PERCOBAAN 1
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA KINETIKA REAKSI SAPONIFIKASI ETIL ASETAT
Dosen Pengampu : Dr. Nazriati, M.Si Dr. Fauziatul Fajaroh, M.S
Oleh : Kelompok 7 *Ahmat Fanani Hidayatulloh Siti Rochmawati Wendri Kususma Hapsari
160331605670 160331605670 :) 160331605646 160331605646 160331605636 160331605636
UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN KIMIA APRIL 2018
1. TUJUAN Setelah melakukan percobaan mahasiswa diharapkan mampu menunjukkan bahwa reaksi penyabunan etil asetat oleh ion hidroksida adalah reaksi orde dua, dan mampu menentukan konstanta laju reaksi pada reaksi tersebut. 2. DASAR TEORI
Reaksi penyabunan atau saponifikasi adalah proses hidrolisis basa kuat seperti KOH dan NaOH terhadap lemak (lipid). Dimana reaksinya akan menghasilkan gliserol sebagai hasil sampingan. Dengan reaksi sebagai berikut:
Sabun bertindak sebagai suatu zat pengemulsi untuk mendispersikan minyak dan sabun teradsorpsi pada butiran kotoran. Kinetika kimia merupakan bagian dari ilmu kimia fisika yang mempelajari tentang kecepatan ataupun laju reaksi-reaksi kimia dan mekanisme reaksi-reaksi yang terlibat didalamnya. Kecepatan reaksi atau laju reaksi adalah kecepatan perubahan konsentrasi terhadap waktu, jadi tanda negatif hanya menunjukkan bahwa konsentrasi berkurang bila waktu bertambah. Laju reaksi dapat pula digunakan untuk memprediksi kebutuhan bahan pereaksi tiap satuan waktu dan dapat juga digunakan untuk menghitung kebutuhan energi untuk produksi hydrogen. Seiring bertambahnya waktu dalam suatu reaksi, mka jumLah zat pereaksi akan menjadi produk, dan sebaliknya jumLah zat hasil reaksi(produk) akan semakin bertambah. Satuan laju reaksi adalah mol/L det atau M det-1. Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi adalah : 1) Temperaturr , semakin tinggi temperatur dalam sistem maka reaksi dalam sistem akan semakin cepat pula, 2) Katalis, keberadaan katalis dalam suatu reakasi ini akan memperepat jalannya suatu reaksi dalam sistem tanpa merubah komposisi, 3) Konsentrasi reaktan, semakin tinggi konsentrasi reaktan maka semakin cepat reaksi yang terjadi, 4) Tekanan, tekanan yang dimaksud adalah tekanan gas, semakin tinggi tekanan reaktan maka reaksi akan sema kin cepat berlangsung, 5) Luas permukaan, semakin luas permukaan suatu partikel maka reaksi akan semakin cepat berlangsung. Selain penentuan laju reaksi, percobaan juga dapat menunjukkan orde suatu reaksi. Orde reaksi merupakan jumLah pangkat dari faktor konsentrasi dalam hukum laju bentuk deferensial. Umumnya orde reaksi terhadap suatu zat tidak sama dengan koefisien dalam persamaan stoikiometri reaksi. Reaksi yang terjadi pada penyabunan etil asetat merupakan salah satu reaksi berorde dua, meskipun reaksi yang terjadi pada penyabunan etil asetat bukan reaksi sederhana.
Sehingga hukum hukum laju reaksi untuk penyabunan etil asetat dapat dinyatakan sebagai:
[]
atau,
= [][ − ]
= [ ][ ]
dengan: a : konsentrasi awal ester dalam (mol/L) b : konsentrasi awal ion OH‾ dalam (mol/L) x : jumLah (mol/L) ester atau basa yang telah bereaksi pada pada waktu t k 1 : konstanta laju reaksi
Persamaan tersebut dapat diintegrasikan dengan memperhatikan berbagai keadaan : Bila a ≠ b maka persamaan tersebut jika diintegrasikan diperoleh : b( ) = ( ) ( ) Yang dapat dituliskan menjadi : (−)
.
(−) (−)
=
atau
(−)
= ( ) +
(−)
Apabila dialurkan terhadap waktu (t) akan diperoleh garis lurus dengan arah lereng , sehingga dari arah lereng ini memungkinkan perhitungan dari tetapan reaksi . Hubungan tersebut dapat dilihat pada gambar 1.
(−) (−)
= ( ) +
t (detik) Gambar 1. Plot terhadap t Apabila ln (a-x)/(b-x) dialurkan terhadap t akan diperoleh garis lurus dengan arah lereng k 1(a-b), sehingga penentuan dari arah ar ah lereng ini memungkinkan perhitungan dari tetapan laju reaksi k 1.
Bila a = b konsentrasi kedua pereaksi sama maka persamaan dapat dituliskan sebagai : = ( ) Persamaan tersebut dapat diintegrasikan menjadi :
=
1 ()
1
Dalam praktikum ini akan membuktikan bahwa penyabunan etil asetat oleh ion hidroksida adalah reaksi orde dua dan menentukan tetapan laju reaksi pada penyabunan etil asetat.
3. METODOLOGI 1. Alat : - Kaca arloji - Labu ukur - Erlenmeyer - Buret - Statif dan klem - Corong - Beaker glass - Stopwatch - Pipet gondok dan pipet tetes - Botol semprot - Termometer 2. Bahan : - Etil asetat - NaOH - HCl - Indikator fenoftalein - Aquades - Asam oksalat 3. Prosedur Kerja 250 mL Etil Asetat 0,02 N
Diambil 100 mL dan dimasukkan ke dalam Erlenmeyer
Dimasukkan 100 mL larutan NaOH 0,02 N pada Erlenmeyer lain
Kedua Erlenmeyer dicelup termometer dan disamakan temperatur la rutannya
Disiapkan tujuh buah Erlenmeyer yang masing-masing diisi 20 mL larutan HCl 0,02 N
Setelah NaOH dan Etil Asetat temperaturnya sama, kedua larutan dicampur dengan cepat lalu dikocok
Stopwatch dijalankan saat pencampuran dilakukan
Setelah 3 menit dicampurkan, Campuran larutan dipipet 10 mL dan dimasukkan dalam Erlenmeyer berisi 20 mL HCl 0,02 N yang telah disiapkan lalu campuran diaduk
Kelebihan HCl dititrasi dengan dipakai larutan standar NaOH 0,02 N
Pengambilan campuran untuk dimasukkan dalam Erlenmeyer berisi 20 mL HCl lalu dititrasi dengan larutan NaOH 0,02 N diulang pada menit ke 8, 15, 25, 40 dan 65
Volume Hasil titrasi dicatat
HASIL
4. DATA PENGAMATAN
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Volume total etil asetat = 250 mL Volume etil asetat untuk campuran = 50 mL Volume NaOH untuk campuran = 50 mL [NaOH] = 0,02 N [HCl] = 0,02 N [Etil Asetat] = 0,02 N Volume NaOH yang diperlukan untuk titrasi sebagai berikut: Waktu Pengambilan 3 menit 20 detik 8 menit 2 detik 15 menit 25 menit 40 menit 10 detik 65 menit
VCampuran
10 mL 10 mL 10 mL 10 mL 10 mL 10 mL
5. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Persamaan reaksi : CH3COOC2H5 (aq) + OH- (aq)
VHCl
20 mL 20 mL 20 mL 20 mL 20 mL 20 mL
15,7 mL 16,0 mL 17,0 mL 17,9 mL 18,3 mL 19 mL
CH3COO- (aq) + C2H5OH (aq)
Ketika t = 3 menit 20 detik Diket : [NaOH] = 0,02 N [HCl] = 0,02 N t = 200 s V NaOH = 15,7 mL a = [Etil asetat] awal b = [NaOH] x = konsentrasi OH- yang bereaksi Jawab : a) Mol OH- titrasi yang bereaksi dengan HCl sisa mol OH- = M NaOH x V NaOH mol OH- = 15,7 mL x 0,02 N mol OH- = 0,314 mmol Mol HCl sisa b) Mol HCl yang bereaksi dengan OH - sisa penyabunan mol HCl = Mol HCl awal – awal – Mol Mol HCl sisa mol HCl = (20mL x 0,02 M) – M) – 0,314 0,314 mmol mol HCl = 0,4 mmol – mmol – 0,314 0,314 mmol mol HCl = 0,086 mmol Mol NaOH sisa penyabunan c) Mol OH- yang bereaksi saat proses penyabunan mol OH- = Mol OH - awal – awal – Mol Mol OH- sisa mol OH- = (50mL x 0,02 M) – M) – 0,086 0,086 mmol
VNaOH Titrasi
mol OH- = 1 mmol – mmol – 0,086 0,086 mmol mol OH- = 0,914 mmol d) Konsentrasi OH- yang bereaksi dengan etil asetat (x) [OH-] = Mol OH - yang bereaksi Vcampuran [OH-] = 0,914 mmol 100mL [OH-] = 0,00914 N e) Ketetapan Laju Reaksi (k 1) a=b 1 1 = ( ) 1 1 = (0,0 (0,02 2 0,00 0,0091 914) 4) 0,02 = 42,0 42,08 8
= k 1
=
42,08 − 200 0,21041 mol -1 L s-1
Ketika t = 8 menit 2 detik Diket : [NaOH] = 0,02M [HCl] = 0,02M t = 482s V NaOH = 16,0 mL a = [Etil asetat] awal b = [NaOH] awal x = konsentrasi OH- yang bereaksi Jawab : a) Mol OH- titrasi yang bereaksi dengan HCl sisa mol OH- = M NaOH x V NaOH mol OH- = 16 mL x 0,02 M mol OH- = 0,32 mmol Mol HCl sisa b) Mol HCl yang bereaksi dengan OH - sisa penyabunan mol HCl = Mol HCl awal – awal – Mol Mol HCl sisa mol HCl = (20mL x 0,02M) – 0,02M) – 0,32 0,32 mmol mol HCl = 0,4 mmol – mmol – 0,32 0,32 mmol mol HCl = 0,08 mmol Mol NaOH sisa penyabunan c) Mol OH yang bereaksi saat proses penyabunan mol OH- = Mol OH - awal – awal – Mol Mol OH- sisa mol OH- = (50mL x 0,02 M) – M) – 0,08 0,08 mmol mol OH = 1 mmol – mmol – 0,08 0,08 mmol mol OH = 0,92 mmol
d) Konsentrasi OH- yang bereaksi dengan etil asetat (x) [OH-] = Mol OH - yang bereaksi Vcampuran [OH-] = 0,92 mmol 100mL [OH-] = 0,0092 N e) Ketetapan Laju Reaksi (k 1)
=
=
1 ()
1
1 (0,0 (0,02 2 0,00 0,0092) 92)
1 0,02
= 42,5 42,593 93 = k 1 =
42,593 − 482 0,0884 mol -1 L s-1
Ketika t = 15 menit Diket : [NaOH] = 0,02M [HCl] = 0,02M t = 900s V NaOH = 17,0 mL a = [Etil asetat] awal b = [NaOH] awal x = konsentrasi OH- yang bereaksi Jawab : a) Mol OH- titrasi yang bereaksi dengan HCl sisa mol OH- = M NaOH x V NaOH mol OH- = 17 mL x 0,02 M mol OH- = 0,34 mmol Mol HCl sisa b) Mol HCl yang bereaksi dengan OH - sisa penyabunan mol HCl = Mol HCl awal – awal – Mol Mol HCl sisa mol HCl = (20mL x 0,02M) – 0,02M) – 0,34 0,34 mmol mol HCl = 0,4 mmol – mmol – 0,34 0,34 mmol mol HCl = 0,06 mmol Mol NaOH sisa penyabunan c) Mol OH- yang bereaksi saat proses penyabunan mol OH- = Mol OH - awal – awal – Mol Mol OH- sisa mol OH- = (50mL x 0,02 M) – M) – 0,06 0,06 mmol mol OH- = 1 mmol – mmol – 0,06 0,06 mmol mol OH- = 0,94 mmol
d) Konsentrasi OH- yang bereaksi dengan etil asetat (x) [OH-] = Mol OH - yang bereaksi Vcampuran [OH-] = 0,94 mmol 100mL [OH-] = 0,0094 N e) Ketetapan Laju Reaksi (k 1)
=
=
1 ()
1
1 (0,0 (0,02 2 0,00 0,0094) 94)
1 0,02
= 44,3 44,339 39 = k 1 =
44,339 − 900 0,0493 mol -1 L s-1
a)
b)
c)
d)
e)
Ketika t = 25 menit Diket : [NaOH] = 0,02M [HCl] = 0,02M t = 1500s V NaOH = 17,9 mL a = [Etil asetat] awal b = [NaOH] awal x = konsentrasi OH- yang bereaksi Jawab : Mol OH- titrasi yang bereaksi dengan HCl sisa mol OH- = M NaOH x V NaOH mol OH- = 17,9 mL x 0,02 M mol OH- = 0,358 mmol Mol HCl sisa Mol HCl yang bereaksi dengan OH - sisa penyabunan mol HCl = Mol HCl awal – awal – Mol Mol HCl sisa mol HCl = (20mL x 0,02M) – 0,02M) – 0,358 0,358 mmol mol HCl = 0,4 mmol – mmol – 0,358 0,358 mmol mol HCl = 0,042 mmol Mol NaOH sisa penyabunan Mol OH- yang bereaksi saat proses penyabunan mol OH- = Mol OH - awal – awal – Mol Mol OH- sisa mol OH- = (50mL x 0,02 M) – M) – 0,042 0,042 mmol mol OH- = 1 mmol – mmol – 0,042 0,042 mmol mol OH- = 0,958 mmol Konsentrasi OH- yang bereaksi dengan etil asetat (x) [OH-] = Mol OH - yang bereaksi Vcampuran [OH-] = 0,958 mmol 100mL [OH-] = 0,00958 N Ketetapan Laju Reaksi (k 1)
=
=
1 ()
1
1 (0,0 (0,02 2 0,00 0,0095 958) 8)
1 0,02
= 45,9 45,969 69 = k 1 =
45,969 − 1500 0,030646 mol -1 L s-1
a)
b)
c)
d)
e)
Ketika t = 40 menit 10 detik Diket : [NaOH] = 0,02M [HCl] = 0,02M t = 2410s V NaOH = 18,3 mL a = [Etil asetat] awal b = [NaOH] awal x = konsentrasi OH- yang bereaksi Jawab : Mol OH- titrasi yang bereaksi dengan HCl sisa mol OH- = M NaOH x V NaOH mol OH- = 18,3 mL x 0,02 M mol OH- = 0,366 mmol Mol HCl sisa Mol HCl yang bereaksi dengan OH - sisa penyabunan mol HCl = Mol HCl awal – awal – Mol Mol HCl sisa mol HCl = (20mL x 0,02M) – 0,02M) – 0,366 0,366 mmol mol HCl = 0,4 mmol – mmol – 0,366 0,366 mmol mol HCl = 0,034 mmol Mol NaOH sisa penyabunan Mol OH- yang bereaksi saat proses penyabunan mol OH- = Mol OH - awal – awal – Mol Mol OH- sisa mol OH- = (50mL x 0,02 M) – M) – 0,034 0,034 mmol mol OH- = 1 mmol – mmol – 0,034 0,034 mmol mol OH- = 0,966 mmol Konsentrasi OH- yang bereaksi dengan etil asetat (x) [OH-] = Mol OH - yang bereaksi Vcampuran [OH-] = 0,966 mmol 100mL [OH-] = 0,00966 N Ketetapan Laju Reaksi (k 1)
=
=
1 ()
1
1 (0,0 (0,02 2 0,00 0,0096 966) 6)
= 46,7 46,711 118 8
1 0,02
= k 1 =
a)
b)
c)
d)
e)
46,7118 − 2410 0,01938 mol -1 L s-1
Ketika t = 65 menit Diket : [NaOH] = 0,02M [HCl] = 0,02M t = 3900s V NaOH = 19,0 mL a = [Etil asetat] awal b = [NaOH] awal x = konsentrasi OH- yang bereaksi Jawab : Mol OH- titrasi yang bereaksi dengan HCl sisa mol OH- = M NaOH x V NaOH mol OH- = 19 mL x 0,02 M mol OH- = 0,38 mmol Mol HCl sisa Mol HCl yang bereaksi dengan OH - sisa penyabunan mol HCl = Mol HCl awal – awal – Mol Mol HCl sisa mol HCl = (20mL x 0,02M) – 0,02M) – 0,38 0,38 mmol mol HCl = 0,4 mmol – mmol – 0,38 0,38 mmol mol HCl = 0,02 mmol Mol NaOH sisa penyabunan Mol OH- yang bereaksi saat proses penyabunan mol OH- = Mol OH - awal – awal – Mol Mol OH- sisa mol OH- = (50mL x 0,02 M) – M) – 0,02 0,02 mmol mol OH- = 1 mmol – mmol – 0,02 0,02 mmol mol OH- = 0,98 mmol Konsentrasi OH- yang bereaksi dengan etil asetat (x) [OH-] = Mol OH - yang bereaksi Vcampuran [OH-] = 0,98 mmol 100mL [OH-] = 0,0098 N Ketetapan Laju Reaksi (k 1)
=
=
1 ()
1
1 (0,0 (0,02 2 0,00 0,0098) 98)
1 0,02
= 48,0 48,039 392 2 =
48,0392 −
k 1 =
3900 0,0123177 mol -1 L s-1
Berdasarkan perhitungan di atas di dapatkan data sebagai berikut : t (s) 200 482 900 1500 2410 3900
k 1 0,21041 0,0884 0,0493 0,030646 0,01938 0,0123177
x (N) 0,00914 0,0092 0,0094 0,00958 0,00966 0,0098
a (N) 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02
b (N) 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02
a-x 0,01086 0,0108 0,0106 0,01042 0,01034 0,0102
1/(a-x) 92,08103131 92,08103131 92,59259259 92,59259259 94,33962264 94,33962264 95,96928983 96,71179884 98,03921569
Grafik Reaksi Orde Satu -4.51 0
500
1000
1500
2000
2500
3000
3500
4000
4500
4000
4500
-4.52 -4.53 -4.54 ) x a (
-4.55
n l
-4.56 -4.57 -4.58 -4.59
y = -2E-05x -2E-05x - 4.5267 4.5267 R² = 0.8906
-4.6
t (sekon)
Grafik Rekasi Orde Dua 100 99
y = 0.0016x + 92.439 R² = 0.8954
98 97 ) x a ( / 1
96 95 94 93 92 91 0
500
1000
1500
2000
2500
t (sekon)
3000
3500
Grafik Reaksi Orde Tiga 4900 y = 0.153x + 4271.1 R² = 0.9002
4800 4700 ) 2 ) x a ( 2 ( / 1
4600 4500 4400 4300 4200 0
500
1000
1500
2000
2500
t (sekon)
3000
3500
4000
4500
Percobaan yang dilakukan kali ini adalah Kinetika Saponifikasi Etil Asetat. Perlakuan awal dari percobaan ini adalah dengan pencampuran NaOH 0,02 N dan etil asetat hasil pengenceran yaitu 0,02 N. Agar dapat terjadi reaksi saponifikasi dalam kondisi yang setara maka pencampuran larutan dilakukan dengan temperatur yang sama agar laju reaksi yang dihasilkan tidak mengalami perubahan yang besar yaitu ketika temperaturr NaOH dan etil asetat adalah 27 oC. Adapun reaksi pencampuran larutan yaitu : CH3COOC2H5 (aq) + OH- (aq) CH3COO- (aq) + C2H5OH (aq) Kecepatan terbentuknya produk dari waktu pertama t o ke tn berbeda. Semakin lama waktu reaksi maka volume NaOH yang dibutuhkan untuk titrasi semakin banyak dikarenakan NaOH dalam campuran etil asetat dan NaOH akan semakin berkurang. Hali ini disebabkan larutan NaOH sisa yang bereaksi dengan HCl saat dicampurkan semakin sedikit, itu membuktikan bahwa jumlah larutan HCl yang diperlukan semakin banyak. Oleh karena itu untuk menetralkan HCl setelah pencampuran diperlukan larutan NaOH pada saat titrasi yang semakin lama semakin banyak. Konstanta kecepatan reaksi rata-rata yang didapat dari perhitungan ialah 0,06840895 mol -1 L s-1. Reaksi saponifikasi merupakan reaksi orde dua yang dibuktikan dengan harga konstanta laju reaksi pada menit ke 3, 8, 15, 25, 40, dan 65 relatif mengalami penurunan konstan. Adanya penurunan nilai konstanta laju reaksi ini disebabkan karena waktu berbanding terbalik terhadap konstanta kecepatan. Semakin lama waktu yang dibutuhkan pada reaksi maka hasil konsentrasi akan semakin kecil. Hal ini dapat dilihat dari tabel diatas. Pada penentuan orde reaksi penyabunan etil asetat, digunakan kurva untuk membuktikan orde reaksi yang terjadi. Kurva yang digunakan pada penentuan orde reaksi adalah kurva yang menunjukkan linearitas yang terbesar. Dari ketiga kurva dapat dilihat bahwa pada pembuktian orde dua, kurva menunjukkan linearitas paling tinggi. Hal ini membuktikan bahwa pada reaksi penyabunan etil asetat merupakan reaksi orde dua selain dibuktikan dari penurunan nilai konstanta kecepatan. Pada percobaan ini penyebab yang menjadikan adanya tingkat kesalahan (%Error ) adalah waktu yang berbeda ketika menjalankan Stopwatch yang seharusnya dilakukan bersamaan dengan pencampuran larutan etil asetat dengan larutan NaOH hal ini dikarenakan pencampuran dan penyetelan Stopwatch dijalankan oleh dua pengamat. Selain itu, terjadi pemoloran waktu pengambilan campuran larutan etil asetat dan larutan NaOH sehingga waktu yang digunakan untuk acuan penentuan konstanta laju menjadi kurang akurat.
6. KESIMPULAN
Reaksi penyabunan etil asetet oleh ion hidroksida adalah reaksi orde dua yang dapat dibuktikan dengan kurva dengan linearitas paling tinggi dan penurunan secara
konstan harga konstanta kecepatan dari t o ke tn. Konstanta laju reaksi saponifikasi etil asetat rata-rata sebesar 0,06840895 mol-1 L s-1.
DAFTAR PUSTAKA
Sumari, dkk. 2018. Petunjuk 2018. Petunjuk Praktikum Kimia Fisika. Fisika. Malang: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Malang. https://www.hajarfisika.com/2017/09/laporan-praktikum-saponifikasi.html/ https://www.ilmukimia.org/2013/05/reaksi-saponifikasi.html/ https://yprawira.wordpress.com/reaksi-saponifikasi-pada-proses-pembuatan-sabun/ https://wanibesak.wordpress.com/2012/01/22/turunan-asam-karboksilat-ester/
LAMPIRAN 2 I.
JAWABAN PERTANYAAN 1. Kenyataan apakah yang membuktikan bahwa reaksi penyabunan etil asetat ini adalah reaksi orde dua? Kenyataan pada percobaan ini yang membuktikan bahwa reaksi penyabunan etil asetat ini adalah reaksi orde dua dapat dilihat dari harga k 1 (konstanta kecepatan) yang secara konstan menurun (dikarenakan berbanding terbalik dengan waktu) dan kurva orde dua yang paling linear dibanding dengan kurva orde satu dan orde tiga. 2. Apakah perbedaan antara orde reaksi dengan kemolekulan reaksi? - Orde reaksi adalah jumlah pangkat dari faktor konsentrasi dalam hukum laju bentuk diferensial. - Kemolekulan reaksi adalah jumlah spesi tahap t ahap penentu laju reaksi yang merupakan suatu konsep teoritis yang dapat digunakan jika sudah diketahui mekanisme reaksinya. a. Apakah yang mempengaruhi kecepatan reaksi? Jelaskan! - Luas Permukaan Sentuh Apabila semakin kecil luas permukaan bidang sentuh, maka makin kecil tumbukan yang terjadi antar partikel. Sehingga laju reaksi pun semakin kecil, begitupun sebaliknya. - Temperaturr Bila temperatur dinaikkan, partikel semakin aktif bergerak sehingga tumbukan yang terjadi makin sering dan menyebabkan laju reaksi makin besar. Hal ini juga berlaku sebaliknya saat temperatur diturunkan. - Molaritas Makin besar molaritas suatu zat, maka semakin cepat suatu reaksi berlangsung. - Konsentrasi Semakin tinggi konsentrasi maka makin banyak molekul reaktan yang tersedia dengan demikian kemungkinan bertumbukan akna semakin banyak sehingga kecepatan reaksi meningkat. - Katalis Katalis memungkinkan reaksi berlangsung lebih cepat atau memungkinkan reaksi pada temperatur lebih rendah akibat perubahan yang dipicunya terhadap pereaksi. b. Apa yang dimaksud dengan konstanta kecepatan reaksi? Konstanta kecepatan reaksi adalah kecepatan dari banyaknya reaktan yang berubah saat terjadi reaksi kimia per satuan waktu.