PRINSIP PEMBANGUNAN EKONOMI SESUAI AJARAN ISLAM
Abstrak Nadia Rizqiati Anisa, Makalah Prinsip Pembangunan Ekonomi Sesuai Ajaran Islam. Jurusan Teknik Elektro, Prodi Teknik Listrik, Politeknik Negeri Semarang. Pengampu : Khamami Kata Kunci : Pembangunan Ekonomi Dalam Islam Islam merupakan agama yang mulia karena mengandung peraturan hidup yang lengkap dan menyeluruh dalam semua aspek kehidupan manusia termasuk ekonomi. Islam menyeru ummatnya supaya maju dalam segala aspek kehidupan termasuk kemajuan dan pembangunan dalam bidang ekonomi dan keuangan. Konsep pembangunan ekonomi menurut perspektif Islam seperti yang digariskan oleh al-Qur’an dan al-Sunnah dan juga yang dikemukakan oleh para ulama dan sarjana dalam ekonomi Islam berbeda dengan konsep pembangunan ekonomi yang dikemukakan oleh pemikiran ekonomi barat. Pembangunan ekonomi menurut perspektif Islam adalah bersifat material dan spiritual, merangkumi tidak saja pembangunan ekonomi, tetapi juga merangkumi pembangunan manusia itu sendiri, pembangunan sosial, kebudayaan dan sebagainya.
1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan merupakan konsep yang multi-dimensi dan komprehensif mengandungi persoalan ekonomi dan bukan ekonomi. Pembangunan ekonomi adalah salah satu komponen penting dalam konsep pembangunan yang komprehensif. Ia juga merangkumi aspek-aspek yang boleh diukur dan tidak boleh diukur. Manakala konsep pembangunan ekonomi dalam Islam mengandung nilai dimana objektif utamanya ialah untuk mencapai kebajikan manusia. Kebajikan manusia ini, menurut Islam tidak dianggap lengkap tanpa pembangunan nilai moral yang tidak dipentingkan dalam teori pertumbuhan ekonomi konvensional. Nilai-nilai moral ini adalah aspek yang tidak boleh diukur dan tidak boleh dipisahkan dalam membangunkan ekonomi sebuah negara. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, perumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apa yang dimaksud pembangunan ekonomi dalam Islam? 2. Apa prinsip pembangunan ekonomi menurut perspektif islam? 3. Bagaimana konsep pembangunan ekonomi menurut perspektif islam? 4. Apa tujuan pembangunan ekonomi dalam islam? 5. Bagaimana strategi pembangunan ekonomi menurut perspektif islam? C. Tujuan Pembuatan Makalah 1. Dapat mengetahui pembangunan ekonomi dalam Islam 2. Dapat mengetahui prinsip pembangunan ekonomi menurut perspektif islam 3. Dapat mengetahui konsep pembangunan ekonomi menurut perspektif islam 2
4. Dapat mengetahui tujuan pembangunan ekonomi dalam islam 5. Dapat mengetahui strategi pembangunan ekonomi menurut perspektif islam D. Manfaat Pembuatan Makalah Manfaat pembuatan makalah ini adalah 1. Mengetahui pembangunan ekonomi dalam Islam 2. Mengetahui prinsip pembangunan ekonomi menurut perspektif islam 3. Mengetahui konsep pembangunan ekonomi menurut perspektif islam 4. Mengetahui tujuan pembangunan ekonomi dalam islam 5. Mengetahui strategi pembangunan ekonomi menurut perspektif islam
3
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Pembangunan Ekonomi dalam Islam Pembangunan ekonomi adalah suatu proses kenaikan pendapatan total dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan penduduk dan disertai dengan perubahan fundamental dalam struktur ekonomi suatu negara dan pemerataan pendapatan bagi penduduk suatu negara. Pembangunan ekonomi tak dapat lepas dari pertumbuhan ekonomi (economic growth); pembangunan ekonomi mendorong pertumbuhan ekonomi, dan sebaliknya, pertumbuhan ekonomi memperlancar proses pembangunan ekonomi. Yang dimaksud dengan pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional. Suatu negara dikatakan mengalami pertumbuhan ekonomi apabila terjadi peningkatan GNP riil di negara tersebut. Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi. Perbedaan antara keduanya adalah pertumbuhan ekonomi keberhasilannya lebih bersifat kuantitatif, yaitu adanya kenaikan dalam standar pendapatan dan tingkat output produksi yang dihasilkan, sedangkan pembangunan ekonomi lebih bersifat kualitatif, bukan hanya pertambahan produksi, tetapi juga terdapat perubahanperubahan dalam struktur produksi dan alokasi input pada berbagai sektor perekonomian seperti dalam lembaga, pengetahuan, sosial dan teknik. Sedangkan
dalam
perspektif
Islam
suatu
pertumbuhan
ekonomi
keberhasilannya tidak bersifat kuantitatif dari segi material saja , tetapi harus memiliki spiritual. Dalam pertumbuhan pembangunan ekonomi ini tidak hanya tapi, mencakup pembangunan manusia, pembangunan sosial , kebudayaan dan sebagainya. 4
B. Hakikat dan Tujuan Ekonomi Pembangunan dalam Persepektif Islam HAKIKAT Istilah pembangunan (development) lebih mengandung makna tentang proses dan upaya pencapaian peningkatan kualitas hidup. Elemen penting yang perlu diperhatikan berkaitan dengan pembangunan : 1. Pembangunan sebagai sebuah proses 2. Pembangunan sebagai upaya 3. Pembangunan berarti peningkatan kualitas Dalam suatu pembangunan menurut perspektif islam tidak hanya peningkatan kualitas hidup di dunia saja namun juga di akhirat. Maka, unsur yang penting adalah falah. Falah menurut islam diambil dari kata Al-Qur’an yang sering dimaknai sebagai keberuntungan jangka panjang, dunia dan akhirat, sehingga tidak hanya memandang aspek kualitatif material namun justru lebih ditekankan pada pembangunan spiritual. Elemen-elemen yang perlu diperhatikan adalah : a. Kelangsungan hidup b. Kebahagiaan hidup c. Kekuatan dan harga diri Hakikat pembangunan ekonomi dalam persepektif islam Sebelumnya sudah dijelaskan pembangunan dalam islam untuk sekte pembangunan ekonomi dalam islam nya tidak seperti ekonomi konvensional namun, bila dalam islam hakikatnya tidak hanya kuantitatif dalam keuntungan semta tapi mencakup dalam keseluruhan. Konsepnya : 1. Sprititualisme 2. Pertumbuhan 5
3. Perubahan
Dalam perubahan ini memiliki prinsip derivatif : 1. Multitype ownership (kepemilikan multi jenis), prinsip umum kepemilikan yang berlaku adalah kepemilikan swasta. Dalam sistem sosialis kepemilikan negara, dalam islam, berlaku prinsip kepemilikan multi jenis (mengakui bermacam-macam bentuk kepemilikan, baik swasta, negara atau campuran. Prinsip ini terjemahan dari nilai tauhid : pemilik primer Allah swt, sedangkan manusia sebagai pemilik sekunder. 2. Freedom to act (kebebasan bertindak atau berusaha) Penerapan nilai akan melahirkan pribadi-pribadi yang professional dan prestatif dalam segala bidang, termasuk dalam bidang ekonomi dan bisnis. Meneladani sifatsifat rasul dalam aktivitasnya (siddiq, amanah, tabligh dan fathanah) dan digabungakn dengan nilai keadilan dan khilafah (good governance) akan melahirkan prinsip freedom to act pada setiap muslim (umumnya) dan para ekonom islam (khususnya) sehingga akan menciptakan mekanisme pasar dalam perekonomian. Kebebasan dilandasi dengan prinsip shariah (nilai keadilan) sehingga tidak terdapat distorsi, transaksi yang dilarang (riba, gharar (tidak pastian), tadlis (penipuan). 3. Social Justice (keadilan social) Prinsip sosial gabungan antara nilai khilafah dan nilai ma'ad, pemerintah bertanggung jawab atas pemenuhan kebutuhan pokok dan menciptakan keseimbangan sosial. Dalam islam keadilan diartikan suka sama suka dan satu pihak tidak terdzalimi, maka islam membolehkan intervensi harga maupun pasar (al-hisbah).
6
Pengertian tadlis menurut tafsir ekonomi islam (suatu transaksi yang sebagian informasinya tidak diketahui oleh salah satu pihak karena disembunyikannya informasi buruk oleh pihak lain).
TUJUAN PEMBANGUNAN EKONOMI DALAM ISLAM Tujuan pembangunan ekonomi dalam Islam adalah untuk mencapai al-falah di dunia dan di akhirat. Konsep ini bermaksud setiap peningkatan taraf hidup masyarakat itu hendaklah disertai dengan niat atau tujuan untuk mendapat keridhaan Allah SWT.. Seperti yang diajukan oleh ahli-ahli ekonomi Islam, tujuan pembangunan dalam kerangka Islam adalah seperti berikut: 1. Pembangunan sumber insan 2. Perbaikan Kualitas Kehidupan 3. Pembangunan yang Seimbang 4. Pemanfaatan Teknoligi Baru 5. Pengurangan akan ketergantungan terhadap negara lain
a. Teori Ekonomi Islam 1. Tauhid ( Keesaan Tuhan ) Tauhid merupakan fondasi ajaran Islam. Dengan tauhid, manusia menyaksikan bahwa “tiada suatu pun yang layak disembah selain Allah" dan “tidak ada pemilik langit, bumi dan isinya, selain daripada Allah”. Manusia hanya diberi amanah “memiliki” untuk sementara waktu, sebagai ujian bagi mereka. Segala suatu yang Dia ciptakan mempunyai tujuan. Tujuan inilah yang memberikan makna dari arti bagi esistensi alam semesta dimana manusia merupakan salah satu bagian di dalamnya. Kalau demikian halnya, manusia yang dibekali dengan kehendak bebas, rasionalitas, kesadaram moral yang dikombinasikan dengan kesadaran ketuhanan yang harus dituntut untuk hidup dalam kepatuhan dan ibadah kepada Tuhan yang Maha Esa. 7
Dengan demikian konsep tauhid dalam bangun ekonomi Islam ini bahwa manusia harus mempertanggung jawabkan segala perbuatan kita khususnya dalam aktivitas ekonomi dan bisnis. 2. Adl / Adil / Keadilan Keadilan merupakan nilai paling asasi dalam ajaran agama Islam. Secara garis besar keadilan dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana terdapat persamaan perlakuan dimata hukum, kesamaan hak kompensasi, hak hidup secara layak, hak menikmati pembangunan dan tidak adanya pihak yang diruguikan serta adanya keseimbangan dalam setiap aspek kehidupan. 3. Nubuwwah (Kenabian) / Tazkiyah Tazkiyah ialah peranan para nabi dan rasul yang diutuskan ke dunia ini berperanan dalam penyucian hubungan manusia dengan Allah SWT., manusia dengan manusia, manusia dengan alam sekitar, dan manusia dengan masyarakat dan negara. Jikalau proses ini dapat terlaksana dengan baik apapun pembangunan dan pengembangan yang dilakukan olehnya tidak aka berakibat kecuali untuk kebaikan dirinya sendiri, masyarakat dan lingkungannya. 4. Khilafah Khilafah secara umum adalah amanah dan tanggung jawab manusia terhadap apa-apa yang telah dikuasakan kepadanya dalam bentuk sikap dan perilaku manusia terhadap Allah, sesama, dan alam semesta. Sedangkan secara khusus adalah tanggung jawab manusia untuk mengelola sumber daya yang dikuasakan Allah kepadanya untuk mewujudkan maslahah dan falah yang maksimum serta mencegah kerusakan di muka bumi. 5. Ma’ad ( hasil ) Secara harafiah ma’ad artinya kembali meskipun sering kali diterjemahkan sebagai “kebangkitan”. Karena kita semua akan kembali kepada Allah. Allah menandaskan bahwa manusia diciptakan manusia untuk berjuang. Perjuangan ini akan mendapatkan ganjaran, baik di dunia maupun di akhirat. Perbuatan baik dibalas 8
dengan kebaikan yang berlipat-lipat, perbuatan jahat dibalas dengan hukuman yang setimpal. Karena itu, ma’ad diartikan juga sebagai ganjaran atau imbalan. Implikasi dalam kehidupan ekonomi dan bisnis menurut Imam Al-Ghazali yang menyatakan bahwa motivasi para pelaku bisnis adalah untuk mendapatkan laba (laba dunia dan akhirat). Karena itu, konsep profit mendapatkan legitimasi dalam Islam.7
b. Akhlak Merupakan Perilaku Islami Dalam Perekonomian Sekarang kita telah memiliki landasan teori yang kuat, serta prinsip-prinsip sistem ekonomi islam yang mantap. Namun, dua hal ini belum cukup karena teori dan sistem menuntut adanya manusia yang menerapkan nilai-nilai yang terkandung dalam teori dan sistem tersebut. Dengan kata lain, harus ada manusia yang berperilaku, berakhlak secara professional (ihsan, itqan) dalam bidang tertentu yakni ekonomi. Baik dia berada pada posisi produsen, konsumen, pengusaha, karyawan atau sebagai pejabat pemerintah sekaligus. Karena teori yang unggul dan sistem ekonomi yang sesuai syariah sama sekali bukan merupakan jaminan bahwa perekonomian umat islam akan otomatis maju. Sistem ekonomi islam hanya memastikan bahwa tidak ada transaksi ekonomi yang bertentangan dengan syariah. Tetapi chimera bisnis tergantung pada man behind the gun-nya. Karena itu pelaku ekonomi dalam kerangka ini dapat saja dipegang oleh umat non-muslim. Perekonomian umat islam baru dapat maju bila pola piker dan pola laku muslimin dan muslimat sudah itqan (tekun) dan ihsan (professional). Hal ini mungkin salah satu rahasia sabda Nabi : "Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlaq". Karena akhlak (perilaku) menjadi indicator atau tolak ukur baik-buruknya manusia. Baik-buruknya perilaku bisnis para pengusaha menentukan sukses-gagalnya bisnis yang telah dijalankannya.
C. KONSEP PEMBANGUNAN EKONOMI MENURUT PERSPEKTIF ISLAM 9
Penegakan syariat islam dibidang ekonomi dapat dibedakan menjadi tiga level lapangan permainan (level of playing field) yaitu : Teori
Sistem Ekonomi
Perekonomian
Islam
Umat Islam
Ekonomi
Komponen
Islam Aqidah
Kepemilikan individu
Pola laku
Adil
Kepemilikan bersama
Muslimin
Nubuwwa
Kepemilikan negara
Muslimat pelaku
Khilafah
Kebebasan bertransaksi
Ekonomi
Ma'ad
Dalam kerangakan syari'ah
bahasan
Kesejahteraan sosial (pemenuhan kebutuhan dasar bagi si miskin, dan penciptaan hubungan harmonis sikaya Ilmu
Wacana
dan simiskin) Regulatory rule : apa
Kinerja unit
Yang boleh dan yang
Ekonomi umat islam
Tidak boleh dilakukan. Pelaku
Ilmuwan
Constitution rule DPR, pemerintah
utama Dalil
Al-Qur'an &
Kaedah fikih"Al Ashu
Hadist
Fil Asyiaa'al ibadah ma
Umat islam "antum a'lamu bi 'umri dunyakun" 10
syara'un
Penegakan pada salah satu level saja tidak menghasilkan tegaknya syariat islam dalam bidang ekonomi. Teori ekonomi islam yang kuat tanpa diterapkan menjadi sistem, hanya menjadikan ekonomi islam sebagai kajian ilmu saja tanpa memberi dampak pada kehidupan ekonomi.
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan
11
Setelah kami mempelajari Pembangunan Ekonomi dalam Islam maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : Bahwa dalam syariat Islam telah ditegaskan dalam pembangunan ekonomi Islam haruslah berpihak pada umat bukan segelintir golongan. Pembangunan juga harus mengacu pada norma-norma yang ada tidak merusak alam, mengeksploitasi lingkungan dengan seenaknya untuk kepentingan pribadinya tanpa menghiraukan bencana-bencana alam
yang
Pembangunan
akan
terjadi
ekonomi
sehingga harus
pula
akan
terjadi
memiliki
kerusakan tiga
prinsip
dimana-mana. utama,
yaitu:
1.Tauhid 2.Khilafah 3.Keadilan Ketiga konsep ini tidak dapat dipisahkan satu sama lain dalam pelaksanaan pembangunan yang merata untuk kesejahteraan umat. B.
Saran Saran Penulis terhadap pembaca, mudah – mudahan dengan dibuatnya makalah ini
dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan pembaca tentang pembangunan ekonomi dalam perspektif islam. Karena subjek ini masih baru, tentu literature tentang hal ini masih akan berkembang. Untuk membantu hal ini terdapat daftar pustaka untuk menambah referensi, walaupun mungkin kurang komprehensif, diharapkan dapat membantu seperlunya. Terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA Rahardja, Prathama dan Mandala Manurung. P3EI. 2008. Ekonomi islam edisi pertama. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada Karim, Adiwarman A.. 2007. Ekonomi Mikro Islam edisi ketiga. Jakarta: Rajawali Pers 12
M. Umer Chapra. 2000. Islam dan Pembangunan Ekonomi. Jakarta: Gema Insani Press Ahmad Izzan dan Syahri Tanjung. 2006. Referensi Ekonomi Syariah (ayat-ayat Al-Quran yang berdimensi ekonomi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Buku Prathama dan Mandala Manurung. (hal: 334) Adiwarman A. karim. 2007. Ekonomi Mikro Islam edisi ketiga. Hlm: 46 Adiwarman A. karim. 2007. Ekonomi Mikro Islam edisi ketiga. Hlm: 34 Adiwarman A. karim. 2007. Ekonomi Mikro Islam edisi ketiga. Hlm: 35 4 M. Umer Chapra. 2000. Islam dan Pembangunan Ekonomi. Jakarta: Gema Insani Press. Hlm 6 5 P3EI. 2008. Ekonomi islam edisi pertama. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Hlm: 59 Ahmad Izzan dan Syahri Tanjung. 2006. Referensi Ekonomi Syariah (ayat-ayat Al-Quran yang berdimensi ekonomi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Hlm 40 Adiwarman A. karim. 2007. Ekonomi Mikro Islam edisi ketiga. Hlm: 42 Sumber : www. Google.com http://dc372.4shared.com/doc/UcQ456UO/preview.html
13