LAPORAN PENDAHULUAN
CARSINOMA SERVIKS DAN ANEMIA Disusun Untuk Memenuhi Tugas Proesi De!artemen Surgika" #i Ruang $ RSSA Ma"ang
O"eh% Ke"om!ok &'
Anastasia Mau"i#a NIM( &)*'+')&,&&-'',
PRO.RAM STUDI ILMU KEPERA/A KE PERA/ATA TAN N 0AKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS 1RA/I2A3A MALAN. )'&4
CHOLAN.ITIS A( DE0INISI Cholangitis adalah peradangan pada duktus biliaris (Dorland, 2011). Cholangitis adalah infeksi bakterial dari saluran empedu yang tersumbat, sumbatan dapat disebabkan oleh penyebab dari dalam saluran empedu misalnya batu koledokus, askaris yang memasuki duktus koledokus atau dari luar lumen misalnya karsinoma caput pankreas yang menekan duktus koledokus, atau dari dinding saluran empedu misalnya kolangio-karsinoma atau striktur saluran empedu (Connor, 11 dan !urman, 1).
1( ETIOLO.I "erdapat banyak faktor yang dapat menyebabkan obstruksi dari sistem bilier yang dapat menyebabkan ter#adinya cholangitis, seperti kelainan anatomi atau benda asing dalam saluran empedu. Dalam keadaan ini ter#adi kolonisasi bakteri yang dapat menyebabkan cholangitis. $enyebab yang paling sering dari cholangitis di %&' adalah batu koledokus yang ditemukan pada 10-20 pasien batu kandung empedu (&hailesh, 1*). $enyebab kedua cholangitis adalah obstruksi maligna dari saluran empedu oleh karsinoma pankreas, metastasis dari tumor peri pankreas, metastasis porta hepatis (&hailesh, 1* dan '+on, 10). &elain itu pemakaian #angka pan#ang stent biliaris seringkali disertai obstruksi stent oleh cairan biliaris yang kental dan debris biliaris yang menyebabkan cholangitis (Cameron, 1).
C( PATO0ISIOLO.I 'danya hambatan dari aliran cairan empedu akan menimbulkan stasis cairan empedu dan apabila berlangsung lama maka akan ter#adi kolonisasi bakteri dan pertumbuhan kuman yang berlebihan. akteri ini berasal dari flora duodenum yang masuk melalui sfingter ddi, dapat #uga dari penyebaran limfogen dari kandung empedu yang meradang akut (!urman, 1). /ikroorganisme yang menyebabkan infeksi pada cholangitis akut yang sering di#umpai adalah bakteri gram (-) enterik . Coli, lebsiella, &treptococcus faecalis dan bakteri anaerob. akteri seperti $roteus, $seudomonas dan nterobacter enterococci #uga tidak #arang ditemukan (/alet, 1). Cholangitis ter#adi akibat kombinasi dari adanya hambatan dari aliran cairan empedu yang berlangsung lama dan ter#adi kolonisasi dan proliferasi bakteri. 'danya tekanan yang tinggi dari saluran empedu yang tersumbat, bakteri akan kembali (refluks) ke dalam saluran limfe dan aliran darah dan dapat mengakibatkan sepsis (!urman, 1). &elain itu, beberapa dari efek serius cholangitis dapat disebabkan oleh endotoksemia yang dihasilkan oleh produk pemecahan bakteri gram negatif. ndotoksin diserap di usus lebih mudah bila terdapat obstruksi bilier, karena ketiadaan garam empedu yang biasanya
mengeluarkan endotoksin sehingga mencegah penyerapannya. &elan#utnya kegagalan garam empedu mencapai intestin dapat menyebabkan perubahan flora usus. &elain itu fungsi sel-sel upfer yang #elek dapat menghambat kemampuan hati untuk mengekstraksi endotoksin dari darah portal. ilamana cholangitis tidak diobati, dapat timbul bakteremia sistemik yang dapat menimbulkan abses hati (/alet, 1).
D( MANI0ESTASI KLINIS $ada sekitar 30-0 kasus cholangitis, ditemukan manifestasi klinis berupa "rias Charcot yaitu demam, ikterus dan nyeri abdomen kuadran kanan atas. !yeri ini bersifat kolik, men#alar ke belakang atau ke skapula kanan, kadang-kadang nyeri bersifat konstan (Cameron, 1 dan !urman, 1). &elain itu, #uga terdapat tanda dan ge#ala lain seperti mual dan muntah yang dapat mengakibatkan penurunan nafsu makan (anoreksia) sehingga asupan nutrisi berkurang yang dapat mengakibatkan kelelahan serta menurunnya berat badan pada penderita cholangitis. $asien dengan cholangitis supuratif selain menun#ukkan manifestasi klinis berupa trias charcot tapi #uga menun#ukkan adanya penurunan kesadaran dan hipotensi (Cameron, 1).
E( PEMERIKSAAN DIA.NOSTIK &( %ltrasonografi (%&4) $ada pemeriksaan %&4 sangat mudah melihat pelebaran duktus biliaris intra5ekstra hepatal sehingga dengan mudah dapat mendiagnosis apakah ada ikterus onstruksi atau ikterus non obstruksi. 'pabila ter#adi sumbatan daerah duktus biliaris yang paling sering adalah bagian distal maka akan terlihat duktus biliaris komunis melebar dengan cepat yang kemudian diikuti pelebaran bagian pro+imal. %ntuk membedakan obstruksi letak tinggi atau letak rendah dengan mudah dapat dibedakan karena pada obstruksi letak tinggi atau intrahepatal tidak tampak pelebaran dari duktus biliaris komunis. 'pabila terlihat pelebaran duktus biliaris intra dan ekstra hepatal maka ini dapat dikategorikan obstruksi letak rendah (distal) (&oetikno, 200). )( $ada pemeriksaaan laboratorium ditemukan adanya lekositosis pada sebagian besar pasien.
6umlah sel
darah
putih
biasanya
melebihi 1*.000.
7ekopeni atau
trombositopenia kadang-kadang dapat ditemukan, biasanya #ika ter#adi sepsis parah. &ebagian besar penderita mengalami hiperbilirubinemia sedang. $eningkatan bilirubin yang tertinggi ter#adi pada obstruksi maligna. "es fungsi hati termasuk alkali fosfatase (44") dan transaminase serum (&4"5&4$") #uga sedikit meningkat yang menggambarkan proses kolestatik (Cameron, 18 &ho#amanes, 2008 6osh, 200). iasanya a$"" dan $"" tidak meningkat kecuali bila terdapat sepsis yang menimbulkan oagulasi 9ntra:askuler Diseminata (D9C) atau apabila terdapat sirosis
pada pasien tersebut. $emeriksaan koagulasi tersebut diperlukan apabila pasien memerlukan inter:ensi operatif. adar C-reacti:e protein dan 7D pada umumnya meningkat. ultur darah (2 set); antara 20 dan *0 kultur darah memberikan hasil yang positif, banyak diantaranya menun#ukkan infeksi polimikrobial. -( at /=9, dengan memakai hea:ily "2? ac@uisition untuk memaksimalkan signal dari cairan yang menetap pada duktus biliaris dan duktus pankreatikus (&oetikno, 200).
0( PENATALAKSANAAN Pena"aksnaan Konser6ati $enatalaksanaan a>al kolangitis adalah terapi konser:atif dimana keseimbangan cairan dan elektrolit harus harus dikoreksi dan penggunaan antibiotik. 'ntibiotik yang dipakai pada kasus ringan sampai berat adalah cephalosporin (misalnya cefaAolin, cefi+itin). $ada kasus berat digunakan aminoglikosida ditambah dengan clindamycin atau metronidaAole. &aluran empedu yang mengalami obstruksi harus didrainase sesegera munkin pada pasien dengan kondisi stabil.
Dekompresi iliaris &ebagian besar pasien (sekitar 0) dengan kolangitis akut akan berespon terhadap terapi antibiotik sa#a. $ada kasus tersebut demam menghilang dan tes fungsi hati kembali ke normal dalam 2B sampai B #am. 6ika pasien tidak menun#ukkan perbaikan dalam 12 sampai 2B #am pertama, dekompresi biliaris darurat harus dipertimbangkan. $ada sebagian besar kasus, dekompresi biliaris dilakukan segera secara non operatif baik dengan #alur endoskopik maupun perkutan. aitu; (&abiston, 1 dan Cameron, 1). a. $enanggulangan sfingterotomi endoskopik 'pabila setelah tindakan di atas keadaan umum tidak membaik atau malah semakin buruk, dapat dilakukan sfingterotomi endoskopik, untuk pengaliran empedu dan nanah serta membersihkan duktus koledokus dari batu. adang dipasang pipa nasobilier. 'pabila batu duktus koledokus besar, yaitu berdiameter lebih dari 2 cm, sfingterotomi endoskopik mungkin tidak dapat mengeluarkan batu ini. $ada penderita ini mungkin dian#urkan litotripsi terlebih dahulu (De 6ong, 1 dan urkitt, 1). b. 7isis batu
Disolusi batu dengan sediaan garam empedu kolelitolitik mungkin berhasil pada batu kolesterol. "erapi berhasil pada separuh penderita dengan pengobatan selama satu sampai dua tahun. 7isis kontak melalui kateter perkutan
kedalam kandung empedu
dengan metil eter berhasil setelah beberapa #am. "erapi ini merupakan terapi in:asif >alaupun kerap disertai dengan penyulit (De 6ong, 1). &?7 (+tracorporeal &hock ?a:e 7ithotripsy) adalahpenghancuran batu saluran empedu dengan menggunakan berbagai #enis lithotripter yang dilengkapi dengan pencitraan flouroskopi sebelum prosedur, diperlukan sfingterotomi endoskopik dan pemasangan kateter nasobiliaris untuk memasukkan material kontras. "erapi dilan#utkan sampai ter#adi penghancuran
yang adekuat atau telah diberikan pelepasan #umlah
gelombang ke#ut yang maksimum (Cameron, 18 De 6ong, 18 6osh, 200). c. $"D ( $ercutaneous "ranshepatik iliar Drainage) $engaliran bilier transhepatik biasanya bersifat darurat dan sementara sebagai salah satu alternatif untuk mengatasi sepsis pada kolangitis berat, atau mengurangi ikterus berat pada obstruksi saluran empedu distal karena keganasan. $ada pasien dengan pipa " pada saluran empedu dapat #uga dimasukkan koledokoskop dari luar untuk membantu mengambil batu intrahepatik (De 6ong, 18 runicardi, 2000).
Penata"aksanaan Deiniti a. olesistektomi "erbuka /erupakan operasi yang membutuhkan anestesi umum kemudian dilakukan irisan pada bagian anterior dinding abdomen dengan pan#ang 12-20cm Teknik o!erasi ko"esistektomi ter7uka Dilakukan dengan insisi subtotal kanan (ocher) sebagai salah satu insisi yang serbs guna dalam diseksi lambung empedu dan saluran empedu. b. olangiografi operatif Dilakukan secara rutin untuk mendapatkan peta anatomik di daerah yang sering mengalami anomalidan untuk menyingkirkan batu empedu yang tidak dicurigai. olangiografi dilakukan mengan menggunakan kanlua kangiografi seperti erci 7ehman dn Colangiocath. 9nsisi dibuat di saluran sistikus 9nsisi harus cukup besar untuk memasukkan kanula anula dipertahankan ditempatnya dengan hemoclip. emudian material kontras dimasukkan yaitu hypa@ue 23. &istem operasi kolangiografi adalah fluorokolangiopatidengan penguatan citra serta monitor tele:isi. 9ni memungkinkan pengisian saluran empedu secara lambat dan pemaparan multiple saluran sistem saat diisi. c. 7aparoskopi olesistektomi /erupakan cara in:asif untuk mengangkat batu empedu dengan menggunakan teknik laparoskopi. kehamilan.
ontraindikasinya
adalah
sepsis
abdomen,
gangguan
pendarahan
d. ksplorasi koledokus; eksplorasi laparoskopi duktus empedu %mumnya sebelum tindakan operatif batu duktus empedu dideteksi dengan kolangiografi intraoperatif mengalirkan saline melalui kateter kolangiografi setelah sfingter oddi direlaksasikan
dengan
glukago!.
6ika
irigasi
tidak
berhasil,
dapat
dilakuakan
pemasangan kateter balon melalui duktus sisikus dan turun ke duktus empedu .( KOMPLIKASI eberapa komplikasi dari penyakit cholangitis terutama yang dera#at tinggi (cholangitis supuratif) adalah sebagai berikut% 1. 'bses hati piogenik 'bses hati piogenik merupakan 3 dari semua abses hati. 'bses ini pada anak dan de>asa muda ter#adi akibat komplikasi apendisitis, dan pada orang tua sebagai komplikasi penyakit saluran empedu seperti cholangitis. 9nfeksi pada saluran empedu intrahepatik menyebabkan cholangitis yang menimbulkan kolangiolitis dengan akibat abses multiple (De 6ong, 1). 2. akteremia , sepsis bakteri gram negatif akteremia adalah terdapatnya bakteri di dalam aliran darah (23-B0). omplikasi bakteremia pada cholangitis dapat ter#adi oleh karena etiologi utama penyebab ter#adinya cholangitis adalah infeksi bakteri. Demam merupakan keluhan utama sekitar 10-13 (6osh, 200). *. $eritonitis sistem bilier ebocoran empedu dalam ruang peritoneal menyebabkan iritasi dan peritonitis. 6ika empedu terkena infeksi, maka akan menyebabkan peritonitis dan sepsis yang mempunyai resiko tinggi yang sangat fatal. B. erusakan duktus empedu Duktus empedu dapat dengan mudah rusak pada tindakan kolesistektomi atau pada eksplorasi duktus empedu yang tidak sesuai dengan anatominya. esalahan yang sangat fatal adalah tidak mengetahui cara melakukan transeksi atau ligasi pada duktus. 3. $erdarahan 'rteri hepatik dan arteri sistikus serta :askularisasi hepar lainnya dapat mengalami trauma dan perdarahan pada saat melakukan operasi. $erdarahan yang ter#adi kadang susah untuk dikontrol. . Cholangitis asendens dan infeksi lain Cholangitis asendens adalah komplikasi yang ter#adinya lambat pada pembedahan sistem bilier yang merupakan anastomosis yang dibentuk antara duktus empedu dan usus besar bagian asendens. =efluks pada bagian intestinal dapat berlan#ut men#adi
infeksi aktif sehingga ter#adi stagnan empedu pada sistem duktus yang menyebabkan drainase tidak adekuat. omplikasi lain yang harus diperhatikan pada pembedahan sistem bilier adalah abses subprenikus. Eal ini harus di#aga
pada pasien yang mengalami demam beberapa hari
setelah operasi. omplikasi yang berhubungan dengan pemakaian kateter pada pasien yang diterapi dengan perkutaneus atau drainase endoskopik adalah perdarahan (intraabdomen atau perkutaneus) dan sepsis.
KONSEP ASUHAN KEPERA/ATAN SECARA UMUM &(
Pengka8ian
a.
9dentitas Cholangitis cukup #arang ter#adi, biasanya ter#adi bersamaan dengan penyakit lain yang menimbulkan obstruksi billier dan bactibilia misal setelah prosedur =C$, 1-* pasien mengalami cholangitis.
b.
eluhan utama pada penderita cholangitis, klien mengeluh demam, ikterus dan nyeri abdomen kuadran kanan atas. !yeri ini bersifat kolik, men#alar ke belakang atau ke skapula kanan, kadang-kadang nyeri bersifat konstan.
c.
=i>ayat penyakit F =i>ayat penyakit dahulu =i>ayat medis pasien mungkin dapat membantu, contohnya ri>ayat dari keadaan berikut dapat meningkatkan resiko cholangitis •
atu kandung empedu atau batu saluran empedu
•
$asca cholecystectomy
•
/anipula endoskopik atau =C$ cholangiogram
•
=i>ayat cholangitis sebelumnya
•
=i>ayat E9G5'9D&; choalngitis yang berhubungan dengan aids memliki ciri edema bilier ekstrahepatik ulserasi dan obstruksi bilier
F =i>ayat penyakit sekarang anyak pasien yang datang dengan ascending cholangitis tidak memiliki ge#ala klasik tersebut. &ebagian besar pasien mengeluh nyeri abdomen kuadran lateral atas. 4e#ala lain yang dapat ter#adi meliputi; #aundice, demam, menggigil dan kekakuan. F =i>ayat penyakit keluarga $erlu dika#i apabila klien mempunyai penyakit keturunan seperti diabetes mellitus, hipertensi, anemia. d.
$emeriksaan fisik &istem pernafasan 9nspeksi ; pergerakan dinging dada simetris, pernafasan dangkal, klien tampak gelisah $alpasi ; :ocal :remitus teraba merata $erkusi ; sonor 'uskultasi ; tidak terdapat suara tambahan (ronchi, >heeAing) &istem kardio:askuler "erdapat takikardi dan diaphoresis &istem neurologi "idak terdapat gangguan pada system neurologi
&istem pencernaan 9nspeksi ; tampak ada distensi abdomen diperut kanan atas klien mengeluh mual muntah 'uskultasi ; peristaltic usus 3-12+ 5 menit flatulensi $erkusi ; adanya pembengkakan di abdomen atas5 kuadran kanan atas, nyeri tekan epigastrium &istem eliminasi ?arna urine lebih pekat dan >arna feses seperti tanah liat &istem integument "erdapat ikterik5#aundice dengan kulit berkeringat dan gatal &istem musculoskeletal "erdapat kelemahan otot karena gangguan produksi '"$ 2. Diagnosa epera>atan Pre o!erasi •
=isiko infeksi berhubungan dengan supresi respon inflamasi dan statis cairan empedu
•
Eipertermi berhubungan dengan proses inflamasi
•
!yeriberhubungandengandistensikandungempedu
•
etidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual muntah, nyeri abdomen dan kurang minat pada makanan
•
=isiko kekurangan :olume cairan berhubungan dengan mual muntah dan kehilangan cairan aktif
•
eletihan berhubungan dengan kurang energi
•
4angguan integritas kulit berhubungan dengan gangguan pigmentasi (ikterus)
Post o!erasi erusakan integritas kulit berhubungan dengan luka insisi =isiko infeksi berhubungan dengan prosedur in:asif !yeri berhubungan dengan agen cedera fisik *. 9nter:ensi epera>atan • • •
=isiko infeksi berhubungan dengan supresi respon inflamasi dan statis cairan empedu "u#uan ; setelah dilakukan asuhan kepera>atan selama 1+2B #am nyeri berkurang riteria hasil ; •
"anda dan ge#ala infeksi berkurang5tidak ada
•
/emperlihatkan personal hygiene yang adekuat
9nter:ensi ; •
$antau tanda dan ge#ala infeksi
•
a#i factor yang dapat meningkatkan kerentanan terhadap infeksi
•
$antau hasil laboratorium
•
•
'mati penampilan praktek hygiene personal untuk perlindungan terhadap infeksi 6elaskan pada pasien dan keluarga mengapa sakit atau terapi meningkatkan resiko terhadap infeksi
•
9nstruksikan untuk men#aga personal hygiene
•
'#arkan pasien dan keluarga tehnik mencuci tangan yang benar
•
'#arkan kepada pengun#ung untuk mencuci tangan se>aktu masuk dan meninggalkan ruang pasien
•
antu pasien5keluarga untuk mengidentifikasi factor dilingkungan mereka, gaya hidup atau praktik kesehatan yang meningkatkan risiko infeksi
•
'#arkan keluarga bagaimana membuang balutan luka yang kotor dan sampah biologis lainnya
!yeri berhubungan dengan distensi kandung empedu "u#uan ; setalah dilakukan asuhan kepera>atan selama 1+2B#am nyeri berkurang riteria hasil ; •
eadaan umum normal pasien tampak nyaman
•
!yeri berkurang pasien tampak rileks ditun#ukkan dengan skala nyeri 1-*
•
$asien melakukan managemen nyeri saat nyeri kembali dating
•
""G dalam batas normal
9nter:ensi ; •
E&$
•
bser:asi, catat lokasi dan skala nyeri dan karakter nyeri
•
'n#urkan pasien dalam posisi nyaman
•
'n#urkan managemen nyeri distraksi relaksasi nafas dalam
•
olaborasi dengan tim medis dalam pemberian analgesic
•
bser:asi tanda tanda :ital
•
a#i respon pasien
etidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual muntah , nyeri abdomen dan kurang minat pada makanan "u#uan ; setelah dilakukan asuhan kepera>atan selama 1+2B#am keseimbangan nutrisi terpenuhi
riteria hasil ; •
'supan nutrisi kembali seimbang
•
$asien menun#ukkan energy yang adekuat
•
""G dalam batas normal
•
/ual muntah berkurang
9nter:ensi ; •
E&$
•
bser:asi tanda tanda :ital
•
'n#urkan untuk makan sedikit tapi sering
•
erkolaborasi dengan ahli giAi dalam pemberian program diet
•
/onitoring asupan giAi pasien
•
a#i respon pasien
Eipertermi berhubungan dengan proses inflamasi "u#uan ; setelah dilakukan asuhan kepera>atan selama 1+2B #am suhu tubuh kembali normal riteria hasil ; •
&uhu tubuh kembali normal pasien nyaman
•
"anda :ital dalam bats normal
•
$asien dapat melakukan tindakan untuk mengurangi suhu t ubuh
9nter:ensi ; •
E&$
•
bser:asi tanda :ital
•
'n#urkan menggunakan pakaian tipis dan minum air putih
•
'n#urkan untuk melakukan kompres dingin pada daerah dada dan ketiak
•
olaborasi dalam pemberian antipiretik
•
a#i respon pasien
=isiko kekurangan :olume cairan berhubungan dengan mual muntah dan kehilangan cairan aktif "u#uan ; setelah dilakukan tindakan kepera>atan selama 1+2B #am, risiko kekurangan :olume cairan berkurang riteria hasil ;
•
/empertahankan urine output sesuai dengan usia dan , 6 urine normal, E" normal
•
"ekanan darah, nadi, suhu tubuh dalam batas normal
•
"idak ada tanda tanda dehidrasi, lastisitas turgor kulit baik, membran mukosa lembab, tidak ada rasa haus yang berlebihan
9nter:ensi ; •
"imbang popok5pembalut #ika diperlukan
•
$ertahankan catatan intake dan output yang akurat
•
/onitor status hidrasi ( kelembaban membran mukosa, nadi adekuat, tekanan darah ortostatik ), #ika diperlukan
•
/onitor :ital sign
•
/onitor masukan makanan 5 cairan dan hitung intake kalori harian
•
7akukan terapi 9G
•
/onitor status nutrisi
•
erikan cairan
•
erikan cairan 9G pada suhu ruangan
•
Dorong masukan oral
•
erikan penggantian nesogatrik sesuai output
•
Dorong keluarga untuk membantu pasien makan
•
"a>arkan snack ( #us buah, buah segar )
•
olaborasi dokter #ika tanda cairan berlebih muncul meburuk
•
•
'tur kemungkinan tranfusi $ersiapan untuk tranfusi
eletihan berhubungan dengan kurang energi "u#uan ; setelah dilakukan tindakan kepera>atan selama 1+2B #am, keletihan berkurang riteria hasil ; eradaptasi dengan keletihan yang dibuktikan oleh toleransi akti:itas, ketahanan, dan status nutrisi (energy dan energy psikomotor) 9nter:ensi ; •
$antau bukti adanya keletihan fisik dan emosi yang berlebihan pada pasien
•
$antau respon kardiorespirasi terhadap akti:itas missal takikardi, disritmia, dyspnea pucat dan sesak napas)
•
$antau dan catat pola tidur pasien dan #umlah #am tidurnya
•
$antau lokasi dan sifat ketidaknyamanannya atau nyeri selama bergerak dan berakti:itas
•
"entukan persepsi pasien pada orang terdekat pasien tentang penyebab keletihan
•
$antau asupan nutrisi untuk men#amin keadekuatan sumber energy
erusakan integritas kulit berhubungan dengan gangguan pigmentasi (ikterus) "u#uan ; setelah dilakukan tindakan kepera>atan selama 1+2B #am, integritas kulit membaik riteria hasil ; •
ebutuhan kulit tetap dapat dipertahankan
•
"idak ada ikterus
•
"idak ada eritema pada kulit
9nter:ensi ; •
a#i >arna kulit tiap #am
•
ersihkan kulit saat terkena kotoran
•
$antau bilirubin direk dan indirek
•
=ubah posisi setiap 2 #am
•
6aga kebersihan kulit dan kelembabannya
=isiko 9nfeksi berhubungan dengan prosedur in:asif "u#uan; setelah dilakukan tindkan kepera>atan selama 1+2B #am, risiko infeksi pada klien minimal riteria hasil; •
"idak ada tanda infeksi
•
"idak ada demam
•
7uka insisi tidak terbuka
•
"idak ada komplikasi
9nter:ensi ; •
• • • • • • • •
bser:asi dan lapotkan tanda dan ge#ala infeksi seperti kemerahan, panas, nyeri, tumor dan adanya fungsiolaesa a#i temperature tiap B #am Catat dan laporkan nilai laboratorium (leukosit, protein serum, albumin) a#i >arna kulit kelembaban, tekstur, dan turgor 4unakan strategi untuk mencegah infeksi nosokomial "ingkatkan intake cairan 9stirahat yang adekuat 4anti 9G line sesuai dengan aturan yang berlaku $astikan pera>atan yang efektif pada 9G line
•
Dorong pasien untuk istirahat erikan terapi antibiotic sesuai instruksi '#ari pasien dan keluarga tentang tanda dan ge#ala infeksi dan kalau ter#adi untuk
•
melapor kepada pera>at '#ari pasien dan keluarga tentang bagaimana mencegah infeksi
• •
DA0TAR PUSTAKA
runicardi <, 'ndersen D, illiar ", dkk. Cholangitis in &ch>artA $rinciples of &urgery, ight edition, !e> ork 8 /c4ra>-Eill, 2000, p ; 120*-121* urkitt 4, Huick C, 4att D. /anagement of gallstone disease in essensial surgery, second edition, !e> ork 8 Churchill 7i:ingstone, 1, $ ; 213-220 Cameron 7, 6ohn, "erapi bedah /utakhir, disi B, inarupa 'ksaram 6akarta, 1, hal ; B-B De 6ong, ?im, uku '#ar 9lmu edah, 4C, 6akarta, 1 hal ; -. 6osh, 6. 'dams, Cholangitus, in http;55>>>.emidiche.com 200, p ; 1-11 aminstein, Da:id, /D, Cholangitis, in ; http;55>>>.healthatoA.com 200, p ; 1- iriyama, &eiki et al. 2012. !e> diagnostic criteria and se:erity assessment of acute cholangitis in re:ised "okyo guidelines. 6 Eepatobilliary $ancreat &ci (2012) 1; 3B-33. 6apan &abiston C, Da:idm "e+tbook of &urgery, ?. &auders company, 1, p ; 113B I 111 &ho#amanes, Eomayoun, /o, Cholangitis, in ; http;5>>>.emidicine.com 200, p ; 1-10 &oetikno, =ista D. 200.
IMAGING PADA IKTERUS OBSTRUKSI .
=adiologi <%!$'D5=&%$ dr. Easan &adikin
andung ; agian5%$<