LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA TUBERKULOSIS PARU PADA ANAK
Dosen Pembimbing : Monika S,s.kep.Ns.,M.kep S,s.kep.Ns.,M.kep
Di Susun Oleh : Septian Eka Wardana (11!"#"$"%
D &&& 'EPE)W)*)N
SE'O+) *&N--& &+M 'ESE)*)N PEM')/ 0OM/)N#"12#"1!
LAPORAN PENDAHULUAN: A. Pengertian TBC
Penyakit TBC adalah penyakit menular yang disebabkan oleh mikrobakterium tuberkulosis. Kuman batang aerobik dan tahan asam ini dapat merupakan organisme patogen maupun saprofit. Sebagian besar kuman TBC menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainya(Depkes
!,
"##"$.Penyakit
tuberkulosis
disebabkan
oleh
kuman%bakteri
&y'oba'teriumtuber'ulosis. Kuman ini pada umumnya menyerang paru paru dan sebagianlagi dapat menyerang di luar paru paru, seperti kelenjar getah bening(kelenjar$, kulit, usus%saluran pen'ernaan, selaput otak, dan sebagianya()aban, "##*$.
B. Etiologi Tuberkulosis anak merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh &y'oba'terium
tuber'ulosis. Kuman ini menyebar dari satu orang ke orang lain melalui per'ikan dahak (droplet nu'lei$ yang dibatukkan. +adi kalau Cuma bersin atau tukarmenukar piring atau gelas minum tidak akan terjadi penularan (ditama, "###$. -. &erokok pasif &erokok pasif bisa berdampak pada sistem kekebalan anak, sehingga meningkatkan risiko tertular. Pajanan pada asap rokok mengubah fungsi sel, misalnya dengan menurunkan tingkat kejernihan at yang dihirup dan kerusakan kemampuan penyerapan sel dan pembuluh darah (euters /ealth, "##0$. ". 1aktor isiko TBC anak (admin., "##0$ a. esiko infeksi TBC nak yang memiliki kontak dengan orang de2asa dengan TBC aktif, daerah endemis, penggunaan obatobat intra3ena, kemiskinan serta lingkungan yang tidak sehat. Pajan an terhadap orang de2asa yang infeksius. esiko timbulnya transmisi kuman dari orang de2asa ke anak akan lebih tinggi jika pasien de2asa tersebut mempunyai BT sputum yang positif, terdapat infiltrat luas pada lobus atas atau ka3itas produksi sputum banyak dan en'er, batuk produktif dan kuat serta terdapat faktor lingkungan yang kurang sehat, terutama sirkulasi udara yang tidak baik. Pasien TBC anak jarang menularkan kuman pada anak lain atau orang de2asa disekitarnya, karena TBC pada anak jarang infeksius, hal ini disebabkan karena kuman TBC sangat jarang ditemukan pada sekret endotra'heal, dan jarang terdapat batuk4. 5alaupun terdapat batuk tetapi jarang menghasilkan sputum. Bahkan jika ada sputum pun, kuman TBC jarang sebab hanya terdapat dalam konsentrasi yang rendah pada sektret endobrokial anak.
b. esiko Penyakit TBC nak 6 4 tahun mempunyai resiko lebih besar mengalami progresi infeksi menjadi sakit TBC, mungkin karena imunitas selulernya belum berkembang sempurna (imatur$. 7amun, resiko sakit TBC ini akan berkurang se'ara bertahap seiring pertambahan usia. Pada bayi 8 - tahun yang terinfeksi TBC, 9:; nya akan menjadi sakit TBC, sedangkan pada anak usia -4 tahun, yang menjadi sakit hanya "9;, pada usia remaja -4; dan pada de2asa 4-#;. nak 8 4 tahun memiliki resiko lebih tinggi mengalami TBC diseminata dengan angka kesakitan dan kematian yang tinggi . Kon3ersi tes tuberkulin dalam - " tahun terakhir, malnutrisi, keadaan imunokompromis, diabetes melitus, gagal ginjal kronik dan silikosis. Status sosial ekonomi yang rendah, penghasilan yang kurang, kepadatan hunian, pengangguran, dan pendidikan yang rendah. C. Patofisologi Berbeda dengan TBC pada orang de2asa, TBC pada anak tidak menular. Pada TBC anak,
kuman berkembang biak di kelenjar paruparu. +adi, kuman ada di dalam kelenjar, tidak terbuka. Sementara pada TBC de2asa, kuman berada di paruparu dan membuat lubang untuk keluar melalui jalan napas. 7ah, pada saat batuk, per'ikan ludahnya mengandung kuman. !ni yang biasanya terisap oleh anakanak, lalu masuk ke paruparu (5irjodiardjo, "##*$. Proses penularan tuber'ulosis dapat melalui proses udara atau langsung, seperti saat batuk. Terdapat dua kelompok besar penyakit ini diantaranya ad alah sebagai berikut< tuber'ulosis paru primer dan tuber'ulosis post primer. Tuber'ulosis primer sering terjadi pada anak, proses ini dapat dimulai dari proses yang disebut droplet nuklei, yaitu statu proses terinfeksinya partikel yang mengandung dua atau lebih kuman tuber'ulosis yang hidup dan terhirup serta diendapkan pada permukaan al3eoli, yang akan terjadi eksudasi dan dilatasi pada kapiler, pembengkakan sel endotel dan al3eolar, keluar fibrin serta makrofag ke dalam al3eolar spase. Tuber'ulosis post primer, dimana penyakit ini terjadi pada pasien yang sebelumnya terinfeksi oleh kuman &y'oba'terium tuber'ulosis (/idayat, "##*$. Sebagian besar infeksi tuber'ulosis menyebar melalui udara melalui terhirupnya nukleus droplet yang berisikan mikroorganisme basil tuberkel dari seseorang yang terinfeksi. Tuber'ulosis adalah penyakit yang dikendalikan oleh respon imunitas yang diperantarai oleh sel dengan sel ele'tor berupa makropag dan limfosit (biasanya sel T$ sebagai sel imuniresponsif. Tipe imunitas ini melibatkan pengaktifan makrofag pada bagian yang terinfeksi oleh limfosit dan limfokin mereka, responya berupa reaksi hipersentifitas selular (lambat$. Basil tuberkel yang men'apai permukaan al3eolar membangkitkan reaksi peradangan yaitu ketika leukosit
digantikan oleh makropag. l3eoli yang terlibat mengalami konsolidasi dan timbal pneumobia akut, yang dapat sembuh sendiri sehingga tidak terdapat sisa, atau prosesnya dapat berjalan terus dengan bakteri di dalam selsel (Pri'e dan 5ilson, "##=$. Drainase limfatik basil tersebut juta masuk ke kelenjar getah bening regional dan infiltrasi makrofag membentuk tuberkel sel epitelloid yang dikelilingi oleh limfosit. 7ekrosis sel menyebabkan gambaran keju (nekrosis gaseosa$, jeringan grabulasi yang disekitarnya pada sel sel epitelloid dan fibroblas dapat lebih berserat, membentuk jatingan parut kolagenosa, menghasilkan kapsul yang mengeliligi tuberkel. )esi primer pada paru dinamakan fokus ghon, dan kombinasi antara kelenjar getah bening yang terlibat dengan lesi primer disebut kompleks ghon. Kompleks ghon yang mengalami kalsifikasi dapat terlihat dalam pemeriksaan foto thora> rutin pada seseorang yang sehat (Pri'e dan 5ilson, "##=$. Tuber'ulosis paru termasuk insidias. Sebagian besar pasien menunjukkan demam tingkat rendah, keletihan, anore>ia, penurunan berat badan, berkeringat malam, nyeri dada dan batuk menetal. Batuk pada a2alnya mungkin nonproduktif, tetapi dapat berkembang ke arah pembentukan sputum mukopurulen dengan hemoptisis. Tuber'ulosis dapat mempunyai manifestasi atipikal pada anak seperti perilaku tidak biasa dan perubahan status mental, demam , anore>ia dan penurunan berat badan. Basil tuberkulosis dapat bertahan lebih dari 4# tahun dalam keadaan dorman (Smelter dan Bare, "##"$. &enurut dmin ("##0$ patogenesis penyakit tuberkulosis pada anak terdiri atas < -. !nfeksi Primer !nfeksi primer terjadi saat seseorang terpapar pertama kali dengan kuman TBC. Droplet yang terhirup sangat ke'il ukurannya, sehingga dapat mele2ati sistem pertahanan mukosilier bronkus, dan terus berjalan sehingga sampai di al3eolus dan menetap disana. !nfeksi dimulai saat kuman TBC berhasil berkembang biak dengan 'ara pembelahan diri di paru, yang mengakibatkan peradangan di dalam paru. Saluran limfe akan memba2a kuman TBC ke kelenjar limfe di sekitar hilus paru, dan ini disebut sebagai kompleks primer predileksinya disemua lobus, 0#; terletak subpelura. 1okus primer dapat mengalami penyembuhan sempurna, kalsifikasi atau penyebaran lebih lanjut. 5aktu antara terjadinya infeksi sampai pembentukan kompleks primer adalah sekitar 9= minggu. danya infeksi dapat dibuktikan dengan terjadinya perubahan reaksi tuberkulin dari negatif menjadi positif. Kelanjutan setelah infeksi primer tergantung dari banyaknya kuman yang masuk dan besarnya respon daya tahan tubuh (imunitas seluler$. Pada umumnya reaksi daya tahan tubuh tersebut dapat menghentikan perkembangan kuman TBC". &eskipun demikian, ada beberapa
kuman akan menetap sebagai kuman persister atau dormant (tidur$. Kadang kadang daya tahan tubuh tidak mampu menghentikan perkembangan kuman, akibatnya dalam beberapa bulan, yang bersangkutan akan menjadi penderita TBC. &asa inkubasi, yaitu 2aktu yang diperlukan mulai terinfeksi sampai menjadi sakit, diperkirakan sekitar = bulan. ". TBC Pas'a Primer (Post Primary TBC$ TBC pas'a primer biasanya terjadi setelah beberapa bulan atau tahun sesudah infeksi primer, misalnya karena daya tahan tubuh menurun akibat terinfeksi /!? atau status gii yang buruk. Ciri khas dari TBC pas'a primer adalah kerusakan paru yang luas dengan terjadinya ka3itas atau efusi pleura. D. Manifestasi Klinik &enurut 5irjodiardjo ("##*$ gejala TBC pada anak tidak sertamerta mun'ul. Pada saat
saat a2al, 9* minggu setelah infeksi, biasanya anak hanya demam sedikit. Beberapa bulan kemudian, gejalanya mulai mun'ul di paruparu. nak batukbatuk sedikit. Tahap berikutnya (: @ bulan setelah infeksi$, anak tidak napsu makan, kurang gairah, dan berat badan turun tanpa sebab. +uga ada pembesaran kelenjar di leher, sementara di paruparu mun'ul gambaran 3lek. Pada saat itu, kemungkinannya ada dua, apakah akan mun'ul gejala TBC yang benarbenar atau sama sekali tidak mun'ul. !ni tergantung kekebalan anak. Kalau anak kebal (daya tahan tubuhnya bagus$, TBCnya tidak mun'ul. Tapi bukan berarti sembuh. Setelah bertahuntahun, bisa saja mun'ul, bukan di paruparu lagi, melainkan di tulang, ginjal, otak, dan sebagainya. !ni yang berbahaya dan butuh 2aktu lama untuk penyembuhann ya. i2ayat penyakit TBC anak sulit dideteksi penyebabnya, Penyebab TBC adalah kuman TBC (my'oba'terium tuber'ulosis$. Sebetulnya, untuk mendeteksi bakteri TBC (de2asa$ tidak begitu sulit. Pada orang de2asa bisa dideteksi dengan pemeriksaan dahak langsung dengan mikroskop atau dibiakkan dulu di media. &endeteksi TBC anak sangat sulit, karena tidak mengeluarkan kuman pada dahaknya dan gejalanya sedikit. Diperiksa dahaknya pun tidak akan keluar, sehingga harus dibuat diagnosis baku untuk mendiagnosis anak TBC sedini mungkin. Aang harus di'ermati pada saat diagnosis TBC anak adalah ri2ayat penyakitnya. pakah ada ri2ayat kontak anak dengan pasien TBC de2asa. Kalau ini ada, agak yakin anak positif TBC (5irjodiardjo, "##*$. ejalagejala lain untuk diagnosa antara lain (5irjodiardjo, "##*$< -. pakah anak sudah mendapat imunisasi BC semasa ke'il. tau reaksi BC sangat 'epat. &isalnya, bengkak hanya seminggu setelah diimunisasi BC. !ni juga harus di'urigai TBC, meskipun jarang.
".
Berat badan anak turun tanpa sebab yang jelas, atau kenaikan berat badan setiap bulan
berkurang. :. Demam lama atau berulang tanpa sebab. !ni juga jarang terjadi. Kalaupun ada, setelah diperiksa, ternyata tipus atau demam berdarah. 9. Batuk lama, lebih dari : minggu. !ni terkadang tersamar dengan alergi. Kalau tidak ada alergi dan tidak ada penyebab lain, baru dokter boleh 'uriga kemungkinan anak terkena TBC. 4. Pembesaran kelenjar di kulit, terutama di bagian leher, juga bisa ditengarai sebagai kemungkinan gejala TBC. Aang sekarang sudah jarang adalah adanya pembesaran kelenjar di seluruh tubuh, misalnya di selangkangan, ketiak, dan sebagainya. =. &ata merah bukan karena sakit mata, tapi di sudut mata ada kemerahan yang khas. 0. Pemeriksaan lain juga dibutuhkan diantaranya pemeriksaan tuberkulin (&antou> Test, &T$ dan foto. Pada anak normal, &antou> Test positif jika hasilnya lebih dari -# mm. Tetapi, pada anak yang giinya kurang, meskipun ada TBC, hasilnya biasanya negatif, karena tidak memberikan reaksi terhadap &T. &enurut Supriyatno ("##@$ skrining tuberkulosis pada anak antara lain < Sesungguhnya mendiagnosa tuber'ulosis pada anak, terlebih pada anakanak yang masih sangat ke'il, sangat sulit. Diagnosa tepat TBC tak lain dan tak bukan adalah dengan menemukan adanya Mycobacterium tuberculosis yang hidup dan aktif dalam tubuh suspect TB atau orang yang diduga TBC. Caranya Aang paling mudah adalah dengan melakukan tes dahak. Pada orang de2asa, hal ini tak sulit dilakukan. Tapi lain 'eritanya, pada anakanak karena mereka, apalagi yang masih usia balita, belum mampu mengeluarkan dahak. Karenanya, diperlukan alternatif lain untuk mendiagnosa TB pada anak. Kesulitan lainnya, tandatanda dan gejala TB pada anak seringkali tidak spesifik (khas$. Cukup banyak anak yang overdiagnosed sebagai pengidap TB, padahal sebenarnya tidak. tau underdiagnosed , maksudnya terinfeksi atau malah sakit TB tetapi tidak terdeteksi sehingga tidak memperoleh penanganan yang tepat. Diagnosa TBC pada anak tidak dapat ditegakkan hanya dengan - atau " tes saja, melainkan harus komprehensif. Karena tandatanda dan gejala TB pada anak sangat sulit dideteksi, satusatunya 'ara untuk memastikan anak terinfeksi oleh kuman TB, adalah melalui uji Tuberkulin (tes &antou>$. Tes &antou> ini hanya menunjukkan apakah seseorang terinfeksi Mycobacterium tuberculosis atau tidak, dan sama sekali bukan untuk menegakkan diagnosa atas penyakit TB. Sebab, tidak semua orang yang terinfeksi kuman TB lalu menjadi sakit TB. Sistem imun tubuh mulai menyerang bakteri TB, kirakira "* minggu setelah terinfeksi. Pada kurun 2aktu inilah tes &antou> mulai bereaksi. Ketika pada saat terinfeksi daya tahan
tubuh orang tersebut sangat baik, bakteri akan mati dan tidak ada lagi infeksi dalam tubuh. 7amun pada orang lain, yang terjadi adalah bakteri tidak aktif tetapi bertahan lama di dalam tubuh dan sama sekali tidak menimbulkan gejala. tau pada orang lainnya lagi, bakteri tetap aktif dan orang tersebut menjadi sakit TB. ji ini dilakukan dengan 'ara menyuntikkan sejumlah ke'il (#,- ml$ kuman TBC, yang telah dimatikan dan dimurnikan, ke dalam lapisan atas (lapisan dermis$ kulit pada lengan ba2ah. )alu, 9* sampai 0" jam kemudian, tenaga medis harus melihat hasilnya untuk diukur. Aang diukur adalah indurasi (tonjolan keras tapi tidak sakit$ yang terbentuk, bukan 2arna kemerahannya (erythema$. kuran dinyatakan dalam milimeter, bukan 'entimeter. Bahkan bila ternyata tidak ada indurasi, hasil tetap harus ditulis sebagai # mm. Se'ara umum, hasil tes &antou> ini dinyatakan positif bila diameter indurasi berukuran sama dengan atau lebih dari -# mm. 7amun, untuk bayi dan anak sampai usia " tahun yang tanpa faktor resiko TB, dikatakan positif bila indurasinya berdiameter -4 mm atau lebih. /al ini dikarenakan pengaruh 3aksin BC yang diperolehnya ketika baru lahir, masih kuat. Penge'ualian lainnya adalah, untuk anak dengan gii buruk atau anak dengan /!?, sudah dianggap positif bila diameter indurasinya 4 mm atau lebih. 7amun tes &antou> ini dapat memberikan hasil yang negatif palsu (anergi$, artinya hasil negatif
padahal sesungguhnya terinfeksi kuman TB. nergi dapat terjadi apabila anak
mengalami malnutrisi berat atau gii buruk (gii kurang tidak menyebabkan anergi$, sistem imun tubuhnya sedang sangat menurun akibat mengkonsumsi obatobat tertentu, baru saja di3aksinasi dengan 3irus hidup, sedang terkena infeksi 3irus, baru saja terinfeksi bakteri TB, tata laksana tes &antou> yang kurang benar. pabila di'urigai terjadi anergi, maka tes harus diulang. E. Penatalaksanaan Medis &enurut Pri'e dan 5ilson ("##=$ pengobatan TBC terutama berupa pemberian obat
antimikroba dalam jangka 2aktu lama. Ebatobat ini juga dapat digunakan untuk men'egah timbulnya penyakit klinis. TS (-@@9$ menekankan tiga prinsip dalam pengobatan tuber'ulosis yang berdasarkan pada< -. egimen harus termasuk obatobat multiple yang sensitif terhadap mikroorganisme. ". Ebatobatan harus diminum se'ara teratur. :. Terapi obat harus dilakukan terus menerus dalam 2aktu yang 'ukup untuk menghasilkan terapi yang paling efektif dan paling aman pada 2aktu yang paling singkat.
Ebat anti tuber'ulosis (ET$ harus diberikan dalam kombinasi sedikitnya dua obat yang bersifat bakterisid dengan atau tanpa obat ketiga. Tujuan dari pengobatan ini adalah (1K!, "##-$< -. &embuat kon3ersi sputum BT positif menjadi negatif se'epat mungkin melalui kegiatan bakterisid. ". &en'egah kekambuhan dalam tahun pertama estela pengobatan dengan kegiatan sterilisasi. :. &enghilangkan atau mengurangi gejala dan lesi melalui perbaikan daya tahan imunologis.
. Penatalaksanaan Pera!atan &enurut /idayat ("##*$ pera2atan anak dengan tuber'ulosis dapat dilakukan dengan
-. ". :. 9. 4. =.
melakukan < Pemantauan tandatanda infeksi sekunder Pemberian oksigen yang adekuat )atihan batuk efektif 1isioterapi dada Pemberian nutrisi yang adekuat Kolaburasi pemberian obat antutuberkulosis (seperti< isoniaid, streptomisin, etambutol,
rifamfisin, pirainamid dan lainlain$ 0. !nter3ensi yang dapat dilakukan untuk menstimulasi pertumbuhan perkembangan anak yang tenderita tuber'ulosis dengan membantu memenuhi kebutuhan akti3itas sesuai dengan usia dan tugas perkembangan, yaitu (Suriadi dan Auliani, "##-$ < a. &emberikan akti3itas ringan yang sesuai dengan usia anak (permainan, ketrampilan tangan, 3idio game, tele3isi$ b. &emberikan makanan yang menarik untuk memberikan stimulus yang ber3ariasi bagi anak '. &elibatkan anak dalam mengatur jadual harian dan memilih akti3itas yang diinginkan d. &engijinkan anak untuk mengerjakan tugas sekolah selama di rumah sakit, menganjurkan anak untuk berhubungan dengan teman melalui telepon jika memungkinkan
ASUHAN KEPERAWATAN:
". Pengka#ian a. !dentitas Data mum (selain identitas klien, juga identitas orangtuaF asal kota dan daerah,
b. '. d. e.
jumlah keluarga$ Keluhan tama (penyebab klien sampai diba2a ke rumah sakit$ i2ayat kehamilan dan kelahiran i2ayat penyakit terdahulu i2ayat Penyakit Sekarang (Tanda dan gejala klinis TB serta terdapat benjolan%bisul pada
f.
tempattempat kelenjar seperti< leher, inguinal, a>illa dan sub mandibula$ i2ayat Keluarga (adakah yang menderita TB atau Penyakit !nfeksi lainnya, Biasanya keluarga
ada yang mempunyai penyakit yang sama$ g. Pola fungsi kesehatan. Keadaan umum< alergi, kebiasaan, imunisasi. Pola nutrisi G metabolik. noreksia, mual, tidak enak diperut, BB turun, turgor kulit jelek, kulit
kering dan kehilangan lemak sub kutan, sulit dan sakit menelan, turgor kulit jelek. Pola aktifitaslatihan Sesak nafas, fatiHue, ta'hi'ardia, aktifitas berat timbul sesak nafas (nafas
pendek$. Pola tidur dan istirahat < sulit tidur, berkeringat pada malam hari. Pola kognitif perseptual. Kadang terdapat nyeri tekan pada nodul limfa, nyeri tulang umum,
takut, masalah finansial, umumnya dari keluarga tidak mampu .Pola persepsi diri. nak tidak per'aya diri, pasif, kadang pemarah. Pola peran hubungan nak menjadi ketergantungan terhadap orang lain (ibu%ayah$%tidak
mandiri. h. Pemeriksaan fisik Demam< sub fibril, fibril (9#9-IC$ Batuk< terjadi karena adanya iritasi pada bronkusF batuk ini membuang% mengeluarkan produksi
radang, dimulai dari batuk kering sampai batuk purulen (menghasilkan sputum$. Sesak nafas< terjadi bila sudah lanjut, dimana infiltrasi radang sampai setengah paru. 7yeri dada< ini jarang ditemukan, nyeri timbul bila infiltrasi radang sampai ke pleura. &alaise< ditemukan berupa anoreksia, berat badan menurun, sakit kepala, nyeri otot dan kering di2aktu malam hari.
Pada tahap dini sulit diketahui. on'hi basah, kasar dan nyaring. /ipersonor%timpani bila terdapat ka3itas yang 'ukup dan pada auskultasi memberi suara limforik. tropi dan retraksi interkostal pada keadaan lanjut dan fibrosis. Bila mengenai pleura terjadi efusi pleura (perkusi memberikan suara pekak$.
$. Diagnosa ke%era!atan a. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan produksi sputum b. /ipertermi berhubungan dengan proses penyakit '. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan nafsu
makan &. Peren'anaan a. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan produksi sputum Tujuan < setelah dilakukan tindakan kepera2atan jalan n afas kembali efektif dalam 2aktu :J"9
jam. Dengan kriteria hasil
normal 9#=#>%menit !nter3ensi< Kaji fungsi pernapasan< bunyi napas, ke'epatan, kedalaman dan penggunaan otot aksesori. < untuk mengetahui tingkat sakit dan tindakan apa yang harus dilakukan Catat kemampuan untuk mengeluarkan se'ret atau batuk efektif, 'atat karakter, jumlah sputum,
adanya hemoptisis. < untuk mengetahui perkembangan kesehatan pasien Berikan pasien posisi semi atau fo2ler, < semi fo2ler memudahkan pasien untuk bernafas Bersihkan sekret dari mulut dan trakea, su'tion bila perlu. < untuk men'egah penyebaran infeksi Berikan terapi oksigen < pemberian oksigen dapat memudahkan pasien untuk bernafas b. /ipertermi berhubungan dengan proses penyakit Tujuan < setelah dilakukan tindakan kepera2atan pasien tidak demam dalam 2aktu :J"9 jam. Dengan kriteria hasil < tidak terjadi penyebaran infeksi !nter3ensi< &engidentifikasi orangorang yang beresiko untuk terjadinya infeksi seperti anggota keluarga, teman, orang dalam satu perkumpulan. &emberitahukan kepada mereka untuk mempersiapkan
diri untuk mendapatkan terapi pen'egahan. < Pengetahuan dan terapi dapat meminimalkan kerentanan terjadinya penyebaran njurkan klien menampung dahaknya jika batuk < Kebiasaan ini untuk men'egah terjadinya penularan infeksi. unakan masker setiap melakukan tindakan < &asker dapat mengurangi resiko penyebaran infeksi &onitor temperature
< untuk mengetahui adanya indikasi terjadinya infeksi. 1ebris merupakan indikasi terjadinya
infeksi. Kolaborasi Pemberian terapi untuk anak < Kerja sama akan memper'epat proses penyembuhan &onitor sputum BT. Klien dengan : kali pemeriksaan BT negatif, terapi diteruskan sampai
batas 2aktu yang ditentukan. < Pemantauan untuk terapi yang akan dilaksanakan selanjutnya '. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan nafsu makan Tujuan < setelah dilakukan tndakan kepera2atn :>"9 jam nutrisi pasien adekuat. Kriteria hasil < Keluarga klien dapat menjelaskan penyebab gangguan nutrisi yang dialami klien, pemulihan kebutuhan nutrisi, susunan menu dan pengolahan makanan sehat seimbang. Dengan bantuan pera2at, keluarga klien dapat mendemonstrasikan pemberian diet (per sonde%per
oral$ sesuai program diet. !nter3ensi< Tekankan pentingnya asupan diet Tinggi Kalori Tinggi Protein (TKTP$ dan intake 'airan yang
adekuat. < agar pemenuhan nutrisi terpenuhi sehingga penyembuhan bisa lebih 'epat Tunjukkan 'ara pemberian makanan per sonde, beri kesempatan keluarga untuk melakukannya sendiri. < &eningkatkan partisipasi keluarga dalam pemenuhan ke butuhan nutrisi klien, mempertegas
peran keluarga dalam upaya pemulihan status nutrisi klien. )aksanakan pemberian roborans sesuai program terapi. < oborans, meningkatkan nafsu makan, proses absorbsi dan memenuhi defisit yang menyertai keadaan malnutrisi. Timbang berat badan, ukur lingkar lengan atas dan tebal lipatan kulit setiap pagi. < &enilai perkembangan masalah klien. &emberi makan le2at parenteral ( D 4; $ < &engganti atat makanan se'ara 'epat melalui parenteral
(. E)al*asi Tahap e3aluasi dalam proses kepera2atan menyangkut pengumpulan data subyektif dan
obyektif yang akan menunjukkan apakah tujuan pelayanan kepera2atan sudah di'apai atau belum. Bila perlu langkah e3aluasi ini merupakan langkah a2al dari identifikasi dan analisa masalah selanjutnya.