LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN JURUSAN TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL JL.PENGHULU H.HASAN MUSTOFA NO.23 TELP.7272215 BANDUNG 40124
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Praktikum teknologi beton merupakan salah satu persyaratan dari kurikulum Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Nasional Bandung. Praktikum ini menitik-beratkan pada penyelidikan mengenai semen portland, agregat kasar, agregat halus, hasil yang diperoleh berupa data – data yang kemudian dianalisa dengan berbagai perhitungan dan kemudian diaplikasikan di lapangan.
1.2
Rumusan Masalah
Pokok-pokok masalah yang akan dibahas dalam laporan ini adalah : a. Jenis agregat yang dapat diteliti pada praktikum teknologi beton. b. Alat-alat apa saja yang dipakai dalam praktikum teknologi beton. c. Bagaimana proses kerja dalam penelitian yang dilakukan pada praktikum teknologi beton. d. Kegunaan dari praktikum atau percobaan yang di uji. e. Tujuan dilakukannya praktikum tersebut.
1.3
Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan dari praktikum ini adalah agar mahasiswa dapat mengetahui dan memahami segi teknis dan penyelidikan praktikum teknologi beton, berupa percobaan di laboratorium. Mahasiswa juga diharapkan dapat menganalisis data-data yang didapat dari hasil pengujian. Mahasiswa dengan adanya praktikum ini dapat menerapkan teori-teori percobaan ke dalam mata kuliah teknologi beton dan dapat diaplikasikan ke berbagai aspek Teknik Sipil.
1.4
Ruang Lingkup Praktikum
Penyelidikan di Laboratorium mengungkapkan maksud dan tujuan, teori dasar, peralatan yang digunakan, prosedur prosedur percobaan, dan analisa mengenai:
L a p o r a n T e k n o l o g i B e t o n |1
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN JURUSAN TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL JL.PENGHULU H.HASAN MUSTOFA NO.23 TELP.7272215 BANDUNG 40124
1.5
Semen
Berat Jenis Semen
Berat Isi Semen
Konsistensi Normal
Waktu Ikat Awal
Kehalusan
Agregat
Berat Jenis & Penyerapan Agregat Halus
Kadar Air Agregat Halus
Berat Isi Agregat Halus
Kadar Lumpur Agregat Halus
Analisis Ayakan Agregat Halus
Berat Jenis & Penyerapan Agregat Kasar
Kadar Air Agregat Kasar
Berat Isi Agregat Kasar
Kadar Lumpur Agregat Kasar
Analisis Ayakan Agregat Kasar
Pengujian Keausan Agregat
Mix Design Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan laporan ini adalah sebagai berikut : BAB I
Pendahuluan
BAB II
Semen
a. Berat jenis semen b. Berat isi semen c. Konsistensi normal d. Waktu ikat awal e. Kehalusan BAB III
Agregat
a. Berat jenis dan penyerapan agregat halus
L a p o r a n T e k n o l o g i B e t o n |2
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN JURUSAN TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL JL.PENGHULU H.HASAN MUSTOFA NO.23 TELP.7272215 BANDUNG 40124
1.5
Semen
Berat Jenis Semen
Berat Isi Semen
Konsistensi Normal
Waktu Ikat Awal
Kehalusan
Agregat
Berat Jenis & Penyerapan Agregat Halus
Kadar Air Agregat Halus
Berat Isi Agregat Halus
Kadar Lumpur Agregat Halus
Analisis Ayakan Agregat Halus
Berat Jenis & Penyerapan Agregat Kasar
Kadar Air Agregat Kasar
Berat Isi Agregat Kasar
Kadar Lumpur Agregat Kasar
Analisis Ayakan Agregat Kasar
Pengujian Keausan Agregat
Mix Design Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan laporan ini adalah sebagai berikut : BAB I
Pendahuluan
BAB II
Semen
a. Berat jenis semen b. Berat isi semen c. Konsistensi normal d. Waktu ikat awal e. Kehalusan BAB III
Agregat
a. Berat jenis dan penyerapan agregat halus
L a p o r a n T e k n o l o g i B e t o n |2
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN JURUSAN TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL JL.PENGHULU H.HASAN MUSTOFA NO.23 TELP.7272215 BANDUNG 40124
b. Kadar air agregat halus c. Berat isi agreagat halus d. Kadar lumpur agregat halus e. Analisis ayakan agregat halus f.
Berat jenis dan penyerapan agregat halus
g. Kadar air agregat halus h. Berat isi agreagat halus i.
Kadar lumpur agregat halus
j.
Analisis ayakan agregat halus
k. Keausan agregat BAB IV
Mix Design
a. Pembuatan benda uji b. Slump c. Pemeriksaan berat isi beton d. Pengujian kuat tekan beton BAB V
Penutup
Mengungkapkan tentang kesimpulan seluruh percobaan yang telah dilakukan dengan menunjukan hasil-hasil dari masing-masing percobaan dan juga memberi saran-saran untuk praktikum yang telah dilaksanakan.
1.6 Metode pendekatan pendekatan dan Teknik Pengumpulan data
Pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan praktikum baik dilapangan maupun di laboratorium sehingga mendapatkan data data yang dibutuhkan. Selain itu, data diperoleh dengan membaca buku buku literature tentang prosedur praktikum dan cara memperoleh data data yang dibutuhkan.
L a p o r a n T e k n o l o g i B e t o n |3
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN JURUSAN TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL JL.PENGHULU H.HASAN MUSTOFA NO.23 TELP.7272215 BANDUNG 40124
BAB II PEMERIKSAAN SEMEN
2.1 Pemeriksaan Berat Jenis Semen Portland Semen portland merupakan salah satu bahan perekat hidrolis, yang dibuat dari campuran bahan yang mengandung kalsium, silika, alumina dan besi. Umumnya semen portland dibuat dalam suatu industri berteknologi modern dengan pengaturan komposisi yang akurat, sehingga terjamin mutunya. Namun demikian perbedaan pengaturan komposisi dan lamanya semen portland komposit dalam penyimpanan memungkinkan terjadinya ketidak murnian dan pengurangan mutu. Beberapa pengujian yang dapat mengindikasikan kepada hal tersebut adalah pengujian berat jenis, pengujian berat isi, pemeriksaan konsistensi normal, penentuan ikat awal, hingga pengujian kehalusan semen. Berat jenis semen merupakan berat sample sample yang dibagi dengan berat air yang volumenya sama dengan volume sample pada sample pada suhu kamar. Berat jenis semen Portland yang memenuhi syarat berkisara antara 3,10 sampai 3,30, bila semen berada di luar standar berarti semen tersebut : 1. Telah mengalami pelepasan panas. 2. Semen terlalu lama disimpan. 3. Semen telah mengalami perubahan berat jenis. Berikut perhitungan yang digunakan pada praktikum pemeriksaan berat jenis semen Portland:
Dengan: V1
= Pembacaan pertama pada skala botol
V2
= Pembacaan kedua pada skala botol
V2 – V V1 isi
= cairan yang dipindahkan oleh semen dengan suhu berat tertentu
dair
= Density air Density air (1,00 gr/ml )
L a p o r a n T e k n o l o g i B e t o n |4
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN JURUSAN TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL JL.PENGHULU H.HASAN MUSTOFA NO.23 TELP.7272215 BANDUNG 40124
2.1.1 Tujuan Percobaan Tujuan percobaan ini adalah untuk menentukan berat jenis semen Portland.
2.1.2 Peralatan Berikut peralatan yang digunakan pada praktikum ini : 1.Botol Le Chatelier 2.Timbangan dengan kepekaan sampai 0,1 gram 3.Termometer
2.1.3 Bahan Berikut bahan yang digunakan pada praktikum ini: 1.Semen Portland sebanyak 64 gram 2.Kerosin yang bebas air
2.1.4 Cara melakukan Berikut tata cara melakukan praktikum pemeriksaan berat jenis sem en Portland: 1. Isi botol Le Chatelier dengan kerosin seperti dilihat pada Gambar 2.1 sampai dengan skala antara 0 sampai 1. Keringkan bagian dalam botol diatas permukaan cairan tersebut.
Gambar 2.1 Botol Le Chatelier diisi dengan kerosin
L a p o r a n T e k n o l o g i B e t o n |5
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN JURUSAN TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL JL.PENGHULU H.HASAN MUSTOFA NO.23 TELP.7272215 BANDUNG 40124
2. Masukkan botol kedalam bak air seperti yang dilihat pada Gambar 2.2 yang mempunyai suhu konstan dengan waktu yang cukup, hal ini untuk menghindari
. Setelah suhu air sama dengan suhu cairan dalam botol, baca skala pada suhu botol catat skala tersebut. variasi suhu botol lebih besar
Gambar 2.2 Memasukkan botol ke dalam bak berisi air
3. Masukkan semen sedikit demi sedikit ke dalam botol Le Chatelier. Usahakan jangan sampai ada pasta semen yang menempel pada dinding dalam botol diatas cairan seperti yang dilihat pada Gambar 2.3. Setelah semen masuk kedalam botol, putar botol dengan posisi miring secara perlahan-lahan sampai tidak ada lagi gelembung udara pada permukaan cairan, terlihat seperti Gambar 2.4.
Gambar 2.3 Memasukkan semen ke dalam botol Le Chatelier
L a p o r a n T e k n o l o g i B e t o n |6
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN JURUSAN TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL JL.PENGHULU H.HASAN MUSTOFA NO.23 TELP.7272215 BANDUNG 40124
Gambar 2.4 Mengaduk botol dengan cara memutar agar tidak ada
gelembung udara
4. Ulangi pekerjaan pada butir 2, setelah suhu air sama dengan suhu cairan dalam botol, baca skala pada botol
.
2.1.5 Data Praktikum Data Praktikum disediakan dalam bentuk tabel, terlihat pada Tabel 2.1 : Tabel 2.1 Pemeriksaan Berat Jenis Semen Portland
No Contoh
: I dan II
Jenis Semen : Portland Tipe I
Tgl Pemeriksaan : 21 September 2015
Merk Semen : Semen Padang
Diperiksa Oleh
Untuk
: Kelompok 3
: Praktikum
Pemeriksaan
I
II
A. Berat Benda Uji
gram
65
65
B. Pembacaan Skala Cairan (V1)
ml
0.1
0.3
C.Pembacaan Skala Cairan + Benda Uji (V2)
ml
20.2
21.1
D.Volume Benda Uji (V2-V1)
ml
20.1
20.8
3.233
3.125
E. Berat jenis Rata-Rata
3.18
L a p o r a n T e k n o l o g i B e t o n |7
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN JURUSAN TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL JL.PENGHULU H.HASAN MUSTOFA NO.23 TELP.7272215 BANDUNG 40124
2.1.6 Contoh Perhitungan Contoh perhitungan:
Berat benda uji
= 65 gram
Pembacaan skala cairan
= 0,1
Pembacaan skala cairan+benda uji
= 20,2
Volume benda uji
=
Berat jenis semen
=
Rata-rata
=
2.1.7 Analisis Dari hasil perhitungan berat jenis semen sesuai dengan spesifikasi, dan tidak ada kesulitan dalam uji ini, hanya saja semen yg menempel di dinding botol harus dihindari.
2.1.8 Kesimpulan Dari hasil percobaan ini didapatkan nilai berat jenis rata-rata sebesar 3,18 . Nilai tersebut sesuai dengan spesfikasi yaitu nilai berat jenis semen yang berkisar antara 3,0 sampai 3,2 .
2.2 Pemeriksaan Berat Isi Semen Hidrolis Berat isi semen adalah perbandingan berat terhadap isi.
2.2.1 Tujuan Percobaan Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan berat isi semen. Berat isi adalah perbandingan berat terhadap isi.
2.2.2 Peralatan Peralatan yang digunakan dalam praktikum ini sebagai berikut:
L a p o r a n T e k n o l o g i B e t o n |8
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN JURUSAN TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL JL.PENGHULU H.HASAN MUSTOFA NO.23 TELP.7272215 BANDUNG 40124
1. Timbangan dengan kepekaan 0,1 gram 2. Talam-talam 3. Tongkat pemadat terbuat dari baja 4. Mistar perata 5. Skop kecil 6. Cetakan/mold baja berbentuk silinder
2.2.3 Bahan Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah Semen Portland.
2.2.4 Cara melakukan Terdapat dua cara melakukan praktikum berat isi, yakni dalam kondisi gembur dan padat. Pengujian berat isi kondisi lepas/gembur adalah sebagai berikut: 1. Timbang dan catat berat cetakan/mold
2. Masukkan benda uji kedalam cetakan 3. Ratakan permukaan benda uji dengan tongkat atau mistar perata, seperti yang terlihat pada Gambar 2.5
Gambar 2.5 Meratakan semen dengan mistar
L a p o r a n T e k n o l o g i B e t o n |9
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN JURUSAN TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL JL.PENGHULU H.HASAN MUSTOFA NO.23 TELP.7272215 BANDUNG 40124
4.Timbang dan catat berat cetakan/mold beserta isinya 5.Hitung berat benda uji
Sedangkan pengujian berat isi kondisi padat adalah sebagai berikut:
1. Timbang dan catat berat cetakan/mold
2. Isi wadah dengan benda uji dalam 3 lapis yang sama tebal. Setiap lapisan dipadatkan dengan tongkat pemadat sebanyak 25 tusukan secara merata. Pelaksanaan pemadatan, tongkat harus dapat masuk sampai lapisan bawah di tiap-tiap lapisan. 3. Timbang dan catat berat cetakan/mold beserta isinya
, terlihat
pada
Gambar 2.6
Gambar 2.6 Menimbang cetakan / mold beserta isinya
L a p o r a n T e k n o l o g i B e t o n |10
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN JURUSAN TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL JL.PENGHULU H.HASAN MUSTOFA NO.23 TELP.7272215 BANDUNG 40124
2.2.5 Data praktikum Data Praktikum disediakan dalam bentuk tabel, terlihat pada Tabel 2.2 sebagai berikut:
Tabel 2.2 Pemeriksaan Berat isi Semen Portland
No Contoh
: I dan II
Jenis Semen : Portland Tipe I
Tgl Pemeriksaan : 22 September 2015
Merk Semen : Semen Padang
Diperiksa Oleh
Untuk
: Kelompok 3
Pemeriksaan
: Praktikum
Gembur
Padat
2849.795
2849.795
A. Volume Wadah
cm
B. Berat Wadah
gram
4942
4942
C.Berat Wadah + Benda Uji
gram
8183
8729
D. Berat Benda Uji (C-B)
gram
3241
3787
E. Berat Isi (D/A)
gr/cm
1.137
1.329
F. Berat Isi Rata-Rata
gr/cm3
1.233
2.2.6 Contoh Perhitungan Contoh Perhitungan :
Tinggi wadah Diameter wadah Volume wadah
Berat wadah Berat wadah+benda uji Berat benda uji Berat isi
16.8 cm 14.7 cm 4.942 gram 8183 gram 8183-4942 = 3241 gram
2.2.7 Analisis Dalam pengujian ini diketahui bahwa berat ini padat akan lebih berat dibandingkan berat ini gembur. Tidak ada kendala dalam pengujian berat isi.
L a p o r a n T e k n o l o g i B e t o n |11
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN JURUSAN TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL JL.PENGHULU H.HASAN MUSTOFA NO.23 TELP.7272215 BANDUNG 40124
2.2.8 Kesimpulan Dari hasil pengujian didapatkan nilai berat isi rata-rata sebesar 1,2333 gram/cm 3 , nilai tersebut sesuai dengan nilai spesifikasi yaitu antara 1,1 sampai 1,5 gram/cm3 .
2.3 Pemeriksaan Konsistensi Normal Dari Semen Hidrolis Konsistensi Normal Semen adalah suatu kondisi pasta semen dalam keadaan standar basah yang airnya merata dari ujung satu hingga ke ujung lainnya. Maksud dari konsistensi normal semen itu sendiri untuk menentukan waktu mulainya pengikatan semen mulai dari dicampurnya semen dengan air. Dan juga menentukan kadar air yang sesuai dalam semen portland dalam waktu yang ditetukan. Karena jumlah air tersebut nantinya akan mempengaruhi workability pasta semen itu sendiri.
2.3.1 Tujuan Percobaan Menentukan konsistensi normal dari semen hidrolis untuk keperluan penentuan waktu pengikatan semen.
2.3.2 Peralatan Peralatan yang digunakan dalam praktikum ini sebagai berikut : 1. Mesin aduk (mixer ) dengan daun-daun pengaduk dari baja tahankarat serta mangkok dengan kapasitas 4,73 liter yang dapat dilepas. 2. Alat Vicat. 3. Timbangan dengan kepekaan 1,0 gram. 4. Alat pengorek (scraper) dibuat dari karet agak halus. 5. Gelas ukur dengan kapasitas 150 atau 200 ml. 6. Sendok perat (trovel ). 7. Sarung tangan karet.
2.3.3 Bahan Bahan yang digunakan dalam praktikum ini sebagai berikut : 1. Semen Portland 650 gram. 2. Air bersih (dengan temperature kamar).
L a p o r a n T e k n o l o g i B e t o n |12
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN JURUSAN TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL JL.PENGHULU H.HASAN MUSTOFA NO.23 TELP.7272215 BANDUNG 40124
2.3.4 Cara melakukan Langkah awal dalam pemeriksaan konsistensi normal adalah dengan melakukan persiapan pasta, dengan cara sebagai berikut 1. Pasang daun pengaduk dan mangkok yang kering pada mesin pengaduk seperti yang terlihat pada Gambar 2.7
Ga
Gambar 2.7 Memasang daun pengaduk di mesin pengaduk
2. Masukkan bahan-bahan kedalam mangkok dengan cara sebagai berikut: a. Tuangkan air antara 125cc sampai dengan 155 cc atau 27% dari berat semen. b. Masukkan 650 gram semen kedalam air, dan biarkan selama 30 detik agar campuran meresap. 3. Jalankan mesin pengaduk dengan kecepatan (140±5) putaran per menit selama 30 detik. 4. Hentikan mesin pengaduk selama 15 detik, selang waktu tersebut kumpulkan pasta yang menempel pada dinding mangkok. 5. Jalankan kembali mesin pengaduk dengan kecepatan (285±10) putaran per menit selama 1 menit.
L a p o r a n T e k n o l o g i B e t o n |13
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN JURUSAN TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL JL.PENGHULU H.HASAN MUSTOFA NO.23 TELP.7272215 BANDUNG 40124
Langkah selanjutnya adalah pencetakan benda uji dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Bentuk pasta menjadi bola-bola dengan kedua tangan (memakai sarung tangan karet) lalu lemparkan enam kali diantara tangan satu ketangan lainnya dengan jarak kira-kira 15 cm seperti terlihat pada Gambar 2.8
Gambar 2.8 Membentuk bola-bola pasta
2.Tekan bola pasta kedalam cincin lubang besar dengan satu tangan pada alat Vicat yang dipegang oleh satu tangan lainnya seperti terlihat pada Gambar 2.9. Ambil kelebihan pasta paca cincin dengan sekali gerakan telapak tangan. Kelebihan pasta pada lubang yang besar pada plat kaca dipotong dengan spatula begitu juga kelebihan pada lubang cincin kecil juga dipotong lalu diratakan permukaannya, dihindarkan terjadinya tekanan pada permukaan.
L a p o r a n T e k n o l o g i B e t o n |14
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN JURUSAN TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL JL.PENGHULU H.HASAN MUSTOFA NO.23 TELP.7272215 BANDUNG 40124
Gambar 2.9 Memasukkan bola pasta ke dalam ring
3. Lepaskan batang dan jarum kedalam pasta semen. 4. Konsistensi normal tercapai, bila batang dan jarum menembus batas pasta semen sedalam 10 mm ± mm dibawah permukaan dalam waktu 30 detik setelah itu dilepas.
Setelah benda uji dicetak, selanjutnya adalah melakukan penentuan konsistensi normal dengan cara sebagai berikut: 1. Tepatkan ditengah-tengah cincin pada batang seperti terlihat pada Gambar 2.10. 2. Tempelkan ujung jarum ke pasta dan kunci sekrup. 3. Tepatkan indikator pada tanda nol skala, lalu lepaskan batang peluncur selama 30 detik. 4. Kerjakan percobaan diatas dengan kadar air pada pasta semen yang berbedabeda sehingga konsistensi normal tercapai.
L a p o r a n T e k n o l o g i B e t o n |15
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN JURUSAN TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL JL.PENGHULU H.HASAN MUSTOFA NO.23 TELP.7272215 BANDUNG 40124
Gambar 2.10 Meletakkan ring ditengah-tengah batang alat Vicat
2.3.5 Data praktikum Data Praktikum disediakan dalam bentuk tabel, terlihat pada Tabel 2.3 sebagai berikut: Tabel 2.3 Penentuan Konsistensi Normal Semen Hidrolis
No Contoh
:I
Jenis Semen : Portland Tipe I
Tgl Pemeriksaan : 28 September 2015
Merk Semen: Semen Padang
Diperiksa Oleh
Untuk
: Kelompok 3
: Praktikum
Pemeriksaan
I
Berat Benda Uji
gram
650
Jumlah Air
gram
175
Penurunan
mm
10
2.3.6 Contoh perhitungan Contoh Perhitungan :
Berat Semen
= 650 gram
L a p o r a n T e k n o l o g i B e t o n |16
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN JURUSAN TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL JL.PENGHULU H.HASAN MUSTOFA NO.23 TELP.7272215 BANDUNG 40124
Berat Air
= 175ml
Konsistensi Normal
2.3.7 Analisis Dengan penambahan 27% air pada pasta semen maka didapat penurunan sebesar 10 mm sehingga semen sudah berada dalam kondisi konsistensi normal.
2.3.8 Kesimpulan Konsistensi normal telah didapat pada penambahan sir sebanyak 27% dari berat semen.
2.4 Penentuan Ikat Awal Semen Hidrolis Waktu pengikatan pada pasta semen ada 2 (dua) macam, yaitu waktu ikat awal ( setting time) dan waktu ikat akhir ( final setting ). Waktu ikat awal adalah waktu yang dibutuhkan sejak semen bercampur dengan air dari kondisi plastis menjadi tidak plastis, sedangkan waktu ikat akhir adalah waktu yang dibutuhkan sejak semen bercampur dengan air dari kondisi plastis menjadi “keras”. Yang dimaksud dengan keras pada waktu ikat akhir adalah hanya bentuknya saja yang sudah kaku, tetapi pasta semen tersebut belum boleh dibebani, baik oleh berat sendiri maupun beban dari luar. Waktu ikat awal minimal 45 menit, sedangkan waktu ikat akhir maksimal 360 menit.
2.4.1 Tujuan Percobaan Menentukan waktu ikat awal semen hidrolis (dalam keadaan konsistensi normal) dengan alat Vicat.
2.4.2 Peralatan Peralatan yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut: 1. Mesin aduk (mixer ) dengan daun-daun pengaduk dari baja tahan karat serta
mangkok dengan kapasitas 4,73 liter yang dapat dilepas. 2. Alat vicat
L a p o r a n T e k n o l o g i B e t o n |17
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN JURUSAN TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL JL.PENGHULU H.HASAN MUSTOFA NO.23 TELP.7272215 BANDUNG 40124
3. Timbangan dengan kepekaan 1,0 gram. 4. Alat pengorek ( scraper ) dibuat dari karet yang kaku. 5. Gelas ukur dengan kapasitas 150 atau 200 ml. 6. Ruang lembab yang mampu memberikan kelembaban relatif minimum 90%.
2.4.3 Bahan Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut: 1.Semen Portland 650 gram. 2.Air bersih (Tempratur/suhu ruang)
2.4.4 Cara melakukan Langkah-langkah melakukan pengujian waktu ikat awal adalah men yiapkan pasta semen seperti pada percobaan konsistensi normal.Percetakan benda uji seperti pada percobaan konsistensi normal seperti terlihat pada Gambar 2.11.
Gambar 2.11 Benda uji dicetak
1. Penentuan waktu pengikatan dilakukan dengan cara memasukkan benda uji kedalam ruang lembab, terlihat pada Gambar 2.12 dan biarkan, kecuali melakukan waktu pengikatan awal. 2. Kemudian pengujian waktu pengikatan dilakukan setelah benda uji 30 menit dicetak dalam ruang lembab tidak
memiliki
Turunkan jarum sehingga menyentuh permukaan pasta
kerusakan. semen.
L a p o r a n T e k n o l o g i B e t o n |18
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN JURUSAN TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL JL.PENGHULU H.HASAN MUSTOFA NO.23 TELP.7272215 BANDUNG 40124
Keraskan sekrup dan geserkan jarum penunjuk pada bagian atas dari skala dan lakukan percobaan pengikatan awal.
Gambar 2.12 Memasukkan benda uji ke ruang lembab
(menggunakan lap basah)
3. Lepaskan batang dengan memutar sekrup dan biarkan jarum pada permukaan pasta semen selama 30 detik, seperti terlihat pada Gambar 2.13. Adakan pembacaan untuk menetapkan dalamnya penetrasi. Apabila ternyata pasta lembek, lambatkan penurunan jarum.
Gambar 2.13 Melepaskan batang dan membiarkan jarum
selama 30 detik
L a p o r a n T e k n o l o g i B e t o n |19
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN JURUSAN TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL JL.PENGHULU H.HASAN MUSTOFA NO.23 TELP.7272215 BANDUNG 40124
4. Jarak antara setiap titik-titik pemasukan penetrasi pada pasta tidak boleh kurang dari 6,5 mm dan jarak titik terdekat dengan dinding dalam cetakan tidak kurang dari 9,5 mm. Pembacaan dilakukan sesegara mungki setelah diambil dari ruang lembab setiap 15 menit. 5. Waktu pengikatan awal tercapai bila penetrasi lebih kecil atau sama dengan 25 mm, dan pengikatan akhir tercapai bila jarum tidak membekas pada benda uji.
2.4.5 Data praktikum Data Praktikum disediakan dalam bentuk tabel, terlihat pada Tabel 2.4 sebagai berikut: Tabel 2.4 Penentuan Waktu Ikat Awal No Contoh : I Jenis Semen : Portland Tipe I Tgl Pemeriksaan : 22 September 2015 Merk Semen : Semen padang Diperiksa Oleh : kelompok 3 Untuk : Praktikum
No 1 2 3 4 5 6
Waktu 45 60 75 90 105 120
Jam 4:07:00 PM 4:22:00 PM 4:37:00 PM 4:52:00 PM 5:07:00 PM 5:22:00 PM
Penurunan 40.5 40.5 40 39 10 0
Keterangan Sudah terjadi waktu ikat awal -
2.4.6 Contoh perhitungan 50 ) 40 m m ( n 30 a n u r 20 u n e 10 P
0 0
20
40
60
80
100
120
140
Waktu (menit)
Gambar 2.14 Grafik Waktu Ikat Awal
L a p o r a n T e k n o l o g i B e t o n |20
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN JURUSAN TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL JL.PENGHULU H.HASAN MUSTOFA NO.23 TELP.7272215 BANDUNG 40124
Pada saat penurunan ≤25 mm, waktu yang dibutuhkan : *t = asumsi waktu Waktu(menit)
Penurunan(mm)
90
39
t
25
105
10
t 2.4.7 Analisis Dari data, pada menit ke 105 dengan penurunan sebesar 10 mm maka waktu ikat awal sudah terlewat. Dari perhitungan waktu didapatkan waktu ikat awal terjadi pada menit ke 97,24 menit, hasil tersebut terbaca dari Gambar 2.14 ( grafik waktu ikat awal ).
2.4.8 Kesimpulan Waktu ikat awal yang didapat yaitu 97,24 menit, sehingga memenuhi persyaratan yaitu waktu ikat < 45 menit.
2.5
Pengujian kehalusan semen dengan ayakan no.100 dan no.200 Kehalusan semen portland adalah merupakan suatu faktor penting yang dapat
mempengaruhi kecepatan reaksi antara partikel semen dengan air. Dengan semakin halus butiran semen portland, maka reaksi hidrasi semen akan semakin cepat, karena hidrasi dimulai dari permukaan butir.Pemeriksaan kehalusan semen menggunaan ayakan nomor 100 dan nomor 200, dengan spesifikasi tertahan atau lolos sebagai berikut: 1. Tertahan nomor 100 = 0 atau nomor 100 = 100% 2. Tertahan nomor 200 < 20% atau nomor 200 > 80 %.
L a p o r a n T e k n o l o g i B e t o n |21
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN JURUSAN TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL JL.PENGHULU H.HASAN MUSTOFA NO.23 TELP.7272215 BANDUNG 40124
2.5.1 Tujuan Percobaan Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan kehalusan semen yang lolos ayakan no. 100 dan no. 200, dengan syarat kehalusan tertahan diatas ayakan no. 100 = 0% dan diatas saringan 200 = max 22%.
2.5.2 Peralatan Peralatan yang digunakan dalam pengujian ini sebagai berikut : 1. Ayakan standar no. 100 dan no. 200. 2. Sikat. 3. Timbangan dengan kepekaan 0,01 gram.
2.5.3 Bahan Bahan yang digunakan dalam pengujian ini adalah se men Portland sebanyak 1000 gram.
2.5.4 Cara melakukan Cara melakukan pengujian kehalusan semen dengan ayakan nomor 100 dan no 200 adalah sebagai berikut : 1. Tempatkan susunan ayakan no. 100 dan no. 200, seperti terlihat pada Gambar 2.15.
Gambar 2.15 Menempatkan susunan ayakan
L a p o r a n T e k n o l o g i B e t o n |22
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN JURUSAN TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL JL.PENGHULU H.HASAN MUSTOFA NO.23 TELP.7272215 BANDUNG 40124
2. Goyangkan susunan ayakan dengan tangan kira-kira 125 kali/menit. 3. Tiap goyangan 25 kali, putar susunan ayakan
lakukan goyangan selama
10-20 menit. 4. Lanjutkan penggoyangan/pengayakan bagian yang berada diatas no. 200 dengan kuas halus selama 15 menit. 5. Kumpulkan sisa yang tertahan di tiap-tiap ayakan dan timbang sampai ketelitian 0,01 gram.
2.5.5 Data praktikum Data Praktikum disediakan dalam bentuk tabel, terlihat pada Tabel 2.5 sebagai berikut: Tabel 2.5 Pemeriksaan Kehalusan Semen Portland
No Contoh
: I dan II
Jenis Semen : Portland Tipe I
Tgl Pemeriksaan : 23 September 2015
Merk Semen : Semen padang
Diperiksa Oleh
Untuk
: Kelompok 3 Pemeriksaan
: Praktikum
I
II
A. Berat Contoh Mula-Mula
gram
100
100
B. Berat Tertahan Ayakan No. 100
gram
1
0.2
C. Berat Tertahan Ayakan No.200
gram
2
16
99.99
99.998
KEHALUSAN 1. Ayakan no.100 = 100-(B/A x 100% Rata-rata
99.994
2. Ayakan no.200 = 100-(C/A) x 100%
99.98
Rata-rata
99.84 99.91
2.5.6 Contoh perhitungan Contoh perhitungan : (*)
100 gram Berat tertahan ayakan no.100 1 gram Berat contoh mula-mula
L a p o r a n T e k n o l o g i B e t o n |23
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN JURUSAN TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL JL.PENGHULU H.HASAN MUSTOFA NO.23 TELP.7272215 BANDUNG 40124
Berat tertahan ayakan no.200 Ayakan no.100
Ayakan no.200
2 gram
2.5.7 Analisis Pada saat pengujian ini, ayakan nomer 200 banyak yang kondisinya rusak dan terdapat tambalan. Hal terebut membuat pengujian kurang optitimal.
2.5.8 Kesimpulan Kehalusan semen yang lolos pada ayakan nomor 100 sebesar 99,994% dan semen yang lolos pada ayakan nomor 200 sebesar 99,91%. Semen tersebut memenuhi persayaratan karena tertahan di ayakan nomor 100 sebanyak 1 gram.
L a p o r a n T e k n o l o g i B e t o n |24
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN JURUSAN TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL JL.PENGHULU H.HASAN MUSTOFA NO.23 TELP.7272215 BANDUNG 40124
BAB III PEMERIKSAAN AGREGAT
3.1 Pemeriksaan berat jenis dan penyerapan agregat halus Berat jenis merupakan parameter yang menunjukkan kepadatan butiran agregat dibandingkan dengan kepadatan air. Atau massa agregat dibandingkan dengan massa air pada volume dan temperatur yang sama. Nilai berat jenis akan diperlukan untuk menentukan jumlah agregat yang dibutuhkan dalam campuran beton. Nilai specific gravity dari gravity dari agregat berkisar antara 2,4 – 2,4 – 2,9 2,9 (interval Gs ini ditetapkan dengan asumsi agregat halus masih dalam keadaan SSD).
3.1.1 Tujuan percobaan Tujuan percobaan ini adalah untuk menentukan berat jenis (bulk) ( bulk) dan apperent specific dan specific dan penyerapan (absorption ( absorption)) agregat halus.
3.1.2 Peralatan Peralatan yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut: 1. Timbangan dengan kepekaan kapasitas 100 gram. 2. Piknometer (labu ukur) dengan kapasitas 500 ml. 3. Cetakan kerucut pasir terbuat dari kuningan dan tongkat pemadat serta alas
kaca. 4. Loyang dan talam-talam. 5. Oven lengkap dengan pengatur suhu (110±5)°C. 6. Ayakan no. 4.
3.1.3 Bahan Peralatan yang digunakan dalam praktikum ini adalah agregat halus (pasir) yang lolos ayakan no.4 (4,75 mm) ± 1000 gram.
L a p o r a n T e k n o l o g i B e t o n |25
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN JURUSAN TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL JL.PENGHULU H.HASAN MUSTOFA NO.23 TELP.7272215 BANDUNG 40124
3.1.4 Cara melakukan Langkah-langkah yang dilakukan dalam praktikum praktikum ini adalah sebagai berikut: 1. Ambil benda uji agregat halus (pasir) yang lolos saringan no.4 (4,75 mm) ± 1000 gram. 2. Keringkan dalam oven selama ±24 jam, j am, dan dinginkan 3. Rendam selama ±24 jam 4. Buang air perendam, lalu tebarkan benda uji kedalam Loyang serta aduk-aduk sehingga terjadi proses pengeringan yang merata untuk mendapatkan benda uji dalam keadaan SSD (Saturated ( Saturated Surface Dry), Dry), seperti terlihat pada Gambar 3.1.
Gambar 3.1 Menebarkan benda uji ke dalam loyang
5. Letakkan kerucut kuningan pada alas yang rata dan tidak menyerap air, masukkan benda uji tadi kedalam kerucut. 6. Gunakan penumbuk untuk memadatkan benda uji tadi dengan tumbukkan sebanyak 25 kali dalam 3 lapis dan tinggi jenuh penumbuk ±5 mm. penumbukkan dilakukan dilakukan secara merata dan tanpa hambatan (jatuh bebas). 7. Bersihkan daerah sekitar kerucut dari butiran agregat halus yang tercecer, lalu angkat kerucut perlahan-lahan untuk menentukan kondisi SSD.
L a p o r a n T e k n o l o g i B e t o n |26
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN JURUSAN TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL JL.PENGHULU H.HASAN MUSTOFA NO.23 TELP.7272215 BANDUNG 40124
8. Isi labu ukur dengan air suling setengahnya dari kapasitas labu ukur lalu masukkan benda uji tadi sebanyak 500 gram, jangan sampai ada butiran yang tertinggal. Tambahkan air suling sampai 90% kapasitas labu ukur. 9. Keluarkan gelembung udara yang terperangkap dalam labu ukur dengan jalan mengocok/menggoyang-goyangkan labu ukur sampai tidak ada gelembung yang terperangkap. 10. Rendam dalam air untuk menyesuaikan suhu air, lalu tambahkan air suling hingga batas leher labu ukur 11. Lap bagian labu ukur timbang dengan ketelitian 0,1 gram (C) 12. Cari berat kering benda uji dengan mengeluarkan benda uji dari labu ukur lalu masukkan kedalam oven selama ±24 jam pada suhu (110±5)°C (A) 13. Isi labu ukur tadi dengan air suling sampai tanda batas, lalu timbang dengan ketelitian 0,1 gram (B), seperti terlihat pada Gambar 3.2 .
Gambar 3.2 Menimbang labu yang telah diisi air suling
14. Hitung berat jenis agregat halus dengan rumus: Bulk Specific Grafity
= A/B + 500 - C
Bulk Specific Grafity SSD
= 500/B + 500 - C
L a p o r a n T e k n o l o g i B e t o n |27
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN JURUSAN TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL JL.PENGHULU H.HASAN MUSTOFA NO.23 TELP.7272215 BANDUNG 40124
Apparent Specific Grafity Absorption
= A/B + A - C = (500 – (500 – A)/A A)/A * 100%
3.1.5 Data praktikum Data Praktikum disediakan dalam bentuk tabel, terlihat pada Tabel 3.1
sebagai
berikut: Tabel 3.1 Pemeriksaan Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Halus
No. Contoh : I dan II Tgl. Pemeriksaan : 245 september 2015 Diperiksa oleh : Kelompok 3
Jenis Contoh :Agregat halus Sumber Contoh :Cimalaka Untuk : Praktikum
Pemeriksaan
I
II
A. Berat piknometer/labu ukur
gr
192
134
B. Berat Benda Uji dalam Keadaan SSD
gr
500
500
C.Berat Piknometer+Benda Uji+ Air
gr
996
943
D. Berat Piknometer + Air
gr
675
647
E. Berat Benda Uji Kering
gr
489
488
Apparent Specific Grafity (E/(E+D+C)) Bulk Specific Grafity Kondisi Kering (E/(B+DC)) Bulk Specific Grafity Kondisi SSD (B/(B+D-C))
2,91
2,54
2,73
2,39
2,79
2,45
Persentase Penyerapan (B-E)/E x 100%
0,022
0,024
%
Rata-Rata Apparent Specific Grafity
2,73
Bulk Specific Grafity Kondisi Kering
2,56
Bulk Specific Grafity Kondisi SSD
2,62
Persentase Penyerapan
%
2,35
3.1.6 Contoh perhitungan Contoh Perhitungan :
Apparent Specific-Gravity
L a p o r a n T e k n o l o g i B e t o n |28
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN JURUSAN TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL JL.PENGHULU H.HASAN MUSTOFA NO.23 TELP.7272215 BANDUNG 40124
Bulk Spec.Grav.kondisi Kering
Bulk Spec.Grav.kondisi SSD
2.793296089 3.1.7 Analisis
Nilai Gs yang didapat adalah 2,91 mendekati dari interval Gs (2,4 – 2,9) menurut spesifikasi. Maka dapat dikatakan agregat berada dalam batas-batas Gs normal dan dapat langsung digunakan.
3.1.8 Kesimpulan Dari hasil pengujian, diperoleh nilai Apparent Specific Gravity
sebesar
2,726190476 ≈ 2,73, nilai Bulk Specific Gravity kondisi kering se besar 2,56200219 ≈ 2,56 dan nilai Bulk Specific Gravity kondisi SSD sebesar 2,622138241 ≈ 2,62
3.2 Kadar air agregat halus Kadar air merupakan parameter yang menunjukkan banyaknya air yang terkandung dalam agregat. Nilai kadar air diperlukan untuk menentukan jumlah air pencampur yang dibutuhkan dalam campuran beton.
3.2.1 Tujuan percobaan Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan kadar air agregat baik kasar maupun halus dengan cara pengeringan. Kadar air agregat adalah perbandingan antara berat air yang dikandung agregat dengan agregat dalam keadaan kering.
L a p o r a n T e k n o l o g i B e t o n |29
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN JURUSAN TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL JL.PENGHULU H.HASAN MUSTOFA NO.23 TELP.7272215 BANDUNG 40124
3.2.2 Peralatan Peralatan yang digunakan dalam paktikum ini adalah sebagai berikut : 1. Timbangan dengan kepekaan 0,1% dari berat benda uji 2. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu 3. Talam logam yang tahan karat dengan kapasitas yang cukup besar untuk
mengeringkan benda uji
3.2.3 Bahan Berat benda uji agregat minimum tergantung pada ukuran agregat maksimum, yakni sebesar 500 gram
3.2.4 Cara melakukan Berikut cara melakukan praktikum ini : 1. Timbang dan catat berat talam (W 1). 2. Masukkan benda uji kedalam talam, kemudian timbang dan catat beratnya (W2), seperti terlihat pada Gambar 3.3.
Gambar 3.3 Menimbang benda uji
L a p o r a n T e k n o l o g i B e t o n |30
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN JURUSAN TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL JL.PENGHULU H.HASAN MUSTOFA NO.23 TELP.7272215 BANDUNG 40124
3. Hitung berat benda uji
4. Keringkan benda uji beserta talam dalam oven dengan suhu (110±5)°C sampai berat tetap 5. Setelah kering, timbang dan catat benda uji beserta tal am (W4) 6. Hitung berat benda uji
3.2.5 Data praktikum Data praktikum disajikan dalam bentuk tabel, terlihat padatabel 3.2 , 3.3 dan 3.4 sebagai berikut :
Tabel 3.2 Pemeriksaan Kadar Air Lapangan Agregat Halus
No. Contoh : I dan II Tgl. Pemeriksaan : 24 september 2015 Diperiksa oleh : Kelompok 3
Jenis Contoh : Agregat halus Sumber Contoh : Cimalaka Untuk : Praktikum
Pemeriksaan
I
II
A. Berat Wadah
gram
347
159
B.Berat Wadah + Benda Uji
gram
847
659
C. Berat Benda Uji (B-A)
gram
500
500
D. Berat Benda Uji Kering
gram
489
473
E. Kadar Air (C-D)/ D x 100%
%
2,25
5,70
Kadar Air Rata-Rata
%
3,98
Tabel 3.3 Pemeriksaan Kadar Air Jenuh Permukaan/SSD Agregat Halus
No. Contoh : I dan II Tgl. Pemeriksaan : 24 september 2015 Diperiksa oleh : Kelompok 3
Jenis Contoh : Agregat Halus Sumber Contoh : Cimalaka Untuk : Praktikum
Pemeriksaan
I
II
A. Berat Wadah
Gram
344
108
B.Berat Wadah + Benda Uji
gram
844
608
C. Berat Benda Uji (B-A)
gram
500
500
D. Berat Benda Uji Kering
gram
485
485
E. Kadar Air (C-D)/ D x 100%
%
3,09
3,09
Kadar Air Rata-Rata
%
3,09
L a p o r a n T e k n o l o g i B e t o n |31
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN JURUSAN TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL JL.PENGHULU H.HASAN MUSTOFA NO.23 TELP.7272215 BANDUNG 40124
Tabel 3.4 Pemeriksaan Kadar Air Kering Udara Agregat Halus
No. Contoh : I dan II Tgl. Pemeriksaan : 24 september 2015 Diperiksa oleh : Kelompok 3
Jenis Contoh : Agregat Halus Sumber Contoh : Cimalaka Untuk : Praktikum
Pemeriksaan
I
II
A. Berat Wadah
gram
131
210
B.Berat Wadah + Benda Uji
gram
631
710
C. Berat Benda Uji (B-A)
gram
500
500
D. Berat Benda Uji Kering
gram
497
489
E. Kadar Air (C-D)/ D x 100%
%
0,60
2,25
Kadar Air Rata-Rata
%
1,43
3.2.6 Contoh perhitungan Contoh Perhitungan :
Berat wadah
=347 gram
Kadar air
Berat wadah+benda uji
=847gram
Berat benda uji
= 709-109 = 500 gram
Berat benda uji kering
=582 gram
3.2.7 Analisis Dari pemeriksaan kadar air, didapat kadar air sample sebesar 2,249%, dan kadar air sample II 5,708%.
Kadar air : 3,9787 %
Absorpsi : 2,3542 % Dari pemeriksaan kadar air jenuh permukaan / SSD, didapat kadar air sample I
sebesar 0,30927835%, dan kadar air sample II 3,093%.
Kadar air = 3,093 %
Absorpsi = 2.354252573%
Dari pemeriksaan kadar air kering udara, didapat kadar air sample I sebesar 0,6036217%, dan kadar air sample II _%
Kadar air : 1,4263%
L a p o r a n T e k n o l o g i B e t o n |32
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN JURUSAN TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL JL.PENGHULU H.HASAN MUSTOFA NO.23 TELP.7272215 BANDUNG 40124
Absorpsi : 2.354252573%
3.2.8 Kesimpulan Kadar air rata-rata dari pemeriksaan kadar air lapangan agregat halus tersebut 3,9787 % lebih besar dari absorpsi (2,3542 %). Agregat tersebut kelebihan air dan mengandung air bebas. Kadar air rata-rata dari pemeriksaan kadar air jenuh permukaan / SSD agregat halus tersebut 3,093 % lebih besar dari absorpsi (2.354252573%). Agregat tersebut kelebihan air dan mengandung air bebas. Kadar air rata-rata dari pemeriksaan kadar air kering udara agregat halus tersebut 1,4263% lebih kecil dari absorpsi (2.354252573%), berarti sampel dalam keadaan kekurangan air dan tidak mengandung air bebas.
3.3 Berat isi agregat halus Berat isi dari agregat untuk beton normal berkisar antara 1,2 – 1,75 gram/cm3.Kandungan lumpur dalam agregat dapat mempengaruhi daya ikat semen, karena lumpur akan menghalangi air untuk bersentuhan dengan permukaan semen dan berakibat mengurangi kekuatan beton.
3.3.1 Tujuan percobaan Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan berat isi agregat halus dan kasar.Berat isi adalah perbandingan berat terhadap isi.
3.3.2 Peralatan Peralatan yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut : 1. Timbangan 2. Talam berkapasitas besar untuk mengeringkan benda uji. 3. Tongkat pemadat berdiameter 15 mm dan panjang 60 cm dengan ujung bulat sebaiknya terbuat dari baja yang tahan karat. 4. Mistar perata. 5. Sekop. 6. Wadah baja yang cukup kaku berbentuk silinder dengan alat pemegang.
L a p o r a n T e k n o l o g i B e t o n |33
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN JURUSAN TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL JL.PENGHULU H.HASAN MUSTOFA NO.23 TELP.7272215 BANDUNG 40124
3.3.3 Bahan Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah agregat halus.
3.3.4 Cara melakukan Cara melakukan praktikum ini adalah dengan memasukkan agregat kedalam talam sekurang-kurangnya sebanyak kapasitas wadah sesuai tabel,keringkan dengan oven dengan suhu (110± 5)º C selama kurang lebih24 jam, lalu didinginkan sampai mempunyai berat tetap,untuk dipakai benda uji. Untuk berat isi lepas / gembur, maka : 1. Timbang dan catat berat wadah (
).
2. Masukkan benda uji dengan hati-hati ke dalam wadah, agar tidak terjadi pemisahan butiran dari ketinggian 5 cm diatas wadah dengan menggunakan sendok atau sekop sampai penuh. 3. Ratakan permukaan benda uji dengan menggunakan mistar perata. 4. Timbang dan catat berat wadah beserta isinya ( 5. Hitung berat benda uji (
).
).
Untuk berat isi padat dengan cara penusukan, maka : 1. Timbang dan catat berat wadah (
).
2. Isilah wadah dengan benda uji dalam 3 lapis yang sama tebal.Setiap lapisan dipadatkan dengan tongkat pemadat sebanyak 25 kali tusukan secara merata. Pelaksanaan pemadatan tongkat harus tepat masuk sampai lapisan bagian bawah tiap-tiap lapisan, seperti terlihat pada Gambar 3.4. 3. Timbang dan catat berat wadah dan isinya ( 4. Hitung berat benda uji
)
).
Untuk berat isi padat dengan cara penggoyangan, maka : 1. Timbang dan catat berat wadah (
).
2. Isilah wadah dengan benda uji dalam 3 lapis yang sama tebal. 3. Isilah wadah sebagai berikut:
L a p o r a n T e k n o l o g i B e t o n |34
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN JURUSAN TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL JL.PENGHULU H.HASAN MUSTOFA NO.23 TELP.7272215 BANDUNG 40124
Letakkan wadah diatas tempat kokoh dan datar,angkat salah satu sisinya kira-kira setinggi 5 cm kemudian lepaskan.
Ulangi hal tersebut pada sisi yang berlawanan, padatkan lapisan sebanyak 25 kali setiap sisi.
4. Ratakan wadah dengan menggunakan mistar perata. 5. Timbang dan catat berat wadah beserta benda uji (
), seperti terlihat pada
gambar 3.5. 6. Hitung berat benda uji (
Gambar 3.4 Memadatkan benda uji dengan tongkat
Gambar 3.5 Menimbang wadah dan benda uji
L a p o r a n T e k n o l o g i B e t o n |35
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN JURUSAN TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL JL.PENGHULU H.HASAN MUSTOFA NO.23 TELP.7272215 BANDUNG 40124
3.3.5 Data praktikum Data disajikan dalam bentuk tabel, terlihat pada tabel 3.5 sebagai berikut : Tabel 3.5 Pemeriksaan Berat Isi Agregat Halus
No. Contoh
: I dan II
Jenis Contoh
: Agregat Halus
Tgl. Pemeriksaan : 24 september 2015
Sumber Contoh : Cimalaka
Diperiksa oleh
Untuk
: Kelompok 3
Pemeriksaan Berat Isi Padat
A. Isi (volume) Wadah B. Berat Wadah
cmᶟ gram
: Praktikum I
II
2832,83
4806,18
4952
13934
C. Berat wadah + Benda uji
gram
10076
22160
D. Berat Benda Uji (C-B)
gram
5124
8226
1,80
1,71
E. Berat Isi (D/A)
gr/cmᶟ
F. Berat Isi Rata-Rata
gr/cmᶟ
Pemeriksaan Berat Isi Gembur
A. Isi (volume) Wadah
cmᶟ
1,76 I
II
2832,83
4806,18
B. Berat Wadah
gr
4952
13934
C. Berat wadah + Benda uji
gr
9590
21400
D. Berat Benda Uji (C-B)
gr
4638
7466
gr/cmᶟ
1,64
1,55
E. Berat Isi (D/A) F. Berat Isi Rata-Rata
gr/cmᶟ
1,595
3.3.6 Contoh perhitungan Contoh Perhitungan :
Diameter wadah Tinggi wadah Volume wadah
Berat isi padat
d = 14,7 cm t = 16.7 cm = L a p o r a n T e k n o l o g i B e t o n |36
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN JURUSAN TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL JL.PENGHULU H.HASAN MUSTOFA NO.23 TELP.7272215 BANDUNG 40124
= 1,80879073 gr/cmᶟ
=
3.3.7 Analisis Berat isi gembur akan memiliki berat lebih ringan dibandingkan berat isi padat, karena pada berat isi padat rongga-rongga udara lebih sedikit dibandingkan dengan berat isi gembur.
3.3.8 Kesimpulan Nilai berat isi rata-rata yang didapat yaitu 1,595 gram/cm3, nilai tersebut memenuhi spesifikasi, yaitu berat isi dari agregat untuk beton normal berkisar antara 1,2 – 1,75 gram/cm 3.
3.4 Kadar lumpur agregat halus Kandungan lumpur dalam agregat halus dapat mempengaruhi daya ikat semen, karena lumpur akan menghalangi air untuk bersentuhan dengan permukaan semen dan berakibat mengurangi kekuatan beton. Kriteria kadar lumpur yang diperbolehkan dalam mix design adalah < 5 %.
3.4.1 Tujuan percobaan Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan jumlah bahan yang terkandung dalam agregat.
3.4.2 Peralatan Peralatan yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut : 1. Saringan no. 200 2. Wadah pencuci dengan kapasitas yang cukup, sehingga pada waktu pencucian
air pencuci tidah tumpah 3. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu 4. Timbangan dengan ketelitian 0,1% dari contoh 5. Talam dengan kapasitas cukup untuk mengeringkan contoh
L a p o r a n T e k n o l o g i B e t o n |37
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN JURUSAN TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL JL.PENGHULU H.HASAN MUSTOFA NO.23 TELP.7272215 BANDUNG 40124
6. Sekop 7. Peralatan pendukung lainnya
3.4.3 Bahan Berat contoh agregat sebanyak 500 gram
3.4.4 Cara melakukan Cara melakukan praktikum ini adalah sebagai berikut : 1. Masukkan contoh agregat ±1,25 kali berat minimum benda uji ke dalam
talam, keringkan dalam oven dengan suhu (110±5)°C sampai mempunyai berat tetap W1 2. Masukkan benda uji kedalam wadah dan beri air pencuci secukupnya
sehingga benda uji terendam,terlihat di Gambar 3.6. 3. Bilas benda uji dengan menggunakan tangan, lalu air pencuci tuangkan
kedalam ayakan no. 200, maksudnya agar butiran yang paling halus ikut terbuang oleh air pembilas 4. Masukkan air pencuci baru, ulangi pekerjaan pada poin 3 hingga air pencuci
hingga jernih
Gambar 3.6 Mencuci benda uji L a p o r a n T e k n o l o g i B e t o n |38
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN JURUSAN TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL JL.PENGHULU H.HASAN MUSTOFA NO.23 TELP.7272215 BANDUNG 40124
5. Semua bahan yang tertahan saringan no. 200, masukan kembali kedalam
wadah semula, kemudian masukkan kedalam talam yang sudah diketahui beratnya (W2) dan keringkan dalam oven dengan suhu (110±5)°C sampai berat tetap 6. Setelah kering timbang dan catat beratnya (W 3) 7. Hitung berat bahan kering tersebut (W 4 = W3 – W2)
3.4.5 Data praktikum Data praktikum disediakan dalam bentuk tabel, seperti terlihat pada tabel 3.6 sebagai berikut : Tabel 3.6 Pemeriksaan Kadar Lumpur Agregat Halus
No. Contoh
: I dan II
Jenis Contoh
: agregat halus
Tgl. Pemeriksaan : 24 september 2015
Sumber Contoh : Cimalaka
Diperiksa oleh
Untuk
: Kelompok 3
Pemeriksaan
: Kadar lumpur I
II
A. Berat Wadah
gram
272
183
B.Berat Wadah + Benda Uji
gram
772
683
C. Berat Benda Uji Sebelum Dicuci (B-A)
gram
500
500
D. Berat Benda Uji Kering
gram
408
417
E. Kadar Lumpur(C-D)/ C x 100%
%
18,4
16,6
Kadar Lumpur Rata-Rata
%
17,5
3.4.6 Contoh perhitungan Contoh Perhitungan : (*)
272 gram Berat wadah+benda uji 772gram Berat benda uji sebelum dicuci 772-272 = 500 gram Berat benda uji kering setelah dicuci 408 gram Kadar lumpur Berat wadah
L a p o r a n T e k n o l o g i B e t o n |39
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN JURUSAN TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL JL.PENGHULU H.HASAN MUSTOFA NO.23 TELP.7272215 BANDUNG 40124
3.4.7 Analisis Dari hasil percobaan didapat kadar lumpur sebesar 18,4% hal ini dapat terjadi akibat beberapa hal seperti
kelalaian saat pencucian benda uji seperti hilangnya
partikel-partikel kecil benda uji yang terbuang oleh luapan air cucian dan menempelnya partikel benda uji ditangan sehingga terbuang dengan tidak sengaja.
3.4.8 Kesimpulan Dari hasil pengujian didapatkan kadar lumpur agregat uji sebesar 18,4%, yang disyaratkan adalah <5%.
3.5
Analisis ayakan agregat halus Gradasi Agregat dan ukuran butir maksimum menentukan banyaknya air dan
jumlah semen yang dibutuhkan dalam beton untuk mendapatkan kekentalan adukan yang direncanakan. Gradasi yang baik akan memberikan tingkat optimal untuk mendapatkan kepadatan dan kekuatan beton maksimum. Nilai fineness modulus harus berada diantara 2,3 – 3,1. Bila nilai finenessmodulusnya lebih kecil dari 2,3 berarti agregat halus tersebut terlalu halus dan harus diperbaiki dengan cara menambahkan agregat yang lebih kasar sehingga finenessmodulusnya berada diantara 2,3 – 3,1. Begitu pula bila nilai fineness modulusnya terlalu besar, berarti agregat halus tersebut terlalu kasar dan harus diperbaiki dengan cara menambahkan agregat yang lebih halus.
3.5.1 Tujuan percobaan Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan pembagian butir (gradasi) agregat halus dengan menggunakan saringan.
3.5.2 Peralatan Peralatan yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut : 1. Timbangan dengan ketelitian 0,2 % dari berat benda uji. 2. Satu set saringan dengan ukuran lubang
4,75 mm (No.
4)
2,38 mm (No.
8) L a p o r a n T e k n o l o g i B e t o n |40
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN JURUSAN TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL JL.PENGHULU H.HASAN MUSTOFA NO.23 TELP.7272215 BANDUNG 40124
1,18 mm (No. 16)
0,60 mm (No. 30)
0,30 mm (No. 50)
0,15 mm (No. 100)
0,075 mm (No. 200)
3. Oven dilengkapi dengan pengatur suhu. 4. Mesin penggetar saringan. 5. Talam-talam. 6. Kuas 7. Sikat kuningan 8. Sendok
3.5.3 Bahan Bahan yang digunakan adalah benda uji diperoleh dari alat pemisah atau cara perempatan, yaitu sebesar 500 gram.
3.5.4 Cara melakukan Cara melakukan praktikum ini adalah sebagai berikut : 1. Benda uji dikeringkan dalam oven dengan suhu 110˚C ± 5˚C sampai mempunyai berat tetap.
Gambar 3.7 Menyaring benda uji L a p o r a n T e k n o l o g i B e t o n |41
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN JURUSAN TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL JL.PENGHULU H.HASAN MUSTOFA NO.23 TELP.7272215 BANDUNG 40124
2. Saring benda uji dengan susunan saringan yang mempunyai ukuran paling besar ditempatkan di atas, saringan digoyangkan dengan tangan atau dengan mesin penggoyang kurang lebih 25 menit, seperti terlihat pada Gambar 3.7 3. Timbang benda uji yang tertahan di masing-masing ayakan.
3.5.5 Data praktikum Data praktikum disediakan dalam bentuk tabel, terlihat pada tabel
Tabel 3.7 Analisis Ayakan Agregat Halus
No. Contoh
:
Jenis Contoh
Tgl. Pemeriksaan : 24 september 2015 Diperiksa oleh
: Agregat halus
Sumber Contoh : Cimalaka
: Kelompok 3
Untuk
Ukuran ayakan
Berat Tertahan
(mm)
(gram)
Persentase Tertahan (%)
: Praktikum Persentase
Persentase
Tertahan
Lolos
Kumulatif
Kumulatif
(%)
(%)
4,75 (no.4)
0
0
0
100,00
2,36 (no.8)
102
20
2
79,60
1,18(no.16)
104
21
41
58,80
0,6 (no.30)
103
21
62
38,20
0.3 (no.50)
57
11
73
26,80
0.15 (no.100)
59
12
85
15,00
Pan
75
15
100
0,00
JUMLAH
500
JUMLAH
363
318,4
3.5.6 Contoh perhitungan Contoh Perhitungan :
Modulus kehalusan (FM)
∑
L a p o r a n T e k n o l o g i B e t o n |42
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN JURUSAN TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL JL.PENGHULU H.HASAN MUSTOFA NO.23 TELP.7272215 BANDUNG 40124
120,00%
) % ( f 100,00% i t a l u m 80,00% u k s 60,00% o l o l e 40,00% s a t n e s 20,00% e r P
0,00% 0,1
1
10
Ukuran Bukaan Ayakan (mm)
Gambar 3.8 Kurva analisa ayakan agregat halus
3.5.8 Analisis Dalam pengujian ini tidak ada masalah dalam pelaksanaan, hanya perlu diperhatikan dalam memilih ayakan karena terdapat beberapa ayakan yang kondisinya rusak dikhawatirkan jika menggunakan ayakan yg rusak akan mengakibatkan pengujian tidak optimal. 3.5.9 Kesimpulan Nilai fineness modulus berkisar antara 2,3 – 3,1 yaitu 2,81, berarti agregat halus tersebut memenuhi spesifikasi pembuatan campuran beton.
3.6 Pemeriksaan berat jenis dan penyerapan agregat kasar Berat jenis merupakan parameter yang menunjukkan kepadatan butiran agregat dibandingkan dengan kepadatan air. Atau massa agregat diabndingkan dengan massa air pada volume dan temperatur yang sama. Nilai berat jenis akan diperlukan untuk menentukan jumlah agregat yang dibutuhkan dalam campuran beton. Nilai specific gravity dari agregat kasar berkisar antara 2,4 – 2,9 (interval Gs ini ditetapkan dengan asumsi agregat halus masih dalam keadaan SSD).
3.6.1 Tujuan percobaan Tujuan percobaan ini adalah untuk mengetahui berat jenis ( bulk and apparent specific grafity) serta penyerapan ( absorption ).
L a p o r a n T e k n o l o g i B e t o n |43
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN JURUSAN TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL JL.PENGHULU H.HASAN MUSTOFA NO.23 TELP.7272215 BANDUNG 40124
3.6.2 Peralatan Peralatan yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut : 1. Dunagan test set 2. Kain lap 0
3. Oven lengkap dengan pengatur suhu (110 ± 5) C 4. Nampan dan talam – talam.
3.6.3 Bahan Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah Agregat kasar dalam keadaan jenuh kering permukaan Untuk agregat yang lewat saringan no. 4 tidak diperkenankan sebagai benda uji.
3.6.4 Cara melakukan Cara melakukan praktikum ini adalah sebagai berikut : 1. Benda uji dilap sampai denda keadaan jenuh kering permukaan (SSD), seperti
terlihat pada Gambar 3.9.
Gambar 3.9 Benda uji dilap agar mencapai SSD 2. Timbang benda uji. 3. Benda uji dimasukkan kedalam keranjang dan rendam kembali dalam air, lalu
timbang sebelum ditimbang keranjang yang berisi benda uji di goyang – goyang dalam air untuk menghilangkan udara yang terperangkap. 0
4. Keringkan benda uji dengan suhu (110 ± 5) C selama 24 jam, seperti yang
terlihat pada Gambar 3.10.
L a p o r a n T e k n o l o g i B e t o n |44
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN JURUSAN TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL JL.PENGHULU H.HASAN MUSTOFA NO.23 TELP.7272215 BANDUNG 40124
Gambar 3.10 Mengeringkan benda uji kedalam oven 5. Setelah didinginkan, lalu ditimbang kering.
3.6.5 Data praktikum Data praktikum disajikan dalam bentuk tabel, terlihat pada tabel 3.8 sebagai berikut : Tabel 3.8 Penentuan Specific-Gravity Agregat Kasar
No. Contoh
: I dan II
Jenis Contoh
: Agregat kasar
Tgl. Pemeriksaan : 24 september 2015
Sumber Contoh : Gunung Lagadar
Diperiksa oleh
Untuk
: Kelompok 3
Pemeriksaan A. Berat Cotoh SSD
gram
: Praktikum I
II
2500
2500
B. Berat Contoh dalam Air
gram
1543
1544
C.Berat Contoh Kering
gram
2407
2425
Apparent Specific Grafity (C(C-D))
2,785
2,752
Bulk Specific Grafity Kondisi Kering (C/(A-B))
2,515
2,536
Bulk Specific Grafity Kondisi SSD (A/(A-B))
2,612
2,615
3,863
3,092
Persentase Penyerapan (A-C)/C x 100%
%
RATA-RATA (pemeriksaan I + II)/2 Apparent Specific Grafity
2,77
Bulk Specific Grafity Kondisi Kering
2,53
Bulk Specific Grafity Kondisi SSD
2,61
Persentase Penyerapan
%
3,45
L a p o r a n T e k n o l o g i B e t o n |45
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN JURUSAN TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL JL.PENGHULU H.HASAN MUSTOFA NO.23 TELP.7272215 BANDUNG 40124
3.6.6 Contoh perhitungan Contoh Perhitungan : (*)
Apparent Specific-Gravity
Bulk Spec.Grav.kondisi Kering
Bulk Spec.Grav.kondisi SSD
3.6.7 Analisis Dalam pengujian ini tidak ada hambatan yang kami alami.
3.6.8 Kesimpulan Dari hasil pengujian, diperoleh nilai Apparent Specific Gravity sebesar 2,77 , nilai Bulk Specific Gravity kondisi kering sebesar 2,52 dan nilai Bulk Specific Gravity kondisi SSD sebesar 2,621.Dengan penyerapan sebesar 3,48 %.
3.7 Kadar air agregat kasar Kadar air merupakan parameter yang menunjukkan banyaknya air yang terkandung dalam agregat. Nilai kadar air diperlukan untuk menentukan jumlah air pencampur yang dibutuhkan dalam campuran beton.
3.7.1 Tujuan percobaan Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan kadar air agregat baik kasar maupun halus dengan cara pengeringan. Kadar air agregat adalah perbandingan antara berat air yang dikandung agregat dengan agregat dalam keadaan kering.
L a p o r a n T e k n o l o g i B e t o n |46
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN JURUSAN TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL JL.PENGHULU H.HASAN MUSTOFA NO.23 TELP.7272215 BANDUNG 40124
3.7.2 Peralatan Peralatan yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut : 1. Timbangan dengan ketelitian 0,1% dari berat benda uji 2. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu 3. Talam logam yang tahan karat dengan kapasitas yang cukup besar untuk mengeringkan benda uji
3.7.3 Bahan Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah Berat benda uji agregat minimum tergantung pada ukuran agregat maksimum, di praktikum ini digunakan sebesar …
3.7.4 Cara melakukan Cara melakukan praktikum ini adalah sebagai berikut: 1. Timbang dan catat berat talam (W 1). 2. Masukkan benda uji kedalam talam, kemudian timbang dan catat beratnya (W2), seperti terlihat pada Gambar 3.11
Gambar 3.11 Menimbang benda uji
3. Hitung berat benda uji
. L a p o r a n T e k n o l o g i B e t o n |47
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN JURUSAN TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL JL.PENGHULU H.HASAN MUSTOFA NO.23 TELP.7272215 BANDUNG 40124
4. Keringkan benda uji beserta talam dalam oven dengan suhu (110±5)°C sampai berat tetap. 5. Setelah kering, timbang dan catat benda uji beserta talam (W 4).’ 6. Hitung berat benda uji
).
3.7.5 Data praktikum Data praktikum disajikan dalam bentuk tabel Tabel 3.9 Pemeriksaan kadar air jenuh permukaan/ssd agregat kasar
No. Contoh
: I dan II
Jenis Contoh
: Agregat kasar
Tgl. Pemeriksaan : 24 september 2015
Sumber Contoh : Gunung Lagadar
Diperiksa oleh
Untuk
: Kelompok 3
Pemeriksaan
: Praktikum I
II
A. Berat Wadah
Gram
108
344
B.Berat Wadah + Benda Uji
Gram
608
1844
C. Berat Benda Uji (B-A)
Gram
500
1500
D. Berat Benda Uji Kering
Gram
489
1435
E. Kadar Air (C-D)/ D x 100%
%
2,25
3,24
Kadar Air Rata-Rata
%
2,74
Tabel 3.10 Pemeriksaan kadar air udara agregat kasar
No. Contoh
: I dan II
Jenis Contoh
: Agregat Kasar
Tgl. Pemeriksaan : 24 september 2015
Sumber Contoh : Gunung Lagadar
Diperiksa oleh
Untuk
: Kelompok 3
Pemeriksaan
: Praktikum I
II
A. Berat Wadah
gram
212
183
B.Berat Wadah + Benda Uji
gram
712
1683
C. Berat Benda Uji (B-A)
gram
500
1500
D. Berat Benda Uji Kering
gram
491
1477
E. Kadar Air (C-D)/ D x 100%
%
1,83
1,56
Kadar Air Rata-Rata
%
1,69
L a p o r a n T e k n o l o g i B e t o n |48
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN JURUSAN TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL JL.PENGHULU H.HASAN MUSTOFA NO.23 TELP.7272215 BANDUNG 40124
Tabel 3.11 pemeriksaan kadar air lapangan agregat kasar
No. Contoh
: I dan II
Jenis Contoh
: Agregat Kasar
Tgl. Pemeriksaan : 24 september 2015
Sumber Contoh : Gunung Lagadar
Diperiksa oleh
Untuk
: Kelompok 3
Pemeriksaan
: Praktikum I
II
A. Berat Wadah
gr
127
326
B.Berat Wadah + Benda Uji
gr
627
1826
C. Berat Benda Uji (B-A)
gr
500
1500
D. Berat Benda Uji Kering
gr
497
1476
E. Kadar Air (C-D)/ D x 100%
%
0,60
1,63
Kadar Air Rata-Rata
%
0,98
3.7.6 Contoh perhitungan Contoh Perhitungan :
108 gram Berat wadah+benda uji 608 gram Berat benda uji 608-108 = 500 gram Berat benda uji kering 489 gram Kadar air Berat wadah
3.7.7 Analisis Kadar air lapangan lebih kecil dari yang lainya karena ageregat terpapar langsung oleh matahari sehingga air yang ada didalam agregat akan menguap ditambah lagi pada saat pengujian sedang musim kemarau sehingga tidak turun hujan dalam waktu yg cukup lama.
3.7.8 Kesimpulan Kadar air rata-rata dari pemeriksaan kadar air jenuh permukaan tersebut 2,7422 % lebih kecil dari absorpsi (3,4782571%), berarti sample dalam keadaan kekurangan air.
L a p o r a n T e k n o l o g i B e t o n |49
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN JURUSAN TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL JL.PENGHULU H.HASAN MUSTOFA NO.23 TELP.7272215 BANDUNG 40124
Kadar air rata-rata dari pemeriksaan kadar air udara agregat kasar tersebut 1,694995%% lebih kecil dari absorpsi (3,4782571%), berarti sample dalam keadaan kekurangan air. Kadar air rata-rata dari pemeriksaan kadar air lapangan agregat kasar tersebut 0,9815%,
lebih kecil dari absorpsi 3,4782571%, berarti sample
dalam keadaan
kekurangan air dibandingkan dengan keadaan permukaan SSD ( Saturated Surface Dry).
3.8 Pemeriksaan berat isi Agregat kasar Berat isi dari agregat untuk beton normal berkisar antara 1,2 sampai 1,75 gram/cm3.
3.8.1 Tujuan percobaan Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan berat isi agregat halus dan kasar.Berat isi adalah perbandingan berat terhadap isi.
3.8.2 Peralatan Peralatan yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut : 1. Timbangan. 2. Talam berkapasitas besar untuk mengeringkan benda uji. 3. Tongkat pemadat berdiameter 15 mm dan panjang 60 cm dengan ujung bulat sebaiknya terbuat dari baja yang tahan karat. 4. Mistar perata. 5. Sekop. 6. Wadah baja yang cukup kaku berbentuk silinder dengan al at pemegang.
3.8.3 Bahan Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah agregat kasar.
3.8.4 Cara melakukan Cara melakukan praktikum in adalah dengan memasukkan agregat kedalam talam sekurang-kurangnya sebanyak kapasitas wadah sesuai tabel,keringkan dengan oven
L a p o r a n T e k n o l o g i B e t o n |50
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN JURUSAN TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL JL.PENGHULU H.HASAN MUSTOFA NO.23 TELP.7272215 BANDUNG 40124
dengan suhu (110± 5)º C selama kurang lebih24 jam, lalu didinginkan sampai mempunyai berat tetap,untuk dipakai benda uji. Jika berat isi lepas / gembur, maka : 1. Timbang dan catat berat wadah (
), seperti terlihat pada Gambar 3.12.
2. Masukkan benda uji dengan hati-hati ke dalam wadah, agar tidak terjadi pemisahan
butiran
dari
ketinggian
5
cm
diatas
wadah
dengan
menggunakan sendok atau sekop sampai penuh. 3. Ratakan permukaan benda uji dengan menggunakan mistar perata.
Gambar 3.12 Menimbang berat wadah
4. Timbang dan catat berat wadah beserta isinya ( ( ).
).Hitung berat benda uji
Jika berat isi padat dengan cara penusukan,maka : 1. Timbang dan catat berat wadah (
).
2. Isilah wadah dengan benda uji dalam 3 lapis yang sama tebal.Setiap lapisan dipadatkan dengan tongkat pemadat sebanyak 25 kali tusukan secara merata. Pelaksanaan pemadatan tongkat harus tepat masuk sampai lapisan bagian bawah tiap-tiap lapisan, seperti terlihat pada Gambar 3.13.
L a p o r a n T e k n o l o g i B e t o n |51
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN JURUSAN TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL JL.PENGHULU H.HASAN MUSTOFA NO.23 TELP.7272215 BANDUNG 40124
Gambar 3.13 Memadatkan benda uji dengan tongkat pemadat 3. Timbang dan catat berat wadah dan isinya ( ).
4. Hitung berat benda uji
)
Jika berat isi padat dengan cara penggoyangan,maka : 1. Timbang dan catat berat wadah (
).
2. Isilah wadah dengan benda uji dalam 3 lapis yang sama tebal. 3. Isilah wadah sebagai berikut:
Letakkan wadah diatas tempat kokoh dan datar,angkat salah satu sisinya kirakira setinggi 5 cm kemudian lepaskan.
Ulangi hal tersebut pada sisi yang berlawanan, padatkan lapisan sebanyak 25 kali setiap sisi.
4. Ratakan wadah dengan menggunakan mistar perata. 5. Timbang dan catat berat wadah beserta benda uji (
), seperti yang terlihat
pada Gambar 3.14.
Gambar 3.14 Menimbang benda uji
6. Hitung berat benda uji (
). L a p o r a n T e k n o l o g i B e t o n |52
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN JURUSAN TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL JL.PENGHULU H.HASAN MUSTOFA NO.23 TELP.7272215 BANDUNG 40124
3.8.5 Data praktikum Data praktikum disajikan dalam bentuk tabel, terlihat pada tabel 3.12 sebagai berikut :
Tabel 3.12 Pemeriksaan berat isi agregat kasar
No. Contoh
: I dan II
Jenis Contoh
:Agregat Kasar
Tgl. Pemeriksaan : 23 september 2015
Sumber Contoh :Gunung Lagadar
Diperiksa oleh
Untuk
: Kelompok 3
Pemeriksaan I
: Praktikum
Padat
Gembur
A. Isi (volume) Wadah
cmᶟ
9739,1
9739,1
B. Berat Wadah
gram
15400
15400
C. Berat wadah + Benda uji
gram
29100
28850
D. Berat Benda Uji (C-B)
gram
13700
13450
E. Berat Isi (D/A)
gr/cmᶟ
1,40
1,38
F. Berat Isi Rata-Rata
gr/cmᶟ
Pemeriksaan II
1,39 Padat
Gembur
A. Isi (volume) Wadah
cmᶟ
9739,09
9739,09
B. Berat Wadah
gram
15400
15400
C. Berat wadah + Benda uji
gram
29430
28830
D. Berat Benda Uji (C-B)
gram
14030
13430
E. Berat Isi (D/A)
gr/cmᶟ
1,441
1,379
F. Berat Isi Rata-Rata
gr/cmᶟ
1,41
3.8.6 Contoh perhitungan Contoh Perhitungan :
Diameter wadah
= d = 24,9 cm
Tinggi wadah
= t = 20 cm
Volume wadah =
L a p o r a n T e k n o l o g i B e t o n |53
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN JURUSAN TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL JL.PENGHULU H.HASAN MUSTOFA NO.23 TELP.7272215 BANDUNG 40124
Berat isi padat
= 1,406700825 gr/cm3
Berat isi gembur = 1,381031101 gr/cm 3
3.8.7 Analisis Berat isi gembur akan lebih ringan karena jumlah rongga udaranya juga lebih banyak.
3.8.8 Kesimpulan Dari hasil percobaan didapat berat isi Gembur sebesar 1,381gram/cm 3 yang memenuhi spesifikasi berat isi agregat kasar untuk campuran beton. RH 3.9
Pemeriksaan kadar lumpur Agregat kasar Kandungan lumpur dapat mempengaruhi daya ikat semen, karena lumpur akan
menghalangi air untuk bersentuhan dengan permukaan semen dan berakibat mengurangi kekuatan beton. Kriteria kadar lumpur yang diperbolehkan dalam mix design adalah <5%.
3.9.1 Tujuan percobaan Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan kadar lumpur yang terkandung dalam agregat.
3.9.2 Peralatan Peralatan yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut : 1. Saringan no. 200 2. Wadah pencuci dengan kapasitas yang cukup, sehingga pada waktu pencucian air pencuci tidah tumpah 3. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu 4. Timbangan dengan ketelitian 0,1% dari contoh 5. Talam dengan kapasitas cukup untuk mengeringkan contoh 6. Sekop
L a p o r a n T e k n o l o g i B e t o n |54
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN JURUSAN TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL JL.PENGHULU H.HASAN MUSTOFA NO.23 TELP.7272215 BANDUNG 40124
3.9.3 Bahan Bahan yang digunakan agregat kasar sebesar… 3.9.4 Cara melakukan Cara melakukan praktikum ini adalah sebagai berikut : 1. Masukkan contoh agregat ±1,25 kali berat minimum benda uji ke dalam talam, keringkan dalam oven dengan suhu (110±5)°C sampai mempunyai berat tetap W1 2. Masukkan benda uji kedalam wadah dan beri air pencuci secukupnya sehingga benda uji terendam, seperti terlihat pada Gambar 3.15. 3. Bilas benda uji dengan menggunakan tangan, lalu air pencuci tuangkan kedalam ayakan no. 200. 4. Masukkan air pencuci baru, ulangi pekerjaan pada poin 3 hingga air pencuci hingga jernih
Gambar 3.15 Mencuci benda uji
5. Semua bahan yang tertahan ayakan no. 200, masukan kembali kedalam wadah semula, kemudian masukkan kedalam talam yang sudah diketahui beratnya (W2) dan keringkan dalam oven dengan suhu (110±5)°C sampai berat tetap
L a p o r a n T e k n o l o g i B e t o n |55
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN JURUSAN TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL JL.PENGHULU H.HASAN MUSTOFA NO.23 TELP.7272215 BANDUNG 40124
6. Setelah kering timbang dan catat beratnya (W 3) 7. Hitung berat bahan kering tersebut (W 4 = W3 – W2)
3.9.5 Data praktikum Data praktikum ini disediakan dalam bentuk tabel, seperti terlihat pada tabel 3.13 sebagai berikut :
Tabel 3.13 Pemeriksaan kadar lumpur agregat kasar
No. Contoh
: I dan II
Jenis Contoh
: Agregat Kasar
Tgl. Pemeriksaan : 24 september 2015
Sumber Contoh : Gunung Lagadar
Diperiksa oleh
Untuk
: Kelompok 3
: Praktikum
Pemeriksaan
I
II
A. Berat Wadah
gram
211
326
B.Berat Wadah + Benda Uji
gram
711
1826
C. Berat Benda Uji Sebelum Dicuci (B-A)
gram
500
1500
D. Berat Benda Uji Kering
gram
486
1476
E. Kadar Lumpur(C-D)/ C x 100%
%
0,028 1,626
Kadar Lumpur Rata-Rata
%
0,827
3.9.6 Contoh perhitungan Contoh Perhitungan :
211 gram Berat wadah+benda uji 711 gram Berat benda uji sebelum dicuci 711-211 =500 gram Berat benda uji setelah dicuci 486 gram Kadar lumpur Berat wadah
3.9.7 Analisis Pada pengujian ke dua memiliki nilai yang melebihi nilai s pesifikasi, mungkin pada saat pencucian agregat kurang diperhatikan sehingga pencucian tidak optimal.
L a p o r a n T e k n o l o g i B e t o n |56
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN JURUSAN TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL JL.PENGHULU H.HASAN MUSTOFA NO.23 TELP.7272215 BANDUNG 40124
3.9.8 Kesimpulan Dari hasil pengujian didapat kadar lumpur rata-rata agregat uji adalah 0,827 %. Sedangkan kadar Lumpur yang disyaratkan adalah < 1%.
3.10 Analisis ayakan Agregat kasar Gradasi Agregat dan Ukuran butir maksimum menentukan banyaknya air dan jumlah semen yang dibutuhkan dalam beton untuk mendapatkan kekentalan adukan yang direncanakan. Gradasi yang baik akan memberikan tingkat optimal untuk mendapatkan kepadatan dan kekuatan beton maksimum. Persyaratan modulus kehalusan agregat kasar berkisar antara 6 – 6,9 %
3.10.1 Tujuan percobaan Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan pembagian butir (gradasi) agregat kasar dengan menggunakan ayakan.
3.10.2 Peralatan Peralatan yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut : 1. Timbangan 2. Satu set ayakan dengan ukuran lubang
37,50 mm (1,500 inchi)
25,40 mm (1,000 inchi)
19,10 mm (0,750 inchi)
12,50 mm (0,500 inchi)
9,50 mm (0,375 inchi)
4,75 mm (No.
4)
2,38 mm (No.
8)
1,18 mm (No. 16)
0,60 mm (No. 30)
0,30 mm (No. 50)
0,15 mm (No. 100)
L a p o r a n T e k n o l o g i B e t o n |57
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN JURUSAN TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL JL.PENGHULU H.HASAN MUSTOFA NO.23 TELP.7272215 BANDUNG 40124
0,075 mm (No. 200)
3. Oven dilengkapi dengan pengatur suhu. 4. Alat pemisah benda uji ( sample spliter ). 5. Mesin penggetar saringan. 6. Talam-talam. 7. Kuas 8. Sikat kuningan 9. Sendok
3.10.3 Bahan Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah Benda uji diperoleh dari alat pemisah atau cara perempatan. Bahan yang digunakan adalah sebesar 10 kg.
3.10.4 Cara melakukan Cara melakukan praktikum ini adalah sebagai berikut : 1. Saring benda uji dengan susunan saringan yang mempunyai ukuran paling besar ditempatkan di atas, ayakan digoyangkan dengan tangan atau dengan mesin penggoyang kurang lebih 25 menit, seperti terlihat pada Gambar 3.16
Gambar 3.16 Menyaring benda uji
L a p o r a n T e k n o l o g i B e t o n |58
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN JURUSAN TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL JL.PENGHULU H.HASAN MUSTOFA NO.23 TELP.7272215 BANDUNG 40124
2. Timbang benda uji yang tertahan di masing-masing ayakan.
3.10.5 Data praktikum Data praktikum disajikan dalam bentuk tabel, terlihat di tabel 3.14 berikut ini :
Tabel 3.14 Analisis ayakan agregat kasar
No. Contoh
: I dan II
Jenis Contoh
: Agregat Kasar
Tgl. Pemeriksaan : 25 september 2015
Sumber Contoh : Gunung Lagadar
Diperiksa oleh
Untuk
: Kelompok 3
: Praktikum Persentase
Persentase
Tertahan
Tembus
Kumulatif
Kumulatif
(%)
(%)
1
1
98,62
8648
86
88
12,14
9,5
783
8
96
4,31
4,75
426
4
100
0,05
2,36
5
0
100
0,00
1,18
0
0
100
0,00
0,60
0
0
100
0,00
0,30
0
0
100
0,00
0,15
0
0
100
0,00
Pan
0
0
100
0,00
JUMLAH
10000
JUMLAH
885
114,12
Berat
Persentase
Tertahan
Tertahan
(gram)
(%)
37,5
138
19
Ukuran ayakan (mm)
L a p o r a n T e k n o l o g i B e t o n |59
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN JURUSAN TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL JL.PENGHULU H.HASAN MUSTOFA NO.23 TELP.7272215 BANDUNG 40124
120,00%
) % ( f 100,00% i t a l u m 80,00% u k s 60,00% o l o l e s 40,00% a t n e s 20,00% e r P
0,00%
0,1
1
10
100
Ukuran Bukaan Ayakan (mm)
Gambar 3.17 Grafik ayakan kasar
3.10.6 Contoh perhitungan Modulus kehalusan (FM)
∑
3.10.7 Analisis Dari data praktikum didapat modulus kehalusan sebesar 7,85. Kemungkinan hal tersebut terjadi akibat pengambilan sample bersamaan dengan pemumpahan sample dari kelompok yang baru saja melakukan uji sebelum kelompok kami, sehingga agregat tidak tercampur dengan sempurna. Sehingga sample kami memiliki banyak butiran yang seragam.
3.10.8 Kesimpulan Modulus kehalusan agregat kasar sebesar 7.85 , sedangkan syarat modulus kehalusan agregat kasar tidak berkisar antara 6,0-6,9. Agregat kasar tidak dapat langsung dipakai karena memenuhi spesifikasi tersebut.
3.11 Pengujian keausan agregat Dalam pengujian keausan agregat, terdapat beberapa kriteria fraksi yang di uji, yakni: a. Lolos ayakan ukuran 19 mm dan tertahan ayakan ukuran 12,5 mm
sebanyak 50% dari jumlah berat sample.
L a p o r a n T e k n o l o g i B e t o n |60
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN JURUSAN TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL JL.PENGHULU H.HASAN MUSTOFA NO.23 TELP.7272215 BANDUNG 40124
b. Lolos ayakan ukuran 12,5 mm dan tertahan ayakan ukuran 9,5 mm
sebanyak 50% dari jumlah berat sample. Agregat kasar yang boleh digunakan dalam campuran beton adalah memiliki persentase keausan ≤ 40%.
3.11.1 Tujuan percobaan Cara uji ini sebagai pegangan untuk menentukan ketahanan agregat kasar terhadapkeausan dengan menggunakan mesin abrasi Los Angeles. Tujuannya untuk mengetahui angka keausan yang dinyatakan dengan perbandingan antara berat bahan aus terhadap berat semula dalam persen. Hasilnya dapat digunakan dalam perencanaan dan pelaksanaan bahan perkerasan jalanatau konstruksi beton.
3.11.2 Peralatan Peralatan yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut : 1. Mesin abrasi Los Angeles 2. Ayakan no.12 3. Timbangan 4. Bola-bola Baja 5. Oven 6. Alat bantu Pan dan Kuas
3.11.3 Bahan Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah agregat kasar kering oven dengan ukuran 75 mm – 2,36 mm.
3.11.4 Cara melakukan Cara melakukan praktikum ini adalah sebagai berikut : 1. Masukkan benda uji yang telah disiapkan kedalam mesin abrasi 2. Masukkan bola-bola baja 3. Putar mesin dengan jumlah 500 putaran 4. Keluarkan benda uji kemudian ayak dan timbang
L a p o r a n T e k n o l o g i B e t o n |61
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN JURUSAN TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL JL.PENGHULU H.HASAN MUSTOFA NO.23 TELP.7272215 BANDUNG 40124
3.11.5 Data praktikum Data praktikum disajikan dalam bentuk tabel, terlihat pada tabel 3.15 sebagai berikut : Tabel 3.15 Pengujian keausan agregat dengan mesin Los Angeles
No. Contoh
: I dan II
Jenis Contoh
Tgl. Pemeriksaan : 24 september 2015 Diperiksa oleh
Sumber Contoh :Gunung Lagadar
: Kelompok 3
Untuk
Pemesiksaan saringan Tertahan
(mm) (“)
(%)
63 ( ⁄) 50 37,5 ( ⁄)
( ⁄) 50 37,5 ( ⁄)
25 (1)
(⁄) 12,5 (⁄) 9,5 (⁄) 6,39 (⁄) 19
4,75 (no.4) Jumlah berat (a) Berat tertahan saringan no. 12 sesudah percobaan (b) (a) – (b) Keausan = Rata-rata
: Praktikum Berat (gram)
Lewat
75
: Agregat Kasar
I
II
2500
2500
2500
2500
5000 gr
5000 gr
3740gr
3744 gr
1260 gr
1256
25,2 %
25,12
63
25 (1)
(⁄) 12,5 (⁄) 9,5 (⁄) 6,39 (⁄) 19
4,75 (no.4) 2,36 (no.8)
25,16 %
L a p o r a n T e k n o l o g i B e t o n |62
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN JURUSAN TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL JL.PENGHULU H.HASAN MUSTOFA NO.23 TELP.7272215 BANDUNG 40124
3.11.6 Contoh perhitungan Keausan =
3.11.7 Analisis Dalam pengujian ini kami tidak mememukan kendala.
3.11.8 Kesimpulan Fraksi yang diuji memiliki keausan 25,16 % ≤ 40 % yang diisyaratkan berdasarkan PB-0202-76 agregat tersebut dapat digunakan dalam campuran beton.
L a p o r a n T e k n o l o g i B e t o n |63
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN JURUSAN TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL JL.PENGHULU H.HASAN MUSTOFA NO.23 TELP.7272215 BANDUNG 40124
BAB IV MIX DESIGN
4.1
Pembuatan Benda Uji Beton Pada bagian ini akan diuraikan cara-cara mencampur bahan-bahan dasar yang
digunakan dalam pembuatan campuran beton dengan menggunakan mesin pengaduk (molen). Sebelum dilakukan pengadukan bahan-bahan campuran beton, perlu dipersiapkan terlebih dahulu segala sesuatu yang diperlukan dalam percobaan seperti: mengukur secara teliti bahan-bahan dasar (semen, pasir, kerikil) serta berat dan volume air. Untuk dapat melakukan hal tersebut terlebih dahulu dirancang formulir data yang jelas yang memuat jumlah bahan yang akan dicampur berdasarkan data yang didapat dari percobaan sebelumnya.
4.1.1 Tujuan Percobaan Untuk memperoleh benda uji beton dilakukan pemeriksaan kuat tekan yang dihasilkan dari praktikum ataupun pemeriksaan yang lainnya.
4.1.2 Peralatam Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah sebagai berikut : 1. Cetakan beton silinder, 2. Sendok cekung dan sendok adukan, 3. Mesin penggetar, 4. Tongkat pemadat, 5. Lap dan ember, 6. Oli, 7. Peralatan pembantu lainnya,
L a p o r a n T e k n o l o g i B e t o n |64
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN JURUSAN TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL JL.PENGHULU H.HASAN MUSTOFA NO.23 TELP.7272215 BANDUNG 40124
Gambar 4.1 Cetakan beton silinder
Gambar 4.2 Cetakan sedang diberikan oli
4.1.3 Bahan Bahan yang diperlukan dalam percobaan ini adalah beton segar yang baru dikeluarkan dari concerete mixer .
. Gambar 4.3 Beton segar yang baru dikeluarkan dari concerete mixer .
L a p o r a n T e k n o l o g i B e t o n |65
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN JURUSAN TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL JL.PENGHULU H.HASAN MUSTOFA NO.23 TELP.7272215 BANDUNG 40124
4.1.4 Cara Melakukan Berikut tata cara melakukan praktikum pembuatan benda uji beton : 1. Bersihkan cetakan yang akan dipakai dengan sikat kawat sampai bersih. 2. Pasang cetakan sesuai dengan pasangannya dan perhatikan pada sambungan jangan sampai ada celah. 3. Lumuri cetakan dengan oli agar hasil cetakan mudah dibongkar 4. Isilah cetakan dengan adukan beton dengan 3 lapis, tiap lapisan dipadatkan dengan cara menusuk 25 kali tusukan secara merat.Pada saat melakukan pemadatan lapisan pertama, tongkat pemadat tidak boleh mengenai dasar cetakan dan pada saat pemadatan lapisan kedua dan ketiga tongkat pemadat diperbolehkan masuk 2,5 mm kedalam lapisan dibawahnya. 5. Setelah selesai melakukan pemadatan,ketuklah sisi cetakan dengan palu karet perlahan-lahan agar rongga bekas tusukan tertutup dan gelembung air keluar.Lalu rataan permukaan beton dan tutuplah denhan kain basah atau bahan yang kedap air dan tahan karat.Kemudian bairkan beton dalam cetakan selama 24jam dan tempatkan di tempat yang bebad getaran dan terlindung. 6. Setelah 24 jam,bukalah cetakan dan keluarkan benda uji, rendamlah benda uji dalam air atau bak perendam,lama oerendaman sampai dengan benda uji selesai dilaksanakan pengetesan.
Gambar 4.4 Pencampuran Agregat Gabungan dengan Air di Concrete Mixer
L a p o r a n T e k n o l o g i B e t o n |66
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN JURUSAN TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL JL.PENGHULU H.HASAN MUSTOFA NO.23 TELP.7272215 BANDUNG 40124
4.1.5 Data Praktikum Sifat fisik bahan yang dikirim batu pecah dari Gn.Lagadar, pasir dari daerah Cimalaka dan semen Portland tipe 1 merk Semen Padang yang dipergunakkan untuk pemeriksaan kuat tekan beton.
1. Modulus Kehaluan pasir (FM)
: 2,81 %
2. Berat isi Lepas Pasir
: 1,595gr/cm3
3. Berat Jenis Relatif Pasir
: 2,72
4. Penyerapan Pasir
:2,35 %
5. Kadar Air Pasir
: 3,98%
6. Gradasi Pasir
: Sedang no 2.
7. BJ Agregat Kasar
: 2,76
8. Berat Isi Agregat Kasar
: 1,38 gr/cm3
9. Penyerapan Agregat Kasar
: 3,48%
10. Kadar Air Agregat Kasar
: 1,1 %
11. Maksimum Butiran
: 40 mm
12. Berat Jenis Semen
: 3,18
13. Berat Isi Semen
:1,137 gr/cm3
14. Slum Rencana
: 60-180
15. Kuat Tekan Yang Diisyaratkan
: 250 kg/cm2
L a p o r a n T e k n o l o g i B e t o n |67
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN JURUSAN TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL JL.PENGHULU H.HASAN MUSTOFA NO.23 TELP.7272215 BANDUNG 40124
ISIAN PERENCANAAN CAMPURAN BETON (MIX DESIGN) Tabel 4.1 Isian perencanaan campuran Beton NO
1
URAIAN
Kuat
tekan
TABEL/GRAFIK
yang
diisyaratkan Standar deviasi
Ditetapkan
3
Nilai tmabah (magin)
1,64 * s
4
Kuat tekan rata-rata yang ditargetkan
5
Jenis semen
6
Jenis agregat kasar
1+3 Ditetapkan
7
Fakor air bebas (w/c)
8
Factor
air
semen
maksimum 9
Slump rencana
10
Ikuran
maksimum
11
Kadar air bebas
12
Kadar semen
13
Kadar semen minimum
14
Kadar semen maksimum
15
Faktor air semen yang
Tabel 4
Tabel 3 11 : 7 Ditetapkan
butir
agregat halus 17
Susunan
agregat
kasar
Pasir alam Ex. Cimalakama
-
disesuaikan besar
Batu pecah Ex.Lagadar
Tabel 2 Grafik 1
Ditetapkan
butiran
Susunan
Pc tipe 1
Ditetapkan
Jenis agregat halus
16
Ditetapkan
2
NILAI
Diketahui
Gradasi susunan butiran butir No.2
Grafik
-
L a p o r a n T e k n o l o g i B e t o n |68
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN JURUSAN TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL JL.PENGHULU H.HASAN MUSTOFA NO.23 TELP.7272215 BANDUNG 40124
atau gabungan 18
19
Persen agregat halus
Grafik 13 s/d 15
Persen agregat kasar
atau perhitungan
Berat jenis relatif agregat (kering permukaan)
Gabungan
Diketahui
20
Berat isi beton
21
Kadar agregat gabungan
22
Kadar agregat halus
18 * 21
23
Kadar agregat kasar
21 – 22
Grafik 16 20 – ( 12 + 11 )
2
Proporsi Campuran Untuk K-250 kg/cm dalam keadaan Agregat jenuh kering permukaan: Semen Agregat Halus ( Pasir ) Agregat Kasar ( Batu Pecah ) Air
= 341,6 kg/m3 = 721,36 kg/m3 = 1082,04 kg/m3 = 205 kg/m3 (kg/liter)
Proporsi Untuk Terkoreksi dilapangan : D = 10 cm ; t = 20 cm
Maka komposisi bahan yang dibutuhkan untuk pengecoran dengan mould adalah : Semen = 0,54 kg Pasir = 1,132kg Batu Pecah = 1,69 kg Air = 0,32 kg Dengan mempertimbangkan factor koreksi lapangan,maka tiap-tiap jumlah bahan dikali 1.5 . Sehingga jumlah air saat pertimbangan adalah : Semen = 341,6. 2,4134 kg Pasir = kg Batu Pecah = kg Air = kg
L a p o r a n T e k n o l o g i B e t o n |69
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN JURUSAN TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL JL.PENGHULU H.HASAN MUSTOFA NO.23 TELP.7272215 BANDUNG 40124
4.2
Pemeriksaan Slump beton Pengujian slump (Slump Test ) merupakan pengujian yang dilakukan untuk
menentukan mobilitas (kemudahan beton dapat mengalir ke dalam cetakan disekitar baja dan dituangkan kembali) dan stabilitas beton (kemampuan beton untuk tetap sebagai massa yang homogen dan stabil selama dikerjakan dan digetarkan tanpa terjadi pemisahan butiran dari bahan-bahan utamanya) dengan workabilitas menengah atau tinggi. Di dalam melakukan suatu percobaan pembuatan beton, kecelakaan/kesalahan bisa saja terjadi baik kesalahan dalam perhitungan maupun akibat peralatan yang digunakan. Untuk mengetahui apakah pada percobaan ini terjadi kecelakaan/kesalahan pada adukan beton yang yang dihasilkan maka perlu dilakukan pengujian terhadap nilai slump dari hasil adukan beton tersebut, dimana nilai slump itu sendiri merupakan selisih perbedaan penurunan beton sebelum dan sesudah corong kerucut terpancung slump tes diangkat.
4.2.1 Tujuan Percobaan Tujuan pengujian ini adalah untuk memperoleh besaran kekentalan atau kelecekan ( slump ) dari suati adukan beton.
4.2.2 Peralatan Peralatan yang digunakan dalam percobaan ini adalah sebagai berikut : 1. Kerucut Abrams dengan ukuran diameter atas 10 cm dan diameter bawah 20 cm serta tinggi 30 cm. 2. Tongkat pemadat dengan dimater 16 mm, panjang 600 mm dengan ujung bulat terbuat dari baja tahan karat. 3. Plat logam dengan permukaan kokoh,rata dan kedap air. 4. Meteran. 5. Peralatan pembangu lainnya.
L a p o r a n T e k n o l o g i B e t o n |70
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN JURUSAN TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL JL.PENGHULU H.HASAN MUSTOFA NO.23 TELP.7272215 BANDUNG 40124
Gambar 4.5 Kerucut Abrams
4.2.3 Bahan Bahan yang diperlukan dalam percobaan ini adalah beton segar yang baru dibuat dan mewakili dari keseluruhan campuran beton.
4.2.4 Cara melakukan Berikut tata cara melakukan praktikum pemeriksaan slump beton : 1. Basahi cetakan dan pelat dengan kain basah. 2. Letakkan kerucut Abrams diatas pelat yang kokoh 3. Isi cetakan sampai penuh dengan beton segar dalam 3 lapis : tiap-tiap lapisan ±sepertiga isi cetakan dan setiap lapisan ditusuk dengan tongkat pemadat sebanyak 25 kali secara merata, tongkat harus masuk sampai lapisan bagian bawah tiap permukaan.
L a p o r a n T e k n o l o g i B e t o n |71
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN JURUSAN TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL JL.PENGHULU H.HASAN MUSTOFA NO.23 TELP.7272215 BANDUNG 40124
Gambar 4.6 Pemadatan beton dengan tongkat besi
4. Setelah selesai pemadatan,ketuklah sisi takaran perlahan-lahan dengan menggunakan palu karet sampai tidak tampak gelembung udara serta ronggarongga bekas tusukan tertutup. 5. Ratakan benda uji.
Gambar 4.7 Pengukuran Slump
L a p o r a n T e k n o l o g i B e t o n |72
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN JURUSAN TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL JL.PENGHULU H.HASAN MUSTOFA NO.23 TELP.7272215 BANDUNG 40124
4.2.5 Data Praktikum Dari percobaan slump ini didapatkan nilai slump sebesar 1,7 cm.
4.3
Pemeriksaan Berat Isi Beton Pemeriksaan berat isi beton ini erat hubungannya dengan rencana dalam
membuat suatu kontruksi yang dikehendaki. Apabila volume beton yang di uji sama dengan volume perencanaan, maka pada pengadukan selanjutnya dapat dilakukan dengan berpedoman pada perbandingan bahan-bahan pengadukan yang pertama tetapi bila berbeda pada pelaksanaanya, maka kebutuhan bahan harus dikoreksi dengan nilai perbandingan antara berat isi dengan berat isi perencanaan.
4.3.1 Tujuan Percobaan Menentukan berat isi beton, berat isi merupakan berat beton per satuan isi.
4.3.2 Peralatan Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut : 1. Timbangan dengan ketelitian 0,3% dari berat contoh. 2. Tongkat pemadatan dengan diameter 16 mm, panjang 60 cm , ujung dibulatkan dan sebaiknya terbuat dari baja tahan karat.
Gambar 4.8 Tongkat pemadat
3. Alat perata.
L a p o r a n T e k n o l o g i B e t o n |73
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN JURUSAN TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL JL.PENGHULU H.HASAN MUSTOFA NO.23 TELP.7272215 BANDUNG 40124
4.3.3 Bahan Pengambilan benda uji harus dari beton segar yang bari dibuat dan mewakili dari keseluruhan campuran beton.
4.3.4 Cara Melakukan Berikut tata cara melakukan praktikum pemeriksaan isi beton : 1.Berat takaran ditimbang lalu dicatat (W 1). 2.Isilah takaran dengan benda uji dalam tiga lapis.
Gambar 4. 9 Proses memasukan beton ke dalam Cetakan
3.Tiap-tiap lapis dipadatkan dengan 25 kali tusukan secara merata. Pada pemadatan lapis pertama, tongkat tidak boleh mengenai dasar takaran pemadatan kedua dan ketiga, tusukan tongkat kira-kira 2,5 cm dibawah laoisan pertama.
Gambar 4.10 Proses pemadatan beton untuk uji berat isi
L a p o r a n T e k n o l o g i B e t o n |74
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN JURUSAN TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL JL.PENGHULU H.HASAN MUSTOFA NO.23 TELP.7272215 BANDUNG 40124
4.Setelah selesai pemadatan,ketuklah sisi takaran perlahan-lahan sampai tidak tampak gelembung-gelembung udara pada permukaan serta rongga bekas tusukan tertutup. 5.Ratakan permukaan benda pada benda uji dan tentukan beratnya (W 2).
4.3.5 Data Praktikum Tabel 4.2 Data pengujian Berat Isi Beton
Tanggal uji
: 13 November 2015
Mutu Beton
: K 250
Selesai tanggal
: 07 Desember 2015
Kuat Tekan
:20,75 MPa
Diperiksa oleh
: Kelompok 3
Untuk
: Praktikum
PEMERIKSAAN BERAT ISI BETON SEGAR
Pemeriksaan A. Isi (volume) wadah
(cm ) 2968,8
B. Berat wadah
(gram) 4928
C. berat wadah + benda uji
(gram) 11833
D. Berat benda ( C – B )
(gram) 6905
E. Berat isi ( D/A )
(gram / cm ) 2,33
4.3.6 Contoh Perhitungan Berat Benda = 11833 gram -4928 gram = 6905 gram Berat Isi =
4.4
Pemeriksaan Kuat Tekan Beton Kuat tekan beton adalah besarnya beban per satuan luas, yang menyebabkan
benda uji beton hancur bila dibebani dengan gaya tekan tertentu yang dihasilkan oleh mesin tekan. Kuat desak beton merupakan sifat terpenting dalam kualitas beton dobandingkan dengan sifat-sifat lain.Kekuatan desak beton ditentukan oleh pengaturan dari perbandingan semen, agregat kasar dan halus, air dan berbagau jenis campuran.Semakin rendah perbandingan air semen, maka semakin tinggi kekuatan desaknya. Stu julah tertentu air diperlukan untuk memberikan aksi kimiawi dalam
L a p o r a n T e k n o l o g i B e t o n |75
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN JURUSAN TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL JL.PENGHULU H.HASAN MUSTOFA NO.23 TELP.7272215 BANDUNG 40124
pengerasan beton,kelebihan air meningkatkan kemampuan pekerjaan ( mudahnya beton untuk dicorkan ) akan tetapi menurunkan kekuatan. Pada percobaan ini diuraikan cara-cara mencampur bahan-bahan dasar pembuatan campuran beton dengan mesin pengaduk. Semen, pasir, dan kerikil yang beratnya diukur secara teliti. Berat dan volume air dapat diukur dengan menggunakan gelas ukur. Formulir data yang memuat jumlah bahan yang akan dicampur harus ditetapkan terlebih dahulu (lihat cara perhitungan rancangan campuran beton). Suatu perkiraan kasar nilai kuat tarik beton normal hanya berkisar antara 9% -15% dari kuat tekannya. Kuat tarik beton yang tepat sul it diukur. Suatu nilai pendekatan yang umum dilakukan dengan menggunakan modulus of rupture yaitu tegangan tarik beton yang timbul pada pengujian hancur balok beton polos sebagai pangukur kuat tarik sesuai teori elastisitas (Dipohusodo,1994). Gaya P bekerja pada kedua sisi silinder sepanjang L dan gaya ini disebarkan seluas
selimut silinder ( .D.L). secara berangsur-angsur pembebanan dinaikkansehingga tercapai nilai maksimum dan silinder pecah terbelah oleh gaya Tarik horizontal, seperti terlihat pada Gambar 4.11.
Gambar 4.11 Pengujian Kuat Tarik Belah
Silinder Uji kuat tekan dilakukan pada hari ke 21 Rumus :
AP Dengan: Fc
= Kuat tekan (MPa)
L a p o r a n T e k n o l o g i B e t o n |76
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN JURUSAN TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL JL.PENGHULU H.HASAN MUSTOFA NO.23 TELP.7272215 BANDUNG 40124
P
= Beban maksimum (N)
A
- Luas penampang ( mm2 )
4.4.1 Tujuan Pecobaan Untuk mengetahui berapa besar kuat tekan beton ringan pada umur 28 hari.
4.4.2 Peralatan Berikut peralatan yang digunakan dalam percobaan ini : 1. Universal Testing Machine ( UTM ).
Gambar 4.12 Universal Testing Machine
2. Cetakan benda uji silinder maupun kubus.
Gambar 4.13 Cetakan benda uji silinder
L a p o r a n T e k n o l o g i B e t o n |77
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN JURUSAN TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL JL.PENGHULU H.HASAN MUSTOFA NO.23 TELP.7272215 BANDUNG 40124
3. Capping set. 4. Peralaan pendukung lainnya.
4.4.3 Bahan Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah beton berbentuk silinder yang telah cukup umur untuk diuji dalam keadaan kering.
4.4.4 Cara Melakukan Berikut tata cara melakukan praktikum kuat tekan beton : 1. Ambil benda uji dari perendaman lalu keringkan. Timbang berat benda uji dan ukur permukaan yang akan ditekan, tentukan luas permukaannya. 2. Jika benda uji berbentuk silinder, sebelum benda uji ditekan harus terlebih dahulu untuk mendapatkan pemukaan yang betul-betul rata simetris. 3. Letakkan benda uji pada UTM secara simetris.
Gambar 4.14 Pengujian kuat tekan
Gambar 4.15 Pengujian tarik belah
L a p o r a n T e k n o l o g i B e t o n |78
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN JURUSAN TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL JL.PENGHULU H.HASAN MUSTOFA NO.23 TELP.7272215 BANDUNG 40124
4. Periksa jarum manometer pada mesin yang akan digunakan pada skala nol. 5. Jalankan mesin dengan penambahan secara perlahan. 6. Penambahan ini dilakukan sampai dengan beban maksimum dan catat hasilnya
Gambar 4.16 Hasil pengujian kuat tekan
Gambar 4.17 Hasil pengujian tarik belah
7. Untuk sample 1 dan sample 2 digunakan untuk pengujian kuat tekan, sedangkan sample 3 untuk pengujian tarik belah. 8. Hitung kuat tekan dari benda uji tersebut
L a p o r a n T e k n o l o g i B e t o n |79
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN JURUSAN TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL JL.PENGHULU H.HASAN MUSTOFA NO.23 TELP.7272215 BANDUNG 40124
4.4.5 Data Praktikum Tabel 4.3 Data pengujian Kuat Tekan Beton
Pemerikaan Kuat Tekan Beton 21 hari Pemeriksaan I II A. Masa Benda Uji (Kg/m^3) 3,6 3,8 B. Area tekan (mm^2) 7854 7854 C. Umur beton (hari) 21 21 D. Max.load at failure (kN) 204,4 159,3 E. Compressive strength (N/mm2) 26,02 20,28 D. Compressive strength (Kgf/cm2) 265,3302 206,7984 Rata-Rata 236,0643033
III (Tarik belah) 3,8 31400 21 61,6 1,96 19,98643777 19,98643777
Tabel 4.4 Data pengujian Kuat Tekan Beton (1) dan (2)
Hari 3 7 14 21 28
Kuat tekan (1) Aktual Target 10,96 11,056 17,80 17,966 24,10 24,3232 26,02 26,258 27,39 27,64
Kuat tekan (2) Aktual Target 8,54 11,056 13,88 17,966 18,79 24,3232 20,28 26,258 21,35 27,64
4.4.6 Contoh Perhitungan Berdasarkan Tabel 4. 1.
Maximum load value (P)
= 204,4 (kN) = 204400 N
2.
Diameter lingkaran
= 100 mm
3.
Luas Lingkaran (A)
= =
= 7854 mm2
4.
Kuat tekan (fc’) 21 hari
= =
=26,02495544 Mpa
L a p o r a n T e k n o l o g i B e t o n |80
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN JURUSAN TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL JL.PENGHULU H.HASAN MUSTOFA NO.23 TELP.7272215 BANDUNG 40124
5.
Fc’u14 =
= 24,10 N/mm
4.4 Analisis
GRAFIK KUAT TEKAN Data 1
Data 2
30,00 2 25,00 M / N20,00 ( N A15,00 K E T T 10,00 A U K 5,00
0,00 0
5
10
15
20
25
30
HARI
Gambar 4.18 Grafik Kuat Tekan
KUAT TARIK BELAH 2,5 H 2 A L E B 1,5 K I R A T 1 T A U K 0,5
0 0
5
10
15
20
25
30
HARI
Gambar 4.19 Grafik Tarik Belah
L a p o r a n T e k n o l o g i B e t o n |81
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN JURUSAN TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL JL.PENGHULU H.HASAN MUSTOFA NO.23 TELP.7272215 BANDUNG 40124
Kuat tekan target tidak dapat dicapai pada umur 28 hari kemungkinan akibat penggunan bahan agregat yang kondisinya kering akibat suhu lingkungan yang sangat panas ketika akan melakukan pembuatan campuran beton sedangkan pada saat pengujian penyerapan agregat lapangan, agregat yang kelompok kami gunakan adalah bagian tengah dari tempat mengambil agregat yang dari kondisi fisik agregatnya terlihat tidak terlalu kering sehingga nilai penyerapan agregat yang didapat tidak akurat tidak akurat. Hal tersebut dapat terlihat dari nilai slump yang tidak tercapai kelompok kami yaitu sebesar 17 cm dan hal tersebut menunjukan beton segar kami kekurangan air pada saat pencampuran.
4.5 Kesimpulan Dari praktikum ini didapatkan Nilai slump sebesar 1,7 cm dan nilai kuat tekan beton pada umur 21 hari sebesar 27,39 N/mm 2 untuk sample 1 dan 21,35 N/mm 2 untuk sample 2, kuat tekan tersebut tidak mencapai kuat tekan target.
L a p o r a n T e k n o l o g i B e t o n |82
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN JURUSAN TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL JL.PENGHULU H.HASAN MUSTOFA NO.23 TELP.7272215 BANDUNG 40124
BAB V KESIMPILAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan PEMERIKSAAN SEMEN
Pemeriksaan Berat Jenis Portland
Dari hasil percobaan ini didapatkan nilai berat jenis rata-rata sebesar 3,18 . Nilai tersebut sesuai dengan spesfikasi yaitu nilai berat jenis semen yang berkisar antara 3,0 sampai 3,2 .
Pemeriksaan Berat Isi Semen Hidrolis
Dari hasil pengujian didapatkan nilai berat isi rata-rata sebesar 1,2333 gram/cm 3 , nilai tersebut sesuai dengan nilai spesifikasi yaitu antara 1,1 sampai 1,5 gram/cm3.
Pemeriksaaan Konsistensi Normal Dari Semen Hidrolis
Konsistensi normal telah didapat pada penambahan sir sebanyak 27% dari berat semen.
Penentuan Ikat Awal Semen Hidrolis
Waktu ikat awal yang didapat yaitu 97,24 menit, sehingga memenuhi persyaratan yaitu waktu ikat < 45 menit.
Pengujian Kehalusan Semen Dengan Ayakan No.100 Dan No.200
Kehalusan semen yang lolos pada ayakan nomor 100 sebesar 99,994% dan semen yang lolos pada ayakan nomor 200 sebesar 99,91%. Semen tersebut memenuhi persayaratan karena tertahan di ayakan nomor 100 sebanyak 1 gram.
PEMERIKSAAN AGREGAT Pemeriksaan Berat Jenis Dan Penyerapan Agregat Halus
Dari hasil pengujian, diperoleh nilai Apparent Specific Gravity
sebesar
2,726190476 ≈ 2,73, nilai Bulk Specific Gravity kondisi kering sebesar 2,56200219 ≈ 2,56 dan nilai Bulk Specific Gravity kondisi SSD sebesar 2,622138241 ≈ 2,62.
L a p o r a n T e k n o l o g i B e t o n |83
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN JURUSAN TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL JL.PENGHULU H.HASAN MUSTOFA NO.23 TELP.7272215 BANDUNG 40124
Kadar Air Agregat Halus
Kadar air rata-rata dari pemeriksaan kadar air lapangan agregat halus tersebut 3,9787 % lebih besar dari absorpsi (2,3542 %). Agregat tersebut kelebihan air dan mengandung air bebas. Kadar air rata-rata dari pemeriksaan kadar air jenuh permukaan / SSD agregat halus tersebut 3,093 % lebih besar dari absorpsi (2.354252573%). Agregat tersebut kelebihan air dan mengandung air bebas. Kadar air rata-rata dari pemeriksaan kadar air kering udara agregat halus tersebut 1,4263% lebih kecil dari absorpsi (2.354252573%), berarti sampel dalam keadaan kekurangan air dan tidak mengandung air bebas.
Berat Isi Agregat Halus
Nilai berat isi rata-rata yang didapat yaitu 1,595 gram/cm3, nilai tersebut memenuhi spesifikasi, yaitu berat isi dari agregat untuk beton normal berkisar antara 1,2 – 1,75 gram/cm 3.
Kadar Lumpur Agregat Halus
Dari hasil pengujian didapatkan kadar lumpur agregat uji sebesar 18,4%, yang disyaratkan adalah <5%.
Analisis Ayakan Agregat Halus
Nilai fineness modulus berkisar antara 2,3 – 3,1 yaitu 2,81, berarti agregat halus tersebut memenuhi spesifikasi pembuatan campuran beton.
Pemeriksaan Berat Jenis Dan Penyerapan Agregat Kasar
Dari hasil pengujian, diperoleh nilai Apparent Specific Gravity sebesar 2,77 , nilai Bulk Specific Gravity kondisi kering sebesar 2,52 dan nilai Bulk Specific Gravity kondisi SSD sebesar 2,621.Dengan penyerapan sebesar 3,48 %.
L a p o r a n T e k n o l o g i B e t o n |84
LABORATORIUM STRUKTUR DAN BAHAN JURUSAN TEKNIK SIPIL-FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL JL.PENGHULU H.HASAN MUSTOFA NO.23 TELP.7272215 BANDUNG 40124
Kadar Air Agregat Kasar
Kadar air rata-rata dari pemeriksaan kadar air jenuh permukaan tersebut 2,7422 % lebih kecil dari absorpsi (3,4782571%), berarti sample dalam keadaan kekurangan air. Kadar air rata-rata dari pemeriksaan kadar air udara agregat kasar tersebut 1,694995%% lebih kecil dari absorpsi (3,4782571%), berarti sample dalam keadaan kekurangan air. Kadar air rata-rata dari pemeriksaan kadar air lapangan agregat kasar tersebut 0,9815%,
lebih kecil dari absorpsi 3,4782571%, berarti sample
dalam keadaan
kekurangan air dibandingkan dengan keadaan permukaan SSD ( Saturated Surface Dry).
Berat Isi Agregat Kasar
Dari hasil percobaan didapat berat isi Gembur sebesar 1,381gram/cm 3 yang memenuhi spesifikasi berat isi agregat kasar untuk campuran beton.
Kadar Lumpur Agregat Kasar
Dari hasil pengujian didapat kadar lumpur rata-rata agregat uji adalah 0,827 %. Sedangkan kadar Lumpur yang disyaratkan adalah < 1%.
Analisis Ayakan Agregat Kasar
Modulus kehalusan agregat kasar sebesar 7.85 , sedangkan syarat modulus kehalusan agregat kasar tidak berkisar antara 6,0-6,9. Agregat kasar tidak dapat langsung dipakai karena memenuhi spesifikasi tersebut
Pengujian Keausan Agregat
Fraksi yang diuji memiliki keausan 25,16 % ≤ 40 % yang diisyaratkan berdasarkan PB-0202-76 agregat tersebut dapat digunakan dalam campuran beton.
MI X DE SI G N
Dari praktikum ini didapatkan Nilai slump sebesar 1,7 cm dan nilai kuat tekan beton pada umur 21 hari sebesar 27,39 N/mm 2 untuk sample 1 dan 21,35 N/mm 2 untuk sample 2, kuat tekan tersebut tidak mencapai kuat tekan target.
L a p o r a n T e k n o l o g i B e t o n |85