MAKALAH KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH 2 “ASUHAN KEPERAWATAN SISTEM KEPERAWATAN SISTEM IMUN HEMATOLOGI : DHF ”
Di susun oleh :
Liliani Permata Sari (NIM : 1511009) Okky Cintya Permata Dewi (NIM : 1511011) Bunga Innashofa (NIM : 1511004)
PROGRAM S-1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PATRIA HUSADA BLITAR 2016
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam semoga tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita semua ke jalan kebenaran yang diridhoi Allah SWT. Maksud kami membuat makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH 2 yang diamanatkan oleh dosen kami. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini banyak sekali kekurangannya baik dalam cara penulisan maupun dalam isi. Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat, khususnya bagi kami yang membuat dan umumnya bagi yang membaca makalah ini, untuk menambah pengetahuan tentang “ASUHAN KEPERAWATAN SISTEM IMUN HEMATOLOGI : DHF”Amin.
Desember 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... DAFTAR ISI ..................................................................................................................... BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 1.3 Tujuan .................................................. ....................................................... BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi ....................................................................................................... 2.2 Etiologi ....................................................................................................... 2.3 Patofisiologi................................................................................................ 2.3.1 Pathway ............................................................................................. 2.4 Manifestasi Klinik ...................................................................................... 2.5 Komplikasi ................................................................................................. 2.6 Pemeriksaan Penunjang .................................................. ............................ 2.7 Penatalaksanaan.......................................................................................... BAB III ASUHAN KEPERAWATAN 3.1 Pengkajian .................................................................................................. 3.2 Diagnosa Keperawatan ................................................... ............................ 3.3 Intervensi Keperawatan .................................................. ............................ BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan ................................................................................................. 4.2 Saran ........................................................................................................... DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Musim hujan tiba maka perlu diwaspadai adanya genangan – genangan air yang terjadi pada selokan yang buntu, gorong – gorong yang tidak lancar serta adanya banjir yang berkepanjangan, perlu diwaspadai adanya tempat reproduksi atau berkembangbiaknya nyamuk pada genangan – genangan tersebut sehingga dapat mengakibatkan musim nyamuk telah tiba pula, itulah kata-kata yang melakat pada saat ini. saatnya kita melakukan antisipasi adanya musim nyamuk dengan cara pengendalian nyamuk dengan pendekatan perlakukan sanitasi lingkungan atau non kimiawi yang tepat sangat diutamakan sebelum dilakukannya pengendalian secara kimiawi. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) {bahasa medisnya disebut Dengue Hemorrhagic Fever (DHF)} adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus, yang mana menyebabkan gangguan pada pembuluh darah kapiler dan pada sistem pembekuan darah, sehingga mengakibatkan perdarahan-perdarahan.Penyakit ini banyak ditemukan didaerah tropis seperti Asia Tenggara, India, Brazil, Amerika termasuk di seluruh pelosok Indonesia, kecuali di tempat-tempat ketinggian lebih dari 1000 meter di atas permukaan air laut. Dokter dan tenaga kesehatan lainnya seperti Bidan dan Pak M Demam Berdarah Dengue (DBD) kini sedang mewabah, tak heran jika penyakit ini menimbulkan kepanikan di Masyarakat. Hal ini disebabkan karena penyakit ini telah merenggut banyak nyawa. Berdasarkan data dari Departemen Kesehatan RI terdapat 14 propinsi dalam kurun waktu bulan Juli sampai dengan Agustus 2005 tercatat jumlah penderita sebanyak 1781 orang dengan kejadian meninggal sebanyak 54 orang. DBD bukanlah merupakan penyakit baru, namun tujuh tahun silam penyakit inipun telah menjangkiti 27 provinsi di Indonesia dan menyebabkan 16.000 orang menderita, serta 429 jiwa meninggal dunia, hal ini terjadi sepanjang bulan Januari sampai April 1998 (Tempo, 2004). WHO bahkan memperkirakan 50 juta warga dunia, terutama bocah-bocah kecil dengan daya tahan tubuh ringkih, terinfeksi demam berdarah setiap tahun.
1.2 Rumusan Masalah 1. Apa pengertian dan etiologi pada penyakit Dengue haemorrhagic fever/DHF ? 2. Bagaimana komplikasi dari Dengue haemorrhagic fever/DHF? 3. Bagaimana patofisiologi dari penyakit Dengue haemorrhagic fever/DHF? 4. Menjelaskan asuhan keperawatan Dengue haemorrhagic fever/DHF! 1.3 Tujuan 1. Untuk mengetahui pengertian dan etiologi penyakit Dengue haemorrhagic fever/DHF 2. Untuk mengetahui bagaimana komplikasi dari Dengue haemorrhagic fever/DHF 3. Untuk mengetahui bagaimana patofisologi dari penyakit Dengue haemorrhagic fever/DHF 4. Mampu membuat asuhan keperawatan dari penyakit Dengue haemorrhagic fever/DHF
BAB II TINJUAN TEORITIS
2.1 Definisi Demam berdarah/DBD(Dengue haemorrhagic fever/DHF) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dengan manifestasi klinis demam, nyeri otot atau nyeri sendi yang disertai leucopenia, ruam, limfadenopati, trombositopenia, dan ditesis hemoragik. Pada DBD terjadi pembesaran plasma yang ditandai dengan hemokonsentrasi (peningkatan hematoktrit) atau penumpukan cairan di rongga tubuh. Klarifikasi derajat DBD menurut WHO : Derajat 1
Demam disertai gejala tidak khas dan satu-satunya manifestasi perdarahan adalah uji tornoquet positif
Derajat 2
Derajat 1 disertai perdarahan spontan dikulit atau perdarahan lain.
Derajat 3
Ditemukannya tanda kegagalan sirkulasi yaitu nadi cepat dan lembut, tekanan nadi menurun ( ≤ 20 mmHg) atau hipotensi disertai kulit dingin, lembab, dan psaien merasa gelisah.
Derajat 4
Syok berat, nadi tidak teraba dan tekanan darah tidak dapat diukur.
2.2 Etiologi Penyakit DBD disebabkan oleh virus dengue dari kelompok arbovirus B, yaitu arthropod born envirus atau virus yang disebarkan oleh artropoda. Vector utama penyakit DBD adalah nyamuk aedes aegypti (didaerah perkotaan) dan aedes albopictus (didaerah pedesaan). (Widoyono, 2008). Sifat nyamuk senang tinggal pada air yang jernih dan tergenang, telurnya dapat bertahan berbulan-bulan pada suhu 20-420C. Bila kelembaban terlalu rendah telur ini akan menetas dalam waktu 4 hari, kemudian untuk menjadi nyamuk dewasa ini memerlukan waktu 9 hari. Nyamuk dewasa yang sudah menghisap darah 3 hari dapat bertelur 100 butir (Murwani, 2011).
2.3 Patofisiologi Virus dengue yang telah masuk ketubuh penderita akan menimbulkan viremia. Hal tersebut akan menimbulkan reaksi oleh pusat pengatur suhu di hipotalamus sehingga menyebabkan ( pelepasan zat bradikinin, serotinin, trombin, Histamin) terjadinya: peningkatan suhu. Selain itu viremia menyebabkan pelebaran pada dinding pembuluh darah yang menyebabkan perpindahan cairan dan plasma dari intravascular ke intersisiel yang menyebabkan hipovolemia. Trombositopenia dapat terjadi akibat dari, penurunan produksi trombosit sebagai reaksi dari antibodi melawan virus (Murwani, 2011). Pada pasien dengan trombositopenia terdapat adanya perdarahan baik kulit seperti petekia atau perdarahan mukosa di mulut. Hal ini mengakibatkan adanya kehilangan kemampuan tubuh untuk melakukan mekanisme hemostatis secara normal. Hal tersebut dapat menimbulkan perdarahan dan jika tidak tertangani maka akan menimbulkan syok. Masa virus dengue inkubasi 3-15 hari, rata-rata 5-8 hari (Soegijanto, 2006). Virus akan masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegypty dan kemudian akan bereaksi dengan antibody dan terbentuklah kompleks virus-antibody. Dalam sirkulasi akan mengaktivasi system komplemen. Akibat aktivasi C3 dan C5 akan dilepas C3a dan C5a,dua peptida yang berdaya untuk melepaskan histamine dan merupakan mediator kuat sebagai factor meningkatnya permeabilitas dinding pembuluh darah dan menghilangkan plasma melalui endotel dinding itu. Terjadinya trobositopenia, menurunnya fungsi trombosit dan menurunnya faktor koagulasi (protombin dan fibrinogen) merupakan factor penyebab terjadinya perdarahan hebat , terutama perdarahan saluran gastrointestinal pada DHF. Yang menentukan beratnya penyakit adalah meningginya permeabilitas dinding pembuluh darah , menurunnya volume plasma , terjadinya hipotensi , trombositopenia dan diathesis hemorrhagic , renjatan terjadi secara akut. Nilai hematokrit meningkat bersamaan dengan hilangnya plasma melalui endotel dinding pembuluh darah. Dan dengan hilangnya plasma klien mengalami hipovolemik. Apabila tidak diatasi bisa terjadi anoxia jaringan, acidosis metabolic dan kematian.
2.3.1 Pathway
2.4 Manifestasi Klinik a. Demam tinggi selama 5 – 7 hari b. Mual, muntah, tidak ada nafsu makan, diare, konstipasi. c. Perdarahan terutama perdarahan bawah kulit, ptechie, echymosis, hematoma. d. Epistaksis, hematemisis, melena, hematuri. e. Nyeri otot, tulang sendi, abdoment, dan ulu hati. f. Sakit kepala. g. Pembengkakan sekitar mata. h. Pembesaran hati, limpa, dan kelenjar getah bening. i. Tanda-tanda renjatan (sianosis, kulit lembab dan dingin, tekanan darah menurun, gelisah, capillary refill lebih dari dua detik, nadi cepat dan lemah). 2.5 Komplikasi Meskipun hanya ditemukan di beberapa kasus, akan tetapi demam berdarah bisa berkembang menjadi sebuah kondisi yang lebih serius, atau yang dikenal dengan DBD berat yang ditandai oleh timbulnya beberapa kondisi seperti :Demam yang tinggi, Kerusakan getah
bening dan pembuluh darah, Perdarahan dari hidung dan gusi, Terjadinya pembesaran pada organ hati, Kegagalan sistem sirkulasi, nPerdarahan massif. Shock berat yang dikenal dengan Dengue Shock Syndrome (DSS) 2.6 Pemeriksaan Penunjang 1. tromositopenia (100.000/mm3) 2. HB meningkat lebih 20 % 3. HT meningkat lebih 20% 4. Leukosit menurun pada hari ke 2 dan ke 3 5. Protein darah rendah 6. Leukopeni (munkin normal atau lekositosis) 7. isolasi virus 8. ureum PH bisa meningkat 9. NA dan CL rendah 10. Serology : HI (hemaglutination inhibition test) 11.pada renjatan yang berat, periksa : hb, PCV berulang kali (setiap jam atau 4-6 jam apabila sudah menunjukan tanda perbaikan). Faal hemostasis, FDP, EKG, Foto dada, BUN, creatinin serum 2.7 Penatalaksanaan a. Tirah baring b. Pemberian makanan lunak . c. Pemberian cairan melalui infus. Pemberian cairan intra vena (biasanya ringer lactat, nacl) ringer lactate merupakan cairan intra vena yang paling sering digunakan , mengandung Na + 130 mEq/liter , K+ 4 mEq/liter, korekter basa 28 mEq/liter , Cl 109 mEq/liter dan C a = 3 mEq/liter. d. Pemberian obat-obatan: antibiotic, antipiretik, e. Anti konvulsi jika terjadi kejang f. Monitor tanda-tanda vital ( T,S,N,RR). g. Monitor adanya tanda-tanda renjatan h. Monitor tanda-tanda perdarahan lebih lanjut i. Periksa HB,HT, dan Trombosit setiap hari.
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian 1. Identitas Nama
: An. E.C
Umur
: 9 thn
Alamat
: Tambak Asri 23/27 Surabaya
Agama
: Kristen
Nama Ibu
: Ny. T
Pendidikan
:
Nama Ayah
: Tn S
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
: Karyawan swasta
Diagnosa Medik
: DBD Grade II
Pengkajian tanggal
: 13 Desember 2001
2. Keluhan Utama : Sakit kepala, panas dan tidak nafsu makan. 3. Riwayat penyakit sekarang : Senin pagi panas, dibawa ke puskesmas dapat paracetamol. Panas turun. Rabu malam anak tiba-tiba muntah-muntah air, makan tidak mau, minum masih mau. Kamis jam 03 pagi keluar darah dari hiding pada waktu bersin, keluhan pusing, mencret air, dibawa ke IRD. 4. Riwayat penyakit dahulu: Sebelumnya klien tidak penah dirawat karena penyakit apapun. 5. Riwayat penyakit keluarga Menurut keluarga ( Ibu ) tidak ada keluarga yang dalam waktu dekat ini menderita sakit DBD. 6. Riwayat kesehatan lingkungan. Menurut ibu kondisi lingkungan rumah cukup bersih, walaupun tinggal dekat kali kecil, sekitar rumah terdapat beberapa ban bekas untuk menanam tanaman yang belum dipakai, bak mandi dikuras setiap seminggu 1 kali. Menurut ibu seminggu yang lalu ada tetangga
gang yang menderita DHF, tetapi sekarang sudah sembuh, dan lingkungan wilayah belum pernah disemprot. 7. Riwayat kehamilan Anak lahir pada usia kehamilan 7 bulan, dengan berat badan lahir 4 kg, ibu tidak tahu mengapa kehamilannya hanya 7 bulan. Lahir spontan dan selama 1 tahun anak mendapat imunisasi lengkap dan minum PASI Lactona s/d 2 tahun. 3.2 Pemeriksaan Fisik 1. Pemeriksaan Penunjang Hb : 11.8 Leko : 5,5 Trombo : 133 PCV : 0,30 2. Sistem Gastrointestinal Nafsu makan menurun, anak hanya mau makan 3 sendok makan, minum tidak suka, harus dipaksakan baru mau minum. Mual tidak ada, muntah tidak terjadi. Terdapat nyeri tekan daerah hepar dan asites positif, bising usus 8x/mnt. 3. Sistem muskuloskeletal Tidak terdapat kontraktur sendi, tidak ada deformitas, keempat ekstremitas simetris, kekuatan otot baik. 4. Sistem Genitourinary BAK lancar, spontan, warna kuning agak pekat ditampung oleh ibu untuk diukur, BAB dari malam belum ada. 5. Sistem Respirasi. Pergerakan napas simetris, tidak terdapt pernapasan cuping hidung, pd saat pengkajian tanda-tanda epistaksis sudah tidak ada, Frekuensi napas 25x/menit. Bunyi nafas tambahan tidak terdengar. 6. Sistem Cardiovaskuler TD : 100/60, nadi 98x/mnt, akral dingin, tidak terdapat tanda-tanda cyanosis, cap. Refill < 3 detik, tidak terjadi perdarahan spontan, tanda-tanda petikhie spontan tidak terlihat, hanya tanda pethike bekas rumple leed. 7. Sistem Neurosensori
Tidak ada kelainan. 8. Sistem Endokrin Tidak ada kelainan. 9. Sistem Integumen. S : 376 turgor baik, tidak ada luka, pethikae bekas rumple leed, tidak terdapat perdarahan spontan pada kulit. 3.3 Diagnosa Keperawatan 1. Nutrisi : ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh 2. volume cairan : resiko kekurangan volume cairan 4. Syok : resiko syok 3.4 Intervensi Keperawatan 1. Nutrisi : ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh NIC : manajemen nutrisi 1. Tentukan status gizi pasien dan kemampuan pasien untuk memenuhi kebutuhan gizi 2. Identifikasi adanya alergi atau intolerasi makanan yang dimiliki pasien 3. tentukan apa yang terjadi preferensi makanan bagi pasien 4. Anjurkan pasien untuk memantau kalori dan intake makanan 5. Monitor kalori dan asupan makanan 6. monitor kecendrungan penurunan dan kenaikan berat badan 2. volume cairan : resiko kekurangan volume cairan NIC : manajemen cairan 1. timbang berat badan setiap hari dan monitor status pasien 2. jaga intake/asupan yang akurat dan catat output pasien 3. monitor TTV pasien 4. berikan terapi IV, seperti yang ditentukan 5. monitor status hibrasi(missal: membrane mukosa lembab, denyut nadi adeku at) 6. berikan cairan dengan tepat 7. tingkatkan asupan oral yang sesuai
4. Syok : resiko syok NIC :
pencegahan syok 1. monitor terhadap adanya respon kompensasi awal syok (misalnya: tekanan darah normal, tekanan nadi melemah, hipotensi ortostatik ringan(15 sampai 25mmHg), perlambatan kapiler, pucat/dingin pada kulit atau kulit kemerahan, mual dan muntah, peningkatan rasa haus dan kelemahan) 2. monitor terhadap adanya tanda-tanda respon sindroma inflamasi sistemik (misalnya: peningkatan suhu) 3. berikan cairan melalui IV atau oral sesuai kebutuhan 4. monitor status sirkulasi( misalnya Tekanan darah, temperature kulit, warna kulit, bunyi jantung, nadi dan irama)
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) {bahasa medisnya disebut Dengue Hemorrhagic Fever (DHF)} adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus, yang mana menyebabkan gangguan pada pembuluh darah kapiler dan pada sistem pembekuan darah, sehingga mengakibatkan perdarahan Demam berdarah/DBD(Dengue haemorrhagic fever/DHF) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dengan manifestasi klinis demam, nyeri otot atau nyeri sendi yang disertai leucopenia, ruam, limfadenopati, trombositopenia, dan ditesis hemoragik.
Pada
DBD
terjadi
pembesaran
plasma
yang
ditandai
dengan
hemokonsentrasi (peningkatan hematoktrit) atau penumpukan cairan di rongga tubuh. Virus dengue yang telah masuk ketubuh penderita akan menimbulkan viremia. Hal tersebut akan menimbulkan reaksi oleh pusat pengatur suhu di hipotalamus sehingga menyebabkan ( pelepasan zat bradikinin, serotinin, trombin, Histamin) terjadinya: peningkatan suhu 4.2 Saran Semua masyarakat Indonesia terutama kita semu harus menjaga sanitasi lingkungan tetap sehat dan rutin melakukan kegiatan 3M (menguras, mengubur, menutup) karena dapat menghindari kita dari terjangkitnya virus DHF.
DAFTAR PUSTAKA
Huda Amin Nurarif, S.Kep.,Ns. Kusuma Hardi, S.Kep.,Ns. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda Nic-Noc. Jogjakarta : Mediaction Jogja http://asuhankeperawatanonline.blogspot.co.id/2012/02/makalah-keperawatan-tentangdhf-dengue.html Soegeng soegijanto. 2004. Demam berdarah dengue. Surabaya : Airlangga university