LAPORAN RESMI PRAKTIKUM DASAR TEKNIK KIMIA II
MATERI LEMAK
Disusun Oleh : Kelompok
: V / SELASA SIANG
1. DETA ANNISA LISNANDAR 2. FARHAN RAMADHAN 3. NABILA RAHMANASTITI
21030113130165 21030113130116 21030113140177
LABORATORIUM DASAR TEKNIK KIMIA II TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2014
LEMAK LEMBAR PENGESAHAN
Laporan ini disusun untuk memenuhi persyaratan mata kuliah Praktikum Dasar Teknik Kimia II. Adapun isi dari laporan ini adalah pembahasan mengenai hasil percobaan dari praktikum Lemak. Laporan ini disusun oleh : Kelompok : V/ Selasa Siang Anggota
:
1. Nama Lengkap NIM
: Deta Annisa Lisnandar : 21030113130165
2. Nama Lengkap NIM
: Farhan Ramadhan : 21030113130116
3. Nama Lengkap NIM
: Nabila Rahmanastiti : 21030113140177
Laporan resmi ini disahkan pada : Hari
:
Tanggal
:
Semarang, Juni 2014 Asisten Laboratorium PDTK II
Angga Muhammad Kurnia 21030112130126 ii
LEMAK KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya lah laporan resmi Praktikum Dasar Teknik Kimia II dapat diselesaikan dengan lancar dan sesuai harapan. Laporan ini disusun untuk memenuhi persyaratan mata kuliah Praktikum Dasar Teknik Kimia II. Adapun isi dari laporan ini adalah pembahasan mengenai hasil percobaan dari praktikum Lemak. Ucapan terima kasih tidak lupa kami ucapkan kepada : 1. Ibu Ir. C. Sri Budiarti, MT selaku Penanggung jawab Laboratorium Dasar Teknik Kimia II. 2. Yosia Nico Wijaya selaku Kordinator Asisten Laboratorium Dasar Teknik Kimia II 3. Angga
Muhammad
Kurnia
selaku
Asisten
pembimbing
Lemak
Laboratorium Dasar Teknik Kimia II. 4. Asisten-asisten Laboratorium Dasar Teknik Kimia II. 5. Bapak Rustam beserta Ibu Dini selaku laboran Laboratorium Dasar Teknik Kimia II. 6. Orang tua yang telah memberikan dukungan. Laporan resmi ini merupakan laporan resmi terbaik yang bisa diajukan saat ini, namun tidak dapat dipungkiri pasti ada kekurangan yang masih perlu diperbaiki. Maka dari itu mohon disampaikan kritik dan saran yang sifatnya membangun. Semarang, Juni 2014
Penyusun iii
LEMAK INTISARI Pengadaan industri makanan era ini menjadi salah satu pemikiran para lulusan teknik kimia. Mempelajari dan menganalisa suatu bahan sangat penting, contohnya menganalisa lemak. Tujuan percobaan adalah mahasiswa dapat menentukan kadar lemak dan air pada kacang almond. Lemak merupakan senyawa organik yang tidak larut dalam air namun larut dalam pelarut organik non-polar. Perbedaan lemak dan minyak adalah lemak berbentuk padat pada suhu ruangan sedangkan minyak berbentuk cair. Bahan yang digunakan adalah kacang almond 16 gram dan n-hexane 150 ml. Alat yang digunakan adalah statif, klem, heater, beaker glass, waterbath, corong, erlenmeyer, thermometer, cawan porselen, oven, gelas ukur, timbangan dan pendingin leibig. Alat ekstraksi terdiri dari statif, klem, pendingin leibig, waterbath, heater, labu alas bulat, tabung soxhlet, thermostat, pipa aliran embun dan pipa aliran uap. Alat destilasi terdiri dari statif, klem, labu destilasi, pendingin leibig, thermometer, erlenmeyer dan heater. Cara kerja, pertama ekstraksi lemak. Siapkan alat dan bahan lalu mulai mengekstraksi selama 1,5 jam, catat jumlah recycle. Kedua, destilasi lemak yaitu proses pemisahan nhexane dengan lemak. Ketiga, hitung kadar air. Kadar lemak destilasi lebih besar dari ekstraksi, yaitu 45% dan 44,74%. Hal ini karena ketidakstabilan asam oleat dan asam linoleat pada kacang almond disuhu ruangan dan karena lama waktu destilasi lebih lama. Kadar lemak destilasi lebih kecil dari kadar teoritis, yaitu 45% dan 49,93%. Hal ini karena jumlah recycle yang tidak optimum dan tidak adanya pengadukan saat praktikum. Kadar air praktis lebih besar dari kadar air teoritis karena adanya reaksi hidrolisis yang mempengaruhi minyak. Recycle yang terjadi saat percobaan kurang dari teoritis karena tidak dijaganya jumlah tetesan permenit. Kadar abu adalah material yang tertinggal bila bahan makanan dibakar pada suhu 500-800 °C. Saran, cermat dalam memperhatikan recycle, hati-hati saat merangkai alat, pastikan alat steril, pastikan pengovenan sampel optimum dan cermat saat melakukan penimbangan sampel.
LEMAK SUMMARY Food industry in this era becomes one of chemical engineers discussion. Studying and analizing materials is important such as fat analysis. The purpose of the experiment is so student can determine fat content and water content of almond. Fats is an organic compound which is insoluble in water however soluble in non-polar organic solvents. The difference between fats and oils is that fats is solid at room temperature while oils is liquid. Materials used are 16 grams of almonds and 150 ml n-hexane. Instruments used are statif, klem, heater, beaker glass, water bath, funnel, erlenmeyer, thermometer, porcelain cup, oven, measuring glass, scales and leibig cooler. Extraction instruments consist of stative, clamp, leibig cooler, water bath, heater, round-bottom flask, soxhlet tube, thermostat, pipe flow of dew and pipe flow of vapour. Distillation tools consist of stative, clamp, distillation flask, leibig cooler, thermometer, erlenmeyer and heater. The first step is fats extraction. Prepare the instruments and materials, start extracting for one and a half hour, note the number of recycle. Next is fats distillation, it’s a process to separate the fats from n-hexane. Last, calculate the water content. The fat content of distillation is bigger than the extraction, 45% and 44.74%. This is due to the unstable oleic acid and linoleic acid in almonds at room temperature and because longer distillation time. The distillation fat content is bigger than the theoretical concentration, 45% and 49.93%. This is because the amount of recycle is not optimum and lack of stirring when experimenting. The practical water content is bigger than the theoretical content due to the hydrolysis reaction that affect oils. Recycle that occurs when experimenting is less than the theoretical, as the number of drops is not maintained per minute. Ash content is materials that were left behind when substance is burned at a temperature of 500800 °C. Suggestions, pay attention when taking note of recycle, be careful when assembling instruments, make sure to sterilize tools, ensure optimum sample oven and accurate in weighing the sample.
LEMAK DAFTAR ISI Halaman Judul Lembar Pengesahan .........................................................................................
ii
Kata Pengantar .................................................................................................
iii
Intisari Summary Daftar Isi...........................................................................................................
vi
Daftar Tabel .....................................................................................................
vii
Daftar Gambar ..................................................................................................
viii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................
1
1.1 Latar Belakang ..................................................................................
1
1.2 Tujuan Percobaan .............................................................................
1
1.3 Manfaat Percobaan ...........................................................................
1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................
3
BAB III METODE PERCOBAAN..................................................................
7
3.1 Alat dan Bahan .................................................................................
7
3.2 Gambar Alat......................................................................................
7
3.3 Cara Kerja .........................................................................................
9
BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN ................................
11
4.1 Hasil Percobaan ...............................................................................
11
4.2 Pembahasan ......................................................................................
11
BAB V PENUTUP...........................................................................................
15
5.1 Kesimpulan .......................................................................................
15
5.2 Saran .................................................................................................
15
Daftar Pustaka ..................................................................................................
17
Data Hasil Percobaan ....................................................................................... A-1 Lembar Perhitungan ........................................................................................
B-1
Lembar Kuantitas Reagen ................................................................................
C-1 vi
LEMAK Refferensi Lembar Asistensi
vii
LEMAK DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Hasil Percobaan Ekstraksi, Destilasi dan Uji Kadar Air pada Kacang Almond .................................................................................. 11
vi viii
LEMAK DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Struktur Gliserol ...........................................................................
3
Gambar 2.2 Rumus Umum Lemak ..................................................................
4
Gambar 3.1 Rangkaian Alat Ekstraksi .............................................................
7
Gambar 3.2 Rangkaian Alat Distilasi...............................................................
8
viii ix
LEMAK BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Pengadaan Industri makanan di era ini menjadi salah satu pemikiran para lulusan teknik kimia. Oleh karena itu, di masa pendidikannya, para mahasiswa teknik kimia sangat dianjurkan untuk mempelajari bagaimana analisa suatu bahan untuk mengetahui kandungannya, salah satunya adalah dapat menganalisa kandungan gizi pada bahan pangan secara kualitatif maupun kuantitatif, misalnya saja lemak sehingga dapat menciptakan bahan pangan yang kandungannya lebih baik. Lemak terdapat pada hampir semua bahan pangan dengan kandungan yang berbeda-beda. Tetapi lemak sering kali ditambahkan dengan sengaja ke bahan makanan dengan berbagai tujuan dan bila pada kadar yang tinggi dapat mempengaruhi kesehatan. Oleh karena itu, analisa lemak dengan prosedur yang benar diperlukan untuk mengetahui kadarnya agar dalam mengonsumsi makanan yang mengandung banyak lemak dapat dikurangi guna menjaga kesehatan.
1.2 Tujuan Percobaan 1. Menentukan kadar lemak pada kacang almond dengan metode ekstraksi dan destilasi lemak. 2. Merangkai dan menggunakan alat ekstraksi dan destilasi. 3. Mengetahui reaksi-reaksi yang terjadi pada senyawa lemak. 4. Menentukan kadar air pada kacang almond.
1.3 Manfaat Percobaan 1
LEMAK 1. Setelah mengikuti praktikum, mahasiswa mampu menentukan kadar lemak pada kacang almond dengan metode ekstraksi dan destilasi lemak. 2. Setelah
mengikuti
praktikum,
mahasiswa
mampu
merangkai
dan
menggunakan alat ekstraksi dan destilasi. 3. Setelah mengikuti praktikum, mahasiswa mampu mengetahui reaksi-reaksi yang terjadi pada senyawa lemak. 4. Setelah mengikuti praktikum, mahasiswa mampu menentukan kadar air pada kacang almond.
2
LEMAK BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Lemak. Lemak adalah senyawa organik yang tidak larut dalam air tetapi larut dalam pelarut organik non polar. Lemak termasuk ester yang tersusun atas asam lemak dan gliserol, dimana ketiga radikal hidroksil dari gliserol diganti dengan gugus ester. Istilah fat (lemak) biasanya digunakan untuk trigliserida yang berbentuk padat atau lebih tepatnya semi padat pada suhu kamar, sedang istilah minyak (oil) digunakan untuk trigliserida yang pada suhu kamar berbentuk cair.
2.2 Komponen-komponen Lemak. a. Gliserol. Sering disebut gliserin atau propantial 1,2,3 adalah bermartabat tiga yang strukturnnya adalah :
H2
C OH
H
C OH
H2
C
OH
Gambar 2.1 : Struktur Gliserol Sifat fisisnya yaitu berbentuk kristal, rasa manis, tidak berwarna, dalam keadaan murni bersifat higroskopis, netral terhadap lakmus. Tidak larut dalam benzena dan karbon disulfida. b. Asam lemak. 3
LEMAK Yaitu asam karboksilat yang rantainya lurus dan radikal karboksilatnya terletak di ujung rantai. Asam lemak penyusun utamanya utamanya adalah : 1. Asam stearat 2. Asam oleat
:
(C17H35COOH) (C17H33COOH)
3. Asam linoleat
(C17H31COOH)
2.3 Rumus Umum Lemak. O H2C
O
C O
R1
HC O
C
R2
H2C O
C
O
R3
Gambar 2.2 : Rumus Umum Lemak Ada berbagai cara untuk mengambil minyak atau lemak dari tumbutumbuhan atau jaringan hewan. Cara tersebut antara lain : Cara Pressing (penekanan) Pressing (pengepresan mekanis) merupakan suatu cara ekstraksi lemak/minyak, terutama bahan yang berasal dari biji-bijian. Cara ini dilakukan untuk memisahkan lemak dari bahan yang berkadar lemak tinggi (30% - 70%). Cara Extraction (menggunakan solvent) Ekstraksi merupakan proses pemisahan, penarikan atau pengeluaran suatu komponen cairan atau campuran dari campurannya. Biasanya menggunakan pelarut yang sesuai dengan komponen yang diinginkan. Ada berbagai jenis solvent yang dapat digunakan sebagai bahan pengekstrak lemak, diantaranya adalah n-hexane dan diethil eter. 64
LEMAK 2.4 Kegunaan Lemak Secara umum dapat dikatakan bahwa lemak memenuhi fungsi dasar bagi manusia yaitu sebagai sumber energi. Namun seiring dengan perkembangan ilmu biologi dan kedokteran, ternyata lemak memiliki banyak kegunaan, diantaranya : 1. Untuk obat-obatan. 2. Untuk minyak goreng. 3. Untuk cat vernis. 4. Untuk pembuatan margarin. 5. Untuk kosmetik. 6. Untuk menyamak kulit. 7. Untuk insektisida dan fungisida 8. Untuk pembuatan sabun dan deterjen. 9. Untuk pembuatan biodiesel.
2.5 Pengukuran Kualitas Lemak. 1. Bilangan Penyabunan. Bilangan penyabunan adalah jumlah basa yang dibutuhkan untuk menyabunkan sejumlah minyak. 2. Bilangan Asam. Bilangan asam adalah mg kalium hidroksida yang diperlukan untuk menetralkan asam bebas dalam 1,0 gram zat. 3. Bilangan Iod. Bilangan iod adalah besarnya jumlah iod yang diserap oleh lemak, yang mana menunjukkan banyaknya ikatan rangkap atau ikatan tak jenuh pada lemak.
5
LEMAK 2.6 Hal-hal yang Perlu di Perhatikan pada Proses Ekstraksi. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan karena berpengaruh pada proses ekstraksi, yaitu : 1. Luas permukaan : semakin luas bidang sentuh, ekstraksi semakin baik. 2. Waktu ekstraksi : semakin lama waktu ekstraksi semakin banyak lemak yang dihasilkan, waktu maksimum 3 jam. 3. Temperatur
: suhu menentukan, dapat diukur dari solvent yang
digunakan dan kelarutan lemak. 4. Solvent
: Jenis solvent akan berpengaruh pada banyaknya lemak
yang terambil.
6
LEMAK BAB III METODE PERCOBAAN
3.1 Bahan dan Alat 3.1.1 Bahan yang Digunakan. 1. Kacang almond
16 gr
2. N-hexane
150 ml
3.1.2 Alat yang Digunakan. 1. Statif dan klem 2. Kompor Listrik 3. Beaker glas 4. Corong 5. Cawan porselin 6. Oven 7. Gelas ukur 8. Timbangan 9. Pendingin balik
Gambar 3.1 : Rangkaian Alat Ekstraksi 76
LEMAK Keterangan : 1. Statif
8. N-hexane
2.Klem
9. Labu alas bulat
3. Pendingin balik
10. Thermostat
4. Tabung soxhlet
11. Thermocouple
5. Sampel dalam kertas saring
12. Heater
6. Pipa aliran embun
13. Water bath
7. Pipa aliran uap
Gambar 3.2 : Rangkaian Alat Distilasi Keterangan : 1. Labu Destilasi 2. Pendingin Leibig 3. Thermometer 4. Heater 5. Statif dan Klem 6. Erlenmeyer 7. Tripot 8
LEMAK 3.2 Cara Kerja 3.2.1 Ekstraksi Lemak. 1. Mengeringkan labu ekstraksi dalam oven pada suhu 105-110 ºC, didinginkan. 2. Menimbang 10 gr kacang almond yang sudah dihaluskan dan dikeringkan. 3. Membungkus bahan dengan kertas saring bebas lemak dan diikat dengan benang dan dimasukkan dalam tabung soklet. 4. Memasukkan n-hexane dalam labu alas bulat. 5. Melakukan ekstraksi selama 1,5 jam. 6. Hitung jumlah recycle yang terjadi selama 1,5 jam.
3.2.2 Destilasi Lemak. 1. Menimbang beaker glass 40ml. 2. Memindahkan n-hexane + lemak yang ada di labu alas bulat ke dalam labu destilasi 3. Lakukan destilasi untuk menguapkan n-hexane 4. Destilasi dihentikan saat tidak ada lagi n-hexane yang menetes 5. Memindahkan n-hexane + lemak yang ada di labu destilasi ke beaker glass 40ml 6. Diamkan sampel selama atu hari. 7. Timbang berat sampel + beaker glass.
3.2.3 Uji Kadar Air. 1. Timbang cawan kering yang akan digunakan dalam keadaan kosong. 2. Letakkan 3 gram kacang almond di atas cawan kemudian timbang beratnya. 9
LEMAK 3. Masukkan cawan berisi kacang almond dalam oven dengan suhu 100oC selama 1 jam, pastikan oven telah panas dan siap untuk mengeringkan sampel kacang almond. 4. Setelah selesai dikeringkan, masukkan cawan berisi kacang almond ke dalam desikator, didinginkan sampai suhu konstan dan hingga berat sampel dan cawan tetap. (
) (
(
) )
(
)
10
LEMAK BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Percobaan. Tabel 4.1 : Hasil Percobaan Ekstraksi, Destilasi dan Uji Kadar Air pada Kacang Almond. No.
Jenis Percobaan
Hasil Percobaan
1.
Ekstraksi Lemak Kacang Almond
44,74%
2.
Destilasi Lemak Kacang Almond
45%
3.
Kadar Air Kacang Almond
14%
4.2 Pembahasan. 4.2.1 Perbandingan Kadar Ekstraksi dengan Destilasi. Pada percobaan, kadar ekstraksi kacang almond sebesar 44,75% dan kadar destilasi kacang almond sebesar 45% sehingga kadar ekstraksi lebih besar dibandingkan kadar destilasi. Hal tersebut disebabkan oleh : a. Tidak stabilnya asam oleat dan asam linoleat pada kacang almond. Kacang almond mengandung asam oleat (CHCOOH) sebanyak 62% dan asam linoleat (CHCOOH) 29%. Kedua asam tersebut tidak stabil pada suhu ruanga, sedangkan saat praktikum sampel diletakkan pada suhu ruangan sehingga asam oleat dan asam linoleat tidak stabil dan mengakibatkan kadar ekstraksi dan destilasi berbeda. (Anonim, 2011) b. Waktu penguapan n-hexane destilasi lebih lama. Pada percobaan, hasil ekstraksi lemak dioven dan didiamkan beberapa menit agar n-hexane dapat menguap. Pada destilasi, hasil yang didapat didiamkan selama 1 hari. Perbedaan waktu untuk menguapkan 11
LEMAK n-hexane inilah yang mempengaruhi jumlah n-hexane yang menguap. N-hexane merupakan pelarut yang tidak mudah menguap, sehingga untuk n-hexane dapat menguap dengan seluruhnya membutuhkan waktu yang lama. Jadi, semakin lama sampel didiamkan maka n-hexane yang menguap akan semakin banyak pula. Hal inilah yang menyebabkan kadar ekstraksi lebih kecil dari kadar destilasi. (Anonim, 2010) 4.2.2 Perbandingan Kadar Destilasi Praktis dengan Teoritis. Pada Percobaan, kadar destilasi kacang almond yang ditemukan lebih kecil dari kadar teoritis, yaitu 45% dan 49%. Hal ini disebabkan oleh: a. Tidak adanya pengadukan saat praktikum. Destilasi adalah proses pemisahan antara lemak dan n-hexane berdasarkan titik didihnya. Lemak yang akan dipisahkan tersebut merupakan lemak hasil ekstraksi pada kacang almond. Pada saat ekstraksi, pengadukan terhadap n-hexane dan lemak tidak dilakukan, padahal pengadukan berfungsi untuk meningkatkan kontak antara pelarut dengan bahan lebih lama sehingga daya larut lebih besar. Jadi dapat disimpulkan bahwa semakin cepat pengadukan maka lemak yang terekstrak semakin banyak. Hal inilah yang menyebabkan kadar lemak destilasi praktis lebih kecil dari kadar teoritis. (Arief, 2012) b. Recycle yang tidak optimum. Recycle dalam percobaan adalah 30 kali, sedangkan jumlah recycle teoritis 33 kali. Recycle praktis kurang dari recycle teoritis, maka lemak yang tersaring kurang. Hal ini menyebabkan lemak yang tersaring bercampur dengan n-hexane akan lebih sedikit dan kadar praktis lebih kecil. (Edo, 2013) 16 12
LEMAK 4.2.3 Kadar Air Praktis dan Teoritis. Dalam uji kadar air pada sampel kacang almond didapatkan kadar air sebesar 14%. Dalam referensi, kadar air yang terkandung dalam kacang almond sebesar 5% sehingga kadar air praktis lebih besar dibandingkan kadar air teoritis. Hal tersebut dipengaruhi oleh reaksi hidrolisis pada minyak yang terdapat pada kacang almond. Dalam reaksi hidrolisis, lemak diubah menjadi asam lemak bebas. Reaksi hidrolisis inilah yang menyebabkan kerusakan lemak dan minyak. Ini terjadi karena terdapat sejumlah air dalam lemak tersebut sehingga kadar airnya lebih besar. (Netty, 2002) 4.2.4 Recycle Optimum. Recycle adalah proses pemisahan suatu komponen dalam zat padat dengan penyaringan berulang-ulang hingga didapatkan komponen yang diinginkan. Pada percobaan yang kami lakukan, recycle yang terjadi sebanyak 30 kali dalam 90 menit. Jumlah recycle yang terjadi seharusnya : ∑
Jadi, recycle optimal untuk dapat mengekstraksi lemak dalam sampel adalah 33 kali. Dalam 33 kali recycle terjadi ekstraksi lemak dalam sampel. Recycle yang kurang dari recycle optimum disebabkan karena jumlah tetesan tidak dijaga 150 tetes permenit sehingga dalam 90 menit hanya terjadi 30 kali recycle. (Edo, 2013) 4.2.5 Uji Kadar Abu. Kadar abu menggambarkan kandungan mineral dari sampel bahan makanan. Yang disebut kadar abu adalah material yang tertinggal bila bahan 13
LEMAK makanan dibakar pada suhu 500-800 °C. Komponen mineral dalam suatu sampel sangat bervariasi baik macam dan jumlahnya. Penentuan kadar abu dapat digunakan untuk berbagai tujuan, seperti untuk mengetahui kandungan pada sampel, menentukan baik tidaknya suatu proses pengolahan, untuk mengetahui jenis bahan yang digunakan dan sebagai parameter nilai gizi bahan makanan. (Mega, 2009)
16 14
LEMAK BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan. 1. Kadar destilasi lebih kecil dari kadar teoritis, yaitu 45% dan 49,93%, hal tersebut disebabkan oleh recycle yang tidak optimum dan tidak adanya pengadukan saat praktium. 2. Kadar destilasi lebih besar dari kadar ekstraksi, yaitu 45% dan 44,75%, hal tersebut disebabkan oleh ketidakstabilan asam oleat dan asam linoleat yang terkandung dalam kacang almond serta waktu penguapan n-hexane destilasi lebih lama dari ekstraksi. 3. Kadar air praktis lebih besar dari kadar air teoritis, yaitu 14% dan 5%, hal tersebut disebabkan oleh reaksi hidrolisi pada minyak kacang almond. 4. Recycle yang terjadi saat percobaan sebanyak 30 kali, namun secara teoritis seharusnya terjadi sebanyak 33 kali, hal tersebut disebabkan oleh tidak dijaganya tetesan tiap menit saat ekstraksi berlangsung. 5. Kadar abu adalah material yang tertinggal bila bahan makanan dibakar pada suhu 500-800⁰C. Aplikasi dari kadar abu adalah untuk menentukan baik tidaknya suatu proses pengolahan, mengetahui jenis makanan dn gizi pada bahn makanan tersebut.
5.2 Saran. 1. Perhatikan dengan cermat setiap terjadi recycle. 2. Berhati-hati saat merangkai alat ekstraksi dan destilasi. 3. Cuci semua alat agar tidak ada kontaminan yang dapat mempengaruhi hasil percobaan. 4. Saat pengovenan sampel harus optimum agar hasil dapat konstan. 15
LEMAK 5. Saat penimbangan pastikan 3 kali konstan
16
LEMAK DAFTAR PUSTAKA
Anonim, Minyak dan Lemak, Sumatera Utara, 2011. Arief, Ekstraksi dengan Pelarut, arieffm.lecture.ub.ac.id/files/2012/12/5ekstraksi-dengan-pelarut.pptx, 2012 (diakses pada 17 Mei 2014) Durant, J., ”Organic Chemistry”, 7th ed., Impression Longmans, Green and Co., London, 1959. Edo, Ekstraksi Lemak, www.scribd.com, Semarang, 2013 (diakses pada 8 Mei 2014) Fieser, L., Fieser.M., “Introduction to Organic Chemistry”, Maruhen Co Ltd., Tokyo, 1956. Fieser, L., Fieser.M., “Organic Chemistry”, Reinhold Publishing Corporation, New York, 1956. Groggins, PH.,“Unit Operation in Organic Synthetis”, 5th ed., Mc. Graw Hill Book Company, New York, 1958. Mega, Kadar Abu, www.scribd.com, 2009 (diakses pada 8 Mei 2014) Morrison, RT., Boyd, RN., “Organic Chemistry”, 3th ed., Prentice Hall of India Private Limited, New Delhi, 1978. Netty, Lemak dan Minyak, Sumatera Utara, 2002. Jacobs, M., “The Chemical Analysis of Food and Food Product”, Van Nostrand Company Inc., New York, 1958. Jamieson, GS., “Vegetable, Fat and Oil”, The Chemical Catalogue Company Inc., 1932. Woodman, AC., “Food Analysis”, Mc. Graw Hill Book Company Inc., New York, 1941.
17