NERACA DAN LAPORAN ARUS KAS
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Teori Akuntansi yang diampu oleh Prof. Dr. H. Memen Kustiawan, SE., M.Si., Ak., CA
Disusun oleh : Riska Diyanti
1400621
Silvi Aulia Darus
1401726
Siti Patimah
1406436
PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS UIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2017
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadiratt Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Neraca dan Laporan Arus Kas”.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Teori Akuntansi. Makalah ini bertujuan untuk mengetahui lebih dalam materi tentang neraca dan laporan arus kas. Penyusunan makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik k ritik dan saran agar penyusunan makalah ini selanjutnya menjadi lebih baik. Semoga Semoga makalah ini bisa memberi
manfaat bagi banyak
pihak.
Bandung 19 September 2017
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR DAFTAR ISI
.......................................... ................................................................ ........................................ ..................
i
............................................ ................................................................... ............................................. ............................. .......
ii
BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang ............................................. ................................................................... ........................................ ..................
1
1.2
Rumusan Masalah ................................................. ........................................................................ ............................. ......
2
1.3
Tujuan ............................................ ................................................................... ............................................. ............................. .......
2
BAB II PEMBAHASAN 2.1 Neraca ...................................................... ............................................................................ ............................................ ......................
3
2.1.1. Pengertian Neraca
............................................ ................................................................... ................................. ..........
3
2.1.2. Komponen Neraca ............................................ ................................................................... ................................. ..........
3
2.1.3. Bentuk Neraca
6
.......................................... ................................................................ ........................................ ..................
2.1.4. Kegunaan Neraca
............................................ ................................................................... ................................. ..........
7
2.1.5. Keterbatasan Neraca ............................................ ................................................................... ................................. ..........
8
2.2
10
Laporan Arus Kas
............................................ ................................................................... ................................. ..........
2.2.1 Pengertian Laporan Arus Kas 2.2.2 Tujuan Laporan Arus Kas
........................................... .......................................................... ...............
10
............................................. ............................................................... ..................
11
2.2.3 Pengelompokan dalam Laporan Arus Kas 2.2.4 Bentuk Laporan Arus Kas 2.3
..................................... .....................................
12
............................................. ............................................................... ..................
12
Standar Akuntansi Internasional
............................................ ................................................... .......
17
......................................... ............................................................... ............................................. .............................. .......
25
............................................ .................................................................. ............................................ ..................................... ...............
26
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN 3.1 Kesimpulan 3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
.......................................... ................................................................ ........................................ ..................
ii
27
BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang
Perkembangan suatu perusahaan dapat dilihat dari perkembangan status keuangan perusahaan tersebut yang dapat dilihat dari laporan pertanggungjawaban perusahaan yang disajikan dalam laporan keuangan. Menurut Standar Akuntansi Keuangan No.1 tujuan laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Maka dapat disimpulkan laporan keuangan dapat dijadikan sarana untuk melihat tingkat produktivitas perusahaan dimasa lalu dan dapat dijadikan sebagai alat untuk mengambil keputusan dimasa yang akan datang. Salah satu bentuk laporan keuangan adalah neraca dan laporan arus kas. Neraca merupakan ringkasan posisi keuangan perusahaan pada tanggal tertentu yang menunjukkan total aktiva (harta) dengan total kewajiban (utang) ditambah total ekuitas pemilik (modal perusahaan). Neraca Ner aca dibuat untuk mengetahui kondisi (jumlah dan jenis) harta, utang, dan ekuitas. Neraca biasanya di susun pada periode tertetnu, misalnya satu tahun. Sedangkan laporan arus kas merupakan laporan keuangan yang menyajikan lalu lintas arus kas keluar dan arus kas masuk perusahaan. Laporan arus kas akan menunjukkan tingkat efektivitas dan efisiensi penggunaan kas perusahaan. Laporan arus kas juga akan menunjukkan sumbersumber pemasukan kas dan pengeluaran kas. Dengan adanya laporan arus kas maka pihak-pihak yang berkaitan dengan perusahaan dapat mengambil keputusan yang tepat. Misalnya, apabila arus kas masuk lebih kecil daripada arus kas keluar tentu kondisi ini akan membawa perusahaan dalam kondisi defisit kas, dan hal tersebut tentu tidak baik untuk perusahaan. Kondisi arus kas yang kecil dibandingkan dengan beban akan membuat kreditor kehilangan keyakinan atas perusahaan karena dianggap mengalami financial mengalami financial distress atau distress atau permasalahan keuangan.
1
Kas merupakan pembentuk utama laporan arus kas, kas yang merupakan elemen aktiva yang paling lancar sangat dibutuhkan dalam kegiatan perusahaan. Kas digunakan untuk membiayai baik untuk pembelian aktiva, pembelian saham, pengeluaran untuk beban, dan tentunya kas juga berperan aktif dalam menghasilkan laba untuk perusahaan. Selain itu kas juga dipergunakan untuk menjamin utang-utang perusahaan kepada kreditur, dengan demikian rasio kas dengan hutang harus dijamin dengan rasio yang bisa menjamin kreditur untuk menghindari adanya krisis likuiditas. Dengan posisi kas yang memegang peranan yang sangat penting dalam kelanjutan perusahaan dapat dikatakan laporan arus kas juga memegang peranan yang sangat penting untuk perusahaan karena kegunaannya untuk menyajikan laporan aktivitas kas perusahaan, baik kas masuk mauapun kas keluar serta sumber penerimaan dan pengeluaran kas.
1.2
Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan neraca dan laporan arus kas serta apa tujuan dari laporan arus kas? 2. Apa saja komponen yang terkandung dalam neraca dan laporan arus kas? 3. Apa saja kegunaan dan keterbatasan dari neraca? 4. Bagaimana bentuk dari neraca dan laporan arus kas?
1.3
Tujuan
1. Untuk mengetahui lebih dalam mengenai pengertian dan tujuan dari neraca dan laporan arus kas 2. Untuk
mengetahui komponen apa saja yang ada dalam neraca dan
laporan arus kas 3. Untuk mengetehaui apa saja kegunaan dan keterbatasan neraca 4. Untuk mengetahui bentuk-bentuk dari neraca dan laporan arus kas
2
BAB II PEMBAHASAN 2.1
Neraca
2.1.1 Pengertian Neraca
Neraca atau sering disebut juga posisi keuangan menggambarkan posisi keuangan perusahaan dalam suatu tanggal tertentu atau a moment of time time seting disebut per tanggal tertentu misalnya per tanggal 31 Desember 2005. 2005. Posisi yang digambarkan sesuudah tertentu yaitu posisi harta, utang, dan modal. Klasifikasi yang digambarkan ini memang timbul sebagai akibat dari konsep double entry accounting system system yang sidah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari akuntansi keuangan. Menurut harahap (2007:107) mengemukakan bahwa: “Laporan neraca atau daftar neraca disebut juga laporan posisi keuangan perusahaan. Laporan ini menggambarkan posisi aktiva, kewajiban, dan modal pada saat tertentu. Laporan ini disusun setiap saat dan merupakan opname situasi keuangan pada saat itu.” Neraca memiliki bagian-bagian yang seimbang. Sisi kiri memuat aktiva yang mencerminkan sumber daya yang dimiliki perusahaan, sedangkan sisi kanan memuat kewajiban dan ekuitas pemilik yang mencerminkan klaim terhadap sumber daya yang dimiliki perusahaan. Keseimbangan dari persamaan neraca atau sisi kiri dan kanan tidak dapat diubah oleh transaksi apapun. Seorang akuntan yang menyususn sebuah neraca yang tidak seimbang mengetahui bahwa suatu kesalahan klerikal telah terjadi. Dengan melihat apa yang termuat dalam sisi kiri dan kanan neraca maka neraca dapat juga membantu meramalkan jumlah, waktu, dan ketidakpastian arus kas di masa yag akan datang.
2.1.2 Komponen Neraca
Neraca merupakan jenis laporan la poran keuagan yang secara sistematis sistemati s menyajikan tentang aktiva (assests), hutang (liabilities) dan modal sendiri (owners equity) dari suatu perusahaan pada periode tertentu. Neraca disusun pada akhir periode, dalam satu periode akuntansi dapat berakhir dalam satu bulan, satu triwulan atau satu
3
tahun. Neraca terdiri dari tiga unsur utama , yaitu aktiva, kewajiban, dan modal yang dihubungkan dengan persamaan berikut: A k t i v a = K e w a j i b a n + M o d al
1.
Aktiva (Assets)
Aktiva merupakan sumber-sumber ekonomi perusahaan baik berupa uang, barang dan hak-hak yang dijamin oleh undang-undang atau pihak-pihak tertentu yang timbul dari transaksi dan peristiwa masa lalu. Termasuk juga biaya-biaya yang belum dibebankan dalam periode yang bersangkutan, tetapi akan dibebankan pada periode-periode yang akan datang. Aktiva aterdiri dari: a. Aktiva Lancar (Current Assets) Aktiva lancar yaitu aktiva yang manfaat ekonominya akan diperoleh dalam waktu satu tahun atau kurang sesuai dengan siklus normal perusahaan atau harta yang mudah dijadikan uang tunai atau harta yang selalu berubah-ubah saldonya. Yang termasuk ke dalam aktiva lancar adalah kas, setara kas, bank, surat berharga, piutang dagang, penghasilan yang akan diterima, penghasilan yang masih harus diterima, piutang bunga, piutang sewa, wesel tagih, persediaan barang jadi, persedian barang dalam proses, persediaan barang baku, perlengkapan, biaya-biaya dibayar dimuka, sewa dibayar dimuka, iklan dibayar dimuka, serta asurasi dibayar dimuka. b. Investasi Jangka Panjang Investasi jangka panjang yaitu penanaman modal yang biasanya dilakukan dengan tujuan memperoleh penghasilan tetap atau untuk menguasai perusahaan lain dengan jangka waktu lebih dari satu tahun. Yang termasuk kedalam Investasi jangka panjang antara lain investasi saham dan investasi obligasi. c. Aktiva Tetap (Fix Assets) Aktiva tetap yaitu aktiva yang memiliki wujud fisik yang dapat dipakai (masa manfaatnya) lebih dari satu tahun atau harta yang dipergunakan untuk penunjang kegiatan usaha, bukan untuk maksud diperjualbelikan. diperjualbelikan.
4
Yang termasuk kedalam aset tetap diantaranya tanah, gedung, peralatan, kendaraan, mesin-mesin, alat-alat, dll. d. Aktiva Tak Berwujud (Intangible Assets) Aktiva tidak berwujud adalah aktiva yang tidak mempunya
wujud
(substansi fisik) tetapi dapat dinilai dengan satuan mata uang. Aktiva tak berwujud ini biasanya memberikan manfaat ekonomi bagi perusahaan lebih dari satu tahun Contoh yang termasuk kedalam aktiva tak berwujud antara lain Goodwill, hak cipta, hak paten, hak reklame, Franchise, dan lisensi. e. Aktiva lain-lain Aktiva lain-lain Yaitu aktiva yang tidak dapat diklasifikasikan kedalam salah satu klasifikasi diatas, contoh piutang kepada direksi dan beban ditangguhkan.
2.
Kewajiban (Liabilities)
Kewajiban adalah pengorbanan manfaat ekonomis yang akan timbul di masa yang akan datang disebabkan oleh kewajiban-kewajiban disaat sekarang dari suatu badan usaha yang akan dipenuhi dengan mentransver aktiva atau memberikan jasa kepada badan usaha lain di masa yang akan datang sebagai akibat dari transaksi-transaksi yang sudah lalu. Kewajiban terdiri dari: a. Kewajiban atau hutang Lancar (Current Liabilities) Kewajiban atau hutang Lancar (Current Liabilities) yaitu kewajiban / hutang yang harus segera dibayar atau hutang yang batas tempo pembayarannya 1 tahun atau dibawah satu tahun. Contoh yang termasuk kedalam Kewajiban atau hutang Lancar (Current Liabilities) antara lain hutang dagang, hutang pajak, hutang bunga, hutang gaji, hutang biaya, dll. b. Kewajiban atau hutang Jangka Panjang (Long Term Liabilities) Kewajiban atau hutang Jangka Panjang (Long Term Liabilities) yaitu hutang yang tempo pembayarannya lebih dari satu tahun Contoh yang termasuk kedalam Kewajiban atau hutang Jangka Panjang (Long Term Liabilities) antara lain hutang bank, hipotik, obligasi, dll
5
3.
Modal (Equity)
Ekuitas adalah jumlah kekayaan yang merupakan milik perusahaan. Dibagi kedalam dua klasifiksi yakni : a. Ekuitas yang berasal dari setoran pemilik, misal modal saham b. Ekuitas yang bersalah dari hasil operasi, yaitu laba yang tidak dibagikan kepada pemilik biasanya dalam bentuk dividen yang dicatat dalam bentuk laba ditahan.
2.1.3 Bentuk Neraca
Bentuk Neraca secara umum dalam laporan keuangan ada 2 yaitu bentuk Staffel dan Scontro. 1.
Neraca Bentuk Staffel
Neraca Bentuk staffel adalah adalah bentuk neraca yang disusun dengan menyusun kebawah dan melektakkan saldo pada bagian samping dengan kolom debet kredit. . Tabel neraca ini mirip dengan Model Jurnal Umum. Berikut contoh gambar dari Neraca Bentuk staffel Bentuk staffel : :
6
2.
Neraca Bentuk Scontro
Neraca Bentuk Scontro adalah Scontro adalah neraca yang memisahkan antara Aktiva dan Vasiva pada posisi kanan dan kiri atau saling sebelah. Berikut contoh gambar dari Neraca Bentuk Scontro:
2.1.4 Kegunaan Neraca
Dengan menyediakan informasi mengenai aktiva, kewajiban dan ekuitas pemegang saham, neraca merupakan dasar untuk menhitung tingkat pengembalian dan mengevaluasi struktur modal perusahaan. Dalam hal ini neraca dapat dimanfaatkan untuk menganalisis likuiditas, solvabilitas dan fleksibilitas keuangan perusahaan. Likuiditas, menunjukkan jumlah waktu yang diperkirakana akan dibutuhkan sampai suatu aktiva terealisasi atau sebaliknya dikonversi menjadi kas atau sampai kewajiban dibayar. Kreditor sangat berkepentingan dengan ratio likuiditas jangka pendek, seperti ratio kas terhadap kewajiban jangka pendek, karena ratio ini mengindikasikan apakah perusahaan akan memiliki sumberdaya untuk melunasi kewajiban lancarnya dan ayang segera jatuh tempo. Demikian juga, pemegang saham menggunakan likuiditas untuk mengevaluasi kemungkinan deviden tunai, atau pembelian kembali saham. Secara umum, semakin tinggi likuiditas, semakin kecil resiko kegagalan perusahaan.
7
Solvabilitas, mengacu pada kemampuan perusahaan untuk mebayar hutang hutangnya pada saat jatuh tempo. Sebagai contoh, jika sebuah perusahaan memiliki hutang jangka panjang yang tinggi relative terhadap aktiva, maka perusahaan ini mwmiliki solvabilitas (solvency) yang lebih rendah disbanding perusahaan sejenis sej enis dengan hutang jagka panjang yang rendah. Solavabilitas yang rendah mengindikasikan bahwa perusahaan relative lebih beresiko karena aktivanya akan diperlukan untuk membayar kewajiban tetap ini. Fleksibilitas
keuangan.
Likuiditas
dan
solvabilitas
mempengaruhi
fleksibilitas entitas yaitu kemampuan perusahaan mengambil tindakan yang efektif untuk mengubah jumlah dan penetapan waktu arus kas sehingga bisa bereaksi terhadap kebutuhan dan peluang yang tak terduga. Sebuah perusahaan yang memiliki banyak hutang menjadi tidak fleksibel secara keuangan, mungkin memiliki sumber kas yang terbatas atau tidak sama sekali untuk membiayai ekspansi atau melunasi hutang yang telah jatuh tempo. Sementara sebuah peusahaan yang mempunyai tingkat fleksibilitas keuangan yang tinggi akan lebih mampu melalui periode yang buruk, memulihkan diri dari krisis, dan memanfaatkan peluang investasi yang tak terduga dan menguntungkan. Secara umum semakin tinggi fleksibilitas keuangan, semakin kecil resiko kegagalan perusahaan.
2.1.5 Keterbatasan Neraca
Meskipun memilki banyak manfaat, neraca memiliki beberapa keterbatasan serius. Pemakai eksternal sering kali perlu mengetahui nilai sebuah perusahaan. Namun neraca secara umum tidak mencerminkan nilai saat ini dari suatu usaha. Rasio yang disukai antara para pemain di bursa efek adalah rasio buku terhadap pasar (book-to-market ratio) ra tio) dihitung sebagaia total nilai buku modal biasa (total book value of common equity) dibagi dengan total t otal nilai pasar modal biasa (total market value of common equity). Rasio ini mencerminkan perbedaan antara nilai neraca sebuah perusahaan dan nilai pasar actual perusahaan. Biasanya rasio ini selalu berkisar kurang dari satu karena banyak aktiva dilaporkan pada biaya historis. Selain itu karena laporan keuangan laba-rugi dan neraca saling berhubungan, maka tidaklah mengejutkan jika
8
neraca memiliki
banyak
keterbatasan yang sama dengan laba-rugi. Berikut adakah keterbatasan penting dari neraca : •
Biaya historis. Sebagian besar aktiva dan kewajiban dicatat pada biaya histories atau harga perolehan. Akibatnya, informasi yang dilaporkan dalam neraca memiliki reliabilitas yang lebih tinggi di satu sisi, namun disisi lain dikecam karena nilai wajar saat ini yang lebih releven tidak dilaporkan. Contoh: Georgia Pacific memiliki kayu dan aktiva lain yang nilainya dapat meningkat setelah dibeli ; kenaikan ini tidak dilaporkan sampai aktiva tersebut dijual.
•
Pertimbangan dan estimasi yang digunakan untuk menentukan berbagai pos yang dilaporkan dalam neraca. Misalnya masa manfaat suatu aktiva, Jumlah piutang yang tak tertagih, Jumlah beban garansi yang harus dicadangkan dan lainlain. contoh, dell membuat estimasi tentang jumlah piutang yang akan ditagih, masa manfaat gudangnya, dan jumlah komputer yang harus dikembalikan menurut kontrak garansi untuk mendapatkan jumlah yang dilaporkan dalam neraca.
•
Aktiva tidak berwujud. Sumberdaya manusia yang handal, produk yang unggul, pelayanan yang irma terhadap pelanggan ini jelas merupakan aktiva penting bagi perusahaan, namun neraca tidak dapat melaporkan karena tidak bisa dicatat atau diukur secara objektif.
• Nilai tukar. Sebuah masalah yang berhubungan dengan neraca adalah ketidakstabilan
nilai
tukar
yang
mengakibatkan
tidak
dapat
dipertahankannya daya beli yang konstan, sementara sumberdaya dan ekuitas pada neraca tidak disesuaikan terhadap perubahan didalam daya beli dari unit pengukuran. •
Komparabilitas. Keterbatasan lain dari neraca juga berhubungan dengan kebutuhan untuk bisa dibandingkan (comparability), yaitu bahwa tidak semua perusahaan mengklasifikasikan dan melaporkan semua unsure neracanya dengan cara yang sama. Misalnya Klasifikasi judul dan perkiraan yang beragam. Perbedaan semacam ini membuat perbandingan menjadi sulit dan mengurangi nilai potensial analisis neraca.
9
•
Off-Balance-Sheet. Meningkatnya penggunaan dari pendanaan di luar neraca (off-balance-sheet). Untuk menghindari pelaporan kewajiban dalam jumlah yang besar pada neraca perusahaan. Pada kenyataan, aspek utama dari skandal akuntansi ENRON adalah penggunaan perjanjian pendanaan yang kreatif (dengan nama yang eksotik seperti Rhytms dan Raptor). Salah satu tantangan paling signifikan yang dihadapi profesi akuntansi
adalah keterbatasan laporan keuangan, misalnya neraca. Sejumlah observasi menunjukkan bahwa para pemakai menentang penggantian model akuntansi berdasar histories dengan akuntansi berdasar nilai wajar. Akan tetapi, mereka menaganggap bahwa informasi nilai wajar berguna untuk jenis aktiva dan kewajiban tertentu serta untuk jenis industri tertentu. Selain itu, para pemakai juga menginginkan perusahaan mengungkapkan informasi mengenai estimasi serta asumsi yang digunakan untuk menentukan jumlah aktiva dan kewajiban yang material. Terakhir mereka menginginkan informasi kualitatif dan kuantitatif tentang resiko yang terkait denga instrument keuangan serta perjanjian pembiayaan diluar neraca.
2.2
Laporan Arus Kas
2.2.1 Pengertian Laporan Arus Kas
Laporan arus kas (Inggris: cash flow statement atau statement of cash flows) adalah bagian dari laporan keuangan suatu perusahaan yang dihasilkan pada suatu periode akuntansi yang menunjukkan aliran masuk dan keluar uang (kas) perusahaan. Informasi ini penyajiannya diklasifikasikan menurut jenis kegiatan yang menyebabkan terjadinya arus kas masuk dan kas keluar tersebut. Laporan Arus Kas merupakan penerimaan kas dan pembayaran kas (pengeluaran kas). Laporan arus kas melaporkan penerimaan kas dan pengeluaran kas yang digolongkan sesuai dengan kegiatan utama entitas : operasi,investasi, dan pembelanjaan. Laporan tersebut melaporkan arus masuk kas bersih atau keluar kas bersih dari setiap kegiatan dan untuk semua kegiatan usaha. Arus kas adalah kas aktual yang keluar masuk dari dan ke dalam suatu perusahaan (Weston dan righam, 1990 : 55). Arus kas masuk (cash inflows)
10
merupakan penerimaan kas yang berasal dari kegiatan rutin perusahaan, misalnya penjualan tunai, penerimaan piutang maupun penerimaan kas yang bersifat tidak rutin misalnya penyertaan modal, penjualan saham, penjualan aktiva perusahaan. Arus kas keluar (cash out flows) adalah pengeluaran yang bersifat kontinyu, seperti pembayaran bunga, dividen dan pembayaran pajak. Arus kas berlangsung terus menerus selama perusahaan menjalankan kegiatannya. Agar kas ini mudah dibaca dan dipahami, maka informasi arus kas tersebut dibuat dalam bentuk laporan yang disebut Laporan Arus Kas (statement of cash flows), sehingga dapat memenuhi kebutuhan informasi para investor dan kreditur dalam menganalisa arus kas. Aktivitas yang membagi laporan arus kas adalah kegiatan operasi, kegiatan investasi, dan kegiatan pendanaan. Ketiga aktivitas ini memberikan informasi yang memungkinkan para pengguna laporan untuk menilai pengaruh aktivitas tersebut terhadap keuangan perusahaan serta terhadap jumlah kas. Manfaat utama laporan arus kas adalah untuk menyediakan informasi yang relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas perusahaan selama satu periode, serta untuk membantu investor, kreditur dan pihak lain yang berkepentingan dalam menganalisa kas (Kieso dan Wey Grandt, 1995 : 247).
2.2.2 Tujuan Laporan Arus Kas
Tujuan menyajikan laporan arus kas adalah memberikan informasi yang relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas atau setara kas dari suatu perusahaan pada suatu periode tertentu. Laporan ini akan membantu para investor, kreditor dan pemakai lainnya untuk: a. Menilai kemampuan perusahaan untuk memasukkan kas di masa yang akan datang. b. Menilai kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya membayar dividen dan keperlua dana untuk kegiata ekstern c. Menilai alasan-alasan perbedaan antara laba bersih dan dikaitkan dengan penerimaan dan pengeluaran kas
11
d. Menilai pengaruh investasi baik kas maupun bukan kas dan transaksi keuangan lainnya terhadap posisi keuangan perusahaan selama satu periode tertentu Jadi informasi yang disajikan dalam laporan arus kas berguna bagi para pemakai laporan keuangan, baik bagi pihak manajemen, investor, kreditor maupun pihak-pihak yang berkepentingan lainnya, sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan untuk menggunakan arus kas dan setara kas dan menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas tersebut.
2.2.3 Pengelompokkan Pengelompokkan dalam Laporan Arus Kas
Laporan arus kas mengklasifikasikan penerimaan kas berdasarkan kegiatan operasi, investasi, dan pembiayaan. Karakteristik transaksi dan peristiwa lainnya dari setiap jenis kegiatan adalah : 1. Kegiatan operasi melibatkan pengaruh kas dari transaksi yang dilibatkan dalam penentuan laba bersih, seperti penerimaan kas dari penjualan barang dan jasa, serta pembayaran kas kepada pemasok dan karyawan untuk memperoleh persediaan serta membayar beban. 2. Kegiatan investasi umumnya melibatkan mel ibatkan aktiva jangka panjang dan mencangkup (a) pemberian serta penagihan pinjaman, dan (b) perolehan serta pelepasan investasi dan aktiva produktif jangka panjang. 3. Kegiatan pembiayaan melibatkan pos-pos kewajiban dan ekuitas pemegang saham serta mencangkup (a) perolehan kas dari kreditor dan pembayaran kembali pinjaman, serta (b) perolehan modal dari pemilik dan pemberian tingkat pengembalian atas, dan pengembalian dari investasinya.
2.2.4 Bentuk Laporan Arus Kas
Terdapat dua bentuk penyajian laporan arus kas, yang pertama metode langsung dan yang kedua metode tidak langsung. Perbedaan antara kedua metode terletak pada penyajian arus kas berasal dari kegiatan operasi. Dengan metode langsung, arus kas dari kegiatan operasional dirinci menjadi arus kas masuk dan
12
arus kas keluar. Arus kas masuk dan keluar dirinci lebih lanjut dalam beberapa jenis penerimaan atau pengeluaran kas. Sementara itu dengan metode tidak langsung, arus kas dari opersional ditentukan dengan cara mengoreksi laba bersih yang dilaporkan di laporan laba rugi dengan beberapa hal seperti biaya penyusutan, kenaikan harta lancar dan hutang lancar serta laba/rugi karena pelepasan investasi. Berikut ini diberikan contoh bentuk laporan arus kas dengan metode langsung dan metode tidak langsung.
1.
Metode Langsung
Dalam metode ini pelaporan arus kas dilakukan dengan cara melaporkan kelompok-kelompok penerimaan kas da pengeluaran kas dari kegiatan operasi secara lengkap, dan baru dilanjutkan dengan investasi dan pembiayaan. Contoh Metode Langsung
PT ABC LAPORAN ARUS KAS UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2007 (dalam Rupiah)
Arus kas yang berasal dari kegiatan operasi :
Kas yang diterima dari pelanggan
951.000
Dikurangi : Kas untuk membeli persediaan
555.200
Kas untuk membayar biaya operasi
259.800
Kas untuk membayar biaya bunga Kas untuk membayar pajak
14.000 29.000
858.000 Aliran kas bersih dari kegiatan operasi
13
93.000
Aliran kas yang berasal dari kegiatan investasi :
Kas masuk yang berasal dari penjualan investasi
75.000
Kas keluar untuk membeli peralatan
(157.000) (82.000)
Aliran kas bersih untuk kegiatan investasi
Aliran kas dari kegiatan keuangan :
Kas yang diterima dari penjualan saham
160.000
Dikurangi : Kas untuk membayar dividen
23.000
Kas untuk membayar hutang obligasi
125.000 148.000
Aliran kas masuk neto dari kegiatan keuangan
12.000
Kenaikan kas
23.000
Saldo kas pada awal tahun
26.000
Saldo kas pada akhir tahun
49.000
Dari laporan terlihat bahwa arus kas yang berasal dari kegiatan operasional dirinci menjadi penerimaan dari berbagai sumber yang merupakan kegiatan operasional dan pengeluaran kas untuk berbagai kegiatan operasional. Arus kas dari kegiatan investasi dan keuangan juga dirinci menurut jenis-jenis kegiatan yang mengakibatkan timbulnya penerimaan dan pengeluara kas.
14
2.
Metode Tidak Langsung
Dengan metode ini laba atau rugi bersih disesuaikan dengan mengoreksi pengaruh dari transaksi bukan kas, penangguhan atau akrual dari penerimaan atau pembayaran kas untuk operasi dari masa lalu dan masa depan, dan unsur penghasilan atau beban yang berkaitan dengan arus kas investasi atau pendanaan. Jadi pada dasarnya metode tidak langsung ini merupakan rekonsiliasi laba bersih yang diperoleh perusahaan. Metode ini memberikan suatu rangkaian hubungan antara laporan arus kas dengan laporan laba rugi dan neraca. Dalam metode tidak langsung arus kas bersih diperoleh dari aktifitas operasi ditentukan dengan menyesuaikan laba atau rugi bersih dari pengaruh : a. Perubahan persediaan dan piutang usaha serta hutang usaha selama periode berjalan. b. Pos bukan kas seperti penyusutan, penyisihan, pajak ditangguhkan, keuntungan dan kerugian, valuta asing yang belum direalisasi, laba perusahaan asosiasi yang belum dibagikan dan hak minoritas dalam laba/rugi konsolidasi. c. Semua pos lain yang berkaitan dengan arus kas investasi dan pendanaan. Contoh Metode Tidak Langsung PT ABC LAPORAN ARUS KAS UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2007 (dalam Rupiah)
Arus kas yang berasal dari kegiatan operasi :
Laba bersih menurut laporan laba rugi
90.500
Ditambah : Biaya depresiasi
18.000
Penurunan persediaan kantor
8.000
Kenaikan hutang jangka pendek
16.800
Kenaikan hutang biaya
1.200
15
44.000 Dikurangi : Kenaikan biaya dibayar dimuka
1.000
Kenaikan piutang usaha
9.000
Penurunan hutang pajak
1.500
Laba penjualan aktiva tetap
30.000 41.500
Aliran kas bersih dari kegiatan operasi
93.000
Aliran kas yang berasal dari kegiatan investasi :
Kas masuk yang berasal dari penjualan investasi
75.000
Kas keluar untuk membeli peralatan
(157.000) (82.000)
Aliran kas keluar bersih untuk kegiatan investasi
Aliran kas dari kegiatan keuangan :
Kas yang diterima dari penjualan saham
160.000
Dikurangi : Kas untuk membayar dividen
23.000
Kas untuk membayar hutang obligasi
125.000 148.000
Aliran kas masuk neto dari kegiatan keuangan
12.000
Kenaikan kas
23.000
Saldo kas pada awal tahun
26.000
Saldo kas pada akhir tahun
49.000
16
Jika kita amati contoh di atas, terlihat bahwa perbedaan antara metode langsung dengan metode tidak langsung terletak pada penyajian arus kas berasal dari kegiatan operasi, sementara itu baik aliran kas dari kegiatan investasi dan keuangan adalah sama penyajiannya.
2.3
Standar Akuntansi Internasional Internasional
Standar
akuntansi
internasional
( International
Financial
Reporting
Standards) adalah Standards) adalah standar akuntansi yang mencakup semua aspek akuntansi yang berlaku di seluruh dunia. Akuntansi internasional semakin diperlukan dikarenakan semakin meningkatnya bisnis internasional yaitu bisnis yang aktivitasnya melewati batas-batas antar negara, seperti perdagangan internasional, bisnis transportasi, bisnis jasa periklanan, pariwisata, perbankan, dll. Neraca,
secara
umum,
menyajikan
informasi
mengenai
kekayaan
perusahaan dan klaim-klaim sehubungan dengan kekayaan tersebut. Klaim Klai m dalam hal ini, bisa berupa utang atau kepemilikan saham oleh pihak luar (kreditur dan pemegang saham). Secara konseptual, penyajian laporan keuangan (termasuk penyajian aset dan liabilitas), diatur dalam “Kerangkerja IASB”. Sedangkan Se dangkan teknisnya diatur dalam IAS 1. Untuk kita di Indonesia, ketentuan yang sama dituangkan dalam PSAK 1. Sejak revisi IAS 1, judul laporan Neraca berubah menjadi Laporan Posisi Keuangan (Statement (Statement of Financial Position). Position ). Menurut IASB, istilah laporan posisi keuangan lebih mewakili fungsi yang sesungguhnya. Sementara Neraca, meskipun mewakili konsep ‘double-entry ‘ double-entry’— ’— dimana dimana sisi debit dan kredit harus selalu dalam kondisi seimbang (=balance (=balance)) — — tidak tidak cukup deskriptip menyebutkan informasi apa yang disajikan di dalamnya. Selain itu, menurut IASB, istilah posisi keuangan telah lama digunakan oleh kalangan auditor di seluruh dunia sejak bertahun-tahun yang lalu, bahkan bahkan sebelum IFRS lahir. Penyajian laporan posisi keuangan (Neraca) menurut Kerangkakerja IASB dan IAS 1. Untuk disajikan dalam laporan keuangan, suatu even ekonomis (=transaksi)
harus
memenuhi
ketentuan
mengenai:
definisi,
pengukuran,
dan pengakuan, seperti yang tertuang dalam dalam Kerangkakerjanya IASB. Laporan Posisi Keuangan (Neraca), secara ringkas, disajikan sebagai berikut :
17
Aset
= Rp xxx
Liabilities
= Rp xxx
Ekuitas Pemilik
= Rp xxx
Dimana; Aset = Liabilitas + Ekuitas Pemilik
Penyajian aset, menurut IAS 1, dipisahkan menjadi 2 kelompok, yaitu Aset Lancar (current (current assets) assets) dan Aset Tidak Lancar (noncurrent ( noncurrent assets). assets). Liabilitas-pun dipisahkan menjadi 2 kelompok, yaitu Liabilitas Lancar ( current liabilities) liabilities) dan Liabilitas Tidak Lancar (noncurrent (noncurrent liabilities). liabilities). 1.
Klasifikasi Aset Lancar Sesuai IFRS : Suatu aset diklasifikasikan ke dalam kelompok aset lancar apabila
memenuhi salah satu kriteria berikut ini :
Dalam bentuk kas atau setara-kas yang penggunaannya tidak dibatasi (untuk menyelesaikan laibilitas sekurang-kurangnya 12 bulan setelah periode pelaporan); atau
Diharapkan dapat direalisasikan dalam jangka waktu 12 bulan dari tanggal laporan posisi keuangan (tanggal neraca); atau
Diharapkan dapat direalisasikan, baik digunakan/dikonsumsi sendiri maupun untuk dijual kepada pihak pih ak lain, dalam “siklus operasi normal” perusahaan; atau
Dimiliki untuk maksud diperdagangkan Menggunakan ketentuan di atas, maka yang bisa diklasifikasikan ke dalam
kelompok aset lancar adalah item-item berikut ini :
a. Kas dan Setara Kas
18
Untuk bisa diklasifikasikan sebagai aset lancar, Kas harus tersedia untuk digunakan. Menurut IAS 1, kas yang disimpan tidak untuk digunakan dalam periode ini atau penggunaannya dibatasi dan belum akan boleh digunakan dalam siklus operasional normal. Sedangkan yang diklasifikasikan ke dalam pos Setara Kas ( cash equivalents), equivalents), menurut IAS 7, adalah investasi jangka-pendek bersifat likuid yang siap diuangkan dengan nilai pasti, sudah mendekati masa jatuh tempo pencairan (biasanya (biasan ya memiliki jangka waktu pencairan 3 bulan atau kurang), tidak memiliki risiko perubahan nilai yang signifikan — signifikan — akibat akibat perubahan suku bunga. Misalnya: treasury bills, commercial paper , dan reksadana pasar uang. b. Investasi Jangka-Pendek Untuk Diperdagangkan Insrumen investasi yang dimaksudkan untuk dijual kembali dalam jangka pendek — guna guna
memperoleh
keuntungan — masuk masuk
kelompok
aset
lancar. Yang termasuk ke dalam kelompok ini antara lain efek sekuritas dan sekuritas ekuitas yang dibeli untuk maksud diperjualbelikan. Aset derivative keuangan, rata-rata masuk dalam kelompok ini, kecuali yang dimaksudkan untuk tujuan pemagaran (hedging ( hedging ). ). c. Piutang Dagang (Piutang) Piutang Dagang atau Piutang saja (accounts ( accounts receivable), receivable), adalah sejumlah tagihan kepada pelanggan yang timbul dari operasional normal perusahaan. Yang termasuk ke dalam kelompok ini antara lain piutang pada pelanggan, piutang pada perusahaan afiliasi, piutang pada karywan (staf, manager, eksekutif). Jika ada cadangan piutang atau penurunan nilai piutang akibat adanya diskon, retur penjualan, dan piutang tak tertagih, harus dirinci dalam penjelasan laporan keuangan. d. Persediaan Persediaan (inventory (inventory), ), menurut IAS 2, adalah aset tersimpan, entah untuk digunakan sendiri (misal: bahan baku, barang dalam proses) atau untuk dijual ke pihak lain (misal: persediaan barang jadi), dalam kurun waktu operasional normal perusahaan. Dasar penentuan nilai persediaan — yang yang saat ini dibatasi hanya dalam metode FIFO dan metode biaya rata-rata
19
tertimbang (weighted-average (weighted-average cost) cost) harus disebutkan dengan jelas dalam penjelasan laporan keuangan. Khusus di perusahaan manufaktur, bahan baku, barang dalam proses, dan barang juga harus disclosed secara terpisah, entah itu di catatan kaki atau dalam penjelasan penjel asan laporan keuangan. e. Uang Muka Biaya (Biaya Dibayar Dimuka) Uang Muka Biaya ( prepaid expenses) expenses) adalah aset yang timbul akibat pembayaran muka untuk biaya yang manfaatnya tidak habis terpakai dalam dala m satu periode. Misalnya: sewa dibayar dimuka, asuransi dibayar dimuka, dan aset pajak tangguhan jangka pendek. 2.
Klasifikasi Aset Tidak Lancar Sesuai IFRS Seperti PSAK 1, IAS 1 juga menggunakan istilah tidak lancar (noncurrent)
untuk aset berwujud dan tak berwujud — baik itu aset keuangan dan operasional — — yang yang digunakan dalam jangka panjang. Yang termasuk ke dalam klasifikasi Aset Tidak Lancar antara lain : a. Investasi Bersifat ( Held-to-maturity) Held-to-maturity) Yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah instrument investasi yang disimpan hingga jatuh tempo, yang biasanya berjangka waktu panjang. Misalnya: efek hutang (debt securities), efek ekuitas, dan saham istimewa yang wajib ditebus oleh pihak lain (istilahnya “redeemed “ redeemed preferred shares“). shares“). Investasi jenis ini diukur pada biaya teramortisasi. b. Property Investasi Property
Investasi
bangunan/gedung) bangunan/gedung) operasional
(investment (investment yang
perusahaan
property) property)
diperoleh secara
bukan
normal,
adalah
property
(tanah,
untuk
digunakan
dalam
melainkan
untuk
mendapat
keuntungan tertentu, misalnya: dengan cara disewakan atau dijual kembali dengan harga yang lebih tinggi. Property investasi, awalnya, diukur sebesar nilai perolehannya. Selanjutnya, seiring waktu, property investasi diukur entah dengan menggunakan metode fair value atau model pengukuran berdasarkan biaya perolehan. c. Tanah, Bangunan, Mesin dan Peralatan Yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah bangunan, mesin dan peralatan,
yang
digunakan
dalam
20
operasional
perusahaan
guna
menghasilkan barang/jasa, memiliki umur ekonomis lebih dari satu tahun buku. Akumulasi penyusutan atas kelompok aset tak lancar ini harus disajikan dalam laporan keuangan atau di catatan kaki atau di bagian penjelasannya. Misalnya: Bangunan
=
xxx
Dikurangi akumulasi penyusutan
=
(xxx)
Nilai buku bangunan
=
xxx
Atau; Bangunan (net dari akumulasi Rp xxx) = xxx Metode yang digunakan dalam menghitung penyusutan, harus disebutkan di bagian penjelasan laporan keuangan. d. Aset Tak Berwujud Aset Tak Berwujud (intangible (intangible assets) assets) adalah aset tak lancar perusahaan yang tidak memiliki wujud fisik, akan tetapi diharapkan akan mendatangkan manfaat — — baik di masa kini maupun di masa yang akan datang. Yang termasuk dalam klasifikasi ini adalah aset tak berwujud yang bisa diidentifikasi (misal: ( misal: goodwill) dan aset tak berwujud yang tidak bisa bi sa diidentifikasi
(misal:
merk
dagang,
patent,
copyrights,
dan
biaya
oragnisasional). IAS 38 mengharuskan perusahaan untuk mengamortisasi aset tak berwujud. Seperti halnya aset berwujud, akumulasi amortisasi aset tak berwujud-pun harus dinyatakan dengan jelas dalam laporan keuangan atau dicatatan kaki atau di bagian penjelasannya. e. Aset Dimiliki Untuk Dijual Sedikit mirip dengan property investasi, hanya saja aset dimiliki untuk dijual tidak harus direncanakan sejak awal. Jika perusahaan berencana untuk menjual sekelompok aset, mesikpun tadinya digunakan untuk operasional, maka aset tersebut harus diklasifikasikan sebagai aset dimiliki untuk dijual. Menurut IFRS 5, aset dimiliki untuk dijual diukur sebesar nilai buku yang lebih rendah atau nilai wajar dikurangi ongkos penjualan.
21
f. Aktiva Lain-lain Segala aset tak lancar yang tidak bisa dimasukan ke dalam 5 klasifikasi di atas, masuk ke kelompok ini. Misalnya: Uang Muka yang baru akan habis dibiayakan dalam jangka waktu lama (panjang), Aset Pajak Tangguhan yang waktu pemulihannya lama atau tidak pasti. 3.
Klasifikasi Liabilitas Jangka Pendek Sesuai IFRS Menurut IAS 1, yang termasuk kedalam klasifikasi liabilitas jangka pendek
(utang lancar) apabila : bisa diselesaikan (dibayar/dilunasi) dalam kurun waktu operasional normal perusahaan atau jatuh tempo dalam jangka waktu tidak lebih dari 12 bulan dari tanggal laporan posisi keuangan (tanggal neraca), dimiliki untuk maksud diperdagangkan, entitas tidak memiliki hak tanpa syarat untuk menunda penyelesaian laibilitas selama sekurang-kurangnya 12 bulan setelah periode pelaporan. Yang termasuk dalam klasifikasi liabilitas jangka pendek, antara lain: a. Kewajiban yang timbul dari pembelian barang atau jasa yang digunakan dalam operasional normal perusahaan, diantaranya: Utang Dagang, Utang Tertulis Jangka Pendek, Utang Upah dan Gaji Pegawai, Utang Pajak, Utang Lain-lain. b. Pembayaran diterima dimuka yang mengakibatkan timbulnya kewajiban untuk menyerahkan barang atau jasa di masa yang akan datang, misalnya :Pendapatan Diterima Dimuka, Deposit Dari Pelanggan, Sewa Diterima Dimuka. c. Kewjiban lain yang akan jatuh tempo di periode berjalan, misalnya: promes yang akan segera jatuh tempo.
4.
Klasifikasi Liabilitas Jangka Panjang Sesuai IFRS Kewajiban-kewajiban yang akan terselesaikan melebihi siklus operasional
normal perusahaan masuk klasifikasi Liabilitas Jangka Panjang, antara lain: a. Kewajiban yang timbul sebagai bagian dari strukturisasi modal perusahaan berjangka panjang, misalnya: pinjaman bank jangka panjang, promes, kewajiban sewa jangka panjang.
22
b. Kewajiban yang timbul tidak dari opersional normal perusahaan, misalnya: kewajiban premi pensiun, liabiltas pajak tangguhan yang penyelesaiannya belum diketahui secara pasti. Laporan arus kas mengandung informasi tentang kegiatan-kegiatan yang menghasilkan dan menggunakan kas. Kegiatan utama arus kas yaitu kegiatan operasional (kegiatan utama organisasi menghasilkan pendapatan), kegiatan investasi (melibatkan perolehan dan penjualan aktiva tetap), dan kegiatan pendanaan yang mengakibatkan perubahan terhadap jumlah ekuitas dan pinjaman organisasi. Laporan arus kas juga menggabungkan konsep kas dan setara kas. Setara kas adalah sebuah jangka pendek (biasanya jatuh tempo dalam tiga bulan atau kurang), investasi sangat lancar yang sangat mudah dikonversi menjadi kas, dan memiliki resiko yang kecil dari perubahan nilai. Ada beberapa situasi tertentu yang menggunakan perlakuan khusus dalam laporan arus kas antara lain adalah :
Komponen kas dan setara kas. Mengungkapkan komponen kas dan setara kas, dan juga merekonsiliasi jumlah kas dan setara kas dalam laporan arus kas dengan jumlah yang dilaporkan untuk pos-pos ini dalam laporan posisi keuangan. Perhatikan juga kebijakan entitas untuk menentukan komposisi kas dan setara kas, dan dampak dari setiap perubahan kebijakan ini dalam periode pelaporan.
Arus kas mata uang asing. Jika organisasi memiliki transaksi dalam mata uang asing, catatlah sesuai mata uang entitas dengan menggunakan kurs yang relevan pada tanggal arus kas. Nilai tukar rata-rata tertimbang periode pelaporan dapat digunakan untuk untuk penjabaran ini.
Pajak penghasilan. Mengungkapkan secara terpisah arus kas dari pajak atas penghasilan dan mengklasifikasikannya dalam arus kas pada aktivitas operasi. Anda harus membagi dalam arus kas dari kegiatan investasi atau pendanaan jika mereka secara khusus diidentifikasi dengan kegiatan tersebut.
23
Pengungkapan item tambahan berikut ini tidak diharuskan, tetapi dianjurkan untuk dimasukkan dalam laporan arus kas atau dalam catatan yang terkait dengan itu:
Fasilitas pinjaman. Jumlah dari fasilitas pinjaman yang mungkin tersedia untuk penggunaan masa depan, atau pembatasan dari penggunaannya.
Kapasitas terkait. Arus kas agregat yang dikaitkan dengan peningkatan kapasitas operasi, yang dilaporkan secara terpisah dari arus kas yang berkaitan dengan pemeliharaan kapasitas operasi yang ada.
Arus kas usaha patungan. Arus kas agregat dari kepentingan dalam usaha patungan yang mana entitas menggunakan menggunakan konsolidasi proporsional
24
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN
3.1
Kesimpulan
Laporan
keuangan
dapat
dijadikan
sarana
untuk
melihat
tingkat
produktivitas perusahaan dimasa lalu dan dapat dijadikan sebagai alat untuk mengambil keputusan dimasa yang akan datang. Salah satu bentuk laporan keuangan adalah neraca dan laporan arus kas. Neraca merupakan ringkasan posisi keuangan perusahaan pada tanggal tertentu yang menunjukkan total aktiva (harta) dengan total kewajiban (utang) ditambah total ekuitas pemilik (modal perusahaan). Sedangkan laporan arus kas merupakan laporan keuangan yang menyajikan lalu lintas arus kas keluar dan arus kas masuk perusahaan. Laporan arus kas akan menunjukkan tingkat efektivitas dan efisiensi penggunaan kas perusahaan. Laporan arus kas juga akan menunjukkan sumber-sumber pemasukan kas dan pengeluaran kas. Komponen dari neraca adalah aktiva, kewajiban, dan ekuitas. Bentuk neraca ada dua yaitu neraca bentuk staffel dan neraca bentuk scontro. scontro. Kegunaakn dari neraca yaitu untuk menhitung tingkat pengembalian dan mengevaluasi struktur modal perusahaan, neraca juga dapat dimanfaatkan untuk menganalisis likuiditas, solvabilitas dan fleksibilitas keuangan perusahaan. Informasi yang disajikan dalam laporan arus kas berguna bagi para pemakai laporan keuangan, baik bagi pihak manajemen, investor, kreditor maupun pihak pihak yang berkepentingan lainnya, sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan untuk menggunakan arus kas dan setara kas dan menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan menggunakan arus kas tersebut. Laporan arus kas mengklasifikasikan penerimaan kas berdasarkan kegiatan operasi, investasi, dan pembiayaan. Dalam penyusunan laporan arus kas terdapat dua metode yaitu metode langsung dan tidak ti dak langsung. Standar
akuntansi
internasional
( International
Financial
Reporting
Standards) adalah Standards) adalah standar akuntansi yang mencakup semua aspek akuntansi yang berlaku di seluruh dunia. Akuntansi internasional semakin diperlukan dikarenakan
25
semakin meningkatnya bisnis internasional yaitu bisnis yang aktivitasnya melewati batas-batas antar negara, seperti perdagangan internasional, bisnis transportasi, bisnis jasa periklanan, pariwisata, perbankan, dll.
3.2
Saran
1. Sebaiknya Kategori utama dalam piutang harus disajikan dalam neraca atau catatan terkait. Untuk piutang yang berasal dari transaksi tidak biasa(seperti penjualan property, atau pinjaman kepada afiliasi atau karyawan). 2. Untuk menyajikan persediaan secara tepat dalam perusahaan, maka dasar penilaian (yaitu, mana yang terendah antara biaya atau harga pasar) dan metode penetapan harga (FIFO atau at au LIFO) harus diungkapkan. 3.
Agar mencapai hasil yang maksimal dalam memproses laporan kas, maka
harus lebih memahami bagaimana mengidentifikasi proses laporan keuangan yang sesuai dengan PSAK.
26
DAFTAR PUSTAKA
Harahap, Sofyan Syafri. (2007).Teori (2007). Teori
Akuntansi. Akuntansi. Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada Kasmir. (2008). Analisis (2008). Analisis Laporan Keuangan. Keuangan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Kieso. (2008). Akuntansi (2008). Akuntansi Intermediate. Jakarta: Intermediate. Jakarta: Erlangga. https://isramardianchabib.wo https://isram ardianchabib.wordpress.co rdpress.com/2011/12/13/maka m/2011/12/13/makalah-laporan-aruslah-laporan-aruskas/ http://www.materiakuntans http://www.ma teriakuntansi.com/manfaat-d i.com/manfaat-dan-keterbat an-keterbatasan-balanceasan-balance-sheet/ sheet/
27