PEDOMAN PELAYANAN UNIT LABORATORIUM
RS ZAHIRAH
JAGAKARSA JAKARTA SELATAN 2014 Pedoman pelayanan unit kerja
Page 1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,atas berkah dan rahmat Nya, sehingga tersusunlah buku pedoman Pelayanan RS.Zahirah ini. Saat ini kebutuhan akan standar pelayanan merupakan suatu hal yang sangat penting, khususnya di Instalasi Laboratorium, buku ini akan menjadi acuan bagi petugas untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan kepada pasien sesuai dengan batasan dan tanggung jawab masing – masing. Disamping itu, dalam rangka meningkatkan mutu rumah sakit dan melaksanakan visi dan misinya, diperlukan Pedoman Pelayanan untuk pemeriksaan laboratorium agar senantiasa dapat menjaga mutu pelayanan yang diberikan kepada pasien. Buku ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu masukan dan saran dari berbagai pihak sangat kami harapkan untuk revisi dikemudian hari.
Jakarta ,September 2014
Tim Penyusun
Pedoman pelayanan unit kerja
Page 2
BAB I PENDAHULUAN Pelayanan kesehatan di Rumah Sakit merupakan bagian integral yang tidak dapat dipisahkan dari pelayanan kesehatan secara keseluruhan. Pada saat ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan semakin meningkat dan sudah mengarah pada spesialisasi dan subspesialisasi. Semakin pesat laju pembangunan, semakin besar pula tuntutan masyarakat dalam mendapatkan pelayanan kesehatan yang lebih baik.
Perlu disadari bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan dan kesejahteraan masyarakat, tuntutan akan pelayanan kesehatan yang bermutu pun semakin meningkat. Di lain pihak pelayanan rumah sakit yang memadai, baik di bidang diagnostik maupun pengobatan semakin dibutuhkan. Sejalan dengan itu maka pelayanan diagnostik yang diselenggarakan oleh laboratorium rumahsakit sangat perlu menerapkan sebuah standar mutu untuk menjamin kualitas pelayanan yang diberikan kepada masyarakat.
A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat. Salah satu yang tertuang dalam Undang – undang No.23 Tahun 1992 tentang kesehatan bertujuan melindungi pemberi dan penerima jasa pelayanan kesehatan serta memberi kepastian hukum dalam rangka meningkatkan, mengarahkan dan memberi dasar bagi pembangunan kesehatan. Dalam pembangunan kesehatan. Dalam pembangunan kesehatan perlu dilakukan peningkatan pelayanan kesehatan termasuk peningkatan Pelayanan Laboratorium di Rumah Sakit. Pelayanan Laboratorium merupakan bagian integral dari pelayanan medik Rumah Sakit yang perlu mendapat perhatian khusus,karena sebagaimana diketahui bahwa Pelayanan Laboratorium selain telah dirasakan besar manfaatnya, namun oleh karena didalam pelaksanaan pemeriksaan laboratorium berhubungan dengan cairan tubuh penderita sehingga ada resiko bahaya terpapar bahan infeksius baik terhadap pekerja, pasien maupun lingkungannya, denga demikian Pelayanan Laboratorium harus dikelola oleh mereka yang benar – benar profesional dalam bidang laboratorium demi keselamatan kerja terhadap bahan infeksius.
Pedoman pelayanan unit kerja
Page 3
B. Tujuan Pedoman ini dibuat sebagai acuan pelayanan Laboratorium di RS.Zahirah, hal ini karena
pemeriksaan
laboratorium
adalah
salah
satu
komponen
penting
dalam
penatalaksanaan pasien yang dapat berperan meningkatkan mutu diagnosa klinik, sehingga pengobatan terhadap pasien menjadi lebih terarah.
C. Ruang Lingkup Pelayanan Laboratorium di RS.Zahirah mempunyai ruang lingkup Laboratorium Klinik Diagnostik.
D. Batasan Operasional 1. Laboratorium Laboratorium adalah Tempat reset ilmiah, eksperimen, pengukuran ataupun pelatihan ilmiah dilakukan. Laboratorium biasanya dibuat untuk memungkinkan dilakukannya kegiatan – kegiatan tersebut secara terkendali.
2. Laboratorium Klinik Laboratorium Klinik adalah laboratorium kesehatan yang melaksanakan pelayanan pemeriksaan specimen klinik untuk mendapatkan informasi tentang kesehatan perorangan terutama untuk menunjang upaya diagnosis penyakit, penyembuhan penyakit, dan pemulihan kesehatan Laboratorium ini sering dibagi atas sejumlah bagian : a. Kimia klinik biasanya menerima serum. Sering kali bagian ini adalah bagian yang melakukan pemeriksaan rutin terbanyak. Mereka menguji komponen/analit yang berbeda – beda dalam serum atau plasma. b. Hematologi menerima keseluruhan darah dan plasma. Mereka melakukan perhitungan darah dan evaluasi morfologi darah. c. Mikrobiologi menerima usapan, tinja, air seni, darah, dahak, peralatan medis begitupun jaringan yang mungkin terinfeksi. Spesimen tadi dikultur untuk memeriksa mikroba patogen. d. Parasitologi mengamati parasit. e. Koagulasi menganalisis waktu bekuan dan faktor koagulasi f. Urinalisis menguji air seni untuk sejumlah analit. g. Toksikologi menguji obat farmasi, obat yang disalahgunakan, dan toksik lain. Pedoman pelayanan unit kerja
Page 4
h. Immunohematologi atau bank darah menyediakan komponen, derivat, dan produk darah untuk transfusi. i. Histologi memproses jaringan padat yang diambil dari tubuh untuk membuat di kaca mikroskop dan menguji detail sel. j. Sitologi menguji usapan sel ( seperti dari mulut rahim ) untuk membuktikan kanker dan keadaan lain. k. Sitogenetika melibatkan penggunaan darah dan sel lain untuk mendapatkan kariotipe, yang dapat berguna dalam diagnosis prenatal ( mis : sindrome down ) juga kanker ( beberapa kanker memiliki kromosom abnormal ). l. Virologi dan analisis DNA juga dilakukan di laboratorium klinik yang besar. m. Patologi Bedah menguji organ, ekstremitas, tumor, janin dan jaringan lain yang di biopsi pada bedah seperti vasektomi payudara.
3. Standar Pelayanan Laboratorium Adalah sumber yang berlaku sesuai dengan tingkat atau kelas rumah sakit dan sarana pelayanan kesehatan lainnya yang menyelenggarakan pelayanan laboratorium tersebut.
4. Tenaga Profesional / Formal Laboratorium adalah tenaga yang mencakup : dokter spesialis laboratorium ( Patologi Klinik ), teknisi laboratorium medis ( Analis Laboratorium ), Asisten laboratorium medis ( Pembantu lab ). 5. Tenaga Penunjang Laboratorium adalah tenaga yang mencakup : Teknisi Alat – alat Analyzer laboratorium, paramedis, petugas administrasi laboratorium. 6. Standar Prosedur Operasional ( SPO ) adalah kumpulan instruksi, langkah – langkah yang telah dibakukan untuk menyelesaikan proses kerja rutin tertentu.
7. Ruangan Luas ruangan setiap kegiatan cukup menampung peralatan yang dipergunakan, aktifitas dan jumlah petugas yang berhubungan dengan spesimen/pasien untuk kebutuhan pemeriksaan laboratorium. Semua ruangan harus mempunyai tata ruang yang baik sesuai alur pelayanan dan memperoleh sinar matahari/cahaya dalam jumlah yang cukup.
Pedoman pelayanan unit kerja
Page 5
8. Peralatan Laboratorium Laboratorium harus dilengkapi dengan semua peralatan yang diperlukan sesuai dengan layanan yang disediakan sekalipun tidak digunakan secara rutin. Pada saat instalasi alat maupun saat kerja rutin, peralatan harus diperhatikan menunjukan kemampuan atau memenuhi kinerja yang dipersyaratkan dan harus memenuhi spesifikasi yang sesuai untuk pemeriksaan bersangkutan.
9. Bahan Laboratorium a. Reagent adalah zat kimia yang digunakan dalam suatu reaksi untuk mendeteksi, mengukur, memeriksa dan menghasilkan zat lain. b. Standar adalah zat – zat yang konsentrasi atau kemurniannya diketahui dan diperoleh dengan cara penimbangan. c. Bahan Kontrol adalah bahan yang digunakan untuk memantau ketepatan suatu pemeriksaan di laboratorium, atau untuk mengawasi kualitas hasil pemeriksaan sehari – hari. d. Air merupakan bahan termurah dari semua bahan yang digunakan di laboratorium tetapi air merupakan bahan terpenting dan yang paling sering digunakan, oleh karena itu kualitas air yang digunakan harus memenuhi standar seperti halnya bahan lain yang digunakan dalam analisis. e. Media adalah suatu bahan yang terdiri atas campuran nutrisi ( nutrient ) yang dipakai untuk menumbuhkan mikroba.
10. Spesimen merupakan bahan pemeriksaan yang berasal dari manusia. Sedangkan sampel dapat diartikan sebagai bahan dari spesimen manusia atau dapat berupa bahan pemeriksaan bersumber lingkungan ( non klinis ).
11. Metode Pemeriksaan Tujuan melakukan suatu pemeriksaan antara lain untuk uji saring, diagnostik dan evaluasi hasil pengobatan serta surveilan. Tiap tujuan pemeriksaan memerlukan sensitivitas dan spesifitas yang berbeda – beda, sehingga perlu dipilih metode yang sesuai karena setiap metode mempunyai sensitivitas dan spesifitas yang berbeda – beda pula.
Pedoman pelayanan unit kerja
Page 6
12. Pemantapan Mutu ( quality assurance ) laboratorium kesehatan adalah semua kegiatan yang ditujukan untuk menjamin ketelitian dan ketepatan hasil pemeriksaan laboratorium. Pemantapan Mutu terbagi menjadi 2 : a. Pemantapan Mutu Internal ( Internal Quality Control ) adalah kegiatan pencegahan dan pengawasan yang dilaksanakan oleh masing – masing laboratorium secara terus menerus agar tidak terjadi atau mengurangi kejadian error/penyimpangan sehingga diperoleh hasil pemeriksaan yang tepat. b. Pemantapan Mutu Eksternal ( PME ) adalah kegiatan yang diselenggarakan secara periodik oleh pihak lain diluar laboratorium yang bersangkutan untuk memantau dan menilai penampilan suatu laboratorium dalam bidang pemeriksaan tertentu. Penyelenggaraan kegiatan Pemantapan Mutu Eksternal dilaksanakan oleh pihak pemerintah, swasta atau internasional. Setiap laboratorium kesehatan wajib mengikuti Pemantapan Mutu Eksternal yang diselenggarakan oleh pemerintah secara teratur dan periodik meliputi semua bidang pemeriksaan laboratorium.
13. Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Laboratorium Kesehatan dan Keselamatan Kerja ( K3 ) laboratorium merupakan bagian dari pengelolaan laboratorium secara keseluruhan. Laboratorium melakukan berbagai tindakan dan kegiatan terutama berhubungan dengan spesimen yang berasal dari manusia maupun bukan manusia. Bagi petugas laboratorium yang selalu kontak dengan spesimen, maka berpotensi terinfeksi kuman patogen. Potensi infeksi juga dapat terjadi dari petugas ke petugas lainnya, atau keluarganya dan ke masyarakat.
Untuk mengurangi bahaya yang
terjadi, perlu adanya kebijakan yang ketat. Petugas harus memahami keamanan laboratorium dan tingkatannya, mempunyai sikap dan kemampuan untuk melakukan pengamanan
sehubungan dengan pekerjaannya
sesuai
SOP,
serta mengontrol
bahan/spesimen secara baik menurut praktik laboratorium yang benar.
14. Pencatatan dan Pelaporan Pencatatan dan Pelaporan kegiatan laboratorium diperlukan dalam perencanaan, pemantauan dan evaluasi serta pengambilan keputusan untuk peningkatan pelayanan laboratorium. Untuk itu kegiatan ini harus dilakukan secara cermat dan teliti, karena
Pedoman pelayanan unit kerja
Page 7
kesalahan dalam pencatatan dan pelaporan akan mengakibatkan kesalahan dalam menetapkan suatu tindakan.
E. Landasan Hukum 1. UU No. 23 / 1992 tentang kesehatan menjadi landasan hukum yang kuat untuk pelaksanaan peningkatan mutu pelayanan kesehatan. Sebagai penjabaran dari undangundang tersebut salah satunya adalah Surat Keputusan Direktur Jendral Pelayanan Medik Nomor HK 006.06.3.5.00788 tahun 1995 tentang pelaksanaan akreditasi Rumah Sakit (termasuk di dalamnya adalah pelayanan laboratorium klinik) untuk mengukur mutu pelayanan kesehatan di Rumah Sakit. 2. Permenkes no 411/MENKES/PER/III/2010 tentang Laboratorium Klinik 3. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 128/Menkes/SK/II/2004 tentang kebijakan dasar pusat kesehatan masyarakat. 4. Menteri Kesehatan RI No : 129/Menkes/SK/II/2008 Tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit. 5. Kepmenkes RI No : 370/Menkes/SK/III/2007 Tentang Standar Profesi Ahli Teknologi Laboratorium Kesehatan 6. Undang – undang No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
Pedoman pelayanan unit kerja
Page 8
BAB II STANDAR KETENAGAAN PELAYANAN LABORATORIUM
Untuk menjalankan pelayanan laboratorium didukung oleh tenaga profesional laboratorium dan tenaga penunjang laboratorium. A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia 1. Penanggung jawab Laboratorium Penanggung jawab Laboratorium adalah seorang dokter spesialis patologi klinik yang bertanggung jawab kepada direktur atas pelayanan yang ada dilaboratorium. Penanggung jawab Laboratorium memiliki uraian tugas seperti : a. Mengkoordinir kegiatan laboratorium b. Merencanakan pengadaan alat laboratorium c. Menentukan tugas dan fungsi petugas laboratorium d. Membaca morfologi darah e. Menentukan jenis reagent dan jenis pemeriksaan laboratorium f. Mengadakan komunikasi dengan klinis g. Menjawab konsul hasil dan pemeriksaan laboratorium 2. Kepala Unit Laboratorium Kepala Unit Laboratorium bertindak sebagai koordinator palaksanaan dan pengembangan pelayanan laboratorium rumah sakit dan pelayanan pendidikan serta memfasilitasi penelitian di unit laboratorium yang memiliki uraian tugas sebagai berikut : 1. Menyebarluaskan dan membangun pengetahuan dan kesadaran mengenai visi (shared vision), misi, tujuan dan value RS kepada seluruh staf Unit laboratorium 2. Melakukan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengendalian dan evaluasi (POACE) dalam pelaksanaan tugas dan fungsi Umit laboratorium 3. Memberikan usulan program kerja dan anggaran Unit laboratorium 4. Mensosialisasikan, mengimplementasikan dan mengevaluasi Zahirah Service Excellence untuk seluruh staf Unit Laboratorium 5. Mengembangkan kemampuan SDM Unit laboratorium sehingga berperan aktif terwujudnya pelayanan laboratorium yang unggul Pedoman pelayanan unit kerja
Page 9
6. Mengatur, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan dinas kerja staf bawahannya 7. Memberikan laporan tertulis secara berkala (bulanan, triwulan, tahunan) disertai analisa dan rekomendasi kepada Manager Penunjang Medis sesuai format yang telah ditetapkan, tentang kegiatan pelayanan di Unit Laboratorium 3. Administrasi Laboratorium Administrasi Laboratorium adalah staf dibawah kepala unit laboratorium yang memiliki uraian tugas sebagai berikut : a. Memeriksa pengantar pemeriksaan laboratorium dari dokter b. Menginput data pasien ke SIM RS c. Memastikan kwitansi pembayaran pasien benar untuk kemudian dilakukan pemeriksaan d. Menginput hasil pemeriksaan laboratorium dan menyerahkannya ke pasien e. Mencatat nama pasien, jenis pemeriksaan, hasil pemeriksaan, dan dokter yang merujuk ke buku besar 4. Petugas Sampling Petugas Sampling adalah staf dibawah kepala unit laboratorium yang memiliki uraian tugas sebagai berikut :
a. Mempersiapkan perlengkapan sampling ( sesuai dengan kebutuhan ) b. Memastikan tepat pasien yang akan diambil darahnya c. Melakukan pengambilan sampel darah pasien d. Memastikan sampel darah pasien sesuai dengan nama yang tertera di label darah e. Memastikan sampel darah yang diambil sesuai dengan criteria darah yang akan diperiksa 5. Pelayanan Pemeriksaan Laboratorium Pelayanan Pemeriksaan Laboratorium adalah staf dibawah kepala unit laboratorium yang memiliki uraian tugas sebagai berikut : a. Bertanggung jawab atas kalibrasi, maintenance dan control laboratorium dalam keadaan baik b. Mengecek persediaan reagen ( Kimia termasuk PCCC1, C FAS, CFAS LIPID, Hematologi 3diff dan 5 diff) c. Mengecek persediaan form kebutuhan laboratorium dan bahan habis pakai (BHP)
Pedoman pelayanan unit kerja
Page 10
d. Membersihkan tabung- tabung yang akan dipakai dan merapihkannya ke tempat penyimpanan e. Membersihkan dan merapihkan prasarana pemeriksaan laboratorium seperti meja sampling, micropipette, dll f. Melakukan pemeriksaan sampel darah pasien sesuai dengan jenis pemeriksaan dan SOP pemeriksaan di laboratorium Berdasarkan uraian kompetensi tersebut, kualifikasi SDM Unit Laboratorium secara menyeluruh disajikan pada tabel 1.1 sebagai berikut : Tabel 1.1 Kualifikasi SDM Unit Laboratorium NAMA
URAIAN TUGAS
JABATAN Penanggung
KUALIFIKASI
a. Mengkoordinir kegiatan laboratorium
1.Dokter Spesialis
jawab
b. Merencanakan pengadaan alat laboratorium
Unit
c. Menentukan
laboratorium
tugas
dan
fungsi
petugas
laboratorium
2.Memiliki sertifikat pelatihan tekhnis dan
d. Membaca morfologi darah e. Menentukan
Patologi Anatomi
jenis
reagent
manajemen dan
jenis
pemeriksaan laboratorium
laboratorium kesehatan sekurang-kurangnya 3
f. Mengadakan komunikasi dengan klinis
bulan,yang
g. Menjawab konsul hasil dan pemeriksaan
dilaksanakan oleh
laboratorium
organisasi profesi patologi klinik dan institusi pendidikan kesehatan bekerjasama dengan kementrian kesehatan. 3. Memiliki kemampuan memimpin. 4. Sehat jasmani dan rohani.
Pedoman pelayanan unit kerja
Page 11
NAMA
URAIAN TUGAS
KUALIFIKASI
JABATAN Kepala Unit Laboratorium
a. Menyebarluaskan
membangun
1.Memiliki persyaratan
pengetahuan dan kesadaran mengenai visi
kemampuan dibidang
(shared vision), misi, tujuan dan value RS
teknis, manajerial dan
kepada seluruh staf Unit laboratorium
fisik
b. Melakukan
dan
perencanaan,
pelaksanaan,
pengorganisasian,
pengendalian
dan
evaluasi
(POACE) dalam pelaksanaan tugas dan fungsi Umit laboratorium c. Memberikan
program
kerja
dan
anggaran Unit laboratorium
Zahirah
Service
Excellence
untuk seluruh staf Unit Laboratorium
laboratorium terwujudnya
dibidangnya minimal 2
kemampuan
sehingga pelayanan
pendidikan minimal diploma analis
d. Mensosialisasikan, mengimplementasikan dan
e. Mengembangkan
dan pengalamam
tahun dengan
usulan
mengevaluasi
2. Memiliki pengetahuan
SDM
laboratorium 3. Memiliki persyaratan
mental yang baik Unit
berperan
aktif
laboratorium
yang
unggul f. Mengatur,
mengawasi
dan
mengevaluasi
pelaksanaan dinas kerja staf bawahannya g. Memberikan laporan tertulis secara berkala (bulanan, triwulan, tahunan) disertai analisa dan rekomendasi kepada Manager Penunjang Medis sesuai format yang telah ditetapkan, tentang kegiatan pelayanan di Unit Laboratorium
Administrasi Laboratorium
a. Memeriksa
pengantar
pemeriksaan D3 Analis Kesehatan /
laboratorium dari dokter
SMAK
b. Menginput data pasien ke SIM RS c. Memastikan kwitansi pembayaran pasien benar untuk kemudian dilakukan pemeriksaan d. Menginput hasil pemeriksaan laboratorium Pedoman pelayanan unit kerja
Page 12
NAMA
URAIAN TUGAS
KUALIFIKASI
JABATAN dan menyerahkannya ke pasien e.
Mencatat nama pasien, jenis pemeriksaan, hasil pemeriksaan, dan dokter yang merujuk ke buku besar
Petugas Sampling
a. Mempersiapkan perlengkapan sampling ( sesuai dengan kebutuhan )
D3 Analis Kesehatan / SMAK
b. Memastikan tepat pasien yang akan diambil darahnya c. Melakukan pengambilan sampel darah pasien d. Memastikan sampel darah pasien sesuai dengan nama yang tertera di label darah e. Memastikan sampel darah yang diambil sesuai dengan criteria darah yang akan diperiksa Pelayanan
a. Bertanggung
jawab
atas
kalibrasi, D3 Analis Kesehatan /
pemeriksaan
maintenance dan control laboratorium dalam SMAK
laboratorium
keadaan baik b. Mengecek
persediaan
reagen
(
Kimia
termasuk PCCC1, C FAS, CFAS LIPID, Hematologi 3diff dan 5 diff) c. Mengecek
persediaan
form
kebutuhan
laboratorium dan bahan habis pakai (BHP) d. Membersihkan tabung- tabung yang akan dipakai
dan
merapihkannya
ke
tempat
penyimpanan e. Membersihkan dan merapihkan prasarana pemeriksaan
laboratorium
seperti
meja
sampling, micropipette, dll f. Melakukan pemeriksaan sampel darah pasien sesuai dengan jenis pemeriksaan dan SOP pemeriksaan di laboratorium Pedoman pelayanan unit kerja
Page 13
B. Distribusi Ketenagaan 1. Shift Pagi 1) Uraian Pekerjaan Kegiatan rutin yang dilaksanakan oleh petugas laboratorium adalah sebagai berikut : a. Registrasi Pasien a) Mendaftarkan pasien Rawat Jalan b) Mendaftarkan pasien Rawat Inap c) Pemberian label sampel d) Persiapan sampling e) Pengambilan hasil pemeriksaan f) Penulisan hasil pemeriksaan g) Mengarsip hasil pemeriksaan b. Pengambilan sampel a) Sampel Darah -
Sampel darah vena
-
Sampel darah arteri
-
Sampel darah perifer
b) Sampel Urin -
Urin lengkap
-
Urin rutin
-
Test Kehamilan
c) Sampel Feaces -
Feaces lengkap
d) Sampel Dahak -
Sampel dahak sewaktu
-
Sampel dahak pagi
c. Pemeriksaan laboratorium rutin a) Pemeriksaan hematologi b) Pemeriksaan Kimia Klinik c) Pemeriksaan Urinalisa d) Pemeriksaan Feaces e) Pemeriksaan Dahak d. Persiapan dan Tata laksana pemeriksaan
Pedoman pelayanan unit kerja
Page 14
a) Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan untuk pengambilan sampel b) Memberi label pada tabung sampel pasien c) melakukan sampling e. Analisa Sampel a) Pemeriksaan sampel b) Memastikan tidak adanya kesalahan pasien c) Memastikan kualitas hasil pemeriksaan d) Menginput hasil pemeriksaan e) Merapikan hasil dan formulir permintaan dari dokter dan memberi identitas pada amplop 2) Analisa Beban Kerja Diketahui : Jumlah pemeriksaan rata – rata : 10 pemeriksaan Waktu efektif kerja : 6 jam Waktu rata – rata yang dibutuhkan untuk melaksanakan pemeriksaan : -
Registrasi pasien : 10 menit/pemeriksaan
-
Pemeriksaan lab rutin : 45 menit/pemeriksaan
-
Menginput hasil pemeriksaan dan ekpertisi : 10 menit/pemeriksaan
-
Kegiatan lain : 40 menit/pemeriksaan (Persiapan reagent,waktu inkubasi sampel)
3) Perhitungan Waktu yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan : a) Registrasi pasien : 10 pemeriksaan x 10 menit = 100 menit b) Pemeriksaan lab rutin : 10 pemeriksaan x 45 menit = 450 menit c) Menginput hasil pemeriksaan dan ekspertisi : 10 pemeriksaan x 10 menit = 100 menit d) Kegiatan lain (Persiapan reagent,waktu inkubasi sampel) = 40 menit
Total waktu = 690 menit = 11.05 jam Jika waktu efektif kerja shift sore adalah 6 jam, maka petugas laboratorium yang di butuhkan adalah : 11.05 jam : 6 jam = 1,8 = 2 orang 2. Shift Sore Pedoman pelayanan unit kerja
Page 15
1) Uraian Pekerjaan Kegiatan rutin yang dilaksanakan oleh petugas laboratorium adalah sebagai berikut : a. Registrasi Pasien a) Mendaftarkan pasien Rawat Jalan b) Mendaftarkan pasien Rawat Inap c) Pemberian label sampel d) Persiapan sampling e) Pengambilan hasil pemeriksaan f) Penulisan hasil pemeriksaan g) Mengarsip hasil pemeriksaan b. Pengambilan sampel a) Sampel Darah -
Sampel darah vena
-
Sampel darah arteri
-
Sampel darah perifer
b) Sampel Urin -
Urin lengkap
-
Urin rutin
c) Test Kehamilan d) Sampel Feaces e) Feaces lengkap f) Sampel Dahak -
Sampel dahak sewaktu
-
Sampel dahak pagi
c. Pemeriksaan laboratorium rutin a) Pemeriksaan hematologi b) Pemeriksaan Kimia Klinik c) Pemeriksaan Urinalisa d) Pemeriksaan Feaces e) Pemeriksaan Dahak f) Persiapan dan Tata laksana pemeriksaan g) Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan untuk pengambilan sampel h) Memberi label pada tabung sampel pasien
Pedoman pelayanan unit kerja
Page 16
i) Melakukan sampling d. Analisa Sampel a) Pemeriksaan sampel b) Memastikan tidak adanya kesalahan pasien c) Memastikan kualitas hasil pemeriksaan d) Menginput hasil pemeriksaan e) Merapikan hasil dan formulir permintaan dari dokter dan memberi identitas pada amplop 2). Analisa Beban Kerja Diketahui : Jumlah pemeriksaan rata – rata : 15 pemeriksaan Waktu efektif kerja : 6 jam Waktu rata – rata yang dibutuhkan untuk melaksanakan pemeriksaan : a) Registrasi pasien : 10 menit/pemeriksaan b) Pemeriksaan lab rutin : 45 menit/pemeriksaan c) Menginput hasil pemeriksaan dan ekpertisi : 10 menit/pemeriksaan d) Kegiatan lain : 40 menit/pemeriksaan (Persiapan reagent,waktu inkubasi sampel) 3). Perhitungan Waktu yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan : a. Registrasi pasien : 15 pemeriksaan x 10 menit = 150 menit b. Pemeriksaan lab rutin : 15 pemeriksaan x 45 menit = 675 menit c. Menginput hasil pemeriksaan dan ekspertisi : 15 pemeriksaan x 10 menit = 150 menit d. Kegiatan lain (Persiapan reagent,waktu inkubasi sampel) = 40 menit
Total waktu = 1.015 menit = 16.09 jam Jika waktu efektif kerja shift pagi adalah 6 jam, maka petugas laboratorium yang di butuhkan adalah : 16.09 jam : 6 jam = 2,8 = 3 orang 3. Shift Malam 1) Uraian Pekerjaan Pedoman pelayanan unit kerja
Page 17
Kegiatan rutin yang dilaksanakan oleh petugas laboratorium adalah sebagai berikut : a. Registrasi Pasien a) Mendaftarkan pasien Rawat Jalan b) Mendaftarkan pasien Rawat Inap c) Pemberian label sampel d) Persiapan sampling e) Pengambilan hasil pemeriksaan f) Penulisan hasil pemeriksaan g) Mengarsip hasil pemeriksaan b. Pengambilan sampel a) Sampel Darah -
Sampel darah vena
-
Sampel darah arteri
-
Sampel darah perifer
b) Sampel Urin -
Urin lengkap
-
Urin rutin
c) Test Kehamilan d) Sampel Feaces e) Feaces lengkap f) Sampel Dahak -
Sampel dahak sewaktu
-
Sampel dahak pagi
c. Pemeriksaan laboratorium rutin a) Pemeriksaan hematologi b) Pemeriksaan Kimia Klinik c) Pemeriksaan Urinalisa d) Pemeriksaan Feaces e) Pemeriksaan Dahak f) Persiapan dan Tata laksana pemeriksaan g) Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan untuk pengambilan sampel h) Memberi label pada tabung sampel pasien i) Melakukan sampling
Pedoman pelayanan unit kerja
Page 18
d. Analisa Sampel a) Pemeriksaan sampel b) Memastikan tidak adanya kesalahan pasien c) Memastikan kualitas hasil pemeriksaan d) Menginput hasil pemeriksaan e) Merapikan hasil dan formulir permintaan dari dokter dan memberi identitas pada amplop 2). Analisa Beban Kerja Diketahui : Jumlah pemeriksaan rata – rata : 8 pemeriksaan Waktu efektif kerja : 6 jam Waktu rata – rata yang dibutuhkan untuk melaksanakan pemeriksaan : a) Registrasi pasien : 10 menit/pemeriksaan b) Pemeriksaan lab rutin : 45 menit/pemeriksaan c) Menginput hasil pemeriksaan dan ekpertisi : 10 menit/pemeriksaan d) Kegiatan lain : 40 menit/pemeriksaan (Persiapan reagent,waktu inkubasi sampel) 3). Perhitungan Waktu yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan : a) Registrasi pasien : 8 pemeriksaan x 10 menit = 80 menit b) Pemeriksaan lab rutin : 8 pemeriksaan x 45 menit = 360 menit c) Menginput hasil pemeriksaan dan ekspertisi : 8 pemeriksaan x 10 menit = 80 menit d) Kegiatan lain (Persiapan reagent,waktu inkubasi sampel) = 40 menit
Total waktu = 560 menit = 9 jam Jika waktu efektif kerja shift malam adalah 6 jam, maka petugas laboratorium yang di butuhkan adalah : 9 jam : 6 jam = 1,5 = 1 orang C. Pengaturan Jaga Laboratorium merupakan salah satu penunjang medis terpenting di dalam rumah sakit, sehingga laboratorium harus ada sewaktu – waktu, sehingga laboratorium dibuat 24 jam Pedoman pelayanan unit kerja
Page 19
untuk memenuhi kebutuhan tersebut. untuk pembagian dinas, laboratorium dibuat 3 shift untuk dapat memenuhi kebutuhan tersebut : a. Dinas pagi 7 jam kerja dengan kualifikasi ketenagaan 1 orang kepala ruangan dan 2 orang analis pelaksana. b. Dinas sore 7 jam kerja dengan kualifikasi ketenagaan 2 orang analis pelaksana. c. Dinas malam 10 jam kerja dengan kualifikasi ketenagaan 2 orang analis pelaksana.
Pedoman pelayanan unit kerja
Page 20
BAB III STANDAR FASILITAS LABORATORIUM
A. Denah Instalasi Laboratorium
Meja sampling
Pintu masuk
RUANG PENERIMAAN PASIEN
Meja ADM
Meja Ka. Lab
Wastafel
Wastafel
Meja
RUANG ANALISA
Analisa
Meja Analisa
Pedoman pelayanan unit kerja
Page 21
B. Fasilitas Instalasi laboratorium memiliki fasilitas ruangan yang terdiri dari : Ruang Penerimaan pasien Digunakan sebagai penerimaan pasien,sampling,penginputan hasil lab, ruang kerja kepala laboratorium,yang didalamnya memiliki fasilitas :
1 meja sampling
2 meja administrasi
1 meja kerja kepala ruangan
1 buah kursi pasien
3 buah kursi kerja
1 buah televisi
1 buah pesawat telepon
1 buah kalender dinding
2 buah kalender meja
2 buah rak meja
1 buah jam dinding
2 buah tempat sampah
2 unit komputer
1 unit mesin printer
1 buah kulkas
1 buah AC
1 buah lampu neon putih
Ruang Analisa Digunakan sebagai ruang untuk melakukan pemeriksaan laboratorium,yang didalamnya memiliki fasilitas :
2 buah wastafel
1 buah alat roller mixer
1 buah alat hematology analyzer
1 buah alat elektrolit analyzer
2 buah alat kimia klinik analyzer
1 buah alat stabilyzer
5 buah micropippet
2 buah microskop
1 buah lampu meja
Pedoman pelayanan unit kerja
Page 22
1 buah rotator
1 buah heater water
1 buah centrifuge
1 buah alat uine analyzer
1 buah exhouse fan
1 buah loker
1 buah dispenser
2 buah papan tulis
1 buah AC
2 buah lampu neon putih
1 buah kursi kerja
2 buah tempat sampah medis dan non medis
Pedoman pelayanan unit kerja
Page 23
BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN A. Pendaftaran Pasien Petugas menerima formulir permintaan laboratorium dari poliklinik, rawat jalan atau rawat inap serta klinik luar atau dokter luar. Memilah atau menyeleksi jenis pemeriksaan yang diminta untuk pasien rawat jalan. Bila pemeriksaan rutin bisa langsung dikerjakan setelah melalui persyaratan tekhnis administrasi. Bila pemeriksaan khusus : Untuk pasien rawat jalan : Dipersiapkan terlebih dahulu ( dipuasakan ) Diberi penjelasan tentang pemeriksaan yang akan dilakukan baik secara lisan maupun tertulis. Dijanjikan hasil pemeriksaan selesai pada tanggal yang ditentukan dengan memberikan formulir untuk pengambilan hasil sesuai dengan tanggal selesai hasil. Untuk pasien rawat inap : Semua persiapan pemeriksaan dilakukan oleh petugas ruangan yang telah berkoordinasi terlebih dahulu dengan petugas laboratorium. Pasien umum atau tunai biaya pemeriksaan harus dibayar langsung dikasir,kemudian petugas kasir memberikan stampel lunas sebagai tanda bahwa pasien telah selesai administrasinya. Pasien umum tagihan ( BPJS ) harus melengkapi persyaratan yang berlaku dan acc serta tanda tangan pihak kasir untuk diberikan pengesahan pemeriksaan bahwa pemeriksaan telah dapat dilayani. Apabila proses administrasi telah selesai maka pasien bisa dilakukan pemeriksaan. Semua pasien rawat jalan harus registrasi dahulu di pendaftaran, untuk pasien rawat inap petugas medis memberikan formulir permintaan pemeriksaan setelah itu petugas laboratorium akan melakukan pemeriksaan yang diminta dan untuk pembayarannya akan disertakan kuitansi berikut hasil laboratorium. Pasien APS dapat dilayani jika klinis pemeriksaan yang akan dilakukan jelas ( mis : seri DHF, Typhoid, Gula Darah Sewaktu, Lemak Lengkap, Golongan Darah ) diluar itu jika klinis tidak jelas, amka petugas laboratorium akan mengarahkan pasien untuk periksa ke dokter terlebih dahulu. Pedoman pelayanan unit kerja
Page 24
B. Persiapan Pemeriksaan Persiapan pemeriksaan dilakukan untuk pemeriksaan yang diharuskan puasa terlebih dahulu ( mis : Gula Darah Puasa/2 Jam PP, Cholesterol Lengkap, Total Lipid ) Persiapan pemeriksaan yang diharuskan puasa meliputi : Pasien berpuasa dari malam hari dan hanya dipeerbolehkan minum air putih
Pasien berpuasa minimal 10 – 12 jam
Pada pagi keesokan harinya pasien diambil darah oleh petugas laboratorium masih dalam keadaan puasa
Pasien tiba di instalasi laboratorium setengah jam sebelum habis waktu puasa 12 jam
Apabila pasien datang dalam keadaan puasa yang telah lebih dari 12 jam,maka pemeriksaan tidak bisa dilakukan
Apabila pasien datang dalam keadaan puasa yang masih kurang dari 10 jam, maka pasien harus menunggu hingga minimal puasa 10 jam
Pelaksanaan Pemeriksaan 1) Pemeriksaan laboratorium rutin terdiri dari hematologi rutin,kimia klinik rutin, Urinalisa, Feaces, Pemeriksaan BTA, Immuno/Serologi rutin. Adapun ketentuan pelaksanaan pemeriksaan sebagai berikut : Mempersilahkan pasien untuk duduk Membaca formulir permintaan pemeriksaan laboratorium ( Lihat identitas pasien, pemeriksaan yang diminta, dan diagnosa ) Menginput kedalam Billing Rumah Sakit Mempersiapan peralatan sampling dan pemberian label pada tabung yang akan dipergunakan 2) Apabila ada pemeriksaan urinalisa, maka pasien dipersilahkan berkemih terlebih dahulu di toilet yang telah disediakan dan sampel ditampung didalam pot urin yang telah dipersiapkan oleh petugas laboratorium 3) Apabila pemeriksaan yang diminta adalah darah lengkap atau kimia klinik rutin dan pasien telah dewasa, dan darah yang dibutuhkan untuk pemeriksaan banyak, maka biasanya dipakai salah satu vena dalam fossa cubiti,pada vena bayi jugularis superficialis atau juga darah dari sinus sagittalis superior
Pedoman pelayanan unit kerja
Page 25
4) Apabila pasien anak – anak dan pemeriksaan yang diminta sedikit, maka bisa menggunakan darah perifer 5) Setelah itu petugas laboratorium akan melakukan prosedur phlebotomy 6) Setelah sampel didapat,maka petgas laboratorium akan melakukan pemeriksaan didalam ruang analisa sesuai dengan formulir permintaan pemeriksaan laboratorium 7) Setelah selesai,petugas kemudian menginput hasil kedalam komputer 8) Mencatat semua hasil serta jam pemeriksaan dan selesai hasil dan jumlah harga pemeriksaan kedalam buku registrasi laboratorium 9) Hasil yang sudah ada kemudian diprint untuk kemudian diserahkan kepada perawat atau kepada pasien apabila pasien tersebut berasal dari dokter diluar rumah sakit
c. Penyerahan Hasil Hasil laboratorium yang telah diprint dimasukkan kedalam amplop Mengarsipkan semua hasil serta jam pemeriksaan dan selesai hasil dan jumlah harga pemeriksaan kedalam buku registrasi laboratorium Melayani pengambilan hasil laboratorium
Pedoman pelayanan unit kerja
Page 26
BAB V LOGISTIK Keperluan logistik di unit laboratorium meliputu bahan medis yang dipenuhi oleh instalasi farmasi seperti : handscoon, masker, alcohol swab, spuit, micropore, dll. Sedangkan untuk bahan – bahan reagensia dan ATK (Alat Tulis Kantor ) dipenuhi melalui bagian pengadaan / logistik . 1) Alur Permintaan Barang Bahan Medis dan Non Medis
Ka. Lab
Bagian Pengadaan Logistik umum
Permintaan Barang Bagian Pengadaan Logistik farmasi
2) Perencanaan Pengadaan bahan laboratorium harus mempertimbangkan hal – hal sebagai berikut : a) Tingkat Persediaan Pada umumnya tingkat persediaan harus selalu sama dengan jumlah persediaan yaitu jumlah persediaan minimum ditambah jumlah safety stock. Tingkat persediaan minimum adalah jumlah bahan yang diperlukan untuk memenuhi kegiatan operasional normal, sampai pengadaan berikutnya dari pembekal atau ruang penyimpanan umum. Safety stock adalah jumlah persediaan cadangan yang harus ada untuk bahan – bahan yang dibutuhkan atau yang sering terlambat diterima dari pemasok. Buffer stock adalah stock penyangga kekurangan reagent di laboratorium. Reserve stock adalah cadangan reagent/sisa. b) Perkiraan jumlah kebutuhan Perkiraan kebutuhan dapat diperoleh berdasarkan jumlah pemakaian atau pembelian bahan dalam periode 6-12 bulan yang lalu dan proyeksi jumlah pemeriksaan untuk Pedoman pelayanan unit kerja
Page 27
periode 6-12 bulan untuk tahun yang akan datang. Jumlah rata – rata pemakaian bahan untuk satu bulan perlu dicatat. c) Waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan bahan ( delivery time ) Lamanya waktu yang dibutuhkan mulai dari pemesanan sampai bahan diterima dari pemasok perlu diperhitungkan, terutama untuk bahan yang sulit didapat. Perencanaan dimulai dari Penanggung jawab ADM dan Logistik yang mendata kebutuhan barang – barang medis dan non medis habis pakai setiap bulan, mencek barang dan kebutuhan yang diperlukan dan membuat bon permintaan barang yang kemudian diserahkan kepada kepala ruangan laboratorium untuk ditandatangani untuk kemudian diberikan kepada bagian pengadaan atau kebagian farmasi sesuai dengan kebutuhan pemesanannya.
3) Permintaan Permintaan barang tersebut dilakukan sesuai kebutuhan permintaan, kebagian farmasi atau kebagian pengadaan dengan menggunakan formulir bon permintan barang. Dalam keadaan mendesak dan stock barang di laboratorium kosong, maka permintaan barang bisa dilakukan sewaktu – waktu pada jam kerja sesuai kebutuhan.
4) Penyimpanan Bahan laboratorium yang sudah ada harus ditangani secara cermat dengan mempertimbangkan : a) Perputaran pemakaian dengan menggunakan kaidah : Pertama masuk – petama keluar ( FIFO – first in – first out ), yaitu bahwa barang yang lebih dahulu masuk persediaan harus digunakan lebih dahulu. Masa kadarluarsa pendek dipakai dahulu ( FEFO – first expired – first out ) Hal ini adalah untuk menjamin barang tidak rusak akibat penyimpanan yang terlalu lama. b) Tempat penyimpanan c) Suhu / kelembaban d) Sirkulasi udara e) Incompatibility / Bahan kimia yang tidak boleh bercampur
5) Penggunaan
Pedoman pelayanan unit kerja
Page 28
Penggunaan barang dan reagensia yang lebih dahulu masuk persediaan harus digunakan lebih dahulu. Sedangkan yang memiliki Masa kadarluarsa pendek juga dipakai terlebih dahulu.
Pedoman pelayanan unit kerja
Page 29
BAB VI KESELAMATAN PASIEN A. Pengertian Keselamatan pasien ( patient safety ) rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi : assesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko. Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak melakukan tindakan yang seharusnya dilakukan.
B. Tujuan 1) Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit 2) Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat 3) Menurunnya Kejadian Tidak Diharapkan ( KTD ) di rumah sakit 4) Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan kejadian tidak diharapkan
C. Tatalaksana Keselamatan Pasien Keselamatan pasien merupakan salah satu kegiatan rumah sakit yang dilakukan melalui assasmen risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko. Di Rumah Sakit Zahirah, kegiatan ini dilakukan melalui monitoriung indikator mutu pelayanan tiap unit kerja terutama yang terkait dengan pelaksanaan patient safety, tindakan preventif, tindakan korektif. 1) Monitoring indikator mutu pelayanan Kegiatan ini merupakan kegiatan assesmen risiko. Indikator mutu pelayanan rumah sakit dan unit kerja secara rinci dijelaskan pada Pedoman Mutu Pelayanan, Pedoman Mutu Pelayanan unit laboratorium secara rinci ada pada BAB IX Pengendalian Mutu. Indikator mutu pelayanan yang menyangkut patient safety secara rinci dapat dilihat pada format indikator mutu pelayanan pada pedoman Pedoman pelayanan unit kerja
Page 30
mutu pelayanan. Indikator tersebut merupakam milik unit kerja, ditentukan periode pengambilan data dan analisisnya. Bila terjadi penyimpangan atau terjadi kejadian yang tidak diinginkan pimpinan unit melaporkan pada pertemuan manajemen seperti diatur pada tindakan preventif. 2) Tindakan Preventif Tindakan Preventif sebenarnya adalah sistem yang diharapkan dapat mencegah terjadinya cidera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak melakukan tindakan yang seharusnya dilakukan. Tindakan preventif dilakukan melalui pencegahan kejadian tidak diinginkan. 3) Tindakan Korektif Tindakan Korektif adalah pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko Tindakan Korektif dilakukan terhadap laporan yang diputuskan dalam pertemuan tertutup oleh kepala bidang melalui inspeksi dan verifikasi. Hasil inspeksi harus menunjukan telah dilakukannya tindakan koreksi.
Pedoman pelayanan unit kerja
Page 31
BAB VII KESELAMATAN KERJA A. Pedoman Umum Kesehatan dan Keselamatn Kerja ( K3 ) laboratorium merupakan bagian dari pengelolaan laboratorium secara keseluruhan. Laboratorium melakukan berbagai tindakan dan kegiatan terutama berhubungan dengan spesimen yang berasal dari manusia maupun bukan manusia. Bagi petugas laboratorium yang selalu kontak dengan spesimen, maka berpotensi terinfeksi kuman patogen. Potensi infeksi juga dapat terjadi dari petugas ke petugas lainnya, atau keluarganya dan ke masyarakat. Untuk mengurangi bahaya yang terjadi, perlu adanya kebijakan yang ketat. Petugas harus memahami keamanan laboratorium dan tingkatannya, mempunyai sikap dan kemampuan untuk melakukan pengamanan sehubungan dengan pekerjaannya sesuai SPO, serta mengontrol bahan/spesimen secara baik menurut praktik laboratorium yang benar. 1) Petugas / Tim K3 Laboratorium Pengamanan kerja di laboratorium pada dasarnya menjadi tanggung jawab setiap petugas terutama yang berhubungan langsung dengan proses pengambilan spesimen,
bahan,
menginformasikan,
reagent memonitor
pemeriksaan. dan
Untuk
mengevaluasi
mengkoordinasikan,
pelaksanaan
keamanan
laboratorium, terutama untuk laboratorium yang melakukan berbagai jenis pelayanan dan kegiatan pada satu sarana, diperlukan suatu Tim fungsional keamanan laboratorium. Kepala laboratorium adalah penanggung jawab tertinggi dalam pelaksanaan K3 laboratorium. Dalam pelaksanaannya kepala laboratorium dapat menunjuk seorang petugas atau membentuk tim K3 laboratorium. Petugas atau tim K3 laboratorium mempunyai kewajiban merencanakan dan memantau pelaksanaan K3 yang telah dilakukan oleh setiap petugas laboratorium, mencakup : a. Melakukan
pemeriksaan
dan
pengarahan
secara
berkala
terhadap
metoda/prosedur dan pelaksanaannya, bahan habis pakai dan peralatan kerja, termasuk untuk kegiatan penelitian. b. Memastikan semua petugas laboratorium memahami dan dapat menghindari bahaya infeksi. Pedoman pelayanan unit kerja
Page 32
c. Melakukan penyelidikan semua kecelakaan di dalam laboratorium yang memungkinkan terjadinya pelepasan/kebocoran/penyebaran bahan infektif. d. Melakukan pengawasan dan memastikan semua tindakan dekontaminasi yang telah dilakukan jika ada tumpahan/percikan bahan infektif. e. Memastikan bahwa tindakan disinfeksi telah dilakukan terhadap peralatan laboratorium yang akan diservis atau diperbaiki. f. Menyediakan kepustakaan/rujukan K3 yang sesuai dan informasi untuk petugas laboratorium tentang perubahan prosedur, metode, petunjuk teknis dan pengenalan pada alat baru. g. Menyusun jadwal kegiatan pemeliharaan kesehatan bagi petugas laboratorium. h. Memantau petugas laboratorium yang sakit atau absen yang mungkin berhubungan dengan pekerjaan di laboratorium dan melaporkannya pada pimpinan laboratorium. i. Memastikan bahwa bahan bekas pakai dan limbah infektif dibuang secara aman setelah melalui proses dekontaminasi sebelumnya. j. Mengembangkan sistem pencatatan, yaitu tanda terima, pencatatan perjalanan dan pembuangan bahan patogenik serta mengembangkan prosedur untuk pemberitahuan kepada petugas laboratorium tentang adanya bahan infektif yang baru di dalam laboratorium. k. Memberitahu kepala laboratorium mengenai adanya mikroorganisme yang harus dilaporkan kepada pejabat kesehatan setempat ataupun nasional dan badan tertentu. l. Membuat sistem panggil untuk keadaan darurat yang timbul di luar jam kerja. m. Membuat rencana dan melaksanakan pelatihan K3 laboratorium bagi seluruh petugas laboratorium. n. Mencatat secara rinci setiap kecelakaan kerja yang terjadi di laboratorium dan melaporkannya kepada kepala laboratorium. Setiap laboratorium sebaiknya membuat pokok – pokok K3 laboratorium yang penting dan ditempatkan di lokasi yang mudah dibaca oleh setiap petugas laboratorium. 2) Kesehatan Petugas Laboratorium Pada setiap calon petugas laboratorium harus dilakukan pemeriksaan kesehatan lengkap termasuk foto toraks.
Pedoman pelayanan unit kerja
Page 33
Keadaan kesehatan petugas laboratorium harus memenuhi standar kesehatan yang telah ditentukan di laboratorium. Untuk menjamin kesehatan para petugas laboratorium harus dilakukan hal – hal sebagai berikut : a. Pemeriksaan foto toraks setiap tahun bagi petugas yang bekerja dengan bahan yang diduga mengandung bakteri tuberkulosis, sedangkan bagi petugas lainnya, foto toraks dilakukan setiap 3 tahun. b. Pemberian imunisasi Setiap laboratorium harus mempunyai program imunisasi, terutama bagi petugas yang bekerja di laboratorium tingkat keamanan biologis 2,3 dan 4. Vaksinasi yang diberikan : Vaksinasi Hepatitis B untuk semua petugas laboratorium Vaksinasi Rubella untuk petugas wanita usia reproduksi Pada wanita hamil dilarang bekerja dengan TORCH ( Toxoplasma, Rubella, Cytomegalovirus dan Herpes virus ). c. Perlindungan terhadap sinar Ultra Violet Petugas laboratorium yang bekerja dengan sinar ultra violet harus menggunakan pakaian pelindung khusus dan alat pelindung mata. d. Pemantauan Kesehatan Kesehatan setiap petugas laboratorium harus selalu dipantau, untuk itu setiap petugas harus mempunyai Kartu Kesehatan yang selalu dibawa setiap saat dan diperlihatkan kepada dokter bila petugas tersebut sakit. Minimal setiap tahun dilaksanakan
pemeriksaan
kesehatan
rutin
termasuk
pemeriksaan
laboratorium. Bila petugas laboratorium sakit lebih dari 3 hari tanpa keterangan yang jelas tentang penyakitnya maka petugas yang bertanggung jawab terhadap K3 laboratorium harus melapor pada kepala laboratorium tentang kemungkinan terjadinya pajanan yang diperoleh dari laboratorium dan menyelidikinya.
3) Sarana dan Prasarana K3 laboratorium umum yang perlu disiapkan di laboratorium adalah : a. Jas laboratorium ( Kancing belakang, lengan panjang dengan elastik pada pergelangan tangan ) b. Sarung tangan Pedoman pelayanan unit kerja
Page 34
c. Masker d. Alas kaki/sepatu tertutup e. Wastafel yang dilengkapi dengan sabun ( skin desinfektan ) dan air mengalir f. Lemari asam ( fume hood ), dilengkapi dengan exhaust ventilation system g. Pipetting aid, rubber bulb h. Kontainer khusus untuk insenerasi jarum, lancet i. Pemancur air ( emergency shower ) j. Kabinet keamanan biologis kelas I atau II atau III ( tergantung dari jenis mikroorganisme yang ditangani dan diperiksa di laboratorium ) Kelompok mikroorganisme yang memerlukan pengamanan secara lengkap dapat dilihat pada Pedoman Keamanan Laboratorium Mikrobiologi dan Biomedis yang dikeluarkan oleh Depkes. Sarana dan prasarana K3 laboratorium pada pemeriksaan khusus ( Avian Influenza ) seperti pada laboratorium umum dengan ditambahkan maksker N95, kacamata goggle, tutup kepala plastik dan biosafety lab level III.
4) Pengamanan pada keadaan darurat a. Sistem tanda bahaya b. Sistem evakuasi c. Perlengkapan pertolongan pertama pada kecelakaan ( P3K ) d. Alat komunikasi darurat baik didalam atau keluar laboratorium e. Sistem informasi darurat f. Pelatiahn khusus berkala tentang penanganan keadaan darurat g. Alat pemadam kebakaran, masker, pasir dan sumber air terletak pada lokasi yang mudah dicapai h. Alat seperti kampak, palu, obeng, tangga dan tali i. Nomor telepon ambulan, pemadam kebakaran dan polisi di setiap ruang laboratorium 5) Memperhatikan tindakan pencegahan terhadap hal – hal berikut : a. Mencegah penyebaran bahan infeksi, misalnya : a) Menggunakan peralatan standar b) Tidak melakukan tes katalasa diatas gelas obyek
Pedoman pelayanan unit kerja
Page 35
c) Menempatkan sisa spesimen dan media biakan yang akan disterilisasi dalam wadah tahan bocor d) Melakukan dekontaminasi permukaan meja kerja dengan desinfektan yang sesuai setiap kali habis bekerja b. Mencegah bahan infeksi tertelan atau terkena kulit serta mata c. Mencegah infeksi melalui tusukan d. Menggunakan pipet dan alat bantu pipet
B. Penanganan Kecelakaan di Laboratorium Kecelakaan yang paling sering terjadi di laboratorium disebabkan oleh bahan kimia. Untuk mencegah timbulnya bahaya yang lebih luas, wajib di sediakan informasi mengenai cara penanganan yang benar jika terjadi tumpahan bahan kimia didalam laboratorium. Agar mudah terbaca, informasi ini hendaknya dibuat dalam bentuk bagan yang sederhana dan dipasang pada dinding dalam ruang laboratorium. Selain itu, harus di sediakan peralatan untuk menangani keadaan tersebut seperti : a. Pakaian pelindung diri,sarung tangan karet.sepatu bot karet b. Sekop dan pengumpul debu c. Forsep untuk mengambil pecahan gelas d. Kain lap dan kertas pembersih e. Ember f. Abu soda atau natrium bikarbonat untuk menetralkan asam g. Pasir Jika terjadi tumpahan asam dan bahan korosif, netralkan dengan abu soda atau natrium bikarbonat, sedangkan jika yang tumpah berupa zat alkalis, taburkan pasir di atasnya. Tindakan yang harus dilakukan jikaterdapat tumpahan bahan kimia berbahaya : a. Beritahu petugas keamanan laboratorium dan jauhkan petugas yang tidak berkepentingan dari lokasi tumpahan b. Upayakan pertolongan bagi petugas laboratorium yang cidera c. Jika bahan kimia yang tumpah adalah bahan mudah terbakar, segera matikan semua api, gas dalam ruangan tersebut dan ruangan yang berdekatan. Matikan peralatan listrik yang mungkin mengeluarkan bunga api d. Jangan hirup bau dari bahan yang tumpah e. Nyalakan kipas angin penghisap ( Exhaust fan ) jika aman untuk dilakukan Pedoman pelayanan unit kerja
Page 36
C. Pengamanan terhadap Bahan Khusus Bahan Kimia a. Penggolongan Bahan Kimia Dalam menjalankan aktivitasnya, petugas laboratorium seringkali terpapar berbagai bahan kimia. Di laboratorium, bahan kimia umumnya digunakan dalam jumlah sedikit namun mencakup jenis yang sangat beragam. Pada dasarnya banyak bahan kimia berbahaya karena dapat menimbulkan kebakaran, ledakan atau gangguan kesehatan bagi petugas laboratorium. b. Bahan Kimia yang tidak boleh Tercampur ( Incompatible Chemicals )
D. Penanganan Limbah Laboratorium dapat menjadi salah satu sumber penghasil limbah cair, padat dan gas yang berbahaya bila tidak ditangani secara benar. Karena itu pengolahan limbah harus dilakukan dengan semestinya agar tidak menimbulkan dampak negatif. a. Penanganan Prinsip pengolahan limbah adalah : pemisahan dan pengurangan volume. Jenis limbah harus diidentifikasi dan dipilah – pilah dan mengurangi keseluruhan volume limbah secara kontinue. b. Penampungan Harus diperhatikan serana penampungan limbah harus memadai, diletakkan pada tempat yang pas, aman dan hygienis. Pemadatan adalah cara yang efisien dalam penyimpanan limbah yang bisa dibuang dengan landfill, namun pemadatan tidak boleh dilakukan untuk limbah infeksius dan limbah benda tajam. c. Pemisahan limbah Untuk memudahkan mengenal berbagai jenis limbah yang akan dibuang adalah dengan cara menggunakan kantong berkode ( umumnya menggunakan kode warna ). Namun penggunaan kode tersebut perlu perhatian secukupnya untuk tidak sampai menimbulkan kebingungan dengan sistem lain yang mungkin juga menggunakan kode warna, mis: kantong untuk linen biasa, linen kotor, dan linen terinfeksi di rumah sakit dan tempat – tempat perawatan. d. Standarisasi kantong dan kontainer pembuangan limbah Keberhasilan pemisahan limbah tergantung kepada kesadaran, prosedur yang jelas serta keterampilan petugas sampah pada semua tingkat Pedoman pelayanan unit kerja
Page 37
BAB VIII PENGENDALIAN MUTU Agar upaya peningkatan mutu di RS.Zahirah dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien maka diperlukan adanya kesatuan bahasa tentang konsep dasar upaya peningkatan mutu pelayanan. A. Mutu Pelayanan 1) Pengertian mutu a. Mutu adalah tingkat kesempurnaan suatu produk atau jasa b. Mutu adlah expertise, atau keahlian dan keterikatan ( komitmen ) yang selalu dicurahkan pada pekerjaan c. Mutu adalah kepatuhan terhadap standar d. Mutu adalah kegiatan tanpa salah dalam melakukan pekerjaan 2) Pihak yang berkepentingan dengan Mutu a. Konsumen b. Pembayar / perusahaan / asuransi c. Manajemen d. Karyawan e. Masyarakat f. Pemerintah g. Ikatan profesi Setiap kepentingan yang disebut diatas berbeda sudut pandang dan kepentingannya terhadap mutu. Karena itu mutu adalah multi dimensional. 3) Dimensi Mutu a. Keprofesian b. Efisiensi c. Keamanan Pasien d. Kepuasan Pasien e. Aspek sosial budaya 4) Mutu terkait dengan Input, Proses, Output Menurut Dinadebian, pengukuran mutu pelayanan kesehatan dapat diukur dengan menggunakan 3 variable,yaitu :
Pedoman pelayanan unit kerja
Page 38
a. Input ialah segala sumber daya yang diperlukan untuk melakukan pelayanan kesehatan, seperti tenaga, dana, obat, fasilitas, peralatan, bahan, teknologi, organisasi, informasi dan lain – lain. Pelayanan kesehatan yang bermutu memerlukan dukungan input yang bermutu pula. Hubungan struktur dengan mutu pelayanan kesehatan adalah perencanaan dan peggerakan pelayanan kesehatan. b. Proses ialah interaksiprofesional antara pemberi pelayanan dengan konsumen ( Pasien / Masyarakat ). Proses ini merupakan variable penilaian mutu yang penting. c. Output ialah hasil pelayanan kesehatan, merupakan perubahan yang terjadi pada konsumen ( pasien / masyarakat ), termasuk kepuasan dari konsumen tersebut. B. Upaya Peningkatan Mutu Upaya peningkatan mutu pelayanan dilakukan melalui upaya peningkatan mutu pelayanan RS.Zahirah secara efektif dan efisien agar tercapai derajat kesehatan yang optimal. Upaya ini dilakukan melalui : a. Optomasi tenaga, sarana dan prasarana b. Pemberian pelayanan sesuai dengan standar profesi dan standar pelayanan yang dilaksanakn secara menyeluruh dan terpadu sesuai dengan kebutuhan pasien c. Pemanfaatan teknologi tepat guna, hasil penelitian dan pengembangan pelayanan kesehatan Setiap petugas harus mempunyai kompetensi bidang profesinya, sehingga mutu pelayanan dapat ditingkatkan, angka kesalahan tindakan dapat diperkecil sesuai dengan target mutu laboratorium dan kepuasan pelanggan dapat meningkat.
Pemantapan mutu laboratorium klinik melalui tahap pra analitik meliputi kegiatan mempersiapkan pasien, menerima pasien, mengambil spesimen, memberi identitas, menguji mutu air dan reagensia.Tahap analitik meliputi kegiatan pengolahan spesimen, pemeliharaan dan kalibrasi peralatan, pelaksanaan pemeriksaan, pengawasan ketelitian dan ketepatan pemeriksaan.Tahap pasca analitik meliputi kegiatan pencatatan hasil pemeriksaan dan pelaporan hasil pemeriksaan. Tahap analitik merupakan kegiatan yang dapat dikendalikan oleh petugas laboratorium untuk mencegah kesalahan acak yang berhubungan dengan ketepatan hasil Pedoman pelayanan unit kerja
Page 39
analisis laboratorium kimia klinik.
Pra analitik Persiapan Pasien Penerimaan Spesimen Pengambilan Spesimen Pemberian etiket
Analitik Pengolahan Spesimen Pemeliharaan/Kalibrasi Alat Pelaksanaan Pemeriksaan PEMANTAPAN MUTU
Mutu Hasil Analisis Laboratorium Patologi Klinik
Pasca Analiik Pencatatan Hasil Pemeriksaan Pelaporan Hasil Kontrol Ketelitian & Ketepatan Pemantapan BAB IX Mutu Internal / Eksternal
Pedoman pelayanan unit kerja
Page 40
PENUTUP Pedoman organisasi Unit Laboratorium yang sudah kita susun bersama, hendaknya menjadi dasar setiap SDM di Unit Laboratorium khususnya dan SDM RS.Zahirah dan menjalankan organisasi demi tercapainya kinerja yang optimal. Dalam perjalanan waktu, sesuai perkembangan dan tuntutan Pedoman Pelayanan Organisasi ini akan kita revisi bila diperlukan.
Pedoman pelayanan unit kerja
Page 41