BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Etika dan moral merupakan sumber dalam merumuskan standar dan prinsipprinsip yang menjadi penuntun dalam berprilaku serta membuat keputusan untuk melindungi hak-hak manusia.Etika diperlukan oleh semua profesi termasuk juga keperawatan yang mendasari prinsip-prinsip suatu profesi dan tercermin dalam standar praktek profesional.(Doheny et all, 1982). Profesi keperawatan mempunyai kontrak sosial dengan masyarakat, yang berarti masyarakat memberi kepercayaan kepada profesi keperawatan untuk memberikan pelayanan yang dibutuhkan. Konsekwensi dari hal tersebut tentunya
setiap
keputusan
dari
tindakan
keperawatan
harus
mampu
dipertanggungjawabkan dan dipertanggunggugatkan dan setiap penganbilan keputusan tentunya tidak hanya berdasarkan pada pertimbangan ilmiah semata tetapi juga dengan mempertimbangkan etika. Isu sentral yang berkembang saat ini bagi perawat Indonesia yaitu era globalisasi/ kesejagatan dan bagaimana berkompetisi di dalamnya terutama peningkatan peran Caring sebagai dasar peningkatan mutu pelayanan keperawatan dan patient safety. Sebagai profesi yang masih dalam proses menuju “perwujudan diri”, profesi keperawatan dihadapkan pada berbagai tantangan. Tantangan pembenahan internal difokuskan pada empat dimensi domain
yaitu
ilmu
keperawatan,
pelayanan
keperawatan
dan asuhan
keperawatan, praktik keperawatan serta jenjang karir perawat di pelayanan. Tantangan eksternal berupa tuntutan akan adanya registrasi, lisensi, sertifikasi yaitu tentang undang-undang praktik keperawatan, tuntutan kompetensi dan perubahan pola penyakit, peningkatan kesadaran masyarakat akan hak dan kewajiban, perubahan sistem pendidikan nasional, serta perubahan lainnya pada supra sistem dan pranata lain yang terkait . Orang masih ragu dan memandang sebelah mata keberadaan perawat. Perawat masih identik dengan penjaga orang sakit dan pembantu profesi dokter serta menempatkan diri sebagai second class citizen in the health care system in Indonesia .Pandangan tersebut harus kita terima dengan lapang dada dan sekaligus sekaligus sebagai pemicu adrenalin kita untuk membuktikan jati diri kita, bahwa seorang ners adalah profesional dengan segala atribut yang 1
menyertainya. Satu kunci yang harus kitatanamkan kepada masyarakat adalah memperbaiki stigma masyarakat bahwa perawat masih dianggap sebagai petugas yang judes, suka membentak-bentak pasien, seringterlambat dan lain-lain. Hal yang harus dan terus kita lakukan adalah memperbaiki citraperawat, dengan menunjukkan jati diri perawat profesional, sebagai care provider, educator, community leader, manager, dan researcher. Keperawatan merupakan salah satu profesi yang mempunyai bidang garap pada kesejahtraan manusia yaitu dengan memberikan bantuan kepada individu yang sehat maupun yang sakit untuk dapat menjalankan fungsi hidup seharihariya.Salah satu yang mengatur hubungan antara perawat pasien adalah etika.Istilah etika dan moral sering digunakan secara bergantian. Pelayanan professional adalah suatu pelayanan yang diberikan oleh seorang tenaga yang telah selesai mengikuti pendidikan formal keperawatan, yang telah disahkan oleh pemerintah Republik Indonesia untuk menjalankan tugas dan tanggung jawab keperawatan secara profesional dan sesuai dengan kode etik keperawatan dan prinsip prinsip moral . Permasalahan yang mendasar pada profesi keperawatan Indonesia saat ini adalah perawat masih belum melaksanakan prinsip-prinsip moral dan peran Caring sebagai salah satu prinsip moral dari segi fidelity secara profesional dalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien. Hal ini dapat dilihat dari persepsi pengguna jasa layanan (masyarakat/ pasien), Institusi Pelayanan Kesehatan, dan para perawat sendiri. Keadaan tersebut berdasarkan kajian Nursalam (2005), belum dilaksanakannya peran profesional prinsip moral perawat.
1.2 Tujuan 1.2.1 Tujuan Umum Agar mahasiswa mampu mengetahui tentang arti prinsip-prinsip moral dalam praktek keperawatan serta mengaplikasikan dalam tatanan pelayanan keperawatan guna meningkatkan mutu pelayanan keperawatan profesional dan patient safety. 1.2.2. Tujuan Khusus 1. Mahasiswa mampu mengetahui apakah arti prinsip moral dalam praktek keperawatan. 2
2. Mahasiswa mampu menjelaskan macam-macam prinsip moral dalam praktek keperawatan. 3. Mahasiswa mengetahui implikasi kasus yang erat hubungannya dengan prinsip moral dalam tatanan pelayanan keperawatan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Prinsip-prinsip Moral 3
2.1.1
Pengertian Moral Moral berasal dari bahasa latin/mos/mores, yang berarti kebiasaan adat. Kata /mos/mores, dalam bahasa latin sama artinya dengan etos dalam bahasa Yunani. Di dalam bahasa indonesia kata moral diterjemahkan dengan arti susila. adapun pengertian moral yang paling umum adalah tindakan manusia yang sesuai dengan ide-ide yang diterima umum yaitu berkaitan dengan makna yang baik dan wajar. Berikut ini beberapa pengertian moral menurut para ahli, pengertian moral menurut chaplin (2006), Moral mengacu pada akhlak yang sesuaidengan peraturan sosial atau menyangkut hukum atau adat kebiasaan yang mengatur tingkah laku. Pengertian Moral Menurut H'urlok (1990)
moral adalah tata cara
kebiasaan dan adat peraturan perilaku yang telah menjadi kebiasaan bagi anggota suatu budaya. Pengertian Moral Menurut wantah (2005) Moral adalah sesuatu yang berkaitan atauada hubungannya dengan kemampuan menentukan benar salah dan baik buruknya tingkah laku.Dari tiga pengertian moral di atas dapat disimpulkan bahwa Moral adalah suatu keyakinan tentang benar salah baik dan buruk yang sesuai dengan kesepakatan sosial yang mendasari tindakan atau pemikiran. Jadi moral sangat berhubungan dengan benar salah, baik buruk, keyakinan diri sendiri dan lingkungan sosial. 2.1.2 Perbedaan Moral dan Etika Kata moral sering disinonimkan dengan etika yang berasal dari kata ethos dalam bahasa Yunani Kuno yang berarti kebiasaan adat, akhlak, watak, perasaan, sikap atau cara berfikir. Akan tetapi sebenarnya moral dan etika itu berbeda. Di bawah ini ada beberapa definisi yang dikemukakan mengenai moral dan etika. Pengertian dari moral dan etika menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang disusun oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Moral mempunyai pengertian yaitu : a. Ajaran tentang baik buruk yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, akhlak, budi pekerti, susila
4
b. Kondisi mental yang membuat orang tetap berani, bersemangat, bergairah, berdisiplin, isi hati atau keadaan perasaan sebagaimana terungkap dalam perbuatan dan ajaran kesusilaan yang dapat ditarik dari suatu cerita. Sedangkan etika yaitu a. lmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral dan akhlak. b. Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak. c. Nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat. Pada pengertian kesatu dan kedua yang dituliskan dapat ditarik kesimpulan yaitu : Moral
berarti hal-hal mengenai tingkah laku seseorang maupun
kelompok yang dapat dibedakan baik buruknya sesuai dengan lingkungan yang membentuk suatu indi;idu atau kelompok tersebut. hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh PN Masnizah Mohd (2005), bahwa moral berhubungan dengan perbuatan baik dan buruk berdasarkan pada keadaan lingkungan, adat dan budaya,sistem social, kelas sosial dan kepercayaan yang dianut. setiap golongan masyarakatakan membentuk nilai moral yang berbeda-beda. Berbeda dengan pengertian etika yang dituliskan KBBI dapat ditarik kesimpulan dari pengertian etika adalah ilmu yang mengkaji tentang moral dengan menentukan apakah suatumoral itu baik atau buruk berdasarkan nilai yang dianut oleh suatu golongan masyarakat. Menurut PN Masnizah Mohd (2005). nilai tersebut muncul berdasarkan kajian tentang definisi moral yang baik dan buruk berdasarkan peraturan sosial yang berlaku di masyarakat yang dapat membatasi tingkah laku indivdu tersebut secara logis dengan menggunakan akal dan pikiran yang sehat. Menurut Prof. Dr. K.Suhendra M.Si (2009), dalam presentasi mengenai Etika birokrasi menyatakan bahwa etika adalah filsafat moral yang justru mengkaji moralyang lebih konkrit bagaimana manusia harus berbuat baik dalam kehidupan. Etika membutuhkan sesuatu yang logis sesuai dengan pemikiran secara kritis dan rasional bahwa kehidupan yang baik yaitu sesuai 5
dengan norma bukan hanya sekedar mengikuti kepercayaan kepada leluhur,orang tua, guru, bahkan Tuhan Yang Maha Esa, melainkan karena sesorang menyadari dan mengetahui apa yang dilakukan baik bagi dirinya maupun orang lain. Jadi, dapat disimpulkan bahwa moral adalah bahan kajian yang dipelajari didalametika. Etika akan menentukan beberapa prinsip atau asas .apakah suatu tingkah laku baik atau buruk. apakah tingkah laku tersebut dapat dipertanggungjawabkan atau tidak yang berkaitan dengan kemanusiaan. Etika dapat berupa peraturan dan ketetapan secara lisan maupun tertulis mengenai bagaimana menusia bertindak agar menjadi manusia yang baik sehingga tercipta perdamaian di dunia 2.1.3 Ciri-ciri dan Nilai Moral a. Bertanggung jawab berkaitan dengan tanggung jawab kita. Nilai moral berakitan dengan pribadi manusia. Tetapi hal yang sama dapt dikatakan juga tentang nilai-nilai yang lain. Yang khususnya menandai nilai moral ialah bahwa nilai ini berkaitan dengan pribadi manusia yang bertanggung jawab. Nilai-nilai moral mengakibatkan seseotang bersalah atau tidak bersalah, karena ia bertanggung jawab. b. Berkaitan dengan hati nurani Semua nilai minat untuk diakui dan diwujudkan. Nilai selalu mengandung semacam undangan atau himbauan. Niali estetis, misalnya, seolah-olah “minta” supaya diwujudkan dalam bentuk lukisan, komposisi music, atau cara lain. Dan apabila sudah jadi, lukisan “minta” untuk dipamerkan dan music “minta” untuk diperdengarkan tetapi pada nilai-nilai moral tututan ini lebih mendesk dan lebih serius. Mewujudkan nilai-nilai moral merupakan “imbauan” dari ahti nurani.
c. Mewajibkan Berhubungan erat dengan nilai-nilai moral yang mewajibkan kita untuk selau absolute dan dengan tidak bias ditawar-tawar. Nilai-nilai lain sepatutnya diwujudkan atau seyogyanya di akui. Nilau estetis umpamanya. d. Bersifat formal Nilai moral tidak merupakan suatu jenis nilai yang bias ditempatkan begitu saja disamping jenis-jenis nilai lainnya, Biarpun nilai-nilai moral merupakan nilai-nilai tertingi yang harus dihayati diatas semua nilai lainnya, seperti 6
sudah menjadi jelas dari analisis sebelumnya, namun itu tidak berarti bahwa nulai-nilai ini menduduki jenjang teratas dari suatu hirarki nilai-nilai. e. Norma moral Ada banyak sekali macam norma misalnya ada norma yang menyangkut benda dan norma lain yang menyangkut tingkah laku manusia. Contoh tentang norma yang menilai benda. Ada 3 macam norma umum yaitu : norma kesopanan atau norma etiket, norma hokum dan norma moral. Norma moral bersifat objektif dan universal a) Objektifitas norma moral b) Universal norma moral c) Menguji norma moral d) Norma dasar terpenting : martabat manusia.
2.1.4 Prinsip-prinsip Moral 1. Autonomi Autonomi berarti kemampuan untuk menentukan sendiri atau mengatur diri sendiri, berarti menghargai manusia sehingga memperlakukan mereka sebagai seseorang yang mempunyai harga diri dan martabat serta mampu menentukan sesuatu bagi dirinya 2. Ben efesience Merupakan prinsip untuk melakukan yang baik dan tidak merugikan pasien atau tidak menimbulkan bahaya bagi pasien. 3. Justice Merupakan prinsip moral untuk bertindak adil bagi semua individu, setiap individu mendapat pperlakuan dan tindakan yang sama. Tindakan yang sama tidak selalu identik tetapi dalam hal ini persamaan berarti mempunyai kontribusi yang relatif sama untuk kebaikan hidup seseorang. 4. Veracity Merupakan prinsip moral dimana kita mempunyai suatu kewajiban untuk mengatakan yang sebenarnya atau tidak membohongi orang lain / pasien. Kebenaran merupakan hal yang fundamental dalam membangun suatu hubungan dengan orang lain. Kewajiban untuk mengatakan yang sebenarnya didasarkan atau penghargaan terhadap otonomi seseorang dan mereka berhak untuk diberi tahu tentang hal yang sebenarnya. 5. Avoiding Killing Merupakan prinsip yang menekankan kewajiban perawat untuk menghargai kehidupan.
Bila
perawat
berkewajiban 7
melakukan
hal-hal
yang
menguntungkan (Benefisience ) haruskah perawat membantu pasien mengatasi penderitaannya ( misalnya akibat kanker ) dengan mempercepat kematian ? Kewajiban perawat untuk menghargai eksistensi kemanusiaan yang mempunyai konsekuensi untuk melindungi dan mempertahankan kehidupan dengan berbagai cara. 6. Fedelity Merupakan prinsip moral yang menjelaskan kewajiban perawat untuk tetap setia pada komitmennya, yaitu kewajiban mempertahankan hubungan saling percaya antara perawat dan pasien. Kewajiban ini meliputi meenepati janji, menyimpan rahasia dan “caring “. 2.2 Konsep Mutu Pelayanan Keperawatan Mutu pelayanan keperawatan sebagai indikator kualitas pelayanan kesehatan dan menjadi salah satu faktor penentu citra institusi pelayanan kesehatan di mata masyarakat. Hal ini terjadi karena keperawatan merupakan kelompok profesi dengan jumlah terbanyak, paling depan dan terdekat dengan penderitaan orang lain, kesakitan, kesengsaraan yang dialami Pasien dan keluarganya. Salah satu indikator dari mutu pelayanan keperawatan itu adalah apakah pelayanan keperawatan yang diberikan itu memuaskan Pasien atau tidak. Kepuasan merupakan perbandingan kualitas jasa pelayanan yang didapat atau dirasakan dengan keinginan, kebutuhan, dan harapan (Tjiptono, 2001:54). Pasien sebagai pengguna jasa pelayanan keperawatan menuntut pelayanan keperawatan yang sesuai dengan haknya, yakni pelayanan keperawatan yang bermutu dan paripurna. Pasien akan mengeluh bila perilaku caring yang diberikan, dirasa tidakmemberikan nilai kepuasan bagi dirinya. Rumah Sakit sebagai institusi yang menghasilkan produk teknologi jasa kesehatan sudah barang tentu kualitas yang dihasilkan akan sangat bergantung juga pada kualitas pelayanan medis dan pelayanan keperawatan yang diberikan kepada Pasien. Melihat fenomena diatas, pelayanan di bidang keperawatan yang keberadaannya sangat besar dalam memberikan kontribusi atas ”citra sebuah rumah sakit” dipandang perlu untuk melakukan evaluasi atas pelayanan yang telah diberikan. Strategi untuk kegiatan jaminan mutu antara lain dengan benchmarking dan manajemen kualitas total (total quality management) (Marquis & Huston, 1998). Benchmarking atau meneliti praktik terbaik (“best practice research”) 8
adalah kegaiatan mengkaji kelemahan tertentu institusi dan kemudian mengidentifikasi institusi lain yang memiliki keunggulan dalam aspek yang sama. Kegiatan dilanjutkan dengan berkomunikasi, menetapkan kesepakatan kerjasama untuk mendukung dan meningkatkan kelemahan tersebut (Marquis & Huston, 1998). Pelaksanaan kegiatan jaminan mutu pelayanan keperawatan di rumah sakit dapat pula dilakukan dalam bentuk kegiatan pengendalian mutu (“quality control”). Kegaiatannya dapat dilaksanakan dalam dua tingkat yaitu tingkat rumah sakit dan tingkat ruang rawat. Tingkat rumah sakit dapat dilaksanakan dengan cara mengembangkan tim gugus kendali mutu yang memiliki program baik jangka pendek maupun jangka panjang. Kegiatan menilai mutu pada tingkat rumah
sakit,
akan
diawali
dengan
penetapan
kriteria
pengendalian,
mengidentifikasi informasi yang relevan dengan kriteria, menetapkan cara mengumpulakan
informasi/data,
mengumpulkan
dan
menganailisis
informasi/data, membandingkan informasi dengan kriteria yang telah ditetapkan, menetapkan keputusan tentang kualitas, memperbaiki situasi sesuai hasil yang diperoleh, dan menetapkan kembali cara mengumpulkan informasi (Marquis & Huston, 2000). Ada 6 indikator utama kualitas pelayanan keperawatan di rumah sakit yaitu : 1. patient safety, a. angka infeksi nosokomial, perlukaan karena tindakan, b. angka kejadian klien jatuh/kecelakaan c. decubitus d. kesalahan dalam pemberian obat 2. Pengelolaan nyeri dan kenyamanan 3. Tingkat kepuasan klien terhadap pelayanan 4. Perawatan diri 5. Kecemasan pasien 6. Perilaku (pengetahuan, sikap, keterampilan) pasien. .
9
BAB III PEMBAHASAN 3.1. Case Sudy Ny. M seorang ibu rumah tangga, umur 35 tahun, mempunyai seorang anak umur 4 tahun, Ny.M. berpendidikan SMA, dan suami Ny.M bekerja sebagai PNS di suatu kantor kelurahan. Saat ini Ny.M dirawat di ruang kandungan sejak 3 hari yang lalu. Sesuai hasil pemeriksaan Ny.M positif menderita kanker rahim grade III, dan dokter merencanakan untuk dilakukan operasi pengangkatan kanker rahim. Semua pemeriksaan telah dilakukan untuk persiapan operasi Ny.M. Menjelang dua hari operasi, Ny.M hanya diam dan tampak cemas dan binggung dengan rencana operasi yang akan dijalaninnya. Dokter hanya menjelaskan bahwa Ny.m harus dioperasi karena tidak ada tindakan lain yang dapat dilakukan. Dan dokter memberitahu perawat kalau Ny.M atau keluarganya bertanya, sampaikan operasi adalah jalan terakhir. Dan jangan dijelaskan tentang apapun, tunggu saya yang akan menjelaskannya. 10
Saat menghadapi hal tersebut Ny.M berusaha bertanya kepada perawat ruangan yang merawatnya. Ny.M bertanya kepada perawat beberapa hal, yaitu: “apakah saya masih bisa punya anak setelah dioperasi nanti”.karena kami masih ingin punya anak. “apakah masih ada pengobatan yang lain selain operasi” dan “apakah operasi saya bisa diundur dulu suster” Dari beberapa pertanyaan tersebut perawat ruangan hanya menjawab secara singkat : “ibu kan sudah diberitahu dokter bahwa ibu harus operasi” “penyakit ibu hanya bisa dengan operasi, tidak ada jalan lain” “yang jelas ibu tidak akan bisa punya anak lagi…” “Bila ibu tidak puas dengan jawaban saya, ibu tanyakan lansung dengan dokternya…ya.” Dan setelah menjawab beberapa pertanyaan Ny.M. perawat memberikan surat persetujuan operasi untuk ditanda tangani, tetapi Ny.M mengatakan “saya menunggu suami saya dulu suster”, perawat mengatakan “secepatnya ya bu… besok ibu sudah akan dioperasi”tanpa penjelasan lain, perawat meninggalkan Ny.M. Sehari sebelum operasi Ny.M berunding dengan suaminya dan memutuskan menolak operasi dengan alasan, Ny.M dan suami masih ingin punya anak lagi. Dengan penolakan Ny.M dan suami, perawat mengatakan pada Ny.M dan suami” Ibu ibu tidak boleh begitu, ibu harus dioperasi agar penyakit ibu tidak parah, kita hanya berusaha” dan perawat meninggalkan pasien dan suami tanpa penjelasan apapun. Dan setelah penolakan pasien tersebut, perawat A datang ke Kepala ruangan dan mengatakan bahwa Ny.M menolak untuk operasi. Ny.M masih ragu karena dokter belum menjelaskan rencana operasi yang akan dilakukan, Kepala ruangan bertanya kepada perawat A “kenapa tidak dijelaskan” Perawat A menjawab “pesan dokter, saya tidak boleh menjelaskan tentang operasi tersebut, disuruh menunggu dokter…”, kepala ruangan mengatakan “ kalau begitu buat surat pernyataan saja” dan kita sampaikan ke dokter bedahnya. Dan sampai saat ini dokter belum menjelaskan operasi yang akan dilakukan pada Ny.M dan keluarga. Dan akhirnya pasien pulang. Beberapa hari kemudian Rumah Sakit mendapat surat keluhan dari keluarga Ny.M yang berisi ketidakpuasan dari pelayanan dimana Ny.M dirawat. Oleh karena itu pihak Rumah Sakit (pimpinan) menanggapi surat tersebut dan berusaha mencari tahu 11
kebenaran kasus yang tejadi pada Ny.M dan akan mengambil tindakan bila ada unsure pelanggaran kode etik dalam pelayanan kesehatan yang dilakukan staff Rumah Sakit. Sekilas berkaitan dengan ruangan, kepala ruangan adalah Ners S1 yang bekerja telah lima tahun dan perawat A, adalah perawat lulusan DIII baru bekerja diruang tersebut dua tahun. 3.2 Pembahasan yang berkaitan dengan prinsip Moral 1. Secara Autonomy berarti mengatur dirinya sendiri, prinsip moral ini sebagai
dasar perawat dalam memberikan asuhan keperawatan dengan cara menghargai pasien, bahwa pasien adalah seorang yang mampu menentukan sesuatu bagi dirinya. Perawat harus melibatkan pasien dalam membuat keputusan tentang asuhan keperawatan yang diberikan pada pasien. Autonomy menegaskan bahwa seseorang mempunyai kemerdekaan untuk menentukan keputusan dirinya menurut rencana pilihannya sendiri. Bagian dari apa yang diperlukan dalam ide terhadap respect terhadap seseorang, menurut prinsip ini adalah menerima pilihan individu tanpa memperhatikan apakah pilihan seperti itu adalah kepentingannya. Seperti telah banyak dijelaskan dalam teori bahwa otonomi merupakan bentuk hak individu dalam mengatur keinginan melakukan kegiatan atau prilaku. Kebebasan dalam memilih atau menerima suatu tanggung jawab terhadap dirinyasendiri. Analisa kasus dan penyelesaian : Pada kasus Ny.M. bahwa pasien menginginkan informasi yang banyak tentang tindakan operasi yang akan dilakukan terhadap dirinnya, informasiinformasi yang dibutuhkannya karena Ny.M berkeinginan bahwa ia masih ingin punya anak lagi dan bila operasi dilakukan berarti pasien merasa tidak akan mempunyai anak lagi. Tetapi keinginan pasien untuk mendapat informasi yang lebih banyak tidak terpenuhi, hal inilah yang menjadi dilema bagi pasien sementara itu kondisi sakitnya akan membuat Ny.M tidak tertolong lagi.Penolakan Ny.M dan keluarga untuk dilakukan operasi merupakan hak pasien tetapi, hak dan kewajiban perawat juga untuk dapat memberikan
asuhan
keperawatan
yang
optimal
dengan
penyembuhan pasien yaitu dengan jalan dilakukan operasi
12
membantu
Hukum islam mengajarkan bahwa kita tidak boleh sewenang-wenang pada kaum yang lemah, Allah ta’ala berfirman dalam Adh Dhuha 9-10, 2. Benefisience Prinsip beneficience ini oleh Chiun dan Jacobs (1997) dedefinisikan dengan kata lain doing good yaitu melakukan yang terbaik . Beneficience adalah melakukan yang terbaik dan tidak merugikan orang lain , tidak membahayakan pasien . Apabila membahayakan, tetapi menurut pasien hal itu yang terbaik maka perawat harus menghargai keputusan pasien tersebut, sehingga keputusan yang diambil perawatpun yang terbaik bagi pasien dan keluarga. Analisa kasus dan penyelesaian :
dari kasus diatas dokter sudah
memberitahu klien bhawa operasi adalah jalan terakhir namun klien masih ragu dan harus bermusyawarah dengan suaminya hal ini seharusnya harus dihargai oleh perawat dan dokter karena apapun hasil keputusan klien adalah yang terbaik sekalipun dokter dan perawat memberikan intervensi yang terbaik adalah operasi inform consent dulu itu penting. Allah swt. Berfirman, “ Maka barang siapa yang terpaksa sedang ia tidak menginginkanya dan tidak pula melampaui batas, maka sesungguhnya Tuhanmu Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (Al-An’am : 145) . 3. Veracity Veracity merupakan suatu kewajiban untuk mengatakan yang sebenarnya atau untuk tidak membohongi orang lain atau pasien (Sitorus, 2000). Perawat dalam bekerja selalu berkomunikasi dengan pasien, kadang pasien menanyakan berbagai hal tentang penyakitnya, tentang hasil pemeriksaan laboratorium, hasil pemeriksaan fisik. Perawat atau dokter harus memberikan informasikan yang terbuka dan sebenarnya supaya klien dapat mengambil keputusan. Analisa kasus dan penyelesaian :dari kasus diatas. Dokter hanya menjelaskan bahwa Ny.m harus dioperasi karena tidak ada tindakan lain yang dapat dilakukan. Dan dokter memberitahu perawat kalau Ny.M atau keluarganya bertanya, sampaikan operasi adalah jalan terakhir. Dan jangan dijelaskan tentang apapun, tunggu saya yang akan menjelaskannya. Jika ini memamng jalan terakhir dokter atau perawat harus menjelaskan pada klien
13
atau keluarga namun jika ada situasi yang bisa membuat klien mengalami stress maka informasi itu di sampikan ke keluarganya. Allah Ta’ala berfirman dalam Al Qur’an (Al Hajj : 30), “Dan jauhilah perkataan-perkataan dusta”.
BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Keperawatan merupakan salah satu profesi yang mempunyai bidang garap pada kesejahtraan manusia yaitu dengan memberikan bantuan kepada individu yang sehat maupun yang sakit untuk dapat menjalankan fungsi hidup seharihariya.Salah satu yang mengatur hubungan antara perawat pasien adalah etika.Istilah etika dan moral sering digunakan secara bergantian. Pelayanan professional adalah suatu pelayanan yang diberikan oleh seorang tenaga yang telah selesai mengikuti pendidikan formal keperawatan, yang telah disahkan oleh pemerintah Republik Indonesia untuk menjalankan tugas dan tanggung jawab keperawatan secara profesional dan sesuai dengan kode etik keperawatan dan prinsip prinsip moral. Nilai moral berakitan dengan pribadi manusia. Tetapi hal yang sama dapt dikatakan juga tentang nilai-nilai yang lain. Yang khususnya menandai nilai moral ialah bahwa nilai ini berkaitan dengan pribadi manusia yang bertanggung jawab. Nilai-nilai moral mengakibatkan seseotang bersalah atau tidak bersalah, 14
karena ia bertanggung jawab.
4.2 Rekomendasi Implikasi pelayanan keperawatan di masa mendatang dapat dijawab dengan memahami dan melaksanakan karekteristik perawat profesional. Peran Caring perawat di masa depan harus berkembang seiring dengan perkembangan iptek dan tuntutan kebutuhan masyarakat, sehingga perawat dituntut mampu menjawab dan mengantisipasi terhadap dampak dari perubahan.Sebagai perawat profesional, peran yang diemban adalah C-A-R-E (Nursalam, 2011). C = Communication Ciri khas perawat profesional dalam memberikan pelayanan keperawatan di masa depan adalah harus dapat berkomunikasi secara lengkap, adekuat, dan cepat. A = Activity Aktivitas tersebut Harus ditunjang dengan kompetensi yang memadai menunjukkan kesungguhan, empati dan sikap bertanggung jawab terhadap setiap tugas yang diemban. R = Review & Responsive – tanggap Prinsip utama dalam melaksanakan peran perawat dalah moral dan etika keperawatan. Dalam setiap memberikan asuhan keperawatan kepada klien, perawat harus selalu berpedoman pada nilai etika keperawatan dan standar keperawatan yang ada serta ilmu keperawatan. Hal ini penting, guna menghindarkan kesalahan yang dapat berakibat fatal terhadap pasien dan eksistensi profesi keperawatan yang sedang mencari identitas diri. Dalam melaksanakan peran profesionalnya, perawat harus menerapkan prinsipprinsip etis (J-A-B-V-C-F) yang meliputi: keadilan (justice), asas menghormati otonomi (autonomy), asas manfaat ( beneficience) dan tidak merugikan (non-maleficiency), asas kejujuran (veracity). E = Education / Enhancement Mempersiapkan dan membekali diri secara baik mulai dari sekarang melalui peningkatan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Perawat harus menunjukkan API (akutalisasi, Produktif: hindari NATO – no action talk only, dan Inovatif).
15
DAFTAR PUSTAKA
Bertens. (2002). Etika. PT Gramedia Pustaka Utama : Jakarta Bishop & Scudder. (2006). Etika Keperawatan. EGC : Jakarta Nursalam. (2011). Manajemen Keperawatan : Konsep & Praktik. Salemba : Jakarta Purba.J.M&Pujiastuti. (2009). Dilema Etik dan Pengambilan Keputusan Etis. EGC : Jakarta. Tomey,A.M&Alligood,R.M. (2010). Nursing Theorists and Their Work. 7th.ed. Missouri,USA: Mosby Elsevier. Tonia, Aiken. (1994). Legal, Ethical & Political Issues in Nursing. 2nd Ed. Philadelphia. FA Davis. Watson, J. (2008 ). Nursing :The Philosophy and Science of Caring. University of Colorado– Denver : Anschutz Medical Center
16