiatan ini adalah perorangan, kelompok tertentu, maupun masyarakat umum dan masyarakat sekolah. •
Upaya Kesehatan Olahraga
Kegiatannya meliputi : senam lansia (osteoporosis dan jantung), senam kesegaran jasmani (SKJ), senam DM dan penyuluhan kesehatan olahraga. 4. Penyakit Tidak Menular (PTM) Secara umum meliputi hipertensi, penyakit jantung dan stroke, diabetes melitus, penyakit sendi yang sebagian menyebabkan ketidakmampuan bekerja. Sedangkan kelompok yang utama meliputi penyakit kardio vaskular, stroke, diabetes mellitus, penyakit paru obstruktif kronis dan kanker. Tujuannya untuk terselenggaranya penanggulangan penyakit tidak menular secara terpadu, efisien, efektif, dan merata. Sasarannya adalah kelompok masyarakat, kader, tembaga, swadaya masyarakat dan petugas lintas sektoral. Kegiatannya meliputi : a. Penyuluhan kelompok masyarakat b. Mapping kasus PTM c. Pembuatan buku saku pasien DM
Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Jakarta II
30
d. Screening kardiovaskular
e. Pembentukan kelompok peduli PTM f. Screening, deteksi dini, kanker leher rahim dan kanker payudara
3.5.4 Puskesmas Kelurahan Puskesmas Kecamatan Kramat Jati membawahi 8 Puskesmas Kelurahan, yaitu : 1. Puskesmas Kelurahan Cawang
5. Puskesmas Kelurahan Batu Ampar
6. Puskesmas
Kelurahan
Bale
2. Puskesmas Kelurahan Cililitan Kambang 3. Puskesmas Kelurahan Kramat Jati
1
7. Puskesmas Kelurahan Tengah
8. Puskesmas Kelurahan Dukuh
4. Puskesmas Kelurahan Kramat Jati
2
3.6 Managemen Puskesmas a. Rencana kerja Puskesmas disusun berdasarkan : •
Evaluasi hasil kegiatan pada tahun-tahun sebelumnya
•
Anggaran APBD (SUBSIDI) dan BLUD
•
Proyeksi cakupan kegiatan pokok Puskesmas
b.Rencana kerja bulanan Puskesmas disusun dan dikembangkan berdasarkan pengamatan dan evaluasi produktifitas kinerja puskesmas setiap bulan
Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Jakarta II
31
c.Audit Eksternal untuk ISO 9001 : 2008 yang dilakukan 2 x dalam setahun dimana kegiatan ini untuk menunjang dan mengukur kinerja Pelayanan Kesehatan di Puskesmas.
d.Konsolidasi dan kordinasi Dilakukan dengan menerapkan mekanisme komunikasi 2 arah baik secara kelompok maupun per orangan yang pelaksanaanya dilakukan secara terus menerus. Sarana yang digunakan untuk itu antara lain adalah : •
Rapat rutin dengan Ka Subsie dan Ka. Puskesmas Kelurahan
•
Pertamuan dengan seluruh karyawan setiap minggu pada hari Rabu
e.Pembina Karyawan Pembinaan karyawan dalam rangka menunjang peningkatan pemberdayaan sumber daya manusia melalui sarana : •
Pembina rohani
•
Pembina jasmani
•
Supervise kemasing-masing Puskesmas kelurahan
•
Pertemuan Rutin tiap hari Rabu di Puskesmas Kecamatan
•
Capacity building
f. Pengawasan
Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Jakarta II
32
Pengawasan ditujukan pada pemahaman dan pelaksanaan tugas yang dilimpahkan kepada masing-masing karyawan, serta pelaksanaan kegiatan rutin maupun proyek. g.Evaluasi Evaluasi merupakan salah satu dasar untuk perencanaan dan pelaksanaan pada kurun waktu berikutnya. BAB IV KEGIATAN PRAKEK KERJA LAPANGAN
4.1 Kegiatan Kefarmasian
Kegiatan kefarmasian di Puskesmas Kecamatan Kramat Jati meliputi : 4.1.1
Perencanaan
Perencanaan adalah suatu proses kegiatan seleksi perbekalan kesehatan untuk menentukan jenis dan jumlah perbekalan kesehatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan puskesmas. Tujuan perencanaan adalah untuk mendapatkan : a. Perkiraan jenis dan jumlah perbekalan kesehatan yang mendekati kebutuhan
b. Meningkatkan penggunaan obat secara rasional c. Meningkatkan efisiensi penggunaan obat Perencanaan kebutuhan obat-obatan di Puskesmas Kecamatan kramat Jati dilakukan dengan sistem Botoom-up. Dimana dalam sistem tersebut, seluruh poli yang ada di Puskesmas Kecamatan Kramat Jati dan seluruh Puskesmas Kelurahan memberikan seluruh rancangan perencanaan kebutuhan obat-obatan dan alat Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Jakarta II
33
kesehatannya. Seluruh rancangan perencanaan kebutuhan tersebut kemudian dirangkum dan dirancang sedemikian rupa oleh koordinator Farmasi Puskesmas Kecamatan Kramat Jati menjadi suatu dokumen perencanaan yang akan diajukan. Data yang diperlukan antara lain: a.
Data pemakaian obat satu tahun sebelumnya dari Laporan Pemakaian Lembar Permintaan Obat (LPLPO)
b.
Data penyakit
c.
Frekuensi distribusi obat oleh gudang farmasi 4.1.2
Pengadaan
Tujuan pengadaan adalah memenuhi kebutuhan obat, alat kesehatan, reagent, serta film rongent yang dibutuhkan di Puskesmas. Kebutuhan ini dilakukan berdasarkan. Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPA-SKPD) yang telah dibuat. Sumber anggaran dana untuk pengadaan perbekalan farmasi di Puskesmas Kecamatan Kramat Jati berasal dari APBD dan BLUD (Badan Layanan Umum Daerah). Maksud dan tujuan suatu sistem pengadaan yang dikelola secara baik untuk : a. Memperoleh obat dengan jumlah dan jenis yang tepat (sesuai dengan kebutuhan). b. Menjamin penyampaian yang cepat dan tepat waktu. c. Optimalisasi pengelolaan persediaan obat melalui prosedur pengadaan atau
permintaan yang baik.
Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Jakarta II
34
Pengadaan kebutuhan obat-obatan maupun alkes tersebut dilakukan berdasarkan dokumen perencanaan yang telah dibuat dan pendanaannya berasal dari subsidi pemerintah daerah. Pengadaan di Puskesmas Kramat Jati dilakukan dengan cara: a.
Pengadaan langsung : Untuk pembelian obat-obatan maupun alkes yang nominalnya kurang dari 100 juta rupiah dengan membandingkan harga dan spesifikasi produk dari minimal 2 penyedia barang.
b.
Lelang sederhana : Pengadaan obat, alat kesehatan, reagent ataupun kebutuhan rongent yang nominalnya 100 – 200 juta rupiah. Calon terpilih minimal tiga rekanan.
c.
Lelang umum : Pengadaan obat, alat kesehtan, reagent ataupun kebutuhan rongent yang nilai nominalnya lebih dari 200 juta. Dan proses pelelangan dilakukan setiap 1 tahun sekali melalui media internet. 4.1.3
Penerimaan
Penerimaan merupakan suatu rangkaian kegiatan dalam menerima obat-obatan baik dari pemasok maupun dari suatu unit pelayanan kesehatan kepada unit pelayanan kesehatan lainnya dalam rangka memenuhi kebutuhan obat dari unit yang bersangkutan. Di Puskesmas Kecamatan Kramat Jati penerimaan dilakukan oleh penanggung jawab gudang induk menggunakan sistem satu pintu, yaitu semua obat yang datang baik dari pembelian Puskesmas maupun bantuan dari instansi lain termasuk buffer stock diterima di gudang induk.
Sebelum diterima obat-obatan
tersebut diperiksa untuk disesuaikan dengan jenis dan jumlah obat yang dikirim. Selanjutnya dicatat di komputer dan kartu stock 4.1.4
Penyimpanan
Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Jakarta II
35
Penyimpanan adalah suatu kegiatan pengamanan dengan cara menempatkan obatobatan yang diterima pada tempat yang sesuai dan aman. Tujuan dari penyimpanan obat adalah : a. Memelihara mutu obat b. Menghindari penggunaan obat yang tidak bertanggung jawab c. Menjaga kelangsungan persediaan d. Memudahkan pencarian dan pengawasan Untuk menjamin mutu maka pengeluaran obat dari penyimpanan dilakukan berdasarkan sistem FEFO (First Expired First Out). Obat golongan psikotropik dan narkotik disimpan terpisah di dalam lemari khusus dan terkunci. Gudang penyimpanan obat dan alat kesehatan di Puskesmas Kecamatan Kramat Jati terdiri dari : a.
Gudang Induk
Gudang untuk menyimpan obat dan alat kesehatan yang berasal dari pemasok dan bantuan dari instansi lain untuk selanjutnya didistribusikan ke Puskesmas Kecamatan Kramat Jati dan seluruh Puskesmas Kelurahan di Kecamatan Kramat Jati b.
Gudang Farmasi Puskesmas Kecamatan
Gudang untuk menyimpan obat-obat yang dibutuhkan oleh apotek Kecamatan Kramat Jati, apotek di pelayanan 24 jam serta RB dan ruang tindakan. c.
Gudang Apotek
Gudang untuk menyimpan obat yang diperlukan dalam pelayanan obat di apotek kecamatan. Persyaratan gudang obat antara lain : 1. Gudang harus kering Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Jakarta II
36
2. Ada ventilasi agar ada aliran udara 3. Perlu cahaya yang cukup, namun jendela harus mempunyai pelindung untuk menghindari cahaya langsung 4. Menghindari pembuatan sudut lantai dinding yang tajam 5. Dinding dibuat licin 6. Mempunyai ruangan khusus untuk gudang dan pelayanan 7. Mempunyai pintu yang dilengkapi kunci 8. Ada lemari atau laci khusus untuk narkotika yang selalu terkunci Persyaratan penyimpanan dan kesetabilan obat harus dijaga dan dihindari dari faktor-faktor sebagai berikut : 1. Kelembaban Udara lembab dapat mempengaruhi obat-obatan sehinga dapat mempercepat kerusakan. Untuk menghindari udara lembab tersebut maka diperlukan upaya-upaya sebagai berikut : •
Ventilasi harus baik, jendela dibuka
•
Simpan obat sesuai petunjuk penyimpanan
•
Wadah harus selalu tertutup rapat, jangan dibiarkan terbuka
•
Pengaturan suhu yang tepat pada AC/Kipas Angin
2. Sinar matahari Kebanyakan cairan, larutan, dan injeksi cepat rusak karena pengaruh sinar matahari. Cara mencegahnya dapat dilakukan sebagai berikut : •
Gunakan wadah botol atau vial yang berwarna gelap
Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Jakarta II
37
•
Jangan letakkan botol atau vial di udara terbuka
•
Obat yang penting diletakkan dalam lemari
•
Jendela – jendela diberi gorden
3. Temperatur atau panas Obat sangat sensitif terhadap pengaruh panas. Sediaan berupa salep, krim, suppositoria dapat meleleh, oleh karena itu hindari dari udara panas. Beberapa jenis obat harus disimpan di dalam lemari pendingin pada suhu 4 – 8 ˚C seperti vaksin, insulin dll. 4. Kerusakan fisik Untuk menghindari kerusakan fisik : •
Dos obat jangan ditumpuk terlalu tinggi karena obat yang ada di dalam dos
bagian tengah akan pecah dan rusak sehingga akan kesulitan dalam mengambil obat di dalam dos terbatas. •
Hindari kontak dengan benda tajam
5. Kontaminasi bakteri Wadah obat harus selalu tertutup rapat, apabila wadah terbuka maka obat mudah tercemar oleh bakteri atau jamur. Sediaan yang terkontaminasi dapat menyebabkan kematian bagi pasien. 6. Pengotoran Ruangan yang kotor dapat mengundang tikus dan serangga lain kemudian merusak obat. Etiket dapat menjadi kotor dan sulit dibaca, oleh karena itu bersihkan ruangan paling sedikit satu minggu sekali, lantai disapu dan dipel, dinding rak dibersihkan.
Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Jakarta II
38
4.1.5 Pendistribusian Alur pendistribusian obat dan Alkes di Puskesmas Kecamatan Kramat Jati: a. obat-obatan maupun alkes yang disimpan di gudang penyalur/induk. Kemudian
gudang penyalur/induk akan mendistribusikan obat-obatan tersebut ke gudang Kecamatan dan Puskesmas Kelurahan. Pendistribusian obat dilakukan sebanyak empat kali dalam setahun sedangkan alkes didistribusikan setiap bulan. Gudang induk juga menyimpan persediaan cadangan atau buffer stok, sehingga bila obatobatan yang telah didistribusikan tersebut habis sebelum waktunya atau kurang karena pasien melonjak atau meningkatnya kejadian penyakit di masyarakat, maka Puskesmas kecamatan maupun kelurahan dapat melakukan permintaan dengan mengajukan dokumen permintaan ke gudang induk. Dengan demikian kebutuhan obat-obatan dapat terjamin pemenuhannya. b. Obat maupun alkes yang didistribusikan dari gudang induk ke gudang
Kecamatan, selanjutnya akan didistribusikan ke apotek Puskesmas Kecamatan, Pelayanan 24 jam, RB dan ruang tindakan tiap awal bulan atau bila terjadi kekurangan obat dapat mengajukan surat permintaan untuk didistribusikan kembali. 4.1.6 Pelayanan Sediaan Farmasi di Apotek
Tujuan pelayanan sediaan farmasi adalah agar pasien mendapatkan obat sesuai dengan resep dokter dan mendapat informasi bagaimana menggunakannya. Pelayanan resep di apotek Puskesmas Kecamatan kramat Jati, dimulai pukul 08.00 sampai dengan pukul 16.00 WIB. Jumlah resep perhari rata-rata 300 – 500 lembar resep. Pelayanan resep yang masuk ke apotek akan melalui prosedur sebagai berikut :
Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Jakarta II
39
Pasien menyerahkan resep Resep diberi nomor dan cap (tanggal dan paraf petugas) Penulisan etiket obat Penyiapan obat sesuai resep
Pemeriksaan kembali obat yang akan diserahkan Penyerahan obat dan pemberian informasi obat kepada pasien
Keterangan : a. Penerimaan resep Resep dibawa oleh pasien ke apotek. Selanjutnya pasien meletakkan resep di tempat yang telah disediakan. b. Pemberian nomor Resep yang telah diterima oleh petugas apotek, kemudian diberi nomor sesuai dengan urutan peletakan resep serta diberi cap paraf petugas. c. Penulisan etiket Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Jakarta II
40
Resep yang telah diberi nomor lalu diserahkan pada bagian penyiapan obat untuk diberikan etiket. Penulisan etiket oleh petugas sesuai dengan keterangan cara pemberian yang tertera pada resep. d. Penyiapan obat Petugas mengambil resep beserta etiket untuk disiapkan obat – obatnya sesuai dengan yang tertera pada resep. Untuk peracikan obat seperti puyer, telah dipersiapkan terlebih dahulu dalam jumlah banyak oleh petugas yang bertanggung jawab pada penyiapan puyer. Sehingga petugas hanya perlu mengambil puyer tanpa harus meraciknya setiap kali menyiapkan obat, hal ini dapat mempercepat waktu penyiapan obat sehingga pasien tidak perlu menunggu lama. Sediaan puyer yang terdapat di Puskesmas Kecamatan Kramat Jati telah diformulasikan sesuai standar hasil perumusan dan kesepakatan semua dokter dan apoteker di Puskesmas Kecamatan Kramat Jati. Puyer standar terdiri dari : •
Puyer untuk batuk-pilek-panas : PDEX
•
Puyer untuk diare : GEA
•
Puyer turun panas : PTP
e. Pemeriksaan obat Obat yang telah disiapkan oleh petugas sesuai dengan resep dokter, kemudian diberikan kepada petugas bagian penyerahan beserta resepnnya untuk diperiksa kembali apakah obat yang telah disiapkan sesuai dengan yang tertera pada resep.
Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Jakarta II
41
Setelah obat diperiksa dan sesuai dengan resep kemudian resep tersebut diparaf oleh petugas penyerahan obat.
f. Penyerahan obat Obat kemudian diberikan kepada pasien atau keluarga yang bersangkutan dan diberikan informasi secukupnya tentang cara penggunaan obat. Hal ini dilakukan agar obat yang diberikan benar dan tidak tertukar dengan pasien lain. 4.1.7 Pencatatan dan Pelaporan
Resep-resep yang masuk ke apotek setiap harinya divalidasi oleh petugas apotek sehingga pemakaian obat-obatan tersebut tercatat dan tersimpan dengan baik. Melalui hal tersebut maka dapat diketahui pemakaian obat harian, mingguan, bulanan, dan pemakaian obat tahunan. Dengan pencatatan tersebut selanjutnya dilakukan pelaporan. Farmasi Puskesmas Kecamatan Kramat Jati membuat laporan, antara lain : •
Laporan bulanan LPLPO (Laporan Pemakaian dan Laporan Permintaan Obat) dari Puskesmas Kelurahan dan Kecamatan Kramat Jati setiap bulan ke Sudin Kesehatan Jakarta Timur
•
Pemakaian Obat GAKIN setiap bulan ke Sudin Kesehatan Jakarta Timur
•
Pemakaian Alkes setiap bulan ke Sudin Kesehatan Jakarta Timur
•
Pemakaian Narkotika dan Psikotropika setiap bulan ke Sudin Kesehatan Jakarta Timur
•
Pemakaian Obat TB setiap tiga bulan ke Sudin Kesehatan Jakarta Timur
Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Jakarta II
42
•
Pemakaian Methadon setiap bulan ke RSUP Fatmawati Jakarta
•
Persediaan obat dan alkes di gudang induk dan puskesmas kelurahan setiap tiga bulan ke Tata Usaha Puskesmas.
BAB V PEMBAHASAN
Praktek Kerja Lapangan (PKL) dilaksanakan pada periode 20 Februari – 2 Maret 2012. Kegiatan PKL yang dilakukan meliputi kegiatan kefarmasian di apotek dan kegiatan di Program Terapi Rumatan Metadin (PTRM). Kegiatan kefarmasian yang dilakukan selama PKL di Puskesmas Kecamatan Kramat Jati meliputi perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan, distribusi, pelayanan, pencatatan dan pelaporan. Perencanaan dibuat setelah terkumpulnya usulan perencanaan dari 8 puskesmas kelurahan dan puskesmas Kecamatan Kramat Jati itu sendiri. Perencanaan dilakukan setiap satu tahun sekali. Untuk memenuhi kebutuhan pelayanan di puskesmas, perencanaan direalisasikan dalam bentuk kegiatan pengadaan obat. Pengadaan perbekalan farmasi dilakukan dengan sistem lelang melalui media internet dengan menggunakan dana subsidi dari Pemerintah dengan anggaran yang telah ditetapkan. Penerimaan obat dilakukan oleh petugas dengan melakukan pengecekan terhadap obat – obatan yang diterima seperti memeriksa dan meneliti kondisi barang (warna dan kemasan), jumlah barang, nama barang dan tanggal kadaluwarsa. Setiap penerimaan obat dicatat di komputer dan kartu stock.
Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Jakarta II
43
Perbekalan farmasi yang telah diterima disimpan dalam gudang induk untuk obat selanjutnya disalurkan ke gudang kecamatan dan 8 gudang puskesmas kelurahan sebanyak empat kali dalam setahun. Obat yang disimpan di gudang kecamatan didistribusikan ke gudang apotek, pelayanan 24 jam, Ruang Bersalin, dan ruang tindakan tiap awal bulan. Obat disimpan di gudang penyimpanan disesuaikan dengan sifat-sifat obat tersebut dan dikeluarkan dengan menggunakan sistem FEFO (First Expired First Out) untuk menjamin mutu obat. Suhu penyimpanan di gudang induk sebaiknya sejuk. Pada kenyataannya gudang induk yang dimiliki Puskesmas Kramat Jati tidak cukup sejukdan terasa pengap karena tidak memiliki Air Conditioner (AC) seperti di gudang kecamatan yang kondisinya sejuk. Untuk penyimpanan narkotik dan psikotropik harus didalam lemari khusus dan penyimpanannya sudah sesuai, baik di gudang induk, gudang kecamatan dan gudang apotek. Selain itu di gudang induk dan gudang Puskesmas Kecamatan Kramat Jati juga tersedia lemari pendingin untuk penyimpanan suppositoria dan ovula. Namun, di gudang apotek tidak tersedia lemari pendingin untuk menyimpan sediaan suppositoria dan ovula. Pendistribusian obat ke tiap Puskesmas Kelurahan sesuai usulan perencanaan Puskesmas Kelurahan. Setelah itu dibuat pendistribusian dan jadwal pengiriman obat. Apabila ada kekurangan sebelum ataupun sesudah dilakukan distribusi berikutnya, maka Puskesmas Kelurahan dan Puskesmas Kecamatan dapat mengajukan permintaan ke gudang induk. Hanya saja permintaan tersebut tidak bisa dilayani saat hari itu juga dikarenakan penanggung jawab gudang induk yang juga merangkap pekerjaan seperti di pelayanan apotek.
Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Jakarta II
44
Untuk memudahkan pencatatan dan pelaporan setiap hari setelah pelayanan, lembar resep yang diterima apotek dikumpulkan, di validasi, kemudian disusun berdasarkan golongan pasien yaitu pasien Umum, Askes, Jamsostek, Gratis, dan Gakin. Resep yang tercantum obat penenang ikut dipisahkan. Kemudian resep yang telah dipisahkan dihitung, dicatat dan disimpan di tempat penyimpanan resep. Adapun pencatatan yang dibuat oleh Apotek Kecamatan Kramat Jati antara lain : pencatatan jumlah resep dalam buku resep harian, pencatatan jumlah obat dalam kartu stok, dan validasi obat yang tertulis pada resep setiap hari. Sedangkan, kegiatan pelaporan yang dilakukan adalah pelaporan pemakaian obat dalam formulir Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO) yang direkap tiap bulan oleh masing-masing puskesmas kelurahan dan puskesmas kecamatan untuk selanjutnya digunakan sebagai usulan perencanaan pada tahun berikutnya dan sebagai acuan untuk dilaporkan ke Suku Dinas Kesehatan Masyarakat Jakarta Timur. Secara keseluruhan Puskesmas Kecamatan Kramat Jati telah berjalan sesuai visi dan misinya. Hal ini tidak terlepas dari peran tenaga farmasi dan tenaga kesehatan untuk ikut berperan dalam upaya peningkatan kesehatan masyarakat. Bentuk pelayanan farmasi yang lain adalah pelayanan di apotek puskesmas yang meliputi peneriman resep, pamberian nomor dan cap (tanggal dan paraf petugas), pengerjaan resep oleh petugas, pengecekkan kembali dan penyerahan obat kepada pasien yang disertai dengan memberi informasi tentang pemakaian obat. Melihat sering terjadi ketidaktertiban pengambilan obat, mungkin perlu ada nomor antrian untuk pasian. Sebab untuk saat ini hanya berupa penulisan nomor diresep, sehingga
Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Jakarta II
45
memungkinkan terjadi penyerahan obat yang tidak berurutan dengan nomor yang tertera diresep. Pada penulisan etiket untuk antibiotik seharusnya disertakan keterangan “dihabiskan”, namun kenyataannya hal ini tidak dituliskan melainkan hanya diberikan informasi oleh petugas saat penyerahan obat. Hal tersebut bisa saja terjadi pasien lupa akan informasi yang disampaikan. Sama halnya pada sediaan obat syrup seperti cotrimoksazol dalam penyiapannya juga tidak disertai penempelan etiket “kocok dahulu”, namun kenyataannya hanya diberikan informasi oleh petugas saat penyerahan obat. Hal tersebut bertujuan untuk menghindari tidak berkhasiatnya obat dan over dosis, akibat
dari sifat obat yang mudah mengendap sehingga perlu dilakukan
pengocokan terlebih dahulu. Pada proses pembuatan obat racikan, selazimnya obat diracik menggunakan lumpang dan alu karena dapat meminimalkan terjadinya kontaminasi antara bahan obat dengan alat tersebut. Akan tetapi, di Puskesmas Kramat Jati obat diracik dengan menggunakan blander karena jumlah obat yang dibuat cukup besar. Namun yang harus diperhatikan saat meracik menggunakan blender adalah suhu yang dihasilkan oleh blender jangan sampai panas, karena peningkatan suhu dapat mengakibatkan rusaknya obat tersebut. Oleh karena itu, ketika suhu blender mulai menghangat maka proses peracikan dihentikan. Serbuk puyer yang telah diracik tadi kemudian dibungkus dengan kantong puyer lalu dipress. Mengingat harga kertas puyer yang cukup mahal dan kuantitas untuk satu bungkus yang besar, maka dalam satu bungkus digunakan untuk dosis dua kali pemakaian. Sehingga etiket yang tertulis untuk sekali pakai adalah setengah bungkus. Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Jakarta II
46
Hal ini sebaiknya dihindari untuk dilakukan karena cukup menyulitkan keluarga pasien dalam menyiapkan obat dan kemungkinan dosis yang diminum tidak sesuai karena tidak terbagi rata. Sementara untuk obat dalam dosis kecil yang seharusnya diracik, hanya diberikan obatnya dan pasien yang harus membaginya sendiri. Hal ini tentu saja juga menyulitkan pasien terutama jika tablet yang harus dibagi bentuknya kecil. Selain kegiatan kefarmasian di apotek, kegiatan PKL juga berlangsung di Program Terapi Rumatan Metadon. PTRM merupakan penggunaan metadon dalam program pengganti heroin yang dipakai oleh pecandu dengan obat lain yang lebih aman. Program Terapi Rumatan Metadon (PTRM) Puskesmas Kecamatan Kramat Jati merupakan satelit dari Rumah Sakit Fatmawati. Tenaga yang terlibat adalah dokter, tenaga farmasi, dan perawat. Pasien PTRM tidak hanya sekedar mendapat obat, tetapi mereka juga mendapat konseling baik dari dokter maupun dari tenaga farmasi. Hal tersebut merupakan salah satu bagian dari terapi, karena dengan melakukan konseling akan tumbuh hubungan yang baik antar dokter atau tenaga yang terlibat dengan pasien. Hubungan baik tersebut akan memberi perasaan nyaman pada diri pasien.
Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Jakarta II
47
BAB VI PENUTUP
6.1 Kesimpulan 1) Puskesmas Kramat Jati sudah mendapatkan sertifikat ISO 9001 : 2008, maka pengelolaan dan pelayanan obat di apotek Puskesmas Kramat Jati sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. 2) Kedisiplinan kerja pegawai Puskesmas Kramat Jati sangat baik, sehingga tujuan pelayanan kesehatan dapat tercapai dan terpenuhinya kepuasan pelanggan. 3) Mahasiswa mendapatkan pengalaman langsung dan dapat mengaplikasikan ilmu yang telah dipelajari selama perkuliahan. 4) Mahasiswa telah mengetahui peran dan fungsi Ahli Madya Farmasi di
puskesmas.
6.2 Saran 1) Pemberian Air Conditioner (AC) pada gudang induk agar suhu di dalam sejuk dan obat tidak rusak.
Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Jakarta II
48
2) Penyimpanan obat sediaan suppositoria di apotek sebaiknya disimpan di lemari pendingin agar stabilitasnya tetap terjaga. 3) Penempelan etiket ”kocok dahulu”, agar tercapainya ketepatan dosis dan dalam penyediaan obat perlu diperhatikan lagi higienitasnya. 4) Kurangnya tenaga farmasi, sehingga perlu ada penambahan tenaga farmasi 5) Pengadaan nomor antrian pasien saat mengambil obat, agar tercipta ketertiban saat pengambilan obat. DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 1998, Pedoman Kerja Puskesmas, Jilid I, Departemen Kesehatan RI, Jakarta. Anonim, 2001, Penyelenggaraan Puskesmas di Era Desentralisasi, Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat Departemen KesehatanRepublik Indonesia, Jakarta. Azwar, Azrul, 1983, Puskesmas dan Usaha Kesehatan Pokok, CV. Akadona, Jakarta.
Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Jakarta II
49