BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Latar Belakan Belakang g
Infeksi Infeksi adalah adanya adanya suatu organisme organisme pada jaringan jaringan atau cairan tubuh yang disertai disertai suatu gejala klinis baik lokal maupun sistemik. Infeksi yang muncul selama seseorang tersebut dirawat di rumah sakit dan mulai menunjukkan suatu gejala selama seseorang itu dirawat atau setelah selesai dirawat disebut infeksi nosokomial. Secara umum, pasien yang yang masuk masuk rumah rumah sakit sakit dan menunjuk menunjukkan kan tanda infeksi infeksi yang kurang kurang dari 72 jam menunjukkan bahwa masa inkubasi penyakit telah terjadi sebelum pasien masuk rumah sakit, dan infeksi yang baru menunjukkan gejala setelah 72 jam pasien berada dirumah sakit baru disebut infeksi nosokomial. Infeksi nosokomial ini dapat berasal dari dalam tubuh penderita maupun luar tubuh. Infeksi endogen disebabkan oleh mikroorganisme yang semula memang sudah ada didalam tubuh dan berpindah ke tempat baru yang kita sebut sebut deng dengan an self self infe infect ctio ion n atau atau auto auto infe infect ctio ion, n, seme sement ntara ara infek infeksi si ekso eksoge gen n (cro (cross ss infection) disebabkan oleh mikroorganisme yang berasal dari rumah sakit dan dari satu pasien ke pasien lainnya. 1.2 Rumusan Rumusan Masalah Masalah
.2. .2.
!pa !pa yang yang dima dimaks ksud ud deng dengan an infe infeks ksi" i"
.2. .2.2 2
#aga #agaim iman anaa ranta rantaii infe infeks ksi" i"
.2.$ .2.$
#agaim #agaimana ana faktor faktor jasad jasad reni renik k pada pada infeks infeksi" i"
.2.% .2.%
!pa saja mikroo mikroorg rgani anisme sme penye penyebab bab infeksi infeksi""
.2. .2.& &
!pa !pa saja saja fakto faktorr hosp hospes es pada pada infe infeks ksi" i"
.2.' .2.'
#agaim #agaimana ana reak reaksi si hops hopses es deng dengan an jasad jasad renik" renik"
.2.7 .2.7
!pa saja sifatsi sifatsifat fat umu umum m penya penyakit kit karen karenaa infeks infeksi" i"
.2. .2.
!pa saja jenisj jenisjeni eniss peny penyaki akitt infe infeksi" ksi"
.2.* .2.*
#agaim #agaimana ana cara cara peme pemerik riksaan saan laju endap endap dara darah" h"
.2.+ .2.+ #agaimana #agaimana cara cara pemeriksaan pemeriksaan lekosit" lekosit" .2. .2. #agaimana #agaimana cara pemeriksaan pemeriksaan eritrosit" eritrosit"
1.3 Tujuan
.$. .$.
eng enget etah ahui ui tent tentan ang g infek infeksi. si.
.$.2 .$.2
enget engetahu ahuii tentan tentang g perjala perjalanan nan rantai rantai infe infeksi ksi.. 1
.$.$ .$.$
enget engetahu ahuii tentan tentang g faktor faktor jasad jasad renik renik pada pada infek infeksi. si.
.$.% .$.%
enget engetahu ahuii tentang tentang mikroor mikroorgan ganism ismee penyebab penyebab penya penyakit kit..
.$.& .$.&
enget engetahu ahuii tentan tentang g faktor faktor hospes hospes pada pada infe infeksi ksi..
.$.' .$.'
enget engetahu ahuii tentang tentang reaks reaksii hospes hospes dengan dengan jasa jasad d renik. renik.
.$.7 .$.7
enget engetahu ahuii tentang tentang sifatsif sifatsifat at umum umum penyakit penyakit karena karena infek infeksi. si.
.$. .$.
enget engetahu ahuii tentang tentang jenis jenisjen jenis is penya penyakit kit infek infeksi. si.
.$.* .$.*
enget engetahu ahuii tentang tentang cara cara pemerik pemeriksaan saan laju laju endap endap darah darah..
.$.+ .$.+ engetahui engetahui tentang tentang cara cara pemeriksaan pemeriksaan leukosi leukosit. t. .$. .$. engetahui engetahui tentang tentang cara cara pemeriksaan pemeriksaan eritosit. eritosit.
2
BAB II PEMBAHAAN
2.1 De!"n"s" De!"n"s" In!eks In!eks"" Infeksi Infeksi merupa merupakan kan in-asi in-asi tubuh tubuh oleh oleh patoge patogen n atau mikro mikroorg organi anisme sme yang yang
mam mampu
meny enyebab ebabka kan n
saki sakit. t.In Infe feks ksii
juga juga
dise disebu butt
asim asimpt ptom omat atik ik
apab apabil ilaa
mikroorganisme gagal dan menyebabkan cedera yang serius terhadap sel atau jaringan. enyakit akan timbul jika patogen berbiak dan menyebabakan perubahan pada jaringan normal. (otter / perry . 0undamental 1eperawatan. disi %.hal 3 *$$ 4 *%232++&). Infeksi Infeksi merupa merupakan kan infeks infeksii dan pembia pembiakan kan mikroo mikroorg rgani anisme sme pada pada jaring jaringan an tubu tubuh, h,te teru ruta tama ma yang ang meny menyeb ebab abka kan n cede cedera ra sellu sellular lar loka lokall akib akibat at komp kompet etisi isi metabolisme, metabolisme,toksin toksin,replik ,replikasi asi intra selular,ata selular,atau u respon antigenant antigenantibodi ibodi(1amu (1amuss Saku 1edokteran 5orland,edisi 2&.hal 3&&&3**). 2.2 Ranta" Ranta" In!eks In!eks"" erkemb erkembang angan an infeks infeksii terjadi terjadi dalam dalam siklus siklus yang yang bergan bergantun tung g pada pada elemen elemen
elemen berikut3 . !gen !gen infeksi infeksius us atau atau pertumb pertumbuha uhanm nm pathog pathogen en 2. 6empat empat atau atau sumber sumber pertumb pertumbuh uhan an pathog pathogen en $. ortal ortal kelu keluar ar dari dari tempat tempat tumb tumbuh uh terseb tersebut ut %. ara penularan &. ortal masuk pejamu '. eja ejam mu yan yang g ren renta tan n 2.3 #akt$r %asa& Ren"k Pa&a In!eks" In!eks" a. Da'a Da'a Transm ansm"s "s"" Sifat penting dan nyata pada saat terbentuknya adalah transpor agen
menular hidup ke dalam tubuh. ara enularan enyakit Infeksi 3 a. Secara Secara 8angsun 8angsung g (5irec (5irect) t) dari dari satu orang orang ke orang lain, lain, misalny misalnyaa melalui melalui batuk, bersin dan berciuman. ontoh 3 ) eny enyak akit it yang ang ditu ditula lark rkan an melal elalui ui salu salura ran n nafas afas33 com common mon cold cold,, tube tuberk rkul ulos osis is,, batu batuk k
reja rejan, n, batu batuk k reja rejan, n, pes pes
pneu pneumo moni ni,,
meni mening ngit itis is,,
meningokokus, sakit tenggorokan karena infeksi srtreptokokus, tonsilitis, influen9a, difteri, campak, rubella (campak jerman). enyakitpenyakit ini ditularkan ditularkan melalui ciuman, penggunaan penggunaan alat makan yang terinfeksi, terinfeksi, dan droplet yang terinfeksi. 3
2)
enyakit 1elamin dapat ditularkan langsung melalui hubungan seksual
dengan penderita dan juga dapat melalui plasenta (infeksi transplasenta) yang ditularkan dari ibu yang menderita kepada bayi yang dilahirkan. b. Secara 6idak 8angsung (Indirect) penularan mikroba patogen memerlukan adanya
:media perantara;,
baik berupa barang
air,
udara,
makanan
enis pemindahan tidak langsung yang lebih kompleks melibatkan -ektor-ektor seperti serangga, misalnya nyamuk (penyakit malaria), lalat (penyakit disentri), cacing (penyakit filariasis), dll. (. Da'a In)as" Sekali dipindahkan ke dalam hospes baru, jasad renik harus mampu
bertahan pada atau di dalam hospes tersebut untuk dapat menimbulkan infeksi. isalnya3 1olera, disebabkan oleh organisme yang tidak pernah memasuki jaringan, • tetapi hanya menduduki epitel usus, melekat dengan kuat pada permukaan •
•
sehingga tidak terhanyut oleh gerakan usus. 5isentri basiler, hanya memasuki lapisan superfisial usus tetapi tidak pernah masuk lebih jauh kedalam tubuh. 5an beberapa penyakit lain seperti 3 salmonella thypi yang menyebabkan demam tifoid, spiroketa sifilis yang menyebabkan sifilis, mikrobacterium tetani yang menyebabkan tetanus, dll.
c.
*emam+uan Untuk Men"m(ulkan Pen'ak"t #eberapa agen menular mengeluarkan eksotoksin yang dapat larut yang
kemudian bersirkulasi dan menimbulkan perubahanperubahan fisiologis yang nyata yang bekerja pada selsel tertentu. ontohnya pada penyakit tetanus dan penyakit difteri. #anyak mikroorganisme lain seperti bakteri gram negatif mengandung endotoksin kompleks yang dilepaskan waktu mikroorganisme mengalami lisis. elepasan endotoksin ada hubungannya dengan timbulnya demam dan dalam
4
keadaankeadaan yang lebih ekstrim, seperti septikemia gram negatif, dengan timbulnya sindrom syok. #eberapa organisme menimbulkan cedera pada hospes, sebagian besar dengan cara imunologis dengan membantu pembentukan kompleks antigen 4 antibodi, yang selanjutnya dapat menimbulkan kelainan, misalnya pada kompleks imun glomerulonefritis. ?irus sebagai parasit obligat intraseluler adalah potongan sederhana bahan genetik (5@!, A@!) yang mempunyai alat untuk menyusupkan dirinya kedalam sel hospes. Sel akan mengalami cedera bila ada informasi genetik baru yang diwujudkan pada fungsi sel yang diubah. Satu wujud informasi genetik tambahan semacam itu adalah replikasi -irus yang menular, yang dapat disertai oleh lisis dari selsel yang terkena. Sel dapat berubah tanpa menjadi nekrosis dan dapat dirangsang untuk berproliferasi, misalnya pada kasus tumor yang diinduksi oleh -irus. ?irus jga dapat mencederai hospes dengan menimbulkan berbagai reaksi imunologi dimana bagian tertentu dari -irus bertindak sebagai antigen. 2., M"kr$$rgan"sme Pen'e(a( In!eks" A. Bakter" #akteri merupakan penyebab terbanyak dari infeksi. Aatusan spesies
bakteri dapat menyebabkan penyakit pada tubuh manusia dan dapat hidup didalamnya, bakteri bisa masuk melalui udara, air, tanah, makanan, cairan dan jaringan tubuh dan benda mati lainnya. B. -"rus ?irus terutama berisi asam nukleat (nucleic acid), karenanya harus masuk dalam sel hidup untuk diproduksi. . #ung" 0ungi terdiri dari ragi dan jamur. D. Paras"t arasit hidup dalam organisme hidup lain, termasuk kelompok parasit adalah proto9oa, cacing dan arthropoda. 2./ #akt$r H$s+es Pa&a In!eks" Syarat timbulnya infeksi adalah bahwa mikroorganisme yang menular
harus mampu elekat, enduduki atau memasuki hospes dan #erkembang biak paling tidak sampai taraf tertentu. 1arena itu tidaklah mengeherankan bila dalam perjalanan e-olusi, spesies hewan termasuk
manusia sudah
5
mengembangkan mekanisme
pertahanan tertentu pada berbagai tempat yang berhubungan dengan lingkungan 3 . 1ulit dan mukosa orofaring #atas utama antara lingkungan dan tubuh manusia adalah kulit. 1ulit yang utuh memiliki lapisan keratin atau lapisan tanduk pada permukaan luar dan epitel berlapis gepeng sebagai barrier mekanis yang baik sekali terhadap infeksi. @amun jika terjadi luka iris, abrasi atau maserasi (seperti pada lipatan tubuh yang selalu basah) dapat memungkinkan agen menular masuk. 1ulit juga mempunyai kemampuan untuk melakukan dekontaminasi terhadap dirinya sendiri. ada dekontaminasi fisik, organisme yang melekat pada lapisan luar kulit (dengan anggapan bahwa mereka tidak mati kalau menjadi kering) akan dilepaskan pada waktu lapisan kulit mengelupas. 5ekontaminasi kimiawi terjadi karena tubuh berkeringat dan sekresi kelenjar sebasea sehingga membersihkan kulit dari kuman. 0lora normal yang terdapat pada kulit menimbulkan dekontaminasi biologis dengan menghalangi pembiakan organismorganisme lain yang melekat pada kulit. 2. Saluran pencernaan ukosa lambung merupakan kelenjar dan tidak merupakan barier mekanis • yang baik. Sering terjadi defekdefek kecil atau erosi pada lapisan lambung, tetapi tidak banyak berarti pada proses infkesi sebab suasana lambung sendiri sangat tidak sesuai untuk banyak mikroorganisme. Bal ini sebagian besar disebabkan oleh keasaman lambung yang tinggi, disamping lambung cenderung memindahkan isinya ke usus halus dengan proses •
yang relatif cepat. 8apisan usus halus juga bukan merupakan barier mekanis yang baik dan secara mudah dapat ditembus oleh banyak bakteri. @amun gerakan peristaltik untuk mendorong isi usus berlangsung cepat sekali sehingga
•
populasi bakteri dalam lumen dipertahankan tetap sedikit. 8apisan dalam usus besar secara mekanis juga tidak baik. ada tempat ini pendorongan tidak cepat dan terdapat stagnasi relatf dari isi usus. ertahanan utma melawan jasad renik adalah melalui banyaknya flora normal yang menghuni usus besar dan hidup berdampingan dengan hospes. #akteri normal yang banyak ini berkompetisi untuk mendapatkan makanan atau mereka benarbenar mengeluarkan substansi antibakteri (antibiotik). 6
$. Saluran pernafasan pitel pada saluran nafas misalnya pada lapisan hidung, lapisan nasofaring, trakea dan bronkus, terdiri dari selsel tinggi yang beberapa diantaranya mengeluarkan mukus, tetapi sebagian besar diperlengkapi dengan silia pada permukaan lumen mereka. 6onjolantonjolan kecil ini bergetar seperti cambuk dengan gerakan yang diarahkan kemulut, hidung dan keluar tubuh. >ika jasad renik terhirup, mereka cenderung menegnai selimut mukosa yang dihasilkan dari mukus, untuk digerakkan keluar dan atau dibatukkan atau ditelan. 1erja perlindungan ini dipertinggi dengan adanya antibodi didalam sekresi. >ika beberapa agen menghindar dari pertahanan ini dan mencapai ruang 4 ruang udara didalam paruparu, maka disana selalu terdapat makrofag al-eoler yang merupakan barisan pertahanan lain. %.
Sawar pertahanan lain a. Aadang >ika agen menular berhasil menembus salah satu barier tubuh dan memasuki jaringan, maka barisan pertahanan berikutnya adalah reaksi peradangan akut yaitu aspek humoral (antibodi) dan aspek seluler pertahanan tubuh bersatu. b. embuluh limfe !liran limfe pada radang akut dipercepat sehingga agenagen menular ikut menyebar dengan cepat sepanjang pembuluh limfe bersama dengan aliran limfe itu. 1adangkadang menyebabkan limfangitis, tetapi lebih sering agenagen tersebut langsung terbawa ke kelenjar limfe, dimana mereka dengan cepat difagositosis oleh makrofag. ada keadaan ini maka cairan limfe yang mengalir ke pusat melewati kelenjar limfe dapat terbebas dari agenagen tersebut. c. ertahanan terakhir (-ena primer) >ika penyebaran agen menular tidak terhenti pada kelenjar limfe atau jika agen tersebut langsung memasuki -ena ditempat primernya, maka dapat terjadi infeksi pada aliran darah. 8edakan bakteri didalam aliran darah sebenarnya tidak jarang terjadi, dan peristiwa yang dinamakan bakteremia ini biasanya ditangani secara cepat dan efektif oleh makrofag dari sistem monosit 4 makrofag. Septikemia atau keracunan darah terjadi jika kondisi bakteremia berlanjut yang mengakibatkan organisme yang masuk berjumlah sangat besar dan cukup resisten sehingga sistem makrofag ditaklukkan. 7
=rganisme yang menetap ini menimulkan gejala malaise, kelemahan, demam, dll. ada kondisi yang parah yang disebut septikopiemia atau disingkat piemia, dimana organisme mencapai jumlah yangs edemikan besarnya sehingga mereka bersirkulasi dalam gumpalangumpalan dan mengambil tempat pada banyak organ dan menimbulkan banyak sekali mikroabses.
2.0 Reaks" H$+ses &engan %asa& Ren"k ara interaksi hopses dengan mikroorganisme . 1omensalisme, antara hopses dan agen menular tidak saling
menyerang
atau
menguntungkan
bagi
yang
satu
tanpa
2.
menimbulkan cedera pada yang lain. utualisme, interaksi hopses dengan mikroorganisme saling
$.
menguntungkan. arasitisme, menguntungkan bagi yang satu tetapi merugikan bagi yang lain.
2. "!ats"!at Umum Pen'ak"t *arena In!eks" . #akteri a. =rganisme ber sel tunggal b. ampu berproduksi sendiri tetapi menggunakan hewan sebagai
c. d. e. f.
penjamu 6idak memiliki inti sel emiliki sitoplasma dan dikelilingi dinding sel engandung 5@! maupun A@! #ereproduksi secara aseksual melalui replikasi
5@!
dan
pembelahan sederhana g. Sebagian membentuk kapsul sehingga mampu bertahan pada s istem imun penjamu h. 5apat bersifat aerob dan anaerob i. Sebagian mengeluarkan toksin j. #akteri gram positif mengeluarkan eksotoksin, pada pewarnaan akan berwarna ungu k. Caram negati-e pada pewarnaan akan berwarna merah 2. ?irus a. emerlukan penjamu untuk bereproduksi b. 6erdiri dari satu A@! atau 5@! yang terkandung dalam selubung protein 3 kapsid. c. ?irus harus berkaitan dengan membrane sel penjamu, masuk dan bergerak ke inti, 5@! -irus menyatu dengan 5@! penjamu, gen 8
gen -irus diwariskan kepada selsel baru selama mitosis, -irus mengambil alih fungsi sel dan mengontrol sel. $. ikroplasma ikroorganisme unisel mirip bakteri, tetapi lebih kecil dan tidak mengandung peptidoglikan. %. Aiketsia a. emerlukan penjamu untuk bereproduksi secara seksual b. engandung 5@! dan A@! c. emiliki dinding patidoglikan d. 5itularkan melalui gigitan kutu &. 1lamida a. =rganisme unisel b. #ereproduksi secara aseksual dalam penjamu dan mengalami siklus replikasi. '. >amur a. encakup ragi (yeast) dan kapang (mold) b. emiliki inti sel dan dinding sel 7. arasit a. acing b. roto9oa c. !rthropoda 2. %en"s 4 %en"s Pen'ak"t In!eks" . >enisjenis penyakit infeksi karena bakteri • Infeksi stfilokokus atau streptokokus • Conore • Sipilis • 1olera • Sampar • Salmonelosis • Sigelosis • 5emam typoid • 5ifteri • Baemofilus influen9a • ertussis • 6etanus • 6uberculosis
2. >enisjenis penyakit infeksi karena -irus • nsefalitis • 5emam kuning • ampak jerman • Aubella • Condongan • oliomyelitis 9
Bepatitis >enisjenis penyakit infeksi karena mikroplasma neumonia mikroplasma • >enisjenis penyakit infeksi karena Aiketsia • 6ifus • Aocky ountain fe-er >enisjenis penyakit infeksi karena klamida Infeksi urogenital • >enisjenis penyakit infeksi karena jamur 1andidiasi mulut • ?agina • 1urap • •
$. %.
&. '.
2. Pemer"ksaan Laju En&a+ Darah A. Pengert"an Laju En&a+ Darah 8aju ndap 5arah (85) atau dalam bahasa Inggrisnya rythrocyte
Sedimentation Aate (SA) merupakan salah satu pemeriksaan rutin untuk darah untuk mengetahui tingkat peradangan dalam tubuh seseorang . roses pemeriksaan
sedimentasi
(pengendapan)
darah
ini
diukur
dengan
memasukkan darah kita ke dalam tabung khusus 85 dalam posisi tegak lurus selama satu jam. Sel darah merah akan mengendap ke dasar tabung sementara plasma darah akan mengambang di permukaan. 1ecepatan pengendapan sel darah merah inilah yang disebut 85. !tau dapat dikatakan makin banyak sel darah merah yang mengendap maka makin tinggi 8aju ndap 5arah (85)nya. 8aju endap darah (erithrocyte sedimentation rate, SA) adalah kecepatan sedimentasi eritrosit dalam darah yang belum membeku, dengan satuan mm
Dintrobe. International ommitee for Standardi9ation in Bematology (ISB) merekomendasikan untuk menggunakan metode Destergreen. 5i dalam tubuh, suspensi selsel darah merah akan merata di seluruh plasma sebagai akibat pergerakan darah. !kan tetapi jika darah ditempatkan dalam tabung khusus yang sebelumnya diberi antikoagulan dan dibiarkan jam, sel darah akan mengendap dibagian bawah tabung karena pengaruh gra-itasi. 8aju endap darah (85) berfungsi untuk mengukur kecepatan pengendapan darah merah di dalam plasma (mmadi orang normal pun bisa memiliki 8aju ndap 5arah tinggi, dan sebaliknya bila 8aju ndap 5arah normalpun belum tentu tidak ada masalah. >adi pemeriksaan 8aju ndap 5arah
masih
termasuk pemeriksaan penunjang, yang
mendukung
pemeriksaan fisik dan anamnesis dari sang dokter. @amun biasanya dokter langsung akan melakukan pemeriksaan tambahan
lain,
bila
nilai
8aju
ndap
5arah
di
atas
normal.
Sehingga mereka tahu apa yang mengakibatkan nilai 8aju ndap 5arahnya tinggi. Selain untuk pemeriksaan rutin, 8aju ndap 5arah pun bisa dipergunakan untuk mengecek perkembangan dari suatu penyakit yang dirawat. #ila 8aju ndap 5arah makin menurun berarti perawatan berlangsung cukup baik, dalam arti lain pengobatan yang diberikan bekerja dengan baik. B. tan&ar Laju En&a+ Darah 5 LED
roses pengendapan darah terjadi dalam $ tahap, yaitu tahap pembentukan rouleauE dimana sel darah merah berkumpul membentuk kolom, tahap pengendapan, dan tahap pemadatan. 5i laboratorium cara untuk memeriksa 8aju ndap 5arah (85) yang sering dipakai adalah cara Dintrobe dan cara Destergren. ada cara Dintrobe nilai rujukan untuk wanita +2+ mm
Basil pemeriksaan 85 dengan menggunakan kedua metode tersebut sebenarnya tidak seberapa selisihnya jika nilai 85 masih dalam batas normal. 6etapi jika nilai 85 meningkat, maka hasil pemeriksaan dengan metode Dintrobe kurang menyakinkan. 5engan metode Destergren bisa didapat nilai yang lebih tinggi, hal itu disebabkan panjang pipet Destergren yang
dua
kali panjang
pipet Dintrobe.
1enyataan
inilah
yang
menyebabkan para klinisi lebih menyukai metode Destergren daripada metode Dintrobe. Selain itu, International ommitee for Standardi9ation in Bematology(ISB)
merekomendasikan
untuk menggunakan
metode
Destergreen. emeriksaan A dipertimbangkan lebih berguna daripada 85 karena kenaikan kadar A terjadi lebih cepat selama proses inflamasi akut, dan lebih cepat juga kembali ke kadar normal daripada 85. @amun, beberapa dokter masih mengharuskan uji 85 bila ingin membuat perhitungan kasar mengenai proses penyakit, dan bermanfaat untuk mengikuti perjalanan penyakit. >ika nilai 85 meningkat, maka uji laboratorium lain harus dilakukan untuk mengidentifikasi masalah klinis yang muncul. 85 berlangsung $ tahap, tahap ke penyusunan letak eritrosit (rouleauE formation) dimana kecepatan sedimentasi sangat sedikit, tahap ke2 kecepatan sedimentasi agak cepat, dan tahap ke$ kecepatan sedimentasi sangat rendah. . -ar"as" has"l Laju en&a+ Darah 5 LED5 R
ada orang yang lebih tua nilai 8aju ndap 5arah juga lebih tinggi. . 5ewasa (etode Destergren)3 •
ria F &+ tahun
G kurang dari & mm
•
ria H &+ tahun
G kurang dari 2+ mm
•
Danita F &+ tahun G kurang dari 2+ mm
•
Danita H &+ tahun G kurang dari $+ mm
2. !nakanak (etode Destergren)3 •
#aru lahir
G + 4 2 mm
•
#aru lahir sampai masa puberG $ 4 $ mm
D. #akt$r!akt$r 'ang mem+engaruh" Laju En&a+ Darah 5 LED
0aktorfaktor yang dapat mempengaruhi 8aju ndap 5arah (85) adalah faktor eritrosit, faktor plasma, dan faktor teknik. >umlah eritrositumlah eritrosit kurang dari normal. $. kuran eritrosit yang lebih besar dari ukuran normal, sehingga lebih mudah
6abung
pemeriksaan
digoyang
mempercepat pengendapan J 85 meningkat.
13
akan
•
Suhu saat pemeriksaan lebih tinggi dari suhu ideal (H2 0 ) akan mempercepat pengendapanJ 85 meningkat.
. 0aktorfaktor yang mempengaruhi temuan laboratorium3 •
0aktor
yang
mengurangi
853
bayi
baru
lahir
(penurunan fibrinogen), obat (lihat pengaruh obat), gula darah
tinggi,
albumin
serum,
fosfolipid
serum,
kelebihan antikoagulan, penurunan suhu. •
0aktor yang meningkatkan 853 kehamilan (trimester kedua dan ketiga), menstruasi, obat (lihat pengaruh obat),
keberadan
kolesterol,
fibrinogen,
globulin,
peningkatan suhu, kemiringan tabung. •
85
dijumpai
meningkat
selama
proses
inflamasi
jaringan
(nekrosis),
penyakit
kolagen,
rheumatoid, malignansi, dan kondisi stress fisiologis (misalnya kehamilan). #ila dilakukan secara berulang, laju endap darah dapat dipakai untuk menilai perjalanan penyakit seperti tuberkulosis, demam rematik, artritis dan nefritis. 8aju ndap 5arah (85) yang cepat menunjukkan suatu lesi yang aktif, peningkatan 8aju ndap 5arah (85) dibandingkan sebelumnya menunjukkan proses yang meluas, sedangkan 8aju ndap 5arah (85) yang menurun dibandingkan sebelumnya menunjukkan suatu perbaikan. Selain pada keadaan patologik, 8aju ndap 5arah (85) yang cepat juga dapat dijumpai pada keadaankeadaan fisiologik seperti pada waktu haid, kehamilan setelah bulan ketiga dan pada orang tua. engukuran 8aju ndap 5arah < 85 <rythrocyte Sedimentation Aate< SA berguna dalam mendeteksi dan memantau penyakit autoimmune seperti systemic lupus erythematosus< S8, dan rheumatoid arthritis, serta penyakit ginjal kronis. ada penyakitpenyakit tersebut nilai 8aju ndap
14
5arah < 85 <rythrocyte Sedimentation Aate < SA dapat melampaui ++ mm
. etode Destergreen a. ntuk melakukan pemeriksaan 85 cara Destergreen diperlukan sampel darah citrat %3 (% bagian darah -ena K bagian natrium sitrat $,2 L ) atau darah 56! yang diencerkan dengan @al +.& L %3 (% bagian darah 56! K bagian @al +.&L). Bomogenisasi sampel sebelum diperiksa. b. Sampel darah yang telah diencerkan tersebut kemudian dimasukkan ke dalam tabung Destergreen sampai tanda
#iarkan tepat jam dan catatlah berapa mm menurunnya eritrosit.
#. N"la" Rujukan
. etode Destergreen3 •
8akilaki 3 + 4 & mm
•
erempuan 3 + 4 2+ mm
2. etode Dintrobe 3 15
•
8akilaki 3 + 4 * mm
•
erempuan 3 + 4 & mm
rinsip (ara Destergren) J darah 56! didiamkan dalam waktu tertentu, maka sel sel darah akan mengendap. 6ujuan3 ntuk mengetahui kecepatan eritrosit mengendap dalam waktu tertentu. !lat yang digunakan3 .
6abung Destergren
2.
Aak Destergren
$.
enghisap
%.
encatat waktu
&.
ipet berskala
'.
Spuit &cc
7.
#otol kecil
.
Aeagen3 @atrium sitrat $,L
8. ara Pemer"ksaan7
. Sediakan botol yang telah diberi +,%cc @a Sitrat $,L 2. Bisap darah -ena ,'cc dan masukan kedalam botol yg telah diisi @a sitrat $,L $. ampur baikbaik %. Bisap campuran tsb ke dalam tabung Destergren J sampai tanda + &. #iarkan pipet tegak lurus dalam rak Destergren '. #aca tingginya plasma selama dan 2 jam
16
H. Has"l Laju En&a+ Darah5LED5 ER 'ang t"ngg" juga &a+at terja&" karena 7 •
!nemia
•
1anker seperti lymphoma atau multiple myeloma
•
1ehamilan
•
enyakit 6hyroid
•
5iabetes
•
enyakit jantung
I. Tera+" untuk +en&er"ta Laju En&a+ Darah 5 LED 5 ER t"ngg" 7
. enjadi -egetarian hanya makan sayuran saja 2. 1urangi penggunaan minyak dan lemak. #iasanya dalam 2 sampai $ bulan 85 sudah normal kembali. $. 6erapi akupuntur a. 6ujuan emeriksaan 3 enghitung jumlah leukosit dalam -olumedarah tertentu b. etode emeriksaan 3 anual (kamar hitung) dan !lat otomatis 2.9. PEMERI*AAN HITUN8 LEU*:IT EARA MANUAL
rinsip3 . 5arah diencerkan dalam pipet leukosit 2. asukkan dalam kamar hitung $. Bitung jumlah leukosit dalam -olume tertentu !lat dan bahan3 17
•
ipet leukosit
•
1amar hitung Impro-ed @eubauer
•
1aca penutup
•
8arutan pengencer (larutan 6urk)
•
5arah kapiler, 56!, oEalate
ara kerja3 . engisi pipet leukosit 2. 5arah 56! dihisap sampai garis tanda +.& $. Bapus darah yang melekat pada ujung pipet %. asukkan ujung pipet ke dalam larutan 6urk dengan sudut %&+ dan hisap sampai garis tanda &. !ngkat pipet dari cairan, tutup ujung pipet dengan ujung jari, lepaskan karet penghisap '. 1ocok pipet selama &$+ detik engisi kamar hitung . 8etakkan kamar hitung mendatar di atas meja, dengan kaca penutup 2. 1ocok pipet selama $ menit $. #uang cairan dalam batang kapiler ($% tetes) %.
Sentuhkan ujung pipet dengan sudut $++ pada permukaan kamar hitung dengan menyinggung pinggir kaca penutup
&.
#iarkan 2$ menit supaya leukosit mengendap
enghitung jumlah sel3 . =bjektif +M, turunkan kondensor kecilkan diafragma 18
2.
Bitung semua leukosit yang terdapat dalam keempat Nbidang besarO pada sudutsudut Nseluruh permukaan yang dibagiO
$.
Bitung sel mulai dari kiri ke kanan dan dari kanan ke kiri G dihitung G tidak dihitung
erhitungan 3 . engenceran 2+ kali 2. >umlah semua sel yang dihitung dalam keempat bidang itu dibagi % menunjukkan jumlah leukosit dalam +, $.
>umlah sel yang dihitung kali &+ P
Inter+retas" has"l N"la" rujukan 3 •
•
8eukosit normal3 a. 5ewasa
3 &.++++.+++<
b. @eonatus
3 +.+++2&.+++<
c. 7 tahun
3 '.+++.+++<
d. 2 tahun
3 %.&++$.&++<
8eukosit !bnormal3 a. H+.+++<
3 leukositosis
b. F &.+++<
3 leucopenia
c. +.+++&.+++<
3 leukositosis ringan
d. &.+++2+.+++<
3 leukositosis sedang 19
e. 2+.+++&+.+++<
3 leukositosis berat
f.
3 reaksi leukomoid
H&+.+++<
Bitung leukosit menyatakan jumlah selsel leukosit perliter darah (Sistem International nits G SI unit) atau per satu mmk darah. @ilai normalnya %+++ +++ < mmk.ntuk penerapan hitung leukosit ada dua metode, manual dan elektronik. ada umumnya metode elektronik belum digunakan secara umum, mungkin baru di laboratorium besar, sehingga cara manual masih memegang peranan penting. etode elektronik tidak dibicarakan. Mengh"tung Leuk$s"t
5arah diencerkan dalam pipet leukosit, kemudian dimasukkan ke dalam kamar hitung. jumlah leukosit dihitung dengan -olume tertentu Q dengan mengenakan faktor kon-ersi jumlah leukosit per ul darah dapat diperhitungkan. larutan 6A1 digunakan sebagai larutan pengencer, dengan komposisi 3 larutan gentian-iolet L dalam air ml, asam asetat glasial ml, aRuadest ad ++ ml. saringlah sebelum dipakai. a. ara 3 . engisi pipet 8eukosit •
Bisaplah darah kapiler (kapiler, 56!, atau oEalat) sampai pada garis tanda :+,& tepat.
•
Bapus kelebihan darah yang melekat pada ujung pipet
•
asukkan ujung pipet kedalam larutan 6A1 sambil mempertahankan darah tetap pada garis tan tadi.
•
ipet dipegang dengan sudut %& derajat dan larutan 6A1 dihisap perlahanlahan sampai garis tanda : tepat. Batihati jangan sampai terjadi gelembung udara.
•
!ngkatlah pipet dari cairanQ tutup ujung pipet dengan ujung jari kemudian lepaskan karet penghisap.
20
•
1ocoklah pipet tadi selama &$+ detik. jika tidak segera akan dihitung letakkan pipet dalam posisi hori9ontal.
2. engisi kamar hitung •
8etakkan kamar hitung yang telah benarbenar bersih dengan kaca penutup yang terpasang mendatar di atas meja.
•
1ocoklah pipet yang berisi tadi selama $ menit terus menerus (jangan samapai ada cairan yang terbuang dari pipet saat mengocok)
•
#uang semua cairan yang ada pada batang kapiler pipet ($ 4 % tetes) dan kemudian sentuhkan ujung pipet (sudut $+ derajat) dengan menyinggung pinggir kaca penutup pada kamar hitung. #iarkan kamar hitung tersebut terisi cairan perlahanlahan dengan gaya kapilaritasnya sendiri.
•
#iarkan kamar hitung yang sudah terisi tersebut selama 2$ menit agar leukositleukosit mengendap. jika tidak akan dihitung segera, simpan kamar hitung tersebut dalam cawan peti tertutup yang berisi kapas basah.
b. ara enghitung Sel . akailah lensa objektif kecil (pembesaran +E). 6urunkan lensa kondensor atau kecilkan diafragma mikroskop. eja mikroskop harus datar, 2. 1amar hitung dengan bidang bergaris diletakkan di bawah objektif dan fokus mikroskop diarahkan pada garisgaris bagi tersebut. 5engan sendirinya leukositleukosit akan jelas terlihat. $. Bitunglah semua leukosit yang terdapat dalam keempat :bidang besar; pada sudutsudut :seluruh permukaan yang dibagi;. %. ulailah menghitung dari sudut kiri atas, terus ke kanan, kemudian turun ke bawah dan dari kanan ke kiri dan seterusnya. 1adang ada sel yang menyinggung garis suatu bidang, selsel yang menyinggung garis batas sebelah kiri atau garis atas haruslah di hitung. Sebaliknya selsel yang menyinggung garis sebelah kanan dan bawah tidak boleh dihitung.
21
c. Perh"tungan engenceran yang dilakukan pada pipet adalah 2+ kali. >umlah semua sel yang dihitung dalam keempat bidang itu dibagi % menunjukkan jumlah leukosit dalam +, ul. 1alikan angka tersebut dengan + (untuk tinggi) dan 2+ (untuk pengenceran) untuk mendapatkan jumlah leukosit dalam ul darah. Singkatnya 3 >umlah sel yang terhitung dikali &+ G jumlah leukosit per ul darah. atatan 3 engenceran yang la9im digunakan untuk menghitung leukosit adalah 2+ kali, tetapi menurut keadaan (leukositosis tinggi atau leukopenia) pengenceran dapat diubah sesuai keadaan tersebut, lebih tinggi pada leukositosis dan lebih rendah pada leukopenia. Sedian darah dengan oEalat yang tidak segera dipakai ada kemungkinan terjadi penggumpalan leukosit. >ika darah tepi banyak mengandung sel darah merah berinti maka sel tersebut akan diperhitungkan seperti leukosit, untuk koreksi dapat dilakukan pemeriksaan sedian hapus yang dipakai untuk hitung jenis leukosit, persentase sel darah merah berinti di catat. misalnya Q didapatkan +.+++ leukosit per ul darah dan dari hitung jenis didapatkan tiap ++ leukosit ada 2& sel darah merah berinti, maka jumlah leukosit yang sebenarnya adalah N"la" n$rmal h"tung jen"s +a&a &e;asa7 •
#asofil
3 + L
•
osinofil
34$L
•
@eutrofil batang
324'L
•
@eutrofil segmen 3 &+ 4 7+ L
•
8imfosit
3 2+ 4 %+ L
•
onosit
324L
•
Bematokrit
•
#asofilia
3 $7%$ 3 leukemia granulositik kronik
22
•
osinofilia
3 asma bronkial, askariasis
•
@eutrofilia
3 infeksi bakteri, intoksikasi
•
8imfositosis
3 infeksi -irus
•
onositosis
3 malaria
2.1< Pemer"ksaan H"tung %en"s Er"tr$s"t
Bitung eritrosit adalah jumlah eritrosit per milimeterkubik atau mikroliter darah. Seperti hitung leukosit, untuk menghitung jumlah selsel eritrosit ada dua metode, yaitu manual dan elektronik (automatik). etode manual hampir sama dengan hitung leukosit, yaitu menggunakan bilik hitung. @amun, hitung eritrosit lebih sukar daripada hitung leukosit. rinsip hitung eritrosit manual adalah darah diencerkan dalam larutan isotonis untuk memudahkan menghitung eritrosit dan mencegah hemolisis. 8arutan engencer yang digunakan adalah3 8arutan Bayem 3 @atrium sulfat 2.& g, @atrium klorid +.& g, erkuri klorid
•
+.2&g, aRuadest ++ ml. ada keadaan hiperglobulinemia, larutan ini tidak dapat dipergunakan karena
dapat
menyebabkan precipitasi
protein, rouleauE,
aglutinasi. 8arutan Cower 3 @atrium sulfat 2.& g, !sam asetat glasial $$.$ ml, aRuadest
•
2++ ml. 8arutan ini mencegah aglutinasi dan rouleauE. @atrium klorid +.& L
•
N"la" Rujukan •
5ewasa lakilaki
3 %.&+ 4 '.&+ (E+'
•
5ewasa perempuan
3 $.+ 4 %.+ (E+'
•
#ayi baru lahir
3 %.$+ 4 '.$+ (E+'
•
!nak usia $ tahun
3 $.'+ 4 &.2+ (E+'
•
!nak usia %& tahun
3 $.7+ 4 &.7+ (E+'
•
!nak usia '+ tahun 3 $.+ 4 &.+ (E+'
enurunan eritrosit 3 kehilangan darah (perdarahan), anemia, leukemia, infeksi kronis, mieloma multipel, cairan per intra -ena berlebih, gagal ginjal kronis, kehamilan, hidrasi berlebihan eningkatan eritrosit 3 polisitemia -era, hemokonsentrasi
ean cell < corpuscular -olume (?) atau -olume eritrosit ratarata (?A)
•
? G Bematokrit (lumlah eritrosit (+'
•
@ormal +*' fl
•
ean ell Bemoglobin ontent (B) atau hemoglobin eritrosit ratarata (BA)
•
B (pg) G Bemoglobin (gumlah eritrosit (+'
•
ean
ellular
Bemoglobin
oncentration (B)
atau
konsentrasi
hemoglobin eritrosit ratarata (1BA) •
B (g
•
@ormal $$$' g
•
Aed #lood ell 5istribution Didth (A5D)
A5D adalah perbedaan<-ariasi ukuran (luas) eritrosit. @ilai A5D berguna memperkirakan terjadinya anemia dini, sebelum nilai ? berubah dan sebelum terjadi gejala. eningkatan nilai A5D dapat dijumpai pada anemia defisiensi (9at besi, asam folat, -it #2), anemia hemolitik, anemia sel sabit. kuran eritrosit biasanya ' Um, semakin tinggi -ariasi ukuran sel mengindikasikan adanya kelainan. 24
A5D G standar de-iasi ? < ratarata ? E ++ @ilai normal rujukan &L Mengh"tung Er"tr$s"t
5arah diencerkan dalam pipet eritrosit, kemudian dimasukkan kedalam kamar hitung. >umlah eritrosit dihitung dalam -olume tertentu Q dengan menggunakan faktor kon-ersi, jumlah eritrosit per ul darah dapat diperhitungkan. larutan pengencer yang dipakai adalah larutan B!V, dengan komposisi 3 •
natrium sulfat (berair kristal) & gQ
•
natrium klorida gQ
•
merkuri klorida +,& g,
•
aRuadest ad 2++ ml.
•
>uga boleh dipakai larutan C=DAS 3
•
natrium sulfat 2,& gQ
•
asam asetat glasial $$,$ mlQ
•
aRuadest ad 2++ ml. Langkah *erja
. Saringlah sebelum dipakai. 2. engisi pipet eritrosit 6indakantindakan sama seperti mengisi pipet leukosit Q darah dihisap samapai tanda :+,& dan larutan pengencer samapa tanda :.engisi kamar hitung sama dengan metoda yang digunakan untuk menghitung leukosit di atas . $. enghitung jumlah sel 2. 6urunkan lensa kondensor atau kecilkan diafragma. meja mikroskop harus dalam posisi rata air. !tur fokus terlebih dahulu dengan memakai lensa 25
objektif kecil (+ E), kemudian lensa tersebut diganti dengan lensa objektif besar (%+E), sampai garisgaris bagi dalam bidang besar tengah jelas terlihat. Bitung semua eritrosit yang terdapat dalam & bidang yang tersusun dari ' bidang kecil (misalnya Q pada keempat sudut bidang besar di tambah dengan satu bidang di bagian tengah). ara dan ketentuan menghitung sel sama dengan cara menghitung leukosit. Perh"tungan
engenceran dalam pipet eritrosit adalah 2++ kali. 8uas tiap bidang kecil <%++ mm kuatdrat, tinggi kamar hitung <+ mm, sedangkan eritrosit yang dihitung dalam & E 'bidang kamar kecil G + bidang kecil, yang jumlah luasnya <& mm kuatdrat. 0aktor untuk mendapatkan jumlah eritrosit dalam ul darah menjadi & E + E 2++ G +.+++ atatan 3 engenceran yang la9im dipakai untuk menghitung eritrosit adalah 2++ EQ tetapi menurut keadaan (eritrositosis atau anemia) dapat diubah sesuai dengan keadaan itu. untuk mengecilkan kesalahan sekurangkurangnya harus %++ eritrosit dihitung dalam kamar hitung. enghitung eritrosit dengan kamar hitung lebih sukar dibanding dengan menghitung leukosit dan dibutuhkan ketelitian yang lebih.
26
BAB III PENUTUP
3.1 *es"m+ulan
Infeksi adalah adanya suatu organisme pada jaringan atau cairan tubuh yang disertai suatu gejala klinis baik lokal maupun sistemik. Infeksi yang muncul selama seseorang tersebut dirawat di rumah sakit dan mulai menunjukkan suatu gejala selama seseorang itu dirawat atau setelah selesai dirawat disebut infeksi nosokomial. Secara umum, pasien yang masuk rumah sakit dan menunjukkan tanda infeksi yang kurang dari 72 jam menunjukkan bahwa masa inkubasi penyakit telah terjadi sebelum pasien masuk rumah sakit, dan infeksi yang baru menunjukkan gejala setelah 72 jam pasien berada dirumah sakit baru disebut infeksi nosokomial. Infeksi nosokomial ini dapat berasal dari dalam tubuh penderita maupun luar tubuh. Infeksi endogen disebabkan oleh mikroorganisme yang semula memang sudah ada didalam tubuh dan berpindah ke tempat baru yang kita sebut dengan self infection atau auto infection, sementara infeksi eksogen (cross infection) disebabkan oleh mikroorganisme yang berasal dari rumah sakit dan dari satu pasien ke pasien lainnya. Infeksi merupakan infeksi dan pembiakan mikroorganisme pada jaringan tubuh,terutama yang menyebabkan cedera sellular lokal akibat kompetisi 27
metabolisme,toksin,replikasi intra selular,atau respon antigenantibodi(1amus Saku 1edokteran 5orland,edisi 2&.hal 3&&&3**). erkembangan infeksi terjadi dalam siklus yang bergantung pada elemen elemen berikut3 . 2. $. %. &. '.
!gen infeksius atau pertumbuhanm pathogen 6empat atau sumber pertumbuhan pathogen ortal keluar dari tempat tumbuh tersebut ara penularan ortal masuk pejamu ejamu yang rentan
#akt$r %asa& Ren"k Pa&a In!eks" a. 5aya 6ransmisi (. 5aya In-asi =. 1emampuan ntuk enimbulkan enyakit M"kr$$rgan"sme Pen'e(a( In!eks" a. #akteri a. ?irus (. 0ungi =. arasit
#akt$r H$s+es Pa&a In!eks"
a. 1ulit dan mukosa orofaring b. Saluran pencernaan c. Saluran pernafasan d. Sawar pertahanan lain ara Interaks" H$+ses Denagn M"kr$$rgan"sme . 1omensalisme, antara hopses dan agen menular tidak saling menyerang
atau menguntungkan bagi yang satu tanpa menimbulkan cedera pada yang 2.
lain. utualisme,
$.
menguntungkan. arasitisme, menguntungkan bagi yang satu tetapi merugikan bagi yang
interaksi
hopses
lain. %en"s%en"s Pen'ak"t In!eks" 28
dengan
mikroorganisme
saling
. >enisjenis penyakit infeksi karena bakteri Infeksi stfilokokus atau streptokokus • Conore • Sipilis • 2. >enisjenis penyakit infeksi karena -irus nsefalitis • 5emam kuning • ampak jerman • Pemer"ksaan Laju En&a+ Darah 8aju ndap 5arah (85)
atau
dalam
bahasa
Inggrisnya rythrocyte
Sedimentation Aate (SA)merupakan salah satu pemeriksaan rutin untuk darah untuk mengetahui tingkat peradangan dalam tubuh seseorang. roses pemeriksaan sedimentasi (pengendapan) darah ini diukur dengan memasukkan darah kita ke dalam tabung khusus 85 dalam posisi tegak lurus selama satu jam.
Pemer"ksaan H"tung Leuk$s"t
rinsip3 . 5arah diencerkan dalam pipet leukosit 2. asukkan dalam kamar hitung $. Bitung jumlah leukosit dalam -olume tertentu Pemer"ksaan H"tung Er"tr$s"t
Bitung eritrosit adalah jumlah eritrosit per milimeterkubik atau mikroliter darah. Seperti hitung leukosit, untuk menghitung jumlah selsel eritrosit ada dua metode, yaitu manual dan elektronik (automatik). etode manual hampir sama dengan hitung leukosit, yaitu menggunakan bilik hitung. @amun, hitung eritrosit lebih sukar daripada hitung leukosit. 3.2
aran
!dapun saran yang dapat diberikan kepada pembaca dan penulis mengenai makalah ini adalah3
29
. 5iharapkan penulis dapat mengembangkan dan melanjutkan penulisan makalah mengenai infeksi. 2. 5iharapkan pembaca dapat memahami penjelasan mengenai infeksi yang telah diuraikan. $. 5iharapkan hasil penulisan makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan bacaan dan ilmu pengetahuan.
30