MAKALAH PENGARUH SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN
DISUSUN OLEH:
DITYAN AGIL PRASETYADI 1311020023
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN S1 FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO 2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa. Atas berkatnya penulis telah berhasil menyelesaikan makalah yang membahas tentang “Pengaruh Budaya Masyarakat Terhadap Kesehatan” ini dengan baik. Dalam penyususan makalah ini tidak sedikit hambatan-hambatan yang penulis hadapi. Namun penulis sadar bahwa kelancaran dalam penyususan makalah ini juga didorong oleh adanya bantuan dan bimbingan dari kakak tingkat dan teman-teman seperjuangan, sehingga berbagai kendala-kendala penulis akhirnya dapat teratasi. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada kakak tingkat dan teman-teman seperjuangan yang telah membantu, membimbing, dan memberikan berbagai motivasi, sehingga berbagai kesulitan dalam pembuatan makalah ini dapat teratasi dengan baik. Semoga materi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak yang membutuhkan, khususnya bagi penulis sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai, Amin.
Purwokerto, 25 November 2013
Penulis DITYAN AGIL PRASETYADI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang B. Rumusan masalah C. Tujuan penulisan BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian kesehatan B. Konsep sehat dan sakit menurut budaya masyarakat C. Aspek budaya yang mempengaruhi status kesehatan dan perilaku kesehatan
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pengaruh sosial budaya dalam masyarakat memberikan peranan penting dalam mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Perkembangan sosial budaya dalam masyarakat merupakan suatu tanda bahwa masyarakat dalam suatu daerah tersebut telah mengalami suatu perubahan dalam proses berfikir. Perubahan sosial dan budaya bisa memberikan dampak positif maupun negatif. Hubungan antara budaya dan kesehatan sangatlah erat hubungannya, sebagai salah satu contoh suatu masyarakat desa yang sederhana dapat bertahan dengan cara pengobatan tertentu sesuai dengan tradisi mereka. Kebudayaan atau kultur dapat membentuk kebiasaan dan respons terhadap kesehatan dan penyakit dalam segala masyarakat tanpa memandang tingkatannya. Karena itulah penting bagi tenaga kesehatan untuk tidak hanya mempromosikan kesehatan, tapi juga membuat mereka mengerti tentang proses terjadinya suatu penyakit dan bagaimana meluruskan keyakinan atau budaya yang dianut hubungannya dengan kesehatan.
B. Rumusan Masalah 1. Apa itu kesehatan? 2. Bagaimana konsep sehat dan sakit menurut budaya masyarakat? 3. Aspek budaya apa yang mempengaruhi status kesehatan dan perilaku kesehatan? C. Tujuan Penulisan 1. Untuk mengetahui definisi dari kesehatan. 2. Untuk mengetahui konsep sehat dan sakit menurut budaya masyarakat. 3. Untuk mengetahui aspek budaya yang mempengaruhi status kesehatan dan perilaku kesehatan.
4. Untuk mengetahui faktor pendorong dan penghambat budaya masyarakat terhadap kesehatan.
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Kesehatan Definisi kesehatan berdasarkan UU No.23,1992 tentang Kesehatan menyatakan bahwa: Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Istilah kesehatan dalam kehidupan sehari-hari mungkin agak sedikit berbeda. Lingkup kesehatan menjadi lebih sempit, yaitu digunakan untuk menyatakan bahwa sesuatu dapat berfungsi secara normal. Benda mati seperti mesin dan komputer jika dapat berfungsi normal maka dikatakan dalam keadaan sehat. Dan pengertian kesehatan menurut wikipedia adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Sedangkan pengertian kesehatan menurut organisasi kesehatan dunia (WHO) tahun 1948 menyebutkan bahwa pengertian kesehatan adalah sebagai “suatu keadaan fisik, mental, dan sosial kesejahteraan dan bukan hanya ketiadaan penyakit atau kelemahan”
B. Konsep Sehat dan Sakit Menurut Budaya Masyarakat Konsep sehat dan sakit dalam pandangan orang dipersepsikan secara berbeda. Persepsi merupakan sesuatu hal yang bersifat subjektif. Persepsi seseorang dipengaruhi oleh faktor pengalaman, proses belajar dan pengetahuannya. Persepsi sehat dan sakit adalah relatif antara satu individu dengan individu lain, antara kelompok masyarakat dan antara budaya satu dengan budaya yang lain. Karenanya konsep sehat dan sakit bervariasi menurut umur, jenis kelamin, level sakit, tingkat mobilitas dan interaksi sosial. Beberapa karakteristik yang dapat mempengaruhi persepsi sehat dan sakit,penyakit (disease) adalah gangguan fungsi fisiologis dari suatu organisme sebagai akibat dari infeksi atau tekanan dari lingkungan. Hal ini berarti bahwa penyakit adalah fenomena objektif yang ditandai oleh
perubahan fungsi-fungsi tubuh sebagai organisme, yang dapat diukur melalui tes laboratorium dan pengamatan secara langsung. Sedangkan sakit (illness) adalah penilaian individu terhadap pengalaman menderita suatu penyakit. Sakit menunjukkan dimensi fisiologis yang subjektif atau perasaan yang terbatas yang lebih menyangkut orang yang merasakannya, yang ditandai dengan perasaan tidak enak (unfeeling well) lemah (weakness),pusing(dizziness), merasa kaku dan mati rasa (numbness). Mungkin saja dengan pemeriksaan medis seseorang terserang suatu penyakit dan salah satu organ tubuhnya terganggu fungsinya, namun dia tidak merasa sakit dan tetap menjalankan aktivitas sehari-harinya. Senada dengan penjelasan tersebut, Sarwono ( dikutip oleh Yunindyawati, 2004:15) mendefenisikan bahwa sakit merupakan kondisi yang tidak menyenangkan mengganggu aktifitas jasmani dan rohani sehingga seseorang tidak bisa menjalankan fungsi dan perannya sebagaimana mestinya dalam masyarakat.Sickness menunjuk kepada suatu dimensi sosial yakni kemampuan untuk menunaikan kewajiban terhadap kehidupan kelompok. Selama seseorang masih bisa menjalankan kewajiban-kewajiban sosialnya, bekerja sebagaimana mestinya maka masyarakat tidak menganggapnya sakit. C. Aspek Budaya yang Mempengaruhi Status Kesehatan dan Perilaku Kesehatan Menurut G.M. Foster (1973) , aspek budaya dapat mempengaruhi kesehatan al : a) Pengaruh tradisi Ada beberapa tradisi didalam masyarakat yang dapat berpengaruh negatif terhadap kesehatan masyarakat. b) Sikap fatalistis Hal lain adalah sikap fatalistis yang juga mempengaruhi perilaku kesehatan. Contoh : Beberapa anggota masyarakat dikalangan kelompok tertentu (fanatik) yang beragama islam percaya bahwa anak adalah titipan Tuhan, dan sakit atau mati adalah takdir, sehingga masyarakat kurang berusaha untuk segera mencari pertolongan pengobatan bagi anaknya yang sakit. c) Sikap ethnosentris Sikap yang memandang kebudayaan sendiri yang paling baik jika dibandingkan dengan kebudayaan pihak lain. d) Pengaruh perasaan bangga pada statusnya Contoh : Dalam upaya perbaikan gizi, disuatu daerah pedesaan tertentu, menolak untuk makan daun singkong, walaupun mereka tahu kandungan vitaminnya tinggi. Setelah diselidiki ternyata masyarakat bernaggapan daun singkong
e)
f)
g)
h)
hanya pantas untuk makanan kambing, dan mereka menolaknya karena status mereka tidak dapat disamakan dengan kambing. Pengaruh norma Contoh : upaya untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi banyak mengalami hambatan karena ada norma yang melarang hubungan antara dokter yang memberikan pelayanan dengan bumil sebagai pengguna pelayanan. Pengaruh nilai Nilai yang berlaku didalam masyarakat berpengaruh terhadap perilaku kesehatan. Contoh : masyarakat memandang lebih bergengsi beras putih daipada beras merah, padahal mereka mengetahui bahwa vitamin B1 lebih tinggi diberas merah daripada diberas putih. Pengaruh unsur budaya yang dipelajari pada tingkat awal dari proses sosialisasi terhadap perilaku kesehatan. Kebiasaan yang ditanamkan sejak kecil akan berpengaruh terhadap kebiasaan pada seseorang ketika ia dewasa. Misalnya saja, manusia yang biasa makan nasi sejak kecil, akan sulit diubah kebiasaan makannya setelah dewasa. Pengaruh konsekuensi dari inovasi terhadap perilaku kesehatan Apabila seorang petugas kesehatan ingin melakukan perubahan perilaku kesehatan masyarakat, maka yang harus dipikirkan adalah konsekuensi apa yang akan terjadi jika melakukan perubahan, menganalisis faktor-faktor yang terlibat/berpengaruh pada perubahan, dan berusaha untuk memprediksi tentang apa yang akan terjadi dengan perubahan tersebut.
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan Untuk mencapai status kesehatan yang baik, baik fisik, mental maupun kesejahteraan sosial, setiap individu atau kelompok harus mampu mengidentifikasi setiap aspirasi, untuk memenuhi kebutuhan, dan mengubah atau mengantisipasi keadaan lingkungan agar menjadi lebih baik. Kesehatan, sebagai sumber kehidupan sehari-hari, bukan sekedar tujuan hidup. Kesehatan merupakan konsep yang positif yang menekankan pada sumbersumber social, budaya dan personal
B. Saran Melihat kondisi kesehatan dan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan, maka perlu peran aktif semua pihak dalam mengatasi masalah kesehatan masyarakat,.Penyedia layanan kesehatan, masyarakat, pemerintah dan perusahaan perlu menjabarkan peta jalan pengembangan kesehatan masyarakat secara terpadu dan berkelanjutan.,Dibutuhkan kerjasama dalam merumuskan dan mengembangkan program kesehatan masyarakat sesuai karakteristik daerah setempat sehingga tahap perubahan menuju masyarakat sehat dalam pengelolaan kesehatan masyarakat menjadi bagian kesadaran dan pengetahuan masyarakat dan pada akhirnya memiliki self belonging bahwa kesehatan merupakan milik dan tanggung jawab bersama.
DAFTAR PUSTAKA http://revliemrt.blogspot.com/2013/04/makalah-sosial-budaya.html http://eksistensikesehatan.blogspot.com/2013/05/pengertian-kesehatansecara-umum.html http://www.kizzio.com/333-definisi-kesehatan.htm http://revliemrt.blogspot.com/2013/04/makalah-sosial-budaya.html http://dwiaritaafuaniyah.wordpress.com/2012/09/27/konsep-sehat-sakit/