METODE PELAKSANAAN Kegiatan Paket Pekerjaan Lokasi I.
: Pembangunan Jembatan Tahun Anggaran 2017 : Box Culvert Jl.Babussalam Kel. Bangkal, Kecamatan Cempaka (Paket 2) : Banjarbaru
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam pelaksanaan pekerjaan, penentuan metode pelaksanaan sangat penting, karena penentuan metode yang tepat sesuai dengan pekerjaan dan kondisi akan menentukan kinerja pelaksanaan pekerjaan tersebut. Metode pelaksanaan ini merupakan suatu teknis pelaksanaan yang telah direncanakan secara cermat sebelum pekerjaan berlangsung. Metode Pelaksanaan ini diajukan sebagai kelengkapan teknis pekerjaan dilapangan dalam memulai suatu pelaksanaan pekerjaan.. 1.2 Maksud dan Tujuan Tujuan pembuatan metode pelaksanaan ini adalah acuan dalam pelaksanaan pekerjaan dilapangan agar sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan baik biaya, mutu dan waktu. Didalam metode pelaksanaan ini tercantum sistem kerja lapangan yang akan dipakai mulai dari awal kegiatan hingga selesai, yang terdiri dari site management hingga quality control pekerjaan serta unsur - unsur terkait selama pekerjaan berlangsung, sehingga apa yang menjadi target dan rencana yang telah ditetapkan dapat terlaksana dengan baik. Berikut kami tampilkan beberapa metode pelaksanaan sehingga dengan adanya metode ini diharapkan akan dapat memandu berjalannya proses pekerjaan dengan baik dengan maksud : • Pengaturan pekerjaan dilapangan lebih terkontrol • Penggunaan sumber daya akan lebih maksimal • Penggunaan alat kerja akan lebih efisien • Pengaturan lalu lintas kendaraan di lokasi kegiatan akan lebih teratur. 1.3 Lokasi Lokasi pekerjaan ini tepatnya di Jl.Babussalam Kel. Bangkal, Kecamatan Cempaka, Banjarbaru, Kalimantan Selatan. 1.4 Lingkup Pekerjaan Lingkup Pekerjaan antara lain : - Divisi 1. Umum 1) Mobilisasi - Divisi 3. Pekerjaan Tanah 1) Galian Struktur dengan kedalaman 0 - 2 meter 2) Timbunan Biasa 3) Penyiapan Badan Jalan - Divisi 5. Perkerasan Berbutir 1) Lapis Pondasi Agregat Kelas B - Divisi 7. Struktur 1) Beton mutu sedang fc’20 MPa (K-250) 2) Beton mutu rendah fc’10 Mpa (K-125) 3) Baja Tulangan U 24 Polos 4) Pengadaan dan Pemancangan Cerucuk 5) Pasangan Batu 6) Papan Nama Jembatan 7) Pembongkaran Jembatan Kayu 8) Pipa Drainase Baja diameter 100 mm - Divisi 8. Pengembalian Kondisi Dan Pekerjaan Minor 1) Patok Pengarah
II. METODE PENYELESAIAN PEKERJAAN Metode pelaksanaan pekerjaan yang diuraikan dibawah ini akan dijelaskan mengenai tahapan dan tata carapelaksanaan yang menggambarkan pelaksanaan pekerjaan dari awal sampai akhir, yang disusun berdasarkan dokumenlelang, gambar teknis, dan spesifikasi. Penjelasan ini akan meliputi : Program Mobilisasi
-
Pengendalian Mutu Pekerjaan 2.1 Program Mobilisasi Program mobilisasi yang akan diuraikan didalam bagian ini adalah untuk memberikan penjelasan dan penjabaran mengenai hal-hal yang akan dilakukan oleh CV. Jawahir Pratama didalam masa mobilisasi, program mobilisasi ini meliputi : a. Daftar Mobilisasi Personil Pelaksanaan pekerjaan paket proyek ini mengusulkan staf inti proyek yang terdiri dari : - Pelaksana Lapangan - Surveyor/Quality dan Quantity Control - Pengawas Lapangan - Estimator - Mandor - Tukang - Operator Excavator/Motor Grader - Logistik - Tenaga Kerja yang akan diadakan / dimobilisasi ke lapangan untuk melaksanakan paket pekerjaan ini, terdiri dari Pekerja terlatih, dan Pekerja biasa. Seluruh staf inti proyek tersebut beserta staf lainnya sesuai dengan usulan di dalam Struktur Organisasi Kerja, akan dimobilisasikan ke lokasi proyek dalam kurun waktu 7 (tujuh) hari sejak diterbitkan Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK). Sedangakan mobilisasi tenaga kerja akan disesuaikan dengan kebutuhan yang tercermin dari Rencana Kerja/Schedule. b. Mobilisasi Peralatan Daftar jenis peralatan yang akan dimobilisasi ke lapangan untuk menunjang pelaksanaan pekerjaan utama pada paket proyek ini, sesuai dengan kebutuhan alat untuk melaksanakan pekerjaan. c. Pengukuran Lapangan dan Shop Drawing Dalam periode mobilisasi ini, CV. Jawahir Pratama akan melakukan pengukuran berdasarkan data titik dasar dan titik tetap (Bench Mark) kerangka dasar eksisting, selanjutnya diikuti dengan pemasangan Bench Mark, pengukuran poligon, pengukuran sipat datar, pengukuran situasi detail dan staking out. Hasil dari Pengukuran ini akan disajikan dalam bentuk gambar sesuai skala gambar yang ditentukan dalam spesifikasi teknis, yang akan menghasilkan gambar kerja (shop drawings) berupa gambar situasi, potongan memanjang dan usulan potongan melintang (profil desain). Gambar kerja tersebut akan dimintakan persetujuannya dari Pengawas Proyek / Direksi. Gambar kerja yang telah disetujui tersebut kemudian akan menjadi dasar pelaksanaan pekerjaan dilapangan (Site Execution ). d. Analisa Sumber Material (Quarry) Uraian mengenai analisa sumber material ini dimaksudkan untuk memberi gambaran secara rinci bagaimana bahan dan material dasar untuk pelaksanaan pekerjaan konstruksi ini diperoleh, bagaimana dan dimana proses pengelolahan pencampuran akan dilakukan serta bagaimana proses pengangkutan material tersebut ke lokasi proyek yang dikaitkan dengan pengendalian lalu lintas (traffic management ). 2.2 Pengendalian Mutu Pekerjaan Pengendalian mutu bahan dan hasil pekerjaan di lapangan akan dilakukan dengan berpedoman pada beberapa referensi (standar rujukan) sebagai berikut : a. Spesifikasi Umum dan Spesifikasi Khusus (bila ada) b. Standar AASHTO dan Standar Nasional Indonesia (SNI) Prosedur pengendalian mutu akan dilakukan sejak pengadaan seluruh bahan dasar yang akan digunakan dalam pekerjaan ini. Pengendalian mutu ini dijalankan untuk memeriksa dan menjamin bahwa bahan-bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini telah memenuhi atau melebihi ketentuan yang disyaratkan dalam spesifikasi. Pemeriksaan mutu bahan tersebut akan dilakukan secara intern CV. Jawahir Pratama dengan melibatkan Quality Control di lapangan. Hasil pengendalian mutu secara intern ini, selanjutnya akan diperiksakan secara extern dengan melibatkan pihak external untuk mendapatkan persetujuan, dalam hal ini adalah dari konsultan pengawas dan Direksi Pekerjaan.
III. PEKERJAAN UTAMA 3.1 Pekerjaan Umum ( Mobilisasi ) a. Pekerjaan Persiapan & Mobilisasi
Pekerjaan Persiapan adalah pekerjaan awal yang meliputi kegiatan-kegiatan pendahuluan untuk mendukung permulaan proyek meliputi : 1) Pembuatan Job Mix Design Sebelum pekerjaan utama dilaksakan terlebih dahulu dilaksakan pengambilan sampel bahan dari quary yang berada di lokasi setempat atau yang berdekatan dengan lokasi tersebut, diantanya: batu, pasir dan bahan Timbunan Pilihan selanjutnya dibawa ke laboratorium job Mix Formula/Job Mix Design yang akan dipakai sebagai acuan kerja dalam pelaksanaan proyek. 2) Kantor Lapangan dan Fasilitasnya Tahap berikutnya penentuan lokasi basecamp, pembuatan Kantor Lapangan dan fasilitasnya dilokasi proyek dan kemudian dilanjutkan dengan mobilisasi peralatan yang diperlukan sesuai dengan tahapan pelaksaan pekerjaan. 3) Pengaturan Arus Transportasi dan Pemeliharaan Terhadap Arus Lalu Lintas Untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan, penganturan arus lalu lintas transportasi dilakukan dengan pembuatan tanda-tanda lalu lintas yang memadai disetiap kegiatan lapangan. Bila diperlukan dapat ditempatkan petugas pemberi isyarat yang bertugas mengatur arus lalu lintas pada saat pelaksanaan. 4) Rekayasa Lapangan Dengan petunjuk Direksi Teknis survey/rekayasa lapangan dilaksanakan untuk menentukan kondisi fisik dan strucktural dari pekerjaan dan fasilitas yang ada dilokasi pekerjaan, sehingga dimungkinkan untuk mengadakan peninjauan ulang terhadap rancangan kerja yang telah diberikan sytem dan tatacara survey dikordinasikan dengan direksi teknis 5) Material dan Penyimpanan Bahan yang akan digunakan didalam pekerjaan harus menemui spesifikasi dan standard yang berlaku, baik ukuran, type maupun ketentuan lainnya sesuai petunjuk Direksi Teknis. Semua material yang akan digunakan untuk proses pembuatan Concrete diambil dari Quary Sungai yang berada di lokasi setempat. 6) Jadwal Konstruksi Jadwal kontruksi dibuat pihak kontraktor, diajukan kepada Direksi Teknis untuk dibahas dan mendapatkan persetujuan pada saat dilaksanakan rapat pendahuluan (Pre Construction Meeting/PCM) 7) Pelaksanaan Mobilisasi Peralatan Dalam pelaksanaan proyek ini mobilisasi meliputi : - Concrete Mixer - Dump Truck - Excavator - Generator Set - Motor Grader - Vibratory Roller - Concrete Vibrator - Water Pump - Water Tanker - Stamper - Concrete Pump - Truck Mixer (Agitator) 8) Papan Nama Proyek - Papan Nama ini digunakan sebagai identitas dan informasi mengenai proyek. - Papan nama proyek dibuat dengan ukuran atas persetujuan Direksi pekerjaan - Bahan yang dipakai : kayu kaso, baliho dan lain-lain. - Papan nama Proyek dipasang dipangkal dan ujung lokasi pekerjaan. - Papan nama dipelihara selama pelaksanaan proyek. 3.2 Pekerjaan Tanah a. Galian Struktur dengan kedalaman 0 - 2 meter Pelaksanaan galian biasa ini prosedurnya sebagai berikut : 1) Pekerjaan galian sedalam minimal 2 meter (disesuaikan dengan kontur tanah di lokasi pekerjaan) dan pengupasan dinding tanah, untuk struktur box culvert. 2) Tanah yang digali dan dikupas berada di pinggir jalan. Penggalian dilakukan dengan menggunakan excavator. Hasil galian ditimbun di lokasi untuk sementara. 3) Pemasangan Bouwplank pada galian untuk pengecekan kelurusan maupun elevasi dengan jarak maksimum 20 m untuk menghindari lendutan benang acuan, pada sisi luar untuk kelurusan pemasangan struktur.
b.
c.
Timbunan Biasa Timbunan Biasa adalah pekerjaan penimbunan dengan menggunakan tanah dari hasil galian. 1) Timbunan tanah dari sumber galian digunakan untuk pemadatan permukaan tanah pada akhir pekerjaan struktur. 2) Material tanah dipadatkan dengan menggunakan vibratory roller. Selama pemadatan, sekelompok pekerja akan merapikan tepian hamparan dan level permukaan dengan menggunakan alat bantu. 3) Excavator menggali sisa timbunan tanah dan memuat ke dalam dump truck. Dump truck membawa sisa timbunan ke lapangan penumpukan yang akan ditentukan kemudian. Penyiapan Badan Jalan 1) Pekerjaan Penyiapan Badan Jalan dilakukan setelah seluruh pekerjaan galian tanah (cutting) untuk box culvert selesai dan telah memenuhi ketentuan elevasi yang ditentukan dalam perencanaan serta telah disetujui oleh Direksi Lapangan barulah dilakukan penyiapan badan jalan dengan ukuran sesuai gambar rencana/bestek. Badan jalan yang dimaksud disini adalah badan jalan untuk oprit box culvert 2) Prosedur pelaksanaan Penyiapan Badan Jalan sebagai berikut: a) Motor Grader meratakan permukaan hasil galian b) Vibro Roller memadatkan permukaan yang telah dipotong/diratakan oleh Motor Grader c) Sekelompok pekerja akan membantu meratakan badan jalan dengan alat bantu
3.3 Perkerasan Berbutir a. Lapis Pondasi Agregat Kelas B Pembangunan Lapis Pondasi Agregat Kelas B terdiri dari pengadaan, pemrosesan, pengangkutan, penghamparan, penyiraman dengan air, dan pemadatan agregat batu atau kerikil alami pilihan dalam Lapis Pondasi Agregat Kelas B, di atas lapis tanah dasar yang telah disiapkan. Untuk pelaksanaan pekerjaan lapis pondasi Agregat Kelas B dengan prosedur sebagai berikut: 1) Pengangkutan material ke lokasi pekerjaan menggunakan dump truck dan loadingnya dilakukan dengan menggunakan wheel loader. Pengecekan dan pencatatan volume material dilakukan pada saat dilokasi pekerjaan sebelum material di turunkan. Material diturunkan dengan jarak dan volume tertentu untuk memudahkan proses penghamparan agar tidak terjadi kelebihan material di satu tempat dan kekurangan material di tempat lain. 2) Penghamparan material dilakukan dengan menggunakan motor grader. Dalam tahap penghamparan ini harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut: (a) kondisi cuaca; (b) panjang hamparan, lebar hamparan, dan tebal hamparan; (c) material yang tidak dipakai dipisahkan dan ditempatkan pada lokasi yang telah ditetapkan; 3) Hamparan agregat dibasahi dengan Water Tank Truck sebelum dipadatkan dengan Tandem Roller. 4) Pada penghamparan akhir sampai ketebalan dan kemirngan melintang yang diperlukan, dilaksanakan dengan cara cadangan sekitar 10% pengurangan ketebalan untuk pemadatan bahan-bahan Lapis Pondasi Agregat Kelas B segera setelah penghamparan dan pembentukan akhir setiap lapisan 5) Pemadatan dilakukan dengan menggunakan vibra roller, dimulai dari bagian tepi ke bagian tengah. 6) Saat penggilasan untuk pembentukan dan pemadatan alat pengilas maju sedikit demi sedikit dari pinggir ke tengah dari perkerasan, sejajar dengan sumbu jalan dan dilaksanakan dalam operasi yang terus menerus untuk membuat pemadatan matang yang merata. Pada bagian super elevasi, miring melintang atau kemiringan yang terjal, penggilasan harus berjalan dari bagian Jalan yang lebih rendah menuju kebagian atas. 7) Selama pemadatan, sekelompok pekerja akan merapikan tepi hamparan dan level permukaan dengan menggunakan alat bantu 8) Setiap ketidak aturan atau penurunan setempat yang mungkin terjadi, harus diperbaiki dengan membongkar permukaan yang sudah dipadatkan, menggaruk. Bahan pengisi tambahkan yaitu setiap timbul rongga diantara agregat-agregat. Penempatan bahan pengisi / halus dan penggilasan harus diteruskan sampai isian berikut tidak dapat dimasukkan lagi. Pada akhir pekerjaan, permukaan lapisan Makadam harus menyerupai batu mozaik yang padat dan bebas dari rongga-rongga.
3.4 Struktur a. Beton mutu sedang fc’20 MPa (K-250) Sesuai gambar dalam dokumen tender, maka volume pekerjaan beton K-250 akan digunakan sesuai gambar atau petunjuk Direksi dan atau pekerjaan lainnya sesuai hasil field engineering yang telah disetujui Direksi Pekerjaan. Beton K-250 dipakaiuntuk struktur box culvert. 1) Beton K-250 di produksi secara manual (concrete mixer). Material berupa pasir, semen dan agregatkasar diterima dilokasi pekerjaan. 2) Secara umum tahapan pelaksanaan pekerjaan beton K-250 untuk pekerjaan diatas dapat diuraikan secara berikut : Pekerjaan akan dimulai dengan pembuatan shop drawings untuk kemudian dimintakan persetujuannya dari Direksi Pekerjaan. Baja Tulangan yang telah dirakit (cutting and bending) di base camp akan dibawa kelokasi pekerjaan untuk dipasangkan sesuai shop drawings. Baja tulangan akan dipasangkan / diikat dengan menggunakan kawat beton. Pekerjaan dilanjutkan dengan pembuatan dan pemasangan bekisting yang terbuat dari balok kayu dan multiplex untuk membentuk dimensi struktur sesuai shop drawings. Sebelum dilakukan pengecoran beton, maka semua hasil rakitan penulangan dan bekisting akan dibersihkan terlebih dahulu dan dimintakan persetujuannya dari Direksi Pekerjaan. Untuk menjaga agar tidak terjadi pemisahan agregat (segredasi) dari beton, maka pengecoran beton akan dilakukan dengan menggunakan luncuran manual. Selama proses pengecoran, beton akan diperiksa kekentalannya dengan uji slump dan terhadap beton yang lolos uji, akan dituangkan dan pemadatan beton akan dilakukan dengan menggunakan concrete vibrator sedemikian rupa agar tidak terjadi bleeding. Untuk mengetahui kondisi kekuatan beton, maka atas persetujuan Direksi Pekerjaan, akan dilakukan pengambilan dan pembuatan benda uji kubus/silinder. b. Beton mutu rendah fc’10 Mpa (K-125) Sesuai gambar dalam dokumen tender, maka volume pekerjaan beton K-125 akan digunakan sebagai lantai kerja Box culvert atau sesuai gambar dan petunjuk Direksi dan atau pekerjaan lainnya sesuai hasil field engineering yang telah disetujui Direksi Pekerjaan. Lantai kerja ini dikerjakan setelah pekerjaan pancangan galam dan urugan pasir selesai dilaksanakan 1) Beton K-125 di produksi secara manual (concrete mixer). Material berupa pasir, semen dan agregatkasar diterima dilokasi pekerjaan. 2) Secara umum tahapan pelaksanaan pekerjaan beton K-125 untuk pekerjaan diatas dapat diuraikan secara berikut : Pekerjaan akan dimulai dengan pembuatan shop drawings untuk kemudian dimintakan persetujuannya dari Direksi Pekerjaan. Pekerjaan dilanjutkan dengan pembuatan dan pemasangan bekisting yang terbuat dari balok kayu dan multiplex untuk membentuk dimensi struktur sesuai shop drawings. Sebelum dilakukan pengecoran beton, maka bekisting akan dibersihkan terlebih dahulu dan dimintakan persetujuannya dari Direksi Pekerjaan. Untuk menjaga agar tidak terjadi pemisahan agregat (segredasi) dari beton, maka pengecoranbeton akan dilakukan dengan menggunakan luncuran manual. Selama proses pengecoran, beton akan diperiksa kekentalannya dengan uji slump dan terhadap beton yang lolos uji, akan dituangkan dan pemadatan beton akan dilakukan dengan menggunakan concrete vibrator sedemikian rupa agar tidak terjadi bleeding. c. Baja Tulangan U 24 Polos Pelaksanaan ini untuk pemotongan besi sesuai dengan ukuran gambar dilaksanakan di Base Camp Kontraktor, sesudah itu diangkut ke lokasi pekerjaan (site) 1) Besi beton yang digunakan mutu U-24, dan seterusnya tergantung yang ditentukan. Yang penting harus dinyatakan oleh tes Laboratorium resmi dan sah. 2) Besi harus bersih dan tidak mengandung minyak / lemak, asam, alkali dan bebas dari cacat seperti serpih-serpih. Penampang besi harus bulat serta memenuhi persyaratan yang disyaratkan.
3)
d.
e.
f.
g.
h.
Pabrikasi besi beton berdasarkan ukuran gambar kerja dan direksi pengawas lapangan. 4) Batang tulangan dipasang/disusun sesuai dengan gambar pelaksanaan dan persilangannya diikat kawat. Pengadaan dan Pemancangan Cerucuk Pekerjaan ini dilaksanakan setelah pekerjaan galian tanah selesai dilakukan. Pemancangan dilakukan dengan kayu galam Ø 10-12 cm dengan panjang 7 m untuk box culvert dan kayu galam Ø 10-12 cm dengan panjang 4 m untuk pasangan batu, dipancang per jarak 40 cm dengan disesuaikan dengan gambar dan bestek. Pasangan Batu 1) Pekerjaan pasangan batu dilaksanakan setelah pekerjaan pemancangan cerucuk galam, berfungsi sebagai penahan partikel tanah pada oprit box culvert. 2) Semen, pasir dan air dicampur dan diaduk menjadi mortar dengan menggunakan concrete mixer. Mortar yang telah diaduk rata dituang ke dalam dolaks (penampungan adukan terbuat dari kayu) agar mortar tidak tercampur dengan partikel tanah. 3) Mortar diangkut oleh kelompok pekerja dengan menggunakan alat bantu. Mandor agar memastikan komposisi adukan sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan. 4) Batu belah dipilih agar memperoleh ukuran yang hampir seragam, dibersihkan dan dibasahi sebelum dipasang. Pemasangan memperhatikan kerapatan antar batu yang direkat dengan mortar, selain mempertimbangkan segi estetika. 5) Pemasangan Bouwplank pada galian untuk pengecekan kelurusan maupun elevasi dengan jarak maksimum 20 m untuk menghindari lendutan benang acuan. Sebaiknya dengan 2 benang dimana yang satu pada a sedang lainnya pada sisi luar untuk kelurusan pamasangan batu. Terakhir, perapihan dan pembesihan lokasi pekerjaan. 6) Water tanker digunakan sebagai sumber pasokan air untuk mendukung seluruh kegiatan. Papan Nama Jembatan Tahapan pemasangan Papan Nama Jembatan adalah sebagai berikut: 1) Penyediaan Papan Nama Jembatan Dalam penyediaan papan nama jembatan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain: Papan nama jembatan terbuat dari bahan marmer atau batu alam atau bahan lain yang disetujui oleh direksi pekerjaan Bentuk dan dimensi papan nama sesuai dengan apa yang ditunjukkan dalam gambar rencana Papan nama diukir nama, nomor, tahun pembuatan dan lambang kementerian pekerjaan umum atau keterangan lain yang telah disetujui direksi pekerjaan 2) Pemasangan Papan Nama Jembatan Papan Nama Jembatan dipasang ditempat yang sesuai dengan apa yang ditunjukkan gambar rencana, biasanya dipasang di parapet jembatan. Papan Nama Jembatan dipasang secara manual menggunakan alat bantu dan menggunakan adukan semen sebagai perekat. setelah itu, Finishing dengan membersihkan papan nama jembatan dari kotoran-kotoran seperti sisa adukan semen atau yang lainnya. Pembongkaran Jembatan Kayu Sebelum dilakukan pekerjaan pembongkaran, jembatan sementara harus dibuat dulu dan pengaturan pengalihan lalu lintas telah dimintakan persetujuan dengan pihak terkait. Pengamanan keamanan pemakai lalu lintas harus dijaga pada saat pembongkaran. Adapun cara kerja pembongkaran sebagai berikut : 1) Bidang yang akan dibongkar ditandai dengan cat/kapur 2) Pembongkaran dilakukan dengan, linggis, palu, ganco dan crane, dimuat ke dlm Truk dengan Loader 3) material hasil bongkaran dibawa dengan Dump Truck ke lokasi base camp/kantor Proyek untuk disimpan Pipa Drainase Baja diameter 100 mm Pipa penyalur adalah pipa pembuangan air hujan yang terletak pada lantai jembatan/box culvert ke arah bawah, Diameter minimum 100 mm dengan Bahan baja galvanis. Panjang pipa cucuran 20 cm lebih panjang dari bagian terbawah struktur utama bangunan atas.
3.5 Pengembalian Kondisi Dan Pekerjaan Minor a. Patok Pengarah
Pekerjaan patok pengarah patok yang terbuat dari beton bertulang pracetak dengan mutu K175 (15 MPa) yang diberi cat sedemikian rupa mengikuti Spesifikasi dan sesuai gambar dengan tinggi total sesuai ditunjukkan dalam gambar. Pekerjaan ini dilakukan secara manual dengan urutan pekerjaan sebagai berikut : 1) Patok beton dicetak dilokasi pembuatan, kemudian patok-patok beton dimuat dari lokasi pembuatan dengan Dump Truck menuju lokasi pemasangan. Patok dipasang dilokasi yang telah digali yang ditentukan dengan jarak-jarak antara patok mengacu pada gambar rencana. 2) Peralatan yang digunakan adalah : Dump Truck dan alat bantu 3) Volume pekerjaan ini = 48 Buah IV. PEKERJAAN LAIN-LAIN 4.1 Administrasi / Dokumentasi Untuk melengkapi Administrasi/Dokumentasi dan laporan-laporan akan dikerjakan : a. Laporan berkala secara menyeluruh b. Catatan kemajuan pekerjaan, yang ditandatangani oleh Direksi Pekerjaan / Pemilik. c. Dokumen Foto, meliputi : 1) Pekerjaan sebelum dilaksanakan 2) Pekerjaan sedang dilaksanakan 3) Pekerjaan setelah dilaksanakan Disusun rapi dan diketahui Direksi Pekerjaan. Foto-foto kegiatan diambil dari empat arah. d. Membuat as built drawing atau gambar yang sesuai pekerjaan lapangan e. Membuat Laporan harian, mingguan dan bulanan f. Membuat Back-up data sesuai dengan hasil pekerjaan dilapangan 4.2 Demobilisasi Semua alat kerja yang digunakan pada akhir/finishing pelaksanaan pekerjaan segera dilakukan Demobilisasi kembali kepada Pemberi Dukungan Alat. 4.3 Pembersihan Akhir Setelah semua Pelaksanaan pekerjaan selesai maka kontraktor akan melakukan pembersihan akhir dimana barak kerja, kantor direksi dan lain-lain akan di bongkar dan diangkut ke luar lokasi menurut petunjuk direksi. Pembersihan ini dikerjakan pada semua lini yang terjadi akibat efek dari pelaksanaan pekerjaan. Pihak pelaksana bersama-sama konsultan pengawas/Direksi, PPTK/PPK dan KPA melakukan serah terima pekerjaan. Dalam jangka waktu masa pemeliharaan selama waktu yang telah ditentukan segala sesuatu yang terjadi dari hasil pekerjaan tersebut menjadi tanggung jawab pelaksana dan harus dilakukan perawatan. V. PENCAPAIAN Dengan adanya Metode Pelaksanaan Pekerjaan yang disusun sebagai acuan dalam pelaksanaaan pekerjaan di lokasi kegiatan, maka diharapkan pelaksanaan pekerjaan di lokasi kegiatan : minim resiko keterlambatan pelaksanaan pekerjaan; minim resiko ketidaksesuaian hasil pekerjaan dengan yang direncanakan baik dalam hal kuantitas maupun kualitas; dan minim resiko kecelakaan kerja di lokasi kegiatan. Langkah kerja dalam Metode Pelaksanaan ini kami susun dengan berdasarkan spesifikasi yang ada pada Dokumen Pengadaan. Penawar CV. JAWAHIR PRATAMA
AGUSTINA, A.Md. RMIK Direktris