SOAL-SOAL PARTOGRAF 2 Ny. Gina umur umur 20 tahun G I P 0 A0 datang ke BPS Rani tanggal 21 April 2009 jam 08.00 dengan keluhan telah merasakan kontraksi sejak pukul 05.00 WIB, belum mengeluarkan cairan dari jalan lahir. Bidan Rani melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik dengan seksama. 1. Bidan Rani melakukan anamneses dan pemeriksaan fisik dengan hasil : a. Kehamilan cukup bulan, presbelkep (vertek) dengan penurunan kepala kepala janin 3/5 3/5 bagian, kontraksi kontraksi 3 kali dalam dalam 10 menit selama 35 detik, DJJ 124 kali/menit. b. Pembukaan servik 5 cm, cm, tidak terjadi penyusupan penyusupan dan, dan, selaput ketuban utuh c. T : 120/80 mmHg, nadi : 80 x/menit, suhu : 36,8 derajat celcius d. Ibu berkemih 200 ml sebelum pemeriksaan dalam, tidak ditemukan aceton dan protein dalam urin. 2. Berdasarkan data yang dikumpulkan pada pukul 08.00 WIB bidan Rani membuat membuat diagnose diagnose bahwa Ny. Ny. Gina adalah primigravida dalam fase aktif aktif persalinan. Bidan Bidan Rani menganjurkan Ny. Gina untuk berjalan-jalan dan banyak minum . Bidan Rani meneruskan pemantauan kemajuan persalinan. a. Jam 08.30 DJJ 130x/menit, kontraksi 3 kali dalam 10 menit lama 30 detik, nadi : 80 x/menit. b. Jam 09.00 DJJ DJJ 134x/menit, 134x/menit, kontraksi 4x/10 4x/10 menit, Lama Lama 40 detik, nadi : 84 x/menit c. Jam 09.30 DJJ 132x/menit, kontraksi 4x/10 menit, Lama 40 detik, nadi : 88 x/menit d. Jam 10.00 DJJ 130x/menit, kontraksi 5x/10 menit, Lama 45 detik, nadi : 88 x/menit, S = 37 derajat celcius, urin 100 ml.
e. Jam 10.30 DJJ 140x/menit, kontraksi 5x/10 menit, Lama 45 detik, nadi : 82 x/menit Pemeriksaan ke dua dilakukan pkl 11.00, Ny. Gina menyatakan ketuban pecah warna jernih, kenceng-kenceng pada perut lebih lebih sering dan lebih lebih nyeri. Bidan Bidan Rani melakukan melakukan pemeriksaan kemajuan kemajuan persalinan persalinan ditemukan ditemukan hasil : kontraksi kontraksi 5x dalam 10 menit lama 50 detik , DJJ 140 x/menit, penurunan bagian bagian terbawah terbawah janin 1/5 bagian, bagian, pembukaan pembukaan servik 10 cm, tidak ada penyusupan kepala janin, selaput ketuban negative, sisa AK jernih, tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 88x/mnt. Pukul 11.30 lahir bayi laki-laki BB : 3000 gram, PB : 48 cm, bayi menangis spontan, dilakukan manajemen aktif kala III, plasenta lahir spontan lengkap jam 11.37, berat 500 gram, PTP 50 cm. kala IV dalam batas normal
SOAL-SOAL PARTOGRAF 3 Ny. Ani umur 28 28 tahun G II P I A0 datang ke ke bidan Nina tanggal 18 oktober 2009 jam 17.00 dengan keluhan telah merasakan kontraksi sejak pukul 09.00 WIB Bidan NINA melakukan anamneses dan pemeriksaan fisik dengan hasil : 1. HPL tanggal 22 oktober 2009, kontraksi 3 kali dalam 10 menit selama 20 detik, DJJ 144 kali/menit, hasil pemeriksaan dari sluar kepala teraba 4/5 bagian. Pembukaan servik 4 cm, preskep, tidak terjadi terjadi penyuupan penyuupan selaput ketuban ketuban masih masih utuh.
kontraksi 4 kali dalam 10 menit lama 30 detik, suhu 37 derajat celcius, TD : 120/70 mmHg, nadi : 80 x/menit. 2. Dilakukan pemantauan dengan hasil : a. Jam 17.30 DJJ 134x/menit, His 4x/10 menit lama 30 detik Nadi : 84 x/menit x/menit b. Jam 18.00 DJJ DJJ 144x/menit, 144x/menit, His 4x/10 menit, menit, Lama 40 detik, nadi : 80 x/menit c. Jam 18.30 DJJ 144x/menit, His 4x/10 menit, Lama 45 detik, nadi : 84 x/menit d. Jam 19.00 DJJ 140x/menit, His 4x/10 menit, Lama 45 detik, nadi : 88 x/menit, suhu 36,5 derajat celcius, urin : 150 ml, aceton (-), protein (-). e. Jam 19.30 DJJ 134x/menit, His 4x/10 menit, Lama 45 detik, nadi : 92 x/menit f. Jam 20.00 DJJ 130x/menit, 130x/menit, His 4x/10 menit, Lama 45 detik, nadi : 88 x/menit g. Jam 20.30 DJJ 128x/menit, His 5x/10 menit, Lama 50 detik, nadi : 88 x/menit h. Jam 21.00 DJJ 128x/menit, His 5x/10 menit, Lama 50 detik, nadi : 90 x/menit, suhu : 37 0C, urin : 80 ml aceton (-), ( -), protein (-). PD : pembukaan pembukaan servik servik 8 cm, ketuban ketuban utuh, tidak tidak ada penyusupan, TD : 130/80 mmHg, suhu : 37,2 derajat celcius, nadi : 90x/menit. i. Jam 21.15 Ketuban pecah spontan jernih j. Jam 21.30 DJJ 144 144 x/menit, his 5x/menit, lama lama 50 detik, nadi : 88 x/menit, ibu mengatakan ingin mengejan, setelah dilakukan VT pembukaan servik 10 cm, tidak ada penyusupan, penyusupan, penurunan penurunan kepala 1/5, 1/5, KK (-) air ketuban jernih. 3. Jam 21.50 lahir bayi laki-laki, BB : 3500 gram, PB : 50 cm, menangis spontan dan tidak ada penyulit, tidak ada laserasi jalan lahir. 4. Jam 22.00 plasenta lahir lengkap, kala IV berjalan dengan lancar dan tidak ada penyulit.
SOAL PARTOGRAF 4 1. Ibu Riyati adalah G1 P0 A0 berusia 23 thn, datang ke klinik bidan Tety pada pada tanggal 20 januari 2007 2007 pkl 13.00 13.00 WIB. Ia merasakan mules sejak pkl 05.00 WIB. 2. Berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan didapatkan data kehamilan cukup bulan, presentasi belakang kepala, penurunan 4/5, 4/5, kontraksi 3x/10 3x/10 mnt, lamanya lamanya 18 dtk, dtk, Djj 124x/mnt, pembukaan 3 cm, tdk ada penyusupan, dan selaput ketuban masih utuh. TD 110/70 mmHg, S: 36,8 C, N: 80x/mnt, urin 200 ml sebelum px. Dalam. Selanjutnya dilakukan observasi observasi kala I fase laten secara teratur. 3. Pkl 17.00 WIB dilakukan pemeriksaan ke-2, ibu berkata kontraksi lebih kuat & lbh nyeri, TD 120/70 mmHg, N: 88x/mnt, S: 37 C, Kontraksi 4x/10 menit lamanya 30 detik, DJJ 134x/mnt, penurunan 3/5, PD pembukaan 5 cm, ketuban utuh, penyusupan tidak ada, ibu berkemih 100 ml sblm dilakukan PD. 4. Bidan Tety mulai melakukan observasi setiap 30 menit dengan hasil : a. Pkl 17.30 WIB, Djj 130x/mnt, kontraksi 4x/10mnt, lamanya 45 dtk, N: 80x/mnt. 80x/mnt. b. Pkl 18.00 WIB, WIB, Djj 136x/mnt, 136x/mnt, kontraksi kontraksi 4x/10mnt, 4x/10mnt,
lamanya 45 dtk, N: 90x/mnt. xc. Pkl 18.30 WIB, Djj 140x/mnt, kontraksi 4x/10mnt, lamanya 45 dtk, N: 92x/mnt. d. Pkl 19.00 WIB, Djj 134x/mnt, kontraksi 4x/10mnt, lamanya 50 dtk, N: 92x/mnt, S: 36,8 C, urin 150 ml aceton (-), protein (-). e. Pkl 19.30 WIB, Djj 134x/mnt, kontraksi 5x/10mnt, lamanya 50 dtk, N: 88x/mnt. 88x/mnt. f. Pkl 20.00 Wib, Djj 136x/mnt, kontraksi 5x/10mnt, lamanya 50 dtk, N: 88x/mnt. 88x/mnt. g. Pkl 20.30 WIB, Djj 134x/mnt, kontraksi 5x/10mnt, lamanya 50 dtk, N: 90x/mnt. 5. Pukul 20.50 ibu mengatakan ketubannya pecah berwarna jernih, Pkl 21.00 21.00 WIB dilakukan dilakukan PD ulang, ulang, pembukaan pembukaan 10 cm, TD 120/70 mmHg, S: 37 C, N: 80x/mnt, DJJ 130x/mnt, kontraksi 5x/10mnt, lamanya 50 dtk, penurunan kepala 1/5 bagian. 6. Pk 21.30 WIB bayi lahir, JK perempuan, BB : 3000gram PJ 48 cm, menangis spontan, A/S 9/10, jalan lahir rupture derajat I dan dilakukan penjahitan sebanyak 2 jahitan dengan anestesi. 7. Plasenta lahir lengkap setelah 10 menit 8. Kala IV berjalan normal dan tidak ada penyulit
Partograf SATUAN ACARA PEMBELAJARAN MIKRO TEACHING PENGISIAN PARTOGRAF DI UNRIYO
Mata Kuliah
: ASKEB II
Kode Mata Kuliah
: Bd.302
Beban Studi
: 4 SKS
Pokok Bahasan
: Kala I Persalinan
Sub Pokok Bahasan
: Partograf
Mahasiswa D-III kebidanan gal
:Rabu / 20 April -2011 Alokasi Waktu
mpetensi
: 60 menit
: Mahasiswa mampu memahami pentingnya penggunaan partograf dan dapat dapat mencatat secara secara terperinci
i Dasar
: Mahasiswa memahami penggunaan partograf pada ibu inpartu kala I fase aktif :
1.
Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian partograf dengan benar
2.
Mahasiswa
mampu
menjelaskan menjelaska n
kapan
partograf
digunakan dengan benar 3.
Mahasiswa mampu melakukan pencatatan selama fase aktif persalinan dengan benar
4.
Mahasiswa mampu mencatat temuan pada partograf dengan benar
5.
Mahasiswa mampu memantau kemajuan persalinan dengan
benar 6.
Mahasiswa mampu melakukan pencatatan pada lembar
belakang partograf partograf dengan dengan benar.
I.
a.
TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan Umum Setelah mengikuti pembelajaran tentang partograf, diharapkan mahasiswa
mampu
memahami
pentingnya
penggunaan
partograf dan dapat mencatat hasil-hasil pemeriksaan selama fase – fase dan kala berupa yang dicatat dalam partograf secara terperinci.
b.
Tujuan Khusus Khusus Setelah
mengikuti
pembelajaran,
mahasiswa
diharapkan
mampu: 1) 2) 3)
Menjelaskan pengertian partograf dengan benar Menjelaskan kapan partograf digunakan dengan benar Melakukan pencatatan selama fase aktif persalinan persalina n
dengan benar 4)
Mencatat temuan pada partograf dengan benar
5)
Memantau kemajuan persalinan dengan benar
6)
Melakukan pencatatan pada lembar belakang partograf
dengan benar.
II.
METODE
Demonstrasi dan diskusi
III.
MATERI
1.
Pengertian partograf
2.
Pencatatan selama fase laten dan aktif persalinan
3.
Pencatatan tentang temuan pada partograf
4.
Kemajuan persalinan
5.
Pencatatan obat-obat dan cairan yang diberikan
6.
Kesehatan dan kenyamanan ibu
7.
Asuhan, pengawasan dan keputusan klinik lainnya
8.
Pencatatan pada lembar belakang partograf
9.
Cara pengisian partograf
10. Contoh partograf
IV.
MEDIA
1.
Lembar partograf
2.
Contoh Kasus
3.
Human media (mahasiswa)
V.
LANGKAH PEMBELAJARAN No
Tahapan
.
Wakt
Kegiatan
Kegiatan
u
Bimbingan
Mahasiswa
Pre
10
Conferenc
menit salam
Memberi
e
Menjawab
Perkenalan
salam
Menjelaskan
Memperkena
tujuan
lkan diri
bimbingan Memperhatik an Pelaksanaa 40 n
Menggali
menit dan
Mengungkap
mengidentifikas kan i masalah yang permasalaha dihadapi
n
Menjelaskan langkah-langkah Mendengark penggunaan
an
partograf
memperhatik
dan
an Mendemonstras ikan
langkah
penggunaan partograf Memberi
Memperhatik an
dan
mencermati
kesempatan mahasiswa untuk
Mencoba satu persatu
mendemonstras ikan
langkah
penggunaan partograf Menanyakan Membimbing mahasiswa melakukan
hal
yang
belum jelas
pengisian dengen benar Post
10
Conferenc
menit mahasiswa
e
Bersama
merumuskan
Mengutaraka n
hal
yang
hal yang belum masih belum dimengerti
dimengerti
Mengevaluasi
Memperhatik
kemampuan
an
demonstrasi
merespon
mahasiswa
tindakan
dan
dengan soal dan yang checklist
dilakukan
Mengakhiri pertemuan dan member salam Menjawab salam
VI.
EVALUASI
a.
Prosedur
: Pengamatan selama
praktek klinik klinik b. Bentuk
: Uraian dan dan check list
c.
:
Contoh soal pertograf Gambar
adalah
contoh
partograf
yang
sudah
dilengkapi untuk kasus berikut: Ibu Rohati adalah G1 : P0 : A0, berusia 23 tahun. Ia datang
ke
klinik
bersalin
bersama
keluarganya
untuk
mendapatkan asuhan dari Bidan vitri di Rt 001/Rw 04, Kelurahan
Catur
tunggal,
Kecamatan
depok,
sleman
yogyakarta pada tanggal 7 Desember 2010 pukul 13.00. Ia mengatakan
kepada
bidan
penolong
bahwa
ia
sudah
merasakan adanya kontraksi sejak pukul 05.00. Bidan vitri melakukan anamnesis secara seksama dan melakukan pemeriksaan fisik, Ia menemukan :
Kehamilan cukup bulan, presentasi belakang kepala
(verteks), dengan penurunan kepala janin 4/5, kontraksi uterus tiga kali dalam 10 menit, setiap kontraksi berlangsung 18 detik, dan DJJ 124 kali/menit.
Pembukaan serviks 3 cm, tidak ada penyusupan dan
selaput ketuban utuh.
Tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 80, temperatur tubuh
36,3°C.
Ibu berkemih 200 ml sebelum pemeriksaan dalam, tidak
ditemui protein dan aseton dalam urin. 1.
Berdasarkan data yang dikumpulkan pada pukul 13.00,
bidan vitri membuat membuat diagnosis bahwa ibu Rohati adalah primigravida, primigravida, dalam fase laten persalinan dengan DJJ normal, pembukaan serviks 3 cm, tiga kontraksi dalam 10 menit, setiap kontraksinya berlangsung kurang dari 20 detik. Bidan vitri menentramkan hati ibu Rohati dan menganjurkannya untuk berjalan-jalan ditemani oleh suaminya dan banyak minum. Bidan vitri menuliskan tanggal dan waktu serta mencatat
semua
temuan
dan
asuhannya
pada
catatan
kemajuan persalinan. Bidan vitri meneruskan untuk memantau DJJ, kontraksi serta nadi dan kontraksi uterus ibu Rohati setiap jam. DJJ, nadi dan kontraksinya tetap normal. Bidan vitri mengukur produksi urin ibu Rohati setiap kali ia berkemih. berkemih. Bidan vitri meneruskan
pencatatan
temuan-temuannya
di
catatan
kemajuan persalinan. Bidan vitri terus memberikan dukungan persalinan dan menentramkan menentramkan hati ibu Rohati. Rohati.
2.
Pemeriksaan kedua dilakukan pukul 17.00. Ibu Rohati melaporkan bahwa kontrasinya terasa lebih kuat dan lebih nyeri. Bidan vitri melakukan pemeriksaan abdomen dan
pemeriksan dalam yang kedua: Ibu Rohati mengalami 4 kontraksi dalam 10 menit, masing-masing lamanya antara 20 sampai 40 detik, DJJ 134 kali/menit, penurunan bagian terbawah janin 3/5, pembukaan serviks 5 cm, tidak ada penyusupan kepala janin dan selaput ketubannya ketubannya masih utuh. Tekanan darah ibu Rohati 120/70 mmHg, nadinya 88, dan temperatur tubuhnya 37°C. Ia berkemih 100 ml sebelum pemeriksaan dilakukan. dilakukan. Lihat gambar partograf : Pada pukul 17.00, ibu Rohati berada dalam fase aktif persalinan dan bidan vitri mulai mencatat pada partograf. partograf. Ia mencatatkan pembukaan serviks pada garis waspada dan semua temuan lainnya di garis waktu yang sesuai. Bidan vitri mulai menilai DJJ, kontraksi uterus dan nadi ibu Rohati setiap 30 menit dan menilai temperatur tubuhnya setiap 2 jam. Semua temuan dicatat di partograf dengan tepat
Pukul 17.30 DJJ 144/menit kontraksi 4 kali dalam 10 menit selama 45 detik. Nadi 80/menit.
Pukul 18.00 DJJ 144/menit kontraksi 4 kali dalam 10
menit selama 45 detik. Nadi 88/menit. Pukul 18.30 DJJ 144/menit kontraksi 4 kali dalam 10
menit selama 45 detik. Nadi 90/menit. Pukul 19.00 DJJ 134/menit kontraksi 4 kali dalam 10
menit selama 45 detik. Nadi 97/menit. Suhu 36,8°C. Urin 150 ml. Pukul 19.30 DJJ 128/menit kontraksi 4 kali dalam 10
menit selama 45 detik. Nadi 88/menit. Pukul 20.00 DJJ 128/menit kontraksi 5 kali dalam 10
menit selama 45 detik. Nadi 88/menit. Pukul 20.30 DJJ 128/menit kontraksi 5 kali dalam 10
menit selama 45 detik. Nadi 90/menit. Urin 80 ml. 3.
Pada pukul 21.00 bidan vitri melakukan periksa ulang abdomen dan panggul. Hasilnya: DJJ 130 kali/menit, 5 kontraksi dalam 10 menit, masing-masing berlangsung lebih dari 45 detik penurunan kepala janin 1/5. Pembukaan serviks 10 cm, tidak ada penyusupan kepala janin, selaput ketuban
pecah sesaat sebelum pemeriksaan pemeriksaan jam 20.45, dan cairan ketuban jernih. Tekanan darah ibu 120/70 mmHg, temperatur tubuh 37°C, dan nadinya 80 kali/menit.
4.
Pada pukul 21.30, lahir seorang bayi perempuan, perempuan, berat
badan 3000 gram dan panjang 48 cm. Bayi menangis spontan. Dilakukan penatalaksanaan aktif kala tiga dan plasenta lahir 5 menit setelah bayi lahir. Tidak dilakukan episiotomi dan tidak terjadi laserasi. Perkiraan kehilangan darah kurang lebih 150 ml 5.
Tidak ada penyulit terjadi pada 15 menit pertama kala empat. Bidan vitri menilai keadaan umum dan kondisi kesehatan ibu Rohati setiap 15 menit selama jam pertama setelah lahirnya plasenta. Temuan-temuannya adalah sebagai
berikut :
21.50: TD 120/70, nadi 80, temperatur tubuh 37,2°C,
tinggi fundus 3 jari di bawah pusat, tonus uterus baik (keras), kandung kemih kosong, perdarahan per vaginam ± 15 cc.
22.05: TD 120/70, nadi 76, tinggi fundus 3 jari di bawah
pusat, tonus uterus baik (keras), kandung kemih kosong, perdarahan pervaginam pervaginam ± 15 15 cc.
22.20: TD 110/70, nadi 76, tinggi fundus 3 jari di bawah
pusat, tonus uterus baik, kandung kandung kemih kosong, perdarahan per vaginam ± 10 cc
22.35: TD 110/70, nadi 76, tinggi fundus 3 jari di bawah
pusat, tonus uterus baik, kandung kandung kemih kosong, perdarahan per vaginam ±5cc 6.
Selama jam kedua kala empat persalinan, bidan vitri
menilai ibu Rohati setiap 30 menit. Temuannya adalah sebagai berikut (Gambar) : 23.05: TD 110/70, nadi 80, temperatur tubuh
37°C, tinggi fundus dua jari di bawah pusat, tonus uterus baik, ibu Rohati berkemih dan produksi urin 250 ml, perdarahan per vaginam ±20 cc. 23.35: TD 120/70, nadi 80, tinggi fundus dua
jari di bawah pusat, tonus uterus uterus baik, kandung kandung kemih kosong, kosong, perdarahan per per vaginam ±15 ±15 cc
c. 1)
Indikator Keberhasilan Keberhasil an Mahasiswa mampu menjelaskan menjelaska n pengertian partograf
dengan benar 2)
Mahasiswa
mampu
digunakan dengan benar
menjelaskan menjelas kan
kapan
partograf
3)
Mahasiswa mampu melakukan pencatatan selama fase aktif persalinan dengan benar
4)
Mahasiswa mampu mencatat temuan pada partograf dengan benar
5)
Mahasiswa mampu memantau kemajuan persalinan persalina n dengan benar
6)
Mahasiswa mampu melakukan pencatatan pada lembar
belakang partograf partograf dengan dengan benar.
PARTOGRAF
Partograf adalah alat bantu yang digunakan selama fase aktif persalinan. Tujuan utama dari penggunaan penggunaan partograf adalah untuk :
Mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan dengan menilai pembukaan serviks melalui pemeriksaan dalam.
Mendeteksi apakah proses persalinan persali nan berjalan secara normal. Dengan demikian, juga dapat melakukan deteksi secara dini setiap kemungkinan kemungkinan terjadinya partus lama. Jika digunakan secara tepat dan konsisten, maka partograf akan membantu penolong persalinan untuk :
-
Mencatat kemajuan persalinan
-
Mencatat kondisi ibu dan janinnya
-
Mencatat asuhan yang diberikan selama persalinan dan kelahiran
-
Menggunakan informasi yang tercatat untuk secara dini mengidentifikasinya adanya penyulit
-
Menggunakan informasi yang ada untuk membuat keputusan klinik yang sesuai dan tepat waktu Partograf harus digunakan :
Untuk semua ibu dengan fase aktif kala satu persalinan sebagai elemen penting asuhan persalinan. Partograf harus digunakan, baik tanpa ataupun adanya penyulit. Partograf akan membantu penolong persalinan dalam memantau, mengevaluasi dan membuat keputusan klinik baik persalinan normal maupun yang disertai dengan panyulit.
Selama persalinan dan kelahiran di semua tempat (rumah, puskesmas, klinik klinik badan swasta, swasta, rumah sakit, dll) dll)
Secara rutin oleh semua penolong persalinan yang memberikan asuhan kepada ibu selama persalinan dan kelahiran (spesialis obgin, bidan, dokter umum, residen dan mahasiswa kedokteran) Penggunaan partograf secara rutin akan memastikan para ibu dan bayinya mendapatkan asuhan yang aman dan tepat waktu.
Selain itu, juga mencegah terjadinya penyulit yang dapat mengancam keselamatan jiwa mereka.
Pencatatan selama fase laten persalinan
Seperti yang sudah dibahas di awal bab ini kala satu persalinan dibagi menjadi fase laten dan fase aktif yang dibatasi oleh pembukaan serviks :
Fase laten : pembukaan serviks kurang dari 4 cm
Fase aktif : pembukaan serviks dari 4 sampai 10 cm Selama fase laten persalinan, semua asuhan, pengamatan dan pemeriksaan harus dicatat. Hal ini dapat direkam secara terpisah dalam catatan kemajuan persalinan atau pada Kartu Menuju Sehat (KMS) Ibu Hamil. Tanggal dan waktu harus dituliskan setiap kali membuat catatan selama fase laten persalinan. Semua Semua asuhan dan dan intervensi harus harus dicatat. dicatat. Kondisi ibu dan bayi juga harus dinilai dan dicatat secara seksama, yaitu :
Denyut jantung janin : setiap 1/2 jam
Frekuensi dan lamanya kontraksi uterus : setiap 1/2 jam
Nadi : setiap 1/2 jam
Pembukaan serviks : setiap 4 jam
Penurunan : setiap 4 jam
Tekanan darah dan temperatur tubuh : setiap 4 jam
Produksi urin, aseton dan protein : setiap 2 sampai 4 jam Jika ditemui tanda-tanda penyulit, penilaian kondisi ibu dan bayi, harus lebih sering dilakukan. dilakukan. Lakukan tindakan yang sesuai apabila dalam diagnosis kerja ditetapkan adanya penyulit dalam persalinan. Jika frekuensi kontraksi berkurang dalam satu atau dua jam pertama, nilai ulang kesehatan dan kondisi aktual ibu dan bayinya. Bila tidak ada tanda-tanda kegawatan atau penyulit, ibu dipulangkan dan dipesankan untuk kembali jika kontraksinya menjadi teratur dan lebih sering. Jika asuhan dilakukan di rumah, penolong persalinan boleh meninggalkan meninggalkan ibu hanya setelah dipastikan bahwa ibu dan bayinya dalam kondisi baik. Pesankan pada ibu dan keluarganya untuk memberitahu penolong persalinan jika terjadi peningkatan frekuensi kontraksi (perlu diskusi).
Pencatatan selama fase aktif persalinan : Partograf
Halaman depan partograf mencantumkan bahwa observasi dimulai pada fase aktif persalinan dan menyediakan lajur dan kolom untuk mencatat hasil-hasil pemeriksaan selama fase aktif persalinan, termasuk : A.
Informasi tentang ibu :
-
Nama, umur;
-
Gravida, para, abortus (keguguran);
-
Nomor catatan medis/nomor puskesmas;
-
Tanggal dan waktu mulai dirawat (atau jika di rumah, tanggal dan waktu penolong persalinan mulai merawat ibu);
B.
Waktu pecahnya selaput ketuban. Kondisi janin :
-
DJJ;
-
Warna dan adanya air ketuban;
-
Penyusupan (molase) kepala janin.
C.
Kemajuan persalinan :
-
Pembukaan serviks;
-
Penurunan bagian terbawah janin atau presentasi janin;
-
Garis waspada dan garis bertindak.
D.
Jam dan waktu :
-
Waktu mulai fase aktif persalinan;
-
Waktu aktual saat pemeriksaan atau penilaian.
E. -
Kontraksi uterus : Frekuensi dan lamanya
F.
Obat-obatan dan cairan yang diberikan :
-
Oksitosin;
-
Obat-obatan lainnya dan cairan IV yang diberikan.
G.
Kondisi ibu :
-
Nadi, tekanan darah dan temperatur tubuh;
-
Urin (volume, aseton atau protein).
H.
Asuhan, pengamatan dan keputusan klinik lainnya (dicatat dalam kolom yang tersedia di sisi partograf atau di catatan kemajuan persalinan). persalinan). Mencatat temuan pada partograf
A.
Informasi tentang ibu
Lengkapi bagian awal (atas) partograf secara teliti pada saat memulai asuhan persalinan. Waktu kedatangan (tertulis sebagai : ‘jam’ pada partograf) dan perhatikan kemungkinan ibu datang dalam fase laten persalinan. Catat waktu terjadinya pecah ketuban. ketuban.
B.
Kesehatan dan kenyamanan janin
Kolom, lajur dan skala angka pada partograf adalah untuk pencatatan denyut jantung janin (DJJ), air ketuban dan penyusupan (kepala janin). janin). 1.
Denyut jantung janin Dengan menggunakan metode seperti yang diuraikan pada bagian Pemeriksaan fisik dalam bab ini, nilai dan catat denyut
jantung janin (DJJ) setiap 30 menit (lebih sering jika ada tanda-tanda gawat janin). Setiap kotak pada bagian ini, menunjukkan waktu 30 menit. Skala angka di sebelah kolom paling kiri menunjukkan DJJ. DJJ dengan memberi tanda titik pada garis yang sesuai dengan angka yang menunjukkan menunjukkan DJJ. Kemudian hubungkan titik yang satu dengan titik lainnya dengan garis tidak terputus. Kisaran normal DJJ terpapar pada partograf diantara garis tebal angka 180 dan 100. Tetapi, penolong harus sudah waspada bila DJJ di bawah 120 atau di atas 160. Catat tindakan-tindakan yang dilakukan pada ruang yang tersedia di salah satu dari kedua sisi partograf. partograf. 2.
Warna dan adanya air ketuban
Nilai air ketuban setiap kali dilakukan pemeriksaan pemeriksaan dalam, dan nilai warna air ketuban jika selaput ketuban pecah. Catat
temuan-temuan dalam kotak yang sesuai di bawah lajur DJJ. Gunakan lambang-lambang berikut ini :
U
: ketuban utuh (belum pecah)
J
: ketuban sudah pecah air dan air ketuban jernih
M
: ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur
mekonium D
: ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur
darah K
: ketuban sudah pecah dan tidak ada air ketuban
(“kering”) Mekonium dalam cairan ketuban tidak selalu menunjukkan adanya gawat janin. Jika terdapat mekonium, pantau DJJ secara seksama untuk mengenali tanda-tanda gawat janin selama proses persalinan. Jika ada tanda-tanda gawat janin (denyut jantung janin < 100 atau > 180 kali per menit), ibu segera dirujuk ke fasilitas kesehatan yang sesuai. Tetapi jika terdapat mekonium kental, segera rujuk ibu ke tempat yang memiliki asuhan kegawatdaruratan, obstetri dan bayi baru lahir. lahir. 3.
Molase (penyusupan kepala janin) Penyusupan adalah indikator penting tentang seberapa jauh kepala janin dapat menyesuaikan diri dengan bagian keras
panggul ibu. Tulang kepala yang saling menyusup atau tumpang disproporsi
tindih,
menunjukkan
tulang
panggul
kemungkinan
(CPD).
adanya
Ketidakmampuan
akomodasi akan benar-benar terjadi jika tulang kepala yang saling menyusup tidak dapat dipisahkan. Apabila ada dugaan disproporsi tulang panggul, penting sekali untuk tetap memantau kondisi janin dan kemajuan persalinan. Lakukan tindakan pertolongan awal yang sesuai dan rujuk ibu dengan tanda-tanda disporporsi tulang panggul ke fasilitas kesehatan yang memadai. Setiap kali dilakukan pemeriksaan dalam, nilai penyusupan kepala janin. Catat semua di kotak yang sesuai di bawah lajur air ketuban. Gunakan lambang-lambang berikut ini : 0
:
tulang-tulang tulang-tula ng kepala janin terpisah, sutura dengan mudah
dapat dipalpasi 1
:
2
tulang-tulang tulang-tula ng kepala janin hanya saling bersentuhan :
tulang-tulang tulang-tula ng kepala janin saling tumpang tindih, tapi
masih dapat dipisahkan 3
:
tulang-tulang tulang-tula ng kepala janin tumpang tindih dan tidak dapat
dipisahkan C.
Kemajuan persalinan
Kolom dan lajur kedua pada partograf adalah untuk pencatatan kemajuan persalinan. Angka 0-10 yang tertera di tepi kolom paling kiri adalah besarnya dilatasi serviks. Masing-masing angka mempunyai lajur dan kotak tersendiri. Setiap
angka/kotak
menunjukkan
besarnya
pembukaan
serviks. Kotak yang satu dengan kotak yang lain pada lajur di atasnya, menunjukkan penambahan dilatasi sebesar 1 cm. Skala angka 1-5 juga menunjukkan seberapa jauh penurunan janin. Masing-masing Masing-masing kotak di bagian ini menyatakan menyatakan waktu 30 menit. 1.
Pembukaan serviks Dengan menggunakan metode yang dijelaskan di bagian Pemeriksaan Fisik dalam bab ini, nilai dan catat pembukaan serviks setiap 4 jam (lebih sering dilakukan jika ada tandatanda penyulit). Saat ibu berada dalam fase aktif persalinan, catat pada partograf hasil temuan dari setiap pemeriksaan. Tanda “X” harus ditulis di garis gari s waktu yang sesuai dengan lajur besarnya pembukaan serviks. Beri tanda untuk temuantemuan dari pemeriksaan dalam yang dilakukan pertama kali selama fase aktif persalinan di garis waspada. Hilangkan tanda “X” dari setiap pemeriksaan dengan garis utuh (tidak (tid ak terputus).
2.
Penurunan bagian terbawah atau presentasi janin Dengan menggunakan metode yang dijelaskan di bagian Pemeriksaan Fisik di bab ini. Setiap kali melakukan
pemeriksaan dalam (setiap 4 jam), atau lebih sering jika ada tanda-tanda penyulit, nilai dan catat turunnya bagian terbawah atau presentase janin. Pada
persalinan
normal,
kemajuan
pembukaan
serviks
umumnya diikuti dengan turunnya bagian terbawa atau presentasi
janin.
Tapi
kadangkala, kadangkala,
turunnya turunnya
bagian
terbawah/presentasi janin baru terjadi setelah pembukaan serviks sebesar 7 cm. Kata-kata Kata-kata “Turunnya kepala” dan garis tidak terputus daru 0 5, tertera di sisi yang sama dengan angka pembukaan serviks. Berikan tanda ‘O’ pada garis waktu yang sesuai. Sebagai contoh, jika kepala bisa dipalpasi 4/5, 4/ 5, tuliskan tanda ‘O’ di nomor 4. Hubungkan tanda ‘O’ dari setiap pemeriksaan dengan garis tidak terputus. 3.
Garis waspada dan garis bertindak Garis waspada dimulai pada pembukaan serviks 4 dan
berakhir pada titik dimana pembukaan pembukaan lengkap diharapkan diharapkan terjadi jika laju pembukaan 1 cm per jam. Pencatatan selama fase aktif persalinan harus dimulai di garis waspada. Jika
pembukaan serviks mengarah ke sebelah kanan garis waspada (pembukaan kurang dari 1 cm per jam), maka harus dipertimbangkan adanya penyulit (misalnya fase aktif yang memanjang, macet, dll). Pertimbangkan pula adanya tindakan intervensi yang diperlukan, misalnya persiapan rujukan ke fasilitas kesehatan rujukan (rumah sakit atau puskesmas) puskesmas) yang mampu menangani penyulit dan kegawatdaruratan obstetri. Garis
bertindak
tertera
sejajar
dengan
garis
waspada,
dipisahkan oleh 8 kotak atau 4 lajur ke sisi kanan. Jika pembukaan serviks berada di sebelah kanan garis bertindak, maka
tindakan
untuk
menyelesaikan
persalinan
harus
dilakukan. Ibu harus tiba di tempat rujukan sebelum garis bertindak terlampaui. terlampaui.
D.
Jam dan waktu
1.
Waktu mulainya fase aktif persalinan Di
bagian
bawah
parograf
(pembukaan
serviks
dan
penurunan) penurunan) tertera kotak-kotak yang diberi angka 1-16. Setiap kotak menyatakan waktu satu jam sejak dimulainya dimulainya fase-aktif persalinan. 2.
Waktu aktual saat pemeriksaan dilakukan
Di bawah lajur kotak untuk waktu fase aktif, tertera kotakkotak
untuk
mencatat
waktu
aktual
saat
pemeriksaan
dilakukan. Setiap kotak menyatakan satu jam penuh dan berkaitan dengan dua kotak waktu tiga puluh menit pada lajur kotak di atasnya atau lajur kontraksi di bawahnya. Saat ibu masuk dalam fase aktif persalinan, catatkan pembukaan serviks di garis waspada. Kemudian catatkan waktu aktual pemeriksaan ini di kotak waktu yang sesuai. Sebagai contoh, jika
pemeriksaan pemeriksaan
dalam
menunjukkan menunjukkan
ibu
mengalami mengalami
pembukaan 6 cm pada pukul 15.00, tuliskan tanda “X” di garis waspada yang sesuai dengan angka 6 yang tertera di sisi luar kolom paling kiri dan catat waktu yang sesuai pada kotak waktu di bawahnya (kotak ketiga dari kiri). E.
Kontraksi uterus
Di bawah lajur waktu partograf terdapat lima lajur kotak dengan tulisan “kontraksi per 10 menit” di sebelah luar kolom kiri. Setiap kotak menyatakan satu kontraksi. Setiap 30 menit, raba dan catat jumlah kontraksi dalam 10 menit dan lamanya kontaksi dalam satuan detik. Nyatakan jumlah jumlah kontraksi yang terjadi terjadi dalam waktu 10 menit menit dengan mengisi angka pada kotak yang sesuai. Sebagai
contoh jika ibu mengalami 3 kontraksi dalam waktu satu kali 10 menit, isi 3 kotak. Nyatakan lamanya lamanya kontraksi kontraksi dengan : Beri titik-titik di kotak yang sesuai untuk menyatakan kontraksi yang lamanya kurang dari 20 detik Berikan garis-garis di kotak yang sesuai untuk menyatakan kontraksi yang lamanya 20-40 detik. Isi penuh kotak yang sesuai untuk menyatakan kontraksi yang lamanya lebih dari 40 detik.
Dalam waktu 30 menit pertama : Dua kontraksi dalam 10 menit Lamanya kurang dari 20 menit Dalam waktu 30 menit yang ke lima : Tiga kontraksi dalam waktu 10 menit Lamanya 20-40 detik Dalam waktu 30 menit ketujuh :
Lima kontraksi dalam 10 menit Lamanya lebih dari 40 detik
ambar 2-4 : Catat frekuensi dan lamanya kontraksi uterus setiap 30 menit dalam persalinan aktif
INGAT : 1. Periksa frekuensi dan lamanya kontraksi uterus setiap jam selama fase laten dan setiap 30 menit selama fase aktif. 2. 3.
Nilai frekuensi dan lamanya kontraksi selama 10 menit. Catat lamanya kontraksi menggunakan lambang yang sesuai :
< 20 detik 20-40 detik >40 detik 4. Catat temuan-temuan temuan-te muan di kotak yang bersesuaian bersesuaia n dengan waktu penilaian. F.
Obat-obatan dan cairan yang diberikan
Di bawah lajur kotak observasi kontraksi uterus tertera lajur kotak untuk mencatat oksitosin, obat-obat lainnya dan cairan IV. 1.
Oksitosin Jika tetesan (drip) oksitosin sudah dimulai, dokumentasikan setiap 30 menit jumlah unit oksitosin yang diberikan per volume cairan IV dan dalam satuan tetesan per menit.
2.
Obat-obatan lain dan cairan IV Catat semua pemberian obat-obatan tambahan dan/atau cairan IV dalam kotak yang sesuai dengan kolom waktunya.
G.
Kesehatan dan kenyamanan ibu
Bagian terakhir pada lembar depan partograf berkaitan dengan kesehatan dan kenyamanan ibu. 1.
Nadi, tekanan darah dan temperatur tubuh Angka di sebelah kiri bagian partograf ini berkaitan dengan nadi dan tekanan darah ibu.
Nilai dan catat nadi ibu setiap 30 menit selama fase aktif persalinan (lebih sering jika dicurigai adanya penyulit). Beri tanda titik pada kolom waktu yang sesuai (.).
Nilai dan catat tekanan darah ibu setiap 4 jam selama fase
aktif persalinan (lebih sering jika dianggap akan adanya penyulit). Beri tanda panah pada partograf pada kolom waktu yang sesuai : Nilai dan catat temperatur tubuh ibu (lebih sering jika
meningkat, atau dianggap adanya infeksi) setiap 2 jam dan catat temperatur tubuh dalam kotak yang sesuai. 2.
Volume urin, protein atau aseton Ukur dan catat jumlah produksi urin ibu sedikitnya setiap 2 jam (setiap kali ibu berkemih). berkemih). Jika memungkinkan setiap kali kali ibu berkemih, lakukan pemeriksaan adanya aseton atau
protein dalam urin. H.
Asuhan, pengamatan dan keputusan klinik lainnya
Catat semua asuhan lain, hasil pengamatan dan keputusan klinik di sisi luar kolom partograf, atau buat catatan terpisah tentang kemajuan persalinan. Cantumkan juga tanggal dan waktu saat membuat catatan persalinan. persalinan. Asuhan pengamatan dan/atau keputusan klinik mencakup :
Jumlah cairan per orang yang diberikan
Keluhan sakit kepala atau penglihatan kabur
Konsepsi dengan penolong persalingn lainnya (obgin,
bidan, dokter umum)
Persiapan sebelum melakukan rujukan
Upaya rujukan
INGAT : 1.
Fase laten persalinan didefinisikan didefinisi kan sebagai pembukaan serviks kurang dari 4 cm. Biasanya fase laten berlangsung tidak lebih dari 8 jam.
2.
Dokumentasikan Dokumentasika n asuhan, pengamatan dan pemeriksaan selama fase laten persalinan pada catatan kemajuan persalinan yang dibuat secara terpisah atau pada kartu KMS.
3.
Fase aktif persalinan didefinisikan didefinisi kan sebagai pembukaan serviks dari 4 sampai 10 cm. Biasanya, selama fase aktif, terjadi pembukaan serviks sedikitnya 1 cm/jam.
4.
Saat persalinan maju dari fase laten ke fase aktif, dimulailah pencatatan pada garis waspada di partograf.
5.
Jika ibu datang pada saat fase aktif persalinan, persalinan, pencatatan kemajuan pembukaan serviks dilakukan pada garis waspada.
6.
Pada persalinan tanpa penyulit, catatan pembukaan serviks umumnya tidak akan melewati garis waspada. Pencatatan pada lembar belakang partograf
Halaman
belakang
partograf
merupakan
bagian
untuk
mencatat hal-hal yang terjadi selama proses persalinan dan kelahiran, serta tindakan-tindakan yang dilakukan sejak persalinan kala I hingga kala IV (termasuk bayi baru lahir). Itulah sebabnya bagian ini disebut sebagai Catatan Persalinan. Nilai dan catatkan asuhan yang diberikan pada ibu dalam masa nifas terutama selama persalinan kala empat untuk memungkinkan penolong persalinan mencegah terjadinya penyulit dan membuat membuat
keputusan klinik yang
sesuai.
Dokumentasi ini sangat penting untuk membuat keputusan klinik, terutama pada pemantauan kala IV (mencegah terjadinya perdarahan pascapersalinan). Selain itu, catatan persalinan (yang sudah diisi dengan lengkap dan tepat) dapat pula digunakan untuk menilai/memantau menilai/memantau sejauh mana telah dilakukan pelaksanaan asuhan persalinan yang bersih dan aman. Catatan persalinan adalah terdiri dari unsur-unsur berikut : A.
Data dasa
B.
Kala I
C.
Kala II
D.
Kala III
E.
Bayi baru lahir
F.
Kala IV Cata pengisian : Berbeda dengan halaman depan yang harus diisi pada akhir setiap pemeriksaan, lembar belakang partograf ini diisi setelah seluruh proses persalinan selesai. Adapun cara pengisian catatan persalinan pada lembar belakang partograf secara lebih terinci disampaikan menurut unsur-unsur sebagai
berikut.
A.
Data Dasar
Data dasar terdiri dari tanggal, nama bidan, tempat persalinan, alamat tempat persalinan, catatan, alasan merujuk, tempat rujukan dan pendamping pada saat merujuk. Isi data pada masing-masing tempat yang telah disediakan atau dengan cara memberi tanda pada kotak disamping jawaban yang sesuai. Untuk pertanyaan nomor 5, lingkari jawaban yang sesuai dan untuk pertanyaan nomor 8 jawaban bisa lebih dari satu. Data dasar yang perlu dipenuhi adalah sebagai berikut : 1.
Tanggal : ………………
2.
Nama bidan : ……………… ………………
3.
Tempat persalinan : Rumah Ibu
Puskesmas
Polindes
Rumah Sakit
Klinik Swasta Lainnya : ……………… 4.
Alamat tempat persalinan : ………………
5.
Catatan : ruju, kala : I / II / III / IV
6.
Alasan rujukan : ………………
7.
Tempat rujukan : ………………
8.
Pendamping pada saat merujuk : Bidan
Teman
Suami
Dukun
Keluarga
B.
Tidak ada
Kala I
Kala I terdiri dari pertanyaan-pertanyaan tentang partograf saat melewati garis waspada, masalah-masalah yang dihadapi, penatalaksanaannya, penatalaksanaannya, dan hasil penatalaksanaan penatalaksanaan tersebut. Untuk pertanyaan nomor 9, lingkari jawaban yang sesuai.
Pertanyaan lainnya hanya diisi jika terdapat masalah lainnya dalam persalinan. Pertanyaan pada kala I adalah sebagai berikut : 9.
Partograf melewati garis waspada : Y/T
10. Masalah lain, sebutkan : ……………… 11. Penatalaksanaan masalah tersebut : ……………… 12. Hasilnya : ……………… C.
Kala II
Kala II terdiri dari episiotomi, pendamping persalinan, gawat janin, distosia bahu, masalah penyerta, penatalaksanaan penatalaksanaan dan hasilnya. Beri tanda “ ” pada kotak disamping jawaban yang sesuai. Untuk pertanyaan nomor 13, jika jawabannya “Ya”, tulis indikasinya sedangkan untuk nomor 15 dan 16 jika jawabannya “Ya”, isi jenis tindakan yang telah dilakukan. Untuk pertanyaan nomor 14, jawaban bisa lebih dari 1. Sedangkan untuk ‘masalah lain’ hanya diisi apabila terdapat masalah lain pada Kala II. Pertanyaan-pertanyaan pada Kala II adalah sebagai berikut : 13. Episiotomi : Ya, indikasinya ……………… 14. Pendamping Pendamping pada pada saat persalinan : Suami
Dukun
Keluarga
Tidak ada
Teman 15. Gawat janin : Ya, tindakan yang dilakukan : a.
………………
b.
………………
c.
……………… Tidak
16. Distosia bahu Ya, tindakan yang dilakukan : a.
………………
b.
………………
c.
……………… Tidak
17. Masalah lain, sebutkan : ……………… 18. Penatalaksanaan masalah tersebut : ……………… 19. Hasilnya : ………………
D.
Kala III
Kala III terdiri dari lama kala III, pemberian oksitosin, penegangan penegangan talit pusat terkendali, masase fundus, plasenta lahir lengkap, plasenta tidak lahir > 30 menit, laserasi, atonia
uteri, jumlah perdarahan, masalah penyerta, penatalaksanaan dan hasilnya. Isi jawaban pada tempat yang disediakan dan beri tanda pada kotak di samping jawaban yang sesuai. Untuk nomor 25, 26 dan 28 lingkari jawaban yang benar. Pertanyaan pada kala III adalah sebagai berikut : 20. Lama kala III : ………………menit 21. Pemberian oksitosin oksitosin 10 U IM? Ya, waktu : ………………menit sesudah persalinan Tidak, alasan ……………… 22. Pemberian ulang oksitosin (2x)? Ya, alasan ……………… Tidak 23. Penegangan tali pusat terkendali? Ya Tidak, alasan ……………… 24. Masase fundus uteri? Ya Tidak, alasan alasan ……………… 25. Plasenta lahir lahir lengkap lengkap (intact) (intact) : Ya/Tidak Jika tidak lengkap, tindakan yang dilakukan : a.
………………
b.
………………
26. Plasenta tidak tidak lahir > 30 menit : Ya/Tidak Ya, tindakan : a.
………………
b.
………………
c.
………………
27. Laserasi : Ya, dimana ……………… Tidak 28. Jika laserasi laserasi perineum, perineum, derajat : 1 / 2 / 3 / 4 Tindakan : Penjahitan, dengan/tanpa anestesi Tidak dijahit, alasan ……………… 29. Atonia uteri : Ya, tindakan : a.
………………
b.
………………
c.
……………… Tidak
30. Jumlah Jumlah perdarahan : ………………ml 31. Masalah lain, sebutkan ……………… 32. Penatalaksanaan masalah tersebut : ……………… 33. Hasilnya : ………………
E.
Bayi Baru Lahir
Informasi tentang bayi baru lahir terdiri dari berat badan dan panjang badan, jenis kelamin, penilaian kondisi bayi baru lahir, pemberian ASI, masalah penyerta, penatalaksanaan terpilih dan hasilnya. Isi jawaban pada tempat yang disediakan serta beri tanda pada kotak di samping jawaban yang sesuai. Untuk pertanyaan nomor 36 dan 37, lingkari jawaban yang sesuai sesuai sedangkan untuk untuk nomor 38, jawaban jawaban bisa lebih dari satu. Pertanyaan mengenai bayi baru lahir adalah sebagai berikut : 34. Berat badan ………………kg 35. Panjang ………………cm 36. Jenis kelamin : L/P 37. Penilaian bayi baru baru lahir : baik/ada baik/ada penyulit penyulit 38. Bayi lahir : Normal, tindakan tindakan : Mengeringkan Menghangatkan Rangsangan taktil Bungkus bayi dan tempatkan di sisi ibu Tindakan pencegahan infeksi mata Asfiksia ringan/pucat/biru/lemas, ringan/pucat/biru/lemas, tindakan :
Mengeringkan
Menghangatkan
Rangsangan taktil
Lain-lain, sebutkan :
Bebaskan jalan nafas
………………
Bungkus bayi dan Tempatkan di sisi ibu Cacat bawaan, sebutkan : ……………… Hipotermia, tindakan : a.
………………
b.
………………
c.
………………
39. Pemberian ASI Ya, waktu : ………………jam sesudah bayi lahir Tidak, alasan : ……………… 40. Masalah lain, sebutkan : ……………… 41. Hasilnya : ………………
F.
Kala IV
Kala IV berisi data tentang tekanan darah, nadi, suhu, tinggi fundus, kontraksi uterus, kandung kemih dan perdarahan. Pemantauan pada kala IV ini sangat penting terutama untuk menilai apakah terdapat risiko atau terjadi perdarahan pascapersalinan. pascapersalinan. Pengisian pemantauan pemantauan kala IV dilakukan
setiap 15 menit pada satu jam pertama setelah melahirkan, dan setiap 30 menit pada satu jam berikutnya. Isi setiap kolom sesuai dnegan hasil pemeriksaan dan jawab pertanyaan mengenai masalah kala IV pada tempat yang telah disediakan. Bagian yang digelapkan tidak usah diisi. Catatkan semua temuan selama kala empat persalinan di bagian ini : Ting Teka
gi
Kontr Kand
Ja Wa
nan
Na Tempe
Fun
aksi
ung
Perdar
ktu
dara
di
dus
Uteru Kemi ahan
m ratur
Ke h
Uter s
h
i 1 2
Masalah
kala
IV
:
……………………………………………………………… Penatalaksanaan
masalah
…………………………………………….
tersebut:
Hasilnya
:
………………………………………………………………… ……