LAPORAN HASIL EVALUASI PROGRAM KERJA PONEK TRIWULAN 1 (JANUARI-MARET) TAHUN 2018
RUMAH SAKIT UMUM ARO Jl. dr. Sutomo (Sebelah Timur Terminal Pekalongan) Kota Pekalongan
Hasil Capaian Pelayanan Maternal Neonatal Triwulan 1 (Januari-Maret) RSU ARO Pekalongan TINDAKAN SC INDUKSI SUNGSANG VACUM PERSALINAN BIASA IMD BAYI ASI RAWAT GABUNG ASFIKSIA BBLR AKI AKB
A.
JANUARI 13 35 1 0 4 48 40 41 10 2 0 0
FEBRUARI 10 32 0 1 5 42 40 38 5 4 1 0
MARET 8 34 0 1 2 40 42 34 2 6 1 2
ANALISA DATA Hasil Capaian Pelayanan Maternal Neonatal Triwulan 1 (Januari-Maret) RSU ARO Pekalongan Tahun 2018 1. Tindakan SC pada bulan Januari ke Februari sampai Maret mengalami penurunan dari 13 menurun menjadi 10 kemudian 8. Hal ini disebabkan karena angka kejadian partus spontan lebih banyak daripada tindakan SC yang pastinya dilakukan karena ada indikasi untuk dilakukannya SC. 2. Persalinan dengan induksi mengalami penurunan pada bulan Januari dari 35 menjadi 32 pada bulan Februari dan mengalami peningkatan pada bulan Maret sebanyak 34 karena banyaknya rujukan dari Bidan Praktik dan Puskesmas dengan KPD, Kala I lama dan Kala II lama. 3. Persalinan dengan letak sungsang hanya terjadi pada bulan Januari dengan jumlah hanya 1. Hal ini terjadi karena adanya rujukan dari Puskesmas dengan letak sungsang (bokong murni). 4. Persalinan secara vacum terjadi pada bulan Februari dan Maret dengan masing-masing hanya ada 1. Persalinan secara vacum sangat
jarang
terjadi karena masih sedikit kasus persalinan dengan Kala II Lama yang membutuhkan bantuan vacum saat proses persalinannya. 5.
Jumlah pasien bersalin normal (tanpa indikasi kegawatan maternal neonatal dan tanpa intervensi medis seperti induksi, vacum dan SC)
paling sedikit dari jumlah persalinan dengan induksi, vacum dan SC. Hal ini disebabkan sebagian besar pasien bersalin di RSU ARO Pekalongan menggunakan kartu BPJS, Jamkesda dan atau Jampersali. Sehingga apabila tidak ada masalah atau kegawatan, dalam proses persalinannya harus bersalin di faskes tingkat 1 (Puskesmas). 6. Inisiasi Menyusu Dini (IMD) di RSU ARO Pekalongan berjalan sesuai SPO yaitu dilakukan pada semua bayi baru lahir dengan proses persalinan biasa, induksi, vacum dan SC yang tidak mengalami masalah seperti misalnya pada bayi dengan asfiksia, IUFD, hydrocephalus. 7. Bayi ASI di RSU ARO Pekalongan adalah bayi baru lahir yang hanya mendapatkan ASI saja tanpa tambahan apapun seperti air putih, madu ataupun susu formula. Angka kejadian bayi ASI pada bulan Januari dan Februari hanya 40. Namun terjadi peningkatan di bulan Maret dari 40 menjadi 42 setelah diberikan pendidikan kesehatan dan motivasi tentang ASI eksklusif beserta manfaatnya. 8. Bayi baru lahir di RSU ARO Pekalongan yang dilakukan rawat gabung pada setiap bulannya mengalami penurunan. Berawal dari bulan Januari dari jumlah 41 menjadi 38 di bulan Februari dan semakin menurun di bulan Maret menjadi 34. Hal ini disebabkan oleh banyak faktor, diantaranya adalah bayi baru lahir dengan masalah (asfiksi, IUFD), kematian bayi (AKB) dan AKI. 9. Angka kejadian asfiksia pada bayi baru lahir di RSU ARO Pekalongan semakin menurun pada tiap bulannya. Selain karena menurunnya rujukan pasien dengan KPD, Kala II lama dan fetal distress, hal ini juga disebabkan karena menurunnya jumlah pasien bersalin di RSU ARO Pekalongan. 10. Jumlah bayi baru lahir dengan BBLR semakin meningkat dari bulan Januari sebanyak 2, Februari menjadi 4 dan Maret sebanyak 6. Hal ini karena meningkatnya jumlah rujukan dengan usia kehamilan preterm. 11. Angka Kematian Ibu (AKI) terjadi pada bulan Februari dan Maret dengan diagnosa perdarahan. 12. Angka Kematian Bayi (AKB) terjadi di bulan Maret sebanyak 2 bayi dengan diagnosa neonatus prematur dengan asfiksi berat dan bayi prematur dengan BBLSR.
B.
REKOMENDASI 1. Tingkatkan fasilitas rumah sakit. 2. Kerjasama dengan dokter umum (dokter jaga) dan tim PMKP untuk melakukan audit internal jika ada kematian ibu dan bayi. 3. Menjalin hubungan yang baik dengan BPM, Puskesmas dan atau rumah bersalin.
C.
TINDAK LANJUT 1. Meningkatkan ketelitian dalam menganalisa kasus. 2. Melakukan operan jaga yang tepat. 3. Melakukan tindakan sesuai SPO. 4. Melakukan evaluasi setiap bulan atau setiap kali ada kasus yang menyebabkan kejadian yang tidak diinginkan.