BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Observasi yang ketat harus dilakukan selama kala 1 persalinan untuk keselamatan ibu, observasi dicatat dalam partograf. Partograf membantu Bidan mengenali apakah ibu masih dalam kondisi normal atau ada masa penyulit. Dengan selalu menggunakan partograf,
Bidan dapat mengambil
keputusan klinik dengan cepat dan tepat sehingga dapat terhindar dari keterlambatan dalam pengelolaan ibu bersalin. Partograf dilengkapi dilengkapi halaman depan dan halaman belakang untuk diketahui dengan lengkap proses persalinan kala I sampai dengan kala IV. World Health Organization (WHO, 2000) telah memodifikasi partograf agar lebih sederhana dan lebih mudah digunakan.
Fase laten telah
dihilangkan dan pencatatan pada partograf dimulai dari fase aktif ketika pembukaan serviks 4 cm.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa definisi dari Partograf? 2. Apa tujuan penggunaan Partograf? 3. Siapa yang harus menggunakan Partograf? 4. Bagaimana cara pengisian Partograf? 5. Apa saja kontraindikasi pelaksanaan Pencatatan pada Partograf?
1.3 TUJUAN MASALAH
1. Untuk mengetahui definisi Partograf 2. Untuk mengetahui tujuan penggunaan Partograf 3. Untuk mengetahui siapa saja yang harus menggunakan Partograf 4. Untuk mengetahui cara pengisian Partograf 5. Untuk mengetahui kontraindikasi pelaksanaan Pencatatan pada Partograf
1
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI PARTOGRAF
Beberapa definisi partograf adalah sebagai berikut: 1.
Partograf adalah alat bantu yang digunakan selama persalinan. (Sarwono, 2008)
2.
Partograf adalah alat bantu untuk memantau kemajuan kala satu persalinan dan informasi untuk membuat keputusan klinik. (JNPK-KR, 2008)
3.
Partograf adalah suatu grafik yang menggambarkan kemajuan persalinan kala 1 fase aktif dengan merekam pembukaan serviks, penurunan bagian terendah janin, keadaan his, kondisi ibu dan janin. (Lailiyana dkk, 2011)
2.2 TUJUAN PARTOGRAF
Tujuan utama dari penggunaan partograf adalah untuk : 1.
Mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan dengan menilai pembukan serviks melalui periksa dalam.
2.
Mendeteksi apakah proses persalinan berjalan secara normal. Dengan demikian juga dapat mendeteksi secara dini kemungkinan terjadinya partus lama.
3.
Data pelengkap yang terkait dengan pemantauan kondisi ibu, kondisi bayi, grafik kemajuan proses persalinan, bahan dan medikamentosa yang diberikan, pemeriksaan laboratorium,
membuat keputusan klinik dan
asuhan atau tindakan yang diberikan dimana semua itu dicatatkan secara rinci pada status atau rekam medik ibu bersalin dan bayi. (JNPK-KR, 2008)
Jika digunakan dengan tepat dan konsisten, partograf akan me mbantu penolong persalinan untuk : 1.
Mencatat kemajuan persalinan
2.
Mencatat kondisi ibu dan janinnya
2
3.
Mencatat asuhan yang diberikan selama persalinan dan kelahiran
4.
Menggunakan informasi yang tercatat untuk identifikasi dini dan penyulit persalinan
5.
Menggunakan informasi yang tersedia untuk membuat keputusan klinik yang sesuai dan tepat waktu. (Jenny, 2013)
2.3 PENGGUNAAN PARTOGRAF
Partograf harus digunakan : 1.
Semua ibu dalam fase aktif kala satu persalinan sampai dengan kelahiran bayi, sebagai elemen penting asuhan persalinan
2.
Semua tempat pelayanan persalinan (rumah, puskesmas, klinik bidan swasta, rumah sakit dan lain-lain)
3.
Semua penolong persalinan yang memberikan asuhan kepada ibu selama persalinan dan kelahiran (Spesialis Obstetri dan Ginekologi, Bidan, Dokter Umum, Residen, dan Mahasiswa Kedokteran). (Sarwono, 2008)
2.4 CARA PENGISIAN PARTOGRAF
Partograf
membantu
penolong
persalinan
dalam
memantau,
mengevaluasi dan membuat keputusan klinik baik persalinan normal maupun yang disertai dengan penyulit.
Ketika memulai pencatatan dengan partograf, pastikan bahwa ibu dalam fase aktif kala 1 persalinan, catat identitas pasien dengan lengkap, mulai dengan menulis grafik pembukaan srviks terlebih dahulu tepat pada garis waspada sesuai dengan besarnya pembukaan serviks.
Selanjutnya, hasil
pemantauan yang lain mengikuti garis pembukaan serviks, ke atas dan kebawah.(Lailiyana dan Tim, 2011)
Pencatatan pada partograf dimulai pada saat proses persalinan memasuki “Fase Aktif”. Untuk menyatakan ibu sudah masuk dalam fase aktif harus ditandai dengan :
3
1.
Kontraksi yang teratur (minimal 3x selama 10 menit)
2.
Lama kontraksi (minimal 40 detik)
3.
Pembukaan 4cm disertai penipisan
4.
Bagian terendah janin sudah masuk pintu atas panggul
Komponen yang harus diobservasi : 1.
Denyut jantung janin setiap 30 menit
2.
Frekuensi dan lamanya kontraksi uterus setiap 30 menit
3. Nadi setiap 30 menit 4.
Pembukaan serviks setiap 4 jam
5.
Penurunan bagian terbawah janin 4 jam
6.
Tekanan darah dan temperatur tubuh setiap 4 jam
7.
Produksi urine, aseton, dan protein setiap 2 sampai 4 jam
2.4.1
PENCATATAN SELAMA FASE AKTIF PERSALINAN :
PARTOGRAF
Pada lembar Partograf halaman depan menyediakan lajur dan kolom untuk mencatat hasil-hasil pemeriksaan selama fase aktif persalinan, seperti : 1. Informasi tentang ibu a. Nama, umur b. Gravida, para, abortus c. Nomor catatan medik/nomor puskesmas d. Tanggal dan waktu mulai dirawat 2. Kondisi janin 3. Kemajuan persalinan 4. Jam dan waktu 5. Kontraksi uterus 6. Obat-obatan dan cairan yang diberikan 7. Kondisi ibu 8. Asuhan pengamatan dan keputusan klinik lainnya (dicatat dalam kolom yang tersedia di sisi partograf atau di catatan kemajuan persalinan).
4
2.4.2 MENCATAT TEMUAN PADA PARTOGRAF A. Informasi Tentang Ibu
Lengkapi bagian awal (atas) dengan teliti pada saat memulai asuhan pesalinan. Waktu kedatangan (tertulis sebagai
“Jam atau Pukul” pada
partograf) dan perhatikan kemungkinan ibu datang pada fase laten. Catat waktu pecahnya selaput ketuban. (JNPK-KR, 2008)
B. Kondisi Janin
Bagan atas grafik, pada partograf adalah untuk pencatatan denyut jantung janin (DJJ), air ketuban, dan penyusupan (kepala janin). 1. Denyut Jantung Janin Bidan
menilai
frekuensi
denyut
jantung
janin
(DJJ)
menggunakan doppler, didengar setelah fase terkuat his lewat, dihitung selama 1 menit. Observasi DJJ dilakukan setiap 30 menit. Penulisan DJJ di partograf dengan tanda (●). (Lailiyana dkk, 2011) Kisaran normal DJJ terpapar pada partograf terletak di antara garis tebal pada angka 180 dan 100.
Sebaiknya,penolong harus
waspaa bila djj mengarah hingga dibawah 120 atau diatas 160. (JNPK-KR, 2008)
2. Warna dan Adanya Air Ketuban Bidan mengidentifikasi pecahnya selaput ketuban dan menilai keadaan air ketuban bila sudah pecah (volume, warna dan bau). Pengamatan dilakukan setiap periksa dalam. (Lailiyana dkk, 2011)
Lambang yang digunakan adalah sebagai berikut :
U
: Selaput ketuban masih utuh (belum pecah)
J
: Selaput ketuban sudah pecah dan air ketuban jernih
M
: Selaput ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur mekonium
D
: Selaput ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur darah
5
K
: Selaput ketuban sudah pecah tetapi air ketuban tidak
mengalir lagi (kering). Mekonium dalam cairan ketuban tidak selalu menunjukkan adanya gawat janin . Jika terdapat mekonium, pantau DJJ dengan
seksama untuk mengenali tanda-tanda gawat janin selama proses persalinan. (JNPK-KR, 2008)
3. Penyusupan (Molase) Tulang Kepala Janin Penyusupan adalah indikator penting tentang seberapa jauh kepala bayi dapat menyesuaikan diri terhadap bagian keras (tulang) panggul ibu. Semain besar derajat penyusupan atau tumpang tindih antar tulang kepala semakin menunjukkan risiko disproporsi kepala panggul (CPD).
0
: Tulang-tulang kepala janin terpisah, sutura dengan mudah dapat dipalpasi
1
: Tulang-tulang kepala janin hanya saling bersentuhan
2
: Tulang-tulang kepala janin saling tumpang tindih tetapi
masih dapat dipisahkan
3
:
Tulang-tulang kepala janin saling tumpang tindih dan
tidakdapat dipisahkan
C. Kemajuan Persalinan
Kolom dan lajur kedua pada partograf adalah untuk pencatatan kemajuan persalinan. Angka 0-10 yang tertera di kolom paling kiri adalah besarnya dilatasai serviks.
Perubahan nilai atau perpindahan
jalur satu ke lajur yang lain menunjukkan penambahan dilatasi serviks sebesar 1cm. Pada lajur dan kotak yang mencatat penurunan bagian terbawah janin tercantum angka 1-5 yang sesuai dengan metode perlimaan.
6
1. Pembukaan Serviks Saatibuberadadalamfaseaktifpersalinan, catatpadapartografsetiaptemuandarisetiappemeriksaan.Tanda(X)har usdicantumkan
di
gariswaktu
yang
sesuaidenganlajurbesarnyapembukaanserviks. Perhatikan : a)
Pilihangkapadatepikiriluarkolompembukaanserviks
yang
sesuaidenganbesarnyapembukaanservikspadafaseaktifpersalinan yang diperolehdarihasilpemeriksaandalam b)
Untukpemeriksaanpertamapadafaseaktifpersalinan,
temuan
(pembukaanserviksdarihasilpemeriksaandalamharusdicantumkan padagariswaspada. Pilihangka yang sesuaidenganbukaanserviks( hasilperiksadalam
)
dancantumkantanda(X)padaordinatatautitiksilanggarisdilatasiserv iksdangariswaspada c)
Hubungkantanda(X)darisetiappemeriksaandengangarisutuh (tidakterputus) (JNPK-KR,2008).
2. Penurunan bagian terbawah janin Cantumkanhasilpemeriksaanpenurunankepala
(perlimaan)
yang
menunjukanseberapajauhbagianterendahbagianjanintelahmemasukir onggapanggul.Padapersalinan
normal,
kemajuanpembukaanserviksselaludiikutidenganturunnyabagianterba wahjanin.Tapiadakalanya, penurunanbagianterbawahjaninbaruterjadisetelahpembukaanserviks mencapai 7 cm (JNPK-KR,2008). Berikan tanda (O) yang ditulis pada garis waktu yang sesuai. Sebagai contoh, jika hasil palpasi kepala diatas simfisis pubis adalah 4/5 maka tuliskan tanda (O) di garis angka 4. Hubungkan tanda (O) dari setiap pemeriksaan dengan garis tidak terputus.
7
3. Garis waspada dan garis bertindak Gariswaspadadimulaipadapembukaanserviks
4
cm
danberakhirpadatitikdimanapembukaanlengkapdiharapkanterjadijik alajupembukaanadalah
1
cm
per
jam.Pencatatanselamafaseaktifpersalinanharusdimulai
di
gariswaspada.Jikapembukaanserviksmengarahkesebelahkanangaris waspada
(pembukaankurangdari
1
cm
per
jam),
makaharusdipertimbangkanadanyapenyulit .Garisbertindakterterasejajardan di sebelahkanan (berjarak 4 jam) gariswaspada.Jikapembukaanservikstelahmelampauidanberada sebelahkanangarisbertindakmakainimenunjukanperlu
di
dilakukan
tindakan untuk menyelesaikan persalinan (JNPK-KR,2008).
D. Jam dan Waktu
1. Waktu dan mulainya fase aktif persalinan Di
bagianbawahpartograf
(pembukaanserviksdanpenurunan)terterakotak-kotak diberiangka
yang
1-16.Setiapkotakmenyatakansatu
jam
sejakdimulainyafaseaktifprsalinan. 2. Waktu aktual saat pemeriksaan atau penilaian Di
bawahlajurkotakuntukwaktumulainyafaseaktif,
terterakotak-
kotakuntukmencatatwaktuaktualsaatpemeriksaandilakukan.Setiapko takmenyatakan 1 jam penuhdanberkaitandengan 2 kotakwaktu 30 menit
yang
berhubungandenganlajuruntukpencatatanpembukaanserviks, DJJ di baganatasdanlajurkontraksidannadiibu
di
bagianbawah.
Saatibumasukdalamfaseaktifpersalnan, cantumkanpembukaanserviks di gariswaspada.Kemudiancatatwaktu actual pemeriksaanini di kotakwaktu yang sesuai.Sebagaicontoh, jikahasilperiksadalammenunujukkanpembukaanserviksadalah 6 cm padapukul
15.00,
cantumkantanda
(X)
digariswaspada
yang
8
sesuaidenganlajurangka 6 yang tertera di sisiluarkolom paling kiridancatatwaktu
actual
di
kotakpadalajurwaktu
di
bawahlajurpembukaan.
E. Kontraksi Uterus
Di bawah lajur waktu partograf, terdapat lima kotak dengan tulisan “kontraksi per 10 menit“ di sebelah luar kolom paling kiri. Setiap kotak menyatakan satu kontraksi. Setiap 30 menit, raba dan catat jumlah kontraksi dalam 10 menit dan lamanya kontraksi dalam satuan detik. Nyatakan jumlah kontraksi yang terjadi dalam waktu 10 menit dengan cara mengisi kotak kontraksi yang tersedia dan disesuaikan dengan angka yang mencerminkan temuan dari hasil pemeriksaan kontraksi. Sebagai contoh jika ibu mengalami 3 kontraksi dalam waktu satu kali 10 menit, maka lakukan pengisian pada 3 kotak kontraksi Nyatakanlamanyakontraksidengan: Berititik-titik
di
kotak
sesuaiuntukmenyatakankontraksi Berigaris-garis
di
yang yang
kotak
yang
sesuaiuntukmenyatakankontraksi yang lamanya 20-40 Isi
penuhkotakyngsesuaiuntukmenyatakankontraksi
yang lamanyalebihdari 40 detik (JNPK-KR,2008)
F. Obat-obatan dan Cairan yang Diberikan
Dibawah lajur kotak observasi kontraksi uterus tertera lajur kotak untuk mencatat oksitosin, obat-obat lainnya dan cairan IV. 1. Oksitosin Jika tetesan (drip) oksitosin sudah dimulai, dokumentasikan setiap 30 menit jumlah unit oksitosin yang diberikan per volume cairan IV dan dalam tetesan permenit. 2. Obat-obatan lain dan cairan IV
9
Catat semua pemberian obat-obatan tambahan atau cairan IV dalam kotak yang sesuai dengan kolom waktunya.
G. Kondisi Ibu
1. Nadi, tekanan darah, dan suhu tubuh Angka disebelah kiri bagian partograf ini berkaitan dengan nadi dan tekanan darah ibu.
Nilai dan catat nadi ibu setiap 30 menit sekali selama fase aktif 4 jam selama fase aktif persalinan (lebih sring jika diduga adanya penyulit). Beri tanda titik (●) pada kolom yang sesuai.
Niai dan catat tekanan darah ibu setiap 4 jam selama fase aktif persalinan (lebih sering jika diduga adanya penyulit). Dan beri tanda panah pada partograf pada kolom yang sesuai.
Nilai dan catat temperatur tubuh ibu (lebih sering jika terjadi penyulit atau diduga adanya infeksi) setiap 2 jam dan catat temperatur tubuh ibu pada kotak yang sesuai.
2. Volume urine, protein dan aseton Ukur dan catat jumlah produksi urin ibu setiap 2 jam (setiap kali ibu berkemih).
Jika memungkinkan, setiap ibu berkemih lakukan
pemeriksaan aseton dan protein urin.
H. Asuhan, Pengamatan, dan Keputusan Klinik Lainnya
Catat semua asuhan lain, hasil pengamatan dan keputusan klinik di sisi luar kolom partograf, atau buat catatan terpisah tentang
kemajuan
persalinan. Cantumkan juga tanggal dan waktu saat membuat catatan persalinan.
Asuhan, pengamatan dan/atau keputusan klinik mencakup :
Jumlah cairan peroral yang diberikan
Keluhan sakit kepala atau penglihatan kabur
10
Konsultasi dengan penolong persalinan lainnya (obgyn, bidan, dokter umum)
Persiapan sebelum melakukan rujukan
Upaya, jenis, dan lokasi fasilitas rujukan (JNPK-KR, 2008)
2.5 KONTRAINDIKASI
PELAKSANAAN
PENCATATAN
PADA
PARTOGRAF
Untuk dapat menjamin keberhasilan partograf WHO dengan baik maka partograf tidak dipergunakan pada kasus : 1. Wanita hamil dengan tinggi badan kurang dari 145cm 2. Perdarahan antepartum 3. Pre-eklampsia dan eklampsia 4. Persalinan premature 5. Persalinan bekas SC atau bekas operasi uterus lainnya 6. Persalinan dengan hamil ganda 7. Kelainan letak 8. Pada keadaan gawat janin 9. Dugaan panggul sempit 10. Persalinan dengan induksi 11. Hamil dengan anemia berat
Kasus-kasus diatas digolongkan sebagai kehamilan dengan risiko tinggi, hingga perlu segera dilakukan rujukan, untuk mendapatkan pertolongan yang memadai. (Manuaba, 2010)
11
BAB 3 PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Beberapadefinisipartografadalahsebagaiberikut
:Partograf
adalah
alat
bantu yang digunakan selama persalinan. (Sarwono, 2008). Partograf adalah alat bantu untuk memantau kemajuan kala satu persalinan dan informasi untuk membuat keputusan klinik. (JNPK-KR, 2008). Partograf adalah suatu grafik yang menggambarkan kemajuan persalinan kala 1 fase aktif dengan merekam pembukaan serviks, penurunan bagian terendah janin, keadaan his, kondisi ibu dan janin. (Lailiyanadkk, 2011). MenurutSarwono, 2008 Partograf harus digunakan oleh: 1. Semua ibu dalam fase aktif kala satu persalinan sampai dengan kelahiran bayi, sebagai elemen penting asuhan persalinan 2. Semua tempat pelayanan persalinan (rumah, puskesmas, klinik bidan swasta, rumah sakit dan lain-lain) 3. Semua penolong persalinan yang memberikan asuhan kepada ibu selama persalinan dan kelahiran (Spesialis Obstetri dan Ginekologi, Bidan, Dokter Umum, Residen, dan Mahasiswa Kedokteran). Penggunaanpartografsecararutinakanmemastikanparaibudanbayinnyamendapatka nasuhan yang amandantepatwaktu. Selainitujugamecegahterjadinyapenyulit yang dapatmengancamkeselamatanjiwamereka.
3.2 SARAN
Diharapkantenagakesehatankhususnyabidandapatmeningkatkanpenerapan, partografpadasetiappersalinandenganmengisilengkapseluruh
item
yang
terdapatpadapartograf.
12
DAFTAR PUSTAKA
JNPK-KR. 2008. PelatihanKlinikAsuhanPersalinan Normal .Jakarta: HSP Lailiyana, dkk. 2011. BukuAjarAsuhanKebidananPersalinan. Jakarta: EGC Manuaba, Ida AyuChandranita, dkk. 2010. IlmuKebidanan, PenyakitKandungan Dan KB UntukPendidikanBidan. Jakarta: EGC Prawiroharjo, Sarwono. 2008. IlmuKebidanan. Jakarta: EGC
Sondakh, Jenny J. S. 2013. AsuhanPersalinandanBayiBaruLahir . Malang: Erlangga
13