Diabetes Mellitus Tipe 2
merupakan Diabetes mellitus sekelompok kelainan hetrogen yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. Gejala Klinis Keluhan penderita DM tipe 2 dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Keluhan klasik: poliuria, polidipsi, berat badan menurun, lemah badan Keluhan lain: mata kabur, gatal, luka sukar sembuh, kesemutan pada kaki, infeksi di kulit, glikosuria, mulut terasa kering. Pada keadaan berat: kesadaran menurun atau luka pada kaki
Etiologi Kelainan sel beta pankreas, berkisar dari hilangnya sel beta sampai kegagalan sel beta melepas insulin. Gangguan sistem imunitas mengakibatkan kerusakan sel penyekresi insulin, kemudian peningkatan kepekaan sel beta oleh virus. Kelainan insulin
Kriteria diagnostik WHO untuk diabetes mellitus pada sedikitnya 2 kali pemeriksaan: 1. Glukosa plasma sewaktu >200 mg/dl (11,1 mmol/L) 2. Glukosa plasma puasa >140 mg/dl (7,8 mmol/L) 3. Glukosa plasma dari sampel yang diambil 2 jam kemudian sesudah mengkonsumsi 75 gr karbohidrat (2 jam post prandial (pp) > 200 mg/dl
Defisiensi insulin
Dehidrasi
Penurunan pemakaian glukosa oleh sel
Glukagon ↑
Hemokonsentrasi Glukoneogenesis
Hiperglikemia Trombosis
Lemak
Protein
Glikosuria Ateroskeloris
Tanda dan Gejala : 1. Jumlah urine yang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria) 2. Sering atau cepat merasa haus/dahaga (Polydipsia) 3. Lapar yang berlebihan atau makan banyak (Polyphagia) 4. Frekwensi urine meningkat/kencing terus (Glycosuria) 5. Kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya 6. Kesemutan/mati rasa pada ujung syaraf ditelapak tangan & kaki 7. Cepat lelah dan lemah setiap waktu 8. Apabila luka/tergores (korengan) lambat penyembuhannya 9. Mudah terkena infeksi terutama pada kulit.
Ketogenesis
Ketonemia
Mual muntah
BUN ↑
Nitrogen urin↑
Diuresis osmotik
Makrovaskuler
Kekurangan volume cairan
Retina
↓ pH
Jantung Resti gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan
Serebral
Mikrovaskuler
Ekstremitas
Retinopati diabetik
Asidosis Miokard infark
Koma Kematian
Stroke
Gangren
Ggn integritas kulit
Ggn penglihatan
Resiko injury
Ginjal
Nefropati
Gagal ginjal
Terapi - Bedrest - Diet DM 1700 Kkal - IVFD Nacl 0,9% 20 tts/I - IVFD Metronidazole 500 mg/ 8 j - Inj. Ceftriaxon 1 g/12 j - SC Novorapid 8-8-8 unit - SC Lovomir 0-0-0 20 unit - Clindamicyn 3x300 mg - Aspilet 1x80 mg - Carbamazepin 1x100 mg - Nistatin drop 4x2 cc - Domperidon 3x1 - Perawatan luka/8 j
RPD: Keluarga mengatakan tidak ada riwayat KLL dan penyakit kronik sebelumnya.
Airway I: pasien dapat bernafas secara normal tanpa ada sumbatan
Breathing I: Simetris P: SF kanan = SF kiri P: Sonor pada ke2 lap.paru A: vesikuler RR: 18 x/menit
Exposure - Pasien mengalami luka di kaki kiri. - Terdapat pus - Luas luka 10x10 cm dan 6x2 cm - Edema
RPS:
An. H 14 thn
RPK:
Keluarga pasien mengatakan ibu dari pasien memiliki riwayat Diabetes Mellitus
Pasien datang ke RSUDZA RSUDZA pada Tanggal 4 Juni 2011 2011 dengan keluhan luka di kaki kiri sejak 3 bulan yang lalu. Pasien mengeluh nyeri pada kaki, kebas dan penurunan berat badan ± 3 kg dalam 3 bulan. Pasien juga mengeluh mual dan muntah.
Foley Cateter - Pasien tidak terpasang kateter - Frekuensi BAK 4-6 X/hari
Circulation I: Konjungtiva palpebra inferior pucat P: P: akral atas dan bawah teraba hangat, A: TD : 90/60 mmHg 0 T: 36,8 C
Gastric Tube - Tidak terpasang NGT - Nafsu makan berkurang - Mual dan muntah kalau makan.
Pemeriksaan Penunjang: Hasil Lab. Tgl. 4 Juni 2011 - Hb: 7,5 gr/dl - Leukosit 13,9 x103/ul - Trombosit: 376 x 10 3/ul - Hematokrit: 25 % - Creatinin: 0,6 mg/dl - Ureum: 31 meL - K: 4,4 meL - Na: 135 meL - Cl: 107 meL - KGDS: 411 mg/dl - Albumin: 4,1 - Globulin: 3,1
Disability I: Keadaan umum lemah, GCS :15 Kesadaran : Compos mentis Skala ketergantungan : 3
Kekuatan otot:
5555 5555 4444 5555
Heart Rate
- 100 x/menit
Perubahan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d penurunan masukan oral.
Keterbatasan mobilitas fisik b.d rasa nyeri pada luka di kaki.
Gangguan integritas kulit b.d gangren pada ekstremitas
Tujuan - Kebutuhan nutrisi dapat terpenuhi
Tujuan - Pasien dapat mencapai tingkat kemampuan aktivitas yang optimal.
Tujuan - Tercapainya proses penyembuhan luka
Kriteria Hasil Pergerakan pasien bertambah luas Pasien dapat melaksanakan aktivitas sesuai dengan kemampuan ( duduk, berdiri, berjalan ) - Rasa nyeri berkurang - Pasien dapat memenuhi kebutuhan sendiri secara bertahap sesuai dengan kemampuan
Kriteria Hasil - Berkurangnya oedema sekitar luka. - pus dan jaringan berkurang - Adanya jaringan granulasi. - Bau busuk luka berkurang.
Intervensi - Kaji dan identifikasi tingkat kekuatan otot pada kaki pasien - Beri penjelasan tentang pentingnya melakukan aktivitas untuk menjaga kadar gula darah dalam keadaan normal pasien untuk menggerakkan/ - Anjurkan mengangkat ekstrimitas bawah sesuai kemampuan - Bantu pasien dalam memenuhi kebutuhannya - Kerja sama dengan tim kesehatan lain : dokter (pemberian analgesik ) dan tenaga fisioterapi
Intervensi - Kaji luka, adanya epitelisasi, perubahan warna, edema, dan discharge, frekuensi ganti balut. - Kaji tanda vital - Kaji adanya nyeri - Lakukan perawatan luka - Kolaborasi pemberian insulin dan medikasi. - Kolaborasi pemberian antibiotik sesuai indikasi.
Kriteria Hasil - Berat badan dan tinggi badan ideal - Pasien mematuhi dietnya. - Kadar gula darah dalam batas normal. - Tidak ada tanda-tanda hiperglikemia/ hipoglikemia.
Intervensi
- Tentukan program diet dan pola makan ps dan bandingkan dg makanan yg dpt dihbskan ps (kolaborasi dg ahli gizi). - Observasi adanya nyeri abdomen, perut kembung, mual dan muntah. - Libatkan keluarga pasien pada pencernaan makanan sesuai dg indikasi. tanda-tanda hipoglikemia/ - Observasi hiperglikemia ;perubahan tingkat kesadaran, kulit lembab/dingin, nadi cepat, lapar, cemas, sakit kepala. - Kolaborasi pemeriksaan gula darah,pemberian pengobatan insulin.
-
Implementasi:
Implementasi:
- Menentukan program diet dan pola makan ps dan bandingkan dg makanan yg dpt dihbskan ps (kolaborasi dg ahli gizi). - Mengobservasi adanya nyeri abdomen,perut kembung, mual dan muntah. - Melibatkan keluarga pasien pada pencernaan makanan sesuai dg indikasi. - Mengobservasi tanda-tanda hipoglikemia/ hiperglikemia; perubahan tingkat kesadaran, kulit lembab/dingin, nadi cepat, lapar, cemas, sakit kepala. - Kolaborasi pemeriksaan gula darah,pemberian pengobatan insulin.
-
Evaluasi Dx 1 hari 1
-
-
-
Implementasi:
Mengkaji dan mengidentifikasi tingkat kekuatan otot pada kaki pasien Memberi penjelasan tentang pentingnya melakukan aktivitas untuk menjaga kadar gula darah dalam keadaan normal Menganjurkan pasien untuk menggerakkan/ mengangkat ekstrimitas bawah sesuai kemampuan Membantu pasien dalam memenuhi kebutuhannya Kolaborasi dengan tim kesehatan lain : dokter (pemberian analgesik ) dan tenaga fisioterapi
Evaluasi Dx 2 hari 1
tidak dapat menghabiskan S: Pasien mengatakan tidak makanannya karena anoreksia, mual dan muntah O: Keadaan umum klien lemas, Konjungtiva anemi A : Masalah belum teratasi P: Intervensi dilanjutkan
S: Pasien mengatakan tidak sanggup melakukan aktifitas. Pasien mengatakan kalau semua kebutuhannya dibantu oleh keluarga. O: keadaan umum lemah , Skala ketergantungan 3 A: Masalah belum teratasi P: Intervensi dilanjutkan
Evaluasi Dx 1 hari 2
Evaluasi Dx 2 hari 2
Pasien mengatakan tidak tidak sanggup makan, mual dan muntah O: Keadaan umum klien lemas, Konjungtiva anemi, hanya sanggup menghabiskan 2 sendok A : Masalah belum teratasi P: Intervensi dilanjutkan I: - Mengkaji status nutrisi
S: Pasien mengatakan tidak sanggup melakukan aktifitas. Pasien mengatakan kalau semua kebutuhannya dibantu oleh keluarga. O: keadaan umum lemah , Skala ketergantungan 3 A: Masalah belum teratasi P: Intervensi dilanjutkan I: - Mengkaji skala ketergantungan pasien
S:
- Mengkaji luka, adanya epitelisasi, perubahan warna, edema, dan discharge, frekuensi ganti balut. - Mengkaji tanda vital. - Mengkaji adanya nyeri - Melakukan perawatan luka - Kolaborasi pemberian insulin dan medikasi. - Kolaborasi pemberian antibiotik sesuai indikasi.
Evaluasi Dx 3 hari 1 S: lemas, Konjungtiva anemi, O: Keadaan umum klien lemas, Wajah lesu, TD = 90/60 mmhg, N = 100x/i, 0 RR= 18x/i, T = 36,8 C A: Masalah belum teratasi P: intervensi dilanjutkan
Evaluasi Dx 3 hari 2
S: O: keadaan umum klien lemas, lemas, Konjungtiva anemi, Wajah lesu, TD = 90/60 mmhg, N =80x/i, RR= 20x/i, T = 38,90C A : tingkatkan pengawasan P: intervensi dilanjutkan I: - Kaji luka dan frekuensi ganti balut.
Mengkaji pola diet nutrisi Mengkaji faktor yang berperan dalam merubah masukan nutrisi - Menyediakan makanan kesukaan pasien dalam batas-batas diet Pasien makan hanya menghabiskan 2 E: sendok dari porsi yang disediakan - Pasien makan sesuai diet DM yang di berikan RS
-
-
Mendekatkan semua kebutuhan pasien Menganjurkan menggerakkan ekstremitas sesuai kemampuan
-
Skala ketergantungan 3 ADL dibantu keluarga Masalah teratasi sebagian
E:
-
Kaji adanya nyeri Lakukan perawatan luka Kolaborasi pemberian insulin dan medikasi. Kolaborasi pemberian antibiotik sesuai indikasi.
E: tidak menunjukkan adanya infeksi masalah belum teratasi.
Evaluasi Dx 1 hari 3
Evaluasi Dx 2 hari 3
Evaluasi Dx 3 hari 3
sanggup makan. S: Pasien mengatakan tidak sanggup O: Keadaan umum klien lemas,, Konjungtiva anemi , muntah dan mual. Pasien mau makan sesuai diet DM. A : Masalah teratasi sebagian P: intervensi dilanjutkan I: - Mengkaji status nutrisi - Mengkaji pola diet nutrisi - Mengkaji faktor yang berperan dalam merubah masukan nutrisi - Menyediakan makanan kesukaan pasien dalam batas-batas diet E: - pasien mau makan sesuai diet DM. - Pasien makan hanya menghabiskan 4 sendok dari porsi yang disediakan - Pasien makan sesuai diet DM yang di berikan RS
S: Pasien mengatakan tidak sanggup melakukan aktifitas. Pasien mengatakan kalau semua kebutuhannya dibantu oleh keluarga. O: keadaan umum lemah , Skala ketergantungan 3 A: Masalah belum teratasi P: Intervensi dilanjutkan I: - Mengkaji skala ketergantungan pasien - Mendekatkan semua kebutuhan pasien - Menganjurkan menggerakkan ekstremitas sesuai kemampuan E: - Skala ketergantungan 3 - ADL dibantu keluarga - Masalah teratasi sebagian
S: O: keadaan umum klien lemas, lemas, Konjungtiva anemi, Wajah lesu, TD = 80/40 mmhg, N =92x/i, RR= 24x/i, T = 37,20C A : tingkatkan pengawasan P: intervensi dilanjutkan I: - Kaji luka dan frekuensi ganti balut. Kaji adanya nyeri - Lakukan perawatan luka - Kolaborasi pemberian insulin dan medikasi. - Kolaborasi pemberian antibiotik sesuai indikasi. E:, mengganti perban tidak ada tanda-tanda infeksi Masalah teratasi sebagian