ANALISIS TAPAK
STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 4
PERANCANGAN PUSAT PAGELARAN SENI TARI DAN SENI MUSIK
KLASTER 7: KOMANG DODY KASTAMA YASA (08-06) I MADE DONY SWIYOGA PUTRA (08-58) ANAK AGUNG NGURAH ARITAMA (08-72) A.A. NGURAH BAGAS ADITYA (08-103)
TUJUAN DAN FAKTOR PENGARUH : 1. Memperlihatkan lokasi site dalam hubungannya dengan kota sebagai suatu k eseluruhan. 2. Memperlihatkan lokasi dari lingkungan site di dalam kota serta lokasi tapak di dalam lingkungan. 3. Memperlihatkan jarak-jarak dan waktu tempuh terhadap fungsi-fungsi yang berkaitan dengan wilayah sekitar. Faktor Pengaruh: 1. Keadaan sekitar site 2. Keadaan tanah
DATA LAPANGAN : Lokasi tapak berada di jalan By Pass Ida Bagus Mantra yang melalui daerah ketewel, Kabupaten gianyar. Daerah ini berada pada lokasi di pinggir pantai saba gianyar dan bay pass yang menghubungkan antar kabupaten. Lahan ini belum dimanfaatkan sepenuhnya, namun lahan ini merupakan lahan pertanian. Sehingga sangat potensial untuk dikembangkan pembangunan gedung pagelaran seni musik dan gerak (tari). Lokasi ini terletak pada jalur lintas kabupaten dengan aktivitas yang cukup tinggi dan mudah dicapai dengan akses berupa jalan yang cukup lebar. Lokasi ini juga didukung oleh keadaan lingkungan yang menarik jika dieksplorasi dengan baik. Batas-Batas Site :
Sebelah Selatan: Laut (selat Badung)
Sebelah Utara: Jalan By-pass Ida Bagus Mantra
Sebelah Barat: Desa Ketewel Gianyar
Sebelah Timur:
PANTAI SABA GIANYAR
KESIMPULAN : Dari analisis dapat disimpulkan: Site berlokasi di jalan By Pass Ida Bagus Mantra yang melalui daerah Ketewel, Kabupaten Gianyar, Propinsi Bali. Site berada di pinggir pantai saba yang masih merupakan lahan pertanian. Site berjarak ± 5 km dari Pusat Kota Denpasar dan dapat ditempuh dalam waktu 10 menit.
JALAN BY PASS IDA BGS MANTRA
LOKASI SITE DASAR PERTIMBANGAN MEMILIH SITE DI LOKASI INI :
DAERAH INI DI PILIH KARENA AKSES SANGAT MUDAH.
AREA INI YANG TERBEBAS DARI KEMACETAN, KARENA AKSES JALANNYA SUDAH DI BAGI MENJADI DUA ARAH.
TERLETAK PADA KONTUR TERTINGGI PADA ARE INI, SEHINGGA TERBEBAS DARI BANJIR
PANTAI SABA GIANYAR
ANALISIS DATA : Arah dan kecepatan angin akan sangat mempengaruhi site dan proyek Karena site terletak bersebelahan dengan pantai maka kecenderungan angin yang mendominasi bersal dari bagian selatan dan tenggara site.
di dalamnya dimana pada ketinggian tertentu diperlukan pertimbangan Arah angin nantinya dapat disiasati dengan perletakan vegetasi di dan perhitungan terhadap angin yang lebih besar. Permasalahan yang tempat-tempat datangnya angin sehingga nantinya tidak menimbulkan timbul akibat angin juga harus disiasati. Sedangkan curah hujan akan permasalahan pada proyek. Sedangkan curah hujan dan penyinaran menentukan ada atau tidaknya drainase serta matahari disiasati dengan bentukpermasalahan dan bukaan bangunan yang bentuk sesuai. bangunan serta bukaan begitu juga dengan pergerakan dan penyinaran Bahan bangunan diupayakan tidak menggunakan logam mneghindari matahari. efek korosi dari angin laut.
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI: SUHU Suhu rata-rata berkisar antara 25,1° c-29,0° c dengan suhu maksimum jatuh pada bulan nopember, sedangkan suhu minimum pada bulan juli. Suhu rata-rata pada site adalah 34°c, suhu maksimum pada site adalah 36°c, dan suhu minimum pada site adalah 34°c KELEMBAPAN Kelembapan berkisar antara 80% - 86%, kelembaban tertinggi 86% terjadi pada bulan april sedangkan terendah terjadi pada bulan januari yaitu 80%. TEMPERATUR Temperatur rata-rata berkisar antara 24,7° C-28,7° C, dengan rata-rata 26,6° C. Temperatur ratarata terendah terjadi pada bulan Nopember (24,7° C) dan tertinggi pada bulan Pebruari 28,7° C yaitu terjadi penurunan temperatur sebesar 3,7° C yaitu dari 32,4° C pada tahun sebelumnya
DATA LAPANGAN : MATAHARI Matahari menyinari tapak ini rata-rata dari pukul 06.00-19.00 wita ANGIN Pada daerah ini terdapat dua arah angin yang mempengaruhi faktor iklim dalam tapak - Angin barat laut yang bersifat basah (oktober-april) - Angin yang berasal dari tenggara yang bersifat kering (april-oktober) Kabupaten Gianyar termasuk daerah beriklim tropis yang dipengaruhii angin musim sehingga memiliki musim kemarau dengan angin timur (juni-desember) dan musim hujan dengan angin barat (september-maret) dan diselingi oleh musim pancaroba.
menjadi 28,7° C.
Sudut Mataharitanggal
Sudut Mataharitanggal
23 Sept. – 22 Des.
23 Sept. dan 21Mar.
Sudut Matahari tanggal .-
.-
Selatan
.
.
–
.
Utara
TUJUAN DAN FAKTOR PENGARUH: Tujuan kajian topografi adalah : Mengetahui topografi site Mengetahui kontur tanah pada site Menemukan masalah dalam site yang barkaitan dengan topografi berkenaan dengan pembangunan proyek dan pemecahannya .
Faktor pengaruh
Kontur tanah Drainase Bentang alam site
ANALISIS DATA 1. Karena lokasi ini memiliki transis yang beragam dan tidak teratur, maka perlu adanya proses cat and fill untuk menyesuaikan dengan kebutuhan dalam pembangunan sesuai dengan disain. 2. Kontur tanah yang tidak beraturan ini dapat memberikan suatu nilai lebih pada site nantinya. Karena dengan kontur tanah yang tidak beraturan yang banyak terdapat ceruk-ceruk ini dapat dimanfaatkan sebagai taman hiburan air dan sebagainya yang nantinya di terapkan di dalam desain masing-masing.
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI: DATA LAPANGAN :
Transisi/kemiringan tanah pada site sangat beragam karna di sebabkan dari lahan tersebut merupakan lahan pertanian. Perbedaan transis beragam di setiap lokasi . Namun kontur yang terdapat di dalam site tidak terlalu curam.
1. Transis lokasi sangat beragam/tidak beraturan. Ini dapat diatasi dengan cut and fill bila di perlukan sesuai dengan disain nantinya. 2. Pola aliran drainase dalam site diatur nantinya untuk di kelola selanjutnya, karena lokasi berada di daerah terendah dari lokasi di sekitarnya. Untuk air hujan akan di alirkan ke sungai unda di sebelah barat site.
Dari kontur yang tidak beraturan tersebut, Site merupakan bekas daerah pertanian yang
drainase yang terjadi pun juga tidak karuan
kering dan kurang produktif mengakibatkan
mengikuti kemiringan site.
site memiliki kontur yang beragam.
Rekomendasi untuk menatasi darinase yang tidak
teratur, akan direncanakan untuk drainase air hujan akan dilaihkan kearah sungai.
Keterangan: Kontur tanah Yang tidak teratur
Lapisan tanah yang terdapat di dalam site
LAHAN pertanian yang
merupakan jenis tanah
merupakan lahan yang
yang kering.
tidak produktif.
PANTAI
TUJUAN DAN FAKTOR PENGARUH: Tujuan kajian batas-batas site adalah:
Mengetahui jenis tanah yang terdapat pada site.
Mengetahui kandungan air pada site
Mengetahui jenis tanaman yang dapat tumbuh
Mengetahui sistem struktur dan konstruksi yang cocok dengan
ANALISIS DATA : 1. Lahan kering ini hanya dapat di tumbuhi oleh beberapa jenis tanamna yang membutuhkan kadar humus yang tinggi seperti kelapa, jagung dan lainnya. 2. Drainage yang tidak pernah tergenang sehingga site tidak memerlukan sistem drainage permanen. 3. Pemanfaatan air sungai secara optimal.
REKOMENDASI untuk sumber air dari sungai yang dimanfaatkan untuk
kebutuhan gedung dengan terlebih dahulu di filtrasi dengan teknologi yang ada sumur bor.
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI : DATA LAPANGAN :
Jenis tanah merupakan tanah kering dengan tekstur agak kasar, ini merupakan lahan pertanian. air tanah ±2meter mengikuti pasang surutnya air laut, karena lokasi persis di tepi pantai.
Dengan kondisi tanah yang labil, maka untuk pondasi bangunan/gedung teater yang dipakai adalah pondasi tiang pancang dan pondasi menerus pada bagian dindingnya, pondasi telapak atau pondai tiang pancang untuk lantai dua atau lebih Tumbuhan yang dapat di tanam kelapa, jagung, dan lainya. Alternative lain dengan melakukan rekondisi tanah agar dapat ditumbuhi oleh tanaman jenis lain yang membutuhkan humus tinggi.
TUJUAN DAN FAKTOR PENGARUH : Tujuan kajian vegetasi ini adalah: Mengetahui vegetasi apa saja yang ada pada site Mengetahui vegetasi yang sebaiknya tetap dipertahankan pada site Mengetahui vegetasi yang cocok ditanam pada site Mengetahui areal subur u ntuk penempatan vegetasi Faktor Pengaruh: Jenis dan struktur tanah
Semak-semak dan alang – alang/ rerumputan dapat dihilangkan
agar
tidak
menghalangi bangunan.
DATA LAPANGAN : Area di depan site ini ditumbuhi semak-semak dan alang – alang/ rerumputan yang merupakan tumbuhan eksisting dan tidak terdapat tumbuhan peneduh. Site tampak cukup gersang.
ANALISIS DATA : Dengan keadaan site yang gersang, maka perlu di lakukan penanaman pohon agar memberikan suasana yang sejuk di dalam site.
KESIMPULAN : Pada site tidak terdapat vegetasi, dimana site yang kering menimbulkan efek yang panas. Maka dari itulah perlu adanya penanaman pohon di sekitar site agar suasana yang di timbulkan di dalam desain menjadi sejuk. Yang terpenting penanaman pohon tidak berada di dalam BUA
Tumbuhan yang terdapat pada site
Semak-semak serta rerumputan (vegetasi eksisting)
TUJUAN : Mengetahui jenis-jenis fauna yang terdapat pada lingkungan site
DATA LAPANGAN : Beberapa jenis fauna yang terdapat di lingkungan site ini, yaitu sapi ternak dan anjing liar.
ANALISIS DATA : Pada site ini tidak terdapat jenis fauna yang dilindungi. Site yang didominasi rerumputan, sering dijadikan areal untuk aktifitas menggembala sapi yang dirasa cukup mengganggu keberadaan bangunan jika aktifitas tersebut terus berlanjut. Keberadaan anjing liar pun turut diwaspadai.
REKOMENDASI : Sapi ternak, jenis fauna yang mendominasi di lingkungan site Untuk mengamankan lingkungan site dari keberadaan aktifitas sapi ternak serta anjing liar, dibuatkan pagar pembatas, sehingga hewan-hewan tersebut tidak masuk secara bebas ke dalam lingkungan site.
SITE ENTRANCE DILETAKKAN PADA SISI TENGAH DENGAN PERTIMBANGAN ASPEK EFISIENSI TERHADAP PENGAMANAN SITE.
TUJUAN: UNTUK MENGETAHUI PENGARUH BENTUK DAN UKURAN SITE TERHADAP POLA MASSA PADA SITE UNTUK MENGETAHUI
ANALISIS: -
-
PELETAKAN POLA MASSA MONOLIT DILETAKKAN PADA
SITE BERBENTUK SEGI EMPAT TIDAK beraturan DENGAN
BAGIAN TENNGAH SITE KAREN NANTINYA DIRENCANAKAN
LUASAN SEKITAR 6.4 HEKTAR. BERADA PADA SISI BARAT
SEBAGAI BANGUNAN TUNGGAL YANG MERANGKUM
JALAN YANG DIRENCANAKAN.
SEBGAIAN BESAR AKTIFITAS DI DALAM SATU BANGUNAN.
UKURAN TERPANJANG TERDAPAT PADA SEBELAH BARAT SITE.
REKOMENDASI: - MENGGUNAKAN POLA MASSA MONOLIT YANG DISESUAIKAN DENGAN KONDISI DAN BENTUK SITE. POLA MASSA MONOLIT YANG DILETAKKAN PADA SISI -POLA SIRKULASI DIARAHKAN PADA SATU TITIK YANG TERLETAK
TENGAH SITE MEMBERIKAN KELELUASAN PANDANGAN
PADA SISI TENGAH SITE YANG MENGHADAP JALAN SEBAGAI MAIN
KE SISI TAPAK, MEMUDAHKAN DALAM PENGATURAN
ENTRANCE.
SIRKULASI DI DALAM TAPAK
-PENGUNAAN SATU BUAH ENTRANCE UNTUK KEMUDAHAN DALAM PENGAMANAN DAN EFISIENSI BIAYA. LUASAN SITE DENGAN PANJANG 400 x LEBAR 168= 67200
DATA :
Site terletak di jalan By Pass Ida Bgs Mantra pantai Saba, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali.
TUJUAN :
STATUS KEPEMILIKAN DARI TANAH INI MERUPAKAN KEPEMILIKAN WARGA DESA SABA, KEC. SUKAWATI GIANYAR. KAWASAN INI MEMANG SUDAH DIBANGUNSEBAGAI KAWASAN WISATA. DAN SISI LAIN SEBGAI SARANA HIBURAN.
Untuk mengetahui bagaimana keadaan tapak dan menunjukkan keberadaan tapak terhadap suatu wilayah Untuk mengetahui bagaimana pengaruh lingkungan sekitar tapak terhadap tapak, seperti : 1. Aksebilitas dalam pencapaian menuju tapak 2. Batas-batas wilayah disekitar tapak 3. Perkembangan fasilitas di sekitar tapak beberapa tahun kedepan
Lokasi site berada pada sisi selatan Jalan By pass Ida Bgs Mantra, pada pantai Saba Gianyar
PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NO.5 THN 2005, TENTANG PERSYARATAN ARSITEKTUR
Pasal 1 (24)
BANGUNAN GEDUNG Bab I Ketentuan Umum
Pasal 1 (8)
Pemeliharaan adalah kegiatan menjaga keandalan bangunan gedung beserta prasarana dan sarananya agar tetap laik fungsi.
Pasal 1 (27)
Arsitektur non tradisional Bali adalah arsitektur yang tidak menerapkan norma-norma arsitektur tradisional Bali secara utuh tetapi menampilkan gaya arsitektur tradisional Bali.
Pasal 1 (11) Persyaratan arsitektur adalah persyaratan yang berkaitan dengan bentuk dan karakter penampilan
bangunan gedung, tata ruang dalam, dan keseimbangan/keselarasannya dengan lingkungannya.
Kawasan khusus adalah suatu satuan teritorial yang ditetapkan oleh Gubernur berdasarkan persyaratan arsitektur khusus, karakteristik alam, dan budaya dengan tujuan pengembangan ilmu pengetahuan, pelestarian, dan pengayaan kasanah Arsitektur Bali.
Pengaturan persyaratan arsitektur bangunan gedung bertujuan untuk :
Pasal 1 (13)
a.
Bangunan adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan pekarangan sebagai
Mewujudkan bangunan gedung yang memiliki corak dan karakter arsitektur tradisional Bali secara umum maupun corak arsitektur khas setempat serta yang serasi dan terpadu dengan
tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada diatas dan/atau di bawah tanah dan/atau air.
Pasal 3
lingkungannya ; b. Mewujudkan kepastian hukum dalam penyelenggaraan bangunan gedung agar menghasilkan
Pasal 1 (14)
bangunan gedung yang sesuai dengan prinsip-prinsip arsitektur tradisional Bali.
Bangunan Gedung adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada diatas dan/atau di dalam tanah dan/atau air, yang berfungsi sebagai tempat manusia melakukan kegiatannya, baik untuk hunian atau tempat tinggal, kegiatan keagamaan, kegiatan usaha, kegiatan sosial, kegiatan budaya, kegiatan campuran, maupun kegiatan khusus.
Bab II Fungsi dan Klasifikasi Bangunan Gedung Bagian Pertama : Fungsi Bangunan
Pasal 4 (2) Fungsi bangunan gedung digolongkan dalam fungsi keagamaan, fungsi hunian, f ungsi usaha,
Pasal 1 (17)
fungsi sosial dan budaya, fungsi khusus, serta fungsi campuran.
Bangunan gedung fungsi usaha adalah bangunan gedung yang digunakan sebagai tempat untuk kegiatan usaha.
(3) Bangunan gedung yang berfungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dibangun di
Pasal 1 (21)
tempat yang sesuai dengan peruntukan lokasi yang diatur dalam Rencana Tata Ruang yang
berlaku.
Pekarangan adalah bidang lahan dengan bentuk dan ukuran tertentu yang berisi atau akan diisi bangunan.
Pasal 1 (22) Penyelenggaraan adalah kegiatan pembangunan yang meliputi proses perencanaan teknis dan
pelaksanaan konstruksi serta kegiatan pemanfaatan, pelestarian, dan pembongkaran.
Pasal 1 (23)
Bagian Kedua : Klasifikasi Bangunan Gedung
Pasal 5 Klasifikasi bangunan gedung berdasarkan : a. Kompleksitas; b. Tingkat kepermanenan ; dan
Bagian Ketiga : Larangan Perubahan Fungsi Bangunan Gedung
(2) Prinsip-prinsip arsitektur tradisional Bali sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum pada Lampiran yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.
Pasal 6
(3) Pembangunan bangunan gedung dengan fungsi khusus yang karena kekhususannya tidak
Setiap orang dilarang mengubah fungsi bangunan gedung yang bertentangan dengan peruntukan
mungkin menerapkan prinsip-prinsip arsitektur tradisional Bali, dan menampilkan gaya
lokasi yang diatur dalm Rencana Tata Ruang yang berlaku.
arsitektur lain dengan persetujuan Gubernur setelah mendapat rekomendasi DPRD. Bab III Arsitektur Bangunan Gedung
Bagian Pertama : Persyaratan Arsitektur Bangunan Gedung yang Akan Dibangun
Pasal 14 (1) Penempatan bangunan dengan massa majemuk, ditata sesuai struktur nilai, pembagian tapak atau mandalanya.
Pasal 7
(2) Komposisi massa bangunan majemuk, ditata membentuk suatu halaman utama sebagai pusat
(1) Arsitektur bangunan gedung harus memenuhi persyaratn : a.
c.
orientasi massa bangunan.
Penampilan luar dan penampilan ruang dalam;
b. Keseimbangan, keselarasan, dan keterpaduan bangunan gedung dengan lingkungan ; dan
Nilai-nilai luhur dan identitas budaya setempat.
Pasal 15 Desain pagar dan gerbang pekarangan di sepanjang jalan raya dan jalan lingkungan harus
(2) Persyaratn penampilan bangunan gedung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
mentaati prinsip-prinsip arsitektur tradisional Bali.
menerapkan norma-norma pembangunan tradisional Bali dan/atau memperhatikan bentuk dan karakteristik Arsitektur Tradisional Bali yang berlaku umum atau arsitektur dan lingkungan
Bab V Simbol Fungsi dan Simbol Keagamaan
setempat yang khas di masing-masing Kabupaten/Kota.
Bagian Pertama : Simbol Fungsi
(3) Persyaratan ruang dalam bangunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memperhatikan
fungsi ruang dan karakter elemen-elemen yang melekat pada bangunan.
Pasal 19 Simbol-simbol fungsi dari fungsi pokok suatu bangunan harus terekspresi dalam arsitektur
(4) Persyaratan keseimbangan dan keselarasan bangunan gedung dengan lingkungannya
bangunan gedung.
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus mempertimbangkan terciptanya ruang luar bangunan gedung, ruang terbuka hijau yang seimbang, serasi, dan terpadu dengan lingkungannya. (5) Gubernur menetapkan lebih lanjut ketentuan penampilan bangunan gedung, tata ruang dalam,
Bab VI Pengendalian Penerapan Persyaratan Arsitektur
keseimbangan dan keselarasan bangunan gedung dengan li ngkungannya sebagaimana dimaksud
Gubernur mengkoordinasikan pengendalian penerapan persyaratan arsitektur bangunan gedung,
pada ayat (1), ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) setelah mendapat rekomendasi dari DPRD. Bagian Ketiga : Persyaratan arsitektur bangunan gedung non-tradisional Bali
Pasal 21
penggunaan simbol fungsi, dan simbol keagamaan dengan pemerintah kabupaten / kota.
Pasal 22
Pasal 13
Masyarakat dapat berperan serta dalam pengendalian penerapan persyaratan arsitektur bangunan
(1) Arsitektur bangunan gedung non-tradisional Bali harus dapat menampilkan gaya arsitektur
gedung.
tradisional Bali dengan menerapkan prinsip-prinsip arsitektur tradisional Bali yang selaras, seimbang, dan terpadu dengan lingkungan setempat.
PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NO.4 THN 2005, TENTANG PENGENDALIAN
(1) Gubernur menetapkan lokasi pembuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan
PENCEMARAN DAN PERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP
peraturan Gubernur setelah mendapat rekomendasi DPRD. (2) Penetapan
Bab I Ketentuan Umum
dimaksud
dalm
(1)
Pasal 12
(2) Izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memuat persyaratan untuk melakukan
menanggulangi pencemaran, kerusakan, serta memulihkan kualitas lingkungan hidup.
upaya pengendalian, pencemaran, dan perusakan lingkungan hidup.
Pasal 13
Pasal 9
Setiap Penanggungjawab Usaha yang menghasilkan limbah B3 wajib melakukan
Setiap Penanggungjawab Usaha harus :
pengelolaan limbah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
a. Mencegah timbulnya pencemaran dan kerusakan lingkungan
ayat
tanpa izin dari Gubernur.
(2) Pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan hidup bertujuan untuk mencegah dan
b. Memberikan laporan mengenai jumlah dan kharakteristik limbah yang dihasilkan serta sistem
Pasal 14 (1) Setiap Penanggungjawab Usaha yang kegiatannya mengandung potensi limbah yang
pengelolaan limbah yang dimiliki ; dan
mencemari dan merusak lingkungan harus menyediakan dana lingkungan.
c. Memberikan kesempatan dan bantuan kepada instansi untuk mengadakan pemeriksaan atau
(2) Besaran dana lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan peraturan
penelitian di tempat kegiatan usahanya.
sebagaiman
(1) Setiap Penanggungjawab Usaha dilarang membuang limbah ke media lingkungan hidup
Karana.
limbah
dampak.
lingkungan hidup dengan menjunjung tinggi peran serta masyarakat dan nilai-nilai Tri Hita
Bab IV Pengelolaan Limbah dan Pencegahan Perusakan Lingkungan Hidup
pembuangan
memperhatikan Rencana Tata Ruang dan atau persetujuan masyarakat yang terkena
Pasal 2 (1) Pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan hidup berasaskan pelestarian fungsi
lokasi
Gubernur setelah mendapat rekomendasi dari DPRD.
Pasal 10 (1) Setiap penanggungjawab Usaha yang kegiatannya mengandung potensi limbah wajib melengkapi izin kegiatannya dengan dokumen pengelolaan lingkungan.
Bab V Penang gulangan Pencemaran dan Perusakan
(2) Setiap penanggungjawab Usaha wajib melakukan pengelolaan limbah hasil usaha dan atau
Pasal 15 Setiap Penanggungjawab Usaha yang menimbulkan pencemaran dan atau kerusakan
kegiatannya sebelum dibuang ke media lingkungan hidup.
lingkungan hidup sebagai akibat pembuangan limbah wajib :
(3) Pembuangan limbah hasil usaha ke media lingkungan hidup wajib memenuhi syarat kualitas
b. Memiliki sistem tanggap darurat ;
fisik, kimia, dan biologi sebagaimana diatur dalam Baku Mutu Lingkungan hidup dan Kriteria
c. Memberikan informasi tentang sistem tanggap darurat kepada pemberi izin dan
Baku Kerusakan Lingkungan Hidup.
masyarakat luas ; dan
(4) Baku Mutu Lingkungan Hidup dan Kriteria Baku Kerusakan Lingkungan Hidup sebagaimana
d. Melakukan upaya penanggulangan.
dimaksud pada ayat (3), diatur dengan peraturan Gubernur setelah mendapat rekomendasi DPRD.
Pasal 11 (3) Pembuangan limbah ke media lingkungan hidup sebagaimana dimaksud dalam pasal 10 ayat (3)
Bab VI Pemuli han Pencemaran dan Perusakan
Pasal 16
Setiap Penanggungjawab Usaha yang menimbulkan pencemaran dan atau kerusakan lingkungan hidup sebagai akibat pembuangan limbah wajib melakukan rangkaian
untuk pemulihan daya dukung lingkungan hidup sesuai dengan tingkat ketercemaran dan
i.
Kota Denpasar.
kerusakan lingkungan hidup.
Pasal 17 Penanggungjawab Usaha wajib menanggung biaya penanggulangan dan atau pemulihan
Bab IV St rategi Pengembangan Tata Ruang
Pasal 11
pencemaran dan atau perusakan lingkungan hidup sebagaimana dimaksud dalam pasal 15, pasal
(1) Strategi Pengembangan Tata Ruang dilandasi oleh falsafat
16, dan pasal 19 huruf a.
(2) Strategi Pengembangan Tata Ruang sebagaimana dimaksud ayat (1) mencakup :
Pasal 19
a. Strategi pengelolaan kawasan lindung
b. Penanggungjawab Usaha sebagai kewajiban untuk pemeriksaan secara berkala sesuai
b. Strategi pengembangan kawasan budidaya
Tri Hita Karana .
c. Strategi pengembangan sistem prasarana wilayah
dokumen lingkungan hidup.
d. Strategi pengembangan sistem pusat permukiman perkotaan dan perdesaan e. Strategi pengembangan wilayah prioritas.
Bab VIII Sanksi Administrasi
Pasal 20
Pasal 16 Strategi Pengembangan Wilayah Prioritas diarahkan pada :
(1) Penanggungjawab Usaha yang melakukan pencemaran dan atau kerusakan lingkungan hidup
a. Pengembangan kawsan-kawasan untuk mengakomodasikan kepentingan sektor-sektor
dapat dikenakan sanksi administrasi.
unggulan mulanya memerlukan pengembangan dan mendapat dukungan penataan
(2) Pengenaan sanksi administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Gubernur.
ruang, dengan mempertiumbangkan keberadaan dan tingkat kepentingan sektor terhadap wilayah dalam hal potensi maupun permasalahan, serta ketersediaan dan kesiapan
PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NO. 3 TAHUN 2005 TENTANG RENCANA TATA RUANG
sarana dan prasarana untuk mendukung pengembanmgan wilayah.
WILAYAH PROVINSI BALI
b. Antisipasi kecenderungan kawasan-kawasan cepat berkembang yang memerlukan dukungan penataan ruang dengan mengalo0kasikan kegiatan serta fasilitas pendukung.
Bab III Kedudukan, Wilayah, dan Jangka Waktu Rencana
c. Penanganan permasalahan tata ruang pada kawasan-kawasan yangh dianggap kritis dan
Bagian Kedua : Wilayah
kurang berkembang untuk mengembalikan fungsinya serta memacu perkembangan
Pasal 9
wilayahnya.
Wilayah perencanaan tata ruang dalam RTRWP adalah daerah dalam pengertian Pemerintahan
d. Penanganan kantong-kantong kemiskinan yang masih tersebar di beberapa tempat di
yang meliputi 9 daerah kabupaten atau kota, yaitu : a. Kabupaten Badung
propinsi melalui peningkatan sarana dan prasarana serta kemampuan perekonomian
b. Kabupaten Tabanan
rakyat.
c. Kabupaten Jembrana d. Kabupaten Buleleng
Bab V Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi
e. Kabupaten Gianyar
Bagian Pertama : Kawasan Lindung
f.
Kabupaten Bangli
g. Kabupaten Klungkung h. Kabupaten Karangasem, dan
Pasal 19 (6) Kriteria penempatan sempadan pantai mencakup :
a. Cadangan lahan yang mencukupi sebagai kawasan efektif pariwisata. a. Daratan sepanjang pesisir dengan lebar proporsional sesuai bentuk dan kondisi fisik
pantai, dengan jarak paling rendah 100 meter dihitung dari pasang tertingi kearah darat ; atau b. Daratan di luar kriteria pada huruf a, ditetapkan oleh pemerintah kabupaten/kota dengan mempertimbangkan fungsi kawasan dan tingkat kerawanan pantai seperti tinggi gelombang, potensi tsunami, arus laut, kondisi geologis pantai, dll, dengan persetujuan Gubernur. c. Variasi sempadan pantai di arahkan sebagai berikut : 1. Kawasan perkotaan dan kawasan efektif pariwisata dengan tinggi gelombang kurang dari 2 meter ; untuk pantai yang tidak rentan abrasi paling rendah 50 meter ; untuk pantai yang rentan abrasi paling rendah 75 meter. 2. kawasan perkotaan dan kawasan efektif pariwisata dengan tinggi gelombang lebih dari 2 meter ; untuk pantai yang tidak rentan abrasi paling rendah 75 meter ; untuk pantai yang rentan abrasi paling rendah 100 meter. 3. kawasan perdesaan dengan tinggi gelombang kurang dari 2 meter ; untuk pantai yang tidak rentan abrasi paling rendah 100 meter ; untuk pantai yang rentan abrasi paling rendah 125 meter. 4. kawasan perdesaan dengan tinggi gelombang lebih dari 2 meter ; untuk pantai yang tidak rentan abrasi paling rendah 125 meter ; untuk pantai yang rentan abrasi paling rendah 150 meter.
Pasal 20 (5) Kriteria penetapan kawasan pantai berhutan bakau adalah kawasan paling rendah 130 kali nilai rata-rata perbedaan air pasang tertinggi dan terendah ke arah barat yang merupakan habitat hutan bakau.
Bagian kedua : Kawasan Budidaya
Pasal 25 (3) Kriteria penetapan kawasan pariwisata mencakup : a. Keindahan alam dan/atau panorama; atau b. Masyarakat dengan kebudayaan bernilai tinggi dan diminati oleh wisatawan; atau c. Bangunan peninggalan budaya dan/atau mempunyai nilai sejarah yang tinggi; d. Potensi sarana dan prasarana pendukung kawasan; dan
Pasal 20 (1) Pengembangan kawasan budidaya non pertanian seperti budidaya pariwisata, industri, permukiman, pertambangan, dan pertahanan keamanan (Hankam) diarahkan pada : a.
Mengamankan sempadan perbatasan administrasi antara wilayah Kabupaten/Kota paling rendah 50 meter di kiri kanan garis perbatasan wilayah, serta berfungsi sebagai ruang terbuka hijau, kecuali pada kawasan perbatasan yang sudah padat bangun-bangunan;
ANALISIS DATA :
LOKASI DAN TAPAK SESUAI FUNGSI
Site terletak di jalan By Pass Ida Bgs Mantra kabepaten Gianyar, Provinsi Bali. Pada kawasan pertanian ini pada bagian sisi belum terdapat bangunan yang berdiri, sehingga kawasan ini cocok untuk di kembangkan. Diproyeksikan pula kawasan pertanian ini di kembangkan menjadi perumahan agar menjadi kawasan yang lebih produktif.
PENGEMBANGAN DIARAHKAN :
Pengembangang kawasan ini diarahkan sepanjang kawasan pinggir pantai saba Guna menambah nilai kawasan pertanian ini menjadi tempat rekreasi bagi para penduduk yaang terdapat di areal sekitarnya.
TUJUAN DAN FAKTOR PENGARUH : Tujuan kajian sirkulasi kendaraan site ini adalah Mengetahui lalu lintas dan kepadatan kendaraan di atas site maupun disekitar site Mengetahui lokasi atau tepian yang spesifik pada site y ang memberikan pencapaian ke dan jalan keluar d ari tapak. Mengetahui rute-rute angkutan umum dan pribadi yang berhubungan dengan site Mengetahui arah dan lintasan kedatangan dan keberangkatan para pemakai bangunan lain. Mengetahui masalah lalu lintas disekitar site dan cara mengatasinya. Faktor pengaruh Jenis jalan disekitar site Kepadatan lalu lintas
Jalan By pass Ida Bgs Mantra merupakan akses utama lintas kabupaten yang menjadi akses dari kawasan ini.
Pantai saba yang terdapat di dekat site, yang juga dapat di gunakan sebagai vieu.
ANALISIS DATA : Jalan sebagai akses yang tersedia disekitar site sudah cukup memadai dari segi ukuran dan kondisi sebagai akses menuju lokasi rencana bangunan pusat pagelaran seni musik dan gerak ( tari ). Hal-hal yang perlu dipikirkan adalah angin yang berhembus dari arah pantai jika musim gelombang pasang.
DATA LAPANGAN : Jalan by pass Ida Bagus Mantra terdapat di sebelah utara site. Jalan tersebut adalah jalan arterii yang menghubungkan daerah antar kabupaten/kota. Untuk masuk/keluar tapak terdapat jalan yang belum tertata dengan baik menuju ke daerah pantai dari jalan by pass.
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI: Jl. By Pass Ida Bagus Mantra merupakan jalan utama yang digunakan untuk menuju site karena merupakan jalan arteri antar kabupaten yang cukup lebar berukuran 10 m dengan kondisi baik, dan sudah di bagi menjadi dua arah. Tepat sebelah utara site merupakan jembatan sehinga perlu adanya akses dari timur laut site yang memang telah direncanakan untuk akses menuju balik arah.
TUJUAN : Tujuan kajian infrastruktur ini adalah: Mengetahui kondisi infrastruktur di lingkungan site.
DATA LAPANGAN : Jaringan Listrik PLN
1. Jalan utama (bypass I B Mantra), berupa jalan aspal 2. Jalan menuju site (jalan yang nantinya direncanakan sebagai penghubung dermaga, sekaligus akses menuju lokasi site). 3. Jaringan utilitas, berupa : -
listrik
-
air bersih
-
telepon
untuk kemudian disesuaikan dengan proyek
ANALISIS DATA : Jalan utama terletak di utara site, yaitu bypass I B Mantra, berupa jalan 2 arah. Sedangkan jalan yang nantinya direncanakan sebagai penghubung dermaga yang sekaligus akses menuju site, terletak di sebelah timur site. Jaringan utilitas yang ada di sekitar site terbilang cukup memadai,, selanjutnya hanya tinggal menyesuaikannya dengan kebutuhan proyek dari segi kapasitas dan dimensi.
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI: Jaringan dan utilitas disekitar site telah cukup memadai, tinggal membuat aliran atau menyambung jaringan menuju kedalam site. Dari segi kapasitas, jaringan utilitas yang ada dapat disesuaikan dengan kebutuhan di dalam proyek nantinya, diantaranya dengan penambahan daya listrik dan penyesuaian dimensi pipa saluran air atau pembuangan.
Jalan By pass Ida Bgs Mantra merupakan akses utama lintas kabupaten yang menjadi akses dari kawasan ini.
ANALISIS
Arah pergerakan lalu lintas pada jalan by pass Ida Bagus Matra merupakan jalur 2 arah. Terdapat juga jalan menuju site dengan jalur 2 arah. Kepadatan lalu lintas pada jalan utama relative tidak terlalu padat,namun pada jam sibuk pagi dan sore hari kepadatan lalu lintas betambah. Hal tersebut disebabkan karena jalan tersebut merupakan akses urbanisasi dan sebaliknya. Tingkat kebisingan paling besar bersumber dari arah utara site karena merupakan jalan utama. Hal ini menyebabkan tingkat kebisingan dan polusi udara.
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI: DATA LAPANGAN : Jalan by pass Ida Bagus Mantra terdapat di sebelah utara site. Jalan tersebut adalah jalan arteri
REKOMENDASI :
yang menghubungkan daerah antar kabupaten/kota. Untuk masuk/keluar tapak terdapat jalan yang belum tertata dengan baik menuju ke daerah pantai dari jalan by pass. Lalu lintas di jalan by pass Ida Bagus Mantra relatif cukup padat, karena jalan ini menghubungkan kawasan timur Bali dengan pusat kota Denpasar. Disamping itu, jalan ini merupakan jalan utama bagi truck pengangkut material dari galian C di kabupaten Klungkung dan Karangasem menuju kawasan Bali Selatan. Hal-hal tersebut di atas yang menyebabkan lalu lintas di jalan ini sedemikian padat.
Penempatan main entrance diletakkan pada arah utara site. Hal tersebut berkaitan dengan letak jalan yang terletak disebelah utara site.
Zoning pada site dibagi menjadi area parkir, area built up, area hijau, serta area servis.
POLA SIRKULASI DIARAHKAN PADA SATU TITIK YANG TERLETAK PADA SISI TENGAH SITE YANG MENGHADAP JALAN SEBAGAI MAIN ENTRANCE.
U
TUJUAN : untuk mengetahui intensitas kebisingan di dalam maupun di luar / sekitar tapak, sumber-sumber kebisingan, mengetahui jenis-jenis pencemaran yang ada di dalam serta di luar tapak, dan menentukan pengaruh pencemaran terhadap site/tapak.
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI: Jalan bay pass ida bagus mantra merupakan sumber kebisingan yang terdapat di sekitar site.
DATA LAPANGAN : Lokasi site yang terletak di Desa Saba kabupaten gianyar, sunber kebisingan bersumber dari arah jalan bay pass ida bagus mantra
BISING SEMI BISING
yaitu arah kendaraan yang melewati jalan bay pas ida bagus mantra.
TENANG
Gubug liar di sekitar site
ANALISIS Lingkungan yang masih berupa kawasan pertanian yang belum terdapat bangunan permanen dan belum berpenghuni menyebabkan keamanan yang kurang terjaga. Lingkungan yang berkawasan di suburban menyebabkan masyarakat setempat masih memiliki rasa kepedulian yang tinggi dan ramah dalam bersosialisasi (tidak tertutup
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI:
DATA LAPANGAN : Sejauh ini tidak ada ditemukan lingkungan perumahan di sekitar tapak, namun ada beberapa gubug-gubug yang merupakan milik dari petani yang di gunakan sebagai tempat istirahat. Mayoritas penduduk desa setempat berprofesi sebagai petani ladang dan juga sebagai nelayan.
REKOMENDASI :
Pengaruh lingkungan social di sekitar tapak terhadap bangunan teater yang direncanakan : Rancangan bangunan yang dibuat terbuka terhadap masyarakat sekitar, hal ini diakibatkan karena masyarakatnya yang terbuka, namu keamanannya tetap menjadi prioritas Pola massa bangunan yang berorientasi pada entrance bangunan yang didisain terbuka terhadap masyarakat.
ANALISIS
Sebelah selatan kawasan pertanian ini adalah Pantai. Pantai ini memberikan nilai positif di kawasan ini. Selain itu kawasan pantai di daerah ini oleh Pemda Kabupaten Gianyar diproyeksikan sebagai pengembangan objek wisata, sehingga dapat menunjang pembangunan disekitar kawasan ini dan dapat mengubah kawasan pertanian yang
Pemandangan
pantai
terlihat
dari
sebelah
terbengkalai menjadi kawasa yang tertata lebih baik.
selatan site, dan. Pemandangan yang masih alami dan menambah nilai positif kawasan sekitar site yang mempengaruhi orientasi ruang .
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI:
DATA LAPANGAN :
REKOMENDASI :
Site terletak di kawsan pertania jalan by pass Ida Bagus Mantra di bagian utara site dengan
-
di depan site, bertujuan menerima tamu dan sebagai gambaran awal mengenai bangunan
jalan yang masih belum tertata menuju site.
Unsur alam yang menonjol berupa Pantai yang terletak di bagian selatan site. Pantai masih alami dan sedang dalam proses pembangunan pelabuhan di pantai bagian tenggara site.
Orientasi massa pada bangunan yang akan di rancang sebaiknya berorientasi ke arah jalan ini beserta ruang di dalamnya.
-
Orientasi ruang pada site sebaiknya menghadap ke arah pemandangan yaitu ke arah selatan (pantai) dan barat site (sungai) sesui dengan kebutuhan ruang yang dituntut di dalamnya.
TUJUAN : Untuk mengetahui unsur-unsur buatan yang terdapat di lingkungan site.
DATA LAPANGAN : Di sekitar site terdapat di jalan ida bagus mantra jembatan tersebut yang menghubungkan antar kabupaten. Di samping terdapat jembatan yang ada di sekitar site, juga terdapat bagunan gudang cargo yang terdapat di depan site.
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI : Unsur buatan berupa jembatan tukad Petanu di Jalan By Pass Prof Ida Bagus Mantra memberikan pengaruh pada site, mengenai traffic yang melintas pada bagian depan site, sehingga kita dapat menentukan perletakan entrance masuk maupun entrance keluar yang tepat pada site.
Jembatan jalan bay pass I B Mantra
Secara umum, unsur-unsur buatan pada site memberikan nilai negatif, sehingga diharapkan pada site benar benar dimanfaatkan view pantai Saba yang langsung berbatasan dengan site. Selain itu diperlukan pula pemberian view positif ke dalam tapak melalui penataan lanskap serta memperlihatkan bentuk bentuk estetika bangunan.
Bangunan yang terdapat di depan site.
TUJUAN : Tujuan kajian pola ruang ini adalah: Mengetahui pola ruang di lingkungan site.
DATA : Jalan utama, Bypass Ida Bagus Mantra
Pola ruang pada site dipengaruhi oleh view yang ada di lingkungan sekitar site. Adapun view yang ada di sekitar lingkunbgan site, diantaranya :
Tanaman jagung di samping site Tebing di samping site
Pantai saba
ANALISA :
Site entrance diletakkan pada sisi
Batas site : Utara : Jalan Bypass I B Mantra Timur : Tanaman jagung Selatan : Pantai saba Barat : Tebing
tengah dengan pertimbangan aspek
efisiensi terhadap pengamanan site
Rekomendasi penempatan entrance
serta efektifitas sirkulasi.
Komposisi ruang dengan ruang dan komposisi ruang dengan bangunan.
Rekomendasi orientasi ruang
Rekomendasi orientasi massa Jalan menuju lokasi site
Orientasi
ruang
mengarah
sebaliknya
pada dari
bangunan orientasi
massa bangunan. Hal ini didasarkan pada view yang terdapat pada site, yaitu view pantai/laut. Pengunjung dapat menikmati tampilan view yang disajikan oleh site.
Orientasi massa bangunan mengarah ke utara (menghadap ke jalan utama site). Bangunan
terkesan
menyambut
pengunjung dari arah jalan utama.
JALAN UTAMA (JL. BY PASS IDA BAGUS MANTRA) DENGAN
TEBING
TANAMA JAGUNG YANG TERDAPAT DI SAMPING PERTANIAN YANG KURANG PRODUKTIF YANG MENGARAH KE PANTAI
SITE
TUJUAN DAN FAKTOR PENGARUH: Tujuan kajian batas-batas site adalah: Mengetahui view dari site yang meliputi - Posisi pada site dimana pemadangan tidak terhalangi - Pemandangan tersebut positif atau negatif - Sudut dalam dimana view tersebut dapat terlihat - Kemungkinan kesinambungan pemandangan dalam jangka panjang Faktor Pengaruh : Bangunan di sekitar site View di sekitar site View tanaman View tebing
jagung
ANALISIS DATA : 4. View positif terdapat di sebelah utara dan selatan yaitu pada jalan ida bagus mantra dan pantai saba. 5. View negatif terdapat di sebelah timur dan barat
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI : DATA LAPANGAN : Terdapat beberapa view yang dapat dilihat bila kita berada dalam site di sebelah utara site terdapat view bay pass ida bagus mantra, sedangkan view dari selatan site berupa pantai saba, sebelah timur tanaman jagung, dari sebelah barat site view berupa tebinng.
1. View yang terdapat di View positif terdapat di sebelah utara dan selatan yaitu pada jalan ida bagus mantra dan pantai saba. 2. View negatif terdapat di sebelah timur dan barat Uang mantinya akan di desain tergantung dari desain masing-masing 3. Nantinya akan berpengaruh terhadap bukaan pada bangunan.