DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)
ETIOLOGI : Terdapat 4 serotipe virus yaitu DEN -1, DEN 2, DEN 3 dan DEN-4 yang semuanya dapat menyebabkan demam dengue atau demam berdarah dengue.
DEFINISI : adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue.
DEMAM BERDARAH DENGUE PATOGENESIS : - Respon imun : a. respon humoral b. limfosit T c. monosit dan makrofag d. aktivasi komplemen olen kompleks imun
EPIDEMIOLOGI : - tersebar di wilayah Asia tenggara. - .insiden DBD di Indonesia antara 6 hingga 15 per 100.000 penduduk ; dan pernah meningkat tajam saat kejadian luar biasa hingga 35 per 100.000 penduduk pada tahun 1998. 1998.
(DBD)
GEJALA KLINIK : - Demam tinggi mendadak, terus menerus 2-7 hari -masa inkubasi 4-7 hari manifestasi perdarahan (petek, purpura, perdarahan gusi) -pembesaran hati - renjatan (syok) - Trombositopeni - Gejala klinik lain (nyeri otot, anoreksia, lemah, mual, muntah)
PENATALAKSANAAN : PENATALAKSANAAN Tidak ada terapi yang spesifik untuk demam dengue , prinsip utama adalah terapi suportif. Dengan terapi suportif yang adekuat, angka kematian dpat diturunkan hingga kurang dari 1%. Pemeliharaan volume cairan sirkulasi merupakan tindakan yang paling penting dalam penanganan kasus DBD . Asupan cairan pasien harus tetap dijaga, terutama cairan oral. Jika asupan cairan oral pasien tidak mampu dipertahankan, maka dibutuhkan suplemen cairan melalui intravena untuk mncegah dehidrasi dan hemokonsentrasi scara bermakna
DEMAM TIFOID
EPIDEMIOLOGI : Insidens demam tifoid nervariasi di tiap daerah dan biasanya terkait dengan sanitasi lingkungan; di daerah urban ditemukan 760-810 per 100.000 penduduk. Perbedaan insidens di perkotaan berhubungan erat dengan penyediaan air bersih yang belum memadai serta sanitasi lingkungan dengan pembuangan sampah yang kurang memenuhi syarat kesehatan lingkungan.
ETIOLOGI : Bakteri Salmonella Thyphi
PENATALAKSANAAN : a. Kloramfenikol b. Tiamfenikol c. Koertimokzazol d. ampisilin dan amoksilin e. Sefalosporin generasi ketiga
PEMERIKSAAN PENUNJANG : a. Darah Rutin b. Uji Widal c. Uji Typhidot d. Uji IgM Dypstik e. Kultur Darah
DEMAM TIFOID
GEJALA KLINIK : - Masa inkubasi antara 10-14 hari - Demam - Nyeri kepala - pusing - nyeri otot - anoreksia - mual - muntah - obstipasi - Diare - Perasaan tidak enak diperut - Epistaksis
PATOGENESIS : - Salmonella thypi masuk kedalam makanan - berkembang biak didalam usus halus - menembus sel-sel epitel, lalu sampai di plaque peyeri ileum kemudian kekelenjar mesentarika - Selanjutnya melalui duktus torasikus kuman yang terdapat di dalam makrofag ini masuk ke dalam sirkulasi darah - Menyebar keseluruh organ - dalam hati, kuman masuk ke dalam kandung empedu, berkembang biak, dan bersama cairan empedu diekskresikan secara “intermitten” ke dalam
lumen usus. - terjadi pelepasan beberapa mediator inflamasi yang selanjutnya akan menimbulkan gejala reaksi inflamasi sistemik seperti demam, malaise, myalgia, sakit kepala, sakit perut, instabilitas vascular, gangguan mental, dan koagulasi.
MALARIA DEFINISI : Penyakit infeksi yang disebabkan oleh plasmodium yang hidup dan berkembang biak dalam sel darah merah manusia
PEMERIKSAAN PENUNJANG : - Pemeriksaaan tetes darah untuk malaria - tes antigen ; p-f test - tes serologi - pemeriksaan PCR
ETIOLOGI : Ada 4 jenis plasmodium pada manusia yaitu : - plasmodium falcifarum - plasmodium vivax - plasmodium ovale - plasmodium malariae
MALARIA
- Induksi yai tu ji ka st adium as dalam eritrosit masuk ke dalam manusi a, misa lnya mel alui tra darah, suntikan, atau pada bayi baru lahir melalui plasenta ibu terinfeksi (congenital). - Penghancur eritrosit - pel epasa n makrofag
PENATALAKSANAAN : GEJALA KLINIS : - Masa inkubasi 1-2 minggu - demam - menggigil - berkeringat - sakit kepala - mual - muntah - diare - nyeri otot - pegal-pegal
PATOGENEESIS : - Seca ra al ami mel al ui gigi tan n anophel es beti na yang me nga parasit malaria
1.
kuinin (kina)
2.
mepakrin
3.
klorokuin, amodiakuin
4.
proguanil, klorproguanil
5.
Primakuin
6.
Pirimetamin
7.
sulfon dan sulfonamide
8.
kuinolin methanol
9.
antibiotic
mediat or
- Pelepasan TNF - Sekuetrasi eritrosit
endot