BAB 11 PENDEKATAN-PENDEKATAN PERISTIWA DAN PERILAKU DALAM AKUNTANSI
1.
PENDEKATAN PERISTIWA
1. 1
Haki Hakika katt d dar arii pen pende deka kata tan n per peris isti tiwa wa
Pendek Pendekatan atan peristi peristiwa wa untuk untuk pertam pertamaa kaliny kalinyaa dinya dinyataka takan n secara secara ekspli eksplisit sit setela setelah h adan adanya ya suat suatu u perb perbed edaa aan n pend pendap apat at yang yang terja terjadi di dian dianta tara ra angg anggot otaa dari dari Committee of american Accounting Assotiation yang Assotiation yang mengeluarkan sebuah statement sebuah statement Mayoritas tas komite komite menduk mendukung ung pendek pendekatan atan nilai nilai untuk untuk of basic basic accou accountin nting g teory teory.. Mayori akunta akuntansi nsi sedang sedangkan kan hanya hanya satu satu anggot anggotaa yaitu yaitu Georg Georgee Sorter Sorter yang yang menduk mendukung ung pendekatan peristiwa. Ke!"p!k Niai
Kelomp Kelompok ok nilai nilai yang yang juga juga disebu disebutt sebaga sebagaii kelomp kelompok ok kebutu kebutuhan han dari dari para para pengguna telah cukup diketahui untuk memungkinkan dilakukannya pengambilan suatu teori akuntansi yang memberikan input optimal bagi model-model keputusan tertent tertentu. u. Model Model akunta akuntansi nsi konven konvensio sional nal yang yang didasar didasarkan kan atas pendek pendekatan atan nilai nilai memiliki kelemahan-kelemahan, antara lain a. !imensinya terbatas. Kebanyakan pengukuran-pengukuran akuntansi dinyatakan dalam suatu moneter-suatu praktik yang menghalangi pemeliharaan dan penggunaan produktivitas, kinerja, keandalan, dan data mulitidimensional lainnya. lainnya. b. "encana-rencana klasi#ikasinya tidaklah selalu tepat. !a#tar akun untuk sebuah perusahaan tertentu terte ntu mencerminkan seluruh kategori dimana in#ormasi yang berkaitan dengan dengan transaksi-tra transaksi-transaksi nsaksi ekonomi dapat dicatat. dicatat. $al ini sering kali mengakibatkan mengakibatkan tertinggalny tertinggalnyaa data, atau dirahasiakan dirahasiakan dengan suatu cara yang menyembunyik menyembunyikan an si#at transaksinya dari para nonakuntansi. c. %ingkat agregasiin#ormasinya terlalu tinggi. !ata akuntansi digunakan oleh para pengambil keputusan yang sangat bervariasi, masing-masing membutuhkan tingkat
1
jumlah, pengumpulan dan #okus yang berbeda-beda, tergantung kepada kepribadian, gaya-gaya keputusan dan struktur-struktur konseptual mereka sendiri. &leh sebab itu, in#orm in#ormasiy asiyang ang berkai berkaitan tan dengan dengan peristi peristiwa-p wa-peris eristiw tiwaa dan objekobjek-obj objek ek ekonom ekonomii seba sebaik ikny nyaa
disi disimp mpan an
dala dalam m
bent bentuk uk
sese sesede derh rhan anaa
mung mungki kin n
untu untuk k
kemu kemudi dian an
diagregasikan oleh pengguna akhirnya. d. %erlalu terbatasinya tingkat integrasi dengan area-area #ungsional yang lain dari sebuah perusahaan. 'n#ormasi yang berhubungan dengan seperangkat #enomena yang sama akan sering kali dipelihara secara terpisah oleh akuntan dan nonakuntan, yang akibatnya akibatnya mengarah pada ketidakkonsisten ketidakkonsistenan an sekaligus sekaligus adanya adanya banyak banyak celah dan tumpah-tindihnya in#ormasi. Pendekatan Peristiwa
Pendekatan peristiwa mengusulkan bahwa tujuan dari akuntansi adalah (untuk memberikan memberikan in#ormasi in#ormasi mengenai mengenai peristiwa-peri peristiwa-peristiwa stiwa ekonomi ekonomi yang relevan yang dapat berguna dalam berbagai jenis model keputusan). Selanjutnya terserah kepada akuntan untuk memberikan in#ormasi mengenai peristiwa dan menyerahkan tugas kepada para pengguna kemudian bebas untuk mengumpulkan dan membagikan bobot dan nilai dari data yang dihasilkan oleh peristiwa sesuai dengan #ungsi kegunaannya sendiri. Pengguna, dan bukannya akuntan, mengubah peristiwa menjadi in#ormasi akuntansi akuntansi yang sesuai dengan model keputusan keputusan dari keinginan keinginan pengguna pengguna itu sendiri. Sebagai hasilnya, isi laporan akuntansi akan mencerminkan pengamatan-pengamatan dari dunia nyata, dan bukannya (kesimpulan dalam pikiran dari para manajer yang licik di mana penggunaan teknik-teknik akuntansi alternati# adalah untuk kepentingan manipulati# dari pada in#ormati#. (Peristiwa) mengacu pada semua tindakan yang dapat digambarkan oleh satu atau lebih dimensi-dimensi atau atribut dasar. Menurut *ohnson, (peristiwa) berarti pengamatan yang mungkin dari karakteristik-karakteristik tertentu dari sebuah tindak tindakan an dimana dimana seoran seorang g report reporter er dapat dapat mengat mengataka akan n saya saya meramal meramalkan kanny nyaa dan melihatnya terjadi dengan ata kepala saya sendiri. *adi, *adi, karakte karakterist ristik ik dari dari suatu suatu peristi peristiwa wa dapat dapat diamati diamati secara secara langsu langsung ng dan memiliki arti ekonomi yang signi#ikan bagi pengguna. Karakteristik dari peristiwa yang tidak menggunakan nilai moneter mungkin harus di ungkapkan. Pendekatan 2
peristiwa juga mengasumsikan bahwa tingkat pengumpulan dan evaluasi dari data akuntansi akan ditentukan oleh pengguna, mengingat #ungsi kerugian dari para pengguna. *ika pengguna mengumpulkan dan mengevaluasi data berdasarkan peristiwa pasa saat ini, maka kesalahan-kesalahan pengukuran, bias dan kerugian in#ormasi yang dihasilkan oleh usaha-usaha yang dilakukan akuntan untuk menyamai, membagikan beban, menciptakan nilai-nilai dan in#ormasi agregat ke dalam laporan keuangan dapat dihindari.
1.#
Lap!ran Ke$an%an dan Pendekatan Peristiwa
!alam pendekatan nilai, neraca dianggap sebagai suatu indikator dari posisi keuangan perusahaan pada satu titik tertentu di satu waktu. !alam pendekatan peristiwa, neraca dianggap sebagai suatu komunikasi tidak langsung dari seluruh peristiwa-peristiwa akuntansi yang relevan bagi perusahaan sejak ia dibentuk. Sorter mengusulkan de#inisi operasional berikut ini dalam pembuatan suatu neraca ketika pendekatan peristiwa dipergunakan (Suatu neraca hendaknya dibuat sedemikian rupa sehingga dapat memaksimalkan kemungkinan penyusunan kembali peristiwa peristiwa yang akan dikumpulkan. (!e#inisi Sorter memiliki arti bahwa seluruh angka-angka agregat di dalam neraca dapat dipilah-pilah untuk menunjukkan seluruh peristiwa yang telah terjadi sejak pendirian perusahaan. !alam pendekatan nilai, laporan laba rugi dianggap sebagai suatu indikator bagi kinerja keuangan dari sebuah perusahaan pada satu periode tertentu. !alam pendekatan peristiwa, laporan laba rugi dianggap sebagai komunikasi langsung mengenai peristiwa-peristiwa operasional yang terjadi selama periode tersebut. Sorter mengusulkan aturan operasional berikut ini ketika diterapkan pendekatan peristiwa (%iap peristiwa hendaknya diuraikan dalam sebuah acar yang mem#asilitasi peramalan dari peristiwa yang sama di periode waktu yang akan datang mengingat adanya perubahan-perubahan eksogenus. !alam pendekatan nilai, laporan arus kas dianggap sebagai suatu penyajian mengenai perubahan kas. !alam pendekatan peristiwa, laporan arus kas dianggap sebagai suatu penyajian peristiwa-peristiwa keuangan dan investasi. !engan kata lain,
3
relevasi peristiwa menentukan pelaporan dari suatu peristiwa di dalam laporan arus kas dari pada autputnya pada arus kas.
1.&
Te!ri Peristiwa N!r"ati' dari Ak$ntansi
%eori peristiwa normati# dari akuntansi secara tentati# dirangkum sebagai berikut +gar pihak-pihak yang memiliki kepentingan pemegang saham, karyawan, manajer, pemasok, pelanggan, badan-badan pemerintahm dan yayasan dapat meramalkan dengan lebih baik masa depan dari organisasi-organisasi sosial rumah tangga, bisnis, pemerintah, dan oara #ilantropi atribut karakteristik yang paling relevan dari peristiwa-peristiwa penting internal lingkungan dan transaksional yang memengaruhi organisasi diagregatkan secara sementara dan per bagian untuk penyajian berkala yang bebas dari bias dalam pengambilan kesimpulan *adi, %ujuan dari teori peristiwa normati# dari akuntansi adalah untuk maksimalkan keakuratan peramalan laporan-laporan akuntansi dengan ber#okus pada atribut-atribut yang paling relevan dari peristiwa-peristiwa yang sangat penting bagi pengguna. %eori ini meminta adanya . Suatu taksonomi yang eksplisit dari peristiwa-peristiwa nyata yang harus dilaporkan oleh akuntan. /. Perencanaan klasi#ikasi yang lebih e#ekti# dengan re#erensi khusus pada labellabel yang memungkinkan untuk mengaitkan peristiwa tertentu dengan peristiwa lain yang berhubungan. 0. Pembuatan struktur sistem in#ormasi akuntansi berbasis peristiwa
1.(
Siste" In'!r"asi Ak$ntansi Ber)asis Peristiwa
Satu cara untuk memenuhi tujuan dari teori peristiwa normati# dari akuntansi adalah dengan mengintegrasikan pendekatan peristiwa dengan pendekatan basis data pada manajemen in#ormasi yang mengansumsikan bahwa suatu perusahaan membuat sebuah database yang dikelola secara terpusat dan dibagi diantara rentang pengguna yang luas dengan kebutuhan yang sangat beragam. Sistem akuntansi seperti ini meliputi model-model 4
. Model $ierarkis. !idasarkan atas pemikiran mengenai suatu sistem in#ormasi akuntansi 1 peristiwa yang memungkinkan para pengguna untuk memberikan pertanyaan database. Komponen dari sistem semacam ini terdiri atas a. Suatu database massal yang memuat catatan dari seluruh peristiwa dalam #ormat yang tergeneralisasi. b. Strukutur yang ditentukan oleh pengguna yang memberikan struktur konseptual tingkat agregasi dan peristiwa tersebut kepada masing-masing pengguna. c. 2ungsi-#ungsi yang ditentukan oleh pengguna, atau operasi, atau /.
memanipulasi data. Model jaringan. !idasarkan atas konsep akuntansi multidimensional yang disampaikan oleh 'jiri dan 3harnes, 3olantoni dan 3ooper. Model ini menggunakan sebagai input database yang pada awalnya belum terstruktur dan kumpulan pertanyaan atau permintaan data untuk mengembangkan suatu struktur data hierarkis yang akan meminimalisasi jumlah catatan yang harus
diakses untuk menjawab suatu rangkaian yang diminta. 0. Model relasional. !idasarkan pada teori matematis tentang relasi. Pada dasarnya suatu database suatu kumpulan relasi-relasi berbagai tingkatan yang memiliki perbedaan waktu. Para pengguna berinteraksi dengan model via bahasa yang memiliki arti bagi pengguna tersebut. Masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan setelah itu demi meningkatkan kemampuan untuk dapat diterapkan dari pendekatan relasional pada model-model akuntansi. 4. Model hubungan entitas. Mengasumsikan bahwa suatu sistem akuntansi akan dapat dibuat modelnya secara paling alamiah dalam suatu lingkungan database yang berupa kumpulan entitas-entitas dunia nyata dan hubungan diantara entitas-entitas tersebut. Model ini pada dasarya menggantikan da#tar akun tradisional dan prosedur pembukuan pencatatan berpasangan dengan melihat hubungan entitas di dalam bentuk tabel-tabel entitas dan tabel-tabel hubungan. 5ntuk membuat model data akuntansi seperti ini, disarankan menjalankan lankah-langkah berikut a. Mengindenti#ikasikan Perangkat-perangkat entitas, seperti kelas-kelas objek, agen, dan peristiwa yang ada di dalam dunia konseptual, dan / perangkat-perangkat hubungan yang menghubungkan entitas-entitas tersebut. b. Membuat suatu diagram hubungan entitas entity-relationship-6-" yang menunjukkan si#at sematik dari hungan yang telha diidenti#ikasi.
5
c. Mende#inisikan karakteristik-karakteristik dari perangkat-perangkat entitas dan hubungan yang akan menjadi perhatian dari para pengguna suatu sistem tertentu, dan menetapkan pemetaan yang akan mengindenti#ik karakteristik-karakteristik tersebut. d. Menyusun hasil dari langkah-langkah a, b, dan c ke dalam sebuah tabel hubungan entitas, dan mengidenti#ikasikan karakteristik kunci unik dari masing-masing perangkat hubungan entitas 7. Model akuntansi "6+ adalah suatu penyajian hubungan entitas umum dari #enomena akuntansi dengan kompenen yang terdiri atas perangkat-perangkat yang mewakili sumber daya ekonomi, peristiwa ekonomi, dan agen-agen ekonomi.
1.*
E+a$si atas Pendekatan Peristiwa
Pendekatan peristiwa menawarkan kelebihan dan kekurangannya sendiri. Kelebihannya terutama adalah dalam bentuk usaha-usaha untuk memberikan in#ormasi mengenai peristiwa ekonomi yang relevan yang mungkin berman#aat bagi macam-macam model keputusan. Sebagai hasilnya akan terdapat lebih banyak in#ormasi yang tersedia bagi para pengguna yang dapat menggunakan #ungsi kegunaan untuk menentukan si#at dan tingkat agregrasi dari in#ormasi yang diperlukan dalam membuat keputusan. Kegunaan dari pendekatan peristiwa dapat bergantung pada satu atau lebih argumen dibawah ini . Kegunaan dari pendekatan peristiwa mungkin bergantung pada keadaan psikologi dari si pengambil keputusan. %elah terbukti bahwam, sebagai contoh, laporan-laporan yang terstuktur8agregat lebih disukai oleh para pengambil keputusan yang sangat analitis, namun sistem pertanyaan database pendekatan peristiwa lebih disukai oleh para pengambil keputusan yang tidak begitu analitis. /. !apat terjadi kelebihan in#ormasi dari usaha percobaan untuk mengukur karakteristik-karakteristik yang relevan dari seluruh peristiwa-peristiwa penting yang memengaruhi perusahaan. 0. Kriteria yang memadai untuk pemilihan peristiwa-peristiwa yang penting belum dikembangkan. 4. Mengukur seluruh karakteristik dari suatu pendekatan peristiwa mungkin terbukti sulit untuk dilakukan, melihat kondisi seni akuntansi saat ini. 6
7. Mungkin dibutuhkan lebih banyak penelitian untuk memeriksa dampak dari rancangan pendekatan yang berdeda-beda terhadap teori pendekatan peristiwa, seperti model-model hierarkis, jaringan, relasional, hubungan entitas,dan "6+
#.
PENDEKATAN PERILAKU
#.1
Hakikat dari Pendekatan Periak$
Kebanyakan pendekatan-pendekatan tradisional terhadap penyusunan teori akuntansi telah gagal mempertimbangkan perilaku pengguna pada khususnya dan asumsi-asumsi perilaku dapa umunya. Pada tahun 9:;, !evine membuat pernyataan kritis di bawah ini Kini marilah kita menengok pada reaksi psikologis dari mereka yang mengonsumsi output akuntansi atau terperankap dalam jalur pengendaliannya. Secara berimbang, tampaknya adil untuk disimpulkan bahwa para akuntan sepertinya telah menjalani hubungan mereka dalam jaringan psikologis yang ruwet dari aktivitas manusia dengan kekasaran yang tidak dapat dipercaya.
%ujuan dari ilmu keperilakuan adalah untuk memahami, menjelaskan dan meramalkan perilaku manusia, yaitu untuk menetapkan generalisasi dari perilaku manusia yang didukung oleh bukti empiris yang dikumpulkan dalam cara yang objekti# oleh prosedur-prosedur yang sepenuhnya terbuka untuk ditinjau, ditiru, dan dapat diveri#ikasi oleh ilmuan-ilmuan lain yang berminat. *adi, ilmu perilaku mencerminkan obeservasi sistematis dari perilaku manusia dengan tujuan untuk secara eksperimental mengon#imasikan hipotesishipotesis yang spesi#ik dengan mengacu pada perubahan perilaku yang dapat diamati. Pendekatan perilaku pada #ormulasi dari suatu teori akuntansi memeliki kepentingan dengan perilaku manusia, karena berhubungan dengan in#ormasi dan masalahmasalah akuntansi. !alam konteks ini, pemilihan teknik akuntansi harus dievaluasi dengan mengacu pada tujuan-tujuan perilaku dari pengguna in#ormasi keuangan. Meskipun relati# masih baru, pendekatan perilaku meneriman antusiasme dan memberikan dorongan baru dalam penelitian akuntansi yang ber#okus pada struktur perilaku di mana akuntansi menjalankan #ungsinya. Sebuah area multidisipliner yang baru di bidang akuntansi yang dengan tepat diberi nama akuntansi keperilakuan. %ujuan mendasar dari akuntansi keperilakuan adalah untuk menjelaskan dan meramalkan perilaku manusia di semua konteks akuntansi yang mungkin terjadi. Studi-studi penelitian dalam akuntansi keperilakuan mengandalkan teknik-teknik eksperimental, lapangan, ataua korelasional. Sebagian besar studi hanya sedikit melakukan usaha untuk mem#ormulasikan suatu kerangka kerja teoritis yang akan mendukung masalah-masalah atau hipotesis-hipotesis yang hendak diuji. Sebaliknya, studi-studi seperti ini dapat memberikan pemahaman mengenai lingkungan keperilakuan dari akuntansi yang selajutnya dapat memberikan pedoman dalam mem#ormulasikan suatu teori akuntansi. Kita akan melihat masing-masing kelompok studi dan selanjutnya mengevaluasi pendekatan akuntansi keperilakuan ini.
#.#
Da"pak Periak$ Dari In'!r"asi Ak$ntansi
'n#ormasi akuntansi dilihat dari segi isi dan #ormatnya mungkin dapat memberikan dampak bagi masing-masing pengambilan keputusan. Maka dari itu, 8
studi-studi penelitian diarea ini telah memeriksa model-model pelaporan dan praktik pengungkapan untuk menilai pilihan yang tersedia dilihat dari segi relevansi dan dampaknya pada perilaku. +kan tetapi, karena suatu kerangka kerja teoretis umum masih belum ditentukan, mengklasi#ikasikan studi-studi ini merupakan suatu pekerjaan
yang
sulit
untuk
dilakukan.
penulis
mencoba
untuk
menyampaikan rencana-rencana usula klasi#ikasi. Percobaan terbaru dan mendalam oleh !yckman, Gibbins, dan Swieringa akan digunakan dalam bagian ini untuk menggambarkan hakikat dari studi mengenai dampak perilaku dari in#ormasi akuntansi. Studi-studi ini dapat dibagi dalam lima kelompok umum, yaitu +. Kecukupan pengungkapan. !igunakan tiga pendekatan untuk menilai kecukupan pengungkapan yaitu . menilai pola yang berkaitan dengan dimasukkannya in#ormasi tertentu. /. menilai persepeksi dan sikap dari kelompok kepentingan yang berbeda 0. menilai sampai sejauh mana item-item in#ormasi yang berbeda diungkap dalam laporan tahunan dan #aktor tertentu dari perbedaan-perbedaan yang signi#ikan dalam kecukupan pengungkapan keuangan antar perusahaan. Penelitian mengenai kecukupan dan kegunaan pengungkapan menunjukkan adanya suatu penerimaan umum dari kecukupan laporan-laporan keuangan yang tersedia, pemahaman dan pengertian umum dari laporan-laporan keuangan tersebut, dan pengakuan bahwa perbedaan-perbedaan yang terjadi dalam kecukupan pengungkapan di antara laporan keuangan adalah karena variabel-variabel seperti ukuran perusahaan, pro#itabilitas, serta ukuran dan status di bursa dari kantor akuntan publik. <. Kegunaan dari data laporan keuangan. !igunakan dua pendekatan untuk menilai kegunaan dari data laporan keuangan, yaitu . Menilai arti penting secara relati# dari analisis investasi item-item in#ormasi yang berbeda baik untuk pengguna maupun pembuat in#ormasi keuangan. /. Menilai relevansi dari laporan keuangan terhadap pengambilan keputusan dengan didasarkan pada komunikai laboratorium dari data laporan keuangan dari segi kemudahan untuk dibaca dan arti bagi pengguna secara umum
9
Kesimpulan umum dari studi-studi ini adalah bahwa terdapat beberapa konsensus antara pengguna dan pembuat sehubungan dengan arti penting secara relati# dari item-item in#ormasi yang diungkapkan dalam laporan keuangan, dan / pengguna tidak sepenuhnya mengandalkan laporan keuangan dalam membuat keputusan-keputusan mereka.
3. Sikap dari praktik-praktik pelaporan perusahaan. !igunakan dua pendekatan untuk menilai sikap dari praktik-praktik pelaporan perusahaan. .
menilai pre#erensi untuk teknik-teknik akuntansi alternati#
/. menilai sikap dari permasalahan pelaporan umum !. Pertimbangan materialitas. !igunakan dua pendekatan untuk menilai pertimbangan materialitas .
menilai
#aktor-#aktor
utama
yang
menentukan
pengumpulan,
pengklasi#ikasian, dan perangkuman data akuntansi /. ber#okus pada item-item apa yang dianggap meterual oleh orang lain dan mencoba untuk menentukan tingkat perbedaan yang diminta dalam data akuntansi sebelum perbedaan tersebut dianggap ebagai material 6.
#.& Da"pak Lin%$istik dari Data Dan Teknik Ak$ntansi
10
=inguistik dan akuntansi memiliki banyak kesamaan. *ain, misalnya, berpendapat bahwa aturan-aturan akuntansi merupakan analogi dari tata bahasa dalam akuntansi dan, berdasarkan atas analogi ini, menggunakan dampak struktur tata bahasa erhadap prepsepsi pendengar untuk mendukung hipotesis bahwa metode-metode akuntansi memengaruhi pengambilan keputusan. =ebih #ormal lagi,
hor#), karakteristik leksikal dan aturan-aturan tata bahasanya akan memengaruhi baik perilaku linguistik maupun nonlinguistik dari para pengguna. +da empat dalil yang diperkenalkan yang diperoleh dari paradigma relativitas linguistik yang bertujuan untuk secara konseptual mengintegrasikan temuan-temuan penelitian mengenai dampak dari in#ormasi akuntansi terhadap perilaku penggunanya Para pengguna yang membuat pembedaan leksikal tertentu dalam akuntansi akan mampu berbicara dan menyelesaikan masalah yang tidak dapat dipecahkan oleh pengguna yang tidak membuat perbedaan tersebut. / Para pengguna yang membuat perbedaan leksikal tertentu dalam akuntansi akan mampu melaksanakan tugas-tugas dengan lebih cepat. 0 Para pengguna yang memiliki aturan akuntansi cenderung akan membedakan gaya dan penekanan manajerial daripada mereka yang tidak memilikinya. 4 %eknik-teknik akuntansi dapat cenderung mem#asilitasi atau menjadikan lebih sulit beragam perilaku-perilaku manajerial dari pihak pengguna. !alil-dalil diatas telah di uji dan diveri#ikasi secara empiris dalam dua studi yang menekankan pada dua arti dari pertimbangan-pertimbangan linguistik dalam penggunaan in#ormasi akuntansi dan dalam pembuatan standar internasional.
#.(
,iksasi ,$n%si!na Dan Data
2iksasi 2ungsional digunakan dalam akuntansi, mengusulkan bahwa dalam kondisi tertentu seorang pengambil keputusan mungkin tidak dapat menyesuaikan proses pengambilan keputusan terhadap suatu perubahan dalam proses akuntansi yang memberikan data yang mempengaruhinya. !engan meminjam dari literatur 11
psikologis, #enomena ini telah digunakan dengan cara yang sedikit berbeda oleh para penelit akuntansi. 2iksasi #ungsional diawali sebagai satu konsep dalam psikologi yang berasal dari investigasi mengenai dampak dari pengalaman masa lalu pada perilaku manusia. !unker memperkenalkan konsep #iksasi #ungsional ini untuk menggambarkan peran negati# dari pengalaman masa lalu. 'a menginvestigasikan hipotesis bahwa penggunaan sebelumnya suatu objek oleh individu dalam #ungsi yang berbeda dengan yang diminta oleh masalah saat ini akan mengarah pada penemuan suatu penggunaan yang tepat dan baru dari objek tersebut. $asil ini mendukung hipotesis #iksasi #ungsional bagi beberapa benda-benda umum, seperti misalnya kontak, tang, timbangan, dan klip kertas. %erdapat bermacam-macam konsep untuk hasil-hasil dari #iskal #ungsional dalam akuntansi, yaitu ?
Hipotesis pengondisian Mungkin dinyatakan bahwa subjek dari
percobaan, yang kebanyakan mahasiswa akuntansi, telah dikondisikan untuk bereaksi
terhadap
semacam
output akuntasi
dan telah
gagal
untuk
menyesuaikan proses-proses pengambilan keputusannya sebagai respons terhadap sebuah perubahan akuntansi (yang diungkapkan dengan baik). 2enomena pengondisian ini menghalangi subjek untuk menerapkan perilaku yang benar, yaitu melakukan penyesuaian berdasarkan atas perubahan akuntansi, dan telah menggiring mereka untuk bertindak seperti jika meraka telah dikondisikan untuk bertindak sesuai dengan perilaku atai sedi sosiolisasi mereka sebelumnya. *adi #enomena pengondisian adalah satu bentuk #iksasi #ungsional, karena subjek tidak lagi dapat melakukan pembedaan. ?
Teori prospek dan hipotesis penyusunan. Penyusunan terjadi karena
kata-kata dari suatu pertanyaan memiliki potensi untuk mengubah respons subjek. 2iksasi #ungsional dapat dilihat sebagai satu hasil dari pemilihan khusus dari pilihan-pilihan penyusunan yang dibuat oleh subjek dalam percobaan. 2ormulasi dari tugas-tugas keputusan sekaligus pula kata-kata benda, kebiasaan dan karakteristik pribadi dari subjek akan memengaruhi penyusunan keputusan dan mengarah pada #iksasi data #ungsional.
12
?
Keterlibatan ego yang pertama versus yang terbaru. !alam hal
keterlibatan ego dengan teknik akuntansi yang baru saja dipelajari, subjek akan memberikan arti penting kepada apa yang dianggap sebagai sesuatu yang relevan, signi#ikan, atau bermakna. $al ini akan menjelaskan beberapa temuan #iksasi data di mana subjek telah kembali pada penggunaan baik itu metode yang pertama kali dipelajari primacy ataupun metode kedua yang ia pelajari recency sebagai metode yang lebih jelas atau mendasar bagi keterlibatan ego mereka.
#.*
Si'at Ind$ksi In'!r"asi
Perilaku seorang individu dipengaruhi oleh in#ormasi dalam dua cara, yaitu . Melalui penggunaan in#ormasi ketika bertindak sebagai seorang penerima /. Melalui induksi in#ormasi ketika bertindak sebagai seorang pengirim Meskipun dampak dari penggunaan in#ormasi umumnya telah diketahui dan diterima sebagai bagian dari paradigma stimulus respons, #enomena yang lebih baru mengenai induksi in#ormasi atau induksi sederhana, yang diperkenalkan dalam akuntansi oleh Prakash dan "appaport, adalah dimaksudkan untuk mengacu kepada proses yang kompleks dimana perilaku seorang individu akan dipengaruhi oleh in#ormasi yang diharuskan untuk ia komunikasikan. 'nduksi in#ormasi berasal dari kecenderungan pengirimnya dalam mengantisipasi kemungkinan penggunaan dari in#ormasi, konsekuensi dari penggunaan tadi, reaksi individu terhadap konsekuensi. Seperti yang dinyatakan Prakash dan "appaport +ntisipasi seorang individu atas konsekuensi dari komunikasi yang ia lakukan dapat mengarahkannya-sebelum in#ormasi apa pun dikomunikasi dan, karenanya, bahkan sebelum konsekuensi apa pun timbul-untuk memilih guna mengubah in#ormasi, atau perilakunya, atau bahkan tujuannya sendiri. $al ini adalah proses dari induksi in#ormasi. 2aktor waktu juga dapat mengatur induksi sebagai berikut a. Komunikasi
dari
in#ormasi
yang
pada
kenyataannya
merupakan
penggambaran dari perilaku pengirimnya atau di anggap seperti itu oleh 13
pengirimnya, atau dianggap seperti itu oleh pengirim in#ormasi, atau berkaitan dengan suatu hal yang pengirim in#ormasi memiliki ketakutan akan terjadi dan bahwa penerima in#ormasi pun akan menganggapnya demikian, akan menjadi sangat kondusi# bagi induksi in#ormasi. Kedua, konsekuensi-konsekuensi yang mencerminkan kemungkinan e#ek-e#ek timbal balik pada pengirim in#ormasi akan sangat kondusi# bagi induksi in#ormasi. b. Konsekuensi-konsekuensi yang mencerminkan kemungkinan e#ek-e#ek timbal balikpada pengirim in#ormasi akan sangat kondusi# bagi induksi in#ormasi Kita melanjutkan dengan mengklasi#ikasikan secara luas dampak-dampak timbal balik bagi pengirim in#ormasi yang muncul dari ?
evaluasi eksternal atas kinerja
?
regulasi dan pengendalian atas operasi
?
interaksi dengan keputusan-keputusan dari unit-unit keperilakuan yang lain
?
pengubahan-pengubahan yang terjadi pada seperangkat pilihan yang terbuka
bagi pengirim in#ormasi. 'nduksi in#ormasi dapat diintergrasikan dengan penggunaan in#ormasi untuk memberikan suatu teori yang terintegrasi mengenai dampak dari in#ormasi yang akan melibatkan baik pengirim maupun pengguna.
&.
PENDEKATAN PEMRSESAN IN,RMASI MANUSIA
Pendekatan pemrosesan in#ormasi manusia tumbuh dari adanya suatu keinginan untuk meningkatkan baik perangkat in#ormasi yang disajikan kepada pengguna
dari
data
keuangan
maupun
kemampuan
dari
pengguna
untuk
menggunakan in#ormasi tersebut. %eori-teori dan model-model dari pemrosesan in#ormasi manusia di dalam psikologi memberikan sebuah alat untuk mengubah isuisu akuntansi menjadi isu-isu pemrosesan in#ormasi secara umum. %erdapat tiga komponen utama dari model pemrosesan in#ormasi, yaitu input, proses, dan output. Study dari perangkat input in#ormasi ber#okus pada variabelvariabel yang kemungkinan besar akan mempengaruhi bagaimana cara seseorang memroses in#ormasi untuk pengambilan keputusan. 14
@ariabel-variabel yang dilihat adalah . karakteristik skala dari masing-masing isyarat tingkat pengukuran, diskret atau kontinu, deterministik atau probabilistik. /. si#at-si#at statistikal dari perangkat in#ormasi jumlah isyarat, karakteristik distribusional, hubungan antar isyarat, dimensionalitas yang mendasari 0. muatan in#ormasional atau signi#ikansi predikti# bias, dapat di andalkan atau bentuk dari hubungan dengan kriteria. 4. metode penyajian #ormat, ukuran, tingkat agregasi. 7. konteks kondisi pandangan secara #isik, instruksi, karateristik tugas dan umpan balik Studi-studi mengenai komponen proses ber#okus pada variabel-variabel yang mempengrauhi pengambilan keputusan seperti . karakteristik dari pertimbangan /. karakteristik dati aturan-aturan keputusan Studi-studi mengenai komponen output ber#okus pada variabel yang berhubungan dengan pertimbangan, peramalan atau keputusan yang kemungkinan besar akan mempengaruhi cara pengguna memproses in#ormasi.
@ariabel-variabel tersebut meliputi .
Mutu dari pertimbangan keakuratan, kecepatan, keandalan dilihat dari segi konsistensi, konsensus dan konvergensi, bias dari respons, dan kemampuan untuk diramalkaA dan
/.
>awasan dari penggunaa isyarat subjekti#, kualitas keputusan yang diterima, dan persepeksi dari karakteristik perangkat in#ormasi
Perbedaan penekanan pada ketiga komponen dari model pemrosesan in#ormasi mengarah pada penggunaan empat pendekatan yang berbeda, yaitu &.1 Pendekatan "!de ensa .
Pendekatan model lensa memungkinkan adanya pengakuan secara eksplisit atau saling ketergantungan antara variabel-variabel lingkungan dan spesi#ik individu. Model lensa digunakan untuk menilai situasi-situasi pertimbangan 15
manusia dimana seseorang membuat pertimbangan berdasarkan atas seperangkat isyarat yang eksplisit dari lingkungan. &del ini menekankan kesamaan antara lingkungan dan respons dari subjek. Kebanyakan penelitian akuntansi yang menggunakan model lensa telah dimotivasi oleh adanya kebutuhan untuk membangun model-model matematis yang mencerminkan arti penting secara relati# dari isyarat in#ormasi yang berbeda beda sering dikenal sebagai (pencatatan kebijakan) policy capturing , dan oleh kebutuhan untuk mengukur keakuratan pertimbangan dan konsistensinya, konsensus, dan kemampuan untuk mepredikasi.
dibuat
dengan
basis
isyarat-
isyaratakuntansi. 0. dampak dari karakteristik pekerjaan terhadap pencapaian dan pembelajaran Penelitian pencatatan kebijakan ber#okus pada isu-isu yang berkaitan dengan konsensus antar pembuat pertimbangan, arti penting secara relati# dari isyarat, bentuk #ungsional dari aturan-aturan keputusan dan wawasan diri pembuat pertimbangan. Masalah-masalah
keputusan yang dilihat dalam penelitian
pencacatan kebijakan termasuk pertimbangan materialitas, evaluasi pengendalian internal,
kewajaran
peramalan,
pengungkapan
mengenai
ketidakpastian,
pembuatan kebijakan dan klasi#ikasi pinjaman. Keakuratan pertimbangan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi para akuntan. Penelitian tidak hanya ber#okus pada keakuratan pertimbangan namun juga pada konsensus konsistensi pertimbangan, dan kemungkinan untuk meramalkan. Masalah-masalah pengambilan keputusan persediaan dan peramalan harga. !ampak dari karakteristik pekerjaan dalam pencapaian dan pembelajaran dipelajari dalam literatur psikologi maupun akuntansi. !alam psikologi, masalah
16
yang dipelajari meliputi kemampuan pekerjaan untuk diramalkan, bentuk #ungsional dari hubungan antara kriteria isyarat, jumlah isyarat, distribusi validitas isyarat dan inter-korelasinya, dan jenis umpan balik. !alam akuntansi, masalahmasalah yang dipelajari termasuk dampak dari perubahan-perubahan ankuntansi, metode-metode umpan balik, #ormat laporan dan penyajian isyarat.
&.# Perti")an%an Pr!)a)iistik
Pertimbangan probabilistik yang dikenal sebagai pendekatan
$euristis-heuristis
ini
meliputi
kerepresentatifan
ketersediaan serta penyesuaian dan penyandaran !anchoring"# Kerepresentatifan mengacu pada heuritis yang digunakan oleh orang-orang ketika meraka menilai probabilitas dari suatu peristiwa berdasarkan atas derajat kesamaannya. Ketersediaan mengacu pada heuritis yang digunakan oleh orangorang ketika mereka menilai probabilitas dari suatu peristiwa berdasarkan atas seberapa mudah hal itu terlintas di pikirannya. %erakhir, penyesuaian dan penyadaran mengacu pada heuristis yang digunakan oleh orang-orang ketika
17
mereka membuat estimasi dengan diawali oleh suatu nilai awal penyadaran dan kemudian menyesuiakan nilai tersebut untuk memberikan jawaban akhirnya. Penelitian mengenai ditinggalkannya perilaku pengambilan keputusan secara normati# ber#okus pada heuritis dan bias-bias yang pada dasarnya adalah kepresentati#an dalam pengauditan, penyandaran dalam pengauditan, penyandara dalam pengendalian manajemen, dan penyandaran dalam analisis keuangan dan pada kemampuan dari pengambilan keputusan untuk melaksanakan perannya sebagai evaluator in#ormasi. &.& Periak$ Prakep$t$san
Perilaku
prakeputusan umumnya
diuji
dengan menggunakan metode
pelacakan proses. Metode ini telah mengalami evolusi dari teori tentang pemecahan masalah yang dikembangkan oleh Bewell dan Simon, yang berpendapat bahwa manusia memiliki ingatan jangka pendek dengan kapasitas yang terbatas dan ingatan jangka panjang yang sepertinya tidak terbatas. Pelacak-pelacak proses cenderung mengandalkan empat metoda dibawah ini C
Pergerakan mata
C
Perilaku pencarian in#ormasi
C
Penyertaan isyarat in#ormasi atau waktu respons
C
Protokol introspekti# verbal Melihat potensi kewajaran dari strategi pengodean protokol verbal yang
diterapkan oleh para peneliti, payne mengusulkan penggunaan etode pengumpulan data tambahan lainnya sehingga hasil dari beberapa motode tersebut dapat saling diperbandingkan
untuk
menentukan konvergensi
mereka.
*oyce dan
=ibby
menambahkan kelemahan-kelemahan berikut . Sangat banyaknya jumlah kumpulan data dari studi-studi seperti itu yang membatasi jumlah subjek yang dapat dipelajari. /. Kurangnya teknik-teknik pengodean sasaran. &.( Pendekatan a/a K!%niti' 18
Pendekatan gaya kogniti# ber#okus pada variabel-variabel yang kemungkinan besar akan memberikan sebuah dampak pada kualitas dari pertimbangan yang dibuat oleh para pengambil keputusan. Gaya kogniti# adalah adalah sebuah gagasan hipotetis yang digunakan untuk menjelaskan proses mediasi yang terjadi antara stimuli dan respons. +da lima pendekatan yang diketahui dari studi mengenai gaya kogniti# dalam psikologi, antara lain . $toriterianisme. Muncul dari #okus oleh +dorno dan peneliti yang lainnya pada hubungan antara kepribadian, sikap-sikap antidemokratis, dan perilaku. Peneliti-peneliti ini terutama tertarik pada individu-individu yang cara berpikirnya
membuat
mereka
mudah
terpengaruh
oleh
proDaganda
antidekmokratis. !ua perilaku yang memiliki korelasi pada otoriterianismekelakuan dan ketidaktoleran pada ambiguitas-adalah pencerminan dari gaya kogniti# yang mendasarinya. /. %ogmatisme tumbuh dari usaha-usaha yang dilakukan oleh "ekeach dalam mengembangkan ukuran yang memiliki dasar terstrukur bagi otoriterianisme untuk menggantikan ukuran berdasarkan atas isi yang dikembangkan oleh +dorno dan rekan-rekannya. 0. Kompleksitas kognitif seperti yang diperkenalkan oleh Kelly dan
19
indra perasa di#erensiasi dan intregrasi. %iferensiasi adalah kemampuan individu untuk menempatkan stimuli sepanjang dimensi-dimensi. &ntregasi mengacu pada kemampuan individu dalam menerapkan aturan-aturan yang kompleks untuk menggabungkan dimensi-dimensi tersebut. 7. Ketergantungan pada bidang , seperti yang disajikan oleh >itkni dan rekanrekannya, adalah suatu ukuran dari sampai sejauh mana sdi#erensiasi dalam era persepsi. 'ndividu yang memiliki ketergantungan pada bidang cenderung untuk merasakan organisasi secara keseluruhan dari suatu bidang dan relati# tidak mampu merasakan bagian dari bidang sebagai sesuatu yang berlainan. Sedangkan, individu yang tidak tergantung pada bidang, cenderung meras akan bagian-bagian dari suatu bidang berlainan dari organisasi bidang tersebut secara keseluruhan, dan bukannya bersatu dengannya. &.*
Reati+is"e K!%niti' Daa" Ak$ntansi
"evolusi kogniti# dalam psikologi sosial telah menciptakan adanya suatu perhatian yang kuat tentang struktur ilmu pengetahuan mengenai ingatan pada umumnya, dan bagaimana seseorang belajar pada khususnya. Paradigma penelitian ini juga memengaruhi akuntansi dan audit. Karena perbedaan antara ilme pengetahuna deklarati# dan ilmu pengetahuan prosedural adalah ekuivalen dengan perbedaan anatara isi ilmu pengetahuan dan penggunaan tersebut atau antara (mengetahui tentang apa) dan (mengetahui tentang bagaimana). >.S >aller dan >.=. 2eliE menggunakan konsep-konsep ini untuk mengusulkan suatu model tentang bagaimana seseorang bisa belajar dari pengalamannya. %esisnya adalah bahwa belajar dari pengalaman melibatkan pembentukkan dan pengembangan struktur yang tergeneralisasikan dan mengorganisasikan pengetahuan deklarati# dan prosendural yang didasarkan atas pengalaman dalam ingatan jangka panjang. Pengetahun deklarati# diorganisasikan menurut kategori-kategorinya, yang tergantung pada hubugan-hubungan spasial dan atau temporal. Pengetahuan prosendural diorganisasikan ke dalam sistemsistem produksi, yaitu hierarki pasangan kondisi-tindakan. Fang dimaksud oleh model tersebut adalah bahwa skemata dikembangkan melalui suatu proses bertahap pengabstraksian ilmu pengetahuan dengan wilayah tertentu berdasarkan atas pengalaman. &leh karena itu, perbedaan di antara struktur 20
pengetahuan seorang pakar dan seorang yang awam adalah hasil dari perbedaan yang terjadi dalam pengalaman. +pa yang tampak dari penelitian terhadap para pakar dan orang awam adalah bahwa para pakar mengambil dan menyimpan potongan in#ormasi yang lebih lama dari orang awam pada titik waktu mana pun dan untuk suatu pekerjaan tertentu.
pembelajaran atau pengalamanA Suatu peristiwa pemicu atau stimulusA Suatu lingkungan pertimbanganA Suatu proses pertimbanganA dan Suatu keputusan8tindakan. Sebuah model dari proses pertimbangan8keputusan dalam akuntansi
diusulkan sebagai suatu latihan dalam persepsi dan kesadaran sosial, yang membutuhkan baik pertimbangan #ormal maupun implisit. 'nput utama dari proses ini adalah suatu masalah akuntansi atau #enomena yang harus dipecahkan
dan
membutuhkan
pertimbangan
yang mendahului suatu
pre#erensi atau suatu keputusan. Model tersebut, seperti yang dapat diterapkan pada akuntansi, terdiri atas langkah-langkah berikut ini . /. 0. 4. 7.
&bservasi #enomena akuntansi oleh pengambil keputusan Pembentukan skema atau pembuatan #enomena akuntansi &rganisasi atau penyimpana skema Proses perhatian dan pengakuan yang dipicu oleh suatu stimulus Pengambilan in#ormasi yang tersimpan dan dibutuhkan untuk keputusan
pertimbangan :. Mempertimbangkan kembali dan mengintegrasikan in#ormasi yang diambil dengan in#ormasi baru . Proses pertimbangan 21
H. "espons keputusan8tindakan
&.0
Reati+is"e K$t$ra Daa" Ak$ntansi
"elativisme kultural mengendalikan bahwa kebudayaan membentuk #ungsi kogniti# dari individu-individu yang berhadapan dengan suatu #enomena akuntansi atau audit. %erdapat bermacam-macam konsep mengenai kebudayaan dalam antropologi yang menunjukkan adanya tema yang berbeda-beda dalam penelitian akuntansi. a
Mengikuti #ungsionalisme Malinowski. Kebudayaan dapat dipandang sebagai
suatu instrumen yang melayani kebutuhan biologis dan psikologis. !engan mengaplikasikan de#ini ini ke dalam penelitian akuntansi, maka persepsi akuntansi di setiap kebudayaan memiliki sebagai suatu instrumen sosial spesi#ik dalam penyelesaian perkerjaan dan lintas kebudayaan atau akuntansi komparati#. b
Mengikuti #ungsionalisme struktural radcli##e-
dipandang sebagai suatu mekanisme pengaturan adapti# yang menyatukan individuindividu dengan struktur sosial. Mengaplikasikan de#inisi ini ke dalam penelitian akuntansi, maka prepsepsi akuntansi di setiap kebudayaan memiliki arti sebagai suatu instrumen adapti# yang proses pertukaran dengan lingkungan dan analisis dari suatu kebudayaan akuntansi c
Mengikuti ilmu etnik Goodenough, kebudayaan dapat dipandang sebagai suatu
sistem kognisi yang diakui bersama. Pikiran manusia oleh karenanya membuat kebudanyaan-kebudanyaan melalui cara-cara dengan sejumlah aturan dalam jumlah yang terbatas. d
Mengikuti antropologi simbolis GeertI, kebudayaan dapat dipandang sebagai
suatu sistem simbol-simbol dan arti diketahui bersama. Menerapkan de#inisi ini ke dalam penelitian akuntansi, maka akuntansi dapat dipandang sebagai suatu pola percakapan atau bahasa simbolis dan analisis dari akuntansi sebagai suatu bahasa. e
Mengikuti strukturalisme =evi-Strauss, kebudayaan dapat dipandang sebagai
suatu proyeksi dari in#ranstruktur universal dari pikiran yang tidak disadari. Menerapkan de#inisi ini pada akuntansi, maka akuntansi dapat dipandang di masing22
masing kebudayaan sebagai suatu mani#estasi dari proses-proses yang tidak disadari dan analisis dari proses-proses yang tidak disadari dalam akuntansi. !iterapkan pada akuntansi, kebudayaan dapat dipandang sebagai medium akuntansi. Kebudayaan pada intinya menentukan proses pertimbangan8keputusan dalam akuntansi. Model mengendalikan kebudayaan melalui komponen-komponen, elemen-elemen dan dimensi-dimensi, menentukan struktur organisasional yang dipergunakan, perilaku mikro-organisasional, dan #ungsi kogniti# dari individu sedemikian
rupa
sehingga
pada
akhirnya
memengaruhi
proses
pertimbangan8keputusan mereka ketika mereka berhadapan dengan suatu #enomena akuntansi dan8atau audit. !e#inisi dari kompones-komponen kebudayaan diberikan oleh $o#stede sebagai empat dimensi yang mencerminkan orientasi kultural dari sebuah negara dan menjelaskan 7; persen dari berbagai perbedaan yang terjadi dalam sistem tata nilai di antara negara-negara '# &ndividualisme
versus
kolektivism
adalah
suatu
dimensi
yang
menggambarkan tingkat intregasi yang dipelihara suatu masyarakat di antara para anggotanya atau hubungan antara seorang individu dan sesama rekan individunya. (# )ilayah kekuasaan besar versus kecil menggambarkan tingkat sampai sejauh mana para anggota dari suatu masyarakat menerima ditribusi kekuasaan yang besar, terdapat kecenderungan dari orang-orang di dalamnya untuk menerima suatu susunan hierarkis di mana setiap orang memiliki tempat yang tidak membutuhkan suatu justi#ikasi, sedangkan di masyarakat dengan wilayah kekuasaan yang kecil, orang-orang cenderung untuk hidup demi kesetaraan dan menurut adanya justi#ikasi bagi setiap ketidaksetaraan kekuasaan yang ada. 0. Penghindaran ketidakpastian yang kuat versus yang lemah adalah suatu dimensi yang menggambarkan tingkat sampai sejauh mana para anggota dari suatu masyarakat merasa tidak nyaman dengan ketidakpastian dan ambiguitas. !alam masyarakat yang kuat penghindaran ketidakpastiannya, orang-orang bersikap tidak toleran terhadap ambiguitas dan mencoba untuk mengendalikannya berapapun pengorbanan yang harus mereka keluarkan,
sedangkan
di
masyarakat
yang
lemah
penghindaran 23
ketidakpastian, orang-orang klebih toleran terhadap ambiguitas dan cenderung bersedia hidup berdampingan dengannya. *# +askulinitas versus feminitas adalah suatu dimensi yang menggambarkan si#at pembagian sosial dari peran-peran yang berdasarkan atas jenis kelamin. Peran maskulin secara tidak langsung diartikan sebagai pre#erensi terhadap pencapaian, ketegasan, mencetak uang, simpati bagi kaum yang kuat, dan sejenisnya Model relativisme kultural ini berasumsi bahwa perbedaan-perbedaan yang terjadi di antara keempat dimensi di atas menciptakan arena-arena kultural yang
berbeda
organisasional
yang
memiliki
potensi
dan kemudian dapat
untuk
menentukan
perilaku
membentuk proses pertimbangan
keputusan dalam akuntansi.
(.
EALUASI ATAS PENDEKATAN PERILAKU
Kebanyakan penelitian akuntansi keperilakuan yang telah dibahas di bagian bagian sebelumnya telah mencoba untuk menetapkan generalisasi mengenai perilaku manusia sehubungan dengan in#ormasi akuntansi. Sasaran implisit dari seluruh studi ini adalah untuk mengembangkan dan memveri#ikasi hipotesis-hipotesis perilaku yang relevan
bagi hipotesis-hipotesis teori akuntansi
mengenai
kecukupan
pengungkapan, kegunaan data laporan keuangan, sikap mengenai praktik-praktik pelaporan perusahaan, pertimbangan materialitas, dampak-dampak keputusan dari prosedur akuntansi alternati#, dan komponen-komponen dari suatu model pemrosesan in#ormasi input, proses, dan output. +kan tetapi sasaran implisit ini belum tercapai karena kebanyakan penelitian eksperimentak dan survei dalam perilaku akuntansi menderita kekurang tegasan teoretis dan metodologis. !emikian pula, memandang eksperimen sebagai suatu kontrak sosial mengimplikasi adanya hubungan antara subjek dan pelaku eksperimen
24
*. KESIMPULAN
penting dari peristiwa, perilaku, dan pemrosesan in#ormasi manusia ke perumusan suatu teori akuntansi. Masing-masing pendekatan ini bergantung pada asumsi-asumsi yang berbeda dan pada metodologi-metodologi baru dan cara-cara yang unik dalam memandang masalah-masalah akuntansi dan pertanyaan-pertanyaan penelitian. Setiap pendekatan mulai menggunakan atribut-artribut dari paragdima khusus, karenanya menyebabkan akuntansi menjadi suatu ilmu pengetahuan peradigma yang saling bersaing berusaha untuk mendapat dominasi.
!+2%+" P5S%+K+ +hmed "iahi, dan
25