12
RANCANGAN PROMOSI KESEHATAN
BAHAYA PENGGUNAAN PLASTIK PADA MAKANAN
KEPADA IBU RUMAH TANGGA
Oleh:
Iknewati Mega Rosita NIM. 13.024 Angkatan 2013/2014
AKADEMI ANALIS FARMASI DAN MAKANAN PUTRA INDONESIA
MALANG
2015
KATA PENGANTAR
Salam Sejahtera,
Terimakasih di utarakan kepada Tuhan Yesus atas mukjizat dan bimbinganNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Tugas Akhir mata kuliah Teknik Komputasi yang diselenggarakan di Akademi Analis Farmasi dan Makanan Putra Indonesia Malang angkatan tahun 2014/2015.
Banyak pihak yang telah membantu terselesaikannya Tugas Akhir ini, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya, atas bimbingan yang telah diberikan selama menyelesaikan portofolio ini. Ucapan terima kasih ini, penulis sampaikan kepada :
Tuhan Yesus yang selalu menyertai langkah kehidupan saya.
Bp. Dani, selaku dosen pengajar mata kuliah Teknik Komputasi.
Teman-teman Akafarma 4A yang selalu saling menguatkan satu sama lain
ル-ナ, yang masih selalu bisa membuat saya menyunggingkan senyum.
Andela Yuwono, yang sudah menancapkan panah srikandinya di hati saya.
Stella Cornelia, Thalia, Michele Christo, Elaine Hartanto, yang selalu menjadi api penyemangat.
Serta semua pihak yang tidak dapat saya sebut satu-persatu yang telah banyak membantu saya.
Namun demikian dengan segala kerendahan hati penulis mengakui Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, penulis mohon bagi para pembaca untuk berkenan memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan Tugas Akhir ini.
Semoga Tugas Akhir ini membawa manfaat bagi segenap pembacanya dan dapat membantu para mahasiswa/i untuk memiliki wawasan yang luas.
Salam Sejahtera.
Malang, 5 Juli 2015
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
BAB I 4
PENDAHULUAN 4
1.1 Latar Belakang 4
BAB II 6
TUJUAN DAN SASARAN 6
2.1 Tujuan 6
2.2 Sasaran 8
Strategi yang digunakan 8
BAB III 9
ANALISA PERILAKU 9
3.1 Perilaku Sebelum 10
3.2 Perubahan Perilaku 10
3.3 Perilaku Sesudah 11
BAB IV 11
RENCANA PELAKSANAAN PROMOSI KESEHATAN 11
4.1 Tempat Pelaksanaan 12
4.2 Waktu 12
4.3 Isi 12
a) Mengenal Masalah, Masyarakat dan Wilayah 12
b) Menentukan Isi Penyuluhan 12
4.4 Metode 13
Memilih Alat Peraga 13
BAB V 13
PENUTUP 13
5.1 Kesimpulan 14
5.2 Saran 14
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Hampir semua makanan yang dijual di masyarakat menggunakan pembungkus berbahan plastik. Kemasan yang terbuat dari plastik itu dipakai karena ringan, tidak mudah pecah, harganya murah, dan untuk mendapatkannya sangat mudah. Tetapi di balik segi positifnya tersebut, ternyata plastik memiliki potensi buruk bagi kesehatan masyarakat. Sayangnya, masih banyak masyarakat yang kurang menyadari bahaya yang ditimbulkan penggunaan plastik sebagai pembungkus makanan. Misalnya, para pedagang makanan di Medan tidak peduli mengenai peringatan bahaya penggunaan kantong kresek warna hitam sebagai pembungkus makanan.
Produk pangan memerlukan kemasan agar dapat dipasarkan dan didistribusikan secara luas, mempermudah konsumen untuk mengenali serta membawanya, memperpanjang masa simpan serta mempertahankan citarasa dan kerenyahan. Kemasan pangan digunakan untuk mewadahi dan/atau membungkus pangan baik yang bersentuhan langsung maupun tidak langsung dengan makanan dan bahan pangan, disamping itu kemasan pangan juga mempunyai berbagai fungsi lain, diantaranya untuk menjaga pangan tetap bersih serta mencegah terjadinya kontaminasi mikroorganisme; menjaga produk dari kerusakan fisik; menjaga produk dari kerusakan kimiawi (misalnya kelembaban/uap air), memberikan informasi mengenai produk pangan dan instruksi cara penyimpanan yang baik maupun cara memasak sertanilai gizi pada label.
Dalam memilih jenis kemasan, faktor keamanan penting dipertimbangkan.
Penggunaan plastik sebagai pengemas pangan banyak dipergunakan dengan pertimbangan keunggulannya dalam hal bentuknya yang fleksibel sehingga mudah mengikuti bentuk pangan yang dikemas; berbobot ringan; tidak mudah pecah; bersifat transparan/tembus pandang, mudah diberi label dan dibuat dalam aneka warna, dapat diproduksi secara massal, harga relatif murah dan terdapat berbagai jenis pilihan bahan dasar plastik. Kemasan yang paling sering dijumpai saat ini adalah plastik dan styrofoam. Dalam dua dasarwarsa terakhir, kemasan plastic merebut pangsa pasar kemasan dunia, mengungguli kemasan kaleng dan gelas, mendominasi industri makanan di Indonesia dan kemasan luwes (fleksibel) menempati porsi 80%. Jumlah plastik yang digunakan untuk mengemas, menyimpan dan membungkus makanan mencapai 53% khusus untuk kemasan luwes, sedangkan kemasan kaku sudah mulai banyak digunakan untuk minuman.
Bahan kemasan plastik tersusun dari polimer-polimer, berasal dari bahan mentah berupa monomer, selain itu juga mengandung bahan aditif yang diperlukan untuk memperbaiki sifat fisiko kimia plastik tersebut, dan disebut komponen non plastik. Kemasan plastik memiliki beberapa keunggulan karena sifatnya yang kuat, tetapi ringan, inert, tidak berkarat. dan bersifat termoplastik (heat seal) serta dapat diberi warna. Aspek negatif kemasan plastik adalah bila monomer-monomer bermigrasi ke dalam bahan makanan yang dikemas, yang merupakan bagian yang berbahaya bagi manusia karena bersifat karsinogenik, sehingga makanan yang dikonsumsi tidak memenuhi kaidah keamanan pangan atau Food Safety.
Jenis plastik tertentu (misalnya PE, PP, PVC) tidak tahan panas, berpotensi melepaskan migran berbahaya yang berasal dari sisa monomer dari polimer sehingga merupakan kelemahan dalam pemilihan kemasan plastik apabila tidak dilakukan dengan mempertimbangkan aspek keamanan pangan, dan plastik merupakan bahan yang sulit terbiodegradasi sehingga dapat mencemari lingkungan.
Pada penjual makanan jajanan (street food), penggunaan kantung kresek seringkali dilakukan dengan tidak tepat, akibat kurangnya pengetahuan bahwa bahan dasarnya berasal dari daur ulang berbagai jenis plastik, sehingga penggunaannya untuk pembungkus makanan dalam keadaan panas, seperti bakso kuah panas, bakmi kuah panas, bubur panas, gorengan panas, sehingga suhu yang relative tinggi akan membantu migrasi bahan kimia plastik ke dalam makanan.
Bagi yang suka memanaskan makanan dengan microwave, wadah plastik untuk memanaskan lauk, apabila tidak memenuhi syarat food grade, maka monomer-monomer plastik akan bermigrasi danikut bercampur dengan makanan dan memberikan efek karsinogenik.
Dilakukan penyuluhan kepada konsumen karena dinilai lebih efektif dibanding dengan melakukan penyuluhan/promosi kesehatan kepada produsen, karea kita semua tau plastik pembungkus makanan murah dibanding yang lain, sehingga jika dilakukan promosi ke produsen hal ini tidak tepat sasaran karena sebagian besar produsen akan lebih mementingkan keuntungan ekonomis dari penggunaan plastik.
BAB II
TUJUAN DAN SASARAN
2.1 Tujuan
1. Melakukan Promosi Kesehatan kepada masyarakat selaku konsumen dari produk-produk makanan yang beredar dipasaran yang 80% nya dikemas dalam kemasan plastik.
2. memberi penyuluhan terhadap bahaya palstik jika digunakan sebagi pengemas makanan.
Dari dua tujuan yang diambil diatas akan terlihat bagaima suatu proses adopsi dapat terlaksana atau tidak, hal ini sesuai dengan teori adopsi yaitu proses yang dialami seseorang dari mulai ia berkenalan dengan suatu inovasi hingga yang bersangkutan menerima (adoption) atau menolak inovasi tersebut. Ada lima tahapan dalam proses adopsi ini yaitu :
Awarness/Tahu
Pada tahap ini individu berkenalan dengan suatu inovasi/ suatu penyuluhan dimana penyuluhan ini mengenai bahaya plastik sebgai pembungkus makanan. Pada taha ini individu belum cukup memperoleh informasi tentang bahaya dari penggunaan plastik pada makanan, pada tahap ini individu mulai tau namun belum merasa tergugah untuk mencari informasi bahaya plastik lebih lanjut.
Interest/Tertarik
Pada tahap ini individu sudah menegtahui informasi tentang bahaya penggunaan plastik sebagai pembungkus makanan, sehingga individu mulai tergugah untuk memperoleh informasi lebih banyak.
Evaluation/Penilaian
Pada tahap ini individu melakukan sebuah penilaian apakah promosi kesehatan mengenai bahaya plastik sebagi pembungkus makanan ini cocok bagai situasi dirinya sendiri ataupun di masa datang.
Trial/Percobaan
Pada tahap ini individu mulai menerapkan inovasi yaitu seperti mulai meninggalkan penggunaan pembungkus makanan dari plastik. Dari hasil trial inilah yang akan menentukan individu tersebut mau menerima atau menolak promosi kesehatan yang telah dilakukan.
Adops/Menerima
Pada tahap ini individu sudah memutuskan akan terus menerima dan melaksanakan inovasi dari promosi kesehatan yang telah dilakukan.
Adapun bagan sumber komunikasi dalam teori adopsi adalah sebagai berikut :
2.2 Sasaran
Sasaran primer pada umumnya menjadi sasaran langsung promosi kesehatan. Sesuai dengan permasalahan diatas, maka sasaran primernya adalah konsumen yang lebi mengarah pada Ibu Rumah Tangga.
Sasaran sekunder seperti Tokoh masyarakat yang dapat menjadi acuan untuk mengubah perilaku masyarakat tersebut adalah pihak kesehatan.
Secara spesifik sasaran yang kami bidik adalah :
Ibu Rumah Tangga
Pekerja Kantoran
Buruh Pabrik
Salesman
Tukang Becak
Kuli
Anak Sekolah
Mahasiswa
Anak Kos
Manula
Seacara keseluhuran sasaran yang kami bidik adalah semua konsumen pangan.
Strategi yang digunakan
Strategi yang digunakan dalam promosi kesehatan ini adalah Strategi Global yang meliputi :
Advokasi (Advocacy)
Advokasi adalah kegiatan untuk meyakinkan orang lain, agar orang lain terse but membantu atau mendukung terhadap apa yang diinginkan.Dukungan Sosial (Social support)
Strategi dukungan sosial ini adalah suatu kegiatan untuk mencari dukungan sosial melalui tokoh-tokoh masyarakat (toma), baik tokoh masyarakat formal maupun informal. Tujuan utama kegiatan ini adalah agar para tokoh masyarakat, sebagai jembatan antara sektor kesehatan sebagai (pelaksana program kesehatan) dengan masyarakat (penerima program) kesehatan.
Pemberdayaan Masyarakat (Empowerment)
Pemberdayaan adalah strategi promosi kesehatan yang ditujukan kepada masyarakat langsung. Tujuan utama pember¬dayaan adalah mewujudkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri (visi promosi kesehatan).
BAB III
ANALISA PERILAKU
3.1 Perilaku Sebelum
Perilaku adalah bentuk respon dari stimulus/rangasangan yang diberikan dari luar organisme, namaun dalam pemberian respon sangat tergantung dari faktor-faktor lain dari orang yang bersangkutan.
Adapun faktor yang mempengaruhi respon terhadap stimulus disebut dengan determinan perilaku. Determinan perilaku dapat dibedakan menjadi dua yaitu :
Determinan Faktor Internal
Yaitu bawaan dari masing-masing individu misalnya tingkat kecerdasan, emosional, jenis kelamin dsb.
Determinan Faktor Eksternal
Yaitu lingkungan, sosial, budaya, ekonomi, politik dsb. Faktor lingkungan inilah yang biasanay lebih dominan mewarnai perubahan perilaku individu.
Adapun perilaku awal sebelum dilakukan promosi kesehatan mengenai bahaya penggunaan platik sebagai kemasan makanan adalah konsumen banyak yang acuh tak acuh menegnai bahaya plastik ini, konsumen menilai penggunaan plastik dinilai lebih efektif dan simpel serta murah untuk pembungkus makanan. Padahal mereka tidak tahu bahwa penggunaan tersebut berbahaya bagi kesehatan.
Adapun diagram yang diharapkan setelah dilakukan promosi kesehatan yang dilakukan adalah sebagai berikut :
3.2 Perubahan Perilaku
Perubahan perilaku seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti telah disebutkan diatas.
Dalam rencana promosi kesehatan ini kami menilai perubahan perilaku yang akan diberikan oleh koresponden yang mengikuti promosi kesehatan adalah perubahan perilaku yang sesuai dengan Teori Fungsi, yaitu :
Berdasarkan anggapan bahwa perubahan perilaku individu tergantung kepada keutuhan. Berarti bahwa stimulus yang dapat mengakibatkan perubahan perilaku seseorang adalah apabila stimulus tersebut dapat dimengerti dalam konteks kebutuhan orang tersebut. Katz (1960) mengatakan bahwa perilaku dilatarbelakangi oleh kebutuhan individu yang bersangkutan. Asumsinya bahwa :
Perilaku memiliki fungsi instrumental, artinya dapat berfungsi dan memberikan pelayanan terhadap kebutuhan misalnya membuat jamban bila jamban tersebut benar- benar sudah menjadi kebutuhan.
Perilaku berfungsi sebagai defence mecanicm/pertahanan diri dalam menghadapi lingkungannya.
Perilaku berfungsi sebagai penerima obyek dan pemberi arti. Seseorang senantiasa menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Perilaku berfungsi sebagai nilai ekspresif dari diri seseorang dalam menjawab suatu situasi. Merupakan konsep diri dan pencerminan dari hati snubari. Misalnya orang sedang marah, senang, gusar.
3.3 Perilaku Sesudah
Adapun perilaku sesudah dilakukan promosi kesehatan mengenai bahaya penggunaan plastik sebagai pembungkus makanan yang di harapkan adalah sebagai berikut :
Koresponden dapat memahami bahaya plastik bagi kesehatan.
Koresponden dapat mengajak memulai perubahan dari diri sendiri dengan meminimalisir penggunaan plastik.
Koresponden dapat secara perlahan meninggalkan penggunaan plastik sebagai pembungkus makanan.
Untuk menhetahui apakah perubahan perilaku sesudah dilakukan promosi kesehatan telah tercapai atau belum maka, kami akan memberi angket kepada koresponden sebelum promosi kesehatan diakhiri.
BAB IV
RENCANA PELAKSANAAN PROMOSI KESEHATAN
4.1 Tempat Pelaksanaan
Tempat Pelaksanaan :
PKK Ibu-ibu Rumah Tangga RW XIV Kec. Sawojajar. Kel. Kedungkandang, Malang.
Di Balai RW XIV.
4.2 Waktu
Waktu :
Senin, 4 Mei 2015
4.3 Isi
Mengenal Masalah, Masyarakat dan Wilayah
Masalah yang akan kami angkat dalam Perencanaan Promosi Kesehatan kali ini adalah Bahaya Plastik sebagai Pembungkus Makanan. Dimana seperti telah dijabarkan diatas bahwa plastik merupakan agen/perkusor pembawa kanker jika di gunakan untuk makanan karena senyawa dalam polimer plastik akan menjadi radikal jika terkena panas.
Masalah yang kami angkat termasuk hal sepele dalam masyarakat, masyarakat cenderung apatis dan meremehkan, dan kemungkinan sebagian besar belum mengetahui bahwa plastik adalah perkusor kanker. Maka kami melakukan perencanaan promosi kesehatan tentang bahaya plastik sebagai pembungkus makanan, promosi kesehatan kami lakukan dari tingkat paling kecil yaitu ceramah serta diskusi bersama di tingkat RT di lingkukan rumah kami.
Menentukan Isi Penyuluhan
Isi penyuluhan berupa ceramah mengenai bahaya plastik jika digunakan sebagai pembungkus makanan, dampak dari penggunaan plastik jika di gunakan untuk makanan, keuntungan jika koresponden tidak menggunakan plastik untuk makanan/ melakukan anjuran dari penyuluh, serta pesan singkat yang dirasa efektif dan tidak ruwet, sehingga dapat dilaksanakan oleh koresponden.
Metode
Adapun metode yang digunakan dalam promosi kesehatan ini adalah Metode Kelompok Besar dengan metode Ceramah yang dimodifikasi. Yaitu ceramah yang dilakukan pada awal dan diskusi terbuka setelah ceramah serta di dukung dengan alat bantu berupa flip chart dan leaflet yang akan dibagi pada pertengahan ceramah.
Memilih Alat Peraga
Alat peraga yang kami gunakan adalah flip chart yang akan kami presentasikan, leaflet yang kami bagikan di pertengahan ceramah dan contoh makanan dalam plastik.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Promosi Kesehatan ini dilakukan untuk konsumen pangan dengan sasaran utama adalah ibu rumah tangga.
Promosi Kesehatan dilakukan dengan cara Metode Pendidikan Kelompok Besar dengan cara ceramah yang di lanjutkan dengan diskusi terbuka.
Saat dilakukan Promosi Kesehatan di gunakan alat bantu peraga flip chart yang akan kami presentasikan, leaflet yang kami bagikan di pertengahan ceramah dan contoh makanan dalam plastik.
5.2 Saran
Sebaiknya Promosi Kesehatan dilakukan secara berkala dan berulang karena untuk permasalahan yang telah menjadi budaya seperti ini dibutuhkan waktu yang cukup lama untuk mengetahui promosi kesehatan ini dapat di terima serta dilaksanakan atau tidak.