A.Aspek Te Teknis knis Perencanaan Sistem Sanitasi Dasar Asek Teknis Perencanaan
Sist Sistem em peng pengol olaha ahan n limb limbah ah domes domesti tik k yang yang sesu sesuai ai pada pada perm permuki ukima man n dara daratt denga dengan n kepa kepadat datan an pendu pendudu duk k yang yang renda rendah h adal adalah ah deng dengan an sist sistem em on-site menggunakan menggunakan Tripiko Tripikon-S. n-S. Tripikon-S dianggap tepat bagi karena Tripikon-S ini dapat digunakan pada daerah dengan muka air tanah yang tinggi yang mencapai 2-2,5 meter. Tripikon-S ini juga menjadi suatu pilihan karena selain cocok diterapkan secara setempat, T-pikon T-pikon S ini pembuatannya dapat menggunakan bahan-bahan lokal yang mudah di dapat yakni berupa pipa dengan tiga ukuran dan tidak memerlukan memerlukan lahan yang luas. Pemilihan Pemilihan Tripikon-S Tripikon-S ini dilakukan dilakukan juga berdasarkan efisiensi efisiensi penurunan angka B! sekitar "5# dan memiliki cara pembuatan dan pemeliharaan yang mudah serta serta murah sehingga dapat dilakukan dilakukan dan terjangkau bagi masyarakat masyarakat $a $ajir jir Selatan, %egara &enya. Pemeliharaan Tripikon-S tersebut dilakukan dengan tidak boleh ada sampah yang masuk. Beberap Beberapaa hal yang yang menjadi menjadi dasar dasar dari dari perenca perencanaa naan n pengola pengolahan han limbah limbah di ka'asa ka'asan n spesif spesifik ik (njun (njungan gan Sungai Sungai )'asong )'asongir iro o dan *a'a *a'a +orian +orian,, di $ajir Selata Selatan n &enya. &enya. arus arus mempertimbangkan hal-hal berikut ini a. Sampai Sampai saat saat ini belum belum ada /& masyara masyarakat kat yang yang berada berada di lokasi palin paling g dekat dengan dengan badan Sungai )'asongiro dan *a'a +orian di $a $ajir jir Selatan di ka'asan beberapa titik dan 'ilayah di daerah tersebut, Sistem pengelolaan limbah yang memadai. Semua /& yang yang dise disedi diaka akan n adal adalah ah /& /& komun komunal al dima dimana na syst system em ters terseb ebut ut digun digunaka akan n untu untuk k mengurangi dan mereduksi pencemaran limbah domestik di *a'a +orian dan (njungan Sungai )'asongiro. b. &a'asan permukiman cendrung merupakan ka'asan yang kumuh disebabkan oleh kurang terkonsentrasinya jumlah penduduk, jarak bangunan sangat renggang, mayoritas rumah rumah terbuat terbuat dari dari kayu, kayu, dan jaring jaringan an infras infrastr truktu ukturr yang yang kurang kurang memadai memadai.. &ondis &ondisii ka'asan ka'asan yang renggang membuat membuat system system transmisi transmisi untuk penyediaan penyediaan dan pengeloaan pengeloaan sangatlah sulit dan membutuhkan in0estasi yang sangat mahal. Selain itu beberapa titik di 'ilayah 'ilayah +orian +orian $ajir ajir Selatan, Selatan, %egara %egara &enya juga memiliki memiliki jumlah 'ilayah 'ilayah yang padat
peduduk. !imana sudah sedemikian padat menyebabkan tidak memungkinkannya dibuat sistem sanitasi off site. c. alal-ha hall yang yang berkai berkaita tan n denga dengan n pembua pembuang ngan an air air limb limbah ah di permu permuki kima man n tepi tepian an *a'a *a'a +orian adalah kurangnya sarana pembuangan limbah rumah tangga,banyak tangga,banyak rumah yang kamar mandinya tidak dilengkapi dengan septic tank dan tidak adanya pengelolaan untuk Black Water , sehi sehingg nggaa koto kotora ran n dibu dibuan ang g begi begitu tu saja saja di kolon kolong g rumah, rumah, kura kurang ngny nyaa kesadaran kesadaran penduduk akan lingkungan lingkungan yang sehat, pengaruh pengaruh pasang surut yang membuat lingkungan tambah kotor, selain itu masyarakat disana masih banyak yang melakukan Open Defecation, Defecation, sebanyak ""# masyarakat disana melakukan hal tersebut. d. &a'a &a'asa san n tepi tepi sunga sungaii )'as )'ason ongi giro ro dan juga *a'a *a'a +ori +orian an kondi kondisi siny nyaa masi masih h belu belum m memadai sebagai ruang terbuka 'ater front, karena tepian sungai banyak yang digunakan sebagai kegiatan /& dan banyaknya bangunan yang membelakangi sungai dan ra'a. e. asih rendahny rendahnyaa pengetahuan pengetahuan masyarakat masyarakat tentang tentang sanita sanitasi si karena karena biasanya biasanya mereka mereka telah telah tinggal di ka'asan tersebut secara turun menurun dan kebiasaan membuang limbah secara langsung ke Sungai )'asongiro dan juga *a'a +orian pun dianggap sebagai hal yang lumrah dan telah menjadi tradisi. f. asala asalah h suplai suplai air bersih bersih menjad menjadii kendala, kendala, tidak tidak adanya adanya jaringan jaringan system system penyedia penyediaan an air minum SP( SP( dan juga tidak adanya system transmisi. g. asyar asyarakat akat sebenar sebenarnya nya telah telah memili memiliki ki $/1tem $/1tempat pat mandi mandi masing masing masing masing namun namun banyak yang belum sesuai standar, masyarakat disana juga sudah disediakan /& 3mum yang dihibahkan oleh $ dan juga 3%)/4, namum masyarakat disana masih belum sadar mengenai proses pemberdayaan dan pemaikaan dari bangunan fisik yang terb terban angu gun n ters terseb ebut ut,, sehi sehing ngga ga bang bangun unan an fisi fisik k dibi dibiar arka kan n meng mengan angg ggur ur dan dan tida tidak k dimanfaatkan dengan baik. Perencanaan Septictank Tripikon–S
Tekno Te knolog logii pen pengol golahan ahan lim limbah bah dom domest estik ik 6bla black ck wat water er 7 unt untuk uk
ruma ru mah h se semi mi
permanen yang kami asumsikan memiliki kepadatan tinggi 6899 ji'a1hektar7 yakni ditera dit erapkan pkan sis sistem tem per perpip pipaan. aan. Tekno Teknolog logii pengola pengolah h limbah limbah yang yang sesuai sesuai adalah adalah dengan dengan sistem on-site sederhana. on-site sederhana. Sistem on-site yang on-site yang diterapkan adalah menggunakan perpipaan dari dari masi masingng-ma masi sing ng /& /& yang yang beru beruju jung ng pada pada fasi fasili lita tass peng pengol olah ah limb limbah ah dan pengolahannya yang ada di tempat dan pengolahan secara langsung. Teknologi Teknologi pengolahan limbah yang digunakan adalah dengan Tripikon-S . Sis Sistem on-s on-sit itee yang
diterapkan adalah sistem on-site secara sederhana, yakni dengan menggunakan satu teknologi pengolah saja dan efluen yang dihasilkan langsung dibuang ke badan air atau melalui pipa infiltrasi sehingga mengurangi pencemaran tanah dan air tanah oleh limbah domestik, dan juga untuk mengurangi biaya pengelolaan sistem yang akan dikeluarkan oleh masyarakat. Tripikon-S yang dipilih adalah Tripikon-S hasil modifikasi, yaitu Tripikon-S dengan konstruksi menggunakan beton yang kedap air dan juga menggunakan pipa dengan system penerapan menggunakan pipa. &arena muka air tanah di $ajir Selatan, %egara &enya termasuk tinggi sehingga ketika dipasang diba'ah tanah tidak terjadi perembesan air limbah ke air tanah. Selain itu, ka'asan tersebut ini merupakan ka'asan yang masih terkena dampak dari pasang surut air sungai dan juga pasang surut ra'a saat terkena musim hujan, sehingga modifikasi Tripikon-S dengan tangki yang kedap air harus dilakukan. Pemilihan Tripikon-S ini dipilih karena Tripikon-S tidak membutuhkan banyak lahan, sistem tangki anaerobik dengan satu kompartemen sederhana mampu mengatasi permasalahan lahan yang terbatas dan proses pengendapan lumpur serta penurunan kadar B! lebih efektif dibandingkan dengan tangki septik kon0ensional, sehingga cocok digunakan untuk lingkungan dengan lahan kecil. Selain itu, Tripikon-S dipilih juga atas alasan tahan terhadap fluktuasi beban hidrolis sehingga kekuatannya tinggi dalam menahan beban limbah yang dihasilkan, dapat menggunakan material lokal, karena dengan material lokal proses pembuatan Tripikon-S dan pemeliharaan jika terjadi kerusakan akan lebih mudah dilakukan, karena material yang mudah didapat, efektifitas penurunan B! tinggi, yakni mencapai "9#-:5#, dapat digunakan untuk limbah black water, biaya )n0estasinya sedang sehingga dapat terjangkau oleh masyarakat. !isamping kelebihan, Tripikon-S juga memiliki kekurangan yang berupa penurunan ;at patogen yang rendah dan lumpur masih perlu pengolahan lanjutan sebelum dibuang ke badan air. %amun, kekurangan tersebut dapat ditanggulangi dengan penambahan proses desinfeksi dengan menggunakan klorinasi sebelum efluen dibuang ke badan air. !esinfeksi digunakan untuk menurunkan ;at patogen, karena air sungai masih digunakan untuk keperluan mencuci dan mandi sehingga tidak perlu pengolahan lanjutan, karena ;at
patogen sudah dikurangi melalui oroses desinfeksi. Proses desinfeksi yang digunakan adalah klorin, karena klorin merupakan desinfektan yang memiliki harga terjangkau. al yang harus diperhatikan dalam perancangan sistem on-site pada &a'asan $ajir Selatan, %egara &enya adalah
•
Pemasangan perpipaan yang dipasang dari /& umum dimana /& umum dengan dimensi 8.25 m < 8."5 m dan 8.25 m < =.25 m untuk dua buat /& menuju Tripikon-S dengan system on-site 6cubluk7, karena 'ilayah $ajir Selatan adalah 'ilayah yang masih terkena pasang-surut air sungai, sehingga pemasangan pipa harus dilengkapi dengan tiang penyangga pipa agar pipa tidak patah ketika menerima beban pasang-surut air.
•
Tiang penyangga pipa yang digunakan dapat dibuat dari bambu-bambu atau beton, tetapi akan lebih kuat jika digunakan beton, karena bambu lama kelamaan dapat lapuk.
•
Pengendalian lumpur harus dilakukan setiap kompartemen untuk mencegah busa atau scum terlalu tebal, sehingga Tripikon-S yang ada bisa bekerja dengan baik seusi dengan umur pakai dari teknologi tersebut. Perencanaan Septictank Tripikon–S Ukuran Tripikon-S untuk 1 Keluarga dengan asumsi jumlah anggota keluarga
terdiri dari 10 orang
•
!iameter pipa terluar > 8" inchi > 9,?=8@ meter
•
Pipa yang paling dalam 6kecil7 berukuran > ? inchi > 9,898A meter 6diambil dari ukuran diameter leher angsa pada kloset rata-rata7
•
3kuran pipa sedang > @ inchi > 9,29=2 meter
•
/elah antara pipa luar dan pipa sedang minimal > 2 cm > 9,92 meter
•
+ubang-lubang pada pipa tengan berdiameter > 9,5 cm > 9,995 meter terdiri dari 2 deret . berjarak ? cm > 9,9? meter.
•
arak deret ba'ah dari dasar Tripikon-S > 89-29 cm >69,8-9,2 meter7
•
+ubang pada kaki berbentuk segi empat dengan ukuran > = < = cm > 69,9= < 9,9=7 meter
•
*uang pengapung 6jarak antara pipa kecil ke pipa sedang7 setinggi > 29 cm > 9,2 meter
•
Panjang pipa besar yang digunakan 6Th7 > ? meter Colume Tripikon-S C > D < =,8? < 6dt27 < 6ht7 C > D < =,8? < 69,25?27 < 6?7 C > 9,2925@ m= !iketahui C > 0olume T-Pikon S 6m=7 dt > diameter pipa terluar 6m7 ht > panjang pipa terluar 6m7 (sumsi yang digunakan
•
limbah black water yang dihasilkan adalah 25 liter1orang1tahun atau 9,925 m=1orang1tahun
•
8 keluarga terdiri dari 89 orang Colume limbah black 'ater 8 keluarga adalah > 89 orang < 69,925 mE=1orang1tahun7 > 9,25 m=1tahun &apasitas tampung Tripikon-S adalah > Colume T-Pikon S1 Colume limbah 8 keluarga > 9,2925@ m=1 9,25 m=1tahun
> 9,@ tahun
*ata-rata +umpur terkumpul l1orang1tahun 6S7 > ?9 lt, untuk air limbah dari &1$/ 6)&& Sanitation )mpro0enment Programme, 8:@"7 dan (ir limbah yang dihasilkan tiap orang1hari > 89 l1orang1hari 6tangki septik hanya untuk menampung limbah kakus7. itungan 0olume lintasan juga dimensi TripikonS. Perancangan TripikonS indi0idual dapat dibuat dari pipa PC/. Berdasarkan perhitungan 0olume pengendapan lumpur dan busa 6( > P < % < S7, perhitungan kapasitas penampung cairan limbah B > P < F < Th dan Th > 2,5 9,= log 6P.F7 G 9,5, dan perhitungan diameter pipa terluar untuk tripikon S 6C > D < =.8? < dt2 < ht7, maka didapat kan data perhitungan diameter pipa sebagai berikut Tabel 8. Perhitungan Penggunaan Pipa Berdasarkan umlah Pengguna
umlah Penggun 8 2 = ?
8-5 A-89 88-85 8A-29
&apasitas Tanki 9.=9 9.5: 9.@@ 8.8A
!imater Pipa Terluar 89.99 8?.99 8".99 29.9
!A" Pem#uatan Tripikon–S
3ntuk spesifikasi dan bahan bahan yang digunakan dalam pembuatan TripikonS adalah sebagai berikut 8. Pipa yang paling dalam 6pipa kecil7 H pipa > ?I yang dapat disesuaikan dengan ukuran leher angsa dari klosetJ 2. Pipa sedang 6pipa tengah7 H pipa > @IJ =. Pipa besar 6pipa luar7 H pipa > 89K, 8?K,8"K, dan 29 L 6sesuai hitungan di atas7. 3ntuk 8" dan 29K memakai drum dengan diameter 59 cm.J ?. /elah antara pipa luar dan pipa sedang minimal 2 cm.J 5. +obang-lobang bor pada pipa tengah mempunyai ukuran minimal H > 9,5 cm terdiri dari 2 deret berjarak ? cm.J A. arak deret ba'ah dari dasar T*)P)&%S adalah 89 29 cm.J ". +obang pada kaki berbentuk segiempat dengan ukuran 6= < =7 cm dan berjumlah ? buahJ
@. *uang pengapung yaitu jarak antara pipa terkecil dan pipa tengah adalah setinggi G 29 cm.J :. Panjang pipa besar yang digunakan dalam penelitian ini adalah ? meter. Berdasarkan perhitungan *(B, 4stimasi biaya konstruksi Tripikon-S untuk berbagai kapasitas dapat dilihat padaperhitungan berikut ini
8. Pipa yang paling dalam 6pipa kecil7 H pipa > ? kebutuhan 2 lente >A meter arga satuan > *p. ".:59,99 arga &ebutuhan > *p. ".:59,99 < 2 > *p. 85.:99,99 2. Pipa sedang 6pipa tengah7 H pipa > @I kebutuhan 8 lente > A meter arga satuan > *p. 8?."59,99 arga &ebutuhan > *p. 8?."59,99 < 8 > *p. 8?."59,99 =. Pipa besar 6pipa luar7 H pipa > 89K, 8?K,8"K, dan 29 L 6sesuai hitungan di atas7. 3ntuk 8" dan 29K memakai drum dengan diameter 59 cm. umlah &ebutuhan 8 lente > A meter arga satuan > *p. 2.@=8.559,99 arga &ebutuhan > *p. 2.@=8.559,99 < 8 > *p. 2.@=8.559,99 ?. /elah antara pipa luar dan pipa sedang minimal 2 cm.J 5. +obang-lobang bor pada pipa tengah mempunyai ukuran minimal H > 9,5 cm terdiri dari 2 deret berjarak ? cm.J A. arak deret ba'ah dari dasar T*)P)&%S adalah 89 29 cm.J ". +obang pada kaki berbentuk segiempat dengan ukuran 6= < =7 cm dan berjumlah ? buahJ arga satuan > *p. 89.999,99 arga &ebutuhan > *p. 89.999,99 < ? > *p. ?9.999,99 @. Tee 3kuran ?K umlah &ebutuhan 8 arga satuan > *p. 89.999,99 arga &ebutuhan > *p. 89.999,99 < 8 > *p. 89.999,99 o :. Bend ?5 3kuran ?K umlah &ebutuhan 2 arga satuan > *p. @.999,99 arga &ebutuhan > *p. @.999,99 < 2 > *p. 8A.999,99 89. *uang pengapung yaitu jarak antara pipa terkecil dan pipa tengah adalah setinggi G 29 cm.J 88. Panjang pipa besar yang digunakan dalam penelitian ini adalah A meter. umlah Total
> *p. =.A9=.9@9,99
!A" Protot$pe %&K
Sesuai dengan hasil studi literature yang dilakukan dimana pada proses pembangunan /& didasarkan pada perencanaan dan pengelolaan limbah cair domestik black water yang
ada di $ajir selatan pada daerah spesifik yaitu anjungan Sungai )'asongiro dan juga *a'a +orian aka ada 8 pilihan prototype, dimana pilihan tersebut yang akan dibuat prototype-nya khusus untuk bangunan bagian atas. 3ntuk spesifikasi dan bahan bahan yangdigunakan dalam pembuatan /& &ayu ini adalah sebagai berikut. 8. 2. 2. =. ?.
Semua material terbuat dari kayu kelas =. 3ukuran /& yang dibangun =.5 m < 8.25 m untuk ukuran per ruang 8."5 m < 8.25 m Pondasi menggunakan umpak kayu ukuran 89189 < ? m. *angka atap menggunakan rangka kayu dan atap )juk. 3ntuk Bagian pengolahan limbahnya menggunakan Tripikon-S.
Berdasarkan perhitungan *(B, 4stimasi biaya konstruksi /& untuk berbagai kapasitas dapat dilihat pada perhitungan berikut ini 8. 2.
=.
?.
?.
Semua material terbuat dari kayu kelas =. arga aterial &ayu > *p.2."99.99,991 m= 3kuran /& yang dibangun =.5 m < 8.25 m untuk ukuran per ruang 8."5 m < 8.25 m Colume /& > =.5 m < 8.25 m < 2.5 m > 89,:="5 m= Colume /& Tanpa !inding> 6=.5-9.957 m < 68.25-9.957 m < 62.5-9.957 m > =.?5 m < 8.2 m < 2.?5 m > 89.8?= m= Colume !inding > Colume /& Colume Tanpa !inding > 89,:="5 m= - 89.8?= m= > 9.":?5 m= &ebutuhan &ayu > 9.":?5 m= arga &ebutuhan > 9.":?5 m= < *p.2."99.99,991 m= > *p.2.8?5.859,99 Pondasi menggunakan umpak kayu ukuran 89189 < ? m. Colume > 689 <89 < ?7 m 1 8999 > ?99 1 8999 > 9.? m= &ebutuhan &ayu > 9.? m= arga &ebutuhan > 9.? m= < *p.2."99.99,991 m= > *
[email protected],99 *angka atap menggunakan rangka kayu dan atap )juk. &ebutuhan > Seperlunya arga &ebutuhan > Tidak (da 3ntuk Bagian pengolahan limbahnya menggunakan Tripikon-S arga &ebutuhan > Rp. 3.603.080,00
umlah Total &ebutuhan +ebih lengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2.
> Rp. 6.828.230,00
Ta#el '. arga Pembuatan 8 Buah /& Berdasarkan &ebutuhan
Tipe 1
(o
Tipe '
Tipe )
Tripikon-S + &loset
Kapasitas Pipa
Tripikon-S
%&K
%&K Ka$u Ka$u
Tipe *
+ %&K
Tripikon-S
%&K "atu "atu
+
Tripikon-S
1
1-,
10
'.,/0
'./)'0
'.0000
*.,/0
,.'000
/.//0
'
- 10
1*
).1)/0
).)0'0
'.0000
,.1)/0
,.'000
.))/0
)
11 - '0
1/ + '0
*.*,*,
*.12,
'.0000
.'0
,.'000
2.,*
Kemudahan Dalam Pem#angunan
Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan diantaranya adalah mendefinisikan hubungan antara desain dan lingkungan sekitarnya, mengidentifikasi kelebihan, kekurangan, kesempatan dan rintangan. &onteksnya meliputi bidang keuangan, bidang operasional, pesaing, bidang politik 6persepsi umum7, sosial, klien, budaya dan bidang legal dari fungsi organisasi. engidentifikasi faktor pendukung internal dan eksternal dan mempertimbangkan tujuan, menjadikannya dalam bentuk persepsi dan menerbitkan peraturan. )ntinya tahapan ini melakukan eksplorasi terhadap semua faktor yang dapat mendukung dan menghambat
jalannya kegiatan manajemen risiko selanjutnya. menjabarkan daftar faktor-faktor pendukung dan potensi-potensi yang ada. Tahap ini berfokus pada lingkungan dimana kemudahan pembangunan sarana infrastruktur terbangun itu berada. Sebuah Sarana )nfrastruktur terbangun khususnya teknologi Tripikon-S seharusnya mencoba menetapkan elemen-elemen penting yang mungkin mendukung atau menghambat kemampuan untuk mengelola risiko yang dihadapi, analisa strategis harus dibuat. al ini seharusnya didukung pada le0el eksekutif, membuat parameter dasar dan memberikan bimbingan lebih rinci bagi proses manajemen risiko. !imana seharusnya ada hubungan yang erat antara misi organisasi atau tujuan organisasi atau tujuan strategis dengan pengelolaan dari seluruh risiko yang akan dilakukan. &emudahan dalam proses pembangunan sarana /& dan sarana pengolahan air limbah domestik black water , meliputi hal-hal sebagai berikut a. (spek Penyediaan ruang yang tidak terbatas, bisa diterapkan dengan menanam tipikon didalam tanah, dengan tipe /& dengan ondasi Batu. b. (spek Penyediaan sarana infrastruktur terbangun melalui pembangunan )nfrastruktur dengan pelayanan dan akses pelayanan yang mudah. c. (spek pembangunan dan keberjalanan ditekankan pada aspek partisipasi masyarakat dalam menjani hidupan. d. &etersediaan lahan yang memadai sehingga mempermudah dalam proses pembangunan, dan juga ketersediaan sumber air baku. Kesesuaian Desain Terhadap 3ingkungan
!esain /& dan desain Tripikon-S harus berdasarkan standar +ingkungan. /ara yang paling tepat untuk mengatasi permasalahan tersebut dengan cara menerapkan konsep greenship home pada model /&, hal tersebut diterapkan pada penelitian ini yaitu dengan memanfaatkan bahan ketersedian dari alam yang ramah lingkungan. &arena alasan di atas, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesesuaian desain rumah terhadap konsep greenship home. etode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi literatur. Sistem penilaian menggunakan standar greenship home dari MB/) 6Mreen Building /ouncil )nternational7. !alam penelitian ini kesesuaian /& terhadap konsep greenship toilet ini dihitung menggunakan rumus persentase.
Berdasarkan data studi literasi yang terkumpul di lapangan, diperoleh hasil penelitian bah'a pembangunan /& dan pengolahan limbah cair domestik black water , persentase rata-rata kesesuaian desain rumah terhadap greenship home sebesar 59,2#. Perolehan nilai tertinggi dari konsep greenship toilet dari hal tersebut tersebut terdapat pada aspek manajemen lingkungan bangunan sebesar A:,?#. &ondisi ini disebabkan karena sebagian besar tolak ukur yang ada pada manajemen lingkungan bangunan telah sesuai dengan konsep greenshi, kecuali tidak tersedianya sistem alarm manual atau otomatis pada setiap penyedian sarana sanitasi. &ekurangan konsep greenship home pada desain ini banyak terdapat pada aspek konser0asi air sebesar 29,@#. &ondisi ini disebabakan karena ketiga perumahan tidak menyediakan penampungan untuk air hujan dan perumahan Mreen ill menggunakan sumber air primer untuk penyiraman dan flashing dan tidak memiliki strategi penghematan air untuk flasing, namun memiliki kategori sustainability karena menggunakan konsep semy dry. Kinerja pengolahan
)nstalasi T*)P)&%-S terdiri dari = 6tiga7 buah pipa konsentris ukuran kecil, sedang dan besar dengan prinsip kerja yang serupa dengan tangki septik tradisional. +imbah padat dan limbah cair masuk melalui pipa kecil dan mengalami perombakan didalam pipa sedang. Bagian atas dari pipa sedang merupakan tempat terjadinya proses aerobik, bagian tengah merupakan lintasan dan bagian ba'ah merupakan tempat terjadinya proses anaerobik. 3ntuk memperluas tempat terjadinya proses aerobik maka dapat dipasang lagi 8 pipa secara hori;ontal 6T*)P)&%SN7. Selama melintas dipipa tengah 6ukuran sedang7, limbah akan terurai menjadi gas, air dan lumpur. Pada tangki septik tradisional, proses lintasan terjadi secara hori;ontal sedangkan pada instalasi T*)P)&%-S proses lintasan terjadi secara 0ertikal. Bagian pertama lintasan adalah mengarah keba'ah 6dalam pipa sedang7 dan bagian kedua adalah mengarah keatas yaitu melalui celah antara pipa sedang dan pipa luar 6pipa besar7. Pipa )nstalasi T*)P)&%-S dapat dibuat dari pipa paralon atau dari drum aspal. Da$a Tahan Struktur
Penjelasana struktur terbangun yang paling utama adalah model yang dibuat dengan bahan lokal, yaitu kayu. &ayu adalah salah satu bahan bangunan yang sudah lama dikenal oleh masyarakat kita dan telah dipakai untuk berbagai keperluan, termasuk sebagai pendukung struktur bangunan. !i $ajir Selatan-&enya terdapat banyak sekali jenis pohon yang dihasilkan dari hutan. Sebagai hasil utama hutan, kayu akan tetap terjaga keberadaannya selama hutan dikelola secara lestari dan berkesinambungan. Bila dibandingkan dengan bahan struktur bangunan yang lain kayu memiliki beberapa keandalan diantaranya •
• • • •
&ayu memiliki berat jenis yang ringan sehingga berat sendiri struktur menjadi ringanJ udah dalam pelaksanaan pekerjaan dengan peralatan yang sederhanaJ Struktur bangunan dari kayu lebih aman terhadap bahaya gempaJ Bahan bangunan dari kayu memiliki nilai estetika yang cukup tinggiJ &ayu dapat dibudidayakanJ Sebagai bahan dari alam, kayu dapat terurai secara sempurna sehingga tidak ada
istilah limbah pada konstruksi kayu. Pada masa lelu perancangan konstruksi kayu dilakukan secara intuitif dan coba-coba sehingga pemanfaatan kayu menjadi kurang optimal dan cenderung boros. (kan tetapi dengan penguasaan teknologi pada saat ini dimana teknik-teknik analisis dan perencanaan sudah semakin berkembang, maka perencanaan konstruksi kayu dapat dilakukan secara rasional dan mengikuti ketentuanketentuan yang berlaku sehingga pemakaian kayu menjadi lebih efektif dan ekonomis. !i negara-negara penghasil kayu seperti (merika, S'edia dan lain-lain pemakaian kayu sebagai pendukung struktur bangunan yang besar sering menggantikan baja dan beton bertulang, sedangkan di $ajir-&enya kebanyakan struktur kayu masih menjadi pilihan untuk bangunan-bangunan sederhana. 3ntuk &etahanan material kayu sendiri material kayu bisa bertahan standar pemakaian umum biasanya =9-?9 tahun terbangun untuk jenis kayu Tipe =, dimana yang digunakan dalam pembuatan /& dan pengelolaan limbah jenis Tripikon-S ini kayu yang digunakannya adalah kayu tipe =. Kemungkinan Untuk Direplikasi
Proses pembuatan dan pemodelan untuk pengembangan aplikasi pengolahan limbah domestik black water dimana dengan menggunakan system /& on-site dengan pengolahan
limbah
dengan
teknologi
penerapan
Tripikon-S.
!imana
Pemeriksaan1pengujian p adalah untuk mengetahui kadar keasaman atau basa dalam suatu larutan melalui konsentrasi ion idrogen N, untuk menjadi tolak ukur keberhasilan limbah buangan atau effluent yang masuk ke lingkungan. Efluent yang diharapkan ada yang sudah memenuhi standar baku mutu baik /! maupun B!. /hemical
dioksidasikan melalui proses kimia dan mengakibatkan
berkurangnya oksigen terlarut didalam air. Biological
Pengurasan tinja juga sangat berkaitan dengan proses pemeliharaan. Pelaksanaan pemeliharaan ini dilakukan secara indi0idual. 3mumnya pemeliharaan ini sama dengan pemeliharaan septic tank pada umumnya. Pengurasan TripikonS minimal dilaksanakan 8 < pertahun. Pada aplikasi yang diterapkan ini khususnya aplikasi Tripikon-S yang di buat di $ajir Selatan, %egara &enya. Proses
melakukan pengurasan yang dilakukannya
adalah per jangka 'aktu @ bulan. Tripikon-S di daerah pasang surut dengan pompa sembur, sedangkan untuk di daerah darat dengan menggunakan pompa sedot. Permasalahan pada Tripikon-S sama seperti pada septic tank, yaitu sering tersumbat. leh karena itu jangan membuang tissue, kertas, dan barang lain kedalam lubang $/. Kemudahan Dalam Pengoperasian dan Pemeliharaan
Pada system sanitasi terpilih dengan pemodelan /& dengan model pengolahan limbah model Tripikon-S system yang dikembangkan dan direncanakan sangatlah mudah dan membutuhkan pemeliharaan yang tidak terlalu rumit. 3ntuk /ara pengoperasian 8. Pemasukan limbah Sebelum limbah dimasukkan untuk pertama kali, maka instalasi harus terisi penuh dengan air ta'ar. +imbah dimasukkan kedalam Tripikon-S le'at bo'l 6atau le'at lubang jamban7. +imbah yang ada didalam instalasi yang sudah mengeram selama = 6tiga7 hari akan keluar dengan adanya limbah baru yang dimasukkan. Pengambilan sampel Pengambilan sampel dilakukan untuk pemeriksaan1pengujian di laboratorium. +imbah cair yang akan dimasukkan diambil sebagai sampel inlet dan limbah yang keluar dari T*)P)&%-S diambil sebagai sampel outlet. asing-masing sampel akan diperiksa p 6tingkat keasaman7, ;at organic, suhu, rasa, bau, kekeruhan, B!5 dan /!.
Ketersediaan Suku &adang
&etersediaan suku cadang ini sangat berkaitan dengan teknis pemeliharaan Tripikon-S yang di gunakan untuk pengolahan limbah domestik black water di daerah $ajir Selatan, %egara &enya. Pelaksanaan pemeliharaan ini dilakukan secara indi0idual. 3mumnya pemeliharaan ini sama dengan pemeliharaan septic tank pada umumnya. Pengurasan TripikonS minimal dilaksanakan 8 < pertahun. +akukan pengurasan Tripikon-S di daerah pasang surut dengan pompa sembur, sedangkan untuk di daerah darat dengan menggunakan pompa sedot. Permasalahan pada Tripikon-S sama seperti pada septic tank, yaitu sering tersumbat. leh
karena itu jangan membuang tissue,
kertas, dan barang lain kedalam lubang $/. 3ntuk suku cadang di daearah $ajirSelatan, %egara &enya juga memungkinkan untuk install perbaikan, karena peralatan dan suku cadang untuk pembuatan aplikasi Tripikon-S dn model /& sendiri sangatlah
mudah didapat, hanya kebutuhan untuk Pipa kemudian kayu, dan juga ijuk, kebutuhan tersebut juga dirasa dapat terpenuhi dengan sumber daya local yang ada. ". Aspek (onteknis
!itinjau dari berbagai aspek, perkembangan kesejahteraan masyarakat di ka'asan daerah spesifi ditinjau dari aspek nonteknis. al ini masih menunjukkan kesenjangan dengan kondisi masyarakat di ka'asan perkotaan. (spek-aspek tersebut meliputi Pertama, aspek kependudukan. &a'asan pemukiman menghadapi masalah persebaran penduduk yang tidak merata. Salah satu yang terkait dengan hal tersebut adalah terkonsentrasinya sebagian besar sumberdaya ekonomi di 'ilayah $ajir-Selatan yang kemudian menyebabkan konsentrasi penduduk juga terjadi di 'ilayah ini. !engan luas 'ilayah kurang dari " persen 'ilayah &enya, $ajir Selatan dihuni oleh 5:,@2 persen penduduk. Persebaran penduduk yang tidak merata tidak hanya terjadi antar 'ilayah tapi juga terjadi antar daerah spesifik sumber air baku khususnya Sungai )'asonginro dan *a'a +orian yang terletak di $ajir-Selatan &enya. dimana penyebabnya adalah arus urbanisasi yang semakin tinggi. (rus urbanisasi penduduk ini semakin intens di negara-negara berkembang termasuk di &enya. !i &enya, khususnya di $ajir Selatan dan kota-kota besar lainnya di P%egara &enya Selatan, migrasi penduduk terutama dari daerah-daerah nonurban diikuti dengan berbagai perubahan-perubahan sosial yang ada di tempat tujuan yakni daerah pesisian1pesisir. &emajuan komunikasi, transportasi, keterbukaan 'ilayah, kelancaran arus informasi dan sebagainya berhasil LmendekatkanK kota-desa dalam segala aspek perubahannya. &emajuan-kemajuan peradaban yang merupakan sebagian dari elemen-elemen modernisasi ini mendorong orang-orang luar $ajir, orang-orang nonurban, beramai-ramai masuk ke-$ajir terutama ke di Selatan &enya, sebagian besar untuk mengais kehidupan, tanpa mempedulikan kerasnya persaingan dan agresi0itas, selain itu untuk lebih mendekatkan terhadap sumber air baku yang ada. &etidakadilan pembangunan antara 'ilayah di %egara &enya menyebabkan orang 'ilayah kering menjadi frustrasi dan kemudian mendorongnya untuk berpindah ke daerah yang menyediakan berbagai sumber daya 6resource7 air dan sumber daya sanitasi yang terfasilitasi, namun sebagian besar fasilitas sanitasi untuk proses B(B masih difasilitasi dengan proses open defecation system. !alam proses pembuatan dan tahap konstruksi dimana aspekaspek yang sangatlah perlu ditekankan juga meliputi aspek nonfisik dimana aspek nonfisik ini meliputi tahapan pendekatan terhadap masyarakat. Pembuatan model /& dengan pengolahan
limbah domestik model T*)P)&%-S. asyarakat $ajir Selatan-&enya tentunya harus mempunyai indeks angka partisipasi yang tinggi untuk suksesi program pembangunan sanitasi daerah spesifik tersebut, selain itu hal ini juga ditujukan untuk mencapai !MOS yang sedang dilaksanakan oleh PBB, khususnya dari 3%)/4. Secara umum, konsep proyek-proyek 6kerangka kerja yang mencakup idea, arah, pendekatan, prinsip dan kegiatan7 yang bertujuan penyediaan infrastruktur dalam rangka menangani dampak krisis ekonomi ini sudah tepat, hal ini ditunjukan untuk proses pendekatan nonteknis dalam pembangunan /& dengan model pengolahan limbah domestik black water meliputi •
Pada tingkat konsep 6kasus Peningkatan Sanitasi daerah Spesifik7 skema yang dibangun cukup tepat yaitu memperkuat pranata sosial lebih dulu baru diikuti dukungan
•
infrastruktur. %amun disisi lain konsep proyek terlihat sangat birokratik 6berliku atau kurang praktis7 dari sisi proses 6kasus Peningkatan Sanitasi daerah Spesifik7 jika dibandingkan dengan
•
pertimbangan 0olume proyek kecil dan jangka 'aktu proyak yang pendek. Pemberdayaan yang ada lebih sebatas peningkatan partisipasi1peran serta masyarakat dalam pelaksanaan proyek., terutama untuk proyek yang keseluruhan prosesnya melibatkan masyarakat. Padahal pemberdayaan adalah suatu proses pengorganisasian yang intensif mulai dari penyadaran hingga diseminasi bukan sebatas ikut serta dalam pelaksanaan Berbeda dengan proyek yang menggunakan pendekatan kontraktual
•
6menggunakan kontraktor7. Pemberdayaan yang ada ditunjukan berdasarkan aspek pendekatan masyarakat terhadap masyarakat $ajir Selatan-%egara &enya
untuk memunculkan
aspek partisifasi
masyarakat di %egara tersebut. !imana kemandirian masyarakat menjadi tolak ukur keberhasilan program, dimana hal ini menyangkut dengan keberlanjutan dan juga pemeliharaan. Sarana yang dibangun cukup beragam dan bersifat prasarana dasar 6jembatan, jalan dll7, al ini disebabkan pertimbangan aspek nonteknis lainnya yaitu •
Pemerataan manfaat kepada banyak 'arga 0s kebutuhan riel 'arga tertentu 6'arga kecil yang memiliki kelebih khusus seperti J pemilik tanah7
•
enyerap tenaga kerja yang banyak 6 labor-intensi0e 7 emiliki basis dengan ketrampilan masyarakat !ari sisi fungsi atau kegunaan, sarana yang dibangun dapat eningkatkan aksesibilitas masyarakat miskin 6air bersih, jembatan, 7 membuka keterisolasian hubungan antar 'arga ;meningkatkan akses produkti0itas usaha
•
ekonomi 6tani dan nelayan7 memudahkan hubungan sosial antar 'arga.
• • • •
(spek-aspek
nonteknis
ini sangat berkaitan
dengan proses pemeliharaan dan
sustainability, dimana semakin tinggi nilai capaian dari nonteknis tersebut maka semakin tinggi pula angka kemandirian dan kesyadaran masyaraka terhadap pengembangan dan pemeliharaan jenis infrastruktur yang terbangun. &aitannya dengan lamanya 'aktu pakai menjadi tolak ukur keberhasilan keberhasilan infrstruktur terbangun. &hususnya untuk daerah spesifik ini yang terletak di $ajir Selatan-%egara &enya &eberhasilan ini didukung dengan peningkatan kegiatan akti0itas manusia dan masyarakat yang ada disana dikarenakan naiknya indeks angka kesehatan masyarakat yang menyebabkan produktifitas masyarakatnya meningkat dan hal ini juga menimbulkan meningkatnya kegiatan social-ekonomi yang ada di $ajir Selatan-%egara &enya. )ndikator yang digunakan untuk melihat bagaimana kinerja pembangunan daerah spesifik dari aspek infrastruktur adalah akses masyarakat pesisir terhadap listrik, sanitasi, air, dan air minum, terutama hal yang paling dikhususkan adalah pembangunan /& dengan pengolahan limbah domestik black water dengan system pengelolaan dan pengolahan menggunakan teknologi T*)P)&%-S. !alam pembangunan infrastruktur daerah pesisir yaitu di daerak spesifik daerah (njungan Sungai )'asongiro dan *a'a +orian, $ajir Selatan-%egara &enya. arus lebih didasarkan atau ditentukan oleh masyarakat itu sendiri sehingga memungkinkan tumbuhnya kes'adayaan1partisipasi masyarakat dalam proses pelaksanaannya. !i sisi lain, infrastruktur yang dibangun juga dapat menumbuhkan rasa memiliki dan tanggungja'ab masyarakat dalam mengelola dan memelihara setelah proyek tersebut berakhir, dan di dalam pembangunan infrastruktur desa hendaknya mempunyai sasaran yang tepat, sehingga sumber daya yang terbatas dapat dimanfaatkan secara efektif dan efisien !alam rangka untuk mencapai tujuan pembangunan infrastruktur desa secara lebih efektif, maka pemerintah desa dan masyarakatnya perlu menciptakan suatu strategi pencapaian tujuan tersebut. !alam
merancang strategi yang dimaksud, pemerintah $ajir Selatan %egara &enya juga perlu memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut 8. &eterpaduan pembangunan 'ilayah, dimana kegiatan yang dilaksanakan memiliki sinergi dengan kegiatan pembangunan yang lain. 2. Partisipatif, dimana masyarakat terlibat secara aktif dalam kegiatan dari proses perencanaan, pelaksanaan, penga'asan dan p emanfaatan. =. &eberpihakan, dimana orientasi kegiatan baik dalam proses maupun pemanfaatan hasil kepada seluruh masyarakat desa. ?. tonomi dan desentralisasi, dimana masyarakat memperoleh kepercayaan dan kesempatan luas dalam kegiatan baik dalam proses perencanaan, pelaksanaan, penga'asan maupun pemanfaatan hasilnya. Suatu pembangunan akan tepat mengenai sasaran, terlaksana dengan baik dan dimanfaatkan hasilnya apabila pembangunan yang dilakukan tersebut benar-benar memenuhi kebutuhan masyarakat. 3ntuk memungkinkan hal itu terjadi, khususnya pembangunan perdesaan, mutlak diperlukan pemberdayaan masyarakat desa mulai dari keikutsertaan perencanaan sampai pada hasil akhir dari pembangunan tersebut. Sasaran pembangunan dalam suatu kebijakan sering disebutkan bah'a dapat terpenuhinya kebutuhan masyarakat di daerah spesifik, khususnya ra'a. enunjukan perkembangan jumlah infrastruktur di pesisir, meliputi sarana air minum bersih, jamban dan air minum leding, yang masih perlu ditingkatkan. Berdasarkan illennium !e0elopment Moals 6!MOs7 ang dilakukan %egara-negara berkembang di dunia sebagai target Target "/ enurunkan hingga separuhn ya proporsi penduduk tanpa akses terhadap air minum layak dan sanitasi layak, %egara &enya harus mampu mencapai target proporsi rumah tangga dengan akses berkelanjutan terhadap sanitasi layak, perkotaan dan perdesaan, sebesar A2,?8 persen. &etersediaan sarana perumahan dan permukiman, antara lain air minum dan sanitasi, secara luas dan merata, serta pengelolaan sumber daya air yang berkelanjutan menentukan tingkat kesejahteraan masyarakat. *umah tangga di desa sudah dapat merasakan sanitasi layak kecuali di $ilayah utara &enya dimana pada periode 299:2989 terjadi penurunan akses terhadap sanitasi layak di kedua propinsi tersebut.
3ntuk memperoleh gambaran yang lebih
komprehensif terhadap beberapa infrastruktur perdesaan yang dijabarkan di atas,
digunakan yang disebut dengan *ural )nfrastructure !e0elopment )nde< 6*)!)7. *)!) disusun sebagai suatu komposit indeks atas indikator-indikator akses terhadap listrik, akses terhadap air minum yang layak, sanitasi serta hunian yang layak. Mambar =.28 menunjukan tingkat *ural )nfrastructure !e0elopment )nde< 6*)!)7 di )ndonesia. umlah pro0insi yang berada diba'ah rata-rata nasional hampir sama sama dengan yang berada diatas rata-rata nasional. Pro0insi di !aerah )stime'a ogyakarta yang memiliki nilai *)!) yang cukup tinggi 68997, hal ini menunjukan infrastruktur di pro0insi tersbut relatif sudah bagus. 3ntuk itu, pembangunan infrastruktur khususnya pembuatan /& dengan system pengolahan T*)P)&%-S di $ajir Selatan-%egara &enya
bertujuan
untuk peningkatan akses infrastruktur yang lebih baik dalam rangka percepatan proses penanggulangan kemiskinan sangat diperlukan. Terutama peningkatan kuantitas dan kualitas infrastruktur pendukung kegiatan ekonomi produktif dan infrastruktur permukiman di ka'asan perdesaan.
Pustaka 1.
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), 2011, “Modul Rekayaa !ingkungan " Ba# 3 $ir !i%#a&',&p**elearning.gunadar%a.a+.id*do+%odul*reka yaalingkungan*#a#3airli%#a&.pd- , akara
Community participation, Universitas Brawijaya-Malang in infrastructure development, http://administrasipubli!studentjournal!ub!ac!id/inde"!php /jap/article/view#ile/$%&/$&& ///.oaindoneia.+o%*a*kenyae%ukanalernai-penganananiaialernai-*21606.&%l Tinggi, Rawa, Pantai, %a%4yari-udin, 2013, “Solusi Sanitasi di Kawasan Muka Air Sungai”, &p**///.lpp.or.id*ari+le deail.p&p5id87opi+136666889 , LPTP (!e%#aga Penge%#angan Mayaraka Pedeaan), 4urakara. 3. :e%enerian Pekerjaan ;%u%, 2010, “ Modul 4 – Topik: Prasarana Dasar Infrastruktur PNPM', P2:P, akara. 1. Bappeda :oa Pale%#ang(2008), “!aporan $k&ir Penyuunan <=< $ir !i%#a& Paang 4uru 3> ;lu dan 36 lir Pale%#ang', ?@. :adiarin Perdana, Pale%#ang. Upah, ahan 2. Bappeda :oa Pale%#ang, 2013, “Standarisasi Harga Satuan angunan dan !"dung# , Pale%#ang. 2.
?&andra, B., 2009, “Pengantar Kesehatan Lingkungan”. :edokeran =A?, akara.
.