Nama
: Adi Prayitno
NIM
: F1D006031
Mata Kuliah Kuliah : Pemikiran Pemikiran Politi Politik k Negara Berkembang Berkembang Pemikiran Mahatma Gandhi
Mahatm Mahatmaa Gandhi Gandhi yang yang mempun mempunyai yai nama nama asli asli Mohanda Mohandass Karamc Karamchan hand d Gandhi Gandhi adalah seorang pemimpin spiritual dan politikus dari India. Gandhi lahir pada 2 Oktober 1869 1869 di nega negara ra bagi bagian an Guja Gujara ratt di Indi India. a. Hari Hari lahi lahirn rnya ya tangg tanggal al 2 Okto Oktobe berr ters tersebu ebut, t, diperingati diperingati sebagai Gandhi Jayanthi Jayanthi dengan doa-doa dan semangat semangat patriotism patriotismee seluruh seluruh India, bahkan oleh PBB dijadikan dijadikan “Hari Non-Kekerasan Non-Kekerasan Internasion Internasional”. al”.1 Beberapa dari anggota keluarganya bekerja pada pihak pemerintah. Tokoh yang disebut sebagai “Sang Peng Pengem emis is Tela Telanj njan ang” g”
yang yang
penu penuh h
khar kharis isma ma ini ini
meru merupa paka kan n
seor seoran ang g
pend pendob obra rak k
ketidakadilan di negerinya, India. Ia adalah pribadi yang unik. Di satu sisi merupakan orang suci yang hidup bersama rakyat jelata, tapi dia juga politisi yang ulung. Sebuah kombinasi yang langka. Saat remaja remaja,, Gandhi pindah ke Inggris untuk mempelajari hukum. Setelah dia menjad menjadii pengaca pengacara, ra, dia pergi pergi ke Afrika Afrika Selata Selatan, n, sebuah sebuah koloni Inggri Inggris, s, di mana mana dia mengal mengalami ami diskri diskrimi minas nasii ras yang yang dinama dinamakan kan aparth apartheid eid.. Gandhi Gandhi adalah adalah seoran seorang g Hindu Hindu namun dia menyukai menyukai pemikiranpemikiran-pemiki pemikiran ran dari agama-agama lain termasuk termasuk Islam Islam dan Kristen. Dia percaya bahwa manusia dari segala agama harus mempunyai hak yang sama dan hidup bersama secara damai di dalam satu negara. Meskipun Gandhi seorang Hindu, tapi nilai-nilai yang dibawanya tak terbatas hanya untuk orang-orang Hindu saja, namun bernilai universal. Hal itu datang dari keyakinannya bahwa agama mengajarkan kebaikan dan moralitas. Semua manusia adalah saudara. Kejahatan harus dilawan dengan kebaikan. Misi hidup Gandhi sebenarnya perjalanan pencarian diri. Segenap kemampuan jiwa raga dikerahkannya demi pelbagai “eksperimen spiritual” untuk mencapai kebenaran dan non-keke non-kekeras rasan. an. Manurut Manurutnya nya,, pemeri pemerinta ntah h yang yang ideal ideal seharu seharusny snyaa terdir terdirii para para “fils “filsuf” uf”.. Demokr Demokras asii menun menuntu tutt kedi kedisi sipl plin inan an,, tole tolera rans nsi, i, dan dan sali saling ng pedul peduli. i. Dalam Dalam demo demokr kras asi, i, 1
http://aansetia.wordpress.com/2009/12/05/jejak-pem http://aansetia.wordpress.com /2009/12/05/jejak-pemikiran-mahatma-ga ikiran-mahatma-gandhi ndhi dikutip pada tanggal 24 0ktober 2010
perubahan apa pun haruslah lahir dari proses musyawarah. Kebebasan yang dimiliki seseorang menuntut juga penghargaan terhadap kebebasan yang dimiliki orang lain. Pemerintah itu bukan Tuan tapi Pelayan Bagi rakyat. Banyak orang berpikir: tujuan menghalalkan cara. Tapi, kata Gandhi, “Sarana harus sejalan dengan tujuannya. Keduanya tidak
dapat
dipisah-pisahkan.”
Salah
satu
kata-kata
bijaknya
yang
terkenal
adalah,” Kelembutan dapat menggoncangkan dunia.” Tiga konsep Gandhi yang sangat terkenal: 1. Ahimsa (Anti Kekerasan )
Kata ahimsa terdapat dalam buku-buku suci agama Hindu klasik Upanishad, Yoga Sutra dan Bhagavad Gita. Secara harfiah kata Sanskrit itu berarti ketiadaan gangguan, ketiadaan serangan atau ketiadaan kejahatan. Ahimsa adalah gaya hidup yang menjauhkan diri dari segala perbuatan yang menyakiti siapa pun atau merusak apa pun. Ahimsa adalah nazar asketis bagi orang yang mencari kebenaran dan kekudusan. Setelah sekian abad kata ahimsa dipakai secara terbatas di kalangan agama Hindu, mendadak pada tahun 1920-an kata itu mencuat menjadi populer ke seluruh dunia. Yang memperkenalkan kata itu adalah Mahatma Gandhi. Kata itu diterjemahkan menjadi nonviolence atau nirkekerasan. Memang penyelesaian masalah tanpa kekerasan butuh waktu tak sebentar, tapi yang jelas, kekerasan tak akan pernah menuai keberhasilan. Bagi Gandhi, “ Kebenaran yang absolut hanya Tuhan dan satu-satunya sarana untuk menciptakan kebenaran itu adalah ahimsa. Makin dalam kita menggali ke dalam tambang kebenaran, makin berhargalah bebatuan yang akan kita temukan terkubur disana, dalam bentuk peluang-peluang yang semakin luas dalam pelayanan.“ Gandhi mengawali karirnya sebagai seorang pengacara di Afrika Selatan, di mana ia menemukan berbagai persoalan rasial untuk pertama kalinya. Suatu ketika, dalam perjalanan di atas kereta api menuju Pretoria, Gandhi diminta meninggalkan kursi penumpang kelas satu yang ditumpanginya meskipun ia telah membayar tiketnya. Kondektur kereta yang berkulit putih itu dengan sinis mengatakan bahwa selain orang kulit putih tidak diperkenankan menempati kursi kelas utama. Tetapi Gandhi menolak dan
bersikeras untuk tetap menempati kursi yang telah dibayarnya itu. Karena penolakan ini, sang kondektur menurunkannya di sebuah stasiun kecil. Konon, itulah salah satu kejadian yang kemudian membuatnya selalu berjuang untuk keadilan. Dia selalu mencontohkan bahwa kita dapat melawan ketidak adilan tanpa melakukan kekerasan. Semasa di Afrika Selatan-lah Gandhi mulai mengembangkan idenya yang disebut Ahimsa atau antikekerasan, dan mengajarkan orang-orang India yang hidup di sana bagaimana menerapkan Ahimsa untuk mengatasi berbagai ketidak adilan yang mereka alami. Metode yang disebut juga sebagai perlawanan pasif atau anti-bekerjasama dengan mereka yang melakukan ketidak-adilan. Gandhi yakin bahwa, dengan menolak-bekerjasama, si oknum akhirnya akan menyadari kesalahannya dan kemudian menghentikan sikap tak adilnya. Konsep Gandhi mengenai ahimsa ini menurut saya sangat cocok diterapkan oleh siapapun dan dimanapun. Termasuk oleh masyarakat Indonesia. Mungkin akhir-akhir ini sering terdengar konflik antara Indonesia dengan Malaysia, namun bukan berarti perang adalah jalan keluar untuk menyelesaikan konflik Indonesia dengan Malaysia. Justru perang menurut saya hanya akan menimbulkan kekacauan. Hanya orang-orang yang mati karena perang yang mengetahui akhir dari peperangan. Konflik Indonesia dengan Malaysia dapat diselesaikan tanpa perlu adanya kekerasan di antara keduanya. Memang sulit untuk menerapkan ahimsa di dalam kehidupan bernegara seperti Indonesia yang memiliki kekayaan alam yang melimpah dan memiliki ribuan pulau. Negara tetangga sepertinya menginginkan beberapa wilayah yang dimilik oleh Indonesia, namun bukan berarti Indonesia harus keras terhadap Negara tetangga tersebut. Setelah terlepasnya Sipadan dan Ligitan pada 17 Desember 2002 Indonesia dan Malaysia terus-menerus menuai perseteruan urat-syaraf dalam beberapa kasus pengklaiman.2 Belum lama rakyat Indonesia berang terkait lepasnya pulau Sipadan dan Ligitan, tahun 2005, Malaysia kembali membuat ulah dengan berusaha mencaplok
selat
Ambalat
Kalimantan Timur
sebagai
wilayah
kedaulatannya. Endusan kekayaan minyak di selat yang masih dalam perairan Indonesia itu, membuat Malaysia geregetan dan secara sepihak mengklaim Selat Ambalat sebagai wilayah perairan Malaysia.
2
http://www.harian-global.com/index.php?option=com_ dikutip pada tanggal 22 0ktober 2010
Konfrontasi Indonesia – Malaysia memang telah terjadi sejak pemerintahan Presiden Soekarno. Konfrontasi Indonesia-Malaysia atau yang lebih dikenal sebagai Konfrontasi saja adalah sebuah perang mengenai masa depan Malaya, Brunei, Sabah dan Sarawak yang terjadi antara Federasi Malaysia dan Indonesia pada tahun 1962-1966.3 Tahun 1961, Pemerintahan Kolonial Inggris ingin mempersatukan wilayah Kalimantan, Kerajaan Brunei, Serawak, dan Sabah menjadi satu kesatuan koloni yang diberi nama dengan Malaysia. Soekarno tidak menyetujui hal ini. Tanggal 27 Juli 1963 Soekarno mencetuskan situasi perang terhadap Malaysia ketika terjadi perobekan foto Soekarno. Akhirnya hingga sekarang kasus-kasus antara Indonesia dengan Malaysia terus bermunculan. Namun saya berharap konsep ahimsa yang dibawakan Gandhi semoga dapat diaplikasikan di Indonesia, agar memperoleh kemenangan seperti India memperoleh kemenangan dari inggris. 2. Satyagraha (Penegakan Kebenaran)
Prinsip Gandhi, satyagraha, sering diterjemahkan sebagai “jalan yang benar” atau “jalan menuju kebenaran”, telah menginspirasi berbagai generasi aktivis-aktivis demokrasi dan anti-rasisme seperti Martin Luther King, Jr. dan Nelson Mandela.4 Gandhi sering mengatakan kalau nilai-nilai ajarannya sangat sederhana, yang berdasarkan kepercayaan Hindu tradisional: kebenaran (satya). Kisah ini berawal dari ketika dia kembali ke India, dia membantu dalam proses kemerdekaan India dari jajahan Inggris, hal ini memberikan inspirasi bagi rakyat di koloni-koloni lainnya agar berjuang mendapatkan kemerdekaannya dan memecah Kemaharajaan Britania untuk kemudian membentuk Persemakmuran. Rakyat dari agama dan suku yang berbeda yang hidup di India kala itu yakin bahwa India perlu dipecah menjadi beberapa negara agar kelompok yang berbeda dapat mempunyai negara mereka sendiri. Banyak yang ingin agar para pemeluk agama Hindu dan Islam mempunyai negara sendiri. Gandhi adalah seorang Hindu namun dia menyukai pemikiran-pemikiran dari agama-agama lain termasuk Islam dan Kristen. Dia percaya bahwa manusia dari segala agama harus mempunyai hak yang sama dan hidup bersama secara damai di dalam satu 3
http://id.wikipedia.org/wiki/Konfrontasi_Indonesia-Malaysia. dikutip pada tanggal 22 0ktober 2010 http://yasinta.net/mahatma-gandhi-dan-empat-teori-perilaku-kepemimpinan. dikutip pada tanggal 24 0ktober 2010 4
negara. Pada 1947, India menjadi merdeka dan pecah menjadi dua negara, India dan Pakistan. Hal ini tidak disetujui Gandhi. Sementara Pergerakan terus berlangsung, Gandhi tetap melanjutkan pencariannya akan kebenaran dan merancang strategi yang sesuai untuk menghadapi musuh. Ia menyebutnya Satyagraha – Penegakan Kebenaran. Gandhi yakin bahwa dengan melihat penderitaan seseorang yang menegakkan kebenaran akan memberi pengaruh dan akan menyentuh nurani pelaku kesewenangan (musuh). Satyagraha kemudian dijalankan secara luas dan efektif dalam perjuangan kemerdekaan. Perjuangan ini akhirnya mencapai satu titik dimana Inggris tak sanggup bertahan menentang ribuan massa rakyat yang menetangnya, aksi-damai yang menuntut kemerdekaan. Betapapun, Gandhi yakin kepada setiap usaha dan perjuangan yang dilakukan oleh mereka yang dibimbing langsung olehnya dalam menjalankan Satyagraha, dan karena ajaran dan pelatihan Satyagraha inilah perjuangannya membawa hasil. Gandhi menggunakan teknik satyagraha dalam beberapa kesempatan untuk membuat pengaruh yang besar. Ia mengubah Kongres Nasional India menjadi sebuah kekuatan politik yang besar. Apabila pemerintahan di Indonesia memegang dan menjalankan konsep Gandhi yang satu ini, maka tidak akan terjadi korupsi. Korupsi adalah perilaku pejabat publik, baik politikus/politisi maupun pegawai negeri, yang secara tidak wajar dan tidak legal memperkaya
diri
atau
memperkaya
mereka
yang
dekat
dengannya,
dengan
menyalahgunakan kekuasaan publik yang dipercayakan kepada mereka.5 Korupsi adalah sebuah tindakan pemerintah yang sangat merugikan Negara hingga akhirnya rakyat yang menjadi korbannya. Beberapa kasus korupsi yang ada di Indonesia adalah:6
•
Kasus dugaan korupsi Soeharto: dakwaan atas tindak korupsi di tujuh yayasan
•
Pertamina: dalam Technical Assistance Contract dengan PT Ustaindo Petro Gas
•
Bapindo: pembobolan di Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo) oleh Eddy Tansil
5
http://id.wikipedia.org/wiki/Korupsi. dikutip pada tanggal 24 oktober 2010 http://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_kasus_korupsi_di_Indonesia. dikutip pada tanggal 22 0ktober 6
2010
•
HPH dan dana reboisasi: melibatkan Bob Hasan, Prajogo Pangestu, sejumlah pejabat Departemen Kehutanan, dan Tommy Soeharto.
•
Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI): penyimpangan penyaluran dana BLBI
•
Abdullah Puteh: korupsi APBD. Satyagraha perlu diterapkan oleh pemerintah di Indonesia agar terwujud bangsa
yang sejahtera di bawah pemerintahan yang jujur dan adil yang selalu berpegang teguh pada kebenaran. 3. Swadeshi (Cinta Produk Dalam Negeri)
Kata Swadeshi merupakan turunan dari kata berbahasa Sansekerta (Sanskrit) Sandhi. Bisa juga dimaknai sebagai penggabungan dari dua kata Sansekerta. Swa yang berarti "diri" atau "mandiri" atau "sendiri" dan Desh yang berarti "negara". Bila digabungkan, artinya menjadi "negara sendiri". Sebagai kata sifat, Swadeshi dapat berarti "dari negara sendiri".7 Di India semasa penjajahan kolonialisme Inggris, Swadesi menjadi gerakan yang dilembagakan dalam sebuah organisasi. Bahkan gerakan ini merupakan salah satu yang tersukses sebelum era Gandhi. Bermula dari pemisahan negara bagian Bengal dari koloni Inggris pada 1905, gerakan ini terus membesar hingga tahun 1908. Para pemimpinnya antara lain Aurobindo Ghosh, Veer Savarkar, Lokmanya Bal Gangadhar Tilak, and Lala Lajpat Rai. Di masa Mahatma Gandhi, Swadeshi makin mendapatkan ruhnya ketika ia mendefinisikannya sebagai "panggilan bagi konsumen untuk waspada tehradap bahaya yang ditimbulkan dari mendukung industri mereka (asing atau penjajah) yang menghasilkan kemiskinan dan berbahaya bagi para pekerja dan manusia serta makhluk-makhluk lain. Imperialisme Inggris ke India itu terutama sekali adalah imperialisme dagang. Handels-imperialisme. Membawa barang ke India untuk dijual ke India . Barang-barang seperti gunting, pisau, sepeda, mesin jahit dan bahan pakaian. Agar rakyat India bisa membeli, suka membeli, ingin membeli, maka politik dari imperialisme Inggris di India 7
http://id.wikipedia.org/wiki/Swadesi. dikutip pada tanggal 22 0ktober 2010
berbeda dengan Belanda di Indonesia. Inggris tidak mematikan India sama sekali, mereka menumbuhkan kemauan membeli dan kemampuan membeli rakyat India dengan membentuk pola pikir rakyat agar menjadi pintar. Maka dibuatlah sekolah-sekolah untuk mereka, seperti universitas Koopracht dan koopwil. Tetapi hal ini kemudian mendapat tentangan dari kelas pertengahan dan kelas borjuis yang hendak tumbuh dengan penjualan penjualan produk mereka sendiri, jadi yang paling mendapat saingan dari handlesimperialisme Inggris itu, ialah justru kelas pertengahan dan kelas borjuis. Oleh karena itu gerakan menentang imperialisme Inggris ini, mula-mula terutama sekali keluarnya dari kelas pertengahan dan kelas borjuis. Yang kemudian membentuk Indian National Conggress
tahun
1885.
Pemimpin-pemimpinnya
ialah
kaum
kapital.
Kemudian
penentangan tersebut mendapat dukungan dari rakyat India . Semboyan ekonomisnya ialah Swadesi yang diajarkan oleh Mahatma Gandhi. Gerakan Swadesi mempunyai harga moril yang tinggi sekali bagi bangsa India . Dianjurkan bagi kepada bangsa untuk membuat sendiri keperluan hidupnya. Swa artinya sendiri, desi dari perkataan desa, yaitu negeri sendiri. Swadesi artinya desa sendiri. Pemikiran yang di kreasi oleh Ghandi ini bukan tidak ada kelemahannya sama sekali, menurut founding father kita yaitu Soekarno, Swadesi dianggap menghambat kemajuan negeri India dikarenakan gerakan ini sangat anti terhadap mesin yang mengganti pekerjaan manusia dan Ghandi menganggap kalau mesin tersebut sebagai setan. Kemudian yang terjadi adalah bangsa India tenggelam dalam euforia dalam menentang semua produk-produk Inggris dan mengabaikan pendapat Ghandi itu sendiri. Mungkin para pengusaha bangsa India dalam hal ini kaum menengah yang terkena dampak dari imperialisme Inggris berpikir keras bagaimana melawan gempuran yang dilakukan produk buatan Inggris kalau hanya mengandalkan tenaga manusia. Yang terjadi adalah kaum menengah di India dengan dukungan rakyat India menginginkan produk mereka sendiri yang harus menjadi tuan di negeri sendiri. Pada hakekatnya gerakan Swadesi ini adalah satu penentangan terhadap imperialisme, di dalam praktiknya gerakan Swadesi langsung menyentuh sektor riil yaitu rakyat memulai dengan menanam kapas sendiri, memintal benang, menenun sendiri. Implikasinya adalah mereka sangat menghargai hasil karya sendiri, dengan tidak mau
membeli produk-produk Inggris (boycot action) . Tidak boleh rakyat terutama sekali anggota-anggota dari Indian National Conggress membeli barang-barang buatan Inggris. Bahkan barang-barang buatan Inggris kadang-kadang diserbu, dibawa ke luar, ditumpuk, ditimbun, dibakar. Seperti yang terjadi di Chouri Chora. Dengan gerakan swadesi ini maka handels-imperialisme Inggris menjadi lumpuh, karena seluruh rakyat tidak mau membeli barang-barang buatan Inggris itu. Swadesi akhirnya berhasil. Pihak imperialisme Inggris kewalahan dan pada tahun 1947 India diberi kemerdekaan kemudian pada tanggal 26 Januari 1950 menjadi Republik India tetapi masih didalam Commonwealth. Indonesia sebagai negara berkembang tentu ingin produk-produk dalam negerinya bisa mengglobal dan membawa nama negeri ini dalam kancah ekonomi global. Seketika hal seperti ini adalah mimpi yang sangat sulit menjadi kenyataan. Fakta berbicara orang Indonesia sendiri lebih menyukai produk luar dari pada produk nasional, yang memang dari segi kuantitas maupun kualitas sangatlah sulit bagi produk nasional untuk bisa bersaing. Sebagai contoh ketika produk Cina menyerbu pasaran di Indonesia, misalnya produk otomotifnya yang harganya jauh dari pasaran yang sedang berlaku di Indonesia, kemudian merambahnya produk-produk sepatu Cina yang harganya jauh dibawah harga sepatu produk lokal, dengan kualitas sama. Membuat hancurnya pasaran produk lokal. Namun, semangat nasionalisme harus segera ditonjolkan mulai dari sekarang. Seperti yang telah dicontohkan oleh yusuf kalla, menurut pengusaha nasional keturunan India, Mr. King apa yang dilakukan JK identik dengan apa yang diperjuangkan tokoh kemerdekaan India Mahatma Gandhi. JK sudah menjalankan ahimsa (perdamaian), swadesi (cinta produk dalam negeri), dan satyagraha (jujur).8 Wapres RI ini selalu mendengungkan "berdiri di atas kaki sendiri" dengan mencintai dan menggunakan produk dalam negeri yang disebut King sesuai dengan ajaran Swadesi. Masyarakat Indonesia perlu menyadari bahwa betapa pentingnya konsep swadesi ini agar dapat menerapkannya di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Sumber Referensi
8
http://www.jakartapress.com/www.php/news/id/6688/Masyarakat-Indonesia-Keturunan-India-DukungJK.jp. dikutip pada tanggal 22 0ktober 2010
http://aansetia.wordpress.com/2009/12/05/jejak-pemikiran-mahatma-gandhi http://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_kasus_korupsi_di_Indonesia http://id.wikipedia.org/wiki/Konfrontasi_Indonesia-Malaysia http://id.wikipedia.org/wiki/Korupsi http://id.wikipedia.org/wiki/Swadesi http://www.harianglobal.com/index.php? option=com_content&view=article&id=44304:perang-dingin-indonesia-vsmalaysia&catid=57:gagasan&Itemid=65 http://www.jakartapress.com/www.php/news/id/6688/Masyarakat-Indonesia-KeturunanIndia-Dukung-JK.jp http://yasinta.net/mahatma-gandhi-dan-empat-teori-perilaku-kepemimpinan