BUDIDAYA
1
BUDIDAYA CENGKEH
I. PENDAHULUAN Cengkeh merupakan salah satu komoditas pertanian yang tinggi nilai ekonominya. Baik sebagai rempahrempah, bahan campuran rokok kretek atau bahan dalam pembuatan minyak atsiri, namun bila f akt aktor penanaman dan pemeliharaan lainnya tidak diperhatikan maka produksi dan kualitasnya akan menjadi rendah. PT. NATURAL NUSANTARA berusaha berperan dalam peningkatan produksi secara K-3 yaitu Kuantitas,
Kualitas dan tetap menjaga Kelestarian lingkungan.
Page 2 of 22
II. SYARAT PERTUMBUHAN - Tanaman tumbuh optimal pada 300 - 600 dpal dengan suhu 22°-30°C, curah hujan yang dikehendaki
1500 4500 mm/tahun - Tanah gembur dengan dalam solum minimum 2 m, tidak berpadas dengan pH optimal 5,5 - 6,5. Tanah jenis latosol, andosoldan podsolik merah baik untuk di ja jadikan perkebunan cengkih.
III. PEMBIBITAN - Buat bedengan untuk naungan dengan lebar 1- 1,2 m dan panjang sesuai kebutuhan dengan arah
membujur ke utara selatan. Kanan kiri bedengan dibuat parit sedalam 20 cm dan lebar 50 cm. Diatas bedengan dibuat naungan setinggi 1,8 m dibagian timur dan 1,2 m dibagian selatan, intensitas cahaya 75%. - Benih dibenamkan pada media di polybag ukuran 15 cm x 20 cm (untuk bibit yang akan dipindahkan pada umur 1 tahun) atau ukuran 20 cm x 25 cm (untuk bibit yang akan dipindahkan pada umur 2 tahun)
yang bagian bawahnya telah dilubangi 2,5 mm dengan jarak engan jarak 2 x 2 cm. Media yang digunakan pasir halus, tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 2 : 1 : 1, dan berikan Natural GLIO per 20 25 kg pupuk kandang yang telah ja telah jadi dan diperam selama ± 2 minggu. Dan sebelum bibit ditanam siram tanah
dengan POC NASA 5 ml/lt air atau 0,5 tutup per liter air. -Kemudian susun polybag pada persemaian yang telah disiapkan. - Penyiraman dilakukan dua kali dalam sehari. Penyiangan dilakukan 2-3 kali dalam sebulan disesuaikan
dengan pertumbuhan gulma. Intensitas naungan perlahan-lahan dikurangi secara bertahap hingga tinggal 40% saat bibit dipindahkan ke lapang. - Pemupukan dengan NPK dilakukan dengan dosis 10 gr/pohon/tahun atau dengan Urea, SP-36 dan KCl
dengan dosis masing-masing 3,5 gr/bibit/tahun . Pupuk tersebut diberikan tiap 3 bulan sekali sedangkan untuk yang didalam polibag diberikan sebanyak 1,5 bulan sekali.
Catatan : Akan lebih baik pembibitan diselingi/di tambah SUPERNASA interval 4 bulan sekali dengan dosis 1 botol untuk ± 400 bibit. 1 botol SUPERNASA diencerkan dalam 4 liter (4000 ml) air di ja jadikan larutan induk. Kemudian setiap 1 liter diberi 10 ml larutan induk tadi untuk penyiraman setiap bibit.
IV. PENGAJIRAN Pengajiran dilakukan pada blok tanaman untuk memudahkan penana man dengan jarak engan jarak tanam 8 x 8 m
dengan pola bujursangkar atau empatpersegi panjang.
Page 3 of 22
V. PENANAMAN Cangkul tanah yang telah diberi ajir dengan ukuran lubang tanam 75 x 75 x 75 cm. Lakukan penanaman pada awal musim hujan. Berikanlah pupuk kandang 25 - 50 kg yang telah dicampur dengan 1 pak Natural
GLIO dan 1,5 - 2 kg dolomit, campur hingga rata. Masukan 5-10 kg campuran tersebut per lubang tanam. Masukkan bibit dan gumpalan tanahnya kedalam lubang hingga batas leher akar. Beri peneduh buatan setingggi 30 cm dengan intensitas 50%. Siramkan POC NASA secara merata dengan dosis 2-3 ml/liter air per bibit atau semprot POC NASA dosis 2 tutup/ tangki. Hasil akan lebih bagus dengan menggunakan
SUPERNASA dengan cara : 1 botol SUPERNASA diencerkan dalam 2 liter (2000 ml) di ja jadikan larutan induk. Kemudian dalam 1 liter air ditambahkan 10 ml larutan induk kemudian diberikan untuk setiap pohonnya.
VI. PEMELIHARAAN TANAMAN Pengaturan pene duh dilakukan antara 4-6 bulan sekali.
VII. PEMUPUKAN PUPUK MAKRO
UMUR Urea
TSP
KCl
Dolomit
0,5
50
25
35
50
1
100
50
75
100
2
150
75
125
150
3
200
100
150
200
4
500
200
400
400
5
750
300
600
500
6
1000
400
800
750
7
1500
500
1000
1000
8
2200
600
1250
2000
9
2600
700
1500
2500
10
3000
800
1750
2900
11
3500
900
2000
3300
12
3500
900
2250
3800
Page 4 of 22
Catatan : - Bila diberikan dua periode pemberian pupuk pertama dilakukan awal musim hujan (September-
Oktober) dan kedua pada akhir musim hujan (Maret-April). - Siramkan SUPERNASA atau POWER NUTRITION dosis 1 s endok makan per 10 lt air per pohon setiap 3-6 bulan sekali - Semprotkan POC NASA dosis 3 - 4 tutup + HORMONIK dosis 1 -2 tutup pertangki setiap 1-2 bulan sekali hingga umur 5 tahun.
VIII. PENGENDALIAN PENGENDALIAN HAMA dan PENYAKIT A. Kutu daun ( Coccus viridis ) Bagian yang diserang : ranting muda, daun muda. Gejala : Pertumbuhan yang dihisapnya akan terhenti misal ranting mengering, daun dan bunga kering dan rontok. Pencegahan gunakan PENTANA + AERO 810 atau Natural BVR
B. Penggerek ranting/batang (Xyleborus sp ) Bagian yang diserang : ranting/batang. Gejala : Liang gerekan berupa lubang kecil, serangan hebat menyebabkan ranting / batang menjadi rapuh dan mudah patah.Pengendalian : Pangkas ranting/batang yang terserang, pencegahan gunakan PESTONA atau Natural BVR. opel tis tis sp ) el op C. Kepik Helopeltis ( H el
Bagian yang diserang : pucuk atau daun muda. Gejala : Biasanya pucuk akan mati dan daun muda berguguran.Pencegahan : Semprotkan Natural BVR atau PESTONA.
D. Penyakit mati bujang ( b im it ed bact erium ). ( bakt eri Xyleml Xyleml i Bagian yang terserang : perakaran, ranting-ranting muda. Gejala : matinya ranting pada ujung-ujung tanaman.Gugurnya daun diikuti dengan matinya ranting secara bersamaan. Pengendalian : pengaturan
drainase yang baik, penggemburan tanah, pencegahan kocorkan POC NASA + HORMONIK + NA TURAL GLIO. tium rhizoctonia dan P hy topthora topthora ). E. Penyakit busuk akar (Py tiu
Bagian yang diserang : perakaran. Gejala : pada pembibitan tanaman mati secara tiba-tiba, pada tanaman dewasa daun mengering mulai dari ranting bagian bawah. Pengendalian : bila serangan telah ganas maka tanaman yang terserang dibongkar dan dimusnahkan, lubang bekas tanaman berikan tepung belerang 200 gr secara merata, isolasi tanaman atau daerah yang terserang dengan membuat
saluran isolasi, perbaiki drainase, gunakan Natural GLIO pada awal penanaman untuk pencegahan. Catatan : Jika pengendalian hama dan penyakit dengan pestisida alami belum mengatasi, sebagai alternative terakhir bisa digunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar penyemprotan lebih merata
dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata Pembasah AERO 810 dosis 0,5 tutup botol per tangki Page 5 of 22
IX. PANEN Cengkih dapat mulai dipanen mulai umur tanaman 4,5 - 6,5 tahun, untuk memperoleh mutu yang baik bunga cengkih dipetik saat matang petik, yaitu saat kepala bunga kelihatan sudah penuh tetapi belum
membuka. Matang petik setiap tanaman umumnya tidak serempak dan pemetikan dapat diulangi setiap 10-14 hari selama 3-4 bulan. Bunga cengkih dipetik per tandan tepat diatas buku daun terakhir. Bunga yang telah dipetik lalu dimasukkan ke dalam keranjang/karung kecil dan dibawa ke tempat peng olahan.
X. PENANGANAN PASCA PANEN - Sortasi buah. Lakukan pemisahan bunga dari tangkainya dan tempatkan pada tempat yang berbeda. - Pemeraman. Pemeraman dilakukan selama 1 hari ini dilakukan untuk memperbaiki warna cengkih
menjadi coklat mengkilat. - Pengeringan. Pengeringan dapat dilakukan dengan mesin pengering yang menggunakan kayu bakar atau bahan bakar minyak.Dapat juga apat juga dikeringkan dengan cara alami yaitu pengeringan dengan matahari pada lantai beton agar kadar air menjadi 12-14%, dan dapat disim pan dan aman dari jamur. - Sortasi. Pada tahap ini cengkih dipisahkan dari kotoran dengan cara ditampi. Kemudian cengkih yang
sudah bersih dimasukan pada karung dan di jah jahit.
Page 6 of 22
BUDIDAYA PANILI
PENDAHULUAN Tanaman panili atau si Emas Hi jau jau merupakan komoditi yang menjanjikan. Namun tidak semua panili berharga emas, hanya kualitas terbaiklah yang diberikan harga istimewa. PT. Natural Nusantara berupaya meningkatan produksi panili secara Kuantitas, Kualitas dan Kelestarian (aspek K-3).
SYARAT PERTUMBUHAN Panili dapat hidup di iklim tropis, curah hujan 1000-3000 mm/tahun, cahaya matahari + 30%-50%, suhu udara optimal 200C-250C, kelembaban udara sekitar 60%-80%, ketinggian tempat 300-800 m dpl. Tanah gembur, ringan yaitu tipe tanah lempung berpasir (sandy loam) dan lempung berpasir kerikil (gravelly
sandy loam), mudah menyerap air, pH tanah + 5,7 - 7
PEMBIBITAN 1. Seleksi Bibit - Jenis panili bernilai ekonomi yaitu Vanilla planifolia Andrews, Vanilla tahitensis JW. Moore, Vanilla pompana - Syarat bibit generatif : tulen, punya sif at at yang hampir sama dengan induknya; murni, bi j ji tidak tercampur dengan yang berkualitas jelek; bi j ji dalam kondisi segar dan sehat; bibit vegetatif : tanaman
induk sehat dan cukup umur, sudah mengeluarkan sulur dahan yang kuat, tanaman induk belum atau jangan sampai berbuah.
2. Penyiapan Bibit - Bibit generatif berasal dari bi j ji yang unggul - Bibit Vegetatif dengan stek, mempercepat perakaran stek dapat direndam HORMONIK (1-2 cc/liter) kemudian dibiarkan agak layu baru ditanam dan disi ram POC NASA (2-3 ttp) + HORMONIK ( 1 ttp) per 10 liter air. - Kulture Jaringan
Page 7 of 22
3. Teknik Penyemaian Benih
Bibit disemai dalam tanah berpasir supaya akar mudah tumbuh. Tempat penyemaian harus teduh.
4. Pemeliharaan
Pembibitan/Penyemaian
Penyiraman setiap hari, tidak boleh terlalu basah. Bibit yang jelek ang jelek disi ngkirkan. Setiap seminggu sekali
semprot dengan POC NASA (2-3 tutup) + HORMONIK ( 1 tutup) per tangki (14-17 liter).
5. Pemindahan Bibit
Pemindahan bibit ke lapangan tergantung asal bibit, yaitu bibit stek sekitar umur 1-2 bulan, bibit bi j ji waktunya lama. PENGOLAH AN MEDIA T ANAM - Pengolahan lahan dikerjakan pada pertengahan musim kemarau supaya pohon pelindung dapat
ditanam, cek kondisi tanah - Bersihkan lahan dari gulma dan dibajak. - Buat jalur uat jalur bedengan, lebar 80-120 cm dan lebar parit 30-50 cm. - Lakukan pengapuran bila kondisi tanah terlalu asam. PENANAM AN - Penanaman di tengah bedengan, pola tanam monokultur - Buat lubang tanam dekat tanaman penegak berukuran panjang, lebar dan dalam antara 20x15x10 cm,
25x20x12 cm dan 30x25x15 cm. - Tanam stek dengan cara memasukkan 3 ruas seluruhnya ke dalam lubang secara mendatar agar akar tumbuh cepat dan sempurna - Tutup dengan tanah galian yang dicampur dengan pupuk kandang - Stek bibit bagian atas yang tidak terbenam dalam tanah diikat pada pohon panjatan dengan ikatan longgar. - Waktu tanam stek bibit yang baik pada awal musim hujan. Sedangkan stek yang akan ditanam
sebaiknya dibiarkan / dilayukan terlebih dahulu selama 4 - 7 hari dan pangkal stek bibit direndam dalam POC NASA / HORMONIK (1-2 cc/liter) + Natural GLIO untuk menghindari pembusukan.
H ARAAN T ANAM AN PE MELI H
1. Penyulaman Lakukan pengecekan setelah umur 2-3 minggu setelah tanam, apabila ada stek yang tumbuh kurang baik, segera disulam.
2. Penyiangan dan Pembubunan Penyiangan dilakukan sebulan sekali sesudah penanaman sampai pertumbuhan panili tidak kerdil dan terlambat. Pembubunan bersamaan dengan penyiangan untuk menjaga bedengan tetap rapi dan tanah tetap gembur agar air mudah terserap.
Page 8 of 22
3. Perempelan
- Perempelan bentuk, memotong 15 cm dari tanaman yang dilengkungkan dan sisakan 3 cabang terbaik untuk dipelihara agar terbentuk kerangka tanaman kuat dan seimbang - Perempelan produksi, memotong pucuk sepanjang 10-15 cm menjelang musim berbunga dan saat berbuah untuk merangsang pertumbuhan generatif terutama pertumbuhan bunga dan buah - Perempelan peremajaan, memotong cabang-cabang yang sudah pernah berbuah dan cabang-cabang
yang sakit. 4. Pemupukan - Tebar pupuk makro di sekitar pohon dan timbun dengan tanah karena sistem perakaran panili cukup
dangkal. Kebutuhan pupuk makro per ha per tahun adalah Urea 8 kg, TSP 4 kg, KCl 14 kg, CaCO3 5 - 10 kg, MgSO4 H2O 2,5 - 5 kg/ha/tahun dan pupuk kandang 10-20 kg/pohon/tahun. - Pemupukan diberikan setahun sekali. Akan lebih baik jika dikocor dengan SUPER NASA dosis + 0,5 sdm
/ 5 lt air per pohon setiap 3 bulan sekali dan penyemprotan POC NASA dosis 4-5 tutup/ tangki setiap 2 - 4 minggu sekali atau POC NASA (3-4 tutup) + HORMONIK (1 tutup) per tangki setiap 2-4 minggu sekali. 5. Pengairan dan Penyiraman Tanaman panili tidak tahan terhadap kekeringan sehingga pada musim kemarau perlu disi ram
secukupnya untuk merangsang pertumbuhan tanaman, perkembangan bunga serta buah. 6. Pemberian Mulsa & Pendangiran Pemberian mulsa dapat dilakukan bersamaan dengan penyiangan dan pendangiran. Bahan mulsa dari hasil pemangkasan pohon pelindung, tetapi bisa juga serbuk gergaji yang diletakkan di atas permukaan tanah dekat poh on panili.
7. Perambatan Sistem pagar sulur-sulur, tanaman panili dibiarkan menjalar pada pagar yang telah dipasang secara horisontal. Pagar tempat menjalarnya panili dapat dibuat dari bambu yang diikatkan pada pohon yang
satu dengan pohon yang lain. Sistem perambatan penunjang tunggal, tanaman panili dirambatkan lurus ke atas pada naungannya. 8. Pemangkasan Pohon Pelindung Pohon pelindung dapat digunakan Glyricidia maculate, lamtoro dan dadap. Pemangkasan cabang
dilakukan untuk mempertahankan agar tetap teduh, m empermudah sistem sirkulasi dan mengatur intensitas sinar matahari. 9. Pembungaan dan Penyerbukan Panili berbunga setelah berumur 1,5-3 tahun, bunga yang muncul berupa dompolan dan akan mekar
satu bunga secara bergantian. Mekarnya bunga hanya berlangsung 12 jam, yaitu mulai pukul 24:00 sampai menjelang tengah hari, sesudah itu bunga mulai layu dan mati. Oleh karena itu penyerbukan bunga dilakukan sekitar pukul 08:00 sampai 10:00. Pen yerbukan buatan pada prinsipnya adalah
mengangkat/memotong bibir yang membatasi kepala sari dan kepala putik, kemudian benang sari ditekan ke kepala putik untuk dilakukan penyerbukan. Seminggu setelah penyerbukan semprot dengan dosis POC NASA (3-4 tutup) dan HORMONIK (1 tutup) per tangki setiap 2-3 minggu sekali.
Page 9 of 22
PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT a. Hama 1. Bekicot Menyerang dan merusak batang, bunga dan buah. Aktifitasnya dilakukan pada malam hari. Pengendalian: secara manual dengan mengambil dan mengumpulkan bekicot satu persatu kemudian
dibakar sekaligus dalam satu lubang. 2. Belalang pedang Merusak/memakan daun muda dan batang panili. Pengendalian: menyemprotkan PESTONA atau Natural BVR 3. Penggerek batang
Larva hama ini merusak/menggerek batang tanaman panili yang menyebabkan tanaman panili lambat laun layu dan mati. Pengendalian penyemprotan PESTONA
4. Ulat bulu jambul dan ulat geni Merusak bagian pucuk, daun, batang dan bunga. Pengendalian: penyemprotan PESTONA
b. Penyakit 1. Busuk akar Gejala: akar hitam, tanaman menjadi kecoklat-coklatan dan akhirnya mati; biasanya terjadi pada saat produksi tertinggi pertama kali tercapai. Pengendalian: menjaga kesuburan tanah dengan pemupukan, pemberian kapur secukupnya, dan mengatur kelembaban , pencegahan diawal dengan Natural GLIO.
2. Busuk batang Penyebab: jamur Fusarium batatatis. Gejala: pada batang terjadi bercak-bercak berwarna hitam yang akan meluas dan melingkar dengan cepat. Batang terserang akan keriput, berwarna coklat dan akhirnya kering. Pengendalian: mengurangi kelembaban dan drainase yang baik, saat stek akan ditanam dicelup
dalam POC NASA + Natural GLIO. 3. Busuk buah
Ditemukan pada buah panili muda. Gejala: muncul bila menyerang pangkal buah muda sehingga banyak buah yang berguguran dan bila menyerang tengah buah akan hitam, kering selanjutnya mati. Pengendalian: penyemprotan Natural GLIO + gula pasir dosis 1-2 sendok teh per 10 liter air.
4. Busuk pangkal batang Penyebab: Jamur Sclerotium sp. Gejala: pangkal batang tampak berwarna coklat dan kebasah-basahan, bagian tanaman yang diserang dan tanah sekitar terdapat misellium jamur berwarna putih seperti bulu
dengan banyak sclerotium warna coklat. Pengendalian: gunakan bibit bebas busuk pangkal batang, penyemprotan Natural GLIO + gula pasir.
5. Bercak coklat pada buah Penyebab: oleh cendawan Phytophthora sp. dan menyerang buah panili yang hampir masak. Gejala: bercak-bercak coklat tua dan akhirnya busuk. Pengendalian: (1) segera petik buah terserang kemudian
membakarnya; (2) penyemprotan dengan Natural GLIO dosis 1-2 sendok/10 liter air. 6. Bercak coklat pada batang Penyebab: cendawan Nectria vanilla, zimm. Gejala: batang tampak bercak coklat yang lama-kelamaan
menghitam dan melingkar ruas dan mati. Pengendalian: potong dan bakar batang yang terserang.
Page 10 of 22
7. Antraknosa Penyebab: jamur Calospora vanillae, Mass. Gejala: batang, daun, buah berwarna coklat muda kekuningan tampak licin dan terlihat jela hat jelas bagian terserang dan tidak. Pengendalian: Potong dan bakar bagian terserang, atur kelembaban dan drainase.
8. Karat merah Penyebab: Ganggang Cephaleuros heningsii, Schm. Gejala: bercak pada daun dan terus meluas hingga
daun kering selanjutnya mati. Pengendalian: Singkirkan bagian terserang dan atur kelembaban kebun dengan pemangkasan pohon pelindung.
9. Penyakit pascapanen Penyebab penyakit yang menyerang panili setelah dipanen : jamur Aspergillus, Penicillium, Rhizopus, sp
dan Sclerotium, sp. Pengendalian: penanganan pasca panen yang baik. Catatan : Jika Pengendalian hama dan penyakit dengan pestisida alami belum dapat mengatasi, dapat digunakan pestisid a kimia yang dianjurkan. Agar penyemprotan pestisida kimia lebih merata dn tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata AERO 810 dosis 1-2 tutup/tangki.
E. PANEN DAN PASCA PANEN - Pemetikan pada umur 240 hari (8 bulan) akan menghasilkan panili kering dengan kadar vanillin yang tinggi, kadar abu terendah, rendemen tertinggi dan kadar air yang aman - Ciri-ciri panili siap dipanen yaitu warna berubah dari hi jau jau tua mengkilap menjadi hi jau jau muda suram
dengan garis-garis kecil warna kuning yang lambat laun melebar sampai ujung buah - Musim panen antara bulan Mei sampai Juli, sekitar 2 - 3 bulan - Cara panen yang terbaik adalah memetik satu-persatu buah masak tanpa mengganggu buah lain dalam
satu tandan yang masih mentah untuk menjaga mutu panili. - Buah dikumpulkan dalam keranjang bambu dan di jaga jaga agar buah tidak terluka atau cacat dan sortir berdasar ukuran, bentuk, tingkat kemasakan dan buah yang cacat >20 cm - Lakukan pelayuan untuk menghentikan proses respirasi yang terjadi dalam buah, mematikan sel-sel buah panili tanpa mengurangi aktifitas dan kadar enzim dalam buah. Proses pelayuan dengan
menggunakan alat perebus yang diisi air ¾ bagian dengan suhu antara 65-950 C - Lakukan pemeraman dalam kotak khusus yang lengkap dengan tutup dan karung goni sebagai alasnya, utuk pembentukan aroma selama + 48 jam - Lakukan pengeringan dengan cara di je jemur di bawah sinar matahari, dioven dan diangin-anginkan untuk mengurangi kadar air hingga 25-30 % - Tempatkan buah panili kering dalam kotak yang dalamnya telah dilapisi kertas koran/karung plastik tipis dan simpan pada suhu kamar, siap dikirim dan di jual. jual.
Page 11 of 22
BUDIDAYA KAKAO
PENDAHULUAN Tanaman Kakao merupakan tanaman perkebunaan berprospek menjanjikan. Tetapi jika f akt aktor tanah
yang semakin keras dan miskin unsur hara terutama unsur hara mikro dan hormon alami, f akt aktor iklim dan cuaca, f akt aktor hama dan penyakit tanaman, serta f akt aktor pemeliharaan lainnya tidak diperhatikan maka tingkat produksi dan kualitas akan rendah. PT. Natural Nusantara berusaha membantu petani kakao agar mampu meningkatkan produktivitasnya agar dapat bersaing di era globalisasi dengan program peningkatan produksi secara kuantitas dan kualitas, berdasarkan konsep kelestarian lingkungan (Aspek K-3).
1. Persiapan Lahan - Bersihkan alang-alang dan gulma lainnya - Gunakan tanaman penutup tanah (cover crop) terutama jenis polong-polongan seperti Peuraria javanica, Centrosema pube scens, Calopogonium mucunoides & C. caeraleum untuk mencegah pertumbuhan gulma terutama jenis rumputan - Gunakan juga unakan juga tanaman pelindung seperti Lamtoro, Gleresidae dan Albazia, tanaman ini ditanam
setahun sebelum penanaman kakao dan pada tahun ketiga ju ga jumlah dikurangi hingga tinggal 1 pohon pelindung untuk 3 pohon kakao (1 : 3)
Page 12 of 22
2. Pembibitan - Bi j ji kakao untuk benih diambil dari buah bagian tengah yang masak dan sehat dari tanaman yang telah
cukup umur - Sebelum dikecambahkan benih harus dibersihkan lebih dulu daging buahnya dengan abu gosok - Karena bi j ji kakao tidak punya masa istirahat (dormancy), maka harus segera dikecambahkan - Pengecambahan dengan karung goni dalam ruangan, dilakukan penyiraman 3 kali sehari - Siapkan polibag ukuran 30 x 20 cm (tebal 0,8 cm) dan tempat pembibitan - Campurkan tanah dengan pupuk kandang (1 : 1), masukkan dalam polibag - Sebelum kecambah dimasukkan tambahkan 1 gram pupuk TSP / SP-36 ke dalam tiap-tiap polibag - Benih dapat digunakan untuk bibit jika 2-3 hari berkecambah lebih 50% - Jarak antar polibag 20 x 20 cm lebar barisan 100 cm - Tinggi naungan buatan disesuaikan dengan kebutuhan sehingga sinar masuk tidak terlalu banyak - Penyiraman bibit dilakukan 1-2 kali sehari - Penyiangan gulma melihat keadaan areal pembibitan - Pemupukan dengan N P K ( 2 : 1 : 2 ) dosis sesuai dengan umur bibit, umur 1 bulan : 1 gr/bibit, 2 bulan ;
2 gr/bibit, 3 bulan : 3 gr/bibit, 4 bulan : 4 gr/bibit. Pemupukan dengan cara ditugal - Siramkan POC NASA dengan dosis 0,5 - 1 tutup/pohon diencerkan dengan air secukupnya atau
semprotkan dengan dosis 4 tutup/tangki setiap 2-4 minggu sekali - Penjarangan atap naungan mulai umur 3 bulan dihilangkan 50% sampai umur 4 bulan - Amati hama & penyakit pada pembibitan, antara lain ; rayap, kepik daun, ulat jengkal, ulat jengkal, ulat punggung putih, dan ulat api. Jika terserang hama tersebut semprot dengan PESTONA dosis 6-8 tutup/tangki atau
Natural BVR dosis 30 gr/tangki. Jika ada serangan penyakit jamur Phytopthora dan Cortisium sebarkan Natural GLIO yang sudah dicampur pupuk kandang selama + 1 minggu pada masing-masing pohon 3. Penanaman
a. Pengajiran - A jir dibuat dari bambu tinggi 80 - 100 cm - Pasang ajir induk sebagai patokan dalam pengajiran selanjutnya - Untuk meluruskan ajir gunakan tali sehingga diperoleh jarak leh jarak tanam yang sama
b. Lubang Tanam - Ukuran lubang tanam 60 x 60 x 60 cm pada akhir musim hujan - Berikan pupuk kandang yang dicampur dengan tanah (1:1) ditambah pupuk TSP 1-5 gram per lubang
c. Tanam Bibit - Pada saat bibit kakao ditanam pohon naungan harus sudah tumbuh baik dan naungan sementara
sudah berumur 1 tahun - Penanaman kakao dengan system tumpang sari tidak perlu naungan, misalnya tumpang sari dengan pohon kelapa - Bibit dipindahkan ke lapangan sesuai dengan jen engan jenisnya, untuk kakao Mulia ditanam setelah bibit umur 6 bulan, Kakao Lindak umur 4-5 bulan - Penanaman saat hujan sudah cukup dan persiapan naungan harus sempurna. Saat pemindahan
sebaiknya bibit kakao tidak tengah membentuk daun muda (f lu lush) Page 13 of 22
4. Pemeliharaan Tanaman
a. Penyiraman dilakukan 2 kali sehari (pagi dan sore) sebanyak 2-5 liter/pohon b.Dibuat lubang pupuk disekitar tanaman dengan cara dikoak. Pupuk dimasukkan dalam lubang pupuk kemudian ditutup kembali. Dosis pupuk lihat dalam tabel di samping ini : Tabel Pemupukan Tanaman Coklat
Dosis pupuk Makro (per ha) UMUR (bulan)
Urea
TSP
MOP/ KCl (kg) Kieserite (MgSO4)
(kg)
(kg)
2
15
15
8
8
6
15
15
8
8
10
25
25
12
12
14
30
30
15
15
18
30
30
45
15
22
30
30
45
15
28
160
250
250
60
32
160
200
250
60
36
140
250
250
80
(kg)
Page 14 of 22
42
140
200
250
Dst
Dilakukan analisa tanah
80
Dosis POC NASA mulai awal tanam :
0 24
2-3 tutup/ diencerkan secukupnya dan siramkan sekitar pangkal batang setiap 4 - 5 bulan sekali
> 24
3-4 tutup/ diencerkan secukupnya dan siramkan sekitar pangkal batang
setiap 3 4 bulan sekali ( sesekali bisa juga disemprotkan ke tanaman )
Dosis POC NASA pada tanaman yang sudah produksi tetapi tidak dari awal memakai POC NASA : - Tahap 1 : Aplikasikan 3 4 kali berturut-turut dengan interval 1-2 bln,
Dosis 3-4 tutup/ pohon - Tahap 2 : Aplikasikan setiap 3-4 bulan sekali, Dosis 3-4 tutup/ pohon
Catatan: Akan lebih baik pemberian diselingi/ditambah SUPER NASA 1-2 kali/tahun dengan dosis 1 botol untuk + 200 tanaman. 1 botol SUPER NASA diencerkan dalam 2 liter (2000 ml) air di ja jadikan larutan
induk. Kemudian setiap 1 liter air diberi 10 ml larutan induk tadi untuk penyiraman setiap pohon. 5. Pengendalian Hama & Penyakit
y posid ea infixaria; Fami l li : Geometridae ) , menyerang pada umur 2-4 bulan. Serangan a. Ulat Kilan ( H y berat mengakibatkan daun muda tinggal urat daunnya saja. Pengendalian dengan PESTONA dosis 5 - 10
cc / liter.
b. Ulat Jaran / Kuda ( D chira inc l lusa, u ( Dasy chira sa, Fami l lia ia : Li manthriidae ), ada bulu-bulu gatal pada bagian dorsalnya menyerupai bentuk bulu (rambut) pada leher kuda, terdapat pada marke 4 dan 5 berwarna putih atau hitam, sedang ulatnya coklat atau coklat kehitam-hitaman. Pengendalian dengan musuh alami predator Apanteles mendosa dan Carcelia spp, semprot PESTONA.
Page 15 of 22
at Sr engenge ) , serangan dilakukan silih berganti karena kedua c. Parasa lepida dan Ploneta diducta (Ul at
species ini agak berbeda siklus hidup maupun cara meletakkan kokonnya, sehingga masa berkembangnya akan saling bergantian. Serangan tertinggi pada daun muda, kuncup yang merupakan pusat kehidupan dan bunga yang masih muda. Siklus hidup Ploneta diducta 1 bulan, Parasa lepida lebih panjang dari pada Ploneta diducta. Pengendalian dengan PESTONA.
d. Kutu - kutuan ( P il l acinus ( P seudococcus l i acinus ), kutu berwarna putih. Simbiosis dengan semut hitam. Gejala serangan : inf ek eksi pada pangkal buah di tempat yang terlindung, selanjutnya perusakan ke bagian buah yang masih kecil, buah terhambat dan akhirnya mengering lalu mati. Pengendalian : tanaman terserang dipangkas lalu dibakar, dengan musuh alami predator; Scymus sp, Semut hitam, parasit Coccophagus pseudococci Natural BVR 30 gr/ 10 liter air atau PESTONA .
opel tis tis antonii , menusukkan ovipositor untuk meletakkan telurnya ke dalam buah yang masih el op e. H el
muda, j a, jika tidak ada buah muda hama menyerang tunas dan pucuk daun muda. Serangga dewasa berwarna hitam, sedang dadanya merah, bagian menyerupai tanduk tampak lurus. Ciri serangan, kulit buah ada bercak-bercak hitam dan kering, pertumbuhan buah terhambat, buah kaku dan sangat keras
serta jelek erta jelek bentuknya dan buah kecil kering lalu mati. Pengendalian dilakukan dengan PESTONA dosis 510 cc / lt (pada buah terserang), hari pertama semprot stadia imago, hari ke-7 dilakukan ulangan pada telurnya dan pada hari ke-17 dilakukan terhadap nimf a yang masih hidup, sehingga pengen dalian benarbenar ef ekt ektif , sanitasi lahan, pembuangan buah terserang. f . Cacao Mot ( Ngengat Buah ), Acroc ercops
craner ell Fami l li ; Lithocolletidae ). Buah muda terserang ell a ( Fa
hebat, warna kuning pucat, bi j ji dalam buah tidak dapat mengembang dan lengket. Pengendalian :
sanitasi lingkungan kebun, menyelubung i buah coklat dengan kantong plastik yang bagian bawahnya tetap terbuka (kondomisasi), pelepasan musuh alami semut hitam dan ja an jamur antagonis Beauveria bassiana ( BVR) dengan cara disemprotkan, semprot d engan PESTONA.
g. Penyakit Busuk Buah ( P hy topthora topthora pa lmivora), gejala serangan dari ujung buah atau pangkal buah nampak kecoklatan pada buah yang telah besar dan buah kecil akan langsung mati. Pengendalian :
membuang buah terserang dan dibakar, pemangkasan teratur, semprot dengan Natural GLIO. or ), menyerang batang dan cabang. Pengendalian : kerok dan olesi ( U pasia salmonicol or h. Jamur Upas ( U batang atau cabang terserang dengan Natural GLIO+HORMONIK, pemangkasan teratur, serangan berlanjut dipotong lalu dibakar.
Catatan : Jika pengendalian hama penyakit dengan menggunakan pestisid a alami belu m mengatasi dapat dipergunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar penyemprotan pestisida kimia lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml (1/2 tutup) /tangki.
Page 16 of 22
6. Pemangkasan
- Pemangkasan ditujukan pada pembentukan cabang yang seimbang dan pertumbuhan vegetatif yang baik. Pohon pelindung juga ung juga dilakukan pemangkasan agar percabangan dan daunnya tumbuh tinggi dan baik. Pemangkasan ada beberapa macam yaitu : - Pangkas Bentuk, dilakukan umur 1 tahun setelah muncul cabang primer ( jorquet) atau sampai umur 2 tahun dengan meninggalkan 3 cabang primer yang baik dan letaknya simetris. - Pangkas Pemeliharaan, bertujuan mengurangi pertumbuhan vegetatif yang berlebihan dengan cara
menghilangkan tunas air (wiwilan) pada batang pokok atau cabangnya. - Pangkas Produksi, bertujuan agar sinar dapat masuk tetapi tidak secara langsung sehingga bunga dapat terbentuk. Pangkas ini tergantung keadaan dan musim, sehingga ada pangkas berat pada musim hujan
dan pangkas ringan pada musim kemarau. Pangkas Restorasi, memotong bagian tanaman yang rusak dan memelihara tunas air atau dapat
dilakukan dengan side budding. 7. Panen
Saat petik persiapkan rorak-rorak dan koordinasi pemetikan. Pemetikan dilakukan terhadap buah yang masak tetapi jangan terlalu masak. Potong tangkai buah dengan menyisakan 1/3 bagian tangkai buah. Pemetikan sampai pangkal buah akan merusak bantalan bunga sehingga pembentukan bunga terganggu
dan j an jika hal ini dilakukan terus menerus, maka produksi buah akan menurun. Buah yang dipetik umur 5,5 - 6 bulan dari berbunga, warna kuning atau merah. Buah yang telah dipetik dimasukkan dalam karung dan dikumpulkan dekat rorak. Pemetikan dilakukan pada pagi hari dan pemecahan siang hari. Pemecahan buah dengan memukulkan pada batu hingga pecah. Kemudian bi j ji dikeluarkan dan
dimasukkan dalam karung, sedang kulit dimasukkan dalam rorak yang tersedia. 8. Pengolahan Hasil
Fermentasi, tahap awal peng olahan bi j ji kakao. Bertujuan mempermudah menghilangkan pulp, menghilangkan daya tumbuh bi j ji, merubah warna bi j ji dan mendapatkan aroma dan cita rasa yang enak. Pengeringan, bi j ji kakao yang telah dif er ermentasi dikeringkan agar tidak terserang ja erang jamur dengan sinar
matahari langsung (7-9 hari) atau dengan kompor pemanas suhu 60-700C (60-100 ja 00 jam). Kadar air yang baik kurang dari 6 %.
Sortasi, untuk mendapatkan ukuran tertentu dari bi j ji kakao sesuai permintaan. Syarat mutu bi j ji kakao adalah tidak terf er ermentasi maksimal 3 %, kadar air maksimal 7%, serangan hama penyakit maksimal 3 %
dan bebas kotoran.
Page 17 of 22
BUDIDAYA KACANG TANAH
I. PENDAHULUAN Produksi komoditi kacang tanah per hektarnya belum mencapai hasil yang maksimum. Hal ini tidak terlepas dari pengaruh f akt aktor tanah yang makin keras (rusak) dan miskin unsur hara terutama unsur hara mikro serta hormon pertumbuhan. Disamping itu juga tu juga karena f akt aktor hama dan penyakit tanaman,
f akt aktor iklim, serta f akt aktor pemeliharaan lainnya. PT. NASA berusaha berperan meningkatkan produksi secara Kuantitas dan Kualitas dengan tetap
memelihara Kelestarian lingkungan ( Aspek K - 3 ).
II. SYARAT PERTUMBUHAN 2.1. Iklim a. Curah hujan antara 800-1.300 mm/tahun. Hujan yang terlalu keras akan mengakibatkan bunga sulit terserbuki oleh serangga dan akan meningkatkan kelembaban di sekitar pertanaman kacang tanah. b. Suhu udara sekitar 28-320C. Bila suhunya di bawah 100C, pertumbuhan tanaman akan terhambat, bahkan kerdil.
c. Kelembaban udara berkisar 65-75 %. d.Penyinaran matahari penuh dibutuhkan, terutama kesuburan daun dan perkembangan besarnya kacang.
2.2. Media Tanam a. Jenis tanah yang sesuai adalah tanah gembur / bertek stur ringan dan subur. b. pH antara 6,0-6,5.
c. Kekurangan air akan menyebabkan tanaman kurus, kerdil, layu dan akhirnya mati. d. Drainase dan aerasi baik, lahan tidak terlalu becek dan kering baik bagi pertumbuhan kacang tanah.
2.3. Ketinggian Tempat Ketinggian penanaman optimum 50 - 500 m dpl, tetapi masih dapat tumbuh di bawah ketinggian 1.500 m dpl. Page 18 of 22
III. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA 3.1. Pembibitan
3.1.1. Persyaratan Benih
Syarat-syarat benih/bibit kacang tanah yang baik adalah: a. Berasal dari tanaman yang baru dan varietas unggul. b. Daya tumbuh yang tinggi (lebih dari 90 %) dan sehat.
c. Kulit benih mengkilap, tidak keriput dan cacat. d. Murni atau tidak tercampur dengan varietas lain. e. Kadar air benih berkisar 9-12 %. 3.1.2. Penyiapan Benih
Benih sebaiknya disimpan di tempat kering yang konstan dan tertutup rapat. Untuk menjamin kualitas benih, lebih baik membeli dari Balai Benih atau Penangkar Benih yang telah ditunjuk oleh Balai
Sertifikasi Benih.
3.2. Pengolahan Media Tanam
3.2.1. Persiapan dan Pembukaan lahan
Pembukaan lahan dengan pembajakan dan pencangkulan untuk pembersihan lahan dari segala macam gulma (tumbuhan pengganggu) dan akar-akar pertanaman sebelumnya, serta untuk memudahkan perakaran tanaman berkembang dan menghilangkan tumbuhan inang bagi hama dan penyakit. 3.2.2. Pembentukan Bedengan
Buat bedengan ukuran lebar 80 cm, panjang menyesuaikan, ketebalan bedengan 20-30 cm. Diantara bedengan dibuatkan parit. 3.2.3. Pengapuran
Untuk menaikkan pH tanah, terutama pada lahan yang bersif at at sangat masam dilakukan pengapuran dengan dosis + 1 - 2,5 ton/ha selambat-lambatnya 1 bulan sebelum tanam. 3.2.4. Pemberian Natural GLIO
Untuk mencegah terjadinya serangan ja erangan jamur berikan Natural GLIO. Pengembangbiakan Natural GLIO dengan cara: 1-2 sachet Natural GLIO dicampur dengan 50-100 kg pupuk kandang untuk lahan 1000 m2. Selanjutnya didiamkan di tempat yang terlindung dari sinar matahari + 1 minggu dengan selalu menjaga kelembabannya dan sesekali diaduk (dibalik) . Pemberian Natural GLIO pada sore hari. Page 19 of 22
3.2.5. Pemberian Pupuk Makro dan da n SUPER NASA
Jenis dan dosis pupuk setiap hektar adalah: a. Pupuk kandang 2 - 4 ton/ha, diberikan pada permukaan bedengan kurang lebih seminggu sebelum tanam, dicampur pada tanah bedengan atau diberikan pada lubang tanam. b. Pupuk anorganik : SP-36 (100 kg/ha), ZA (100 kg/ha) dan KCl (50 kg/ha) atau sesuai rekomendasi
setempat. c. Siramkan pupuk POC NASA yang telah dicampur air secara merata di atas bedengan dengan dosis ± 12 botol (500-1000 cc) diencerkan dengan air secukupnya untuk setiap 1000 m2 (10-20 botol/ha). Hasil akan lebih bagus jika menggunakan SUPER NASA.
Adapun cara penggunaan SUPER NASA sbb : alternatif 1 : 1 botol SUPER NASA di encerkan dalam 3 liter air di ja jadikan larutan induk. Setiap 50 lt air
diberi 200 cc larutan induk tadi untuk menyiram bedengan. alternatif 2 : setiap 1 gembor vol 10 lt diberi 1 peres sendok makan Super Nasa untuk menyiram + 10
meter bedengan. Semua dosis pupuk makro diberikan saat tanam. Pupuk diberikan di kanan dan kiri lubang tugal sedalam 3 cm. 3.3. Teknik Penanaman 3.3.1. Penentuan Pola Tanam
Pola tanam memperhatikan musim dan curah hujan. Pada tanah yang subur, benih kacang tanah
ditanam dalam larikan dengan jarak engan jarak tanam 40 x 15 cm, 30 x 20 cm, atau 20 x 20 cm. 3.3.2. Pembuatan Lubang Tanam
Lubang tanam dibuat sedalam 3 cm menggunakan tugal dengan jarak engan jarak seperti yang telah ditentukan di atas. 3.3.3. Perendaman Benih dengan POC NASA
Pilih benih yang baik dan agar benih dapat berkecambah dengan cepat dan serempak, benih direndam
dalam larutan POC NASA (1-2 cc/liter air) selama + 0,5 1 jam. 3.3.4. Cara Penanaman
Masukan benih 1 atau 2 butir ke dalam lubang tanam dengan tanah tipis. Waktu tanam yang paling baik dilahan kering pada awal musim hujan, di lahan sawah dapat dilakukan pada bulan April-Juni (palawi ja ja I) atau bulan Juli-September (palawi ja ja II). 3.4. Pemeliharaan Tanaman 3.4.1. Penyulaman
Sulam benih yang tidak tumbuh atau mati, untuk penyulaman lebih cepat lebih baik (setelah yang lain kelihatan tumbuh ± 3-7 hari setelah tanam). Page 20 of 22
3.4.2. Penyiangan dan Pembumbunan
Penyiangan dilakukan 2 kali umur 1 dan 6 minggu dengan hati-hati agar tidak merusak bunga dan polong. Pembumbunan dilakukan bersamaan saat penyiangan, bertujuan untuk menutup bagian perakaran. 3.4.3. Pemberian POC NASA dan HORMONIK
Penyemprotan POC NASA dilakukan 2 minggu sekali semenjak berumur 1-2 minggu (4-5 tutup POC
NASA/tangki). Kebutuhan total POC NASA untuk pemeliharaan 1-2 botol per 1000 m2 (10-20 botol/ha). Akan lebih bagus jika penggunaan POC NASA ditambahkan HORMONIK (3-4 tutup POC NASA + 1 tutup HORMONIK/tangki). Pada saat tanaman berbunga tidak dilakukan penyemprotan, karena dapat mengganggu penyerbukan. 3.4.5. Pengairan dan Penyiraman
Pengairan dilakukan agar tanah tetap lembab. Untuk menjaga kelembaban pada musim kemarau dapat
diberikan mulsa ( jerami dan lain-lain). Saat berbunga tidak dilakukan penyiraman, karena dapat mengganggu penyerbukan. 3.4.6. Pemeliharaan Lain
Hal-hal lain yang sangat menunjang f akt aktor pemeliharaan bisa dilakukan, misalnya pemangkasan, perambatan, pemeliharaan tunas dan bunga serta sanitasi lingkungan lahan (di jaga jaga agar menunjang kesehatan tanaman). 3.5. Hama dan Penyakit 3.5.1. Hama
a. Uret Gejala: memakan akar, batang bagian bawah dan polong. Akhirnya tanaman layu dan mati. Pengendalian: olah tanah dengan baik, penggunaan pupuk kandang yang sudah matang, menanam
serempak, penyiangan intensif , Penggunaan Pestona dengan cara disiramkan ke tanah, j tanah, jika tanaman terlanjur mati segera dicabut dan uret dimusnahkan.
b. Ulat Penggulung Daun Gejala: daun terlipat menguning, akhirnya mengering. Pengendalian: penyemprotan menggunakan Pestona.
c. Ulat Grayak (Spodoptera litura) Gejala: ulat memakan epidermis daun dan tulang secara berkelompok. Pengendalian: (1) bersihkan gulma, menanam serentak, pergiliran tanaman; (2) penyemprotan menggunakan Natural Vitura.
d. Ulat Jengkal (Plusia sp) Gejala: menyerang daun kacang tanah. Pengendalian: penyemprotan menggunakan Pestona. e. Kumbang Daun Gejala: daun tampak berlubang, daun tinggal tulang, juga tulang, juga makan pucuk bunga. Pengendalian: (1) penanaman serentak; (2) penyemprotan menggunakan Pestona.
Page 21 of 22
3.5.2.
akit Peny akit
a. Penyakit layu atau Omo Wedang Penyebab: bakteri Xanthomonas solanacearum (E.F.S.). Gejala: daun terkulai seperti disiram air panas, akhirnya mati. Bila dipotong tampak noda coklat pada bagian pembuluh kayu dan bila dipi j jit keluar lendir kekuningan. Akar tanaman membusuk. Pengendalian: Pergiliran tanaman, gunakan varietas yang tahan. Penting melakukan pencegahan menggunakan Natural GLIO.
b. Penyakit sapu setan Penyebab: Mycoplasma (sejenis virus). Diduga ditularkan serangga sejenis Aphis. Gejala: bunga berwarna hi jau jau tua seperti daun-daun kecil, ruas-ruas batang dan cabang menjadi pendek, daun-daun kecil rimbun. Pengendalian: tanaman dicabut, dibuang dan dimusnahkan, semua tanaman inang
dibersihkan (sanitasi lingkungan), menanam tanaman yang tahan, menanggulangi vektornya menggunakan Pestona atau Natural BVR. c. Penyakit Bercak Daun Penyebab : Jamur Cercospora personata dan Cercospora arachidicola. Gejala: timbul bercak-bercak berukuran 1-5 mm, berwarna coklat dan hitam pada daun dan batang. Pengendalian: dengan
menggunakan Natural GLIO di awal tanam sebagai tindakan pencegahan. d. Penyakit Gapong Penyebab: diduga Nematoda. Gejala: Polong kosong, juga ng, juga bisa busuk. Pengendalian: tanahnya didangir
dan dicari nematodanya. e. Penyakit Sclerotium Penyebab: cendawan Sclerotium rolfsii. Gejala: tanaman layu. Pengendalian: gunakan varietas yang resisten, air jangan sampai menggenang, membakar tanaman yang terserang cendawan. Pencegahan: gunakan Natural GLIO pada awal tanam
f. Penyakit Karat Penyebab: cendawan Puccinia arachidis Speg. Gejala: pada daun terdapat bercak-bercak coklat muda
sampai coklat (warna karat). Daun gugur sebelum waktun ya. Pengendalian: gunakan varietas yang resisten, tanaman yang terserang dicabut dan dibakar. Pencegahan: gunakan Natural GLIO pada awal tanam.
Catatan : Jika pengendalian p engendalian hama penyakit dengan menggunakan pestisida alami belum mengatasi dapat dipergunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar penyemprotan pestisida kimia lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata AERO 810 , dosis + 5 ml (1/2 tutup)/tangki. 3.6. Panen
Umur panen tanaman kacang tanah tergantung dari jenisnya yaitu umur pendek ± 3-4 bulan dan umur panjang ± 5-6 bulan. Adapun ciri-ciri kacang tanah sudah siap dipanen antara lain: a) Batang mulai mengeras. b) Daun menguning dan sebagian mulai berguguran, Polong sudah berisi penuh dan keras.
c) Warna polong coklat kehitam-hitaman
Page 22 of 22