Tugas Individu
ISU-ISU PENDIDIKAN Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Pada Mata Kuliah Profesi Kependidikan dan BK Dosen Pengampu : Prof.Dr.H.Juhri A.!a.Pd
DISUSUN "#EH : Nama NP! Ke*as Prodi
: D$I SEPTI NIN%SIH : &&&'(()( : A : +im,ingan Konse*ing
AKU#TAS KE%UUAN DAN I#!U PENDIDIKAN UNI/ESITAS !UHA!!ADI0AH !ET"
1(&)
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan begitu banyak rahmat, hidayah dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas individu yang berjudul Isu-Isu Pendidikan. Tugas ini disusun sedemikian rupa dengan sistematika yang sederhana dengan harapan mudah dipahami oleh para pembacanya. Setiap bagian dalam tulisan ini selalu di mulai dengan motivasi yang menunjukkan bagaimana setiap isi tulisan yang disajikan akan berguna jika dipelajari. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih berbagai pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya tugas ini. Penulis menyadari baha tugas ini masih memiliki kekurangan-kekurangan baik dari segi penulisan maupun isi yang disebabkan oleh keterbatasan kemampuan dan pengetahuan penulis. !ntuk itu kritik dan saran yang membangun penulis harapkan guna penyempurnaan tugas ini. Akhirnya penulis berharap semoga tugas ini dapat berman"aat bagi kita semua. Amin#
$etro, April %&'(
Penulis
iii
DAFTAR ISI
)A*A$AN +!!* ...................................................................................
i
ATA PN/ANTA0 ..................................................................................
ii
A1TA0 2S2 ...............................................................................................
iii
3A3 2 PNA)!*!AN ..........................................................................
'
A. *atar 3elakang ...............................................................................
'
3. Permasalahan .................................................................................
%
3A3 22 P$3A)ASAN ............................................................................
(
A. Pengertian Pendidikan ..................................................................... 3. $asalah Pokok Pendidikan ............................................................. 4. eterkaitan Antara +enis $asalah Pendidikan engan ebijakan Pendidikan ........................................................
3A3 222 S2$P!*AN .............................................................................
A1TA0 P!STAA
iv
''
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan
sebagai
sarana
membentuk
karakter
bangsa
sudah
semestinya mampu menjadi ruang untuk melahirkan intelektual yang nantinya bisa menopang keberlangsungan perjalanan bangsa yang bersandar pada kesejahteraan rakyat, esensi pendidikan tersebut sepertinya telah jauh dari harapan yang ada. eberadaan institusi pendidikan yang ada saat ini malah menjadi institusi yang menghamba pada modal dan kekuasaan, keberadaan pendidikan tidak lebih sebagai ruang legitimasi akademik yang dijadikan alat pembenar dalam penerapan kebijakan-kebijakan yang anti terhadap rakyat. $emahami pra5is emansipatoris sebagai dialog-dialog dan tindakan-tindakan komunikati" yang menghasilkan pencerahan. )abermas menempuh jalan konsensus dengan sasaran terciptanya demokrasi radikal yaitu hubungan sosial dalam lingkup komunikasi bebas penguasaan. $asalahnya, emansipasi lanjut tidak mempertautkan sesuatu yang ada dan hanya bersi"at material saja dengan komunikasi untuk membentuk makna baru. mansipasi yang dilakukan di sini adalah melakukan rede"inisi makna terlebih dahulu untuk kemudian dilakukan ekstensi makna baru dengan nilai-nilai etis, batin dan spiritual. mansipasi di sini dilakukan dengan langkah penyucian batin maupun spiritual. ajian sosiologi tentang pendidikan pada prinsipnya mencakup semua jalur pendidikan, baik pendidikan sekolah maupun pendidikan diluar sekolah. $asyarakat
2ndonesia
setelah
kemerdekaan,
utamanya
pada
6aman
pemerintahan 7rde 3aru, telah mengalami banyak perubahan. Sebagai masyarakat majemuk, maka komunitas dengan ciri-ciri unik baik secara hori6ontal maupun vertikal masih dapat ditemukan, demikian pula halnya dengan si"at-si"at dasar dari 6aman penjajahan belum terhapus seluruhnya. Permasalahan pendidikan di 2ndonesia sangat komplek dan banyak sekali, sehingga perlu pembahasan yang panjang dan berkelanjutan. emikian
v
pula isu-isu pendidikan yang terjadi diindonesia antara lain yang berkaitan dengan 8 konstitusi pendidikan8 korupsi8 kurikulum8 guru8 ujian nasional8 akses dan e9uity8 keadaan sekolah8 kekerasan disekolah8 mutu pendidikan8 teknologi pendidikan8 dana pendidikan8 dan re"ormasi pendidikan.
3. Tujuan Penulisan Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu untuk : '. pengertian pendidikan %. masalah pokok pendidikan (. keterkaitan antara jenis masalah pendidikan dengan kebijakan pendidikan
vi
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendidikan
Pada hakikatnya pendidikan adalah usaha orang tua atau generasi tua untuk mempersiapkan anak atau generasi muda agar mampu hidup secara mandiri dan mampu melaksanakan tugas-tugas hidupnya dengan sebaik baiknya. 7rang tua atau generasi tua memiliki kepentingan untuk meariskan nilai-nilai dan norma-norma hidup dan kehidupan kepada penerusnya. emikian kata i )ajar eantara mendidik ialah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. Selaras
dengan
itu,
+ohn
eey
seorang
"iloso"
pendidikan
berkebangsaan Amerika mengatakan baha ;pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan "undamental secara intelektual dan emosional ke arah alam dan sesama manusia<. +adi maksud dari tujuan pendidikan adalah agar generasi muda sebagai penerus generasi tua dapat menghayati, memahami dan mengamalkan nilai-nilai atau norma-norma tersebut
dengan
cara
meariskan
segala
pengalaman,
pengetahuan,
kemampuan dan keterampilan yang melatar belakangi nilai-nilai dan normanorma hidup dan kehidupan.
B. Masalah Pkk Pendidikan
Permasalahan pendidikan merupakan suatu kendala yang menghalangi tercapainya tujuan pendidikan. Adapun permasalahan tersebut adalah sebagai berikut. '. Pemerataan Pendidikan %. $utu dan 0elevansi Pendidikan (. "isiensi dan "ekti"itas Pendidikan
vii
3erikut ini adalah penjelasan-penjelasan mengenai ( poin permasalahan pendidikan di atas. '. Pemerataan Pendidikan $enurut amus 3esar 3ahasa 2ndonesia =332>, kata pemerataan berasal dari kata dasar rata, yang berarti: '> meliputi seluruh bagian, %> tersebar kesegala penjuru, dan (> sama-sama memperoleh jumlah yang sama. Sedangkan kata pemerataan berarti proses, cara, dan perbutan melakukan pemerataan. +adi dapat disimpulkan baha pemerataan pendidikan adalah suatu proses, cara dan perbuatan melakukan pemerataan terhadap pelaksanaan pendidikan, sehingga seluruh lapisan masyarakat dapat merasakan pelaksanaan pendidikan. Pelaksanaan pendidikan yang merata adalah pelaksanaan program pendidikan yang dapat menyediakan kesempatan yang seluas-luasnya bagi seluruh arga negara 2ndonesia untuk dapat memperoleh pendidikan. Pemerataan dan perluasan pendidikan atau biasa disebut perluasan keempatan belajar merupakan salah satu sasaran dalam pelaksanaan pembangunan
nasional.
)al
ini
dimaksudkan
agar
setiap
orang
mempunyai kesempatan yang sama unutk memperoleh pendidikan. esempatan memperoleh pendidikan tersebut tidak dapat dibedakan menurut
jenis kelamin, status sosial, agama, amupun letak lokasi
geogra"is. alam propernas tahun %&&&-%&&? yang mengacu kepada /3)N '@@@-%&&? mengenai kebijakan pembangunan pendidikan pada poin pertama menyebutkan: ;$engupayakan perluasan dan pemeraatan memperoleh pendidikan yang bermutu tinggi bagi seluruh rakyat 2ndonesia menuju terciptanya $anusia 2ndonesia berkualitas tinggi dengan peninggakatan anggaran pendidikan secara berarti;. an pada salah satu tujuan pelaksanaan pendidikan 2ndonesia adalah untuk
pemerataan kesempatan mengikuti
pendidikan bagi setiap arga negara. ari penjelasan tersebut dapat dilihat baha Pemerataan Pendidikan merupakan tujuan pokok yang akan diujudkan. +ika tujuan tersebut tidak
viii
dapat dipenuhi, maka pelaksanaan pendidikan belum dapat dikatakan berhasil. )al inilah yang menyebabkan masalah pemerataan pendidikan sebagai suatu masalah yang paling rumit untuk ditanggulangi. Permasalahan
Pemerataan
dapat
terjadi
karena
kurang
tergorganisirnya koordinasi antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah, bahkan hingga daerah terpencil sekalipun. )al ini menyebabkan terputusnya komunikasi antara pemerintah pusat dengan daerah. Selain itu masalah pemerataan pendidikan juga terjadi karena kurang berdayanya suatu lembaga pendidikan untuk melakukan proses pendidikan, hal ini bisa saja terjadi jika kontrol pendidikan yang dilakukan pemerintah pusat dan daerah tidak menjangkau daearh-daerah terpencil. +adi hal ini akan mengakibatkan mayoritas penduduk 2ndonesia yang dalam usia sekolah, tidak dapat mengenyam pelaksanaan pendidikan sebagaimana yang diharapkan. Permasalahan pemerataan pendidikan dapat ditanggulangi dengan menyediakan "asilitas dan sarana belajar bagi setiap lapisan masyarakat yang ajib mendapatkan pendidikan. Pemberian sarana dan prasrana pendidikan yang dilakukan pemerintah sebaiknya dikerjakan setransparan mungkin, sehingga tidak ada oknum yang dapat mempermainkan program yang dijalankan ini. %. $utu dan 0elevansi Pendidikan $utu sama halnya dengan memiliki kualitas dan bobot. +adi pendidikan yang bermutu yaitu pelaksanaan pendidikan yang dapat menghsilkan tenaga pro"esional sesuai dengan kebutuhan negara dan bangsa pada saat ini. Sedangkan relevan berarti bersangkut paut, kait mangait, dan berguna secara langsung. Sejalan dengan proses pemerataan pendidikan, peningkatan mutu untuk setiap jenjang pendidikan melalui persekolahan juga dilaksanakan. Peningkatan mutu ini diarahkan kepada peningkatan mutu masukan dan lulusan, proses, guru, sarana dan prasarana, dan anggaran yang digunakan untuk menjalankan pendidikan.
i5
0endahnya mutu dan relevansi pendidikan dipengaruhi oleh beberapa "aktor. 1aktor terpenting yang mempengaruhi adalah mutu proses pembelajaran yang belum mampu menciptakan proses pembelajaran yang berkualitas. )asil-hasil pendidikan juga belum didukung oleh sistem pengujian dan penilaian yang melembaga dan independen, sehingga mutu pendidikan tidak dapat dimonitor secara ojekti" dan teratur.!ji banding antara mutu pendidikan suatu daerah dengan daerah lain belum dapat dilakukan sesuai dengan yang diharapkan. Sehingga hasil-hasil penilaian pendidikan belum ber"ungsi unutk penyempurnaan proses dan hasil pendidikan. Selain itu, kurikulum sekolah yang terstruktur dan sarat dengan beban menjadikan proses belajar menjadi kaku dan tidak menarik. Pelaksanaan pendidikan seperti ini tidak mampu memupuk kreati"itas sisa unutk belajar secara e"ekti". Sistem yang berlaku pada saat sekarang ini juga tidak mampu membaa guru dan dosen untuk melakukan pembelajaran serta pengelolaan belajar menjadi lebih inovati". Akibat dari pelaksanaan pendidikan tersebut adalah menjadi sekolah cenderung kurang "leksibel, dan tidak mudah berubah seiring dengan perubahan aktu dan masyarakat. Pada pendidikan tinggi, pelaksanaan kurikulum ditetapkan pada penentuan cakupan materi yang ditetapkan secara terpusat, sehingga perlu dilaksanakan perubahan kearah kurikulum yang berbasis kompetensi, dan lebih peka terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. 0endahnya mutu dan relevansi pendidikan juga disebabkan oleh rendahnya kualitas tenaga pengajar. Penilaian dapat dilihat dari kuali"ikasi belajar yang dapat dicapai oleh guru dan dosen tersebut. ibanding negara berkembang lainnya, maka kualitas tenaga pengajar pendidikan tinggi di 2ndonesia memiliki masalah yang sangat mendasar. $elihat permasalahan tersebut, maka dibutuhkanlah kerja sama antara lembaga pendidikan dengan berbagai organisasi masyarakat. Pelaksanaan kerja sama ini dapat meningkatkan mutu pendidikan. apat dilihat jika suatu lembaga tinggi melakukan kerja sama dengan lembaga
5
penelitian atau industri, maka kualitas dan mutu dari peserta didik dapat ditingkatkan, khususnya dalam bidang akademik seperti
tekonologi
industri. (. "isiensi dan "ekti"itas Pendidikan Sesuai dengan pokok permasalahan pendidikan yang ada selain sasaran pemerataan pendidikan dan peningkatan mutu pendidikan, maka ada satu masalah lain yang dinggap penting dalam pelaksanaan pendidikan, yaitu e"isiensi dan e"ekti"itas pendidikan. Permasalahan e"isiensi pendidikan dipandang dari segi internal pendidikan. $aksud e"isiensi adalah apabila sasaran dalam bidang pendidikan dapat dicapai secara e"isien atau berdaya guna. Artinya pendidikan akan dapat memberikan hasil yang baik dengan tidak menghamburkan sumberdaya yang ada, seperti uang, aktu, tenaga dan sebagainya. Pelaksanaan
proses
pendidikan
yang
e"isien
adalah apabila
pendayagunaan sumber daya seperti aktu, tenaga dan biaya tepat sasaran, dengan lulusan dan produkti"itas pendidikan yang optimal. Pada saat sekarng ini, pelaksanaan pendidikan di 2ndonesia jauh dari e"isien, dimana peman"aatan segala sumberdaya yang ada tidak menghasilkan lulusan yang
diharapkan.
3anyaknya
pengangguran
di
2ndonesia
lebih
dikarenakan oleh kualitas pendidikan yang telah mereka peroleh. Pendidikan yang mereka peroleh tidak menjamin mereka untuk mendapat pekerjaan sesuai dengan jenjang pendidikan yang mereka jalani. Pendidikan yang e"ekti" adalah pelaksanaan pendidikan dimana hasil yang dicapai sesuai dengan rencana program yang telah ditetapkan sebelumnya. +ika rencana belajar yang telah dibuat oleh dosen dan guru tidak terlaksana dengan sempurna, maka pelaksanaan pendidikan tersebut tidak e"ekti". Tujuan dari pelaksanaan pendidikan adalah untuk mengembangkan kualitas S$ sedini mungkin, terarah, terpadu dan menyeluruh melalui berbagai upaya. ari tujuan tersebut, pelaksanaan pendidikan 2ndonesia menuntut untuk menghasilkan peserta didik yang memeiliki kualitas S$ yang mantap. etidake"ekti"an pelaksanaan pendidikan tidak akan mampu
5i
menghasilkan lulusan yang berkualitas. $elainkan akan menghasilkan lulusan yang tidak diharapkan. eadaan ini akan menghasilkan masalah lain seperti pengangguran. Penanggulangan masalah pendidikan ini dapat dilakukan dengan peningkatan kulitas tenaga pengajar. +ika kualitas tenaga pengajar baik, bukan tidak mungkin akan meghasilkan lulusan atau produk pendidikan yang siap untuk mengahdapi dunia kerja. Selain itu, pemantauan penggunaan dana pendidikan dapat mendukung pelaksanaan pendidikan yang e"ekti" dan e"isien. elebihan dana dalam pendidikan lebih mengakibatkan tindak kriminal korupsi dikalangan pejabat pendidikan. Pelaksanaan pendidikan yang lebih terorganisir dengan baik juga dapat meningkatkan e"ekti"itas dan e"isiensi pendidikan. !. Keterkaitan antara "enis Masalah Pendidikan dengan Ke#i$akan Pendidikan
Pada aal 0epalita 2 keadaan pendidikan di 2ndonesia menunjukan beberapa ketidakseimbangan yang antara lain meliputi : '. etidak seimbangan antara jumlah penduduk yang berumur cukup untuk sekolah dengan jumlah "asilitas yang dapat disediakan bagi mereka. %. etidakseimbangan pendidikan secara hori6ontal yaitu antara jenis dan bidang pendidikan. )al ini menimbulkan akibat kurang sesuainya persediaan
tenaga
kerja
dengan
kebutuhan
tenaga
kerja
untuk
antara
S,
pembangunan. (. etidakseimbangan
vertical
yaitu
perbandingan
S*TP,S*TA,Perguruan tinggi dam akademi. Setelah
beberapa
ketidakseimbangan
tersebut
masih
banyak
permasalahan yang harus dihadapi seperti kurangnya "asilitas, banyaknya masyarakat yang masih buta huru", rendahnya kualitas pengajar, bahkan masalah drop out dll. !ntuk mengatasi beberapa masalah tersebut 0epelita 2, pemerintah menetapkan beberapa kebijakan seperti: '. Program pendidikan secara hori6ontal lebih di arahkan kepada kebutuhankebutuhan pendidikan dan latihan untuk sector-sektor pembangunan yang
5ii
di prioritaskan seperti pertanian, industry yang mendukung pertanian, industry ringan dan kerajinan rakyat, prasarana serta pariisata. %. Secara vertical program pendidikan di arahkan kepada perbaikan keseimbangan dengan menitik beratkan kepada tingkat pendidikan menengah. ebijaksanaan tersebut dituangkan dalam program-program seperti berikut: Program Peningkatan $utu Pendidikan Sekolah asar, Program Penambahan Pendidikan ejuruan Pada Sekolah *anjutan !mun, Program Peningkatan Pendidikan Teknik an ejuruan, Program Peningkatan Pendidikan /uru, Program Pendidikan $asyarakat dan 7rang easa, Program Pengembangan Pendidikan, Program Pembinaan ebudayaan dan 7lah 0aga, Program Pendidikan *atihan 2nstitusional, serta Program Peningkatan Penelitian. alam
0epelita
22
='@B?BC-'@BDB@>
terdapat
masalah-masalah
pendidikan yang lebih khusus yang dapat diidenti"ikasi sebagai berikut: '. Persoalan-persoalan
yang berkaitan dengan pengembangan system
pendidikan, pemeliharaan dan peningkatan mutu pendidikan, perluasan mutu pendidikan pada semua tingkat, perluasan kesempatan belajar, pengembangan system penyajian, pendidikan diluar system sekolah =pendidikan non "ormal>, usaha-usaha lain dalam pembinaan generasi muda yang meliputi kelompok usia 'C-%? tahun, pembangunan system in"ormasi dan kemampuan pengelolaan yang dapat diandalkan untuk melaksanakan pembaharuan pendidikan, dan pengarahan penggunaan sumber-sumber pembiyaan yang tersedia. =0epelita 22, '@B?:'(B-'(D> %. alam trilogy pembangunan pada masa Pelita 22 ='@B@D&-'@D(D?> ebijaksanaan Pendidikan diprioritaskan pada upaya pemerataan, upaya ini dalam bidang pendidikan dirumuskan dari jalur kedua dari delapan jalur pemerataan, yakni pemerataan dalam memperoleh kesempatan pendidikan. )al ini dinyatakan secara tegas dalam 0epellita 222 yakni, titik berat pelaksanaan pembangunan bidang pendidikan selama pelita 222 adalah penyediaan "asilitas belajar pada pendidikan dasar bagi anak yang
5iii
berumur B-'% tahun dan penampungan kelulusan pada tingkat pendidikan yang lebih tinggi =0epelita T22.'@B@:(?B> Sebagai kelanjutan kebujaksanaan yang telah dilaksanakan pada Pelita 222, maka pembangunan bidang pendidikan pada 0epelita 2E yang menekankan
pada
berbagai
bidang
kegiatan
yang
bertujuan
untuk
menghasilkan keseimbangan dan keserasian pendidikan nasional yang sangat penting bagi pengembangan sumber daya manusia. !ntuk mencapai yujuan tersebut dalam 0epelita 2E, memprogramkan tiga kebijaksanaan umum dalam pembangunan bidang pendidikan nasional yang antara lain meliputi: pendidikan seumur hidup, pendidikan semesta menyeluruh dan terpadu, kebijaksanaan untuk membina kemajuan adat, budaya dan persatuan. =0epelita 2E,'@D?:C%F> Sedangkan
dalam
0epelita
E
arah
kebijaksanaan
pendidikan
diprioritaskan pada berbaikan system dan multi pendidikan dalam keseluruhan unsure, jenis, jalur dan jenjangnya. ebijaksanaan yang dimaksud meliputi: peningkatan mutu kurikulum, silabi, tenaga pengajar, pelatih serta metodik sarana pengajar yang memungkinkan peningkatan kualitas dan hasil pendidikan dan latihan. =0epelita E, '@D@:C@&> 3eberapa kebijakan umum dalam 0epelita E antara lain: $eningkatkan pembudayaan nilai-nilai pancasila dalam rangka meujudkan manusiamanusia pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri serta bersamasama bertanggung jaab atas pembangunan bangsa. $eningkatkan mutu pendidikan. $eningkatkan partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan. $enata kembali system pendidikan guru dan tenaga pendidik lainya.
$elaksanakan
penelitian
dan
pengembangan
pendidikan
dan
kebudayaan agar dapat di hasilkan gagasan-gagasan baru yang berorientasi pada penyempurnaan system pendidikan yang e"isien. Penyeragaman mutu pendidikan melalui pengembangan institusi dan pengujian untuk semua jenis dan jenjang pendidikan, agar dapat diupayakan standartisasi mutu pendidikan baik secara regional maupun nasional.
5iv
BAB III KESIMPULAN
Pada hakikatnya pendidikan adalah usaha orang tua atau generasi tua untuk mempersiapkan anak atau generasi muda agar mampu hidup secara mandiri dan mampu melaksanakan tugas-tugas hidupnya dengan sebaik-baiknya. Pendidikan di 2ndonesia pada dasarnya masih rendah di bandingkan dengan Negara-negara maju lainya. )al ini tentu saja akan berpengaruh langsung terhadap pertumbuhan ekonomi dan kemakmuran bangsa ini. ita memang telah berusaha semaksimal mungkin untuk selalu memperbaiki kekurangan-kekurangan dalam system pendidikan terdahulu. Namun tanpa adanya kerjasama yang baik antara pemerintah dan masyarakat, tentu tak akan menghasilkan hasil yang memuaskan pula. Terkadang pemerintah
selalu
member kemudahan-kemudahan bagi
masyarakat agar mereka mampu mengenyam pendidikan dengan baik, namun di sisi lain masyarakatpun tidak semuanya dapat memetik hasil jerih payah pemerintah yang berusaha memberikan kemudahan itu. engan kata lain, komunikasi antara pemerintah dan masyarakat harus selalu terbuka agar permasalahan pendidikan yang di hadapi negeri ini dapat dikurangi bahkan hilang seiring berjalanya aktu.
5v
A1TA0 P!STAA
A6yumardi A6ra, '@@@. Pendidikan Islam Tradisi dan Modernisasi Menuju Melenium baru, +akarta: *ogo $acam ilmu. johar, %&&(. Pendidikan Strategik Alternative untuk Pendidikan Masa Depan Gogyakarta: *S12. )eryanto, %&&&. Industri alisasi Pendidikan: Berka Tantangan atau Ben!ana bagi Indonesia, Gogyakarta: anisus.
http:ismailonline.comperlunya-sistem-pendidikan-yang-melahirkan-adab http:ridas6abbarae.blogspot.compblog-pageH'%DF.html http:vipvaliant%F.blogspot.com%&'(&Bmakalah-permasalahan-pendidikan.html
5vi