Untuk mengukur menguku r karies karies gigi biasanya digunakan Indeks Karies Gigi yaitu DMF-T untuk gigi tetap dan def-t untuk gigi sulung, karena indeks ini yang paling banyak digunakan dan diterima secara universal. Indeks DMF-T di perkenalkan oleh Klein dkk (1938 cit. Slack, 1981) waktu mempelajari distribusi karies pada anak-anak di Hagerstone, Maryland. Indeks ini didasarkan pada kenyataan kenyataan bahwa kalau jaringan keras gigi mengalami kerusakan maka gigi tersebut tidak dapat pulih sendiri dan akan meninggalkan bekas kerusakan yang menetap. Gigi yang rusak tersebut akan tetap tinggal rusak (D - Decay), dan kalau dirawat dengan dicabut maka akan disebut gigi hilang (M - Missing due to caries) atau ditambal (F - Filling due to caries) . Maka dari itu indeks karies DMF adalah indeks yang irreversible, yang berarti indeks tersebut mengukur total life time caries experience. Pengertian masing-masing komponen dari DMF-T adalah :
D = Decay adalah kerusakan gigi permanen karena karies yang masih dapat ditambal.
M = Missing adalah gigi permanen yang hilang karena karies atau gigi karies yang
mempunyai indikasi untuk dicabut.
F = Filling yaitu gigi permanen yang telah ditambal karena karies.
Sedangkan indeks karies dmf dipakai dipakai pertama kali oleh Grubbel (1944 cit. Slack 1981) yang garis besarnya sama dengan indeks DMF. Untuk dmf kriteria masing-masing komponen sama dengan DMF diatas, hanya saja dipergunakan untuk gigi sulung. Dalam perjalannya indeks dmf sering diganti dengan indeks def , karena untuk komponen "m" sulit untuk mendeteksi apakah gigi sulung telah hilang karena karies atau tanggal secara normal atau sebab lain, sehingga komponen "m" diganti dengan komponen "e" (Extraction), berarti hanya gigi karies yang terindikasi untuk dicabut karena karies dicatat sebagai "e".
Selain itu terdapat perbedaan pertimbangan klinis mengenai gigi rusak karena karies yang masih dapat ditambal atau harus dicabut untuk beberapa alasan. Misaln ya gigi molar yang karies telah sampai pulpa yang sebenarnya masih dapat ditambal namun karena keada an peralatan, maka gigi tersebut lalu di indikasikan untuk dicabut. dicabut. Maka dari itu, lalu dibuat kesepakatan yaitu untuk mengindikasikan gigi tersebut dengan menganut t eori yang seharusnya, bukan berdasarkan indikasi peralatan yang tersedia. Namun untuk kepentingan perencanaan suatu daerah, mungkin diperlukan diperlukan kesepakatan tersendiri, dengan melihat situasi dan kondisi masing-masing daerah, apakah menganut teori yang seharusnya atau kenyataan dilapangan.
4
BAB III PENUTUP Memberi pelayanan kesehatan adalah tanggung jawab kita sebagai tenaga kesehatan yang dituntut untuk memberikan ilmu terapan keseharian masyarakat dalam menjaga pola hidup sehat, walau terkadang masalah yang timbul diluar kemampuan kita, paling tidak usaha yang kita berikan sedikit berpengaruh untuk kesehatan masyarakat yang tidak memandang status sosial, menjadi promotor adalah bagian dari tugas kita yang mulia, harapan indonesia terbebas dari karies adalah tanggung jawab kita sebagai perawat gigi indonesia
5
Daftar pustaka Niken Widyanti Sriyono, 2011, Kumpulan Naskah Ilmiah 6, Seri II Ilmu Kesehatan Oral, Badan Penerbit FKIK, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
https://search.yahoo.com/search?ei=utf8&fr=tightropetb&p=pengukuran+debris+dan+kalkulus&type=72645_042717
6
BAB I PENDAHULUAN Preventive Denstistry adalah bagian dari ilmu kedokteran gigi yang secara umum bertujuan untuk mencegah terjadinya penyakit atau mencegah keparahannya dalm rangka melindungi kesehatan mulut, yang di titik beratkan untuk menjaga manusia tetap sehat. Tujuannya agar manusia sampai akhir hayatnya tetap mempunyai semua elemen gigi-geligi yang utuh dan alami. Sedangkan pengertian pencegahan adalah mencegah timbulnya maupun berkembangnya suatu penyakit atau memulihkan fungsi tubuh yang hilang atau berkurang akibat penyakit. Kebersihan mulut merupakan suatu kondisi atau keadaan terbebasnya gigi geligi dari plak, debris dan kalkulus, yang selalu terbentuk pada gigi dan meluas ke seluruh permukaan gigi. Hal ini disebabkan karena rongga rongga mulut bersifat basah, lembab dan gelap, gelap, dengan kata lain kondisi seperti ini yang menyebabkan kuman berkembang biak. Pada umumnya Pemeriksaan OHI-S (Simplified Oral Hygiene Index) adalah pemeriksaan gigi dan mulut dengan menjumlahkan debris Index (DI) dan Calculus Index (CI). DI adalah score/nilai dari endapan lunak yang terjadi karena adanya sisa makanan yang melekat pada gigi penentu. CI adalah score/nilai dari endapan keras/karang gigi terjadi karena debris yang mengalami pengapuran yang melekat pada gigi penentu. Pada proses pemeriksaan ini tentu saja harus dilakukan secara teliti untuk mendapatkan nilai yang signifikan untuk pengolahan data yang sempurna.
2
BAB II PEMBAHASAN Indeks DMF-T adalah indeks untuk menilai status kesehatan gigi dan mulut dalam hal karies gigi permanen. Karies gigi umumnya disebabkan karena kebersihan mulut yang buruk, sehingga terjadilah akumulasi plak yang mengandung berbagai macam bakteri. DMF-T merupakan singkatan dari Decay Decay Missing Filled-Teeth. Filled-Teeth. Nilai DMF-T Nilai DMF-T adalah angka yang menunjukkan jumlah gigi dengan karies pada seseorang atau sekelompok orang. Angka D (decay) adalah gigi yang berlubang karena karies gigi, angka M (missing)adalah (missing)adalah gigi yang dicabut karena karies gigi, angka F(filled) angka F(filled) adalah gigi yang ditambal atau di-tumpat karena karies dan dalam keadaan baik . Nilai DMF-T Nilai DMF-T adalah penjumlahan D+ F+ T. Indikator utama pengukuran DMF-T menurut WHO adalah pada anak usia 12 tahun, yang dinyatakan dengan indeks DMF-T DMF-T yaitu ≤ 3, yang berarti pada usia 12 tahu n jumlah gigi yang berlubang (D), dicabut karena karies gigi (M), dan gigi dengan tumpatan yang baik (F), tidak lebih atau sama dengan 3 gigi per anak. Rumus yang digunakan untuk menghitung DMF-T :
DMF-T = D + M + F DMF-T rata-rata = Jumlah D + M + F Jumlah orang yg diperiksa
Kategori DMF-T menurut WHO :
0,0 – 0,0 – 1,1 1,1 = sangat rendah
1,2 – 1,2 – 2,6 2,6 = rendah
2,7 – 2,7 – 4,4 4,4 = sedang
4,5 – 4,5 – 6,5 6,5 = tinggi
6,6 > = sangat tinggi
3
Untuk mengukur menguku r karies karies gigi biasanya digunakan Indeks Karies Gigi yaitu DMF-T untuk gigi tetap dan def-t untuk gigi sulung, karena indeks ini yang paling banyak digunakan dan diterima secara universal. Indeks DMF-T di perkenalkan oleh Klein dkk (1938 cit. Slack, 1981) waktu mempelajari distribusi karies pada anak-anak di Hagerstone, Maryland. Indeks ini didasarkan pada kenyataan kenyataan bahwa kalau jaringan keras gigi mengalami kerusakan maka gigi tersebut tidak dapat pulih sendiri dan akan meninggalkan bekas kerusakan yang menetap. Gigi yang rusak tersebut akan tetap tinggal rusak (D - Decay), dan kalau dirawat dengan dicabut maka akan disebut gigi hilang (M - Missing due to caries) atau ditambal (F - Filling due to caries) . Maka dari itu indeks karies DMF adalah indeks yang irreversible, yang berarti indeks tersebut mengukur total life time caries experience. Pengertian masing-masing komponen dari DMF-T adalah :
D = Decay adalah kerusakan gigi permanen karena karies yang masih dapat ditambal.
M = Missing adalah gigi permanen yang hilang karena karies atau gigi karies yang
mempunyai indikasi untuk dicabut.
F = Filling yaitu gigi permanen yang telah ditambal karena karies.
Sedangkan indeks karies dmf dipakai dipakai pertama kali oleh Grubbel (1944 cit. Slack 1981) yang garis besarnya sama dengan indeks DMF. Untuk dmf kriteria masing-masing komponen sama dengan DMF diatas, hanya saja dipergunakan untuk gigi sulung. Dalam perjalannya indeks dmf sering diganti dengan indeks def , karena untuk komponen "m" sulit untuk mendeteksi apakah gigi sulung telah hilang karena karies atau tanggal secara normal atau sebab lain, sehingga komponen "m" diganti dengan komponen "e" (Extraction), berarti hanya gigi karies yang terindikasi untuk dicabut karena karies dicatat sebagai "e".
Selain itu terdapat perbedaan pertimbangan klinis mengenai gigi rusak karena karies yang masih dapat ditambal atau harus dicabut untuk beberapa alasan. Misaln ya gigi molar yang karies telah sampai pulpa yang sebenarnya masih dapat ditambal namun karena keada an peralatan, maka gigi tersebut lalu di indikasikan untuk dicabut. dicabut. Maka dari itu, lalu dibuat kesepakatan yaitu untuk mengindikasikan gigi tersebut dengan menganut t eori yang seharusnya, bukan berdasarkan indikasi peralatan yang tersedia. Namun untuk kepentingan perencanaan suatu daerah, mungkin diperlukan diperlukan kesepakatan tersendiri, dengan melihat situasi dan kondisi masing-masing daerah, apakah menganut teori yang seharusnya atau kenyataan dilapangan.
4