2.1.4. Alat Ukur Stres
Tingkat stres adalah hasil penilaian terhadap berat ringannya stres yang dialami seseorang. Tingkatan stres ini bisa diukur dengan banyak skala. 1) Depression Anxiety Stres S tres Scale 42 (DASS 42) atau 42) atau lebih diringkaskan sebagai Depression sebagai Depression Anxiety Stres Scale 21 (DASS 21) oleh 21) oleh Lovibond & Lovibond (1995). Psychometric Properties of The Depression Anxiety Stres Scale 42 (DASS) terdiri dari 42 item dan dan Depression Anxiety Stres Scale 21 terdiri dari 21 item. DASS adalah seperangkat skala subjektif yang dibentuk untuk mengukur status emosional negatif dari depresi, kecemasan dan stres. DASS 42 dibentuk tidak hanya untuk mengukur secara konvensional mengenai status emosional, tetapi untuk proses yang lebih lanjut untuk pemahaman, pengertian, dan pengukuran yang berlaku di manapun dari status emosional, secara signifikan biasanya digambarkan sebagai stres. DASS dapat digunakan baik itu oleh kelompok atau individu dengan tujuan penelitian (Lovibond & Lovibond, 1995). Tingkatan stres pada instrumen ini berupa normal, ringan, sedang, berat, sangat berat. Psychometric Properties of The Depression Anxiety Stres Scale 42 (DASS) terdiri dari 42 item, mencakup : 1. Skala depresi terdapat pada pernyataan nomor 3, 5, 10, 13, 16, 17, 21, 24, 26, 31, 34, 37, 38, 42. 2. Skala kecemasan terdapat pada pernyataan nomor 2, 4, 7, 9, 15, 19, 20, 23, 25, 28, 30, 36, 40, 41. 3. Skala stress terdapat pada pernyataan nomor 1, 6, 8, 11, 12, 14, 18, 22, 27, 29, 32, 33, 35, 39.
Stelah responden menjawab pernyataan maka skor dijumlahkan dan pengkategoriannya adalah : Depresi
Kecemasan
Stres
Normal
0-9
0-7
0-14
Ringan
10-13
8-9
15-18
Sedang
14-20
10-14
19-25
Berat
21-27
15-19
26-33
Sangat berat
> 28
> 20
> 34
Sumber : lovibond & lovibond (1995)
Nama :
DASS
Tanggal :
Silahkan baca setiap pernyataan dan melingkari skor 0, 1, 2 atau 3 yang menunjukkan berapa banyak pernyataan yang Anda terapkan selama seminggu terakhir.
Tidak
ada
jawaban
benar
atau
salah.
Jangan menghabiskan waktu terlalu banyak pada per nyataan apapun. Ketentuan 0
skor
Tidak
1
berlaku
Diterapkan
2
sebagai
Diterapkan
untuk
kepada kepada
saya saya
berikut:
saya
sama
untuk
dengan
sekali
beberapa
waktu
waktu
yang
sebagian
3 Diterapkan untuk saya dengan waktu yang sangat banyak, atau sebagian besar NO.
PERNYATAAN
SKOR
Saya menemukan diri saya menjadi marah oleh hal-hal sepele yang Saya menyadari keringnya mulutku Saya
tidak bisa menampakkan perasaan
positif pada semua pengalaman aya mengalami kesulitan bernapas (misalnya, bernapas terlalu cepat, kesulitan bernafas dalam ketiadaan fisik tenaga ) Tampaknya saya tidak bisa cuek Saya cenderung bereaksi berlebihan terhadap situasi Saya punya perasaan goyang ( misalnya dalam menentukan arah) Saya merasa sulit untuk bersantai Saya menemukan diri saya dalam situasi yang membuat saya begitu cemas ketika mereka berakhir Saya merasa bahwa saya punya apa-apa untuk melihat ke depan Saya dapati diri saya menjadi mudah marah Saya
merasa
banyak energy
bahwa
saya
menggunakan
0
1
2
3
Saya merasa sedih dan tertekan Saya menemukan diri saya yang tidak sabar ketika saya terlambat di suatu jalan ( misalnya , di lift , lampu lalu lintas, yang harus menunggu ) Aku punya perasaan akan pingsan Saya merasa bahwa saya telah kehilangan minat untuk semuanya Saya merasa tidak pantas sebagai seorang individu Saya merasa bahwa saya agak sensitif Saya mudah berkeringat ( misalnya, pada tangan) walaupun cuaca tidak panas atau aktivitas fisik Saya merasa takut tanpa alasan yang baik Saya merasa bahwa hidup tidak berharga Saya merasa sulit bangkit Saya mengalami kesulitan dalam menelan Saya tidak bisa merasakan kepuasan atau menikmati apapun dari hal yang saya lakukan Saya sadar bahwa perasaan saya tanpa adanya latihan fisik ( misalnya, sensasi meningkatnya denyut jantung) Aku merasa jatuh dan biru saya menemukan bahwa saya sangat marah Saya merasa dekat mudah panik Saya merasa sulit untuk tenang setelah sesuati memarahi saya Saya takut bahwa saya akan " dibuang " oleh hal-hal yang sepele atau tidak dikenal Aku tidak antusias tentang apa pun Saya merasa sulit untuk mentolerir gangguan dengan ada pada hal yang saya lakukan
Saya berada dalam keadaan ketegangan saraf Saya merasa cukup berharga Saya tidak toleran terhadap apa pun yang membuat saya getting on terhadap apa yang saya lakukan Saya merasa takut Aku bisa melihat tidak ada satupun yang bisa diharapkan dari sekitar Saya merasa bahwa kehidupan ini berarti Aku mendapati diriku semakin gelisah Saya sangat khawatir tentang situasi di mana saya mungkin panik danmakeıa diriku sendiri Saya mengalami gemetar ( misalnya , di tangan ) Saya
merasa
sulit
untuk
berinisiatif
melakukan sesuatu pekerjaan
Pernyataan skala DASS terdapat dalam lampiran
2) Skala Holmes Dalam skala ini terdapat 36 butir berbagai pengalaman dalam kehidupan seseorang yang masing-masing diberi nilai (skor). Kalau jumlah nilai berbagai pengalaman itu melebihi angka 300 dalam kurun waktu 1 tahun masa kehidupan, maka yang bersangkutan sudah menunjukkan gejala-gejala stres. Alat ukur ini dapat digunakan oleh diri yang bersangkutan (self assesment) dan tentunya tidak semua 36 butir tersebut dialami seseorang. Pengalaman yang dimaksud adalah : No.
Pengalaman Kehidupan
Skor
1.
Kematian suami/istri
100
2.
Kematian keluarga dekat
63
3.
Perkawinan
50
4.
Kehilangan jabatan
47
5.
Pensiunan/pengasingan diri
45
6.
Kehamilan istri
40
7.
Kesulitan seks
39
8.
Tambah anggota keluarga baru
39
9.
Kematian keluarga dekat
37
10.
Konflik suami/istri
35
11.
Menggadaikan rumah
31
12.
Perubahan dalam tanggung jawab pekerjaan
29
13.
Konflik dengan ipar, mertuya, menantu
29
14.
Perasaan tersinggung atau penyakit
53
15.
Rujuk dalam perkawinan
45
16.
Perubahan kesehatan seseorang anggota keluarga
44
17.
Perubahan dalam status keuangan
38
18.
Perceraian
65
19.
Peralihan jenis pekerjaan
36
20.
Mencegah terjadinya penggadaian / pinjaman
30
21.
Anak laki-laki atau perempuan meninggalkan rumah
29
22.
Prestasi pribadi luar biasa
28
23.
Istri mulai/berhenti bekerja
29
24.
Kesulitan dengan atasan
23
25.
Tukar tempat tinggal
20
26.
Perubahan dalam hiburan
19
27.
Pinjaman dengan rumah sebagai jaminan
17
28.
Perubahan dalam jumlah pertemuan keluarga
15
29.
Pelanggaran ringan
11
30.
Menukar kebiasaan pribadi
24
31.
Perubahan jam kerja
20
32.
Tukar sekolah
20
33.
Tukar kegiatan sekolah
18
34.
Tukar kebiasaan tidur
16
35.
Perubahan dalam kebiasaan makan
15
36.
Berlibur
13
Catatan : jumlah nilai (skor) diatas 300, yang bersangkutan menunjukkan gejalagejala stres. (Sumber : Dadang Hawari, 2008)
3) Alat Ukur Kekebalan Stres : Skala Miller dan Smith Pada alat ukur ini terdapat 20 aktivitas kehidupan sehari-hari yang dilakukan oleh seseorang yang masing-masing jenis aktivitas diberi nilai atau skor dari 1-5. Pengertiana skor : 1 hampir selalu dikerjakan 5 tidak pernah dikerjakan Skor 2, 3, dan 4 berada di antara skor 1-5
No.
1.
Aktivitas Kehidupan Sehari-hari
Tiap
hari
saya
sedikitnya
sesekali
Skor
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
menghadapi makanan hangat dan berimbang. 2.
Sedikitnya empat malam dalam seminggu saya tidur 7-8 jam.
3.
Saya secara teratur menerima dan memberi kasih sayang.
4.
Sedikitnya
saya
mempunyai
seseorang
saudara dalam jarak 75 km yang bisa saya andalkan. 5.
Setidaknya 2 kali dalam seminggu saya gerak badan sampai berkeringat.
6.
Saya tidak merokok, sekalipun merokok kurang dari 10 batang.
7.
Saya tidak minum alkohol, kalupun minum kurang dari 5 kali dalam seminggu.
8.
Berat badan saya sesuai dengan tinggi badan.
1
2
3
4
5
9.
Saya mempunyai penghasilan cukup untuk
1
2
3
4
5
menutupi pengeluaran rokok. 10.
Saya memperoleh kekuatan dari agama saya.
1
2
3
4
5
11.
Saya secara teratur menghadiri kegiatan-
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
kegiatan sosial atau klub. 12.
Saya mempunyai lingkungan sahabat dan kenalan.
13.
Saya mempunyai sahabat satu atau lebih
kepada siapa saya dapat percayakan soal-soal pribadi saya. 14.
Kesehatan saya baik (termasuk mata, telinga
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
dan gigi). 15.
Saya
bicara
terus
terang
mengutarakan
persaan hati di waktu marah atau gelisah. 16.
Saya secara teratur bercakap-cakap dengan orang-orang, dengan siapa saya tinggal, soal urusan domestik misalnya kebersihan rumah dan kehidupan sehari-hari.
17.
Setidaknya seminggu sekali saya melakukan sesuatu untuk hiburan.
18.
Saya bisa mengatur waktu secara efektif.
1
2
3
4
5
19.
Sehari-hari saya minum air “putih” dan tidak
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
minum kopi, teh atau cola. Kalupun minum kurang dari 3 cangkir sehari. 20.
Saya
setiap
hari
mencari
waktu
untuk
menenangkan diri. (Sumber : Dadang Hawari, 2008)
Untuk memperoleh nilai sejauh mana kekebalan seseorang terhadap stres, maka skor dari ke 20 butir aktivitas keseharian di atas di jumlahkan. Dri penjumlahan tadi dikurangi dengan angka 20. jumlah skor < 30
: kebal
Jumlah skor 30-50
: kurang kebal
Jumlah skor >50-80
: tidak kebal
2.2.
Respon Tubuh Terhadap Stres
2.2.1.
Mekanisme Stres
Empat variabel psikologik yang mempengaruhi mekanisme respons stres: 1)
Kontrol: keyakinan bahwa seseorang memiliki kontrol terhadap stresor yang mengurangi intensitas respons stres.
2) Prediktabilitas: stresor yang dapat diprediksi menimbulkan respons stres yang tidak begitu
berat dibandingkan stresor yang tidak dapat diprediksi. 3) Persepsi: pandangan individu tentang dunia dan persepsi stresor saat ini dapat meningkatkan atau menurunkan intensitas respons stres. Respons koping: ketersediaan dan efektivitas mekanisme mengikat ansietas dapat menambah atau mengurangi respons stres.
Gambar 2.1 Alur mekanisme respon tubuh terhadap stress
2.2.2.
Perubahan Hormon Saat Stres
Respon umum atau general adaptation syndrome dikendalikan oleh hipotalamus, hipotalamus menerima masukan mengenai stresor fisik dan psikologis dari hampir semua daerah di otak dan dari banyak reseptor di seluruh tubuh. Sebagai respon hipotalamus secara langsung mengaktifkan sistem saraf simpatis. Mengeluarkan CRH untuk merangsang sekresi ACTH dan kortisol, dan memicu pengeluaran Vasopresin. Stimulasi simpatis pada gilirannya menyebabkan sekresi epinephrine, dimana keduanya memiliki efek sekresi terhadap insulin dan glucagon oleh pancreas. Selain itu vasokonstriksi arteriole di ginjal oleh katekolamin secara tidak langsung memicu sekresi rennin dengan menurunkan aliran darah (konsumsi oksigen menurun) ke ginjal. Renin kemudian mengaktifkan mekanisme rennin-angiotensinaldosteron. Dengan cara ini, selama stres, hipotalamus mengintegrasikan berbagai respon baik dari sistem saraf simpatis maupun sistem endokrin. (Sherwood. 2011) Stress adalah suatu psycho physiological phenomenon, ini adalah kombinasi antara maksud pikiran dan gerak tubuh. Olahraga sangat dekat dengan terjadinya stress. Secara fisiologis, tubuh dapat menunjukkan 3 tahap (fase) ketika menghadapi stress yaitu alarm stage, resistance stage, dan exhaustion stage. Reaksi ini oleh Dr. Hans Selye disebut sebagai GAS Theory (General Adaptation Syndrome). (Sherwood. 2011). 1.
Pada alarm stage, terjadi peningkatan sekresi pada glandula adrenalis, mempersiapkan tubuh melaksanakan respon fight or fight. Seluruh efek tersebut menyebabkan orang tersebut dapat melaksanakan aktivitas fisik yang jauh lebih besar daripada bila tidak ada efek di atas.
2. Pada resistance stage, terjadi setelah alarm stage. Selama fase ini tubuh memperbaiki dirinya sendiri akibat sekresi adrenokortikal yang menurun. 3.
Pada exhaustion stage sudah mempengaruhi sistem organ, atau salah satu organ menjadi tidak berfungsi yang menyebabkan terjadinya stress yang kronis. Stress kronis ini dapat
mengganggu fungsi otak, saraf otonom, sistem endokrin, dan sistem immune yang kita sebut sebagai penyakit psikosomatis. (Sherwood. 2011). Tabel 2.2. Perubahan Horman Selama Respon Stres HORMON
Epinephrine
PERUBAHAN
Meningkat
TUJUAN
Memperkuat sistem saraf simpatis untuk mempersiapkan tubuh “lawan atau lari” Memobilisasi
simpanan
karbohidrat
dan
lemak; meningkatkan kadar glukosa dan asam lemak darah CRH-ACTH-
Meningkat
KORTISOL
Memobilisasi
simpanan
energi
untuk
digunakan jika diperlukan, meningkatkan glukosa, asam amino, dan asam lemak darah. ACTH mempermudah proses belajar dan perilaku
Glukagon &
Meningkat
Bekerja
bersama
untuk
meningkatkan
Insulin
Menurun
glukosa darah
Aldosteron
Meningkat
Menahan Na + H2O untuk meningkatkan volume plasma, membantu mempertahankan tekanan darah, jika terjadi pengeluaran akut plasma.
ADH
Meningkat
Vasopresin dan Angiotensin II menyebabkan vasokonstriksi arteriol untuk meningkatkan tekanan darah Vasopresin membantu proses belajar
Oksitosin
Meningkat
Stress Induced Tachycardia
menghambat
respon takikardia pada stress akut. Gonadotropin
Meningkat
Dalam stres terjadi penekanan gonadotropin dan hormon steroid gonad menyebabkan gangguan
siklus
haid
gonadotropin
releasing
berkendara
ke
Berkepanjangan
normal
beredar
hormone
GnRH
hipofisis, paparan
stres
menurun dapat
menyebabkan
untuk
menyelesaikan
gangguan fungsi reproduksi, mungkin karena peningkatan sekresi CRH endogen Katekolamin
Meningkat
Stimulasi dari sumbu hipofisis - adrenal dikaitkan dengan pelepasan katekolamin. Hal ini menyebabkan peningkatan curah jantung, aliran darah otot rangka, retensi natrium, mengurangi motilitas usus, vasokonstriksi kulit,
peningkatan
glukosa,
dilatasi
bronchiolar dan aktivasi perilaku . Hormon
Menurun
Fungsi tiroid biasanya turun-diatur dalam
Tyroid
kondisi stres. Kadar T3 dan T4 menurun dengan stres. Stres menghambat sekresi hormon (TSH). Sekresi thyroid-stimulating melalui aksi glukokortikoid pada sistem saraf pusat
Hormon
Meningkat
Growth Hormon (GH) meningkat selama
Pertumbuhan
stres fisik akut. GH dapat meningkat hingga dua sampai sepuluh kali lipat. Karena efek insulin
antagonis
nya,
GH
dapat
meningkatkan aktivitas metabolik. Dalam stres psikologis, bagaimanapun, respon GH jarang terlihat. Sebaliknya ada GH sekretori cacat
dengan
stres
psikososial
berkepanjangan Prolaktin
Meningkat menurun
dan
Tergantung pada lingkungan peraturan lokal pada
saat
stres,
kadar
prolaktin
dapat
meningkat atau menurun. Vasopresin dan peptida histidin isoleusin mungkin terlibat dalam sekresi prolaktin selama stres. Namun, signifikansi teleologis perubahan di tingkat prolaktin
tidak
pasti.
Ini
dapat
mempengaruhi sistem kekebalan tubuh atau
beberapa aspek homeostasis (Sherwood. 2011 dan Ranabir Salam dan K. Reetu, 2011 ).
ACTH mungkin berperan dalam mengatasi stres, karena ACTH adalah salah satu dari peptide yang mempermudah proses belajar dan perilaku, masuk akal jika peningkatan ACTH selama stres psikososial membantu tubuh agar lebih siap menghadapi stresor serupa di masa mendatang dengan perilaku yang sesuai. (Sherwood. 2011) Kortisol juga berperan dalam stress kronik, di katakan bahwa stress akut berbeda dengan stress kronik,
lawan atau lari merupakan respon dari stres akut
sedangkan
peningkatan adrenal kortisol merupakan respon dari stress kronik. Jadi adanya peningkatan kadar kortisol merupakan indikator yang baik bagi seseorang yang mengalami stres kronik atau stres yang berulang-ulang. Akibat stres kronik menyebabkan penekanan sistem immune tubuh sebagai akibat efek dari kortisol (Sherwood. 2011).
2.2.3. Perubahan Hormon Oleh Stres Psikolgis Kronis Yang Merugikan
Akselerasi aktivitas kardiovaskuler dan pernapasan, retensi garam dan H 2O, serta mobilisasi bahan bakar metabolik dan bahan-bahan pembangun dapat bermanfaat sebagai respon terhadap stres fisik, misalnya kompetisi olahraga atletik. Ternyata sebagian besar stresor dalam kehidupan kita sehari-hari adalah stres psikologis, meskipun stresor tersebut memicu respon yang sama. Apabila tidak diperlukan energi tambahan, tidak ada kerusakan jaringan, dan tidak ada pengeluaran darah, penguraian energi cadangan tubuh dan retensi cairan merupakan tindakan yang sia-sia, mungkin merugikan bagi individu yang mengalami stres. Akibat respon stres yang tidak digunakan mungkinkah hipertensi disebabkan oleh vasokonstriksi simpatis yang berlebihan? Mungkinkah peningkatan kortisol yang ringan namun kronik, seperti stres psikologis yang berkepanjangan, menimbulkan hal yang sama. Ini harus dilakukan penelitian lebih lanjut. (Sherwood. 2011)