Laporan Praktikum Biologi Umum II
Disusun Oleh: Kelompok IV Anggota: Chasea Daniel Edison Parulian Manik Endang Sinambela Ria Pertiwi Sobhan Uci Wulandari
4112210001 4111210004 4113210023 4112210010 4111210010
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan 2011/2012
Judul : Pengamatan Pencemaran Air Tujuan: 1. 2. 3. 4. 5.
Mengetahui kualitas melalui parameter kimia, fisik, bakteriologi dan radioaktif Mengetahui jenis air yang dapat dikonsumsi Mengetahui proses pengelolahan air minum Membedakan air tercemar dan tidak tercemar Mengetahui dampak dari air yang tercemar
Tinjauan Teoritis : Standar Air Bersih Air jernih yang kita lihat sehari-hari, yang biasa kita minum, apakah sudah benerbenar sehat dan juga layak untuk kita konsumsi? Dari mana kita tahu air tersebut memang bersih. Mengutip Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1405/menkes/sk/xi/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan industri terdapat pengertian mengenai Air Bersih yaitu air yang dipergunakan untuk keperluan sehari-hari dan kualitasnya memenuhi persyaratan kesehatan air bersih sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan dapat diminum apabila dimasak. Air bersih disini kita kategorikan hanya untuk yang layak dikonsumsi, bukan layak untuk digunakan sebagai penunjang aktifitas seperti untuk MCK. Karena standar air yang digunakan untuk konsumsi jelas lebih tinggi dari pada untuk keperluan selain dikonsumsi. Ada beberapa persyaratan yang perlu diketahui mengenai kualitas air tersebut baik secara fisik, kimia dan juga mikrobiologi. 1. Syarat fisik, antara lain: a. Air harus bersih dan tidak keruh b. Tidak berwarna apapun c. Tidak berasa apapun d. Tidak berbau apaun e. Suhu antara 10-25 C (sejuk) f. Tidak meninggalkan endapan 2. Syarat kimiawi, antara lain: a. Tidak mengandung bahan kimiawi yang mengandung racun b. Tidak mengandung zat-zat kimiawi yang berlebihan c. Cukup yodium d. pH air antara 6,5 – 8,5 3. Syarat mikrobiologi, antara lain: Tidak mengandung kuman-kuman penyakit seperti disentri, tipus, kolera, dan bakteri patogen penyebab penyakit. Seperti kita ketahui jika standar mutu air sudah diatas standar atau sesuai dengan standar tersebut maka yang terjadi adalah akan menentukan besar kecilnya investasi dalam
pengadaan air bersih tersebut, baik instalasi penjernihan air dan biaya operasi serta pemeliharaannya. Sehingga semakin jelek kualitas air semakin berat beban masyarakat untuk membayar harga jual air bersih.
Dalam penyediaan air bersih yang layak untuk dikonsumsi oleh masyarakat banyak mengutip Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 173/Men.Kes/Per/VII/1977, penyediaan air harus memenuhi kuantitas dan kualitas, yaitu: a. Aman dan higienis. b. Baik dan layak minum. c. Tersedia dalam jumlah yang cukup. d. Harganya relatif murah atau terjangkau oleh sebagian besar masyarakat Parameter yang ada digunakan untuk metode dalam proses perlakuan, operasi dan biaya. Parameter air yang penting ialah parameter fisik, kimia, biologis dan radiologis yaitu sebagai berikut: Parameter Air Bersih secara Fisika 1. Kekeruhan 2. Warna 3. Rasa & bau 4. Endapan 5. Temperatur Parameter Air Bersih secara Kimia 1. Organik, antara lain: karbohidrat, minyak/ lemak/gemuk, pestisida, fenol, protein, deterjen, dll. 2. Anorganik, antara lain: kesadahan, klorida, logam berat, nitrogen, pH, fosfor,belerang, bahan-bahan beracun. 3. Gas-gas, antara lain: hidrogen sulfida, metan, oksigen. Parameter Air Bersih secara Biologi 1. Bakteri 2. Binatang 3. Tumbuh-tumbuhan 4. Protista 5. Virus Parameter Air Bersih secara Radiologi 1. Konduktivitas atau daya hantar 2. Pesistivitas 3. PTT atau TDS (Kemampuan air bersih untuk menghantarkan arus listrik) Dengan standar tersebut maka air konsumsi yang kita gunakan akan aman bagi kesehatan kita, karena itu jadilah manusia yang selektif demi kesehatan dan juga keberlangsungan kita. Semoga bermanfaat. Sumber: - http://www.presidenri.go.id (Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2005 Tentang Pengembangan sistem penyediaan Air minum)
- http://one.indoskripsi.com/judul-skripsi-tugas-makalah/tugas-kuliah-lainnya/airbersih
Syarat Air layak minum Air merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia, khususnya air minum Tetapi ketersediaan air minum yang memenuhi syarat semakin sulit dipenuhi, terlebih lagi daerahdaerah resapan air yang telah dirubah menjadi pemukiman penduduk, limbah-limbah industri yang mencemari sungai-sungai, semakin mempersulit masyarakat untuk mendapatkan air yang layak untuk di minum. Definisi air minum Di dalam Keputusan Menteri Kesehatan No. 907/MENKES/SK/VII/2002 tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum, disebutkan bahwa air Minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung di minum. Persyaratan air minum Walaupun air dari sumber alam dapat diminum oleh manusia, tetapi terdapat resiko kalau air ini telah tercemar oleh bakteri (misalnya Escherichia coli) atau zat-zat berbahaya. Walaupun bakteri dapat dibunuh dengan memasak air hingga 100 °C, tetapi banyak zat berbahaya, terutama logam, tidak dapat dihilangkan dengan cara mendidihkan air. Jadi, air yang akan digunakan untuk air minum tidak bisa sembarang air, misalnya di rumah anda, sumber air berasal dari air tanah, yang diambil dengan menggunakan jetpump, meskipun secara kasat mata tampak jernih, tetapi belum tentu memenuhi syarat, karena kondisi lingkungan disekitarnya akan sangat menentukan kualitas air tersebut. Untuk memastikan apakah air tanah yang ada di rumah anda memenuhi syarat untuk di minum atau tidak, sebaiknya anda membawa sampel air tersebut ke laboratorium pengujian seperti Sucofindo, atau lab-lab swasta lain yang banyak menjual jasa untuk pemeriksaan air, tapi cek juga, apakah lab yang akan anda gunakan sudah terakreditasi atau belum. Ini untuk menjamin akurasi hasil pemeriksaan. Jika lab-nya sudah terakreditasi, maka validitas hasil pengujian tentunya lebih terpercaya. Syarat air minum tercantum dalam Keputusan Menteri Kesehatan No. 907/MENKES/SK/VII/2002.. Persyaratan kualitas air minum meliputi persyaratan bakteriologis, kimiawi, dan fisik. Menurut departemen kesehatan, syarat-syarat air minum adalah tidak berasa, tidak berbau, tidak berwarna, tidak mengandung logam berat dan bakteri patogen seperti E. Coli.. Untuk lebih detil mengetahui rincian syarat air minum, anda dapat melihatnya dalam Kepmenkes tersebut. Syarat tidak berbau, tidak berasa, tidak berwarna Artinya jika air yang akan anda gunakan memiliki bau, rasa atau warna, berarti air tersebut telah tercemar. Syarat tidak mengandung logam berat Ion logam berat dapat mendenaturasi protein, disamping itu logam berat dapat bereaksi dengan gugus fungsi lainnya dalam biomolekul. Karena sebagian akan tertimbun di berbagai organ terutama saluran cerna, hati dan ginjal, maka organ-organ inilah yang terutama dirusak
Syarat tidak mengandung bakteri pathogen Bakteri patogen yang tercantum dalam Kepmenkes yaitu Escherichia colli, Clostridium perfringens, Salmonella. Bakteri patogen tersebut dapat membentuk toksin (racun) setelah periode laten yang singkat yaitu beberpa jam, dapat menyebabkan muntaber
http://carakusehat.blogspot.com/2008/10/seperti-apakah-air-layak-minum.html
Giardia lamblia adalah salah stu jenis dari protozoa dan ditemukan di danau-danau di seluruh penjuru dunia. Bahkan, jenis protozoa ini ditemukn juga di air pegunungan yang bening di wilayah Amerika Serikat.
Lebih dari 40 jenis hewan yang hidup di daerah pelabuhan ditemukan adanya jenis protozoa tersebut di dalam usus halusnya. Kehadiran Giardia dalam usus halus dapat menyebabkan diare, rasa nyeri pada perut, muntah atau rasa mual. Untuk itu, jangan meminum air dingin pegunungan secara langsung. Rusa, berang-berang, atau hewan lainnya dapat mengontaminasi air dengan Giargia. Proseslah air tersebut sebelum diminum. Cara paling efektif untuk menghilangkan jenis protozoa tersebut adalah dengan menggunakan saringan khusus yang dapat menyaring partikel berukuran 1 mikromoter. Selin itu, sebaiknya air tersebut dimasak sampai mendidih, paling tidak selama 5 menit sebelum diminum. Jenis protozoa lainnya, Entamoeba hystolyica, bertanggung jawab bagi penyakit diare yang lebih dikenal sebagai disentri. Masyarakat dapat terinfeksi oleh jenis protozoa tersebut ketika merek berkunjung ke desa dan meminum air telah terkontaminasi.
http://G:/jangan-minum-air-mentah.html
Pencemaran air Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat penampungan air seperti danau, sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas manusia. Danau, sungai, lautan dan air tanah adalah bagian penting dalam siklus kehidupan manusia dan merupakan salah satu bagian dari siklus hidrologi. Selain mengalirkan air juga mengalirkan sedimen dan polutan. Berbagai macam fungsinya sangat membantu kehidupan manusia. Pemanfaatan terbesar danau, sungai, lautan dan air tanah adalah untuk irigasi pertanian, bahan baku air minum, sebagai saluran pembuangan air hujan dan air limbah, bahkan sebenarnya berpotensi sebagai objek wisata. Walaupun fenomena alam seperti gunung berapi, badai, gempa bumi dll juga mengakibatkan perubahan yang besar terhadap kualitas air, hal ini tidak dianggap sebagai pencemaran.
persoalan polusi air
Jutaan orang bergantung pada Sungai Gangga yang tercemar. Pencemaran air merupakan masalah global utama yang membutuhkan evaluasi dan revisi kebijakan sumber daya air pada semua tingkat (dari tingkat internasional hingga sumber air pribadi dan sumur). Telah dikatakan bahwa pousi air adalah penyebab terkemuka di dunia untuk kematian dan penyakit,[1][2] dan tercatat atas kematian lebih dari 14.000 orang setiap harinya[2]. Diperkirakan 700 juta orang India tidak memiliki akses ke toilet, dan 1.000 anakanak India meninggal karena penyakit diare setiap hari[3]. Sekitar 90% dari kota-kota Cina menderita polusi air hingga tingkatan tertentu[4], dan hampir 500 juta orang tidak memiliki akses terhadap air minum yang aman[5]. Ditambah lagi selain polusi air merupakan masalah akut di negara berkembang, negara-negara industri/maju masih berjuang dengan masalah polusi juga. Dalam laporan nasional yang paling baru pada kualitas air di Amerika Serikat, 45 persen dari mil sungai dinilai, 47 persen dari danau hektar dinilai, dan 32 persen dari teluk dinilai dan muara mil persegi diklasifikasikan sebagai tercemar[6]. Air biasanya disebut tercemar ketika terganggu oleh kontaminan antropogenik dan ketika tidak bisa mendukung kehidupan manusia, seperti air minum, dan/atau mengalami pergeseran ditandai dalam kemampuannya untuk mendukung komunitas penyusun biotik, seperti ikan. Fenomena alam seperti gunung berapi, algae blooms, badai, dan gempa bumi juga menyebabkan perubahan besar dalam kualitas air dan status ekologi air. Penyebab Pencemaran air dapat disebabkan oleh berbagai hal dan memiliki karakteristik yang berbeda-beda.
Akibat
Meningkatnya kandungan nutrien dapat mengarah pada eutrofikasi. Sampah organik seperti air comberan (sewage) menyebabkan peningkatan kebutuhan oksigen pada air yang menerimanya yang mengarah pada berkurangnya oksigen yang dapat berdampak parah terhadap seluruh ekosistem. Industri membuang berbagai macam polutan ke dalam air limbahnya seperti logam berat, toksin organik, minyak, nutrien dan padatan. Air limbah tersebut memiliki efek termal, terutama yang dikeluarkan oleh pembangkit listrik, yang dapat juga mengurangi oksigen dalam air. Seperti limbah pabrik yg mengalir ke sungai seperti di sungai citarum pencemaran air oleh sampah Penggunaan bahan peledak untuk menangkap ikan
Dapat menyebabkan banjir Erosi Kekurangan sumber air Dapat membuat sumber penyakit Tanah Longsor Dapat merusak Ekosistem sungai Kerugian untuk Nelayan
http://id.wikipedia.org/wiki/Pencemaran_air
Pencemaran Air di Indonesia Pencemaran air di Indonesia saat ini semakin memprihatinkan. Pencemaran air dapat diartikan sebagai suatu perubahan keadaan di suatu tempat penampungan air seperti danau, sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas manusia. Perubahan ini mengakibatkan menurunnya kualitas air hingga ke tingkat yang membahayakan sehingga air tidak bisa digunakan sesuai peruntukannya. Fenomena alam seperti gunung berapi, badai, gempa bumi dll juga mengakibatkan perubahan terhadap kualitas air, tapi dalam pengertian ini tidak dianggap sebagai pencemaran. Pencemaran air, baik sungai, laut, danau maupun air bawah tanah, semakin hari semakin menjadi permasalahan di Indonesia sebagaimana pencemaran udara dan pencemaran tanah. Mendapatkan air bersih yang tidak tercemar bukan hal yang mudah lagi. Bahkan pada sungaisungai di lereng pegunungan sekalipun.
Air sungai yang tercemar Pencemaran air di Indonesia sebagian besar diakibatkan oleh aktifitas manusia yang meninggalkan limbah pemukiman, limbah pertanian, dan limbah industri termasuk pertambangan. Limbah pemukiman mempunyai pengertian segala bahan pencemar yang dihasilkan oleh daerah pemukiman atau rumah tangga. Limbah pemukiman ini bisa berupa sampah organik (kayu, daun dll), dan sampah nonorganik (plastik, logam, dan deterjen). Limbah pertanian mempunyai pengertian segala bahan pencemar yang dihasilkan aktifitas pertanian seperti penggunaan pestisida dan pupuk. Sedangkan limbah industri
mempunyai pengertian segala bahan pencemar yang dihasilkan aktifitas industri yang sering menghasilkan bahan berbahaya dan beracun (B3). Asian Development Bank (2008) pernah menyebutkan pencemaran air di Indonesia menimbulkan kerugian Rp 45 triliun per tahun. Biaya yang akibat pencemaran air ini mencakup biaya kesehatan, biaya penyediaan air bersih, hilangnya waktu produktif, citra buruk pariwisata, dan tingginya angka kematian bayi. Dampak lainnya yang tidak kalah merugikan dari pencemaran air adalah terganggunya lingkungan hidup, ekosistem, dan keanekaragaman hayati. Air yang tercemar dapat mematikan berbagai organisme yang hidup di air.
http://alamendah.wordpress.com/2010/08/01/pencemaran-air-di-indonesia/
Proses dan dampak negatif pencemaran air Pencemaran air pada awalnya akan menimbulkan dampak negative bagi lingkungan air. Akhirnya dampak tersebut akan di rasakan oleh organism yang menggunakan air, termasuk manusia. 1.
Dampak lingkungan
Ketika bahan atau senyawa kompleks masuk kedalam air bersih seperti limbah pabrik, proses kimia yang terjadi adalah peruraian senyawa kompleks(protein, karbohidrat
Alat & Bahan : Alat No 1 2 3 4 5
Nama Alat Mikroskop Cover Glass Objek Glass Pipet Tetes Kertas pH dan Indikator
Jumlah 1 Buah 1 Buah 1 Buah 1 Buah 7 Buah
Bahan No 1 2 3 4 5 6
Nama Bahan Air Rendam Jerami Air PDAM Air Isi Ulang Air Sumur Air Parit Air Kemasan
Jumlah 100 ml 100 ml 100 ml 100 ml 100 ml 100 ml
Prosedur Kerja Parameter Fisik 1. Mengamati air dengan perlakuan melihat, membaui, dan mencicipi air. 2. Membuat table pengamatan terhadap sampel air yang diamati. 3. Menulis laporan sementara. Parametere Kimia 1. 2. 3. 4.
Menggunakan kertas pH untuk melihat tingkat asam basa air. Melihat kesesuaian warna kertas pH dengan kertas indikatornya Membuat table pengamatan terhadap sampel air yang diamati. Menulis dalam laporan sementara
Parameter Biologi 1. Mengambil setets air sampel, letakkann diatas objek glass dan tutup dengan cover glass 2. Mengamati dengan mikroskop. 3. Melihat dan menggambar hasil yang diperoleh. 4. Membuat hasil table pengamatan terhadap sampel air yang diamati 5. Menulis dalam laporan sementara.
Pengamatan Praktikum Sumber air Air sumur Air PAM Air minum isi ulang Air Kemasan Air parit Air jerami
Bakteriologi
Warna Tidak berwarna Tidak berwarna Tidak berwarna Tidak berwarna Kuning Kuning
Bau Tidak berbau Tidak berbau Tidak berbau Tidak berbau Berbau Berbau busuk
pH 5-6 6-7 6-7 6-7 6 5
Parameter fisik Air tak boleh berwarna Air tak boleh berbau Air tidak boleh beras Suhu air optimum (sejuk) Air harus jernih tidak mengandung bahan-bahan (partikel padat), atau dalam satuan maka kandungan zat padat yang dianjurkan adalah 50-1500 mg/liter. Parameter kimia Air minum tidak boleh mengandung racun, zat-zat mineral atau zat-zat kimia tertentu dalam jumlah yang melampaui batas yang telah ditentukan. Bila dilihat dari kadar pH maka, air yang layak minum sebaiknya mengandung kadar pH berkisar antara 6,5-8,5 Parameter biologi Air minum tidak boleh mengandung bakteri-bakteri penyakit (pathogen) sama sekali dan tidak boleh mengandung bakteri pencemar seperti bakteri E.Coli, tidak boleh melebihi batas yang telah ditentukan yaitu 1 bakteri / 100ml air. Beberapa bakteri lain yang juga bersifat pathogen dan sering dijumpai dalam sumber air adalah : Paramecium sp., Euglena viridis, Volvox globator, Entamoeba hystolitica dan masih banyak lagi lainnya.
Observasi Air Minum pada berbagai Depot Amiu Lokasi Gelora Water
1.
Teknologi pengolahan air
Sumber air baku Air gunung sibolangit
Pengawasan Depkes Ada
Izin Departemen Kesehatan
Alat Filter
Penggunaan sinar ultra violet
Jawab dan pertanyaan tugas 1. Tuliskan dan jelaskan cirri-ciri air layak minum berdasarkan parameter fisik!
Jawab:
Air tak boleh berwarna Air tak boleh berbau Air tidak boleh beras Suhu air optimum (sejuk) Air harus jernih tidak mengandung bahan-bahan (partikel padat), atau dalam satuan maka kandungan zat padat yang dianjurkan adalah 50-1500 mg/liter.
2. Tuliskan dan jelaskan cirri-ciri air layak minum berdasarkan parameter kimia!
Jawab
Air minum tidak boleh mengandung racun, zat-zat mineral atau zat-zat kimia tertentu dalam jumlah yang melampaui batas yang telah ditentukan. Bila dilihat dari kadar pH maka, air yang layak minum sebaiknya mengandung kadar pH berkisar antara 6,5-8,5
3. Tuliskan dan jelaskan cirri-ciri air layak minum berdasarkan parameter biologi!
Jawab
Air minum tidak boleh mengandung bakteri-bakteri penyakit (pathogen) sama sekali dan tidak boleh mengandung bakteri pencemar seperti bakteri E.Coli, tidak boleh melebihi batas yang telah ditentukan yaitu 1 bakteri / 100ml air.
4. Tuliskan berapa pH air dari setiap sempel air kelompok anda!
Jawab
Sumber air Air sumur Air PAM Air minum isi ulang Air Kemasan Air parit Air jerami
pH 5-6 6-7 6-7 6-7 6 5
5. Tuliskan spesies hewan air yang dapat digunakan sebagai indicator bahwa suatu liungkungan air masih belum tercemar!
Jawab Mikroorganisme indikator adalah sekelompok mikroorganisme yang digunakan sebagai petunjuk kualitas air. Mikroorganisme indikator telah digunakan untuk mendeteksi dan menghitung kontaminasi tinja di air, makanan, dan sampel lainnya.
Syarat Untuk digunakan sebagai mikroorganisme indikator, terdapat persyaratan yang harus dipenuhi oleh mikroorganisme tersebut, kendati demikian, persyaratan ini tidak mutlak untuk dipenuhi seluruhnya, tergantung kondisi yang ada. Syaratnya antara lain:
Dapat digunakan untuk berbagai jenis air Mikroorganisme harus muncul bila patogen enterik dan sumber polusi muncul Tidak ada di air yang terpolusi Mudah diisolasi, murah, mudah diidentifikasi, dan mudah dihitung Lebih banyak jumlahnya dan lebih tahan dibanding patogen Bukan merupakan patogen Tidak berkembang biak di air Merespon perlakuan dan kondisi lingkungan Kepadatan indikator harus berkaitan langsung dengan derajat polusi Menjadi bagian dari mikroflora dalam saluran pencernaan hewan berdarah
panas Jenis Mikroorganisme indikator dapat dibedakan menjadi indikator bakteri, indikator virus, dan indikator protozoa. Indikator Bakteri Terdapat lima bakteri yang umum digunakan sebagai indikator: a. Koliform Koliform tidak termasuk dalam taksonomi bakteri namun hanya istilah untuk menyebutkan kelompok mikroorganisme yang berada di air. Ciri-ciri bakteri koliform adalah gram negatif, berbentuk batang, merupakan anaerob fakultatif yang dapat memfermentasikan laktosa dengan pembentukkan asam dan gas pada suhu 35 °C selama 24-48 jam. Memiliki enzim tambahan yaitu sitokrom oksidase dan betagalaktosidase. Koliform dapat ditemukan di saluran pencemaran hewan, tanah, atau secara alami pada sampel lingkungan. Pada keadaan normal, koliform terdapat di air dalam jumlah standar dan dapat diukur, namun bila terjadi pencemaran air, jumlah koliform akan menjadi banyak dan dapat melebihi jumlah bakteri patogen lain. Oleh karena itu, koliform dapat digunakan sebagai indikator pencemaran air.. Jika terdapat bakteri koliform dalam air, belum tentu bakteri patogen juga ada di air tersebut, namun jika bakteri koliform terdapat dalam jumlah besar maka perlu diperiksa kembali keberadaan bakteri patogen lain. b. Koliform tinja Digunakan untuk mendeteksi pencemaran tinja. Merupakan bakteri termotoleran yang dapat beradaptasi dengan cara stabilisasi protein pada suhu di saluran pencernaan. Koliform tinja dapat melakukan fermentasi dengan menghasilkan asam dan gas pada
suhu 44.5 °C. Koliform tinja memiliki korelasi yang kuat dengan pencemaran tinja hewan berdarah panas. Untuk mendeteksi E.coli pada koliform tinja secara lebih spesifik dapat digunakan enzim MUG yang aka[n berpendar dengan sinar UV. c.
Streptococcus Tinja - Enterococcus
Merupakan mikrobiota pada manusia dan hewan. Contoh Streptococcus pada manusia adalah S. faecalis dan S. faecium d.
Clostridium
Merupakan mikrobiota pada hewan berdarah panas dan limbah. Sifatnya lebih stabil dibanding patogen dan memiliki spora sehingga dapat digunakan untuk mendeteksi polusi yang terjadi di waktu lampau. e.
Pseudomonas
Digunakan sebagai indikator kolam renang selain Staphylococcus aureus. Memiliki sifat tahan terhadap desinfeksi kimiawi. Berpigmen pyocyanin dan dapat berpendar. f.
Bacteroides spp. dan Bifidobacteria spp.
Banyak ditemukan di feses 100 kali dibanding yang lain. Kedua bakteri ini sulit dideteksi karena bersifat sangat anaerob dan dapat musnah bila terkena oksigen, sehingga untuk mendeteksi perlu kondisi yang sangat anaerob pula. Beberapa jenis Bacteroides spesifik pada manusia Indikator Virus Terdapat empat kandidat mikroorganisme yang digunakan sebagai indikator virus.
Kolifage, yaitu baktriofage yang menginfeksi E.coli dan bakteri koliform lainnya. Bakteri yang diinfeksi tidak memiliki fili sehingga virus menempel langsung pada dinding selnya. Sifatnya tidak spesifik pada feses dan deteksi bergantung pada inangnya. Contohnya adalah myoviridae, podoviridae, dan siphoviridae. Kolifage jantan, yaitu colifage yang menginfeksi E.coli jantan (yang memilliki strain F+) sehingga dapat menghasilkan fili dan penempelan terjadi melalui reseptor fili. Bersifat spesifik pada feses. Contohnya adalah leviviridae Fage Bacteroides fragilis, bersifat spesifik feses manusia. Namun konsentrasinya sangat rendah sehingga belum dapat ditunjukkan spesifitasnya Fage Salmonella, terdapat pada feses manusia dan hewan. Digunakan untuk mengindikasi banyaknya bakteri Salmonella, namun konsentrasinya juga terlalu rendah.
Indikator Protozoa Sesungguhnya tidak ada indikator yang berlaku secara universal bagi parasit protozoa. Indikator bergantung pada sumber air yang dugunakan pada suatu daerah tertentu.
Contoh yang telah diidentifikasi adalah indikasi menggunakan spora Clostridium dan bakteri aerob termostabil. Kelemahan Tidak ada indikator yang ideal untuk semua lingkungan dan memenuhi semua persyaratan. tidak ada suatu indikator yang dapat mencangkup semua jenis indikator. Hal ini disebabkan karena tidak semua bakteri dapat dijadikan indikator bagi patogen. Virus dan protozoa memiliki perbedaan ukuran, respon terhadapat tekanan lingkungan, dan perlakuan. Media dan kondisi yang berbeda-beda juga membuat tidak ada indikator yang benar-benar cocok untuk kundisi tertentu. Karena itu dibuat suatu kriteria untuk mentoleransi ketidaksempurnaan tersebut. Setiap negara, setiap daerah memiliki kriteria yang berbeda-beda.Contohnya di Indonesia dilakukan pengelolaa kualitas air dan pengendalian pencemaran air. Air digolongkan berdasarkan kriteria mutu mejadi kelas I, kelas II, kelas III, dan kelas IV. Untuk air minum kadar koliform tinja maksimal 2000 dan kadar total koliform maksimal 10000.
MAKROZOOBENTOS SEBAGAI INDIKATOR KUALITAS PERAIRAN PESISIR
Penggunaan makrozoobentos sebagai indikator kualitas perairan dinyatakan dalam bentuk indeks biologi. Cara ini telah dikenal sejak abad ke 19 dengan pemikiran bahwa terdapat kelompok organisme tertentu yang hidup di perairan tercemar. Jenisjenis organisme ini berbeda dengan jenis-jenis organisme yang hidup di perairan tidak tercemar. Kemudian oleh para ahli biologi perairan, penge-tahuan ini dikembangkan, sehingga perubahan struktur dan komposisi organisme perairan karena berubahnya kondisi habitat dapat dijadikan indikator kualitas per-airan (Abel, 1989; Rosenberg and Resh, 1993). Metode kualitatif tertua untuk mendeteksi pencemaran secara biologis adalah sistem saprobik (Warent, 1971) yaitu sistem zonasi pengkayaan bahan organik berdasarkan spesies hewan dan tanaman spesifik. Hynes (1978) ber-pendapat bahwa sistem saprobik mempunyai beberapa kelemahan, antara lain kurang peka terhadap pengaruh buangan yang bersifat toksik. Tidak ditemukannya makrozoobentos tertentu belum tentu dikarenakan adanya pencemaran organik, sebab mungkin dikarenakan kondisi fisik perairan yang kurang mendukung kehidupannya atau kemunculannya dikarenakan daur hidupnya (Hawkes, 1979). Adanya kelemahan sistem saprobik, maka untuk menilai kualitas perairan, secara kuantitatif dilakukan metode pendekatan memakai model-model matematik. Metode ini dikembangkan berdasarkan terjadinya perubahan struktur komunitas sebagai akibat perubahan yang terjadi dalam kualitas lingkungan perairan karena berlangsungnya pencemaran. Model yang umum digunakan adalah dengan mengetahui indeks keragaman jenis, keseragaman populasi dan dominansi jenis (Magurran, 1988).
Keragaman jenis disebut juga keheterogenan jenis, merupakan ciri yang unik untuk menggambarkan struktur komunitas di dalam organisasi kehidupan. Suatu komunitas dikatakan mempunyai keragaman jenis tinggi, jika kelimpahan masing-masing jenis tinggi dan sebaliknya keragaman jenis rendah jika hanya terdapat beberapa jenis yang melimpah. Perbandingan antara keragaman dan keragaman maksimum dinyatakan sebagai keseragaman populasi, yang disimbulkan dengan huruf E. Nilai E ini berki-sar antara 0 - 1. Semakin kecil nilai E, semakin kecil pula keseragaman populasi, artinya penyebaran jumlah individu setiap jenis tidak sama dan ada kecenderungan satu spesies mendominasi, begitu pula sebaliknya semakin besar nilai E maka tidak ada jenis yang mendominasi. Untuk melihat dominasi suatu spesies digunakan indeks dominansi (C). Berdasarkan nilai indeks keragaman jenis zoobentos, yang dihitung berdasarkan formulasi Shannon-Wiener, dapat ditentukan beberapa kualitas air. Wilhm (1975) menyatakan bahwa air yang tercemar berat, indeks keragaman jenis zoobentosnya kecil dari satu. Jika berkisar antara satu dan tiga, maka air tersebut setengah tercemar. Air bersih, indeks keragaman zoobentosnya besar dari tiga. Staub et all. dalam Wilhm (1975) menyatakan bahwa berdasarkan indeks keragaman zoobentos, kualitas air dapat dikelompokkan atas: tercemar berat (02,0). Hellawel (1986); Rosenberg and Wiens (1989) dalam Rosenberg dan Resh (1993) menyatakan bahwa karakteristik ideal dari jenis organisme indikator adalah: a). mudah diidentifikasi, b). tersebar secara kosmopolit, c). kelimpahan dapat dihitung, d). Variabilitas ekologi dan genetik rendah, e). ukuran tubuh relatif besar, f). mobilitas terbatas dan masa hidup relatif lama, g). karakteristik ekologi diketahui dengan baik, dan h). terintegrasi dengan kondisi lingkungan serta i). cocok untuk digunakan pada studi laboratorium. Rondo (1982) mengemukakan bahwa suatu takson dapat dikatakan indikator, jika takson tersebut berstatus ekslusif dengan fekuensi kehadiran minimal 50%, karakteristik dengan frekuensi kehadiran 50%, dan predominan. Suatu takson dikatakan predominan ji-ka kepadatan relatifnya minimal 10%. Beberapa organisme makrozoobentos sering dipakai sebagai spesies indikator kandungan bahan organik, dan dapat memberikan gambaran yang lebih tepat dibandingkan pengujian secara fisika-kimia (Hynes, 1978). Kelebihan penggunaan makrozoobentos sebagai indikator pencemaran organik adalah karena jumlahnya relatif banyak, mudah ditemukan, mudah dikoleksi dan diidentifikasikan, bersifat immobile, dan memberikan tanggapan yang berbeda terhadap kandungan bahan organik (Abel, 1989; Hellawel, 1986 dalam Rosenberg dan Resh, 1993). Kelemahannya adalah karena sebarannya mengelompok dan dipengaruhi oleh faktor hidrologi seperti arus, dan kondisi substrat dasar (Hawkes, 1978). Spesies Indikator Keberadaan spesies tertentu, khususnya jika kelimpahannya cukup memadai, menunjukkan bahwa tuntutan lingkungan terpenuhi. Walaupun demikian ketidak
beradaannya tidak harus menunjukan hal yang sebaliknya, contoh satu spesies bisa secara kompetitif terpisah dari suatu habitat tertentu, karena spesies yang lain. Secara ideal, semua anggota dari sebuah komunitas haruslah dipandang sebagai indikator potensial akan kualitas air dan dicantumkan dalam peragaan monitoring biologis. Dalam prakteknya, kelompok-kelompok seperti : bakteri, alga, protozoa dan mikroinvertebrata butuh metode penyampelan yang berbeda dan perlu keahlian taksonomis yang baik. Kelompok yang umumnya dikerahkan sebagai indikator adalah fauna makroinvertebrata (makrozoobentos). Mereka punya banyak karakteristik yang diminta, dari organisme indikator (Abel, 1989). Spesies indikator merupakan organisme yang dapat menunjukkan kondisi lingkungan secara akurat, yang juga dikenal dengan bioindikator Tesky (2002). EPA (2002) menyatakan bahwa sebagaimana di sistem perairan tawar, biota yang hidup di perairan estuaria dan laut dapat menunjukkan kualitas perairan. Makrozoobentos (seperti polychaeta) merupakan indikator yang baik untuk kualitas air lingkungan laut karena respon mereka terhadap polutan dapat dibandingkan terhadap sistem air tawar. Polychaeta dikenal sebagai organisme yang sangat toleran terhadap tekanan lingkungan (seperti rendahnya kandungan oksigen, kontaminasi organik di sedimen dan polusi sampah) sehingga mereka digunakan sebagai indikator lingkungan yang tertekan. Via-Norton, A. Maher and D. Hoffman. (2002) berdasarkan kualitas perairan, khususnya perairan tawar, dapat ditemukan spesies indikator sebagai berikut: Indikator untuk perairan yang berkualitas baik Kelas Serangga Stonefly Nymphs (Order Plecoptera) Common Stonefly Nymph (Family Perlidae) Roach-like Stonefly Nymph (Family Peltoperlidae) Slinder winter Stonefly Nymph (Family Capniidae) Mayfly Nymphs (Order Ephemeroptera) Brush-Legged Mayfly Nymph (Family Oligoneuridae) Flatheaded Mayfly Nymph (Family Heptageniidae) Burrowing Mayfly Nymph (Family Ephemeridae) Caddisfly Larvae (Order Trichoptera) Net-Spinning Caddis Larva (Family Hydropsychidae) Fingernet Caddis Larva (Family Philopotamidae) Case-making Caddis Larva (Various Families) Free-living Caddis Larva (Family Ryacophilidae) Dobsonfly (Order Megaloptera, Family Corydalidae) Water Penny (Order Coleoptera, Family Psephenidae) Riffle Beetle (Order Coleoptera, Family Elmidae) Kelas lain Gilled Snail (Order Gastropoda, Family Viviparidae) Indikator untuk perairan berkualitas sedang (moderat) Kelas Seranga Dragonfly Nymph (Order Odonata, Suborder Anisoptera) Damselfly Nymph (Order Odonata, Suborder Zygoptera) Watersnip Fly Larva (Order Diptera, Family Athericidae)
Alerfly Larvea (Order Megaloptera, Family Sialidae) Cranefly Larvae (Order Diptera, Family Tipulidae) Beetle Larvae (Order Coleoptera) Whirligig Beetle Larva (Family Gyrinidae) Predaceous Diving Beetle Larva (Family Dytiscidae) Crawling Water Beetle Larva (Family Haliplidae) Kelas lain Scuds (Order Amphipoda, Family Gammaridae) Sowbugs (Order Isopoda, Family Asellidae) Crayfish (Order Decapoda, Family Cambaridae) Indikator untuk perairan berkualitas buruk Kelas Serangga Midge Larva (Order Diptera, Family Chironomidae) Blackfly Larva (Order Diptera, Family Simulidae) Kelas lain Pouch Snail (Order Gastropoda, Family Physidae) Planorbid Snail (Order Gastropoda, Family Planorbidae) Leech (Class Hirudinea) Aquatic Worm (Class Oligochaeta) Adapun untuk perairan pesisir, belum begitu banyak terungkap spesies-spesies yang dapat dijadikan indikator kualitas perairan, kecuali beberapa informasi tentang keberadaan polychaeta dan beberapa kelompok dari molluska yang menunjukkan kondisi perairan yang berada dalam keadaan kandungan oksigen yang rendah, kontaminasi organik di sedimen dan polusi sampah. 6. Tuliskan penyakit yang berkaitan dengan air tercemar!
Jawab
Penyebab Bakteri Salmonella typhosa Salmonella typhymurium Salmonella paratyphi A Shigella dysentriae Leptospira Vibrio chorella Virus Virus hepatitis A Virus poliomyelitis Adenovirus Rotavirus Myxovirus Poxvirus
Penyakit Demam tifoid Salmonellosis Demam paratifoid Disentri Penyakit weil Kolera
Infeksi hepatitis Polio(lumpuh) Penyakit pernafasan konjungtivis Gastroenteritis bayi Influenza Cacar
Protozoa Entamoeba histolytica Giardia lamblia Cryptosporidium parvum
Disentri amuba Giardiasis Cryptosporidiosis
Cacing Schistosoma spp. (trematoda) Ascaris lumbricoides Anchylostoma (nematoda) Dracunculus mendinensis Paragonimus ringer
Schistosomiasis Cacing perut Cacing tambang Drakumkuliaosis (cacing Guinea) Paragonimiasis (cacing paru-paru)
7. Sebutkan suatu Negara yang menyediakan air minum langsung, bagaimana prosesnya?
Jawab
Jepang, Singapura, Amerika, dan Eropa.
Alat/Filter Penyaring & Penjernih Air ZEOLITE, berfungsi untuk menjerniihkan air dan menghilangkan bau. FERROLITE / MANGANESE, berfungsi untuk menghilangkan kandungan besi (Fe) pada air dengan kadar tinggi dan bau besi yang menyengat, juga menghilangkan mangan (Mn2t) dan warna kuning pada air. KARBON AKTIF, sangat effektif menjernihkan dan menyerap bau, rasa serta racun pada air. SILICA, berfungsi untuk menjernihkan air. Media-media ini akan bekerja menyaring dan menjernihkan air sampai pada tahap aman untuk dipakai. Proses pemasangan Alat Penyaring Air ini sangat sederhana, bisa diletakkan pada penampungan air ataupun pada pompa airnya, seperti gambar dibawah ini.