MAKALAH AKUNTANSI CSR (KEBIJAKAN AKUNTANSI TERINCI YANG BERLAKU BAGI PROGRAM KEMITRAAN DAN PROGRAM BINA LINGKUNGAN)
KELOMPOK 4 : 1. Belinda (13100760) 2. Elina Novyanti (13100765) 3. Rizki Arvita (13100797)
Prodi Akuntansi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi AL_Anwar Mojokerto 2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya lah kami diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik dan lancar. Makalah ini kami susun dengan judul “kebijakan akuntansi terinci yang berlaku bagi program kemitraan dan program bina lingkungan”. lingkungan ”. Makalah ini kami ajukan sebagai tugas dari mata kuliah CSR. Terima kasih kami sampaikan kepada bapak Drs.Ak. Kasman Wibisono, M.Si., C.A. selaku dosen mata kulaih CSR yang telah membimbing dan memberi kuliah demi lancarnya tugas ini. Juga rekan-rekan mahasiswa yang telah banyak memberikan masukan untuk makalah ini. Demikianlah makalah ini kami susun semoga bermanfaat dapat memenuhi tugas Seminar Akuntansi. Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan oleh sebab itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangn. Mojokerto, 04 April 2017
Penyusun
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Kebijakan Akuntansi Aktiva Tujuan kebijakan akuntansi aktiva adalah untuk mengatur perlakuan akuntansi aktiva. Perlakuan akuntansi aktiva mencakup antara lain pengertian, pengakuan, pengukuran dan pencatatan, penyajjian, dan pengungkapan. a. Pengertian Aktiva adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/ atau dimiliki oleh Unit PKBL sebagai akibat dari peristiwa masa lalu, dimana manfaat ekonomi/sosial di masa depan diharapkan dapat diperoleh Unit PKBL serta dapat diukur dalam satuan uang. b. Klasifikasi Aktiva diklasifikasikan menjadi aktiva lancar, aktiva tetap, dan aktiva lain-lain.
Aktiva lancar
a) Aktiva Lancar a. Pengertian Aktiva lancar adalah aktiva yang diperkirakan akan direalisasikan atau dimiliki untuk digunakan dalam jangka waktu siklus operasi normal unit PKBL, atau dimiliki untuk tujuan jangka pendek dan diharapkan direalisasi dalam jangka waktu 12 bulan dari tanggal laporan la poran posisi keuangan atau berupa kas atau setara kas yang tidak dibatasi penggunaanya . b. Klasifikasi Aktiva lancar diklasifikasi menjadi kas dan setara kas, persediaan, piutang, investasi, beban dibayar dimuka, pembiayaan bagi hasil, dan pajak dibayar dimuka. Kas dan setara kas
a. Pengertian
Kas adalah alat pembayaran yang sah yang siap dan bebas dipergunakan untuk membiayai kegiatan unit PKBL. Yang termasuk sebagai kas adalah saldo kas ditangan (cash ( cash on hand ). ).
Bank adalah saldo rekening bank unit PKBL yang dapat dipergunakan secara bebas untuk membiayai kegiatan unit PKBL. Yang termasuk sebagai saldo bank adalah seluruh saldo rekening unit PKBL yang terdapat di Bank.
Deposito adalah investasi sementara atas dana yang menganggur (idle cash) milik unit PKBL. Deposito yang termasuk dalam kas dan bank adalah deposito yang jatuh tempo 3 (tiga) bulan atau kurang dari 3 (tiga) bulan.
b. Pengakuan Kas dan setara kas diakui pada saat kas dan setara kas tersebut diterima oleh unit PKBL, yaitu :
Kas telah diterima dan dicatat dalam rekening unit PKBL, apabila diterima melalui transfer bank, atau
Kas telah diterima dan dicatat dalam kas unit PKBL, demikian pula halnya atas setara kas, termasuk deposito on-call.
c. Pengukuran dan pencatatan Besarnya saldo kas ditetapkan menurut nilai nominalnya. Saldo bank ditetapkan menurut nilai nominal saldo rekening unit PKBL di bank. Sebagai dasar penetapan saldo tersebuat adalah hasil dari rekonsiliasi bank. d. Penyajian Kas dan setara kas merupakan pos pada Laporan Posisi Keuangan yang paling likuid sehingga disajikan pada urutan pertama aktiva lancar. e. Pengungkapan Kas dan setara kas disajikan sesuai dengan komponenyayaitu, kas, bank, dan deposito. Rincian dan komponen kas dan setara kas diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan yang meliputi program, jenis, lokasi penyimpanan, jatuh tempo, dan penjelasan bahwa kas dan setara kas tersebut tidak dijaminkan. Persediaan
Penjelasan secara rinci terdapat pada uraian mengenai kebijakan akuntansi terinci khusus untuk program kemitraan.
Piutang o
Piutang penyisihan laba kepada BUMN pembina
Pengertian Piutang penyisihan laba kepada BUMN pembina adalah piutang unit PKBL kepada BUMN pembina atas alokasi laba untuk program kemitraan dan program bina lingkungan BUMN pembina yang bersangkutan yang telah ditetapkan oleh rapat umum pemegang saham (RUPS) atau rapat pembahasan bersama (RPB) tetapi belum dibayarkan kepada unit PKBL.
Pengakuan Piutang penyisian laba kepada BUMN pembina diakui pada saat RUPS/RPB telah menetapkan besarnya prosentasi alokasi laba BUMN pembina untuk program kemitraan dan program bina lingkungan.
Pengukuran dan pencatatan Piutang penyisihan laba kepada BUMN pembina untuk periode tertentu diukur dan dicatat sebesar prosentasi tertentu dari laba setelah pajak BUMN pembina sesuai dengan keputusan RUPS/RPB, setelah dikurangi dengan jumlah yang telah dibayarkan kepada unit PKBL.
Penyajian Piutang penyisihan laba disajikan dalam laporan posisi keuangan pada kelompok aktiva lancar.
Pengungkapan Informasi yang perlu diungkapan dalam catatan laporan keuangan diantaranya adalah besarnya presentasi alokasi laba yang telah disetujui oleh RUPS/RPB untuk masing-masing program, jumlah nominal alokasi laba, tahun buku laba yang disajiakan alokasi laba yang telah dipenuhi oleh BUMN pembina, dan alokasi lainya yang relevan.
o
Piutang kepada BUMN pembina lain/lembaga penyalur. Penjelasan secara rinci terdapat pada uraian mengenai kebijakan akuntansi terinci untuk program kemitraan.
o
Piutang sewa-beli syariah.
Penjelasan secara rinci terdapat pada uraian mengenai kebijakan akuntansi terinci untuk program kemitraan. o
Alokasi penyisihan piutang sewa-beli syariah. Penjelasan secara rinci terdapat pada uraian mengenai kebijakan akuntansi terinci untuk program kemitraan.
o
Piutang pendapatan bagi hasil. Penjelasan secara rinci terdapat pada uraian mengenai kebijakan akuntansi terinci untuk program kemitraan.
o
Piutang pinjaman khusus. Penjelasan secara rinci terdapat pada uraian mengenai kebijakan akuntansi terinci untuk program kemitraan.
o
Alokasi penyisihan piutang pinjaman khusus. Penjelasan secara rinci terdapat pada uraian mengenai kebijakan akuntansi terinci untuk program kemitraan.
o
Piutang pinjaman mitra binaan. Penjelasan secara rinci terdapat pada uraian mengenai kebijakan akuntansi terinci untuk program kemitraan.
o
Alokasi penyisihan piutang pinjaman mitra binaan. Penjelasan secara rinci terdapat pada uraian mengenai kebijakan akuntansi terinci untuk program kemitraan.
o
Piutang lain-lain
Pengertian Piutang lain-lain adalah klaim atau tagihan unit PKBL yang tidak terkait langsung dengan penyaluran program kemitraan dan program bina lingkungan yang diharapkan dapat dicairkan/realisasikan menjadi kas dalam satu periode akuntansi. Yang termasuk dalam piutang lainlain adalah piutang bunga. Piutang bunga merupakan pendapatan bunga yang diperoleh PKBL dari hasil penggunaan aktiva PKBL oleh pihak-pihak lain, seperti bunga deposito dan lain-lain.
Pengakuan Piutang lain-lain diakui pada saat timbulnya tagihan.
Pengukuran dan pencatatan
Piutang lain-lain diukur dan dicatat sebesar jumlah bersih yang dapat ditagih dari pihak lain, berdasarkan bukti tagihan yang bersangkutan.
Penyajian Piutang lain-lain disajikan dalam laporan posisi keuangan pada kelompok aktiva lancar.
Pengungkapan Informasi yang perlu diungkapan dalam catatan atas laporan diantaranya adalah rincian jenis piutang, jumlah masing-masing piutang, dan informasi lainya yang relevan.
Investasi
a. Pengertian Investasi adalah penempatan sementara dana program kemitraan dan bina lingkungan dalam bentuk deposito berjangka waktu lebih dari 3 (tiga) bulan. b. Pengakuan Investasi diakui pada saat terjadinya penyerahan/penggunaan kas yang diharapkan dapat memperoleh hasil/manfaat ekonomis. Mutasi atas investasi diakui pada saat terjadi transaksi berupa penermaan dan pencairan deposito yang jatuh temponya lebih dari 3 (tiga) bulan atau pada saat reklasifikasi deposito yang jatuh temponya menjadi 3 (tiga) bulan atau kurang dari 3 (tiga) bulan. c. Pengukuran dan pencatatan Investasi dalam bentuk deposito diukur dan dicatat sebesar nilai nominalnya. d. Penyajian Investasi disajikan dalam laporan posisi keuangan pada kelompok aktiva lancar. e. Pengungkapan Investasi diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan unit PKBL sebesar nilai nominal, diserti keterangan jenis investasi dan informasi lain yang relevan. Beban dibayar dimuka
a. Pengertian
Beban dibayar dimuka adalah beban yang merupakan kontra prestasi atas jasa-jasa pihak lain kepada unit PKBL yang sebenarnya belum menjadi kewajiban untuk membayar atau belum menjadi beban tahun berjalan, tetapi telah dibayar. b. Pengakuan Beban dibayar dimuka diakui pada saat penyesuaian akhir periode (menggunakan pendekatan beban) c. Pengukuran dan pencatatan Beban dibayar dimuka diukur dan dicatat sebesar jumlah yang belum menjadi beban tahun berjalan. Pada awal periode berikutnya, dilakukan jurnal pembalik, jika digunakan pendekatan beban. d. Penyajian Beban dibayar dimuka disajikan dalam laporan posisi keuangan pada kelompok aktiva lancar. e. Pengungkapan Catatan atas laporan keuangan unit PKBL mengungkapkan rincian beban dibayar dimuka berdasarkan jenis dan nilai nominalnya. Pembiayaan bagi hasil
Penjelasan secara rinci terdapat pada uraian mengenai kebijakan akuntansi terinci untuk program kemitraan. Pajak dibayar dimuka
a. Pengertian Pajak dibayar dimuka adalah pembayaran angsuran masa pajak kini yang belum menjadi beban unit PKBL. Pajak ini dapat berupa setoran masa PPh pasal 25 dapat juga berupa pajak-pajak lain yang dipotong atau dipungut pihak ketiga yang dapat dikreditkan dalam menentukan besarnya pajak terutang. b. Pengakuan Pajak dibayar dimuka diakui pada saat terjadinya pembayaran setoran masa pajak atau saat terjadinya pungutan/potongan pajak oleh pihak ketiga. c. Pengukuran dan pencatatan Pajak dibayar dimuka diakui pada sebesar jumlah nominal pembayarn atau sebesar jumlah pungutan/pemotongan oleh pihak ketiga.
d. Penyajian Pajak dibayar dimuka disajikan dalam laporan posisi keuangan pada kelompok aktiva lancar. e. Pengungkapan Catatan atas laporan keuangan sekurang-kurangnya mengungkapkan rincian jenis-jenis pajak dibayar dimuka beserta jumlah nominalnya, besrta informasi lainya yang relevan.
Aktiva Tetap
1.
Aktiva Tetap a. Pengertian Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang memenuhi semua kriteria berikut ini :
Diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dibangun lebih dahulu;
Digunakan dalam operasi unit PKBL;
Tidak dimasudkan untuk diperjual belikan;
Mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun;
Harga perolehan cukup material;
b. Klasifikasi Aktiva tetap diklasifikasikan menjadi :
Inventaris dan peralatan ;
Kendaraan
Bangunan
Tanah
c. Pengakuan Aktiva tetap diakui pada saat diterima/diperoleh hak kepemilikanya dan atau pada saat penguasaanya berpindah. d. Pengukuran dan pencatatan Aktiva tetap diukur dan dicatat berdasarkan nilai perolehanya. Aktiva tetap yang diperoleh dalam bentuk siap pakai, nilai perolehanya berdasarkan atas harga beli ditambah semua biaya yang dikeluarkan sampai aktiva tetap yang bersangkutan siap untuk digunakan, aktiva tetap tersebut dicatat pada saat diterima oleh unit PKBL.
Aktiva tetap yang dibangun sendiri, nilai perolehanya didasarkan atas seluruh biaya yang terjadi berkenaan dengan pembangunan aktiva yang bersangkutan. Aktiva tetap yang diperoleh melalui transaksi sewa beli, nilai perolehanya dicatat berdasarkan seluruh nilai tunai biaya yang dibebankan dalam kontrak sewa beli. Aktiva tetap yang diperoleh melalui hibah atau transaksi pertukaran non moneter lainya dicatat berdasrkan nilai wajar dari aktiva yang diperoleh atau aktiva yang diserahkan, mana yang lebih banyak berdasarkan bukti yang tersedia pada saat serah terima. Pengeluaran-pengeluaran untuk perbaikan aktiva tetap yang menambah masa manfaat, kapasitas, dan mutu pelayanan aktiva tetap yang bersangkutan untuk beberapa tahun pada prinsipnya harus dikapasitasi baik dengan menambahkan pengeluaran-pengeluaran tersebut kedalam nilai aktiva yang bersangkutan atau mengurangkanya dari akumulasi depresiasi untuk aktiva yang bersangkutan. Jenis-jenis pengeluaran yang dapat dikapasitasi adalah pengeluaran yang sesuai dengan pedoman kapasitas biaya dan harus ditetapkan oleh direksi/pengurus. Sedangkan pengeluaran untuk memelihara rutin yang memberikan manfaat dalam tahun berjalan diakui langsung sebagai beban pemeliharaan atau beban operasional lainya pada tahun berjalan. Aktiva tetap yang tidak dipergunakan lagi dalam operasional dikeluarkan secara administratif dari pos aktiva tetap dan dikelompokkan dalam aktiva lain-lain. Penilaian kembali aktiva tetap dimungkinkan hanya bila sudah diperoleh mendasar yang otoratif. Dalam hal dilakukan penilaian kembali atas aktiva tetap, maka nilai aktiva tetap dinyatakan sebesar nilai setelah diadakan revaluasi.
e. Penyajian Penyajian aktiva tetap dalam laporan posisi keuangan dinyatakan sebesar nilai buku, yaitu harga perolehan dikurangi akumulasi penyusutan. Setiap jenis aktiva tetap misalnya tanah, bangunan, hak atas tanah dan/atau bangunan, dan sebagainya harus dinyatakan dalam laporan posisi keuangan secara terpisah atau terinci pada catatan atas laporan keuangan.
f.
Pengungkapan Hal – hal berikut ini diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan:
Metode penyusutan yang digunakan.
Masa manfaat, golongan, dan tarif penyusutan yang digunakan.
Jumlah tercatat bruto dan akumulasi penyusutan awal dan akhir periode.
Perubahan metode penyusutan harus diperlakukan sebagai suatu perubahan
kebijakan
akuntansi
dan
harus
dijelaskan
alasan
perubahanya.
Aktiva lain-lain
Aktiva lain-lain
a. Pengertian Aktiva lain-lain adalah aktiva yang tidak dapat secara layak digolongkan ke dalam aktiva lancar dan aktiva tetap tertentu dalam laporan posisi keuangan. b. Klasifikasi Aktiva
lain-lain
diklasifikasikan
menjadi
kas/bank
yang
dibatasi
penggunaanya, aktiva tetap tidak berfungsi, dana penjaminan KUM-LTA, piutang bermasalah, dan alokasi penyisihan piutang bermasalah. Kas/bank yang dibatasi penggunanya
penjelasan secara rinci terdapat pada uraian mengenai kebijakan akuntansi terinci khusus untuk program bina lingkungan. Aktiva tetap tidak berfungsi
Pengertian Aktiva tetap tidak berfungsi adalah aktiva tetap yang sudah tidak digunakan atau tidak dioperasikan karena rusak atau sebab lain.
Pengakuan Aktiva tetap tidak berfungsi diakui pada saat aktiva tetap direklasifikasi menjadi aktiva lain-lain.
Pengukuran dan pencatatan Aktiva tetap yang direklasifikasi menjadi aktiva tetap tidak berfungsi disusutkan sampai dengan nilai sisa satu rupiah.
Penyajian Aktiva tetap tidak berfungsi disajikan dalam laporan posisi keuangan pada kelompok aktiva lain-lain.
Pengungkapan Catatan atas laporan keuangan unit PKBL mengungkapkan rincian kelompok aktiva tetap tidak berfungsi.
Dana pinjaman KUM-LTA
Penjelasan secara rinci terdapat pada uraian mengenai kebijakan akuntansi terinci untuk program kemitraan. Piutang bermasalah
Penjelasan secara rinci terdapat pada uraian mengenai kebijakan akuntansi terinci untuk program kemitraan. Alokasi penyisihan piutang bermasalah
Penjelasan secara rinci terdapat pada uraian mengenai kebijakan akuntansi terinci untuk program kemitraan.
2.1 Kebijakan Akuntansi Kewajiban Tujuan kebijakan akuntansi kewajiban adalah untuk mengatur perlakuan akuntansi kewajiabn. Perlakuan akuntansi kewajiban mencakup antara lain pengertian, pengakuan, pengukuran dan pencatatan, penyajian, pengungkapan, dan klasifikasi.
Pengertian Kewajiban adalah utang masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesainya akan menimbulkan arus keluar sumber daya ekonomi pada masa mendatang.
Klasifikasi Kewajiban diklasifikasikan menjadi kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang. Kewajiabn jangka pendek
a. Pengertian Kewajiban jangka pendek adalah kewajiban yang pemenuhanya harus dilakukan dalam jangka waktu operasi normal unit PKBL yang biasanya satu tahun atau 12 bulan. Kewajiban jangka pendek mencakup
pula bagian kewajiban jangka panjang yang jatuh tempo dalam kurun waktu kurang dari atau sama dengan 12 bulan sejak tanggal laporan posisi keuangan. b. Klasifikasi Kewajiban jangka pendek terdiri dari hutang jangka pendek, biaya yang masih harus dibayar, hutang pajak, bagian lancar hutang jangka panjang kepala BUMN penyalur, bagian lancar hutang jangka panjang, kelebihan pembayaran angsuran, dan angsuran belum teridentifikasi.
Hutang jangka pendek a.
Pengertian Hutang jangka panjang adalah semua kewajiban jangka pendek dari transaksi dengan pihak lain yang pemenuhanya harus dilakukan dalam waktu kurang dari atau sama dengan 12 bulan. Termasuk dalam kategori hutang jangka pendek ini antara lain hutang pembelian inventaris dan peralatan.
b.
Pengakuan Hutang jangka pendek diakui pada saat terjadinya transaksi atau saat perjanjian kontrak.
c.
Pengukuran dan pencatatan Hutang jangka pendek diukur dan dicatat sebesar nilai transaksi atau perjanjian kontrak yang telah disepakati. Pada akhr periode akuntansi, hutang jangka pendek diukur dan dicatat sebesar nilai nominalnya. Hutang dalam mata uang asing harus dijabarkan dan dinyatakan dalam mata uang rupiah.
d.
Penyajian Hutang jangka pendek disajikan dalam laporan posisi keuangan pada urutan pertama kewajiban jangka pendek.
e.
Pengungkapan Hutang jangka pendek diungkapkan dalam bentuk rincian yang memuat nama kreditur, dan jumlah hutang kepada masing-masing kreditur.
Biaya yang masih harus dibayar a. Pengertian Biaya yang masih harus dibayar adalah biaya-biaya yang masih harus dibayar unit PKBL yang timbul karena diterimanya jasa/prestasi yang merupakan beban tahun berjalan tetapi belum dibayar sampai dengan akhir periode akubtabsi dan tidak melebihi masa satu tahun yang akan datang. Biaya yang masih harus dibayar diakui pada saat dilakukan penyesuaian pada periode (pendekatan beban) dan pada awal periode berikutnya dilakukan jurnal (reversing entry), jika menggunakan pendekatan beban. b. Pengukuran atau pencatatan Biaya yang masih harus dibayar diukur dan dicatat sebesar jumlah biaya tahun berjalan yang belum dibayar. c. Penyajian Biaya yang masih harus dibayar disajikan dalam laporan posisi keuangan pada pokok kewajiban jangka pendek. d. Pengungkapan Biaya yang masih harus dibayar diungkapakan dalam bentuk rincian biaya yang menyebabkan beban tahun berjalan yang belum dibayar. Rincian tersebut sekurang-kurangnya memuat jenis beban dan jumlah nominalnya.
Hutang pajak a. Pengertian Hutang pajak adalah kewajiban pajak yang masih harus dibayar unit PKBL untuk
pajak-pajak yang dipungut atau
dipotong dari pihak lain yang meliputi hutang PPh 21, hutang PPh 23/26, hutang PPh 25/29, hutang PBB, dan hutang pajak lain dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. b. Pengakuan Hutang pajak diakui pada saat transaksi terjadi, sesuai dengan ketentuan perpajakan yang berlaku.
c. Pengukuran dan pencatatan Hutang pajak diukur dan dicatat sebesar jumlah pajak terutang berdasarkan ketentuan perpajakn yang berlaku. d. Penyajian Hutang pajak disajikan dalam laporan posisi keuangan pada kelompok kewajiban jangka pendek. e. Pengungkapan Pengungkapan hutang pajak mencakup jenis pajak dan nominal pajak, sesuai dengan ketentuan perpajakan yang berlaku.
Bagian lancar hutang jangka panjang kepada BUMN pembina lain. Penjelasan secara rinci terdapat pada uraian mengenai kebijakan akuntansi terinci untuk program kemitraan.
Bagian lancar hutang jangka panjang a. Pengertian Bagian lancar hutang jangka panjang adalah bagian dari hutang jangka panjang yang jatuh tempo kurang dari atau sama dengan 12 bulan . bagian lancar hutang jangka panjang meliputi bagian lancar hutang, sewa guna usaha dan bagian lancar hutang jangka panjang lainya. b. Pengakuan Bagian lancar hutang jangka panjang diakui pada saat sebagian atau seluruh hutang jangka panjang akan jatuh tempo kurang dari atau sama dengan 12 bulan dari tanggal laporan keuangan. c. Pengukuran dan pencatatan Bagian lancar
hutang jangka panjang diukur dan dicatat
sebesar jumlah bagian hutang jangka panjang yang akan jatuh tempo kurang dari atau sama dengan 12 bulan dari tanggal laporan keuangan. d. Penyajian Bagian lancar hutang jangka panjang disajikan dalam laporan posisi keuanganpada kelompok kewajiban jangka pendek.
e. Pengungkapan Bagian lancar hutang jangka panjang diungkapkan dalam bentuk rincian yang memuat jumlah dan informasi yang berkaitan
Kelebihan pembayaran angsuran Penjelasan secara rinci terdapat pada uraian mengenai kebijakan akuntansi terinci untuk program kemitraan.
Angsuran belum teridentifikasi Penjelasan secara rinci terdapat pada uraian mengenai kebijakan akuntansi terinci untuk program kemitraan.
Hutang jangka pendek lainya a. Pengertian Hutang jangka pendek lainya adalah kewajiban yang harus segera dibayar atau pada unit PKBL dalam jangka waktu kurang dari atau sama dengan 12
bulan yang tidak dapat
digolongkan menurut hutang jangka pendek yang tersedia. b. Pengakuan Hutang jangka pendek lainya diakui pada saat suatu kewajiban diklasifikasikan di hutang jangka pendek atau pada saat terjadinya kewajiban. c. Pengukuran dan pencatatan Hutang jangka pendek lainya diukur dan dicatat sebesar nilai nominalnya. d. Penyajian Hutang jangka pendek lainya disajikan dalam laporan posisi keuangan dalam pokok kewajiban jangka pendek. e. Pengungkapan Informasi yang diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan meliputi rincian utang jangka pendek lainya dan informasi lainya yang relevan.
Kewajiban jangka panjang
a. Pengertian Kewajiban jangka panjang adalah kewajiban yang akan jatuh tempo dalam jangka lebih dari satu tahun dari tanggal laporan keuangan. b. Klasifikasi Kewajiban jangka panjang diklasifikasikan menjadi hutang sewa guna usaha , jangka panjang kepada BUMN pembina lain, dan hutang jangka panjang lainya.
Hutang sewa guna usaha a. Pengertian hutang sewa guna usaha adalah hutang yang timbul karena kegiatan sewa guna usaha yang dilakukan oleh unit PKBL baik finance leasa maupun operating lease, dengan batasan batasan berikut ini : Finance lease adalah kegiatan sewa guna usaha, dimana
penyewa guna usaha pada akhir masa kontrak mempunyai hak
opsi
untuk
membeli
objek
sewa
guna
usaha
berdasarkan nilai sisa yang disepakati bersama. Operating lease adalah kegiatan sewa guna usaha dimana
penyewa guna usaha tidak mempunyai hak opsi untuk membeli objek sewa guna usaha. Perlakuan akuntansi untuk operating lease ini sama halnya dengan akuntansi sewa biasa. c. Pengakuan hutang sewa guna usaha diakui pada saat terjadinya perjanjian sewa guna usaha dan telah terjadi serah terima barang. d. Pengukuran dan pencatatan Hutang sewa guna usaha diukur dan dicatat sebagai kewajiban pada awal masa sewa guna usaha sebesar nilai tunai dari seluruh pembayaran sewa guna usaha, ditambah nilai sisa yang harus dibayar oleh penyewa guna usaha pada akhir masa sewa guna usaha.
e. Penyajian Hutang sewa guna usaha disajikan dalam laporan posisi keuangan pada kelompok kewajiban jangka panjang. f. Pengungkapan Catatan atas laporan keuangan mengungkapkan informasi tentang jenis, jumlah, dan persyaratan kewajiaban, tingkat diskonto.
Hutang jangka panjang kepada BUMN pembina lain. a. Pengertian Hutang jangka panjang kepada BUMN pembina lain adalah semua kewajiabn jangka panjang berkaitan dengan penyaluran dana PKBL yang diterima dari unit PKBL BUMN pembina lain. b. Pengakuan Hutang jangka panjang kepada BUMN pembina lain diakui pada saat penerimaan dan dari unit PKBL BUMN lain. c. Pengukuran dan pencatatan Hutang jangka panjang kepada BUMN pembina lain diukur dan dicatat sebesar jumlah yang diterima dari unit PKBL BUMN lain, setelah dikurangi dengan jumlah pengembalian yang telah dibayarkan dan
bagian lancar hutang jangka
panjang kepada BUMN pembina. d. Penyajian Hutang jangka panjang kepada BUMN pembina lain disajikan dalam laporan posisi keuangan dalam kelompok kewajiban jangka panjang. e. Pengungkapan Catatan atas laporan keuangan mengungkapkan informasi tentang jenis, jumlah, dan persyaratan kewajiban, serta jaminan
Hutang jangka panjang lainya Hutang jangka panjang lainya adalah kewajiban yang harus dipenuhi unit PKBL dalam jangka waktu lebih dari 12 bulan yang
tidak dapat secara layak digolongkan ke dalam golongan hutang jangka panjang diatas. c. Pengakuan Kewajiban jangka panjang lainya diakui pada saat terjadinya transaksi pinjaman. d. Pengukuran dan pencatatan Kewajiban jangka panjang lainya diukur dan dicatat sebesar jumlah yang menjadi kewajiban unit PKBL. e. Penyajian Kewajiban jangka panjang lainya disajikan dalam laporan posisi keuangan pada pokok kewajban jangka panjang. f. Pengungkapan Catatan atas laporan keuangan mengungkapkan informasi tentang jenis, jumlah, persyaratan kewajiban, serta jaminan. Kewajiban berbunga jangka panjang tetap diklarifikasikan sebagai kewajiban jangka panjang, walaupun kewajiban tersebut akan jatuh tempo dalam jangka waktu 12 bulan sejak tanggal laporan posisi keuangan, apabila (PSAK NO1, paragraf 47). Kesepakatan awal perjanjian pinjaman untuk jangka waktu lebih dari 12 bulan : perusahaan bermaksut membiayai kembali kewajiabn dengan pendanaan jangka panjang dan maksut tersebut didukung dengan perjanjian pembiayaan yaitu penjadwalan kembali pembayaran yang disepakati oleh pihak kreditur dan pihak unit PKBL sebelum laporan keuangan disetujui.
3.1 Kebijakan Akuntansi Aktiva Bersih a. Pengertian Aktiva bersih adalah aktiva dikurangi dengan kewajiban. b. Penyajian Aktiva bersih disajikan dalam laporan posisi keuangan setelah kewajiban.
c. Pengungkapan Catatan atas laporan keuangan mengungkapkan informasi tentang saldo awal aktiva bersih, dan surplus atau defisist tahun bberjalan. Catatan atas laporan keuangan juga mengungkapkan informasi mengenai pembatasan penggunaan aktiva bersih terikat. d. Kualifikasi Aktiva bersih dikualifikasikan menjadi aktiva bersih tidak terikat dan aktiva bersih terikat. Aktiva bersih tidak terikat
Aktiva bersih tidak terikat adalah sumber daya yang penggunaanya tidak dibatasi untuk tujuan tertentu. Aktiva bersih terikat
Aktiva bersih terikat adalah sumber daya yang penggunaanya dibatasi untuk tujuan tertentu atau tidak dapat digunakan untuk kegiatan operasional.
4.1
Kebijakan Penyisihan BUMN Peduli a.
Pengertian aktiva bersih terikat (ABT) adalah sumber daya yang penggunanya dibatasi untuk tujuan tertentu atau tidak dapat digunakan untuk kegiatan operasional.
ABT – penyisihan BUMN peduli Penjelasan rinci terdapat pada uraian mengenai kebijakan akuntansi terinci khusus untuk program bina lingkungan.
ABT – terbatas Penjelasan rinci terdapat pada uraian mengenai kebijakan akuntansi terinci khusus untuk program bina lingkungan.
5.1
Kebijakan Akuntansi Penerimaan Dan Pendapatan a.
pengertian penerimaan dan pendapatan adalah arus masuk bruto sumber daya yang merupakan hasil kegiatan utama unit PKBL selama suatu periode yang mengakibatkan kenaikan atau penurunan aktiva bersih.
Penerimaan
Alokasi bagian laba dari BUMN pembina
a. Pengertian Alokasi bagian laba dari BUMN pembina adalah alokasi dari BUMN pembina atas penyisihan laba setelah pajak BUMN pembina yang dotetapkan oleh RUPS/RPB untuk unit PKBL. b. Pengakuan Alokasi bagian laba dari BUMN pembina diakui pada saat RUPS /RPB telah disetujui laporan keuangan BUMN pembina dan menetapkan besarmya alokasi laba pada unit PKBL. c. Pengukuran dan pencatatan Alokasi bagian laba dari BUMN pembina untuk periode tertentu diukur dan dicatat atas dasar jumlah dana yang dialokasikan untuk program kemitraan dan program bina lingkungan sesuai dengan keputusan RUPS/RPB. d. Penyajian Posisi bagian laba dari BUMN pembina disajikan dalam laporan aktivitas pada urutan kelompok penerimaan. e. Pengungkapan Catatan atas laporan keuangan mengungkapkan rincian alokasi bagian laba dari unit pembina, diantaranya adalah besarnya presentase alokasi laba yang telah diakui oleh RUPS/RPB untuk masing-masing program, jumlah nominal, tahun buku yang dialokasikan, dan informasi lainya yang relevan.
Penerimaan pelimpahan dana dari PKBL lain. a. Pengertian
Penerimaan pelimpahan dana dari PKBL lain adalah jumlah dana yang diterima unit PKBL BUMN lain tanpa kewajiban mengembalikan untuk disalurkan kepada pembinaan. b. Pengakuan Penerimaan pelimpahan dana dari PKBL lain diakui pada saat diterimanya dana unit PKBL lain.
c. Pengukuran dan pencatatan Penerimaan pelimpahan dana dari PKBL lain diukur dan dicatat sebesar jumlah dana yang diterima dari unit PKBL lain. d. penyajian penerimaan pelimpahan dana dari PKBL lain disajikan dalam laporan aktivitas pada kelompok penerimaan. e. Pengungkapan Informasi yang perlu diungkapkan diantaranya adalah rincian penerimaan dari masing-masing BUMN yang melimpahkan dana dan informasi lainya yang relevan.
Penggantian beban operasional a. Pengertian Penggantian beban operasional adalah penerimaan dana dari BUMN pembina atas penggantian beban operasional unit PKBL yang melebihi batas pagu yang telah ditetapkan. b. Pengakuan Penggantian beban operasional diukur dan dicatat sebesar realisasi penggantian beban operasional. c. Pengukuran dan pencatatan Penggantian beban operasional diukur dan dicatat sebesar realisasi penggantian beban operasional. d. Penyajian Penggantian beban opearasional disajikan dalam laporan aktivitas pada kelompok peneriamaan. e. Pengungkapan
Informasi yang perlu diungkapakan diantaranya adalah rincian beban operasional yang melebihi batas pagu yang telah ditetapkan serta informasi lainya yang relevan.
Sumbangan a. Pengertian Sumbanngan adalah dana atau barang yang diterima dari pihak diluar unit PKBL tanpa adanya imbalan prestasi, selain penerimaan pelimpahan dana dari unit PKBL lainya. Contohnya adalah dana dari BUMN pembina untuk program kemitraan dan atau program bina lingkungan ketika BUMN pembina mengalami kerugian atau ketika tidak ada pembagian laba. b. Pengakuan Sumbangan diakui pada saat dana atau barang diterima oleh unit PKBL. c. Pengukuran dan pencatatan Sumbangan diukur dan dicatat sebesar nilai sumbangan atau nilai wajar barang yang disumbangkan. d. Penyajian Sumbangan
disajikan
dalam
laporan
aktivitas
pada
kelompok penerimaan. e. Pengungkapan Informasi yang perlu diungkapkan diantaranya adlaha rincian pemberi sumbangan dengan jumlah sumbangan serta informasi lainya yang relevan. Pendapatan
Pendapatan jasa administrasi pinjaman Penjelasan rinci terdpat pada uraian mengenai kebijakan akuntansi terinci khusus untuk program kemitraan.
Pendapatan bagi hasil a. Pengertian Pendapatan bagi hasil merupakan pendapatan yang timbul dari transaksi akad bersama usaha antara unit PKBL sebagai
pemilik dan mitra binaan sebagai kelola dana dengan nisbah bagi hasil menurut kesepakatan dimuka. b. Pengakuan Pendapatan bagi hasil diakui pada saat nilai bagi hasil sesuai nisbah yang dispakati telah diketahui secara pasti. c. Pengukuran dan pencatatan Pendapatan bagi hasil dapat diukur dengan menggunakan dua metode, yaitu bagi laba atau bagi pendapatan. Menurut metode bagi laba pendapatan bagi hail dihitung dari jumlah pendapatan setelah dikurangi dengan penjualan yang berkaitan dengan pengeloalaan
dana.
Sedangkan
menurut
metode
bagi
pendapatan, pendapatan bagi hasil dihitung dari presentasi total pendapatan pengelolaan dana, sesuai kesepakatan. d. Penyajian Pendapatan bagi hasil disjikan dalam laporan aktivitas kelompok pendapatan. e. Pengungkapan Informasi yang perlu diungkapkan diantaranya adalah jumlah pendapatan bagi hasil per propinsi serta informasi yang relevan.
Pendapatan sewa – beli syariah a. Pengertian Pendapatan sewa beli syariah merupakan pendapatan yang diakibatkan dari adanya akad ijarah muntahiyah bittamlik yaitu akad sewa menyewa antara pemilik objek sewa dan penyewa untuk
mendapatkan
imbalan
atas
objek
sewa
yang
disewaakanya dengan opsi perpindahan hak milik objek sewa pada saat tertentu, sesuai akad sewa : b. Pengakuan Pendapatan
sewa
beli
syariah
diakui
pada
saat
diterima/terealisir. c. Pengukuran / pencatatan Pendapatan sewa beli syariah diukur dan dicatat sebesar pendapatan yang terealisir.
d. Penyajian Pendapatan sewa beli syariah disajikan dalam laporan aktivitas pada kelompok pendapatan. e. Pengungkapan Informasi yang perlu diungkapkan diantaranya adalah jumlah pendapatan sewa beli syariah per wilayah serta informasi lainya yang relevan.
Pendapatan bunga a. Pengertian Pendapatan bunga adalah pendapatan yang berasal dari bunga deposito, jasa giro, bunga tabungan atau bunga simpanan lainya. b. Pengakuan Pendapatan bunga diakui pada saat pendapatan tersebut telah jatuh tempo. c. Pengukuran dan pencatatan Pendapatan bunga diukur dan dicatat sebesar nilai yang telah ditentukan dalam ketetntuan. d. Penyajian Pendapatan bunga disajikan dalam laporan aktivitas pada kelompok pendapatan. e. Pengungkapan Informasi yang perlu diungkapkan diantaranya adalah rincian pendapatan bunga dan informasi lainya yang relevan.
Pendapatan lain-lain a. Pengertian Pendapatan lain-lain adalah pendapatan yang tidak dapat digolongkan menurut alokasi pendapatan di atas. Termasuk dalam pendapatan lain-lain di antaranya “piutang bermasalah dihapus - diterima kembali”. Penjelasan secara rinci “piutang bermasalah dihapus – diterima kembali” terdapat pada uraian mengenai kebijakan akuntansi terinci khusus untuk program kemitraan.
b. Pengakuan Pendapatan lain-lain diakui pada saat diterima. c. Pengukuran dan pencatatan Pendapatan lain-lain diukur dan dicatat sebesar nilai yang diterima unit PKBL. d. Penyajian Pendapatan lain-lain disajikan dalam laporan aktivitas pada urutan terakhir dalam pokok pendapatan. e. Pengungkapan Rincian informasi mengenai pendapatan lain-lain unit PKBL perlu diungkapkan atas catatatn laporan keuangan. Rincian tersebut memuat informasi mengenai jenis pendapatan lain-lain tersebut, jumlah nominal, serta informasi lainya yang relevan.
6.1
Kebijakan Akuntansi Penyaluran, Beban Dan Pengeluaran a. Pengertian Penyaluran, beban, dan pengeluaran adalah pengeluaran yang diizinkan untuk digunakan oleh pengelolaan unit PKBL dalam rangka pengelolaan unit PKBL. Penyaluran
Pembinaan kemitraan Penjelasan rinci terdapat pada uraian mengenai kebijakan akuntansi terinci khusus untuk program kemitraan.
Penyaluran bina lingkungan Penjelasan rinci terdapat pada uraian mengenai kebijakan akuntansi terinci khusus untuk program bina lingkungan.
Pelimpahan dana ke unit PKBL lain a. Pengertian Pelimpahan dan ke unit PKBL lian adalah penyaluran dana kepada
unit
PKBL
lain,
tanpa
kewajiban
untuk
mengembalikanya, untuk disalurkan kepada mitra binaan. b. Pengakuan
Pelimpahan dana ke unit PKBL lain diakui pada saat terjadi penyerahan dana ke unit PKBL lain. c. Pengukuran dan pencatatan Pelimpahan dana ke unit PKBL lain diukur dan dicatat sesuai jumlah dana yang diserahkan ke unit PKBL lain. d. Penyajian Pelimpahan dana ke unit PKBL lain disajikan dalam laporan aktivitas kepada kelompok penyaluran. e. Pengungkapan Informasi yang perlu diungkapkan di antaranya adalah rincian pelimpahan dana PKBL kepada masing-masing BUMN, dan informasi lainya yang relevan. Beban dan pengeluaran
Beban pembinaan a. Pengertian Beban pembinaan adalah beban yang dikeluarkan unit PKBL berkaitkan dengan penyaluran pinjaman kepada mitra binaan yang terdiri atas : 1. Beban survei Beban survei adalah beban yang dikeluarkan oleh unit PKBL untuk melakukan penelitian dan uji kelayakan
calon
mitra
binaan
yang
telah
mengajukan proposal pengajuan pinjaman. 2. Beban monitoring Beban monitoring adalah beban yang dikeluarkan oleh unit PKBL untuk melakukan pengawasan terhadap saldo pinjaman mitra binaan. 3. Beban penagihan pinjaman Beban penagihan pinjaman adalah beban yang dikeluarkan oleh unit PKBL untuk melakukan penagihan piutang kepada mitra binaan. b. Pengakuan
Beban pembinaan diakui pada saat beban tersebut telah menjadi kewajiban akibat transaksi keuangan yang dilakukan oleh unit PKBL. c. Pengukuran dan pencatatan Beban pembinaan diukur dan dicatat sebesar beban yang telah menjadi kewajiban akibat transaksi keuangan yang dilakukan oleh unit PKBL. d. Penyajian Beban pembinaan disajikan pada kelompok beban dan pengeluaran dalam suatu aktivitas.
Beban upah tenaga harian / honorer a. Pengertian Beban upah tenaga kerja harian / honorer adalah beban yang dikeluarakn unit PKBL untuk membayar upah tenaga harian / honorer yang bekerja di unit PKBL. b. Pengakuan Beban upah tenaga harian / honorer diakui pada saat beban tersebut telah menjadi kewajiban sebgai akibat transaksi keuangan yang dilakukan oleh unit PKBL. c. Pengukuran dan pencatatan Beban upah tenga harian / honorer diukur dan dicatat sebesar beban yang telah menjadi kewajiban sebagai akibat transaksi keuangan yang dilakukan oleh unit PKBL. d. Penyajian Beban upah tenaga harian / honorer disajikan pada kelompok beban dan pengeluaran dalam laporan aktivitas.
Beban administrasi dan umum a. Pengertian Beban administrasi dan umum adalah beban – beban yang dikeluarkan sehubungan dengan aktivitas klerikal unit PKBL. Contoh beban ini adalah pembelian alat-alat kantor, beban listrik, beban telfon, dan lain-lain. b. Pengakuan
Beban administrasi dan umum diakui pada saat beban tersebut telah menjadi kewajiban sebagai akibat transaksi keuangan yang dilakukan oleh unit PKBL. c. Pengukuran dan pencatatan Beban administrasi dan umum diukur dan dicatat sebesar beban yang telah menjadi kewajiban sebagai akibat transaksi keuangan yang dilakukan oleh unit PKBL. d. Penyajian Beban administrasi dan umum disajikan pada kelompok beban dan pengeluaran dalam laporan aktivitas.
Beban pemeliharaan a. Pengertian Beban pemeliharaan adalah beban untuk perbaikan / perawatan aktiva tetap untuk menjaga manfaat ekonomi masa yang yang akan datang dan untuk mempertahankan standar kerja semula atas suatu aktiva, yang dibebankan pada tahun berjalan. Beban pemeliharaan meliputi beban pemeliharaan inventaris dan peralatan,
beban
pemeliharaan
kendaraan,
dan
beban
pemeliharaan bangunan/kantor. b. Pengakuan Beban pemeliharaan diakui pada saat beban tersebut telah menjadi kewajiban sebagai akibat transaksi keuangan yang dilakukan oleh unit PKBL. c. Pengukuran dan pencatatan Beban pemeliharaan diukur daan dicatat sebesar jumlah beban yang telah menjadi kewajiaba. d. Penyajian Beban pemeliharaan disajiakn pada kelompok beban dan pengeluaran dalam laporan akktivitas. e. Pengungkapan Catatan atas laoran keuangan menyajikan rincian besarnya beban
pemeliharaan
pemeliharaan.
untuk
masing-masing
jenis
beban
Beban sewa a. Pengertian Beban sewa adalah beban untuk penyewaan barang/aktiva tertentu yang dibebankan pada tahun berjalan. b. Pengakuan Beban sewa diakui pada saat beban tersebut telah menjadi kewajiban sebagai akibat transaksi keuangan yang dilakukan oleh unit PKBL. c. Pengukuran dan pencatatn Beban sewa diukur dan dicatat sebesar jumlah beban yang telah menjadi pengeluaran. d. Penyajian Beban sewa disajikan pada kelompok beban dan pengeluaran dalam laporan posisi keuangan.
Beban penyusutan aktiva tetap a. Pengertian Beban penyusutan merupakan alokasi jumlah suatu aktiva yang dapat disusutkan sepanjang massa manfaat yang dapat diestimasi. Yang dapat disusutkan adalah aktiva yang ;(a) diharapkan untuk digunakan terutama lebih dari satu periode akuntansi;(b) memiliki suatu manafaat yang terbatas; yang dikuasai oleh unit PKBL untuk digunakan dalam pemberian jasa, untuk disewakan, atau tujuan operasional. Dengan manfaat adalah periode suatu aktiva diharapkan digunakan oleh unit PKBL dengan jumlah jasa atau unit serupa yang diharapkan diperoleh dari aktiva unit PKBL. Jumlah yang dapat disusutkan adalah biaya perolehan suatu aktiva dikurangi nilai sisanya. Beban penyusutan aktiva tetap terdiri dari beban penyusutan inventaris dan beban penyusutan kendaraan, dan beban penyusutan bangunan. b. Pengakuan Beban penyusutan diakui pada akhir periode akuntansi. c. Pengukuran dan pencatatan
Beban penyusutan diukur dan dicatat sebesar jumlah beban penyusutan
dari
masing-masing
aktiva
yang
dimiliki
berdasarkan metode penyussutan yang digunakan. Metode yang digunakan adalah metode garis lurus dengan rincian tarif sebagai berikut : Jenis aktiva
metode penyusutan
tarif penyusutan
1. Bangunan
garis lurus
5%
2. Kendaraan
garis lurus
12,5%
3. Inventaris & peralatan
garis lurus
25%
d. Penyajian Beban penyusutan disajikan pada kelompok beban dan pengeluaran dalam suatu aktivitas. e. Pengungkapan Catatan atas laporan keuangan menyajikan rincian besarnya beban penyusutan untuk masing-masing jenis aktiva.
Beban penyisihan piutang pinjaman Penjelasan rinci terdapat pada uraian mengenai kebijakan akuntansi terinci khusus untuk program kemitraan.
Beban pajak a. pengertian beban pajak merupakan jumlah pajak yang ditanggung oleh unit PKBL. Pajak – pajak dimaksut dapat berupa pasal 25/29, PBB, dan atau pajak lainya, sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku. b. pengakuan beban pajak diakui pada saat transaksi terjadi, berdasarkan peraturan perpajakan yang berlaku. c. Pengukuran Beban pajak diukur dan dicatat sebesar jumlah pajak terhutan, berdasarkan peraturan perpajakan yang berlaku. d. Penyajian
Beban pajak disajikan pada kelompok beban dan pengeluaran dalam laporan aktivitas. e. Pengungkapan Beban pajak diungkapkan dalam bentuk rincian yang memuat jenis pajak dan jumlah beban pajak, sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku.
Beban dan pengeluaran lainya a. Pengertian Beban dan pengeluaran lainya adalah pengeluaran – pengeluaran yang dibayarkan oleh unit PKBL dalam rangka aktivitas unit PKBLyang tidak dapat dikategorikan pada pos
lainya.
Termasuk
dalam
kelompok
beban
dan
pengeluaran lainya adalah beban bunga. b. Pengakuan Beban dan pengeluarn lainya diakui pada saat telah menjadi kewajiban. c.
Pengukuran dan pencatatan Beban dan pengeluaran lainya diukur dan dicatat sebesar beban atau pengeluaran yang telah menjadi kewajiban.
d.
Penyajian Beban dan pengeluaran lainya disajikan pada kelompok beban dan pengeluaran dalam laporan aktivitas.
e.
Pengungkapan Beban dan pengeluaran lainya diungkapkan dalam bentuk kelompok beban atau pengeluaran yang terjadi beserta nilai dan informasi lainya yang relevan.
7.1
Kebijakan Akuntansi Penyisihan Alokasi dana – BUMN peduli
Penjelasan rinci terdapat pada uraian mengenai kebijakan akuntansi terinci khusus untuk program bina lingkungan. Aktiva bersih terikat – berakhir pemenuhan program
Penjelasan rinci terdapat pada uraian mengenai kebijakan akuntansi terinci khusus untuk program bina lingkungan. Aktiva bersih terikat – berakhir waktu
Penjelasan rinci terdapat pada uraian mengenai kebijakan akuntansi terinci khusus untuk program bina lingkungan.
8.1
Kebijakan Akuntansi Pos Luar Biasa Pos – pos luar biasa adalah kejadian-kejadian yang meemnuhi kriteria-k riteria berikut: 1.
Bersifat tidak normal, yaitu suatu peristiwa atau transaksi yang memiliki tingkat abnormalitas yang tinggi dan secara nyata tidak ada hubunganya dengan kegiatan – kegiatan rutin unit PKBL.
2.
Tidak sering terjadi, yaitu suatu peristiea atau transaksi yang dianggap jarang terjadi dan diharapkan tidak akan terulang dimasa mendatang. Keuntungan (kerugian) penjualan/penghapusan aktiva tetap
a.
Pengertian Keuntunga (kerugian) penjualan / penghapusan aktiva tetap adalah beban / pendapatan yang timbul antara lain karena adanya penjualan / penghapusan aktiva tetap baik karena habis masa manfaatnya, rusak, pencurian, maupun bencana alam.
b.
Pengakuan Keuntungan (kerugian) penjualan / penghapusan aktiva tetap diakui pada saat terjadinya keuntungan (kerugian) akibat penjualan / penghapusan aktiva tetap.
c.
Pengukuran dan pencatatan Keuntungan (kerugian) penjualan aktiva tetap diukur dan dicatat sebesar selisih antara nilai buku aktiva yang dijual dengan harga jual aktiva tersebut. Keuntungan (kerugian) penghapusan aktiva tetap diukur dan dicatat sebesar nilai buku.
d.
penyajian
keuntungan (kerugian) penjualan / penghapusan aktiva tetap disajikan setelah kelompok penyaluran, beban, dan pengeluaran dalam laporan aktivitas. e. Pengungkapan Keuntungan
(kerugian)
penjualan/penghapusan
aktiva
tetap
diungkapkan dalam bentuk rincian aktiva yang dijual/dihapuskan beserta nilai keuntungan atau kerugian dan informasi lain yang relevan.
Pendapatan luar biasa
a. Pengertian Pendapatan yang berasal transaksi yang tidak biasa dan sangat jarang terjadi. Contoh : kerugian akibat terjadinya kebakaran. b. Pengakuan Pendapatan dan beban luar biasa diakui pada saat peristiwa tersebut terjadi. e.
pengukuran dan pencatatan pendapatan dan beban luar biasa diukur dan dicatat pada saat peristiwa tersebut terjadi sebesar keuntungan yang diperoleh atau kerugian yang diderita.
f.
Penyajian Pendapatan dan beban luar biasa disajikan dalam laporan – laporan aktivitas pada kelompok penyaluran, beban, dan pengeluaran.
g.
Pengungkapan Pendapatan dan beban luar biasa diungkapkan dalam bentuk rincian dari pendapatan dalam beban dan proses pos tersebut.
KESIMPULAN Tujuan kebijakan akuntansi aktiva adalah untuk mengatur perlakuan akuntansi aktiva. Perlakuan akuntansi aktiva mencakup antara lain pengertian, pengakuan, pengukuran dan pencatatan, penyajjian, dan pengungkapan. Dan Tujuan kebijakan akuntansi kewajiban adalah untuk mengatur perlakuan akuntansi kewajiabn. Perlakuan akuntansi kewajiban mencakup antara lain pengertian, pengakuan, pengukuran dan pencatatan, penyajian, pengungkapan, dan klasifikasi. Kebijakan akuntansi penyaluran, beban dan pengeluaran adalah Penyaluran, beban, dan pengeluaran adalah pengeluaran yang diizinkan untuk digunakan oleh pengelolaan unit PKBL dalam rangka pengelolaan unit PKBL.