STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KOMODITAS CENGKEH DALAM MENINGKATKAN MENINGKATKAN PENDAPATAN PENDAPATAN PETANI DI KABUPATEN KABUPATEN TRENGGALEK HENDRA HANG JUANGSANA ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan strategi meningkatkan pendapatan petani cengkeh di Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek. Lokasi penelitian ini dipilih secara purposive. Analisis Analisis yang digunakan adalah metode Strengths Weaknesses Opportunities Threats Threats (SWOT), yaitu menganalisis faktor internal dan eksternal petani cengkeh dalam rangka merumuskan strategi peningkatan pendapatan yang tepat. Analisis SWOT menghasilkan empat kombinasi strategi yaitu: strategi Strengths Opportunities (SO) yaitu strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang, strategi Strengths Threats (ST) yaitu strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman, strategi Weaknesses Opportunities (WO) yaitu strategi yang meminimalkan kelemahan untuk meningkatkan peluang dan strategi Weaknesses Threats (WT) yaitu strategi yang meminimalkan kelemahan serta menghindari ancaman. Strategi yang dapat dirumuskan untuk mendapatkan target peningkatan pendapatan adalah: strategi SO, antara lain: perluasan agribisnis, meningkatkan pengetahuan tentang peluang bisnis hasil cengkeh, jeli memprediksi harga dan memanfaatkan bermitra bermitra dengan lembaga keuangan untuk memperoleh modal, strategi ST, antara lain: menanam cenkeh tanpa tumpangsari kecuali tanaman yang lebih kecil, mengoptimalkan mengoptimalkan penanaman cengkeh, cengkeh, memanfaatkan teknologi teknologi diwaktu musim panen yang bersamaan dengan musim penghujan dan menimbun cengkeh jika harga masih rendah, strategi WO, antara lain: peningkatan hasil cengkeh yang berkualitas, mendapatkan pengakuan dari perhutani agar nyaman dalam penanaman dan juga memulai menanam dikebun sendiri, strategi WT, antara lain: menejemen yang baik guna mengatasi diwaktu panen, mengatasi penyakit, mendapatkan tenaga kerja petik panen cengkeh yang terampil dan membatasi pesaing yang ada. PENDAHULUAN Sektor pertanian di Indonesia merupakan sektor yang cukup tangguh dibandingkan dengan sektor lainnya. Hal tersebut telah teruji saat indonesia dilanda krisis ekonomi. Produk dari sektor pertanian justru menjadi salah satu sumber pendapatan devisa bagi negara. Umumnya, komoditas tersebut berasal dari perkebunan, salah satunya adalah produk perkebunan cengkeh. Cengkeh merupakan tanaman tradisional yang sudah lama ada di Indonesia. Walaupun demikian, cengkeh memiliki peranan yang cukup besar dalam pembangunan di bidang ekonomi, terutama untuk mendukung pertumbuhan industri. Peranan pembangunan di bidang ekonomi salah satunya tercermin dari perkembangan perkebunan tanaman
cengkeh. Serta perkembangan industriindustri pabrik rokok yang semakin meningkat. Perkembagan industri rokok yang cukup tinggi kalau tidak diiringi dengan hasil produk bahan campuran rokok yaitu cengkeh yang cukup, maka perusahaanperusahaan industri rokok tersebut juga tidak berkelanjutan. Hal ini telah terjadi dengan adanya penurunan jumlah industri rokok di Kabupaten Trenggalek pada tahun 2010 sebanyak 39 industri industri rokok dan mengalami penurunan di tahun 2011 menjadi 14 industri rokok. Pemakaian dalam industri pembuatan rokok kretek inilah yang menyebabkan Indonesia menjadi negara konsumen cengkeh terbesar di dunia. Walaupun akhir-akhir ini kampanye anti merokok terus saja digulirkan dari pihak Pemerintah maupun organisasi 45
Jurnal Manajemen Agribisnis, Vol 13, No. 2, Juli 2013
kemasyarakatan mengingat bahayabahaya merokok. Ternyata konsumsi rokok di Indonesia dari waktu ke waktu terus saja meningkat. Hal ini berdampak pada kebutuhan cengkeh sebagai bahan baku untuk industi rokok yang juga menalami peningkatan jumlah. Bahkan, status Indonesia yang dulu sebagai pengekspor cengkeh sekarang berubah menjadi negara pengimpor cenkeh. Meskipun begitu, cengkeh tetap memberikan andil yang tidak kecil terhadap pemasukan devisa negara. Sumbangan cengkih terhadap penerimaan negara dapat dihitung melalui cukai rokok. Sejalan dengan penggalakan ekspor non migas dalam usaha meningkatkan pendapatan devisa, cengkeh tetap dapat memberikan saham yang tidak kecil bagi negara Indonesia. Sumbangan tersebut berupa hasil ekspor cengkih dan minyak cengkeh serta ekspor rokok kretek. Di negara Indonesia pengembangan usaha pertanian cukup prospektif karena memiliki kondisi yang cukup menguntungkan. Antara lain, Indonesia berada di daerah tropis yang subur, keadaan sarana dan prasarana cukup mendukung, serta adanya kemauan dukungan pemerintah untuk menempatkan sektor pertanian sebagai prioritas dalam pembangunan. Pilihan kebijakan yang utama di sektor pertanian adalah pengembangan teknologi di bidang agribisnis. Usulan berbagai pihak kepada pemerintah Indonesia menjadikan agribisnis sebagai salah satu unggulan teknologi nasional sangat tepat. Keunggulan komparatif Indonesia (sumber daya alam yang melimpah, jumlah tenaga kerja yang besar, dan pasar yang besar) sebaiknya dijadikan basis untuk mengembangkan teknologi yang mumpuni dengan kondisi sosial budaya Indonesia. Pengembangan teknologi di bidang agribisnis diharapkan dapat berperan dalam : (1) meningkatkan produktivitas dan efisiensi; (2) mengenalkan teknologi baru yang tepat guna dan tepat sasaran; (3) memberikan nilai tambah (value added) produk akhir; 46
(4) meningkatkan cadangan devisa (Gumbira,2001). Keperpihakan pemerintah pada petani dapat dilihat dari rumusan tujuan pembangunan pertanian saat ini yaitu : (a) meningkatkan pendapatan dan taraf hidup petani melalui pengembangan sistem agribisnis dan usaha-usaha agribisnis, (b) mengembangkan aktivitas agribisnis dan perusahaan-perusahaan agribisnis yang berdaya saing, berkerakyatan, berkelanjutan dan terdesentralisir, (c) mewujudkan sistem ketahanan pangan yang berbasis pada keragaman bahan pangan, kelembagaan dan budaya pangan lokal disetiap daerah, (d) meningkatkan kesempatan kerja dan kesempatan berusaha secara adil melalui pengembangan sistem agribisnis.Dalam pembangunan pertanian yang di dalamnya meliputi sektor perkebunan diarahkan untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi. Usaha perkebunan berskala besar menghasilkan produk yang mampu bersaing di pasar dalam dan luar negeri. Namun, kenyataannya memiliki banyak kelemahan-kelemahan di antaranya kurangnya perhatian dalam bidang pemasaran produk itu sendiri. Mengingat produk cengkih adalah produk yang pemanenannya musiman, yang mana belum tentu setiap tahun berbunga. Hal ini dikarenakan oleh faktor yang paling mendominasi tanaman cengkeh untuk bisa berbunga adalah faktor musim. Oleh sebab itu, petani cengkeh di harapkan mampu memberikan penawaran harga yang bagus. Pada umumnya petani cengkeh yang berada di Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek pada waktu musim panen tiba, mereka mendapatkan beberapa kesulitan dalam menangani hasil panennya. Yang akhirnya, petani cengkeh menjual hasil panennya sebagian bahkan semua hasil panennya diwaktu musim panen tersebut. Hal ini berakibat para petani tidak bisa menemui harga jual cengkeh yang tinggi. Seharusnya petani cengkeh sebagai produsen mampu memberikan
Hendra H.J., Strategi Pengembangan Agribisnis Komoditas Cengkeh
penawaran harga yang menguntungkan bagi dirinya sendiri. Hal inilah untuk mendorong diadakannya penelitian agar mampu memberikan sedikit masukan untuk kesejahteraan petani cengkeh di Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang, guna mengetahui pemasaran agribisnis komoditas cengkeh di Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek dapat disimpulkan rumusan masalah sebagai berikut : muskan sebagai berikut : 1. Faktor apa yang mempengaruhi petani terhadap pengembangan komoditas cengkeh di Kecamatan Watulimo dalam peningkatan pendapatannya? 2. Strategi apa yang lebih menguntungkan bagi petani cengkeh di Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek?
METODE PENELITIAN Waktu Dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Oktober 2012 sampai dengan November 2012, yang mana pada bulan Juni 2012 sampai dengan bulan September 2012 bertepatan dengan panen cengkeh. Penelitian ini dilakukan di wilayah Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek, dengan pertimbangan bahwa daerah tersebut termasuk sentra penghasil cengkeh di Kabupaten Trenggalek. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif yaitu suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu obyek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Adapun tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai
faktor-faktor, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki (Nasir,1988). Teknik Pengambilan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah petani cengkeh di wilayah Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek. Adapun sampel populasi penelitian ini adalah dari petani cengkeh yang menanam cengkeh di lahan milik sendiri maupun di lahan milik perhutani tetapi masih di wilayah Kecamatan Watulimo. Sedangkan teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling, yaitu pengambilan sampel secara acak dengan jumlah 20 responden di empat Desa di Kecamatan Watulimo. Caranya adalah membuat daftar nama petani cengkeh tiap unit populasi diberi nomor, sampel yang digunakan ditarik secara acak, baik dengan menggunakan bilangan random ataupun dengan undian biasa. Analisis Data Untuk menganalisis data yang telah diperoleh pada penelitian ini dalam proses pengambilan keputusan strategi berkaitan dengan pengembangan agribisnis komoditas cengkeh dalam meningkatkan pendapatan petani, analisis situasi dan model yang paling populer adalah analisis SWOT. Menurut Rangkuti (1999), analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strenght ) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (threats). Kekuatan dapat menggambarkan kondisi kemampuan atau kesiapan produsen, dan peluang merupakan kesempatan positif yang di perhitungkan untuk dapat di capai. Sedangkan hambatan berarti kelemahan atau ketidak mampuan secara intern yang perlu untuk di perbaiki dan memerlukan pemecahan untuk dapat mencapai tujuan. Kemudian 47
Jurnal Manajemen Agribisnis, Vol 13, No. 2, Juli 2013
ancaman merupakan penyebab timbulnya persoalan yang datang dari luar dan merupakan sesuatu yang perlu di hindari atau di tanggulangi. Analisis SWOT merupakan ramuan utama perencanaan strategi dan membantu klasifikasi pilihan kebijaksanaan yang di hadapi perusahaan atau produsen. Proses pengambilan keputusan strategi selalu berkaitan dengan misi, tujuan, dan kebijaksanaan perusahaan atau organisasi. Dengan demikian perencanaan strategi harus menganalisis faktor-faktor strategi perusahaan atau produsen dalam kondisi saat ini. Hal ini disebut juga dengan analisis situasi. HASIL DAN PEMBAHASAN
ketinggian 690 meter di atas permukaan air laut. Sebagian besar tanah terdiri dari pegunungan dengan luas meliputi 2/3 bagian luas wilayah, sedangkan sisanya 1/3 merupakan tanah dataran rendah. Kabupaten Trenggalek terbagi menjadi 14 Kecamatan dan 157 Desa, hanya 4 Kecamatan yang mayoritas Desanya dataran rendah. Keadaan tanah berdasarkan eksplorasi tanah terdiri dari lapisanlapisan tanah Andosol dan Latosol, Mediteran Grumosol dan Regosol, Alluvial dan mediteran. Lapisan tanah Alluvial terbentang di sepanjang aliran sungai di bagian wilayah timur dan merupakan lapisan tanah yang subur, luasnya berkisar antara 10 persen hingga 15 persen dari seluruh wilayah. Pada bagian lain, yaitu : bagian selatan, barat laut dan utara, tanahnya terdiri dari lapisan Mediteran yang bercampur dengan lapisan Grumasol dan Latosol. Lapisan tanah ini bersifat kurang terhadap daya serap air, sehingga menyebabkan lapisan tanah ini kurang subur. Data penduduk sangat diperlukan dalam perencanaan dan evaluasi pembangunan, sebab penduduk merupakan subyek dan sekaligus obyek dari suatu pembangunan. Menurut data dari BPS Kabupaten Trenggalek memiliki jumlah penduduk sebagai berikut :
1. Keadaan Umum Kab. Trenggalek Kabupaten Trenggalek merupakan salah satu Kabupaten di Propinsi Jawa Timur yang terletak di bagian selatan dari Pripinsi Jawa Timur yang terletak pada koordinat 111º24ʼhingga 112º11ʼ Bujur Timur dan 70º 63ʼ hingga 80º 34ʼ Lintang Selatan. Kabupaten Trenggalek dengan batasbatas wilayah sebagai berikut : Sebelah utara : Kabupaten Ponorogo Sebelah selatan : Samudra Indonesia Sebelah barat : Kabupaten Ponorogo Sebelah timur : Kab. Tulungagung Luas wilayah Kabupaten trenggalek adalah 126.140 hektar dengan Tabel 1 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Di TAHUN 2011 2010 Jumlah Pria (jiwa) 410955 406450 Jumlah Wanita (jiwa) 402463 398632 Total (jiwa) 813418 805082 Pertumbuhan Penduduk (%) Kepadatan Penduduk (jiwa/km²) Sumber Data : BPS Kabupaten Trenggalek (2012) Kabupaten Trenggalek dengan luas wilayah 126.140 Ha pada tahun 2011 memiliki tanah sawah seluas 12.230 Ha atau 9,70 persen dari total luas wilayah. Adapun total luas hutan Kabupaten Trenggalek adalah 62.024,50 Ha 48
Kabupaten Trenggalek 2009 2008 2007 402412 398484 342597 394554 390688 344880 796966 789172 687477 -
terdapat 17.988,40 Ha hutan lindung dan 44.036,40 Ha hutan produksi.
Hendra H.J., Strategi Pengembangan Agribisnis Komoditas Cengkeh
Tabel 2 Luas Areal Tanaman Perkebunan Di Kabupaten Trenggalek (HA) 2011 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Kecamatan Panggul Munjungan Watulimo Kampak Dongko Pule Karangan Suruh Gandusari Durenan Pogalan Trenggalek Tugu Bendungan JUMLAH TOTAL
Kelapa Cengkeh 1.763,75 587,25 1.091,75 327,75 1.264,75 801,75 652,75 322,75 1.005,75 569,50 639,50 1079 1.926,75 758,50 433,75 884,25 36,25 511,75 565,75 371,25 17,75 1.517,75 67,75 515,25 298,75 13.469,54 4542,25
Sumber : Dinas Pertanian, Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Trenggalek Tabel 3 Luas Hutan Menurut Fungsi Hutan di Kabupaten Trenggalek (Ha) 2011 No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Kecamatan
Panggul Munjungan Watulimo Kampak Dongko Pule Karangan Suruh Gandusari Durenan Pogalan Trenggalek Tugu Bendungan Jumlah
Hutan Hutan lindung produksi 525,5 5902,1 7183,6 2880 5826,6 5318,6 634,1 4.340,8 1468,4 5.806,2 238,8 3.609,9 92,8 609,6 15,6 2.163,5 3,1 1.760,8 81,3 1.184,3 390,7 1.005 74,9 2.152,4 78,6 2.576 134,4 4.726,8 17.988,4 44.036,1
Jumlah
6.427,6 10.063,6 11.145,2 4.974,9 7.274,6 3.848,7 702,4 2.179,1 1.763,9 1.265,6 1.395,8 2.227,3 2.654,6 6.101,2 62.024,5
Sumber : Perum Perhutani – Sub KPH Kediri Selatan di Trenggalek 2. Identifikasi Faktor Faktor Internal a. Agroekologi Di Kabupaten Trenggalek terutama di Kecamatan Watulomo agroekologi untuk tanaman cengkeh sangat cocok, hal ini terlihat dari banyaknya tanaman cengkeh yang menyebar di seluruh wilayah Kecamatan Watulimo baik didataran rendah dekat pantai dan pegunungan. Tanaman cengkeh di Kecamatan Watulimo merupakan tanaman unggulan
masyarakat baik petani maupun yang berprofesi selain petani. b. Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia sebagai pelaku utama agribisnis cengkeh di Kecamatan Watulimo sangat di dukung dengan banyaknya pelaku usaha tani cengkeh. c. Kualitas Produk Dalam permintaan pembeli produk cenkeh umumnya adalah cengkeh kering. Cengkeh yang sudah kering memiliki daya simpan yang lama dan cengkeh yang sudah di simpan cukup lama memiliki kualitas yang bagus dibandingkan dengan cengkeh yang baru kering. Cengkeh yang sudah di simpan cukup lama biasanya di sukai oleh pembeli dan memiliki penawaran harga yang lebih tinggi pula. d. Pemasaran Cengkeh memiliki kemudahan dalam pemasaran karena cengkeh adalah bahan unggulan campuran rokok kretek sehingga tidak asing lagi bagi masyarakat. Serta di Kecamatan Watulimo setiap musim panen tiba banyak yang menjadi pedagang perantara musiman. e. Manajemen Usaha Tani Masalah yang dihadapi dalam usaha tani adalah orientasi usaha masih cenderung subsistem dan belum berorientasi bisnis, skala usahanya belum ekonomis serta pengetahuan dan ketrampilan petani yang belum optimal. Sebagian besar tanaman cengkeh masih dibiarkan saja sehingga mulai di rawat lagi kalau musim panen tiba. Para petani cengkeh umumnya dalam perkebunan cengkeh masih sebagai tanaman tumpang sari dengan tanaman lainnya. f. Kepemilikan Lahan Kepemilikan lahan dalam menanam tanaman cengkeh petani cengkeh di Kecamatan Watulimo umumnya menanam di lahan milik perhutani. Hal ini di karenakan apabila petani menanam tanaman cengkeh di pekarangan sendiri maka tanaman cengkeh tidak akan tumbuh dengan baik. Dengan petani menanam tanaman cengkeh di lahan milik perhutani, maka 49
Jurnal Manajemen Agribisnis, Vol 13, No. 2, Juli 2013
setiap musim panen para petani cengkeh yang tanaman cengkeh berbunga akan dikenakan biaya berupa bagi hasil tergantung jumlah hasil panen cengkeh. Apabila tanaman cengkeh banyak dan berbunga lebat maka biaya bagi hasil ke perhutani juga semakin banyak. g. Permodalan Para petani cengkeh umumnya sangat kesulitan dalam masalah permodalan di waktu musim panen tiba. Sehingga para petani setelah memanen cengkeh banyak juga yang menjual bunga cengkeh dalam keadaan bunga basah. Dikarenakan untuk menutupi biaya pemanenan dan keperluan seharihari. Alangkah baiknya jika petani sebelum waktu panen tiba sudah mempersiapkan biaya apa saja untuk menalangi keperluan pemanenan. Sehingga para petani di waktu panen tidak tergesa-gesa untuk menjual dalam keadaan bunga cengkeh basah tetapi di keringkan untuk dijual di lain waktu. h. Lokasi Usaha Tani Pada umumnya petani cengkeh di Kecamatan Watulimo menanam cengkehnya di lokasi lahan milik perhutani. Lokasi perhutani sebagian besar adalah di pegunungan sehingga untuk menjangkau sampai ke lokasi tanaman cengkeh di perlukan biaya dan waktu tempuh. Dengan adanya pengeluaran biaya dan waktu perjalanan menuju tanaman cengkeh ini juga akan sedikit membebani para petani. Faktor Eksternal a. Pasar Global Bunga cengkeh dalam pemasaran internasional masih terbuka lebar, pasalnya tidak hanya bunganya saja tetapi dalam bentuk minyak asiri kebanyakan untuk di ekspor ke luar negri. Produk-produk cengkeh seperti bunga cengkeh dan minyak cengkeh yang diproses melalui penyulingan memiliki nilai jual yang tinggi. Minyak cengkeh memiliki produkproduk turunan yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan balsam, bahan baku obat kumur, serta bahan tambahan dalam industri kosmetika dan pestisida 50
nabati. Peluang ekspor cengkeh antara lain ke Amerika, Eropa dan juga Negaranegara di Asia. c. Keunikan Produk Tanaman cengkeh dalam hasil produk yang berupa bunga selain di gunakan untuk bahan campuran rokok kretek tenyata bisa di pergunakan sebagai bahan untuk obat-obatan dan hiasan makanan seperti kue serta bisa juga untuk bumbu masakan. Di Indonesia terutama di Jawa dalam pembuatan minuman rempah seperti jamu Jawa juga menggunakan racikan cengkih sebagai rempah. Apalagi di Negara-negara yang memiliki musim dingin, cengkeh sebagai salah satu produk rempah-rempah sangat dibutuhkan. d. Kemitraan Kerjasama dengan mitra usaha dalam artian para pelaku usaha pabrik rokok merupakan upaya saling ketergantungan antara kedua belah pihak yang saling bekerjasama. Kelemahan pihak yang satu di tutup oleh kelemahan pihak yang lain. Sistem kemitraan memiliki sisi positif dan sisi negatif. Adapun sisi positif yang di peroleh dari kemitraan usaha adalah : 1. Petani mendapatkan bantuan modal 2. Resiko produksi serta pemasaran tidak di tanggung petani saja 3. Petani mendapatkan bimbingan usaha 4. Terjadinya koordinasi yang lebih baik antara produksi dan pemasaran 5. Konsumen mendapat jaminan yang lebih besar utamanya dalam kualitas produk Sedangkan kerugian yang di peroleh dari kerjasama kemitraan adalah: 1. Petani harus menjual hasil panenya kepada mitra tani 2. Petani menyerahkan sebagian keuntungan kepada pemberi modal sebagai imbalan pembagian resiko 3. Petani kehilangan sebagian dari pengawasan manajemen 4. Petani kehilangan kemampuan dalam menaikkan keuntungan apabila harga pasar naik karena terikat kontrak e. Jumlah Pembeli atau Penimbun Dengan perkembangan ekonomi yang pertumbuhan semakin meningkat, di
Hendra H.J., Strategi Pengembangan Agribisnis Komoditas Cengkeh
kalangan masyarakat komoditi cengkeh mudah dalam penjualannya dan bisa di prediksi haraga naik turunnya, maka mulai sekarang banyak yang melirik untuk berbisnis komoditi cengkeh. Dengan banyaknya pedagang ataupun penimbun maka para petani akan memiliki nilai penawaran yang tinggi. f. Iklim Pada waktu musim panen cenkeh yaitu biasanya pada bulan Juni sampai bulan September sering ada hujan dan ada kabut sehingga bunga cengkeh banyak yang rontok serta jika hujannya terus menerus maka para petani akan mendapatkan kesulitan dalam pemanenan dan pengeringan yang akhirnya di jual dalam bentuk cengkeh basah. Seharusnya dalam pengeringan masih ada alternatif lain yaitu misalnya pengeringan dengan mesin oven sederhana maupun dengan pengeringan pengasapan. Di waktu musim penghujan para petani banyak menjual bunga cengkeh sehingga penawaran petani cengkeh lemah. g. Hama Penyakit Hama penyakit pada tanaman cengkeh kalau tidak di tangani dengan serius akan merusak tanaman cengkeh akhirnya pohonnya bisa mati. Sekarang ini telah banyak buku-buku yang mengulas pencegahan dan penanganan hama penyakit pada tanaman cengkeh. Tanaman cengkeh kalau tidak di rawat dengan baik maka akan kurang optimal usaha tani penanamanya, sebab memerlukan waktu yang cukup lama. h. Tenaga Kerja Penanganan musim panen cengkeh selama ini masih secara tradisional yaitu dengan menggunakan tenaga manusia dengan cara pemetikan pada tangkai bunga satu persatu. Sehingga dalam pemetikan tangkai bunga cengkeh memerlukan keahlian, baik keahlian dan ketekunan dalam pemetikan juga ahli dalam memanjat.di musim panen yang umumnya bersamaan para petani tidak mampu untuk di panen sendiri sehingga harus mengerjakan orang lain untuk membantu pemetikan. Semakin banyak yang membutuhkan
maka akan semakin tinggi penawaran upah yang harus di keluarkan. i. Pesaing Untuk mendapatkan peningkatan pendapatan dalam usaha tani cengkeh yaitu dalam harga penjualan, harus memperhatikan pesaing yang ada. apabila hasil cengkeh dari luar pulau jawa melimpah maka biasanya akan mengalami penurunan harga. Untuk mengantisipasi penurunan harga yang di sebabkan oleh pesaing penghasil cengkeh dari daerah lain maka sebelum harganya turun para petani bisa menjual agar memperoleh harga yang baik. 3. Pembahasan Dalam rangka menentukan arah kebijakan strategi peningkatan pendapatan petani agribisnis komoditas cengkeh di Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek, dari proses usaha tani tanaman cengkeh sampai dengan pemanenan serta pemasaran. sehingga petani mendapatkan nilai tambah yaitu petani mendapatkan peningkatan pendapatan usaha tani cengkeh dari pada sebelumnya, maka perlu diketahui keseluruhan proses kinerjanya untuk kemudian dianalisis secara cermat. Kemudian hasil analisis akan digunakan sebagai dasar untuk memberikan usulan untuk menentukan langkah-langkah kebijakan di masa mendatang. Dalam tulisan ini analisis hanya bertumpu pada masalah kegiatan petani cengkeh guna mendapatkan peningkatan pendapatan atau mendapat nilai lebih dari usaha atau kegiatan-kegiatan yang biasa dilakukan oleh petani. Masing-masing faktor strategi mengandung indikatorindikator yang dapat menunjukkan kekuatan, kelemahan, peluang ataupun ancaman. Faktor strategi akan menunjukkan kelemahan atau ancaman jika indikator mengarah pada kegiatan tidak baik atau kurang menguntungkan. Masing-masing faktor strategi akan diberi pembobotan untuk mengukur besarnya pengaruh terhadap keberhasilan petani dan diberikan rating untuk mengukur persentase tentang kegiatan usaha tani. 51
Jurnal Manajemen Agribisnis, Vol 13, No. 2, Juli 2013
Hasil perkalian dari bobot rating digunakan untuk menentukan langkah kebijakan dalam pengambilan keputusan. Analisis Data Penelitian Untuk mengetahui sejauh mana permasalahan yang dihadapi dan hanya dibatasi pada petani cengkeh saja, maka analisis yang digunakan adalah analisis SWOT. Data hasil penelitian dan analisis lingkungan berdasarkan sumber asalnya dibedakan menjadi 2 yaitu data internal (faktor strategi yang berasal dari dalam petani), dan data eksternal (fator strategi yang berasal dari luar petani). Untuk mengetahui faktor-faktor internal dan eksternal perlu membandingkan antara kenyataan yang ada dengan suatu rencana strategi sehingga dapat diperoleh suatu hasil. Faktor-faktor yang memiliki pengaruh positif digunakan sebagai kekuatan dan merupakan peluang yang dapat dicapai, sedangkan faktor yang memiliki pengaruh negatif merupakan kelemahan dan ancaman yang harus dihindari atau dikurangi.
Faktor-faktor tersebut dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Faktor-faktor yang termasuk kekuatan (Strengths) : a. Agroekologi b. Sumber Daya Manusia c. Kualitas Produk d. Pemasaran 2. Faktor-faktor yang termasuk kelemahan (Weaknesses) : a. Manajemen Usaha Tani b. Kepemilikan lahan c. Permodalan d. Lokasi Usaha Tani 3. Faktor-faktor yang termasuk peluang (Opportunities) : a. Pasar Global b. Keunikan Produk c. Kemitraan d. Jumlah Pembeli atau Penimbun 4. Faktor-faktor yang termasuk ancaman (Treaths) : a. Iklim b. Hama Penyakit c. Tenaga Kerja d. Pesaing
Tabel 4 Matrik faktor strategi internal peningkatan pendapatan petani dalam pengembangan komoditas cengkeh di Kecamatan Watulimo Faktor strategi internal Bobot Rating Skor (a) (b) (a x b) KEKUATAN (Strenght) - Agroekologi 0,2 4 0,8 - Sumber Daya Manusia 0,1 3 0,3 - Kualitas Produk 0,1 3 0,3 - Pemasaran 0,1 2 0,2 Jumlah 0,5 1,6 KELEMAHAN (Weaknesses) - Manajemen Usaha Tani 0,2 3 0,6 - Kepemilikan Lahan 0,1 3 0,3 - Permodalan 0,1 2 0,2 - Lokasi Usaha Tani 0,1 2 0,2 Jumlah 0,5 1,3 TOTAL 1 2,9
52
Hendra H.J., Strategi Pengembangan Agribisnis Komoditas Cengkeh
Tabel 5 Matrik faktor strategi eksternal peningkatan pendapatan petani dalam pengembangan komoditas cengkeh di Kecamatan Watulimo Faktor strategi eksternal Bobot (a) Rating (b) Skor (a x b) PELUANG (Opportunities) - Pasar Global 0,2 4 0,8 - Keunikan Produk 0,1 3 0,3 - Kemitraan 0,1 2 0,2 - Jumlah Pembeli / Penimbun 0,1 2 0,2 Jumlah 0,5 1,5 ANCAMAN (Treaths) - Iklim 0,2 3 0,6 - Hama Penyakit 0,1 2 0,2 - Tenaga Kerja 0,1 2 0,2 - Kebijakan Pemerintah 0,1 2 0,2 Jumlah 0,5 1,2 TOTAL 1 2,7 Dari jumlah faktor-faktor strategi internal dan eksternal pengembangan agribisnis cengkeh dalam meningkatkan pendapatan petani diidentifikasi sebagai berikut : Kekuatan (Strengths) : 1,6 Kelemahan (Weaknesses) : 1,3 Peluang (Opportunities) : 1,5 Ancaman (Treaths) : 1,2 Analisis Penentuan Strategi Sesuai hasil analisis dan pembahasan di atas bahwa faktor-faktor strategi yang dapat menentukan dalam peningkatan pendapatan petani cengkeh di masa yang akan datang, menunjukkan pada keadaan kekuatan dan peluang lebih besar daripada kelemahan dan ancaman. Diharapkan para petani dalam penanganan pada waktu musim panen tiba bisa mensiasati dengan sebaikbaiknya dengan memanfaatkan peluang dan memaksimalkan kekuatan. Dalam analisis ini maka dapat ditentukan 4 Tabel 6. Matrik
faktor dengan pertimbangan kombinasi keempat faktor tersebut bisa memungkinkan diperoleh 16 pilihan dan sudah cukup untuk menentukan pilihan strategi. Dari analisis faktor-faktor internal dan eksternal maka alternatif strategi pengembangan agribisnis cengkeh dalam meningkatkan pendapatan petani di Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek dengan prioritas berdasarkan jumlah skor tertinggi adalah sebagai berikut : - Strategi SO (1,6 + 1,5) = 3,1 - Strategi ST (1,6 + 1,2) = 2,8 - Strategi WO (1,3 + 1,5) = 2,8 - Strategi WT (1,3 + 1,2) = 2,5 Selanjutnya dilakukan model analisis Kuantitatif. Berdasarkan skor masing-masing strategi seperti pada strategi SO, ST, WO, dan WT maka dapat digambarkan model kuantitatif rumusan strategi pada matrik SWOT adalah sebagai berikut : Kuantitatif SWOT
STRENGHTS (S) (1,6) OPPORTUNITIES (O) STRATEGI (SO) (1,5) Menggunakan kekuatan internal untuk memanfaatkan peluang eksternal sebesar-besarnya = 3,1 STRATEGI (ST) THREATS (T) (1,2) Menggunakan kekuatan internal untuk mengatasi ancaman eksternal secara intensif = 2,8
WEAKNESSES (W) (1,3)
STRATEGI (WO) Meminimalkan kelemahan internal untuk memanfaatkan peluang eksternal yang ada = 2,8 STRATEGI (WT) Meminimalkan kelemahan internal untuk menghindari dan mengatasi ancaman eksternal = 2,5
53
Dari hasil Tabel Matrik Kuantitatif SWOT diatas menunjukkan bahwa dalam upaya meningkatkan pendapatan petani dalam agribisnis cengkeh di Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek, alternatif yang paling tepat yaitu dengan
menggunakan strategi SO, karena strategi tersebut mempunyai nilai tert inggi yaitu sebesar 3,1. Guna memperjelas di dalam penentuan strategi yang akan dilaksanakan perlu dibuat Matrik SWOT seperti di bawah ini :
Tabel 7. Matrik SWOT PELUANG (O) -Pasar Global -Keunikan Produk -Kemitraan -Jumlah Pembeli atau Penimbun
ANCAMAN (T) -Iklim -Hama Penyakit -Tenaga Kerja -Pesaing
SO ST KEKUATAN (S) Perluasan agribisnis cengkeh Dengan agroklimak yang cocok dengan memanfaatkan untuk khusus menanam cengkeh - Agroekologi agroekologi karena pasokan tanpa tumpangsari guna - Sumber Daya Manusia pasar yang tinggi mengurangi penyakit - Kualitas Produk Dengan pengetahuan yang lebih Mengoptimalkan penanaman - Pemasaran maka akan bisa membuat bahan cengkeh guna mengatasi campuran produk lainnya pesaing cengkeh dari luar daerah Kemudahan pemasaran yang Berfikir yang aktif dengan selalu diiringi banyaknya pembeli menggunakan teknologi untuk atau penimbun, petani harus jeli mengatasi iklim di waktu panen memprediksi harga kalau untuk Dengan kualitas cengkeh yang menjual cengkeh mampu bertahan lama, diiringi Kualitas cengkeh yang bisa dengan upah tenaga kerja bertahan lama, memanfaatkan terampil yang layak maka tidak untuk bermitra dengan lembaga kesulitan mencari tenaga kerja keuangan atau perorangan WO WT KELEMAHAN (W) Meningkatkan manajemen usaha Dengan manajemen usaha tani tani guna peningkatan produk yang baik untuk mengatasi iklim - Manajemen Usaha pasar global di waktu musim panen tiba yang Tani Menjalin hubungan dengan biasanya musim hujan - Kepemilikan Lahan bermitra dengan perhutani Dengan manajemen usaha tani - Permodalan setempat agar petani yang baik untuk membatasi - Lokasi Usaha Tani mendapatkan kenyamanan pesaing yang ada dalam penanaman cengkeh di Mempersiapkan modal sebelum kawasan hutan panen tiba guna memberikan Bermitra dengan lembaga upah yang baik kepada tenaga keungan untuk menambah kerja terampil modal dalam penanganan di Dengan manajemen usaha tani musim panen yang baik guna mengatasi hama Mulai menanam cengkeh di penyakit kebun sendiri dengan optimal guna memenuhi kebutuhan pasar global
Alternatif strategi berdasarkan formulasi empat faktor strategi tersebut adalah :
a. Strategi SO, strategi ini adalah menggunakan kekuatan internal untuk memanfaatkan peluang 54
Hendra H.J., Strategi Pengembangan Agribisnis Komoditas Cengkeh
eksternal sebesar-besarnya. alternatifnya antara lain : 1. Perluasan agribisnis cengkeh dengan memanfaatkan agroekologi karena kebutuhan pasokan pasar yang cukup tinggi 2. Dengan pengetahuan yang lebih maka akan bisa membuat bahan campuran produk lainnya 3. Kemudahan pemasaran yang selalu diiringi banyaknya pembeli atau penimbun, petani harus jeli memprediksi harga kalau untuk menjual cengkeh 4. Kualitas cengkeh yang bisa bertahan lama, memanfaatkan untuk bermitra dengan lembaga keuangan atau perorangan b. Strategi ST, menggunakan kekuatan internal untuk mengatasi ancaman eksternal secara intensif. alternatifnya antara lain : 1. Dengan agroklimak yang cocok untuk khusus menanam cengkeh tanpa tumpangsari guna mengurangi penyakit 2. Mengoptimalkan penanaman cengkeh guna mengatasi pesaing cengkeh dari luar daerah 3. Berfikir yang aktif dengan menggunakan teknologi untuk mengatasi iklim di waktu musim panen yang biasanya dibarengi musim hujan 4. Dengan kualitas cengkeh yang mampu bertahan lama, diiringi dengan upah tenaga kerja terampil yang layak maka tidak kesulitan mencari tenaga kerja. Dengan maksud tidak dijual bersamaan diwaktu akan membayar upah tenaga kerja, melainkan dijual di lain waktu guna memperoleh harga tinggi. c. Strategi WO, strategi yang meminimalkan kelemahan internal untuk memanfaatkan peluang eksternal yang ada. Alternatifnya antara lain : 1. Meningkatkan manajemen usaha tani guna peningkatan produk yang berkualitas di pasar global
2. Menjalin hubungan dengan bermitra dengan perhutani setempat agar petani mendapatkan kenyamanan dalam penanaman cengkeh di kawasan hutan. 3. Bermitra dengan lembaga keungan untuk menambah modal dalam penanganan di musim panen 4. Mulai menanam cengkeh di kebun sendiri dengan optimal guna memenuhi kebutuhan pasar global d. Strategi WT, strategi yang meminimalkan kelemahan internal untuk menghindari dan mengatasi ancaman eksternal. Alternatifnya antara lain : 1. Dengan manajemen usaha tani yang baik untuk mengatasi iklim di waktu musim panen tiba yang biasanya musim hujan 2. Dengan manajemen usaha tani yang baik untuk membatasi pesaing yang ada 3. Mempersiapkan modal sebelum panen tiba guna memberikan upah yang baik kepada tenaga kerja terampil. 4. Dengan manajemen usaha tani yang baik guna mengatasi hama penyakit.
KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Perkembangan agribisnis tanaman cengkeh di Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek cukup baik mengingat di kawasan ini merupakan penghasil cengkeh terbesar di Kabupaten Trenggalek, serta mayoritas tanaman yang ditanam oleh petani adalah tanaman cengkeh. 2. Petani dalam memasarkan hasil produksi cengkeh tidak mengalami kesulitan. Hal ini dikarenakan, produk cengkeh adalah produk yang banyak 55
Jurnal Manajemen Agribisnis, Vol 13, No. 2, Juli 2013
manfaatnya serta banyak yang membutuhkan untuk bahan baku campuran rokok kretek, obat-obatan, dan bahan baku lainnya. 3. Dalam waktu panen kesulitan yang sering dialami oleh petani adalah permodalan, dikarenakan petani cengkeh umumnya sebagai petani biasa yang berpendapatan sedang. Sehingga para petani tidak punya uang tabungan untuk menalangi pengeluaran diwaktu panen, yang akibatnya petani menjual sebagian hasil cengkehnya bahkan semuanya untuk membiayai pengeluaran di waktu panen tersebut. 4. Strategi yang perlu dilakukan dalam upaya untuk meningkatkan pendapatan petani cengkeh di Kecamatan Watulimo adalah : a. memperkuat modal petani melalui bantuan lembaga keuangan atau intervensi Pemerintah. b. membentuk organisasi petani cengkeh seperti kelompok tani untuk bermitra dengan perusahaan yang membutuhkan bahan baku cengkeh maupun dengan pihak lain yang lebih menguntungkan petani. c. meningkatkan kualitas produksi cengkeh dengan cara memperhatikan memperhatikan tehnik-tehnik pemanenan, pengelolaan dan penyimpanan.
DAFTAR PUSTAKA Adiwilaga. 1982. Ilmu Usahatani . Penerbit Alumni. Bandung. Emzir. 2011. Metodologi Penelitian Pendidikan : Kuantitatif dan Kualitatif . Cetakan ke 5 Revisi. Rajawali Pers. Jakarta. Hadiwijaya, T. 1986. Cengkeh: Data dan Petunjuk ke Arah Swa Sembada. Gunung Agung, Jakarta. Hernanto, F. 1993. Ilmu Usahatani . Penebar Swadaya. Jakarta.
56
Mubyarto. 1989. Pengantar Ekonomi Pertanian. LP3ES. Jakarta. Rangkuti, F. 2008. Analisis SWOT, Teknik Membedah Kasus Bisnis. PT.Gramedia. Jakarta. Rumondor, C. L. 1993. Analisis Perkembangan Tataniaga Cengkeh di Sulawesi Utara. Tesis Magister Sains. Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Bogor. Sihotang, J. 1996. Analisis Penawaran dan Permintaan Kopi Indonesia di Pasar Domestik dan Internasional. Tesis Magister Sains. Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Bogor . Sinaga, B. M. dan C. B. D. Pakasi, 1999. Dampak Perubahan Faktor Ekonomi Terhadap Permintaan dan Penawaran Cengkeh di Indonesia. Laporan Penelitian Staf Jurusan Sosial Ekonomi. Fakultas Institut Pertanian Bogor. Bogor. Soekartawi. 1995. Analisis Usahatani.Universitas Indonesia. Jakarta. Swastha, Basu. 1996. Azas-azas Marketing . Liberty. Yogyakarta. Taruli. 2002. Analisis Peluang Ekspor Agribisnis Cengkeh Indonesia.Sarjana. Jurusan Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut ertanian Bogor. Bogor.