Lampiran 1. Profil.Kamus Indikator Mutu Judul Indikator Dasar pemikiran Dimensi Mutu Tujuan Definisi Operasional Jenis Indikator
Numerator (pembilang) Denominator (penyebut) Target Pencapaian Kriteria: - Inklusi - Eksklusi Formula Sumber data Frekuensi pengumpulan data Periode analisis Cara Pengumpulan Data
Sampel Rencana Analisis
Instrumen Pengambilan Data Penanggung Jawab
Nama Indikator Alasan pemilihan Indikator mengacu pada peraturan perundang-undangan. 6 Dimensi Mutu WHO (aksessibilitas, efektifitas, efisiensi, keselamatan dan keamanan, kesinambungan pelayanan, berorientasi pada pasien). Sesuatu hasil yang ingin dicapai dengan melakukan pengukuran terhadap indikator. Batasan pengertian yang dijadikan pedoman untuk melakukan suatu kegiatan pengukuran indikator untuk menghindari kerancuan Sesuai dengan judul indicator yang dinayatakan dalam pengukuran input, proses, outcome, dan proses & outcome. Input : Input : pengukuran Sumber daya yg digunakan untuk aktifitas/proses Proses: menggambarkan komponen- komponen kegiatan Outcome: Outcome: mengukur keuntungan besar akibat dari hasil layanan, Proses & Outcome Outcome : mengukur produk yang dihasilkan untuk menunjang hasil layanan. Besaran sebagai nilai pembilang dalam rumus indikator Besaran sebagai nilai penyebut dalam rumus indikator Capaian yang ditetapkan berdasarkan patok duga (benchmark) (benchmark) internal dan eksternal. Batasan yang termasuk dalam cakupan pengukuran indikator Batasan yang tidak termasuk dalam cakupan pengukuran Indikator Rumus untuk menghasilkan nilai dari indikator Sumber atau tempat dimana sampel atau keseluruhan data yang akan digunakan untuk melakukan pengukuran Waktu yang ditentukan untuk mengambil data dari sumber data untuk setiap indikator Rentang waktu pelaksanaan kajian terhadap indikator kinerja yang dikumpulkan Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data. Metode yang digunakan dapat berupa: a. Retrospektif: pengumpulan data yang diambil dari data masa lalu. b. Concurrent : pengumpulan data yang dilakukan secara langsung pada saat proses berjalan. Jabaran metode sampling dan besar sampel. Besar sampel disesuaikan dengan kaidah – kaidah statistik. Metode/cara yang dilakukan untuk mengubah data yang dikumpulkan menjadi informasi yang berguna untuk menentukan langkah tindak lanjut pemecahan masalah dan pembuatan keputusan. Bisa berbentuk diagram garis, diagram batang, diagram pie, dan lain – lain sesuai karakteristik data. - Diagram garis digunakan untuk menampilkan data dari waktu ke waktu. waktu. - Diagram batang digunakan untuk menampilkan m enampilkan data pembanding beberapa kategori. - Diagram pie digunakan untuk menampilkan proporsi. Nama formulir pengambilan data Nama formulir rekapitulasi data Nama formulir validasi data Pejabat yang bertanggung terhadap capaian indikator mutu
Lampiran 2. PROFIL/KAMUS INDIKATOR MUTU PELAYANAN DI RUMAH SAKIT 1.
Kepatuhan Identifikasi Pasien
Judul Indikator
Kepatuhan Identifikasi Pasien
Dasar pemikiran
Permenkes Nomor 11 Tahun 2017
Dimensi Mutu
1. Efisiensi 2. Efektifitas 3. Aksesibilitas 4. Keselamatan
V
5. Fokus kepada pasien
V
6. Kesinambungan Tujuan
Terlaksananya pasien.
proses identifikasi pasien agar menjamin keselamatan
Definisi Operasional
Identifikasi pasien adalah proses pengecekan identitas pasien menggunakan minimal 2 identitas dari 3 identitas yang tercantum pada gelang, label atau bentuk identitas lainnya sebelum memberikan pelayanan sesuai dengan regulasi yang berlaku di rumah sakit. Disebut patuh bila proses identifikasi pasien dilakukan secara benar oleh petugas pada saat, antara lain : 1. pemberian obat 2. pemberian pengobatan termasuk nutrisi 3. pemberian darah dan produk darah 4. pengambilan specimen 5. sebelum melakukan tindakan diagnostik / therapeutic. Pengukuran dilakukan terpisah untuk masing-masing proses tersebut diatas dan menghasilkan lima sub indikator yaitu: 1. Kepatuhan pengecekan identitas pasien sebelum pemberian obat 2. Kepatuhan pengecekan identitas pasien sebelum pengobatan termasuk pemberian nutrisi pada diet khusus 3. Kepatuhan pengecekan identitas pasien sebelum pemberian transfusi darah dan produk darah. 4. Kepatuhan pengecekan identitas pasien sebelum pengambilan spesimen pemeriksaan 5. Kepatuhan pengecekan identitas pasien sebelum melakukan tindakan diagnostik ( contoh: pungsi lumbal, endoskopi dsb) dan
terapi (operasi, debridement dll) Jenis Indikator
Struktur
Proses
v
Outcome
Proses & Outcome
Numerator (pembilang)
Jumlah proses yang telah dilakukan identifikasi secara benar
Denominator (penyebut)
Jumlah proses pelayanan yang di observasi
Target Pencapaian
100%
Kriteria: - Inklusi
Semua pasien
- Eksklusi Formula
N/D x 100%
Sumber data
sensus pada saat pengambilan data/ observasi
Frekuensi pengumpulan data
Bulanan
Periode analisis
3 bulan
Cara Pengumpulan Data
Concurrent
Sampel
Besaran sample disesuaikan dengan kaidah-kaidah statistik Menggunakan sampling dengan besaran sampel disesuaikan dengan kaidah – kaidah statistik. Menggunakan diagram Garis atau diagram batang:
Rencana Analisis Data Data
- diagram garis digunakan untuk menampilkan data dari waktu ke waktu - diagram batang digunakan untuk menampiilkan data perbandingan antar unit
Instrumen Pengambilan Data
1. formulir sensus harian 2. formulir rekapitulasi bulanan
Penanggung Jawab
Pejabat penanggung jawab pelayanan
2.
Waktu Tanggap Pelayanan
Judul Indikator
Emergency
Dasar pemikiran
UU 44/2009 pasal 29
Dimensi Mutu
Respon Time Gawatdarurat ≤ 5 menit).
(Waktu
Tanggap
Pelayanan
1. Efisiensi 2. Efektifitas
v
3. Aksesibilitas 4. Keselamatan
v
5. Fokus kepada pasien 6. Kesinambunga Tujuan
Terselenggaranya pelayanan kegawatdaruratan yang cepat dan tepat sehingga mampu mengoptimalkan upaya menyelamatkan pasien gawat darurat.
Definisi Operasional
Emergency Response Time (Waktu tanggap) adalah waktu yang dibutuhkan mulai pasien dilakukan Triage di IGD sampai mendapat pelayanan dokter. Triage adalah usaha pemilahan pasien sebelum ditangani berdasarkan tingkat kegawatdaruratan/trauma/penyakit dengan mempertimbangkan prioritas penanganan dan sumber daya yang ada.
Jenis Indikator Struktur
Proses
v
Outcome
Proses & Outcome
Numerator (pembilang)
Jumlah pasien gawat, darurat, dan gawat-darurat yang mendapatkan
Denominator (penyebut)
Jumlah seluruh pasien pasien gawat, darurat, dan gawat-darurat yang mendapatkan pelayanan kegawatdaruratan di rumah sakit tersebut.
Target
100 %
Kriteria: - Inklusi
Semua pasien gawat; pasien darurat dan pasien gawat darurat;
-
pelayanan kegawatdaruratannya dalam waktu ≤ 5 menit.
situasi bencana ( disaster )/musibah )/musibah massal.
Eksklusi Formula
Numerator . men me nit X 100% Denominator
Sumber data
Sensus harian
Frekuensi pengumpulan data
Setiap bulan
Periode analisis
Tiga bulan sekali
Cara Pengumpulan Data
Retrospektif dengan menggunakan sampel
Sampel
Bagi RS yang input data secara elektronik (SIM RS) maka diambil total populasi. Bagi RS yang menggunakan catatan manual maka besaran sample disesuaikan dengan kaidah-kaidah statistik
Rencana Analisis Data Data
Menggunakan Diagram garis digunakan untuk menampilkan data dari waktu ke waktu
Instrumen Pengambilan Data Penanggung Jawab
Formulir Pengumpulan data emergency response time Formulir Rekapitulasi Bulanan Kepala Instalasi Gawat Darurat
3. Waktu Tunggu Rawat Jalan (aspek manajemen) manajemen)
Judul Indikator
Waktu Tunggu Rawat Jalan
Dasar pemikiran Dimensi Mutu
1. Efisiensi
v
2. Efektifitas
v
3. Aksesibilitas
v
4. Keselamatan 5. Fokus kepada pasien
v
6. Kesinambungan
v
Tujuan
Tersedianya pelayanan dokter/ dokter spesialis di rawat jalan yang mudah dan cepat diakses oleh pasien pada hari kerja
Definisi Operasional
Waktu tunggu adalah waktu yang diperlukan mulai pasien kontak dengan petugas pendaftaran sampai dilayani oleh dokter/ dokter spesialis. Catatan: Yang dimaksud kontak dengan petugas pendaftaran adalah waktu petugas mencatat identitas pasien. Yang dimaksud dilayani oleh dokter/ dokter spesialis adalah waktu pasien kontak awal dengan dokter/ dokter spesialis.
Jenis Indikator Struktur
Proses
v
Outcome
Proses & Outcome
Numerator (pembilang)
Jumlah kumulatif waktu tunggu pasien rawat jalan yang disurvey
Denominator (penyebut)
Jumlah seluruh pasien rawat jalan yang disurvey
≤ 60 menit
Target Kriteria: - Inklusi
Semua pasien yang berobat di poliklinik
- Eksklusi Pasien medical check up/ pasien tidak datang saat dipanggil Formula
Numerator . men menit Denominator
Sumber data
Formulir pengambilan data rawat jalan
Frekuensi pengumpulan data
1 bulan
Periode analisis
3 bulan
Cara Pengumpulan Data Sampel
Rencana Analisis Data
Bagi RS yang input data Elektronik Medical Record (Rekam Medis Elektromedik) Besaran sample disesuaikan dengan kaidah-kaidah statistik Menggunakan Diagram garis digunakan untuk menampilkan data dari waktu ke waktu
Instrumen Pengambilan Data
Formulir Pengumpulan data waktu tunggu rawat jalan Formulir Rekapitulasi Bulanan
Penanggung Jawab
Kepala Instalasi Rawat Jalan
4.
Penundaan Operasi Elektif
Judul Indikator
Penundaan Operasi Elektif
Dasar pemikiran Dimensi Mutu
1. Efisiensi 2. Efektifitas
3. Aksesibilitas 4. Keselamatan
v
5. Fokus kepada pasien
v
6. Kesinambungan Tujuan
Tergambarnya kecepatan penjadwalan operasi
Definisi Operasional
Penundaan operasi elektif adalah perubahan jadwal operasi yang direncanakan. Operasi Elektif adalah operasi atau tindakan yang dijadwalkan. Tindakan operasi elektif termasuk mata, paru
Jenis Indikator Struktur
Proses
v
pelayanan
Outcome
bedah
v
dan
Proses & Outcome
Numerator (pembilang)
Jumlah pasien yang waktu jadwal operasinya berubah
Denominator (penyebut)
Jumlah pasien operasi elektif
Target Pencapaian
<5%
Kriteria: - Inklusi
ketepatan
2 hari RS Umum dan RS Mata: semua pasien operasi elektif yang dijadwalkkan RS Ketergantungan Obat dan RS Jiwa: semua pasien yang dilakukan tindakan (ECT + Psikoterapi dan Tindakan Detoksifikasi + Psikoterapi) RS Paru: semua pasien yang dilakukan tindakan bronkoskopi elektif
- Eksklusi
Penundaan atas indikasi medis
Formula
Numerator . X 100% men me nit Denominator
Sumber data
Data pasien yang dijadwalkan operasi dan data pelaksanaan operasi.
Data kamar operasi, kamar tindakan, kamar terapi Data kamar operasi Frekuensi pengumpulan data
Bulanan
Periode analisis
Pertiga bulan
Cara Pengumpulan Data
Retrospektif
Sampel
Semua Pasien yang dijadwalkan operasi elektif sampel bila data dikumpulkan secara elektronik.
Rencana Analisis Data Data
Diagram garis digunakan untuk menampilkan data dari waktu ke waktu.
Instrumen Pengambilan Data
Formulir harian data operasi elektif yang mengalami penundaan pada bulan berjalan.
Penanggung Jawab
Kepala Instalasi Bedah Sentral
5.
Kepatuhan Jam Visite Dokter Spesialis
Judul Indikator
Kepatuhan Jam Visite Dokter Spesialis
Dasar pemikiran
UU No 29 tahun 2004 Tentang UU No. 44 Tahun 2009 UU No 25 tahun 2009 ttg Pelayanan Publik
Dimensi Mutu
1. Efisiensi
V
2. Efektifitas 3. Aksesibilitas
v
4. Keselamatan 5. Fokus pasien
kepada
V
6. Kesinambungan Tujuan
Tergambarnya kepatuhan Dokter Spesialis terhadap ketepatan waktu melakukan visitasi kepada pasien rawat inap.
Definisi Operasional
Kepatuhan Jam Visite Dokter Spesialis sebagai DPJP adalah kunjungan dokter spesialis untuk melihat perkembangan pasien yang menjadi tanggung jawabnya setiap hari sebelum jam 14.00 termasuk hari libur. Catatan : 1.pasien baru masuk 2.batasan pukul 14.00 3.hari libur 4. RS. Swasta
Jenis Indikator
Struktur
Proses
Outcome
Numerator
Jumlah visite dokter spesialis sebelum jam 14:00 pada hari berjalan
Denominator
Jumlah visite dokter spesialis pada hari berjalan
Proses Outcome
v
Standar
≥ 80%
Kriteria: - Inklusi - Eksklusi
- Semua pasien rawat Inap -
Formula
N/D X 100 %
Sumber data
Laporan Visite Rawat Inap dalam rekam medik
Frekuensi pengumpulan data
Bulanan
Periode analisis
3 Bulanan
Cara Pengumpulan Data
Retrospektif
Sampel
Seluruh Pasien Rawat Inap
Rencana Analisis Data Data
Data akan dikumpulkan dan dianalisis oleh jajaran Bidang Pelayanan Medik
Instrumen Pengambilan Data
Formulir Indikator 4.1, 4.2,4.3, dan 4.4
Penanggung Jawab
Kepala Bidang Pelayanan Medik
6.
Waktu Lapor Hasil Tes Kritis Laboratorium
Judul Indikator
Waktu Lapor Hasil Tes Kritis laboratorium
Dasar pemikiran Dimensi Mutu
1. Efisiensi 2. Efektifitas 3. Aksesibilitas 4. Keselamatan
v
5. Fokus kepada pasien 6. Kesinambungan Tujuan
Tergambarnya kecepatan pelayanan laboratorium
Definisi Operasional
Waktu lapor hasil tes kritis laboratorium adalah waktu yang diperlukan untuk memberikan jawaban kepada dokter yang mengirim setelah keluar hasil pemeriksaan dan mulai dibaca oleh Dokter/ Analis Laboratorium sampai hasilnya diterima oleh dokter yang mengirim (lisan atau tulisan). Standar : harus diterima oleh dokter yang mengirim dalam waktu kurang dari 30 (tiga puluh) menit baik secara lisan maupun tulisan Yang dimaksud dengan kritis adalah adalah hasil pemeriksaan yang termasuk dalam kategori kritis yang ditetapkan dengan kebijakan RS. RED Category Condition adalah keadaan yang masuk dalam kondisi kategori kritis atau yang memerlukan penatalaksanaan segera Waktu tunggu yang memanjang dapat berakibat: Menurunkan kepercayaan terhadap layanan laboratorium Memperpanjang diagnosa dan terapi penderita
Jenis Indikator Struktur
Proses
Outcome
v
Proses & Outcome
Numerator (pembilang)
Jumlah pemeriksaan laboratorium kritis yang dilaporkan < 30 menit
Denominator (penyebut)
Jumlah seluruh pemeriksaan laboratorium kritis
Target Pencapaian
100 %
Kriteria: - Inklusi - Eksklusi
Formula
Semua pemeriksaan dan hasil pemeriksaan laboratorium yang bukan Kritis dan tidak termasuk RED Category Condition ; hasil pemeriksaan laboratorium patologi klinik kritis yang sudah dapat dilihat oleh DPJP/perujuk melalui sistem informasi dan sudah ditindaklanjuti. Jumlah pemeriksaan laboratorium kritis yang dilaporkan < 30 menit/ Jumlah seluruh pemeriksaan laboratorium kritis X 100 % Numerator/Denumerator Numerator/Denumera tor X 100%
Sumber data
Catatan data Instalasi Laboratorium ; Rekam Medik
Frekuensi pengumpulan data
Bulanan
Periode analisis
Tiga bulanan
Cara Pengumpulan Data
Sensus harian
Sampel
Total populasi
Rencana Analisis Data Data
grafik garis
Instrumen Pengambilan Data
Formulir sensus harian
Penanggung Jawab
Direktur/bidang pelayanan Kepala Instalasi Laboratorium
7. A. Kepatuhan Penggunaan Formularium Nasional Bagi RS Provider BPJS Note:
keterangan rs yang menggunakan indikator ini adalah rs provider
BPJS. Keterangan: rumah sakit yang menggunakan indikator ini adalah rumah sakit yang menerima sistem pembiayaan dengan jaminan kesehatan nasional (JKN).
Judul Indikator
Kepatuhan Penggunaan Formularium Nasional
Dasar pemikiran
Kepmenkes No.137 Tahun 2016
Dimensi Mutu
1.
Efisiensi
v
2.
Efektifitas
v
3.
Aksesibilitas
4.
Keselamatan
5.
Fokus kepada pasien
6.
Kesinambungan
v
Tujuan
Terwujudnya efisiensi pelayanan obat kepada pasien berdasarkan daftar yang ditetapkan secara nasional.
Definisi Operasional
Kepatuhan Penggunaan Formularium Nasional adalah kepatuhan para dokter meresepkan obat kepada pasien sesuai dengan daftar obat-obatan Formularium Nasional. Disebut patuh bila seluruh obat dalam resep mengikuti formularium nasional.
Jenis Indikator Struktur
Proses
Outcome
Proses & Outcome
Numerator (pembilang)
Jumlah R/ yang patuh dengan formularium nasional.
Denominator (penyebut)
Jumlah seluruh R/
Target Pencapaian
≥ 80%
Kriteria:
v
- Inklusi
Semua resep yang dilayani di RS
- Eksklusi
- Bila dalam resep terdapat obat diluar FORNAS tetapi dibutuhkan oleh pasien dan telah mendapatkan rekomendasi dari Komite Medik dan mendapatkan persetujuan dari Direktur. - Bila dalam resep terdapat obat diluar FORNAS karena stok obat nasional berdasarkan e-katalog habis/kosong.
Formula
Numerator x 100% Denominator
Sumber data
Lembar resep di Instalasi Farmasi
Frekuensi pengumpulan data
Setiap bulan
Periode analisis
Setiap 3 bulan
Cara Pengumpulan Data
Retrospektif
Sampel
Bagi rs yang menggunakan resep elektronik Besaran sample disesuaikan
Rencana Analisis Data Data
Menggunakan diagram garis atau diagram batang: - Diagram garis digunakan untuk menampilkan data dari waktu ke waktu. - Diagram batang digunakan untuk menampilkan data perbandingan antar SMF.
Instrumen Pengambilan Data
Formulir Pengumpulan data Kepatuhan Penggunaan Formularium Nasional Rormulir rekapitulasi data Kepatuhan Penggunaan Formularium Formulir validasi data Kepatuhan Penggunaan Formularium
Penanggung Jawab
Kepala Instalasi Farmasi
7.B Kepatuhan Penggunaan Formularium RS Non Provider BPJS
Judul Indikator
Kepatuhan Penggunaan Formularium RS
Dasar pemikiran
Kepmenkes No.137 Tahun 2016
Dimensi Mutu
1. Efisiensi
v
2. Efektifitas
v
3. Aksesibilitas 4. Keselamatan 5. Fokus kepada pasien 6. Kesinambungan
v
Tujuan
Terwujudnya efisiensi pelayanan obat kepada pasien berdasarkan daftar yang ditetapkan RS.
Definisi Operasional
Kepatuhan Penggunaan Formularium RS adalah kepatuhan para dokter meresepkan obat kepada pasien sesuai dengan daftar obatobatan Formularium RS. Disebut patuh bila seluruh obat dalam resep mengikuti formularium RS.
Jenis Indikator Struktur
Proses
Outcome
Proses & Outcome
Numerator (pembilang)
Jumlah R/ yang patuh dengan formularium RS
Denominator (penyebut)
Jumlah seluruh R/
Target Pencapaian
80%
v
Kriteria: - Inklusi
Semua resep yang dilayani di RS
- Eksklusi Formula
Numerator x 100% Denominator
Sumber data
Lembar resep di Instalasi Farmasi
Frekuensi pengumpulan data
Setiap bulan
Periode analisis
Setiap 3 bulan
Cara Pengumpulan Data
Retrospektif
Sampel
Bagi rs yang menggunakan resep elektronik Besaran sample disesuaikan
Rencana Analisis Data Data
Menggunakan diagram garis atau diagram batang: - Diagram garis digunakan untuk menampilkan data dari waktu ke waktu. - Diagram batang digunakan untuk menampilkan data perbandingan antar SMF.
Instrumen Pengambilan Data
Formulir Pengumpulan data Kepatuhan Penggunaan Formularium RS Rormulir rekapitulasi data Kepatuhan Penggunaan Formularium Formulir validasi data Kepatuhan Penggunaan Formularium
Penanggung Jawab
Kepala Instalasi Farmasi
8. Kepatuhan Cuci Tangan
Judul Indikator
Kepatuhan Cuci Tangan
Dasar pemikiran
Permenkes No.11 tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien
Dimensi Mutu
1. Efisiensi 2. Efektivitas
3. Aksesibilitas 4. Keselamatan 5. Fokus kepada pasien
v
6. Kesinambungan Tujuan
Terwujudnya layanan kesehatan yang berorientasi pada standar keselamatan pasien untuk mengurangi risiko infeksi yang terkait pelayanan kesehatan.
Definisi Operasional
Kebersihan tangan ( hand hygiene) adalah segala usaha yang dilakukan untuk membersihkan kotoran yang secara kasat mata terlihat dan pengangkatan mikroorganisme yang tinggal sementara di tangan dengan menggunakan sabun dan air mengalir ( hand wash) atau dengan cairan berbasis alkohol ( handrub ) dalam 6 langkah (WHO,2009) Audit kebersihan tangan adalah prosedur penilaian kepatuhan kepatuhan petugas petugas melakukan kebersihan tangan sesuai 5 indikasi dari WHO yaitu sebelum kontak dengan pasien, setelah kontak dengan pasien, sebelum melakukan tindakan invasif dan aseptik, setelah kontak dengan cairan tubuh, dan setelah kontak dengan lingkungan dengan menjalankan 6 tahap teknik melakukan kebersihan tangan. Lima indikasi kebersihan tangan: 1. Sebelum kontak dengan pasien, yaitu sebelum masuk ruangan perawatan pasien 2. Kontak dengan pasien meliputi menyentuh tubuh pasien, baju atau pakaian 3. Prosedur aseptik contoh: tindakan transfusi, perawatan luka, pemasangan kateter urin, suctioning , perawatan daerah tindakan invasif 4. Tindakan invasif contohnya pemasangan kateter intravena (vena pusat/ vena perifer), kateter arteri 5. Cairan tubuh pasien p asien seperti muntah, m untah, darah, nanah, n anah, urin, feces, produksi drain, dll 6. Menyentuh lingkungan meliputi: menyentuh tempat tidur pasien, linen yang terpasang di tempat tidur, alat-alat di sekitar pasien atau
peralatan lain yang digunakan pasien, kertas/lembar untuk menulis yang ada di sekitar pasien Enam langkah teknik melakukan kebersihan tangan sesuai WHO 1. Ratakan dan gosokkan sabun dengan kedua telapak tangan 2. Gosok punggung dan sela-sela jari tangan kiri dengan tangan kanan dan sebaliknya 3. Gosok kedua telapak dan sela-sela jari 4. Jari-jari sisi dalam dari kedua tangan saling mengunci 5. Gosok ibu jari kiri berputar dalam genggaman tangan kanan dan lakukan sebaliknya 6. Gosokkan dengan memutar ujung jari – – jari tangan kanan di telapak tangan kiri dan sebaliknya, telapak tangan kiri dan sebaliknya Petugas yang dinilai mencakup SEMUA PETUGAS yang bertugas di ruangan (dokter, perawat, peserta didik, pekarya, cleaning service). Jenis Indikator Struktur
Proses
Outcome
Numerator (pembilang)
Total kebersihan tangan yang dilakukan
Denominator (penyebut)
Peluang kebersihan tangan
Target Pencapaian
≥ 85%
Proses & Outcome
v
Kriteria: - Inklusi
Semua peluang kebersihan tangan
- Eksklusi Formula Sumber data Frekuensi pengumpulan data
Total kebersihan tangan yang dilakukan x 100% Peluang kebersihan tangan Catatan data dan pengamatan kebersihan tangan di semua unit pelayanan pasien Bulanan
Periode analisis Triwulan Cara Pengumpulan Data
dengan observasi langsung Concurrent dengan
Sampel
Sampling dihitung dan dipilih sesuai dengan kaidah sampling yang benar