Gangguan Mood (Suasana Perasaan)
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa RSJ Soeharto Heerdjan Universitas YARSI dan UKRIDA
Mood • Ekspresi internal • Berlangsung lama • Lebih konsisten • Komponen fisiologis < (subjektif : “rasa “rasa sedih”) sedih”)
Afek • Ekspresi eksternal • Lebih singkat • Mudah berubah • Komponen fisiologis > (objektif : “tampak murung”) murung”)
Mood • Ekspresi internal • Berlangsung lama • Lebih konsisten • Komponen fisiologis < (subjektif : “rasa “rasa sedih”) sedih”)
Afek • Ekspresi eksternal • Lebih singkat • Mudah berubah • Komponen fisiologis > (objektif : “tampak murung”) murung”)
Gangguan Mood Kontrol terhadap mood dan afek hilang Gejala Mood: Normal Normotim/Euthym ↑ ↑ Hipertim Episode Manik - ↓ ↓ Hipotim Episode Depresif Gangguan Mood: - Depresi Gangguan Depresif Mayor, Distimia - Mania Siklotimia - Depresi + Mania/Hipomania Gangguan Bipolar I/II
-
-
Normal Mood
Depression Normal Mood
Depression
Disthymia
Etiologi Biologi • Biogenic amines (Norepinefrin, Serotonin, Dopamin), Asetilkolin, GABA, Glutamat, Glisin • Regulasi hormonal • Gangguan imunologi
Genetik • Gangguan bipolar sangat berperan dibanding gangguan mood lainnya ataupun Skizofrenia
Etiologi
Faktor Psikososial • Peristiwa hidup yang stressful sangat berperan pada Gangguan Mood • -kehilangan orangtua • -kehilangan pasangan
Patofisiologi
Interaksi antara faktor biologi – genetik – psikososial
Faktor predisposisi: kerentanan biologis stres kronis
Sensitivitas HPA axis (Hipotalamus Pituitary Adrenal) kortisol meningkat terus mekanisme umpan balik negatif tak berfungsi gangguan otoregulasi HPA axis
Dampak ketidakseimbangan neurotransmiter gangguan neuroendokrin dan perubahan neurofisiologis gangguan perilaku / emosi (Gangguan Mood)
Patofisiologi Episode Depresi • Stres kronis pengaruhi neuroransmitter, sistem signal – intraneural, termasuk kehilanngan neuron dan kontak sinaps, akhirnya tanpa stresor bisa timbul Gangguan Mood • Distorsi kognitif – pikiran negatif terhadap diri
Episode Manik • Peningkatan aktifitas serotonin, epinefrin, dan dopamin • Refleksi ketidakmampuan mentoleris peristiwa hidup/tragedi • Reaksi defensi terhadap depresi; tak mampu mentolerir kritik diri lalu menggantinya dengan euforia.
GANGGUAN DEPRESI
DEPRESI
Gejala Depresi
Mood
Afek
(subjektif: rasa sedih)
(objektif: tampak murung)
Episode Depresi
Gangguan Depresi
Sindrom/kumpulan gejala pada perasaan + pikiran + perilaku/aktivitas + keluhan fisik
Episode Depresi + Disfungsi kehidupan sehari-hari (hubungan interpersonal/sosial, rawatan diri dan pekerjaan
EPISODE DEPRESI (DSM IV) Perubahan pola tidur Hilang minat & kegembiraan
Pikiran bunuh diri
Psikomotor (Keluhan fisik)
Rasa bersalah & tak berguna
DEPRESI
Perubahan pola makan
Rasa lelah tak bertenaga
Konsentrasi menurun
Mood Depresif
EPISODE DEPRESI (PPDGJ III) KELUHAN UTAMA: (dalam 2 minggu terakhir)
Perasaan depresif (sedih,murung, atau menangis)
Kehilangan minat atau kesenangan
Berkurangnya energi yang mengarah pada keadaan mudah lelah dan menurunnya aktivitas
EPISODE DEPRESI (PPDGJ III) GEJALA PENYERTA:
Konsentrasi dan perhatian berkurang
Harga diri dan kepercayaan berkurang
Rasa bersalah dan tak berguna
Pergerakan lamban atau menjadi gelisah
Ide bunuh diri
Gangguan pola tidur
Gangguan pola makan
EPISODE DEPRESI (PPDGJ III)
KELUHAN LAIN
Sakit kepala
Keluhan perut (lambung/saluran cerna)
Keluhan pernapasan (terasa sesak)
Keluhan nyeri/sakit lain tanpa sebab yang jelas
• Timbul distress (penderitaan) • Disabilitas/disfungsi (hambatan yang
bermakna dalam fungsi kehidupan sehari-hari fungsi pekerjaan, interaksi sosial, aktivitas harian)
GANGGUAN DEPRESI Bila ada distres + disfungsi +
Keluhan utama: 3 + gejala penyerta/keluhan lain: 4 + disfungsi sangat berat; lama episode < 2 minggu -/+ gejala psikotik EPISODE DEPRESI BERAT
Keluhan utama: 2 + gejala penyerta/keluhan lain: 3-4 + disfungsi berat; lama episode 2 minggu; -/+ 4 gejala somatik EPISODE DEPRESI SEDANG
Keluhan utama: 2 + gejala penyerta/keluhan lain: 2 + disfungsi ringan; lama episode ≤ 2 minggu EPISODE DEPRESI RINGAN
DISTHYMIA
Gejala depresi lebih ringan, namun
berlangsung persisten = 2 tahun (diagnostik) Early Onset Dysthymia (sebelum usia 21 tahun): kronis, prognosis buruk, transmisi familial
GOLONGAN ANTIDEPRESI
Monoamine Oxidase Inhibitors (MAOIs) Tricyclic and Tetracyclic Antidepressants (TCAs) (Imipramin) Norepinefrin and Dopamine Reuptake Inhibitor ( NDRI) Serotonin and Noradrenergic Reuptake Inhibitor (SNRI) (venlafaxine) Selective Serotonin Reuptake Inhibitors (SSRIs) Sertraline) Reversible Inhibitor or Monoamine oxidase Antidepressant (RIMA) Selective Serotonin Reupatke Enhancer (SSRE) Noradrenaline Serotonin Reuptake Enhancer (NaSSA)
PSIKOTERAPI
CBT (Cognitive Behavior Therapy)
DEFINISI Gangguan Bipolar adalah suatu gangguan jiwa yang bersifat episodik berulang; suasana perasaan meningkat dan penurunan mood, energi/aktivitas pada waktu yang lain; serta diikuti penyembuhan sempurna antar episode Klasifikasi: Bipolar
I: episode manik + episode depresif
Bipolar
II: epiode hipomanik + episode depresif
EPISODE MANIK DISTRACTIBILITY
TALKATIVENESS
SLEEP DECREASED NEED FOR
INDISCRETION
DIGFAST GRANDIOSITY
ACTVITY INCREASED
FLIGHT OF IDEAS
GAMBARAN KLINIS Durasi 1 minggu gejala mood meningkat, irritable; > 3 dari 7 gejala
Perhatian mudah teralih
Terlibat aktivitas menyenangkan tapi berpotensi merugikan (belanja berlebihan, seksualitan,dll)
Harga diri melambung/grandiositas (kebesaran)
Flight of ideas (pikiran meloncat dari satu ide ke ide lain)
Peningkatan aktivitas atau agitasi psikomotor
Penurunan kebutuhan tidur
Banyak bicara dari biasanya/terus bicara
CIRI PSIKOTIK
Gangguan bipolar disertai dengan gangguan RTA (Reality Testing Ability)
Insight terganggu Bicara dan perilaku kacau Halusinasi Waham (delusi): keyakinan patologis, tak dapat dikoreksi; jenis non-bizzare
waham serasi mood
Waham tak serasi mood
Cyclothymic Disorder
Mania
Normal Mood
Beberapa gejala hipomanik + depresi Berlangsung 2 tahun (anak: 1 tahun) Tanpa episode depresi mayor, episode manik atau mixed episodes 1/3 berkembang menjadi Gangguan Bipolar
Penatalaksanaan Gangguan Bipolar
Terapi mania akut Terapi Rumatan (profilaksis) Terapi Psikososial
• Hospitalisasi • Psikofarmaka (“mood stabilizer”: Lithium Carbonate) (Carbamazepine atau Asam Valproat atau Lamotrigin)
• Rawat Jalan • Psikofarmaka
• Individual (Psikoterapi suportif) • Keluarga / lingkungan