Home » Perumahan dan Permukiman » Referensi » Pengertian Perencanaan Tapak
Pengertian Perencanaan Tapak
Bujur Planologi
1 Comment
Perumahan dan Permukiman, Referensi
Sunday, 16 March 2014
Kata dasar 'Tapak' dalam pengertian berarti tapak tangan (palm of the hand), tapak kaki (foot sole, foot print), tapak besi/kuku kuda (horse-shoe), tapak catur (of chessboard), dll. Tapak artinya adalah 'Site' dari kata site plan (rencana tapak). Tapak merupakan sebidang lahan atau sepetak tanah dengan batas-batas yang jelas, berikut kondisi permukaan dan ciri-ciri istimewa yang di miliki oleh lahan tersebut. Sebuah tapak tidak pernah tidak berdaya tetapi merupakan sekumpulan jaringan yang sangat aktif yang terus berkembang yang jalin menjalin dalam perhubungan-perhubungan.
Rencana Tapak (Site Plan) adalah gambaran/peta rencana peletakan bangunan atau kavling dengan segala unsur penunjangnya dalam skala batas-batas luas lahan tertentu. (Anonim, 2009). Perencanaan tapak adalah pengolahan fisik tapak untuk meletakkan seluruh kebutuhan rancangan di dalam tapak. Perencanaan tapak dilakukan dengan memperhatikan kondisi tapak dan kemungkinan dampak yang muncul akibat perubahan fisik di atasnya. Tujuan dari perencanaan tapak adalah agar keseluruhan program ruang dan kebutuhan-kebutuhannya dapat diwujudkan secara terpadu dengan memperhatikan kondisi, lingkungan alam, lingkungan fisik buatan dan lingkungan social disekitarnya. Jadi pengertian tapak cukup luas, dan sangat tergantung dari kontekstual permasalahan yang dibahas, berikut adalah beberapa pengertian tentang tapak (siteplan) sendiri dari beberapa sumber :
Perencanaan Tapak (siteplan) adalah berkaitan dengan tahap proses perancangan landskap, melibatkan beberapa bagian antara lain penataan guna lahan, akses, sirkulasi, privasi, keamanan, drainase, dll. Dilakukan dengan menyusun elemen-elemen lahan,tanaman,air, bangunan dll. Pengertian tersebut menurut ahli Landscaper.
Perecanaan Tapak adalah analisis fisik dan non fisik kota untuk membuat desain rencana tapak dalam kawasan fungsional tertentu maupun skala kota.
Perencanaan Tapak (siteplan) adalah seni menata lingkungan buatan manusia dan lingkungan alamiah, guna menunjang kegiatan manusia. Pengkajian perencanaan tapak (site planning) sering tersusun dalam dua komponen yang berhubungan, yaitu faktor lingkungan alam dan faktor lingkungan buatan manusia (Felicity Brogden,1985).
Perancangan Tapak (landscape site planning), di dalamnya juga tercakup lansekap design, merupakan usaha penanganan tapak (site) secara optimal melalui proses keterpaduan penganalisaan dari suatu tapak dan kebutuhan program penggunaan tapak, menjadi suatu sintesa yang kreatif. (Ir.Rustam Hakim)
Perencanaan Tapak, adalah suatu proses yang kreatif yang menghendaki kemampuan pengolahan dari berbagai faktor-faktor kemungkinan. Hal ini melibatkan lokasi,penempatan dan perhubungan dari seluruh elemen-elemen tapak.
Perencanaan Tapak, meliputi seni dari perencanaan ruang-ruang terbuka,perancangan bangunan, perancangan jalan dan jalur-jalur lintasan lainnya. (Unterman.R & Robert Small,1986).
Perencanaan Tapak (siteplan) adalah Seni menata lingkungan buatan & lingkungan alamiah guna menunjang kegiatan manusia. Pengkajian perencanaan tapak (site planning) sering tersusun dalam dua komponen yang berhubungan, yaitu factor lingkungan alam dan factor lingkungan buatan manusia .(Snyder dan Catanese,1984).
Perencanaan tapak juga dapat diartikan sebagai pengolahan fisik tapak untuk meletakkan seluruh kebutuhan rancangan di dalam tapak.Perencanaan tapak dilakukan dengan memperhatikan seluruh kondisi tapak dan kemungkinan dampak yang muncul akibat perubahan fisik diatasnya.
Dalam perencanaan tapak diperlukan beberapa kegiatan yang meliputi inventarisasi tapak, analisis tapak dan perencanaan tapak. Inventarisasi tapak adalah proses pengumpulan segala data yang ada dan diperlukan mengenai tapak yang yang akan di desain, baik berupa data fisik (dimensi, topografi, klimatologi, view, akses, dll), sosial budaya dan fungsional (aktivitas dan fungsi). Analisis tapak adalah mengaitkan semua data yang terkumpul sehingga dapat diketahui potensi, kendala yang ada pada tapak. Perencanaan tapak yang juga dikenal sebagai gambar skematis. Rencana ini telah menunjukan ruang-ruang, sirkulasi dan aktivitas yang dapat dilakukan serta rencana elemen yang akan digunakan untuk mewujudkan rencana tersebut. (Lestari, 2007) Dalam menginventarisasi tapak dilakukan beberapa kegiatan.
Pengukuran. Pengukuran dilakukan untuk mengetahui luas tapak dengan membentangkan meteran dari satu titik sudut dengan titik sudut lainnya pada tepi tapak.
Pemetaan vegetasi dan elemen keras. Pemetaan dilakukan untuk mengetahui letak titik suatu elemen lanskap dan vegetasi berada.
Pengamatan dan pencatatan data di lapang.
Perancangan tapak harus memperhatikan hal-hal di luar batas-batas tapak untuk mengkaji distribusi ruang dari kegiatan-kegiatan sosial dan ekonomi dan kaitannya dalam lokalitas. Lingkungan ruang untuk suatu tapak meliputi komunitas yang lebih besar dimana kegiatan berfungsi, maupun daerah bersebelahan yang lebih dekat Dalam setiap hal yang menjadi perhatian adalah sifat hubungan, jenis arus (kendaraan, pejalan kaki, barang) arah arus dan rute jalan masuk yang diperlukan untuk menampung arus.
1. Pola-pola Kegiatan Perkotaan
Daerah perkotaan (urban) ditandai oleh pemusatan penduduk sekitar satu atau beberapa titik pusat dan sepanjang jalur pengangkutan utama, dengan gradien pemusatan dari kepadatan yang tertinggi di pusat sampai yang terendah di tepi. Pemusatan terjadi karena kebutuhan manusia untuk bergaul secara ekonomi dan sosial karena itulah kebutuhan untuk kedekatan disebabkan oleh perbedaan jarak. Kecenderungan melakukan pemusatan menghasilkan persaingan bagi tempat - tempat yang berlokasi di pusat dan mudah terapai secara tradisional dengan bagian perdagangan atau daerah bisnis pusat dalam suatu kota radial. Persaingan ini tercermin dalam nilai lahan dan dalam kepadatan pertumbuhan.
2. Pola-pola Kegiatan Setempat
Tiap sektor dan lokalitas atau lingkungan di dalamnya merupakan lokasi dan lingkungan yang khas .Satu teknik untuk menganalisis lingkungan kegiatan lokal maupun perkotaan suatu tapak meliputi pemetaan pembagian ruang dari kegiatan-kegiatan yang berkaitan dan sifat kaitan-kaitan jalan masuk. Sebuah diagram demikian mencatat faktor-faktor berikut :
Lokasi kegiatan-kegiatan yang berhubungan di daerah lokal dan daerah perkotaan,
Lokasi kegiatan yang tidak cocok di daerah local,
Arah arus (ke dalam, ke luar, dua arah) diantara kegiatan - kegiatan ,
Frekuensi interaksi (tiap hari, tiap minggu, tiap bulan),
Rute jalan masuk (pejalan kaki, bus, mobil, kereta api),
Jenis diagram ini dapat digunakan sebagai dasar untuk menilai kecocokan berbagai lokalitas dari segi kesesuaian campuran penggunaan, kedekatan kegiatan- kegiatan yang berkaitan dan kualitas jalan masuk.(Snyder dan Catanese,1984)
3. Pengangkutan dan Sirkulasi
Utilitas setiap tempat mana saja sebagian besar merupakan fungsi dari kemudahan memasuki sistem-sistem sirkulasi memberikan kaitan yang menghubungkan kegiatan dalam ruang. Arus lalu lintas, fasilitas parkir, dan arus pejalan kaki pada hakikatnya merupakan suatu pola arus masyarakat. Sistem sirkulasi kendaraan merupakan unsur utama dalam menyusun suatu rencana tapak. Pola ruang yang digunakan adalah kisi - kisi, melingkar, linear , organik.dan kombinasi semuanya ini.
Sistem jalan adalah sistem yang paling mahal dan merupakan unsur perancangan tapak yang tampaknya mengganggu. Rancangan tapak dapat menentukan jalan, mengendalikan arus, dan membentuk lingkungan. Suatu pembangunan permukiman yang dirancang oleh Clarence Perry tahun 1920-an. Rencana itu menyediakan suatu lingkungan pejalan kaki yang aman dengan memisahkan sistem pejalan kaki dengan kendaraan.Sistem pejalan kaki juga terang, tampaknya mendorong, dan fungsional secar sosial, dengan menghubungkan kelompok - kelompok rumah bersama (Snyder dan Catanese,1984).
Utilitas Saluran pembuangan air hujan dan saniter, air dan energi (gas atau listrik) harus terdapat di tapak tersebut dan dimasukkan dalam perancangan tapak. Dalam perancangan tapak, saluran-saluran utilitas harus dipadukan dengan sistem sirkulasi lain untuk menyusun suatu rencanan tapak yang efisien (Snyder dan Catanese,1984).
4. Pengawasan Kelembagaan
Lingkungan rancangan dibatasi oleh luasnya tata guna lahan dan kebijaksanaan-kebijaksanaan dan pengawasan-pengawasan pemerintah yang merinci jenis pembangunan yang diizinkan dalam suatu daerah dan cara suatu tapak khusus dapat dibangun untuk sesuatu kegunaan. Peraturan-peraturan ini menetapkan standar minimum untuk peningkatan perbaikan yang diperlukan yang meliputi hal-hal berikut :
Tata letak jalan, tingkat jalan, pinggir jalan, selokan, kaki lima, tanda jalan dan penanaman pohon.
Ukuran lahan, batas bangunan, dan garis sempadan.
Saluran limbah,air, listrik,gas,telpon.
Tujuan dari perencanaan tapak adalah agar keseluruhan program ruang dan kebutuhan-kebutuhannya dapat diwujudkan secara terpadu dengan memperhatikan kondisi; lingkungan alam, lingkungan fisik buatan, dan lingkungan social disekitarnya. Menciptakan ruang lahan/tapak sebagai wadah kegiatan manusia agar tercapai ruang nyaman, aman, sehat & estetis. Dalam hubungannya dengan pembentukan ruang, tugas seorang site planner adalah
menciptakan berbagai bentuk ruang (ruang yang terdefinsi)
bagaimana memanfaatkan dan mengolah ruang negatif yang terbentuk
begaimana menentukan ruang positif
bagaimana merancang enclosure