1.1 Nagasari
Nagasari atau Nogosari (Jaawa) merupakan salah satu kue khas Indonesia dan sejenis kue basah. Menurut Rezeki (2013), nagasari adalah kue yang berbahan dasar tepung beras, tepung tapioka, santan, gula, daun pandan dan garam yang diisi pisang kemudian biasanya dibalut dengan daun pisang. Menurut tim penyusun kamus pusat bahasa (2008), nagasari adalah kue yang terbuat te rbuat dari tepung beras, santan, gula yang berisi pisang, kemudian dibungkus dengan daun pisang muda. Berdasarkan pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa nagasari terbuat dari tepung beras dan tepung tapioka yang dicampurkan dengan santan dan gula, serta diisi dengan pisang, kemudian dibungkus dengan daun pisang. Kue Nagasari merupakan kue tradisional yang sangat populer dalam masyarakat yang diwariskan secara turun – temurun. temurun. Nama nagasari sendiri sampai sekarang belum memiliki informasi pasti dari mana asalnya. asaln ya. Ditinjau dari namanya terdapat dua suku kata yakni Naga dan Sari, Naga adalah hewan legenda dari daratan cina yang hidupnya kuat serta salah satunya di lambangkan sebagai jiwa yang terhormat sedangkan Sari dalam kamus besar bahasa Indonesia diartikan sebagai isi utama dari suatu benda. Apabila disatukan, Nagasari berarti isi utama dari suatu benda yang terhormat atau melegenda.
Gambar 2. Kue Nagasari (Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2017)
Kue Nagasari yang dijual di pasar tradisional dij ual dalam kemasan daun pisang. Kue Nagasari tersebut memiliki warna putih dan kuning dibagian tengahnya yang berasal dari isi pisang yang digunakan. di gunakan. Rasa kue nagasari yaitu manis dan gurih serta memiliki aroma khas santan, daun pandan dan aroma pisang.
1.1.1
Bahan Pembuatan Nagasari
Bahan yang diperlukan dalam pembuatan nagasari yaitu:
200 gr tepung beras
500 ml santan kelapa
200 gr gula pasir
¼ sendok teh vanili bubuk
½ sendok teh garam halus
3 lembar daun pandan (cuci bersih)
Pisang kepok secukupnya (potong-potong)
Daun pisang secukupnya (Untuk membungkus)
1.1.2
Proses Pembuatan Nagasari
Garam, vanili bubuk, gula pasir, dan daun pandan
Santan kelapa
Rebus diatas api sedang hingga mendidih sambil terus diaduk
Angkat rebusan santan
Tepung beras
Tuang kedalam wadah
Aduk hingga rata dan menjadi adonan yang pas
Pisang kepok
Ambil 1 sendok makan adonan, simpan diatas daun pisang, kemudian dibungkus
Kukus adonan yang telah dibungkus hingga matang
Nagasari Gambar 1. Diagram Alir Proses Pembuatan Nagasari (Sumber: Kurnia, 2017)
1.1.3
Permasalahan dan Solusi Kue Nagasari Nagasari merupakan salah satu jenis kue basah. Meskipun disebut kue basah,
tetapi dilihat dari penampilan fisik dan kandungan airnya sebenarnya kue basah tidak berarti basah berair, seperti kolak atau bubur. Kandungan airnya sekitar 15 – 40%, sehingga hanya setengah basah. Sifat khas dari makanan semi basah antara lain dibuat menggunakan bahan baku yang ada dan banyak terdapat di daerah. Sifat kedua adalah bahan utamanya berupa sumber zat hidrat arang seperti beras, ketan, jagung, sagu dan singkong. Hal lain yang biasa diamati dari kue basah ini adalah banyak menggunakan gula atau kelapa sebagai salah satu bahannya. Kue basah pada umunya mempunyai daya awet yang sedang. Jika disimpan disuhu ruangan akan mempunyai keawetan sekitar 1 – 2 hari bagi kue yang sedikit menggunakan gula. Sedangkan yang penggunaan gulanya banyak, daya awetnya lebih lama yaitu dapat 2 – 4 hari. Kerusakan yang timbul pada kue basah antara lain perubahan rasa dan aroma. Untuk kue yang diolah dengan dikukus atau dipanggang, biasanya kerusakan ditandai dengan timbulnya rasa asam, lendir pada permukaan serta basi pada kue tersebut. Solusi dari permasalahan tersebut yaitu menyimpan produk disuhu ruangan serta di tempat yang kering. Penggunaan bahan baku juga akan menentukan hasil akhir produk. Bahan utama dalam pembuatan nagasari ini yaitu tepung beras. Tepung beras termasuk bahan pangan yang mudah mengalami penurunan mutu, seperti perubahan terhadap rasa, flavor, tekstur ketika diolah atau adanya aktivitas mikroorganisme yang diakibatkan oleh meningkatnya kadar air selama penyimpanan. Penurunan mutu terjadi karena adanya perubahan sifat fisikokimia selama penyimpanan. Penggunaan tepung yang sudah lama dan apek juga harus dihindari karena akan berpengaruh pada karakteristik organoleptik kue nagasari. Penguunaan pisang juga akan berpengaruh terhadap mutu kue nagasari. Pisang yang digunakan haruslah dengan tingkat kematangan yang tidak terlalu tinggi. Jika pisang yang digunakan terlalu matang, maka akan mempengaruhi tekstur nagasari menjadi lembek sehingga akan berpengaruh pula terhadap umur simpan produk tersebut. Selain itu, proses pengadonan merupakan faktor yang menentukan umur simpan produk. Pastikan setiap alat yang digunakan bersih serta memiliki sanitasi yang baik. Pembuatan yang tidak memperhatikan sanitasi dan tidak steril akan mempengaruhi daya tahan kue itu sendiri. Kemasan yang digunakan pada produk
nagasari ini yaitu daun pisang. Daun pisang yang digunakan harus dibersihkan terlebih dahulu dengan menggunakan lap bersih dan harus benar-benar bersi h. Daun pisang yang telah dibersihkan kemudian dilalukan diatas api. Jika daun yang masih basah atau lembab digunakan maka akan menimbulkan jamur. Mengemas poduk juga harus tertutup secara rapat agar tidak terjadi kontaminasi dari lingkungan. Pada prinsipnya kue basah bersifat sangat aman jika bahan-bahan yang digunakan semuanya bahan alami. Bahan tambahan pangan yang mungkin ditambahkan pada adonan nagasari yaitu boraks. Makanan yang mengandung boraks akan terlihat lebih menarik daripada makanan yang tidak ditambahkan boraks dan akan terasa sangat kenyal ketika dimakan. Kadar boraks terbesar biasanya ditemukan di otak sebagai sistem saraf pusat dan hati sebagai organ yang berfungsi menetralkan racun. Jika sudah terjadi penumpukan boraks di dalam tubuh, kerja hati menjadi semakin berat dan memungkinkan timbulnya penyakit kanker bahkan kematian. Seharusya tidak menggunakan BTM seperti boraks pada produk karena dengan menggunakan tepung beras saja sudah cukup untuk memberikan tekstur kenyal pada produk dikarenakan adanya kandungan amilosa dan amilopektin.
DAFTAR PUSTAKA
Kurnia, U. 2017. Kue Nagasari. Tersedia pada https://www.scribd.com/document/339791742/Kue-Nagasari (diakses pada 30 September 2017) Rezeki, P. 2013. Uji Kualitas Hasil Jadi Kue Nagasari Menggunakan tepung Ganyong. Tersedia pada http://thesis.binus.ac.id. (diakses pada 30 September 2017). Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2008. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional.