MAKALAH PENGEMBANGAN PENGEMBANGA N ALAT ALAT UKUR ATRIBU ATRIBU NON-KOGNITIF
Disusun oleh: 1. Nur Hsnh
!1"#11$$1%
&. Dhill Ar'hill F.
!1"#11$$(%
3.
Din Pu)ri Rh*u
". +i)i Ro Ro'li, Mu Mus*h
!1"#11$1$% !1"#11$1/%
Pro0r +)u'i Psi,olo0i F,ul)s Psi,olo0i Uni2ersi)s Muh'i*h Gresi, &$1#
BAB I PENDAHULUAN
1.1 L)r L)r Bel, Bel,n0 n0
Atribut Atribut merupakan merupakan karakteristi karakteristikk yang dimiliki individu individu atau objek yang bersifat psikologis maupun fisiologis. Perbedaan antara alat ukur kognitif dengan non kognitif yaitu alat ukur kognitif stimulasinya terstruktur, respon dapat di kategorikan benar/salah, bersifat objektif. Sedangkan alat ukur non-kognitif stimulusnya unstructured , stimulus yang arah responnya tidak di ketahui subjek, semua respon di terima dan bersifat proyektif. Penguk Pengukura urann atribut atribut kognit kognitif if harus harus mengg mengguna unakan kan prinsi prinsip-p p-prin rinsip sip yang yang jelas, jelas, komprehensif dan spesifik. Pengukuran atribut kognitif di bedakan menjadi tiga: Tes Prestasi Prestasi elajar, elajar, !nteligensi !nteligensi dan Potensi !ntelektual. !ntelektual. Pengukura Pengukurann atribut non-kognitif non-kognitif menggunakan berbagai ma"am model skala untuk pengukuran atributnya. Sebagai alat ukur, skala psikologi memiliki karakteristik khusus yang membedakannya dari berbagai bentuk instrument pengumpulan data yang lain seperti angket # questionnaire$, daftar isian, inventori, dan lain % lainnya. &eskipun dalam per"akapan sehari % hari biasanya istilah skala disamakan saja dengan istilah tes namun dalam pengembangan instrument ukur umumnya istilah tes digunakan untuk penyebutan alat ukur kemampuan kognitif sedangkan istilah skala lebih banyak dipakai untuk menamakan alat ukur atribut non % kognitif. Selanjutnya, dalam buku ini, istilah skala psikologi selalu menga"u kepada bentuk alat ukur atribut non % kognitif, khususnya yang disajikan dalam format tulis # paper paper and pencil $ #A'(ar, )*+) : -$. Atribu Atributt psikol psikologi ogiss yang yang biasa biasa dipers dipersoal oalkan kan di psikol psikologi ogi tidak tidak mempun mempunyai yai eksistensi riil, dan hanya rekaan teoritis # theoretical construct $ saja. leh karena keadaan yang demikian itu maka atribut psikologis tidak dapat diukur se"ara langsung, atribut psikologis harus diukur se"ara tidak langsung, melalui respons yang dibuat oleh subjek pada (aktu subjek dihadapkan kepada perangsang tertentu. espons yang diperlukan untuk pengukuran atribut kognitif tidak sama dengan respons yang diperlukan untuk pengukuran atribut non-kognitif. 0ntuk pengukuran atribut kognitif diperlukan respons jenis pendapat # judgment judgment $, $, yait yaituu jenis jenis resp respon on yang yang dapa dapatt bena benarr atau atau salah salah.. 0ntu 0ntuk k pengukuran atribut non-kognitif diperlukan respons jenis ekspresi sentiment # exspression of sentiment sentiment $, $,
yaitu jenis respons yang tak dapat dinyatakan benar atau salah, atau
seringkali dikatakan semua respons benar menurut alasannya masing-masing #Suryabrata, )** : +11$. 1.& Ruusn Mslh
Adapun rumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut: +. Apa yang dimaksud dengan atribut non-kognitif2 ). agaimana langkah-langkah pengembangan alat ukur atribut non-kognitif2
1./ Tu3un
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut: +. 0ntuk mengetahui dan memahami apa yang dimaksud dengan atribut non-kognitif. ). 0ntuk mengetahui dan memahami bagaimana langkah-langkah pengembangan alat ukur atribut non-kognitif.
BAB II PEMBAHA+AN
&.1 Pen0e4n0n Al) U,ur A)ri4u) Non-Ko0ni)i
Atribut adalah merupakan karakteristik yang dimiliki individu atau objek yang bersifat psikologis maupun fisiologis. Perbedaan antara alat ukur kognitif dengan non kognitif yaitu alat ukur kognitif stimulasinya terstruktur, respon dapat di kategorikan benar/salah, bersifat objektif. Sedangkan alat ukur non-kognitif stimulusnya unstructured ,
stimulus yang arah responnya tidak di ketahui subjek, semua respon di
terima dan bersifat proyektif. Pengukuran atribut kognitif harus menggunakan prinsip-prinsip yang jelas, komprehensif dan spesifik. Pengukuran atribut kognitif di bedakan menjadi tiga: Tes Prestasi elajar, !nteligensi dan Potensi !ntelektual. Pengukuran atribut non-kognitif menggunakan berbagai ma"am model skala untuk pengukuran atributnya. Sebagai alat ukur, skala psikologi memiliki karakteristik khusus yang membedakannya dari berbagai bentuk instrument pengumpulan data yang lain seperti angket # questionnaire$, daftar isian, inventori, dan lain % lainnya. &eskipun dalam per"akapan sehari % hari biasanya istilah skala disamakan saja dengan istilah tes namun dalam pengembangan instrument ukur umumnya istilah tes digunakan untuk penyebutan alat ukur kemampuan kognitif sedangkan istilah skala lebih banyak dipakai untuk menamakan alat ukur atribut non % kognitif. Selanjutnya, dalam buku ini, istilah skala psikologi selalu menga"u kepada bentuk alat ukur atribut non % kognitif, khususnya yang disajikan dalam format tulis # paper and pencil $ #A'(ar, )*+) : -$. bjek pengukuran dapat berupa atribut fisik atau atribut psikologi. 3ibanding atribut psikologi, kelebihan utama atribut fisik adalah dapatnya diukur sampai pada tingkat skala rasio, yaitu angka interval yang memiliki harga nol mutlak, sehingga satuan ukur #Unit ofmeasurements$ dalam pengukuran fisik menjadi jelas. Atribut psikologi hanya dapat diukur sampai tingkat skala ordinal. Sekalipun hasil ukur skala psikologi dapat dinyatakan se"ara interval melalui suatu proses penskalaan, namun tetap tidak memiliki satuan ukur yang jelas dikarenakan tidak adanya titik nol absolut. Sebagai objek ukur, atribut psikologi dapat dikategorikan menjadi beberapa ma"am, salah satunya adalah atribut non kognitif. Atribut psikologi yang bukan kemampuan #non-kognitif$ kadang-kadang disebut sebagai atribut kepribadian dan sebagai atribut efektif. &enyangkut metoda penyusunan instrumen, atribut bukan kemampuan dikenal #mengikuti defenisi 4ronba"h, +51*$ sebagai performansi tipikal #typical performance$. Performansi tipikal inilah yang menjadi objek ukur skala-skala psikologi. 0ntuk pengukuran atribut non kognitif diperlukan respon jenis ekspresi
sentimen #expression ofsentiment $, yaitu jenis respons tidak dapat dinyatakan benar atau salah, atau sering dikatakan semua respons benar menurut alasannya masing-masing. Atribut psikologis yang biasa dipersoalkan di psikologi tidak mempunyai eksistensi riil, dan hanya rekaan teoritis # theoretical construct $ saja. leh karena keadaan yang demikian itu maka atribut psikologis tidak dapat diukur se"ara langsung, atribut psikologis harus diukur se"ara tidak langsung, melalui respons yang dibuat oleh subjek pada (aktu subjek dihadapkan kepada perangsang tertentu. espons yang diperlukan untuk pengukuran atribut kognitif tidak sama dengan respons yang diperlukan untuk pengukuran atribut non-kognitif. 0ntuk pengukuran atribut kognitif diperlukan respons jenis pendapat # judgment $, yaitu jenis respon yang dapat benar atau salah. 0ntuk pengukuran atribut non-kognitif diperlukan respons jenis ekspresi sentiment # exspression of sentiment $,
yaitu jenis respons yang tak dapat dinyatakan benar atau salah, atau
seringkali dikatakan semua respons benar menurut alasannya masing-masing #Suryabrata, )** : +11$. &.& Ln0,h 5ln0,h Pen0e4n0n Al) U,ur A)ri4u) Non- Ko0ni)i
6angkah-langkah pengembangan alat ukur atribut non-kognitif pada dasarnya
sama dengan langkah-langkah dalam pengemabangan alat ukur atribut kognitif. 6angkah-langkahnya sebagai berikut : 1. Pen0e4n0n +6esii,si Ins)ruen7Al) U,ur
Pada pengembangan alat ukur atribut non-kognitif dalam spesifikasi alat ukur
atribut ini apa-apa ynag harus dipertimbangkan itu perlu dirumuskan se"ara spesifik, antara lain : . +u43e,
3engan pertimbangan bah(a alat ukur yang akan dikembangkan itu
sifatnya tergantung kepada kelompok subjek # group-dependent $, maka sejak a(al sekali harus dirumuskan sejelas mungkin kelompok yang akan dikenai alat yang akan dikembangkan itu, dengan menyebutkan karakteristik yang relevan, seperti umur, latar belakang pendidikan, jenis kelamin atau bahkan kesehatan mental. 4. Tu3un
Tujuan pengukuran harus dinyatakan dengan jelas, karena tujuan ini akan
menentukan banyak hal. Apakah tujuannya hanya eksploratif, jadi memenuhi kebutuhan
ingin
tahu,
#konseling,diagnostik,dsb$. 8. Mo'el +,l
atau
tujuan
itu
untuk
pemberian
layanan
&odel skala apa yang akan dipakai akan menentukan ma"am pernyataan/pertanyaan yang diperlukan. leh karena itu perlu disebutkan se"ara spesifik alat ukur ynag akan dikembangkan akan menjadi model yang mana. &isal model 6ikert, &odel Thurstone, &odel 7uttman, &odel Perbandingan pasangan, atau yang lainnya. '. Kisi-,isi
Atribut non-kognitif yang biasa dipersoalkan dalam psikologi itu banyak
dan satu atribut dapat diteorikan berma"am-ma"am. &isalnya adalah kepribadian. Teori 8epribadian itu beragam misalnya teori 9reud, teori Adler, teori ung, teori ;ysen"k, teori Spranger dan lain-lain. &asing-masing teori itu mempunyai konstruksi teoritis sendiri.Teori mana yang akan digunakan harus disebutkan dengan jelas, karena teori tersebut akan menjadi pedoman dalam penyusunan kisi-kisi dan kegiatan lainnya. e. 9,)u
Alokasi (aktu yang disediakan untuk menyelesaikan mengisi/menja(ab
instrumen dapat ditentukan se"ara fleksibel. 3isini ke"epatan kerja tidak memegang peranan penting, namun dari arah pengelolaan tetap penting diatur sebaik mungkin. &. Penulisn Pern*)n76er)n*n
umusan pernyataan/pertanyaan untuk pengukuran atribut non-kognitif ini sangat
beragam, tergantung pada model skala yang digunakan. Adapun formatnya, yang telah dirumuskan dalam spesifikasi perlu diikuti seara tertib. Tiga hal penting yang harus dipertimbangkan ialah #a$ gagasan mengenai substansinya, #b$ format rumusannya<, dan #"$ pembahasannya. Seperti juga penulisan soal-soal untuk atribut kognitif, di sini juga kiat dan latihan profesional sangat penting guna menghasilkan pernyataan pernyataan/pertanyaan-pertanyaan yang bermutu baik. /. Penelhn Pern*)n76er)n*n
=asil penulisan pernyataan/pertanyaan perlu ditelaah, yaitu dianalisis se"ara
kualitatif. Analisis kualitatif ini dilakukan dari tiga arah, yaitu : a$ 3ari arah substansinya, yaitu dari arah teori yang mendasarinya serta kesesuaian isi pernyataan/pertanyaan dengan kisi-kisi. b$ 3ari arah rumusannya, agar dapat meman"ing respon yang dikehendaki. "$ 3ari arah pembahasaan, yaitu kesesuaian bahasa yang digunakan dengan kaidah bahasa dan subjek yang akan dikenai pengukuran.
Seperti halnya pengukuruan atribut kognitif, dalam pengembangan alat ukur nonkognitif ini, melalui penelaahan pernyataan/pertanyaan ini juga ditegakkan validitas isi instrumen. &elalui kegiatan penelaahan ini pernyataan/pertanyaan yang kurang memadai direvisi, dan pernyataan/pertanyaan yang benar-benar sesuai/jelek disisihkan atau dibuang. ". Per,i)n Pern*)n76er)n*n
Pernyataan/pertanyaan
yang
telah
dipilih
dalam
proses
penelahaan
pernyataan/pertanyaan lalu dirakit ke dalam perangkat alat ukur sesuai dengan apa yang telah diren"anakan. Proses perakitan ini relatif sederhana, oleh karena rambu-rambunya telah dituliskan dengan rin"i dan jelas dalam kisi-kisi. (. U3i-8o4
8elompok subjek yang akan dilibatkan dalam uji-"oba harus benar-benar sesuai
dengan apa yang dirumuskan dalam spesifikasi. 3emikian pula kondisi pengukuran harus benar-benar mendekati kondisi alami, sehingga para subjek dapat menampilakn respon yang benar-benar men"erminkan keadaan yang sebenarnya. =al ini penting benar benar dipenuhi, mengingat bah(a model yang digunakan itu akan mengahsilkan alat ukur yang tergantung kepada subjek yang terlibat # group-dependent $. . Anlis Hsil U3i-8o4
Analisa hasil uji-"oba akan tergantung kepada model skala yang digunakan. >amun, satu hal yang pasti, yaitu bah(a teori yang mendasari penyusunan skala itu adalah teori tes klasik.
#. +ele,si 'n Per,i)n Ins)ruen
Seleksi pernyataan/pertanyaan juga tergantung kepada model skala yang
digunakan. 8egiatan ini se"ara relatif sederhana, oleh karena apa yang dilakukan telah diberi arah oleh model skala yang digunakan serta kisi-kisi yang relatif lengkap. ;. A'inis)rsi Ins)ruen Ben)u, A,hir
!nstrumen ini akan tergantung kepada subjek, maka spesifikasi kelompok subjek
untuk administrasi instrumen itu sangat penting. =asil-hasil serta kesimpulan-kesimpulan yang diperoleh akan terbatas berlakunya pada kelompok subjek yang terlibat dalam penggunaan instrumen tersebut. <. Proses Kun)ii,si
Atribut psikologis tidak dapat diukur se"ara langsung, atribut psikologis hanya dpaat diukur se"ara tidak langsung melalui respons yang ditampilkan oleh subjek jika subjek itu dihadapkan kepada perangsang. Skala yang disusun berdasarkan respon itu dapat mengarah kepada orang atau mengarah kepada perangsang. adi, ada skala untuk orang #misal skala model 6ikert$, dan ada skala untuk perangsang #skala yang disusun berdasar metode perbandingan pasangan$. Skala yang digunakan dalam kuantifikasi ada empat yaitu : #a$ skala nominal, #b$ skala ordinal, #"$ skala interval, dan #d$ skala nisbah #ratio$. 0ntuk dapat diolah statistika parametrik maka datanya perlu pada skala interval atau ratio. 8arena itu upaya penyusunan skala psikologis itu umumnya diarahkan pada mendapatkan skala interval. 1$. Pen*usunn +,l 'n Nor . Pen*usunn +,l
Skala yang mungkin disusun adalah sesuai dengan modelnya, namun se"ara garis besar tidak berbeda dari pengukuran atribut kognitif. adi skala yang mungkin dipilih adalah #a$ skala skor mentah #perolehan$, #b$ skala jenjang
persentil, dan #"$ skala baku. 4. Pen*usunn Nor
>orma apa yang perlu dikembangkan akan tergantung kepada kebutuhan dan keinginan pengembangan instrumen. &ungkin diperlukan norma berdasar atas kelompok jenis kelamin, kelompok latar belakang pendidikan, kelompok profesi, dan sebagainya. Suatu hal yang mungkin diperlukan adalah pengembangan profil subjek atau kelompok subjek pada komponen-komponen yang diukur. &./ Pen0e4n0n +,l Mo'el Li,er)
Skala ini tergolong skala untk orang dan pada ran"angan dasarnya disusun untuk mengukur sikap, (alaupun kemudian penerapannya juga dilakukan terhadap hal-hal lain selain sikap per se. berkenaan dengan pengukuran sikap, maka ada dua hal yang selalu harus diingat yaitu: #a$ bah(a sikap itu selalu mempunyai objek, objek sikap, yaitu sesuatu yang menjadi sasaran sikap, dan #b$ bah(a se"ara teori sikap itu digambarkan dalam satu kontinum dari negative, le(at daerah netral ke positif. Se"ara garis besar pengembangan skala 6ikert itu melalui langkah-langkah sebagai berikut: 1.
Pen0e4n0n +6esii,si
a. Tujuan pengukuran. &eskipun tujuan legiatan pengukuran itu sudah "ukup jelas, namun perlu dirumuskan se"ara spesifik. b. Subjek pengukuran. Siapa yang akan dikenai pengukuran harus dideskripsikan se"ara jelas. ". umlah pernyataan. umlah pernyataan untuk keseluruhan perangkat instrumen dan untuk masing-masing bagiannya harus dinyatakan se"ara spesifik. d. ?aktu yang disediakan. ?aktu yang disediakan untuk menyelesaikan pengerjaan instrumen harus dinyatakan se"ara jelas. e. 8isi-kisi. 3alam kisi-kisi terdapat dasar teori yang digunakan sebagai kerangka pikir penyusunan skala. &.
Penulisn 6ern*)n-6ern*)n
Pada skala model 6ikert perangsangnya adalah pernyataan. espon yang
diharapkan diberikan oleh subjek adalah taraf kesetujuan atau ketidaksetujuan dalam variasi: sangat setuju #SS$, setuju #S$, tidak tentu #TT$, tidak setuju #TS$, dan sangat tidak setuju #STS$. &enurut isinya pernyataan tersebut terdapat pernyataan yang mendukung teori yang mendasari program yang dipersoalkan dan ada pula yang tidak mendukung teori yang mendasari hal yang dipersoalkan. Penyataan yang mendukung disebut Favorable Statement ,
dan yang tidak mendukung disebut Unfavorable Stetment . 3alam satu
perangkat alat ukur jumlah pernyataan mendukung dan pernyataan tak mendukung itu harus seimbang, jika mungkin dibuat sama. 4ontoh: +. Pernyataan &endukung: Penulisan tesis merupakan latihan yang sangat berguna bagi "alon &agister. ). Pernyataan tak &endukung : Penulisan tesis merupakan kegiatan yang memperpanjang (aktu studi mahasis(a. /.
Penelhn 6ern*)n-6ern*)n
Penelaahan pernyataan dilihat dari tiga arah, yaitu: #a$ kesesuaian dengan kisi-
kisi, #b$ kesesuaian dengan dasar teori yang mendasari pengukuran, dan #"$ kelayakan dan ketepatan pembahasan. Pembahasan juga merupakan hal yang relatif rumit karena rumusan-rumusan pernyataan yang dibuat bersifat evaluative dan relative panjang. leh karena itu pemilihan penelaah merupakan tindakan yang sangat penting dan harus dijalankan dengan penuh kehati-hatian. 3alam penelaahan soal ino, seperti pada penyusunan alat ukur atribut kognitif, ditegakkan pula validitas isi instrument berdasar pendapat professional para penelaah.
8ebanyakan pernyataan yang kurang memenuhi syarat akan direvisi #atau mungkin ditulis ulang$ untuk kemudian dimasukkan ke dalam kelompok pernyataan yang diterima. ". Per,i)n 6ern*)n-6ern*)n ,e 'l 6ern0,) ins)ruen
Se"ara teori masing-masing pernyataan harus tidak saling mempengaruhi
#independent $. =arus dihindarkan terjadinya response set score, yaitu respons terhadap sesuatu pernyataan dipengaruhi oleh respons terhadap pernyataan yang lain. 0ntuk men"apai keadaan ini naka pernyataan-pernyataan itu penyajiannya harus dia"ak berdasar atas arahnya #mendukung atau tidak mendukung$ dan isinya. (.
U3i 8o4
Perangkat alat ukur yang dikembangkan terikat kepada kelompok # group-
dependent$,
oleh karena itu pemilihan kelompok subjek untuk uji-"oba harus dilakukan
se"ara "ermat. =al lain yang perlu mendapat perhatian ialah kondisi uji-"oba@ kondisi uji"oba harus menjamin diperolehnya data yang benar-benar men"erminkan keadaan yang sebenarnya. .
Anlisis hsil u3i 8o4
=asil uji-"oba dianalisis satu pernyataan demi satu pernyataan. Tiap pernyataan
dianalisis dari arah #a$ distribusi ja(aban, dan #b$ harga daya pembeda. Proses Analisis #a$Analisis mengenai distribusi ja(aban. Pernyataan yang memenuhi syarat dilihat dari distribusi ja(abannya adalah pernyataan yang, #+$ semua kemungkinan ja(abannya terisi #tidak ada yang kosong$, dan #)$ distribusi ja(abannya bermodus tunggal #unimodal $. #b$Analisis daya pembeda yang dia(ali dengan penetuan skor untuk masingmasing kemungkinan respons, SS, S, TT, TS, STS. 3isnilah proses dari frekuensi #f$ menuju ke proporsi #p$ dan berakhir dengan harga normal deviate #'$ itu terjadi. adi pertama-tama dihitung frekuensi pilihan untuk masing-masing kemungkinan ja(aban@ inilah harga f. kemudian dihitung proporsi #persentase$ masing-masing harga f untuk mendapatkan harga p. selanjutnya dihitung persentil kumulatif masing-masing harga f. hal ini dilakukan karena model ini bertolak dari kurve normal, lalu menggunakan ogif #normal ogive$. adi proses pemberian skor itu adalah sebagai berikut: a$ =itung frekuensi untuk masing-masing kemungkinan ja(aban, inilah harga f. b$ =itung persentase masing-masing frekuensi ja(aban, inilah harga persentasi atau proporsi p.
"$ =itung persentil kumulatif@ inilah harga persentil kumulatif "p, berdasarkan harga "p ini dibuat grafik ogif. d$ 8arena harga-harga "p ini merupakan batas-ba(ah dan batas-atas interval, maka perlu di"ari titik tengahnya, yaitu &id "p, dengan "ara batas-ba(ah ditambah batas-atas dibagi dua. e$ 8emudian harga-harga &id "p ini dikonversikan kedalam harga '@ inilah harga ' yang merupakan skala interval. f$ 0ntuk menghilangkan tanda negatif pada skala, maka harga ini dikoreksi menjadi ", dengan "ara menambahkan harga mutlak terke"il kepada masing-masing harga . g$ 0ntuk menyederhanakan, maka harga-harga " itu dibulatkan@ inilah skor untuk masing-masing respons terhadap pernyataan tak mendukung. Proses penentuan daya pembeda dilakukan sebagai diuraikan diba(ah ini: a$ Pertama-tama, berdasar atas skor total seluruh perangkat subjek dikelompokkan menjadi kelompok atas, kelompok tengah, dan kelompok ba(ah, proporsi masingmasing kelompok ditentukan se"ara sekehendak, namun disarankan kelompok atas itu terdiri dari )1B dan kelompok ba(ah )1B. b$ 8emudian dihitung daya pembeda pernyataan dengan test-t, dengan rumus :
3engan keterangan: CA D rata-rata skor kelompok atas C D rata-rata skor kelompok ba(ah S)A D varians skor kelompok atas S) D varians skor kelompok ba(ah >A D jumlah subjek kelompok atas > D jumlah subjek kelompok ba(ah #.
+ele,si 'n 6er,i)n 6ern*)n
a. Seleksi pernyataan Pernyataan-pernyataan yang telah diuji "oba dan dianalisis hasilnya dianalisis berdasar dua kriteria, yaitu : #+$ 3istribusi ja(aban.
Pernyataan-pernyataan yang memenuhi syarat adalah pernyataan yang semua alternatif ja(abannya terisi dan yang distribusi ja(abannya bermodus tunggal. #)$ 3aya pembeda pernyataan. 3aya pembeda diuji dengan tes t satu ujung. =al ini dilakukan karena yang dibedakan adalah dua kelompok yang sudah didefinisikan statusnya, yaitu kelompok atas dan kelompok ba(ah. 0ntuk keperluan ini, maka hasil uji-t untuk masing-masing pernyataan itu semuanya disajikan ringkasannya dalam satu tabel. b. Perakitan pernyataan Pernyataan-pernyataan yang telah diseleksi lalu dirakit ke dalam perangkat instrumen. 3alam perakitan ini hal-hal yang perlu dipertimbangkan adalah sama dengan apa yang dipertimbangkan pada perakitan untuk uji "oba. Tujuan pokoknya adalah menjamin bah(a respons terhadap sesuatu pernyataan tidak dipengaruhi oleh respons terhadap pernyataan lainnya. ;.
Pen8e),n ins)ruen
=al yang mungkin dipertimbangkan adalah apakah respons diberikan pada
lembar ja(aban terpisah atau diberikan pada lembar pernyataan. Eang penting adalah tampilan hasil "etakan itu harus tidak menghambat para subjek memahami pernyataan dan memberikan responsnya. leh karena itu, jad(al pen"etakan tentu harus diatur agar instrumen itu siap pada (aktu yang diperlukan. <.
A'inis)rsi ins)ruen
3alam administrasi alat ukur ini kehati-hatian harus diterapkan dalam memilih
kelompok subjeknya, agar data yang diperolehbenar-benar sesuai dengan tujuan pengembangan alat ukur ini. Alat ukur yang dihasilkan ini tidak bebas dari kelompok subjek yang digunakan dalam penyusunannya. adi generalisasi penerapannya tergantung pada subjek yang terlibat dalam penyusunannya. 8ondisi testing #administrasi$ juga perlu dijaga agar tidak terjadi hambatan bagi subjek untuk menampilkan respons yang men"erminkan keadaan yang sebenarnya. 1$. Pen*usunn s,l 'n nor
a. Penyusunan Skala Seperti pada pengukuran-pengukuran atribut kognitif ada beberapa alternatif
skala yang dapat disusun sesuai kebutuhan. Skala-skala tersebut adalah #a$ skala skor rendah #skor perolehan$, #b$ skala persen, dan #"$ skala jenjang persentil. b. Penyusunan >orma
>orma apa yang akan disusun akan ditentukan oleh kebutuhan dan kondisi. Suatu hal yang mungkin timbul dalam praktek adalah apakah norma itu "ukup untuk skor komposit ataukah diperlukan juga norma skor-skor komponen. ika yang terakhir itu terjadi maka deskripsi hasil pengukuran akan menampilkan profil subjek dalam hal yang diukur.
3alam pada itu dalam kaitan dengan hasil pengukuran ini perlu diingat
kenyataan, bah(a atribut-atribut non-kognitif itu dalam perbandingan dengan atribut kognitif pada umumnya adalah kurang stabil dan lebih situasional. &." Pen0e4n0n +,l 'en0n Me)o'e Per4n'in0n Psn0n
3asar teori metode perbandingan pasangan ini adalah Fhukum pendapat komparatifG #law of comparative judgment) yang dirumuskan oleh Thurstone #+5)1$. 3alam penyusunan skala ini yang dibuat skalanya bukan bendanya, akan tetapi atribut tertentu dalam benda yang bersangkutan. &isalnya kalau yang dijadikan sasaran universitas yang dibuat skalanya mungkin hal yang dibanggakan@ kalau yang dijadikan sasaran adalah buah-buahan yang dibuat skalanya mungkin rasanya, aromanya atau kombinasi keduanya@ kalau yang dijadikan sasaran adalah sesuatu program yang dibua skalanya mungkin manfaat program itu bagi pembangunan masayarakat. Suatu hal yang sangat penting dalam penyusunan skala ini adalah pemilihan subjek judges) yang dilibatkan dalam kegiatan. Subjek harus dipilih se"ara "ermat sesuai dengan tujuan penyusunan skala dan generalisasi penerapan skala yang telah disusun. Se"ara singkat penyusunan skala metode perbandingan pasangan langkahlangkahnya adalah sebagai berikut : . Pen*usunn )4el 6o6ulri)s 6ern0sn0
Pada langkah ini, dilakukan dengan "ara menentukan subjek judges)!
kemudian subjek diminta untuk melakukan suatu penilaian terhadap atribut tertentu dalam suatu benda yang dijadikan sebagai suatu perangsang. &isalnya dilakukan pemilihan buah-buahan yang populer dikalangan +** subjek judges)!dari sini masing-maing subjek diminta untuk se"ara terpisah dari yang lain independent) menuliskan nama tiga ma"am buah-buahan yang paling populer dalam lingkungannya. 8emudian hasil respons tersebut direkam dalam sebuah tabel, yang berisi tentang nama buah, frekuensi subjek yang memilih, dan popularitasnya. 4ontoh: >o.
Tabel buah-buahan yang populer di kalangan subjek >ama uah 9rekuensi Pilihan Popularitas
+. ). J. I. . . 1. H. 5. +*.
Pepaya &angga Pisang ambu 3urian 3uku >angka Semangka Apel elimbing
+ )H )+ +5 JJ J +) J*
5 I 1 H ) + +* + J +1
Setelah itu, dipilihlah +* ma"am buah-buahan yang relatif populer dikalangan subjek. 3an kesepuluh ma"am buah inilah yang selanjutnya digunakan sebagai perangsang. 4. Pen*usunn 6sn0n-6sn0n 6ern0sn0
3ari banyaknya perangsang, maka dari setiap perangsang tersebut
dipasangkan dengan banyaknya jumlah perangsang. anyaknya pasangan perangsang akan sama dengan
atau K k #k % +$ dengan keterangan k D
banyaknya perangsang. 8. Pen8e),n ins)ruen= *n0 4eru6 6sn0n-6sn0n 6ern0sn0
Seperti pada pengukuran-pengukuran yang lain respons terhadap sesuatu
perangsang harus tidak terpengaruh oleh respons terhadap perangsang lainnya, guna menghindarkan response set score. 0ntuk men"apai hal ini maka urutan penyajian pasangan-pasangan perangsang itu harus dia"ak. 3alam pen"etakannya harus diusahakan agar tampilan pasangan-pasangan perangsang itu "ukup jelas, dan agar tersedia ruang untuk membubuhkan tanda pilihan, misalnya dengan tanda "ek #L$. '. Pener6n ins)ruen ,e6' se,elo6o, su43e,
!nstrumen yang berupa pasangan-pasangan perangsan itu kemudian diterapkan
kepada sekelompok subjek yang telah dispesifikasikan. 8ondisi pelaksanaan harus diatur agar para subjek merasa enak, tak tegang, dan bebas memberikan responsnya.
e. Pen0hi)un0n re,uensi 6ilihn F
0ntuk menghitung frekuensi pilihan dan mengerjakan langkah selanjutnya
disiapkan tabel kerja seperti "ontoh berikut: Tabel 8erja Penerapan &etode aperbandingan Pasangan ) J I 1 H
+
5
+ ) J I 1 H 5 +*
P " Pada kolom ) dari kiri, di"atat jumlah pilihan untuk kolom +, dan begitu seterusnya sampai kolom ke +*. Sedangkan untuk diagonal tabel digunakan untuk men"atat probabilitas pilihan untuk atribut/buah pasangan yang sama. umlah frekuensi pilihan untuk masing-masing pilihan dihitung menurut kolomnya masing-masing. . Pen0hi)un0n 6ro6orsi 6ilihn P
erdasar atas jumlah frekuensi pilihan, maka dapat dihitung proporsi pilihan p dengan rumus:
3engan keterangan: p
D proporsi pilihan
+*
D jumlah frekuensi pilihan D jumlah subjek D jumlah perangsang
0. Kon2ersi hr0 6ro6orsi P ,e'l hr0 norl 'e2i)e >
Penghitungan harga normal deviate atau konversi harga p ke dalam harga dilkukan dengan menggunakan tabel harga p dan . h. Kore,si hr0 > ,e 'l > *n0 'i,ore,si >8 un)u, en0hiln0,n )n' ne0)i
Apabila menemui sebagian dari harga-harga pada tabel Tabel 8erja Penerapan &etode aperbandingan Pasangan adalah negatif, maka "ara yang digunakan untuk menghilangkan tanda negatif itu adalah dengan "ara masing-masing harga ditambah dengan harga mutlak harga terendah. 3an hasilnya disajikan pada baris ". &.( Pen0e4n0n +,l Thurs)one
6ouis Thurstone oleh banyak ahli ilmu-ilmu sosial dianggap sebagai FbapakG penyusunan skala sikap. &ulai akhir tahun +5)*-an Thurstone dan ebberapa seja(atnya menerbitkan serangkaian artyikel dan monograf yang menyajikan dasar-dasar pikiran mengenai pengukuran sikap model Thurstone. Publikasi-publikasi ini se"ara langsung menuntun kepada terjadinya perubahan besar dalam kalangan ilmu-ilmu sosial, mulamula dalam bidang pengukuran dan pengembangan skala sikap, dan kemudian dalam penelitian empiris dan penyusunan teori perkembangan, perubahan, serta pengaruh sikap sosial. Pada de"ade berikutnya setelah publikasi-publikasi Thurstone yang diikuti oleh publikasi 6ikert, sikap perkembangan menjadi suatu rekaan teoritis # theoretical construct $
yang terpenting dalam penelitian dan pengembangan teori dalam bidalng
psikologi sosial. Thurstone mengembangkan tiga ma"am teknik penyusunan skala sikap yang satu sama lain terkait, yaitu pertama, metode perbandingan pasangan # paired comparisons$, kedua, metode interval >ampak-sama # equalappearing intervals$, dan ketiga, metode
interval suksesif # successive intervals$. 8etiga ,etode ini semuanya menggunakan pendapat # judgment $ suatu panel penentu pendapat # judges$ mengenai kemendukungan atau kepositifan relatif # favorableness or positiveness$ pernyataan-pernyataan sikap terhadap objek sikap tertentu. =arga kemendukungan masing-masing pernyataan yang dirakit jadi instrument dipilih berdasar atas harga kemendukungan itu. &etode perbandingan pasangan, yang telah dibi"arakan pada bagian yang lalu, menuntut subjek untuk membandingkan pasangan-pasangan perangsang. 3alam metode interval >ampak-sama subjek diminta menentukan pernyataan, setiap kali satu, termasuk dalam kategori kemendukungan yang mana yang diatur dari Fsangat tidak mendukungG sampai Fsangat mendukungG. Subjek diminta mengkonseptualisasikan bah(a intervalinterval dan kategori yang satu ke kategori berikunya adalah sama #inilah asal istilah >ampak-sama itu$. &etode interval suksesif merupakan penyempurnaan metode interval >ampak-sama. Pada metode interval >ampak-sama interval skala itu ditentukan oleh pendapat para subjek # judges$, sedang pada metode interval suksesif interval skala ditentukan se"ara statisti". Pada tulisan ini yang akan disajikan adalah &etode !nterval >ampak-Sama. Me)o'e In)er2l N6,-+
6angkah-langkah pengembangan skala model interval nampak-sama itu, sampai penerapannya se"ara garis besar adalah sebagai berikut : . Menen)u,n o43e, si,6
Pada hakekatnya sikap adalah derajat kesukaan atau ketidaksukaan kepada sesuatu. Sesuatu itu adalah objek sikap. 6angkah pertama dalam setiap usaha untuk mengukur sikap adalah menentukan objek sikap itu. Fsikap terhadap siapa 2G adalah pertanyaan yang harus dija(ab sebelum orang melangkah lebih jauh. &akin tepat objek itu dirumuskan akan makin berhasil pengukurannya. Agar skala sikap itu bermakna, maka penelitian yang menggunakan skor pengukuran dan para respondennya harus punya pengertian yang sama mengenai objeknya. Penyusunana Skala akan tidak berhasil kalau para subjek mempunyai pengertian yang berbeda-beda mengenai objek yang di persoalkan. Pada umumnya, objek-objek yang lebih sederhana lebih mudah didefinisikan dari pada objek-objek yang kompleks, objek-objek yang kongkrit lebih mudah didefinisikan dari pada objek-objek yang abstrak, objek-objek individual #khusus$ lebih mudah didefinisikan dari pada objek-objek kelompok atau umum. bjek-objek khusus seperti
Toyota 4orona, 4andi orobudur, Susi Susanti akan mudah sekali didefinisikan, namun hasil pengukuran mengenai objek-objek khusus demikian itu tidak akan banyak gunanya. 3alam pengukuran sikap terhadap objek yang kompleks atau abstrak adalah sangat penting bah(a objek itu didefinisikan dengan jelas dan tepat. &isalnya kalau orang mau mengukur sikap terhadap pendidikan harus jelas apa yang di maksut dengan pendidikan itu. Pendidikan dapat men"akup hal-hal berikut : a$ 3erajat melek huruf #misalnya : F &asyarakat yang terdidik akan menyebabkan >egara kuatG$, b$ Pendidikan sebagai profesi #misalnya : FPendidikan adalah profesi yang luhurG$ "$ Sistem persekolahan #misalnya: FPendidikan di !ndonesia masih memerlukan usaha pembaharuanG$, d$ Tingkat pendidikan seseorang #misalnya: F Pendidikan lanjutan akan meningkatkan harkat seseorangG$. ika semua hal di atas itu dimasukkan ke dalam satu skala, dan skor dihitung berdasarkan jumlah skor pada hal-hal di atas itu, maka skor akhir itu tidak ada atau sedikit sekali artinya. Solusi dalam menghadapi hal ini adalah menyusun skala jamak, satu untuk masing-masing objek sikap, atau mendefinisikan pendidikan itu se"ara sempit, sehingga sebagian dari dimensi-dimensi tersebut di atas tidak termasuk. 4. Men0e4n0,n 7 en0hi6un se,elo6o, 6ern*)n ene0ni o43e, si,6
Setelah objek sikap ditentukan maka langkah berikutnya dalaah menyusun atau
menghimpun kelompok pernyataan # item pool $ yang menyatakan keyakinan atau opini tentang objek yang dipersoalkan. ?alaupun bentuk akhir skala Thurstone ini hanya men"akup sejumlah terbatas penyataan, namun kumpulan pernyataan yang diperlukan mungkin ratusan, bahkan ribuan. 8umpulan pernyataan itu harus "ukup komprehensif dan "ukup representative bagi populasi pernyataan yang mungkin disusun. 3alam arti luas semua pernyataan mengenai sikap dapat disebut keyakinan atau opini,
namun orang sering membedakan pernyataan-pernyataan yang berisi keyakinan
#kognitif$, perasaan #afektif$, dan ke"enderungan perilaku #konatif$. Pernyataan kognitif menyatakan keyakinan mengenai objek sikap, pernyataan afektif berisi ekspresi perasaan kepada objek sikap, sedang pernyataan konatif menyatakan niat prilaku atau preferensi perilaku terhadap objek. Eang terakhir itu dapat pribadi dapat pula umum sifat-sifatnya. Sebagai ilustrasi disajikan "ontoh-"ontoh berikut : 8eyakinan : mobil diesel itu murah biaya operasinya Perasaan : saya suka mobil diesel
8onatif pribadi : saya seharusnya membeli mobil diesel sekiranya saya memilih 8onatif umum
dapat
: pemerintahan seharusnya menetapkan pajak lebih rendah bagi mobil
diesel leh karena keyakinan mengenai perasaan terhadap, dan ke"enderungan berprilaku berkenaan dengan objek itu satu sama lain sangat erat kaitannya maka ketiga jenis pernyataan itu ketiga-tiganya dapat digunakan dalam penyusunan skala sikap. 8umpulan pernyataan itu harus "ukup beragam derajat kemendukungannya #favorableness$-nya, dari sangat mendukung, netral, sampai sangat tak mendukung. 4ara yang praktis untuk mengembangkan kumpulan pernyataan yang diinginkan itu ialah dengan melibatkan kelompok yang beragam yang mempunyai penegtahuan yang "ukup mengenai objek yang dipersoalkan dan yang mempunyai sikap beragam #dari sangat negative ke sangat positif$ terhadap objek yang dipersoalkan. &ereka diminta menuliskan pernyataan-pernyataan yang menyatakan sikap terhadap objek yang dipersoalkan. 3engan perbaikan editional pernyataan-pernyataan yang mereka buat itu dapat merupakan kumpulan pernyataan yang memenuhi syarat. Pernyataan-pernyataan yang sudah dianggap baik lalu di"etak pada kartu, dan ini siap untuk digunakan. 8. Men04il ') 'ri se,elo6o, su43e, ! judges%
3alam prosedur aslinya, sebagaimana diusulkan oleh Thurstone dan 4have #+5)5$ pernyataan-pernyataan itu di"etak pada kartu, satu kartu satu pernyataan. Subjek # judges$ diminta duduk menghadapi sebuah meja, di atas meja diletakkan kartu-kartu berhuruf A, ,4, 3, dan selanjutnya sampai 8@ jadi ada ++ kartu, kartu A diletakkan pada paling kiri dan mempresentasikan sangat tidak mendukung #sangat tidak setuju$. 8artukartu yang berisi pernyataan yang sangat tidak mendukung # most-unfavorable$ diminta diletakkan di atas kartu A. pernyataan yang menunjukkan perasaan #sikap$ sangat mendukung # most-favorable$ diletakkan di atas kartu 8 #paling kanan$. Pernyataan yang menunjukkan sikap netral diletakkan di atas kartu 9 #ditengah-tengah$. arak antara huruf yang satu ke huruf urutannya dianggap sama, karena itulah disebut sama interval. 8artu-kartu itu yang diberi keterangan, hanyalah kartu A #sangat tak mendukung$ kartu 9 #netral$ dan kartu 8 #sangat mendukung$. Setiap subjek diminta untuk menentukan derajat kemendukungan #f avorableness$ dan ketidakmendukungan #unfavorableness$ perasaan yang terkandung dalam masing-masing pernyataan dengan menggunakan ++ interval yang dipresentasikan oleh kartu-kartu A sampai 8 itu.
Thurstone dan 4have melaporkan bah(a untuk menentukan pendapat menegnai +J* pernyataan para subjek memelukan (aktu sekitar I menit. 3alam penelitian tersebut mereka menyusun skala sikap terhadap gereja, dan melibatkan J** subjek #aslinya JI+, pendapat I+ orang dinyatakan tak dapat digunakan$. Seperti disebutkan di atas hanya kartu-kartu yang di ujung #dan di tengah$ yang duberi keterangan. Thurstone dan 4have yakin adalah esensial bah(a kartu-kartu yang lain tidak diberi keterangan agar interval-interval atau derajat kesukaan-ketidaksukaan terhadap objek yang dipersoalkan yang >ampak-sama. ika interval-interval itu dianggap sama oleh para subjek,maka bilangan + sampai ++ dapat dikenakan kepada kartu-kartu A sampai 8. hal ini berarti bah(a subjek telah memberi FratingG + sampai ++ untuk setiap pernyataan yang ditempatkan pada kartu-kartu itu. !ni berarti bah(a skala ++ poin itu menjadi "ontinuum psikologis yang digunakan untuk menentukan pernyataan-pernyataan yang digunakan. Eang selanjutnya diperlukan adalah harga khas atau rata-rata bagi masingmasing pernyataan. =arga khas atau rata-rata itu dapat dianggap skor bagi pernyataan yang bersangkutan. Satu hal lagi perlu disebutkan, yaitu mana pernyataan yang dianggap valid. Thurstone dan 4have menyisihkan subjek yang menempatkan J* kartu #M )B$ atau lebih dalam tempat #kategori$ yang sama, datanya dianggap tidak valid. '. Men0hi)un0 hr0 s,l un)u, sin0-sin0 6ern*)n
Thurstone dan 4have #+5)5$ menggunakan median sebagai harga skala dan sebaran interkuartil # interquartile range$ sebagai ukuran variasi skala. Sebagai ilustrasi digunakan data yang disajikan pada tabel CC!!!, yang diperoleh dari )** subjek. =arga skala #median$ dihitung dengan rumus : SD+N 8eterangan : S D skala + D batas ba(ah interval yang mengandung median OP b
D jumlah proporsi di ba(ah interval yang mengandung median
P( D proporsi interval yang mengandung median ! D luas interval, yang diasumsikan D +,* e. Men0hi)un0 en*e4rn “rating” 6r su43e,
Seperti telah disebutkan di atas, untuk ukuran variasi digunakan sebaran interkuartil, yaitu sebaran yang berisi pertengahan dari *B pendapat. 0ntuk mendapatkan harga sebaran interkuartil diperlukan harga persentil ke ) dan persentil ke 1. Persentil ke ) di hitung dengan rumus : Tabel XXIII. Rangkuman Pendapat Yang Diperboleh Dengan Metode Interval NampakSama
Pernyataan A + 9 ) + p .*+ "p .*+
8ategori Penilaian 4 3 ; 9 7 ) J I 1 ) ) ) I .*+ .*J .*+ .*J .J+ .J) .*) .* .* .*5 .I* .1)
= H ) +J .H
9 ) p "p
* .** .**
* * +* I* .** .** .* .)* .** .** .* .)
)H .+I .J5
* ) .I
9 J p "p
* .** .**
* * ) H .** .** .*+ .*I .** .** .*+ .*
.*J .*H
) .+J .)+
4"# D + N
! 5 +H .*5 .5I
+* H .*I .5H
8 ++ I .*) +.**
S .H
+.1
) )H +I I .+J .+I .*1 .*) .11 .5+ .5H +.**
.5
).H
II II +I .)) .)H .)) .*1 .IJ .1+ .5J +.**
H.1
).*
i
8eterangan : 4"# D persentil ke ) 1 D batas ba(ah interval yang mengandung 4 "# Opb
D jumlah proporsi di ba(ah interval yang mengandung 4 "#
p( D proporsi untuk interval yang mengandung 4 "# ! D luas interval, yang diasumsikan D +,* Persentil ke 1 dihitung dengan rumus 4$# D + N
i
8eterangan : 4$# D persentil ke ) 1 D batas ba(ah interval yang mengandung 4 $# Opb
Skala
D jumlah proporsi di ba(ah interval yang mengandung 4 $#
p( D proporsi untuk interval yang mengandung 4 $#
! D luas interval, yang diasumsikan D +,* 0ntuk pernyataan + pada Tabel CC!!! di atas 4"# D + N
+,* D ,*
4$# D +1, N
+,* D 1,1
adi sebaran interkuartil D 41 % 4) D 1,1 % ,* D +,1 Sebaran interkuartil adalah ukuran sebaran pertengahan *B dari pendapat pendapat. Apabila ada kesepakatan di antara para subjek dalam pendapat mereka mengenai derajat kemendukungan atau ketidak-mendukungan sesuatu pernyataan, maka itu akan relative ke"il disbanding jika kesepakatan itu relative ke"il. =arga yang besar menunjukkan bah(a ada ketidaksepakatan di antara para subjek mengenai atribut yang tergambar dalam pernyataan, dank arena itu ada yang tidak beres dengan pernyataan itu. . Meilih se3ulh 6ern*)n *n0 s,ln* 4er3r, s
Pada umumnya, yang diperlukan dalam menyusun skala dengan metode interval >ampak-sama ini adalah sekitar )* sampai )) pernyataan yang mempunyai harga skala sama #jadi dalam "ontinuum psikologis berjarak sama$ dan harga relative ke"il. adi harga S dan adalah dua kriteria yang digunakan untuk memilihbpernyataan-pernyataan yang akan dimasukkan ke dalam skala sikap. Sekiranya ada beberapa pernyataan yang haraga S-nya sama atau hamper sama, maka pilihan lalu didasarkan pada harga , yaitu dipilih yang harga -nya ke"il. 0. Men0)ur 6ern*)n-6ern*)n *n0 )elh 'i6ilih i)u se8r r4n0
Pernyataan-pernyataan yang telah dipilih, karena dianggap memenuhi syarat, lalu diatur se"ara rambang atau a"ak. h. Men8e), ins)ruen)
Pernyataan-pernyataan yang telah disusun se"ara rambang itu merupakan skala sikap yang sudah jadi, lalu di"etak. Pen"etakan instrument itu dapat dilakukan dalam dua "ara, yaitu #a$ seperangkat pernyataan itu di"etak dalam lembaran yang sama, dan #b$ masing-masing pernyataan di"etak pada satu kartu. i. Mener6,n ins)ruen)
ika instrument di"etak pada kartu maka sebelum digunakan harus disusun se"ara rambang #diko"ok$ lebih dahulu. Subjek yang dikenai skala sikap ini diminta menunjukkan #memilih$ pernyataan-pernyataan yang dia dapat menerimanya #menyetujuinya$. Skor skala sikap hanya didasarkan pada pernyataan-pernyataan yang diterima #disetujui$ itu. 3alam menentukan skor ini orang dapat menggunakan median atau mean. &isalnya seorang subjek menerima pernyataan yang harga skalanya #S$ adalah J,)@ I,@ 1,)@ dan H,5. ika digunakan median skor dia adalah skor yang ditengahtengah, yaitu ,. ika digunakan mean #harga rata-rata$ skornya akan ,H. ika pernyataan yang diterima itu jumlahnya genap, misalnya J,@ I,@ ,@ 1,)@ H,5@ dan 5,+ maka dengan metode median skor subjek yang bersangkutan adalah , N ika digunakan metode rata-rata, maka skor dia akan , #tepatnya ,I1$.
.
BAB III PENUTUP /.1 +i6uln
Atribut psikologis yang biasa dipersoalkan di psikologi tidak mempunyai eksistensi riil, dan hanya rekaan teoritis # theoretical construct $ saja. leh karena keadaan yang demikian itu maka atribut psikologis tidak dapat diukur se"ara langsung, atribut psikologis harus diukur se"ara tidak langsung, melalui respons yang dibuat oleh subjek pada (aktu subjek dihadapkan kepada perangsang tertentu. espons yang diperlukan untuk pengukuran atribut kognitif tidak sama dengan respons yang diperlukan untuk pengukuran atribut non-kognitif. 0ntuk pengukuran atribut kognitif diperlukan respons jenis pendapat # judgment $, yaitu jenis respon yang dapat benar atau salah. 0ntuk pengukuran atribut non-kognitif diperlukan respons jenis ekspresi sentiment # exspression of sentiment $,
yaitu jenis respons yang tak dapat dinyatakan benar atau salah, atau
seringkali dikatakan semua respons benar menurut alasannya masing-masing #Suryabrata, )** : +11$. Alat ukur non-kognitif stimulusnya unstructured , stimulus yang arah responnya tidak di ketahui subjek, semua respon di terima dan bersifat proyektif. Pengukuran atribut non-kognitif menggunakan berbagai ma"am model skala untuk pengukuran atributnya. Sebagai alat ukur, skala psikologi memiliki karakteristik khusus yang membedakannya dari berbagai bentuk instrument pengumpulan data yang lain seperti angket #questionnaire$, daftar isian, inventori, dan lain % lainnya. /.& +rn
Penulis tahu bah(a makalah ini jauh dari kata sempurna. &aka dari itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun agar bisa membuat makalah yang lebih baik kedepannya.
DAFTAR PU+TAKA
A'(ar, Saifuddin. )*+). %enyusunan Skala %sikologi. Eogyakarta : pustaka Pelajar Suryabrata, Sumadi. )**. %engembangan &lat Ukur %sikologis . Eogyakarta : Andi ffset