Pengertian Sejarah
Menurut Istilah
Dalam bahasa Inggris, kata Sejarah berasal dari kata Historia yang berarti masa lampau; masa lampau umat Manusia.
Dalam bahasa Arab sejarah disebut dengan sajaratun (syajaroh) yang berarti pohon dan keturunan, maksudnya disaat kita membaca silsilah raja-raja akan tampak pohon dari yang terkecil sampai berkembang menjadi besar, maka hal tersebut sejarah diartikan sebagai silsilah keturunan raja-raja yang berarti peristiwa pemerintahan keluarga raja di masa lampau.
Dalam bahasa Yunani, kata sejarah disebut dengan istoria yang berarti belajar. Sehingga arti sejarah adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari segala peristiwa, kejadian yang terjadi di masa lampau dalam kehidupan umat manusia.
Dalam bahasa Jerman, kata sejarha disebut dengan geschichte yang berarti sesuatu yang telah terjadi, sesuatu yang telah terjadi di masa lampau kehidupan umat Manusia.
Pengertian Sejarah Menurut Bahasa
Pengertian sejarah menurut bahasa terbagi dua yaitu pengertian sejarah dalam arti sempit dan dalam arti luas. Dalam arti sempit, pengertian sejarah adalah kejadian atau peristiwa. Sedangkan pengertian sejarah dalam arti luas adalah suatu peristiwa manusia yang memiliki akar dalam realisasi diri dengan kebebasan dan keputusan daya rohani. Dalam bahasa Indonesia, sejarah memiliki 3 arti yaitu sejarah adalah silsilah atau asal usul, sejarah adalah kejadian atau peristiwa yang benar-benar terjadi di masa lampau dan sejarah adalah ilmu pengetahuan dan cerita.
Pengertian Sejarah Menurut Para ahli
R.Mohammad Ali: Pengertian sejarah menurut R.Mohammad Ali adalah keseluruhan perubahan dan kejadian-kejadian yang benar-benar telah terjadia atau ilmu yang menyelidiki perubahan-perubahan yang benar-benar terjadi di masa lampau.
Ibnu Khaldun: Menurut Ibnu Khaldun yang mendefinisikan sejarah sebagai catatan tentang masyarakat umat manusia atau peradaban dunia, tentang perubahan-perubahan yang terjadi pada watak masyarakat itu.
Moh. Yamin, SH: Sejarah menurut Moh. Yamin, SH adalah suatu ilmu pengetahuan yang disusun atas hasil penyelidikan beberapa peristiwa yang dapat dibuktikan dengan bahan kenyataan
Roeslan Abdulgani: Pengertian sejarah menurut Roeslan Abdulgani adalah ilmu yang meneliti dan menyelidiki secara sistematis keseluruhan perkembangan masyarakat serta kemanusiaan di masa lampau beserta kejadian-kejadiannya; dengan masuks untuk menilai secara kritis seluruh hasil penelitiannya, untuk dijadikan perbendaharaan-pedoman bagi penilaian dan penentuan keadaan masa sekarang serta arah progres di masa depan.
W.H.Walsh: Pengertian sejarah menurut W.H.Walsh adalah pencatatan yang berarti dan penting bagi manusia. Catatan tersebut meliputi tindakan-tindakan dan pengalaman-pengalaman manusia di masa lampau pada hal-hal yang penting sehingga merupakan cerita yang berarti.
Patrick Gardiner: Pengertian sejarah menurut Patrick Gardiner adalah ilmu yang mempelajari apa yang telah diperbuat oleh manusia.
J.V.Bryce: Menurut J.V. Bryce bahwa pengertian sejarah adalah catatan dari apa yang telah dipikirkan, dikatakan, dan diperbuat oleh manusia.
Thomas Carlyle: Pengertian sejarah menurut Thomas Carlyle adalah peristia masa lampau yang mempelajari biografi orang-orang yang dikenal. Mereka, adalah penyelamat pada zamannya. Mereka merupakan orang-rang besar yang pernah dicatat sebagai peletak dasar sejarah.
Aspek-Aspek Sejarah
Ada tiga aspek dalam sejarah yakni masa lampau, masa kini, dan masa yang akan datang antara lain sebagai berikut...
Masa lampau, menjadi awal balik dalam masa yang akan datang sehingga dalam sejarah terdapat pelajaran mengenai nilai dan moral.
Masa kini, adalah sejarah yang menjadi sumber pemahaman bagi generasi-generasi penurus dari masyarakat terdahulu sebagai cermin untuk menuju kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Masa lampau, adalah suatu gambaran tentang kehidupan manusia dan kebudayaannya di masa lampau sehingga dapat merumuskan hubungan sebab akibat mengapa suatu peristiwa dapat terjadi dalam kehidupan tersebut, walaupun belum tentu setiap peristiwa atau kejadian tercatat dalam sejarah.
Sumber Sejarah
Pengertian Sumber Sejarah - Sumber sejarah adalah semua yang menjadi pokok sejarha. Menurut Moh. Ali bahwa yang dikatakan dengan sumber sejarah adalah segala sesuatu yang berwujud dan tidak berwujud serta berguna bagi penelitian sejarah sejak zaman purba sampai dengan sekarang. Sedangkan pendapat Muh. Yamin bahwa sumber sejarah adalah kumpulan benda kebudayaan untuk membuktikan sejarah.
Jenis-Jenis Sumber Sejarah - Sumber sejarah dikelompok menjadi beberapa macam antara lain sebagai berikut...
1, Sumber Lisan, adalah sumber sejarah yang didapatkan langsung dari keterangan para pelaku sejarah atau saksi mata peristiwa di masa lampau. Seperti seorang anggota Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) yang pernah ikut serangna umum menceritakan peristiwa yang dialami kepada orang lain, apa yang sudah dialami dilihat serta yang dilakukannya merupakan penuturan lisan (sumber lisan) yang dipakai untuk bahan penelitisan sejarah.
2. Sumber Tertulis, adalah sumber sejarah yang didapatkan dari peninggalan-peninggalan tertulis, catatan peristiwa terjadi di masa lamapu, seperti naskah, surat kabar, dokumen, tambo (catatan tahunan dari cina), babad, dan rekaman
3. Sumber Benda (Artefak), adalah sumber sejarah yang didapatkan dengan peninggalan-peninggalan yang berupa benda-benda kebudayaan. Seperti kapak, perhiasan, candi, gerabah, manik-manik dan patung. Namun sumber sejarah tersebut belum dapat dipastikan kebenarannya. Oleh karena itu sumber-sumber sejarah memerlukan penelitian, pengkajian, analisis, da penafsiran yang cermat oleh para ahli.
Berdasarkan dari urutannya yang menyampaikan sumber sejarah antara lain sebagai berikut...
Sumber Primer, adalah peninggalan asli sejarah. Misalnya piagam, prasasti, candi, kronik, yang berasal di zamannya.
Sumber Sekunder adalah benda-benda tiruan dari benda aslinya atau sumber pustaka hasil para para ahli sejarah, laporan penelitian, dan terjemahan kitab-kitab kuno
Sumber Tersier, adalah buku-buku sejarah yang disusun atas laporan-laporan penelitian ahli tanpa dengan melakukan penelitian langsung
Ruang Lingkup Sejarah
Ruang lingkup sejarah merupakan pemahaman yang menjadi sejarah sebagai ilmu pengetahuan. Ruang lingkup sejarah meliputi konsep sejarah, unsur sejarah, dan hubungan sejarah dengan ilmu. Berikut penjelasan ruang lingkup sejarah
a. Konsep Sejarah - Konsep adalah suatu wujud kemampuan akal dalam membentuk gambaran baru yang sifatnya abstrak (tidak nyata) menurut data atau suatu kajian.
Sejarah sebagai peristiwa, adalah kejadian, kenyataan (realita), aktualitas sejarah yang telah terjadi atau berlangsung di masa lalu. Sejarah mengandung kejadian yang terladi atau berlangsung di masa lalu.
Sejarah sebagai kisah, adalah suatu rangkaian cerita yang berupa narasi yang disusun menurut ingatan, tafsiran, manusia atau kesan.
Sejarah sebagai ilmu, mempelajari kenyataan dengan mengadakan penelitian dan pengkajian mengenai peristiwa cerita sejarah. Sejarah sebagai ilmu pengetahuan terdapat beberapa syarat ilmiah misalnya empiris, objektif, teori, dan kesimpulan umum (menggeneralisasikan).
Sejarah sebagai seni, dikatakan sebagai seni karena sejarah memerlukan inutisi, imajinasi, emosi dan gaya bahasa dalam penulisan sejarah.
b. Unsur Sejarah - Sejarah terdiri dari 3 unsur antara lain sebagai berikut.
Ruang, adalah tempat terjadinya suatu peristiwa yang menjadi bukti peristiwa sejarah menjadi real.
Waktu, adalah unsur sejarah yang memegang peranan penting sebagai sifat krologis dalam kajiansejarah sehingga dikenal dengan konsep periodisasi.
Manusia, adalah unsur sejarah yang menjadi sentral atau pemegang peran karena peristiwa sejarha dapat berlansung secara kompleks tergantung dari akal manusia dengan lingkungan yang ada.
c. Hubungan Sejarah dengan Ilmu
1). Persamaan Sejarah dengan Ilmu - Persamaan sejarah sebagai ilmu pengetahuan adalah berdasarkan dari pengalaman, pengamatan dan penyerapan. Sama-sama memiliki dasar teori dan metode.
2). Perbedaan sejarah dengan ilmu - Perbedaan sejarah sebagai ilmu pengetahuan adalah dapat dipahami jika sejarah terikat oleh...
Sejarah terikat oleh waktu, karena waktu memegang peranan penting yang harus terdapat dalam sejarah. tetapi ilmu pengetahuan tidak terikat oleh waktu karena bukan hal yang penting dari ilmu pengetahuan
Sejarah terikat oleh tempat, karena memiliki sifat yang unik dan einmalig atau terjadi hanya sekali. Sifat unik terikat oleh tempat atau spasial.
Sejarah terikat oleh kekhususan, karena tempat dan waktu mmbuat sejarah menjadi uni dan khusus.
Ciri Manusia Pra Aksara
Dapat kita ketahui bahwa tradisi masyarakat Indonesia sebelum mengenal tulisan
adalah sebagai berikut:
Organisasi kemasyarakatannya sudah ada,Nenek moyang kita hidup berkelompok. Mereka bersepakat untuk hidup secara bersama, hidup gotong royong, dan demokratis. Mereka memilih seorang pemimpin yang dianggap dapat melindungi masyarakat dari berbagai gangguan termasuk gangguan roh sehingga seorang pemimpin dianggap memiliki kesaktian lebih. Cara pemilihan pemimpin yang demikian disebut primus inter pares, yaitu yang terutama di antara yang banyak.Jadi, seorang pemimpin adalah yang terbaik bagi mereka bersama.
Kemasyarakatan atau pranata sosialnya adalah masyarakat yang hidup berkelompok
sebagai makhluk sosial, dan bergotong royong.
Memiliki pengetahuan alam, yakni memanfaatkan alam di sekitarnya sebagai wujud peduli dan memelihara alam lingkungannya dan memiliki pengetahuan tentang perbintangan (astronomi), Selain digunakan untuk mengenali musim, ilmu astronomi juga sudah dimanfaatkan sebagai petunjuk arah dalam pelayaran, yaitu Bintang Biduk Selatan dan Bintang Pari (orang Jawa menyebut Lintang Gubug Penceng) untuk menunjuk arah selatan serta Bintang Biduk Utara untuk menunjukkan arah utara. Kemampuan astronomi dan angin musim ini telah mengantarkan mereka berlayar ke barat sampai di Pulau Madagaskar, ke timur sampai di Pulau Paskah, dan ke selatan sampai di Selandia Baru serta ke arah utara sampai di Kepulauan Jepang. Pengetahuan astronomi juga digunakan dalam pertanian dengan memanfaatkan Bintang Waluku sebagai pertanda awal musim hujan.
Sudah mengenal sistem persawahan. Sistem persawahan mulai dikenal bangsa Indonesia sejak zaman Neolitikum, yaitu manusia hidup menetap. Mereka terdorong untuk mengusahakan sesuatu yang menghasilkan (food producing). Sistem persawahan diawali dari sistem ladang sederhana yang belum banyak menggunakan teknologi, kemudian meningkat dengan adanya teknologi pengairan hingga lahirlah sistem persawahan. Sistem irigasi dalam bercocok tanam digunakan untuk memenuhi kebutuhan air dengan cara membuat pematang dan saluran air. Cara ini kemudian meningkat menjadi pembuatan terasering di lereng pegunungan, serta pembuatan bendungan atau dam air yang sederhana. Sementara itu, untuk mengerjakan sawah dibuatlah alat-alat dari logam dan mengembangkan tanaman biji-bijian, padi, juwawut, serta tanaman kering lainnya.
Kemampuan berlayar dan berdagang dengan memanfaatkan angin musim, bahkan
mereka sudah berani mengarungi laut luas,mengingat kondisi geografis Indonesia yang memiliki banyak pulau,mengharuskan untuk menggunakan perahu untuk mencapai pulau lainya.Kemampuan berlayar bagi masyarakat ini digunakan sebagai dasar kemampuan berdagang.Oleh karena itu, pada awal Masehi, Bangsa Indonesia sudah berlayar sampai Pulau madagaskar, Pulau Paskah,dll.
Sudah memiliki teknologi perundagian, yakni pengecoran logam dengan sistem bivalve dan a cire perdue.
.Sistem kepercayaan pada mulanya menyembah roh nenek moyang kemudian menyembah dewa.
Sudah memiliki sistem ekonomi barter.
Teori Asal Usul Nenek Moyang Bangsa Indonesia
Teori Nusantara
Dalam teori Nusantara dinyatakan bahwa asal mula manusia yang menghuni wilayah Nusantara ini tidak berasal dari luar, melainkan dari wilayah Nusantara itu sendiri, teori nusantara menyatakan bahwa manusia purba menjadi nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari Indonesia sendiri.Berikut adalah argumen yang melandasi teori Nusantara.
Bangsa Melayu merupakan bangsa yang berperadaban tinggi. Peradaban tidak mungkin dapat dicapai apabila tidak melalui proses perkembangan dari kebudayaan sebelumnya.
Bahasa Melayu memang memiliki kesamaan dengan bahasa Champa (Kamboja), namun persamaan tersebut hanyalah suatu kebetulan saja.
Adanya kemungkinan bahwa orang Melayu adalah keturunan dari Homo soloensis dan Homo Wajakensis.
Adanya perbedaan bahasa antara bahasa Austronesia yang berkembang di Nusantara dengan bahasa Indo-Eropa yang berkembang di Asia Tengah.
Teori Yunan
Dalam teori yunan disebutkan bahwa manusia-manusia purba di Indonesia yang menjadi nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari Yunan, Cina bagian selatan. Menurut pendukung teori Yunan, pendapat mereka didasari oleh dua hal berikut:
Ditemukan kapak tua di wilayah Nusantara yang memiliki kemiripan dengan kapak tua yang ada di kawasan Asia Tengah.
Bahasa melayu yang berkembang di Nusantara memiliki kemiripan dengan bahasa Champa yang ada di Kamboja. Hal tersebut membuka kemungkinan bahwa penduduk di Kamboja berasal dari daratan Yunan dengan menyusuri Sungai Mekong. Arus perpindahan tersebut selanjutnya diteruskan ketika sebagian dari mereka melanjutkan perpindahan dan sampai ke Nusantara.
Teori Out of Taiwan
Menurut teori Out of Taiwan, bangsa yang ada di Nusantara ini berasal dari Taiwan bukan dari daratan Cina. Pendukung teori Out of Taiwan adalah Harry Truman Simanjuntak. Menurut pendekatan linguistik, bahwa dari keseluruhan bahasa yang digunakan suku-suku di Nusantara memiliki rumpun yang sama yaitu rumpun Austronesia. Akar dari keseluruhan cabang bahasa yang digunakan leluhur yang menetap di Nusantara berasal dari rumpun Austronesia di Formosa atau dikenal dengan rumpun Taiwan, selain hal tersebut menurut riset genetika yang dilakukan pada ribuan kromosom tidak menemukan kecocokan pola genetika dengan wilayah Cina.
Teori Out of Afrika
Menurut teori Out of Afrika, manusia modern yang hidup sekarang ini berasal dari Afrika. Dasar teori ini adalah dukungan ilmu genetik melalui penelitian DNA mitokondria gen perempuan dengan gen laki-laki. Menurut Max Ingman (ahli genetika dari Amerika Serikat), manusia modern yang ada sekarang ini berasal dari Afrika antara kurun waktu 100-200 ribu tahun lalu.Diperkirakan manusia Afrika melakukan migrasi ke luar Afrika melakukan migrasi ke luar Afrika sekitar 50.000-70.000 tahun silam. Tujuan migrasi tersebut menuju Asia Barat. Jalur yang ditempuh ada dua yaitu mengarah ke lembah Sungai Nil, melintas Semenanjung Sinai lalu ke utara melewati Arab Levant dan jalur kedua melewati Laut Merah.
Ciri Kehidupan Masyarakat Zaman Pra Aksara
Palaeolithikum
Palaeolithikum atau jaman batu tua berlangsung kurang lebih 600.000 tahun yang lalu atau selama masa Pleistosen. Jaman batu tua ditandai dengan ciri : peralatan hidup dibuat dari batu yang dikerjakan secara kasar dan tidak diasah, manusia hidup dengan berpindah tempat (nomaden) serta berlangsung pada jaman dilluvium atau jaman pleistosen.
Dari jaman paleolithikum yang berlangsung selama kala pleistosen ditandai dengan adanya bukti fosil manusia di dunia. Oleh karena itu perkembangan budaya memiliki ciri sebagai berikut:
1) manusia masih hidup mengembara (nomaden)
2) masyarakat belum mengenal bercocok tanam
3) makanan diperoleh dari alam (food gathering)
4) alat yang dibuat masih sangat kasar.
Manusia pada jaman ini dimungkinkan telah mengenal api. Hal ini dibuktikan dengan penemuan arkeologis di gua Choukoutien (Cina) berupa fosil kayu bekas terbakar. Gua tersebut didiami Sinanthropus Pekinensis yang dianggap sejaman dengan Pithecanthropus Erectus. Pada masa peralihan pleistosen ke holosen, kebudayaan paleolithikum masih berlangsung. Dalam masa peralihan ini, kebudayaan batu tua mendapat pengaruh dengan masuknya arus kebudayaan baru dari daratan Asia. Kebudayaan yang membawa corak baru tersebut dinamakan kebudayaan mesolithikum atau jaman batu tengah.
Mesolithikum
Mesolithikum atau jaman batu tengah diperkirakan berlangsung selama 20.000 tahun yang lalu atau selama kala Holosen. Jaman batu tengah di Indonesia ditandai dengan masuknya migrasi manusia dari daratan Asia. Kemampuan berpikir manusia untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya mulai berkembang.
Adapun ciri perkembangan budayanya meliputi :
1) kehidupan manusia mulai menetap (seminomaden)
2) mulai mengenal bercocok tanam secara sederhana
3) mulai mengolah bahan makanan sendiri
4) alat yang dibuat masih mirip dengan jaman batu tua, tetapi sudah lebih halus
5) manusia pendukung kebudayaannya sudah mencapai tingkat Homo sapiens.
Kehidupan yang mulai menetap agak lama yang dilakukan manusia merupakan titik awal dari perkembangan kehidupan manusia untuk mencapai kemajuan. Pemilihan tempat tinggal mereka, akan mempengaruhi corak kebudayaan yang dihasilkan manusia. Manusia ada yang tinggal di gua di tepi sungai, tepi pantai dan ada yang masih berpindah tempat. Jenis manusia yang hidup adalah Papua Melanesoid, misal Papua (Indonesia), Semang (Malaysia), Aeta (Philipina), Sakai (Siak) dan Aborigin (Australia).
Neolithikum
Neolithikum atau jaman batu baru diperkirakan berlangsung tahun 2000 SM. Kebudayaan batu baru merupakan bentuk budaya yang tersebar luas di kepulauan Indonesia.. Adapun ciri perkembangan budayanya adalah :
1) kehidupan manusia sudah menetap secara mantap
2) sudah mengenal bercocok tanam dengan baik
3) sudah mampu mengolah bahan makanan sendiri
4) alat yang dibuat dari batu sudah halus dan kompleks
5) peradaban lebih maju dan dapat membuat alat rumah tangga yang lebih baik, misal kemampuan menenun dan membuat pakaian.
Kehidupan mengembara sudah ditinggalkan, manusia mulai bercocok tanam dan beternak. Hidup menetap didukung dengan kemampuan membuat rumah secara sederhana. Hal ini mendorong pembentukan masyarakat yang memerlukan segala peraturan kerjasama. Pembentukan pemukiman melahirkan perkampungan atau desa yang ditopang pula dengan pembagian kerja. Kerajinan tangan berkembang pesat. Perkembangan demikian menjadi dasar-dasar pertama kehidupan manusia dalam konteks masyarakat seperti sekarang ini.
Megalithikum
Kebudayaan megalithikum berlangsung pada jaman neolithikum dan jaman logam. Kebudayaan yang dihasilkan berupa bangunan batu besar. Batu besar yang dibuat tidak dikerjakan secara halus, melainkan diratakan secara kasar untuk mendapatkan bentuk yang dibutuhkan. Kebudayaan megalithikum didasarkan pada kepercayaan bahwa yang mati tetap ada hubungan dengan yang ditinggalkan. Masyarakat percaya bahwa yang mati akan memberikan kesejahteraan dan kesuburan tanaman. Bangunan batu besar sebagai sarana untuk menghormati mereka yang telah mati. Daerah penemuannya meliputi Nias, Sumatra, Jawa, Sumbawa, Flores, dan Toraja. Kebudayaan megalithikum berawal dari masa neolithikum, yaitu sejalan dengan telah berkembangnya budaya menetap dan kehidupan masyarakat bercocok tanam. Namun demikian megalithikum mengalami perkembangan pesat justru pada jaman logam. Jenis manusia yang hidup sama dengan masa neolithikum yaitu bangsa Proto Melayu yang hidup menetap.
Teori Masuknya Agama Hindu Budha di Indonesia
Teori Brahmana
Van Leur merupakan tokoh utama yang melontarkan teori brahmana. Inti dari teori ini yaitu penyebaran agama dan kebudayaan India ke Indonesia dilakukan oleh golongan brahmana (pandita atau rohaniawan). Para brahmana ini datang ke Indonesia atas undangan para penguasa di Indonesia..Van Leur melandasi pendapatnya dengan keyakinan bahwa antara India dan Indonesia terjadi hubungan perdagangan. Dalam hubungan tersebut dimungkinkan bukan hanya orang-orang India yang datang ke Indonesia, melainkan juga sebaliknya banyak juga orang Indonesia yang datang ke India.
Teori Ksatria
Menurut R.C. Majundar, munculnya kerajaan atau pengaruh Hindu di kepulauan Indonesia disebabkan oleh peranan kaum Ksatria atau para prajurit India. Para prajurit diduga melarikan diri dari India dan mendirikan kerajaan-kerajaan di kepulauan Indonesia dan Asia Tenggara. Teori ksatria juga didukung oleh F.D.K. Bosch.Menurut F.D.K. Bosch, pada masa lampau di India sering terjadi perang antargolongan. Para prajurit yang kalah kemudian meninggalkan India. Rupanya para prajurit tersebut ada yang sampai ke wilayah Indonesia. Para prajurit itulah yang kemudian berusaha mendirikan koloni-koloni baru sebagai tempat tinggalnya.
Teori Waisya
Teori waisya dikemukakan oleh N.J. Krom. Teori ini menyatakan bahwa kaum pedagang dari India selain berdagang juga membawa adat dan kebiasaan atau budaya negaranya.N.J Krom mengungkap adanya pernikahan antara para pedagang tersebut dan wanita Indonesia. Pernikahan tersebut dianggap sebagai saluran penyebaran pengaruh yang sangat penting dalam teori ini.G. Coedes berpendapat bahwa yang memotivasi para pedagang India untuk datang ke Asia Tenggara adalah keinginan untuk memperoleh barang tambang terutama emas dan hasil hutan.
Teori Sudra
Di duga peperangan yang terjadi di India telah menyebabkan golongan sudra menjadi orang buangan. Tori sudra menyatakan bahwa penyebaran agama Hindu ke Indonesia dibawa oleh orang-orang India yang berkasta sudra. Alasannya karena mereka dianggap sebagai orang-orang buangan dan hanya hidup sebagai budak.Oleh karena itu mereka pergi dari India di antaranya datang ke Indonesia dengan tujuan untuk mengubah kehidupannya. Hipotesis sudra didukung oleh Von van Faber.
Teori Arus Balik
F.D.K. Boasch yang sebelumnya mengemukakan teori ksatria, kemudian berubah pikiran. Hal itu dapat terjadi karena dia menemuka fakta-fakta baru. Bosch berpendapat bahwa golongan cendekiawanlah yang membawa agama Hindu-Budha ke Indonesia. Golongan Cendekiawan yang dimaksud adalah para pendeta atau biksu.Teori ini didukung oleh sejarawan Van Leur. Menurut pendapat Van Leur, orang Indonesia juga berperan dalam proses masuknya agama dan kebudayaan Hindu-Budha (India). Para pedagan yang berasal dari Indonesia datang sendiri ke India karena penasaran dengan kebudayaan India.
Teori Masuknya Agama Islam di Indonesia
Teori Gujarat
Teori ini dikemukakan oleh seorang professor Snouck Hurgronje, dia berpendapat bahwa Islam masuk ke Indonesia pada awal abad ke 13 M, yang dibawa oleh para pedagang dari Gujarat, India. Para pedagang dari Gujarat masuk untuk berdagang ke Indonesia sembari mengenalkan paham Islam di tengah kehidupan bermasyarakat.Namun, teori ini dibantah oleh beberapa ahli sejarah. Mereka berpendapat, jika Islam datang dari Gujarat, maka otomatis Islam yang berkembang di Indonesia merupakan Islam dengan paham Syiah. Hal ini karena, di Gujarat pada waktu itu, Islam yang berkembang disana adalah Islam dengan paham Syiah. Akan tetapi, hal ini tidak berlaku di Indonesia, yang mayoritas penduduknya menganut Islam dengan mazhab Syafi`i.
Teori Mekkah
Menurut teori ini, Islam masuk ke Indonesia melalui peran langsung dari para pedagang muslim asal Timur Tengah yang sembari berdagang, menyebarkan agama Islam din Indonesia. Teori ini berpendapat bahwa, agama Islam masuk ke Indonesia berawal dari abad ke 7 M.Teori ini diperkuat dengan ditemukannya sebuah naskah berita asal China, yang mengemukakan bahwa pada tahun 625 M, sudah mulai terdapat perkampungan bangsa Arab di Sumatera tepatnya di daerah Barus.
Teori Persia
Seorang sejarawan yang bernama P.A. Husein Hidayat mengatakan bahwa Islam masuk ke Indoenesia berawal dari masuknya para pedagang yang berasal dari Persia pada tahun ke-7 M. Mereka singgah ke Gujarat sebelum melanjutkan perjalanan ke nusantara. Hal ini juga diperkuat dengan terdapatnya kesamaan budaya Islam antara Indonesia dengan Persia (Iran).
Kehidupan Sosial, Ekonomi, Budaya Masa Hindu-Budha Islam di Indonesia
Bangsa Indonesia yang sebelumnya memiliki kebudayaan asli tidak begitu saja menerima budaya-budaya baru yang berasal dari luar. Berikut beberapa pengaruh di berbagai bidang terhadap kehidupan masyarakat Indonesia :
BIDANG KEHIDUPAN
MASA PRAAKSARA
MASA HINDU-BUDHA
MASA ISLAM
Keagamaan
Kepercayaan masyarakat saat itu adalah animisme dan dinamisme
Masyarakat Indonesia secara berangsur-Angsur memeluk Agama Hindu dan Buddha
Masyarakat Indonesia secara berangsur-Angsur memeluk Agama Islam
Politik
Dalam kehidupan berkelompok biasanya ada seorang pemimpin didalamnya
Sistem pemerintahan kerajaan dikenalkan Oleh orang-orang India. Dalam sistem ini, kelompok-kelompok kecil masyarakat bersatu dengan kepemilikan wilayah yang luas. Kepala suku yang terbaik dan terkuat berhak atas Tampuk kekuasaan kerajaan. Kemudian, pemimpin ditentukan secara turun-temurun berdasarkan hak waris sesuai dengan Peraturan hukum kasta
Sistem pemerintahan yang bercorak Islam, rajanya bergelar sultan atau sunan seperti halnya para wali. Jika rajanya meninggal, tidak dimakamkan di candi tetapi dimakamkan secara Islam.
Sosial
Hidup berkelompok – kelompok dimana proses sosialisasi hanya terjadi intern dalam kelompok masing – masing
masyarakat Indonesia mengenal aturan kasta, yaitu: Kasta Brahmana (kaum pendeta dan para sarjana), Kasta Ksatria (para prajurit, pejabat dan bangsawan), Kasta Waisya (pedagang petani, pemilik tanah dan prajurit). Kasta Sudra (rakyat jelata dan pekerja kasar). Namun, unsur budaya Indonesia lama masih tampak dominan dalam semua lapisan Masyarakat
Aturan kasta mulai pudar di masyarakat
Pendidikan
Belum mengenal sistim pendidikan dan segala pengetahuan yang diperoleh masih berasal dari pengalaman hidup di alam bebas
Lembaga-lembaga pendidikan semacam asrama merupakan salah satu bukti pengaruh dari kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia. Lembaga pendidikan tersebut mempelajari satu bidang saja, yaitu keagamaan.
Pendidikan Islam berkembang di pesantren-pesanten Islam. sebenarnya, pesantren telah berkembang sebelum Islam masuk ke Indonesia. Pesantren saat itu menjadi tempat pendidikan dan pengajaran agama Hindu. Setelah Islam masuk, mata pelajaran dan proses pendidikan pesantren berubah menjadi pendidikan Islam.
Sastra dan Bahasa
Belum ada karya sastra yang dihasilkan
Pengaruh Hindu-Buddha pada bahasa adalah dikenal dan digunakannya bahasa Sanskerta dan huruf Pallawa oleh masyarakat Indonesia. Hasil sastra berupa kitab – kitab yang ditulis oleh Mpu Tantular, Mpu prapanca dan lainnya.
Kosakata bahasa Arab baik lisan maupn tulisan mulai banyak digunakan. Hasil karya sastra berupa hikayat, babad, suluk dan syair.
Arsitektur dan Kesenian
Masyarakat praaksara telah mendirikan bangunan – bangunan yang terbuat dari batu, diantaranya : Menhir, dolmen, sarkofagus, punden berundak dan waruga
Punden berundak merupakan salah satu arsitektur Zaman Megalitikum. Arsitektur tersebut berpadu dengan budaya India yang mengilhami pembuatan bangunan candi yang disertai patung induk berupa arca.
Islam telah memperkenalkan tradisi baru dalam teknologi arsitektur seperti masjid dan istana. Juga diperkenalkan dengan seni kaligrafi.
Proses Masuk dan Berkembangnya Agama Hindu Budha Islam di Indonesia
Agama Hindu Budha
Agama Hindu dan Budha berasal dari Jazirah India yang sekarang meliputi wilayah negara India, Pakistan, dan Bangladesh. Kedua agama ini muncul pada dua waktu yang berbeda (Hindu: ±1500 SM, Budha: ±500 SM), namun berkembang di Indonesia pada waktu yang hampir bersamaan. Munculnya agama Hindu dan Budha di Indonesia berawal dari hubungan dagang antara pusat Hindu Budha di Asia seperti China dan India dengan Nusantara. Hubungan dagang antara masyarakat Nusantara dengan para pedagang dari wilayah Hindu Budha inilah yang menyebabkan adanya asimilasi budaya, sehingga agama Hindu dan Budha lambat laun mulai berkembang di Nusantara.
Kepulauan Nusantara yang diapit oleh dua benua (Asia dan Australia) serta oleh dua samudra (Hindia dan Pasifik), mempunyai letak yang sangat strategis dalam jalur perdagangan dunia kala itu. Hal ini membuat para pedagang asing dari negeri-negeri lain seperti Cina, India, Persia, dan Arab sering singgah di kepulauan Nusantara. Para pedagang asing ini tidak hanya berkepentingan untuk berdagang di Nusantara. Mereka juga menjalin interaksi secara sosial budaya dengan masyarakat lokal, sehingga masuklah pengaruh-pengaruh kebudayaan mereka ke Nusantara, termasuk pengaruh kebudayaan Hindu dan Budha.
Agama Islam
Proses masuknya islam ke Indonesia dilakukan secara damai dengan cara menyesuaikan diri dengan adat istiadat penduduk lokal yang telah lebih dulu ada. Ajaran-ajaran Islam yang mengajarkan persamaan derajat, tidak membeda-bedakan si miskin dan si kaya, si kuat dan si lemah, rakyat kecil dan penguasa, tidak adanya sistem kasta dan menganggap semua orang sama kedudukannya dihadapan Allah telah membuat agama Islam perlahan-lahan mulai memeluk agama Islam.
Proses masuknya Islam ke Indonesia dilakukan secara damai dan dilakukan dengan cara- cara sebagai berikut.
Melalui Cara Perdagangan
Indonesia dilalui oleh jalur perdagangan laut yang menghubungkan antara China dan daerah lain di Asia. Letak Indonesia yang sangat strategis ini membuat lalu lintas perdagangan di Indonesia sangat padat karena dilalui oleh para pedagang dari seluruh dunia termasuk para pedagang muslim. Pada perkembangan selanjutnya, para pedagang muslim ini banyak yang tinggal dan mendirikan perkampungan islam di Nusantara. Para pedagang ini juga tak jarang mengundang para ulama dan mubaligh dari negeri asal mereka ke nusantara. Para ulama dan mubaligh yang datang atas undangan para pedagang inilah yang diduga memiliki salah satu peran penting dalam upaya penyebaran Islam di Indonesia.
Melalui Perkawinan
Bagi masyarakat pribumi, para pedagang muslim dianggap sebagai kelangan yang terpandang. Hal ini menyebabkan banyak penguasa pribumi tertarik untuk menikahkan anak gadis mereka dengan para pedagang ini. Sebelum menikah, sang gadis akan menjadi muslim terlebih dahulu. Pernikahan secara muslim antara para saudagar muslim dengan penguasa lokal ini semakin memperlancar penyebaran Islam di Nusantara.
Melalui Pendidikan
Pengajaran dan pendidikan Islam mulai dilakukan setelah masyarakat islam terbentuk. Pendidikan dilakukan di pesantren ataupun di pondok yang dibimbing oleh guru agama, ulama, ataupun kyai. Para santri yang telah lulus akan pulang ke kampung halamannya dan akan mendakwahkan Islam di kampung masing-masing.
Melalui Kesenian
Wayang adalah salah satu sarana kesenian untuk menyebarkan islam kepada penduduk lokal. Sunan Kalijaga adalah salah satu tokoh terpandang yang mementaskan wayang untuk mengenalkan agama Islam. Cerita wayang yang dipentaskan biasanya dipetik dari kisah Mahabrata atau Ramayana yang kemudian disisipi dengan nilai-nilai Islam.
KEDATANGAN BANGSA BARAT KE INDONESIA
Latar belakang kedatangan bangsa Barat ke Indonesia
Kedatangan bangsa Barat ke Indonesia dilatar belakangi peristiwa jatuhnya Konstantinopel ke tangan Turki Usmani (1453), penemuan teknologi, dorongan untuk melanjutkan perang Salib. Portugis dan Spanyol merupakan pelopor penjelajahan samudera untuk menemukan dunia baru di timur. Dan portugis juga merupakan pembuka jalan menemukan Kepulauan Nusantara sebagai daerah penghasil rempah-rempah. Kemudian disusul Belanda dan Inggris. Tujuan mereka datang ke timur tidak semata-mata untuk mencari keuntungan melalui perdagangan rempah-rempah, tetapi juga mempunyai tujuan yang lain, yaitu :
Gold : Mencari kekayaan dan keuntungan
Glory : Memburu kejayaan, mencari kekuasaan
Gospel : Menjalankan tugas suci unyuk menyebarkan agama nasrani
Jalur pelayaran dan kedatangan bangsa Barat ke Indonesia
Jalur yang dilalui oleh bangsa Barat untuk menemukan rempah-rempah adalah dengan menggunakan jalur laut. Adapun proses kedatangan bangsa Barat ke Indonesia adalah sebagai berikut :
Spanyol
Keberhasilan Columbus menemukan benua Amerika pada pelayaran pertamanya pada tahun 1492, mendorong para pelaut lain untuk melanjutkan penjelajahan ke samudra timur dan menemukan daerah penghasil rempah-rempah. Berangkatlah ekspedisi yang dipimpin oleh Magelhan disertai seorang kapten kapal yang bernama Sebastian del Cano. Magelhan mengambil jalur yang telah dilalui oleh Columbus. Setelah terus berlayar Magelhan dan rombongan mendarat di ujung selatan benua Amerika yang kemudian tempat tersebut dinamakan Selat Magelhan. Magelhan dan rombongan mendarat di Pulau Guam pada tahun 1521. Kemudian melanjutkan penjelajahannya dan menemukan Kepulauan Massava ( Filipina ) yang kemudian menyatakan bahwa daerah tersebut merupakan daerah koloni Spanyol. Karena tindakannya itulah Magelhan dan rombongan mendapatkan perlawanan dari rakyat Mactan dan akhirnya Magellhan terbunuh dalam peperangan .
Rombongan yang selamat dalam pertempuran tersebut melarikan diri dan kemudian oleh del Cano dipimpin bergerak ke arah selatan dan menemukan Kepulauan Maluku. Kedatangan bangsa Spanyol ini diterima baik oleh Sultan Tidore yang saat itu sedang bermusuhan dengan Portugis. Sebaliknya, kedatangan Spanyol di Maluku bagi Portugis merupakan pelanggaran atas "hak monopoli". Oleh karena itu, timbullah persaingan antara Portugis dan Spanyol. Persaingan tersebut sejalan dengan pertentangan antara sultan Ternate dan Sultan tidore. Sultan ternate bersekutu dengan portugis, sedangkan sultan tidore bersekutu dengan Spanyol. Puncaknya Portugis dan Spanyol menempuh jalan perundingan yang di laksanakan di Saragosa (Spanyol) tahun 1529. Perundigan itu menghasilkan kesepakatan yang disebut dengan Pejanjian Saragosa yang berisi :
Spanyol harus meninggalkan maluku dan melakukan perdagangan di Filipina
Portugis tetap melakukan kegiatan perdagangan di Kep Maluku.
Portugis
Berita Columbus berhasil menemukan daerah baru membuat Raja Portugis penasaran dan mengutus Vasco da Gama untuk melakukan ekspedisi meenjelajahi samudra mencari Tanah Hindia. Vasco da Gama mencari jalan lain agar lebih cepat menuju Tanah Hindia. Sebelum Vasco da Gama diperintahkan oleh Raja Portugis, sudah ada pelaut lain yang melakukan pelayaran yaitu Bartholomeus Diaz. Ia melakukan pelayaran mencari daerah timur dengan menelusuri pantai barat Afrika, hingga pada tahun 1488 karena serangan ombak yang besar terpaksa Bartholomeus Diaz dan rombongan mendarat di ujung Selatan Benua Afrika, yang kemudian tempat tersebut diberi nama Tanjung Harapan. Bartholomeus Diaz tidak melanjutkan pelayaran melainkan bertolak kembali ke negaranya.
Pada tahun 1497 Vasco da Gama berangkat dari pelabuhan Lisabon dan memulai penjelajahan mengikuti rute yang telah dilalui oleh Bartholomeus Diaz. Atas petunjuk dari pelaut bangsa Moor yang telah ia sewa, setelah singgah di Tanjung Harapan ia dan rombongan melanjutkan perjalanan dengan melalui pantai timur Afrika kemudian berbelok ke kanan untuk mengarungi Samudra Hindia. Pada tahun 1498 rombongan Vasco da Gama berhasil mendarat di Kalikut di pantai barat India. Setelah beberapa tahun tinggal di India mereka menyadari bahwa Ini bukan daerah penghasil rempah-rempah. Karena hal tersebut, tahun 1512, Alfonso de Albuquerque bersama beberapa buah kapal ke Maluku. Awalnya masyarakat Maluku menyambut baik .Pada saat itu, kesultanan Ternate di Maluku diperintah oleh Kaicil Darus. Sultan ternate itu meminta bantuan Portugis untuk mendirikan benteng di Ternate dengan tujuan agar ternate terhindar dari kemungkinan serangan dari daerah lain. Tahun 1522 Portugis mengabulkan pemintaan Sultan Ternate dengan mendirikan benteng Saint jhon. Pendirian benteng tersebut ternyata harus dibayar mahal oleh Ternate karena Portugis menuntut imbalan berupa hak monopoli perdagangan rempah-rempah di Ternate. Sultan ternate terpaksa harus menandatangani perjanjian monopoli pendagangan dengan Portugis.
Belanda
Sebelum datang ke Indonesia, para pedagang Belanda membeli rempah-rempah di Lisabon (ibu kota Portugis). Pada waktu itu Belanda masih berada di bawah penjajahan Spanyol. Mulai tahun 1585, Belanda tidak lagi mengambil rempah-rempah dari Lisabon karena Portugis dikuasai oleh Spanyol. Dengan putusnya hubungan perdagangan rempah-rempah antara Belanda dan Spanyol mendorong bangsa Belanda untuk mengadakan penjelajahan samudra.
Pada bulan April 1595, Belanda memulai pelayaran menuju Nusantara dengan empat buah kapal di bawah pimpinan Cornelis de Houtman. Dalam pelayarannya menuju ke timur, Belanda menempuh rute Pantai Barat Afrika –Tanjung Harapan–Samudra Hindia–Selat Sunda–Banten.. Kedatangan rombongan Cornelis de Houtman, pada mulanya diterima baik oleh masyarakat Banten dan juga diizinkan untuk berdagang di Banten. Namun, karenanya sikap yang kurang baik sehingga orang Belanda kemudian diusir dari Banten. Rombongan kedua dari Negeri Belanda di bawah pimpinan Jacob van Neck dengan delapan buah kapalnya tiba di Banten pada bulan November 1598. Pada saat itu hubungan Banten dengan Portugis sedang memburuk sehingga kedatangan bangsa Belanda diterima dengan baik. Sikap Belanda sendiri juga sangat hati-hati dan pandai mengambil hati para penguasa Banten. Keberhasilan rombongan Van Neck dalam perdagangan rempah-rempah, mendorong orang-orang Belanda yang lain untuk datang ke Indonesia. Akibatnya terjadi persaingan di antara pedagang-pedagang Belanda sendiri.
Setiap kongsi bersaing secara ketat. Di samping itu, mereka juga harus menghadapi persaingan dengan Portugis, Spanyol, dan Inggris. Melihat gelagat yang demikian, Olden Barneveld menyarankan untuk membentuk perserikatan dagang yang mengurusi perdagangan di Hindia Timur. Pada tahun 1602 secara resmi terbentuklah Vereenigde Oost Indiesche Compagnie (VOC) atau Perserikatan Dagang Hindia Timur. VOC membuka kantor dagangnya yang pertama di di Banten (1602) di kepalai oleh Francois Wittert.
Tujuan dibentuknya VOC adalah sebagai berikut.
Untuk menghindari persaingan yang tidak sehat antara sesama pedagang Belanda.
Untuk memperkuat posisi Belanda dalam menghadapi persaingan, baik dengan sesama bangsa Eropa, maupun dengan bangsa-bangsa Asia.
Untuk mendapatkan monopoli perdagangan, baik impor maupun ekspor.
Inggris
Pada tahun 1586 Inggris mendatangi Indonesia yang dipimpin oleh Thomas Cavendish dengan melewati jalur yang sama. Ratu Elisabeth memberikan sebuah hak istimewa kepada EIC (East Indian Company) untuk mengurus segala hubungan perdagangan dengan Asia. EIC mengirim armada untuk menuju Indonesia. EIC dapat melewati jalan Portugis tetapi gagal untuk masuk Indonesia. Sejak pertama kali tiba di Indonesia tahun 1604, EIC mendirikan kantor-kantor dagangnya. Di antaranya di Ambon, Aceh, Jayakarta, Banjar, Japara, dan Makassar. Pada tahun 1811, Inggris kembali melakukan penyerangan Terhadap Belanda untuk dapat menguasai Indonesia. Ketika melakukan penyerangan itu Gubernur Jendral Deandels tengah dipanggil untuk kembali ke Belanda dan digantikan oleh Gubernur Jendral Jan Jansen. Penyerangan yang dilakukan Ingris dapat melupuhkan kekuasaan Belanda. sehingga belanda menyerahkan kekuasaannya di Indonesia kepada Inggris.
Penyerahan kekuasaan ditandai dengan di buatnya sebuah perjanjian, yang disebut dengan "Perjanjian Tuntang" pada tanggal 18 sepember 1811, yang berisikan:
Seluruh Jawa dan sekitarnya diserahkan kepada Inggris.
Semua tentara Belanda menjadi tawanan Inggris
Semua pegawai Belanda yang mau bekerja sama dengan Inggris dapat memegang jabatannya terus
Semua hutang pemerintah Belanda yang dahulu, bukan menjadi tanggung jawab Inggris.
Satu minggu sebelum perjanjian itu dilakukan, Raja Lord Minto yang berkedudukan di India, mengangkat Thomas Stamford Raffles sebagai Wakil Gubernur . Sehingga Raffles memiliki kekusaan penuh di Indonesia. Kedatangan Raffles di Indonesia mendapat sebuah penyambutan yang hangat dari pada Raja-Raja Melayu saat itu. Raffles datang pertama kali ke Indonesia dengan keadaan dimana rakyat menderita dengan semua perjanjian yang telah dibuat oleh Belanda. sehingga Raffles membuat sebuah kebijakan baru meliputi:
Bidang Birokrasi Pemerintahan
Pulau Jawa dibagi menjadi 16 karesidenan
Mengubah sistem pemerintahan yang semula dilakukan oleh penguasa pribumi menjadi sistem pemerintahan kolonial yang bercorak barat.
Bupati-bupati atau penguasa-penguasa pribumi dilepaskan kedudukannya sebagai kepala pribumi secara turun-temurun. Mereka dijadikan pegawai pemerintah kolonial yang langsung di bawah kekuasaan pemerintah pusat.
Bidang Perekonomian dan Keuangan
Petani diberikan kebebasan untuk menanam tanaman ekspor
Penghapusan pajak hasil bumi (contingenten) dan sistem penyerahan wajib (Verplichte Leverantie)
Menetapkan sistem sewa tanah (landrent).
Pemungutan pajak pada mulanya secara perorangan menjadi dibayarkan kepada kolektor yang dibantu kepala desa tanpa melalui bupati.
Bidang Sosial
Penghapusan kerja rodi (kerja paksa)
Penghapusan perbudakan
Bidang Pendidikan
Ditulisnya buku berjudul History of Java
Memberikan bantuan kepada John Crawfurd untuk mengadakan penelitian yang menghasilkan buku berjudul History of the East Indian Archipelago
Raffles juga aktif dalam mendukung Bataviaach Genootschap, sebuah perkumpulan kebudayaan dan ilmu pengetahuan.
Ditemukannya bunga bangkai yang akhirnya diberi nama Rafflesia Arnoldi
Dirintisnya Kebun Raya Bogor
Kekuasaan Inggris di Indonesia diakhiri dengan dibuatnya Convention Of London pada tahun 1814 yang berisikan:
Indonesia dikembalikan kepada Belanda.
Jajahan Belanda seperti Sailan, Kaap Koloni, Guyana, tetap ditangan Inggris.
Cochin (di Pantai Malabar) diambil alih oleh Inggris, sedangkan Bangka diserahkan kepada Belanda sebagai gantinya.
Kekusaan Inggris di Indonesia hanya berlangsung hanya sebentar, sekitah tahun 1811 -1816.
Jepang
Pada 7 Desember 1941 terjadi pengeboman Jepang ke pangkalan militer Amerika Serikat di Asia Timur Raya, tanggal 11 Januari 1942 Jepang menduduki daerah minyak dengan mendarat di Tarakan Kalimantan Timur,di lanjutkan ke Balikpapan,Pontianak,Samarinda dan Banjarmasin. Pada tanggal 16 Februari 1942 Jepang menduduki Palembang ,setelah daerah-daerah di luar di kuasai ,Jepang memusatkan perhatiannya untuk menguasai tanah jawa sebagai pusat pemerintahan Hindia Belanda dan pada tanggal 1 Maret 1942 Jepang mendarat di Pulau Jawa (Teluk Banten,Indramayu dan Banjarnegara) di bawah pimpinan Letjen Hitoshi Immamura . Untuk menghadapi tentara Jepang ,Belanda pernah membentuk Komando Gabungan Tentara Serikat yang di sebut ABDACOM (American British Dutch Australian Command) yang bermarkas di Lembang .
Pasukan Jepang dengan cepat menyerbu pusat-pusat kekuatan tentara Belanda di Jawa . Tanggal 5 Maret 1942 Batavia jatuh ke tangan Jepang . Tentara jepang terus bergerak ke Selatan dan menguasai kota Bogor ,dengan mudah kota-kota lain juga jatuh ke tangan Jepang. Akhirnya pada tanggal 8 Maret 1942 Jenderal Ter Poorten atas nama komandan pasukan Belanda/Sekutu menandatangani penyerahan tidak bersyarat kepada Jepang yang di wakili Letjen Hitoshi Immamura. Penandatanganan ini di laksanakan di Kalijati,Subang. Keinginan Jepang menguasai Indonesia karena Indonesia kaya akan sumber daya alam yang dapat di manfaatkan untuk pengembangan industri Jepang,di samping itu ,juga terdorong oleh ajaran yang berkaitan dengan Shintoisme ,khususnya tentang Hakko Ichiu ,yakni ajaran tentang kesatuan kelurga umat manusia. Ajaran tersebut menyatakan bahwa bangsa Jepang dan Indonesia serumpun.
Kedatangan Jepang di Indonesia di sambut dengan senang hati oleh rakyat Indonesia . Jepang di elu-elukan sebagai "Saudara Tua" yang di pandang dapat membebaskan dari kekuasaan Belanda . Tentara Jepang mempropagandakan bahwa kedatangannya ke Indonesia untuk membebaskan rakyat dari cengkraman penjajahan bangsa barat ,Jepang juga akan membantu memajukan rakyat Indonesia.
Pemerintahan jepang di Indonesia kemudian membentuk pemerintahan Militer di seluruh kepulauan wilayah Indonesia bekas Hindia belanda itu wilayahnya di bagi menjadi 3 wilayah Pemerintahan Militer ;
Pemerintahan Militer Angkatan Darat: Tentara ke 25 (Toni Shudan ) untuk Sumatera ,pusatnya di Bukit Tinggi
Pemerintahan Militer Angkatan Darat: Tentara ke 16 (Asamu Shudan) untuk Jawa dan Madura ,pusatnya di Jakarta di tambah angkatan laut (Dai Ni Nankekantai)
Pemerintahan Militer Angkatan Laut: Armada Selatan kedua untuk daerah Kalimantan,Sulawesi,dan Maluku,pusatnya di Makasar .
Pada bidang pembentukan organisasi baru
Organisasi militer bentukan Jepang:
Heiho
Heiho merupakan organisasi militer resmi yang dibentuk pada bulan April 1945. Anggotanya adalah para pemuda yang berusia 18 – 25 tahun. Heiho merupakan barisan pembantu kesatuan angkatan perang dan dimasukkan sebagai bagian dari ketentaraan Jepang.
PETA
PETA dibentuk pada tanggal 3 Oktober 1944. Anggota PETA terdiri atas orang Indonesia yang mendapat pendidikan militer Jepang. PETA bertugas mempertahankan tanah air Indonesia. Tokoh-tokoh PETA yang terkenal antara lain Supriyadi, Jenderal Sudirman, Jenderal Gatot Subroto, dan Jenderal Ahmad Yani
Organisasi semimiliter bentukan Jepang
Seinendan (Barisan Pemuda), melatih para pemuda (14-22 tahun) agar dapat menjaga tanah airnya sendiri
Fujinkai (Himpunan Wanita), memberikan latihan-latihan militer pada wanita yang berusia minimal 15 tahun
Keibodan (Barisan Pembantu Polisi), melatih pemuda (25 -35 tahun.)membantu tugas polisi
Suishintai (Barisan Pelopor), dipimpin oleh Ir. Soekarno
Gakukotai ( Barisan Pelajar), dibentuk tanggal 15 Desember 1944
Jibakutai (Barisan Berani Mati).
Pulau Jawa merupakan pusat pemerintahan yang sangat penting,waktu itu masih di berlakukan pemerintahan sementara .Berdasarkan Osamu Seirei (Undang-undang yang di keluarkan oleh Panglima Tentara ke 16) yang berisi ketentuan :
Jabatan Gubernur Jenderal pada masa Hindia Belanda di hapuskan di ambil alih oleh panglima tentara Jepang di Jawa
Para penjabat pemerintah sipil beserta pegawainya di masa Hindia belanda tetap di akui kedudukannya
Badan-badan pemerintah dan undang-undang di masa Belanda tetap di akui secara sah untuk sementara waktu
Adapun pemerintahan susunan militer Jepang adalah
Panglima tentara (GUNSHIREKAN) , kemudian di sebut Panglima Tertinggi (SEIKO SHIKIKAN) Sebagai pucuk pimpinan . Panglima tentara pertama di jabat oleh Letjen Hitoshi Immamura.
Kepala Pemerintahan Militer (GUNSEIKAN) di Kantor Pusat di sebut GUNSEIKANBU ,terdapat 4 BU (semacam departemen) yaitu :
Somobu (Departemen Dalam Negeri)
Zaimubu (Departemen Keuangan)
Sangvobu (Departemen Perusahaan,Industri dan Kerajinan tangan atau urusan Perekonomian
Kotsubu (Departemen Lalu Lintas)
Shihobu (Departemen Kehakiman)
Koordinator Pemerintah dengan tugas memulihkan ketertiban dan keamanan atau semacam gubernur(GUNSEIBU) ,meliputi :
Jawa Barat : Pusatnya di Bandung
Jawa Tengah : Pusatnya di Semarang
Jawa Timur : Pusatnya di Surabaya
Di tambah dua daerah istimewa (kochi) yakni Yogyakarta dan Surakarta
Untuk mendukung kelancaran pemerintahan pendudukan Jepang yang bersifat militer ,Jepang juga mengembangkan pemerintahan sipil .Pada bulan Agustus 1942 ,pemerintahan militer berusaha meningkatkan sistem pemerintahan antara lain :
Mengeluarkan UU No 27 tentang pemerintahan daerah
Dimantapkan dengan UU No 28 tentang pemerintahan shu serta tokubetsushi
Menurut UU No 28 ,pemerintah daerah tertinggi adalah shu (keresidenan) .Seluruh pulau Jawa dan Madura kecuali Kochi Jogyakarta dan Kochi Surakarta di bagi menjadi daerah-daerah shu (keresidenan) ,Shi (kotapraja),Ken (kabupaten),Gun (kawedanan),Son (kecamatan) dan ku (desa/kelurahan) . Seluruh pulau Jawa dan Madura di bagi menjadi 17 shu .
PM. Koiso mengemukakan janji pemberian kemerdekaan kepada India Timur (Indonesia) "kelak di kemudian hari" pada 7 September 1945. Hal ini disebabkan kebijakan tersebut dikeluarkan pada saat Jepang diambang pintu kekalahan.
Strategi perlawanan bangsa indonesia terhadap penjajah sampai abad XX
A. Perlawanan Fisik Bangsa Indonesia terhadap Penjajahan Barat
1. Perlawanan terhadap Portugis
a. Perlawanan Rakyat Demak terhadap Portugis
Pada tahun 1513 Demak melakukan penyerangan terhadap Portugis di Malaka dengan bantuan Kerajaan Aceh. Penyerangan dipimpin oleh Adipati Unus yang terkenal dengan sebutan Pangeran Sabrang Lor. Pada masa pemerintahan Adipati Unus, Demak melakukan blokade pengiriman beras ke Malaka sehingga Portugis kekurangan makanan.
Upaya Demak untuk mengusir Portugis diwujudkan dengan ditaklukkannya Kerajaan Pajajaran oleh Fatahillah pada tahun 1527.Ketika orang-orang Portugis mendatangi Sunda Kelapa (sekarang Jakarta), terjadilah perang antara Kerajaan Demak yang dipimpin Fatahillah dan tentara Portugis. Portugis pun berhasil dipukuk mundur. Kemudian Pelabuhan Sunda Kelapa diganti namanya menjadi Jayakarta yang berarti kejayaan yang sempurna oleh Fatahillah.
b. Perlawanan Rakyat Aceh terhadap Portugis
Portugis mulai mengusik kekuasaan Kerajaan Aceh Darussalam saat berada di Malaka. Portugis berusaha menguasai Kerajaan Aceh Darussalam yang menjadi pusat perdagangan baru setelah jatuhnya Malaka. Pada tahun 1513, Aceh bersama Demak melancarkan serangan ke Malaka, tapi gagal. Portugis pun sama juga gagal melancarkan serangan ke Aceh. Aceh meminta bantuan persenjataan, militer, dan ahli perang dari Turki. Dan bantuan dipenuhi oleh Turki pada tahun 1567. Setelah bantuan dari Turki datang, pada tahun 1568 Aceh bersama Turki menyerang Portugis di Malaka. Portugis terpaksa bertahan mati-matian dalam menghadapi serangan tersebut di Benteng A Famassa. Namun, Portugis dapat menggagalkan serangan dari Aceh.
c. Perlawanan Rakyat Ternate terhadap Portugis
2. Perlawanan terhadap VOC-Hindia Belanda
a. Perlawanan terhadap VOC
b. Perlawanan terhadap Pemerintahan Hindia Belanda
3. Perlawanan terhadap Inggris
a. Perlawanan Kraton Yogyakarta terhadap Penjajahan Bangsa Inggris
Pada saat Inggris berkuasa menggantikan Belanda di Jawa, yang mengisi kekuasaan di pusat adalah Raffles, sedangkan Karesidenan Yogyakarta adalah John Crawfurd. Saat itu, Karesidenan Yogyakarta dipimpin oleh Sultan Hamengkubuwana II atau Sultan Sepuh. Sultan HB II terkenal keras dan sangat menentang pemerintah kolonial sehingga membuat orang Eropa (Inggris) terganggu. Sikap kerasnya tersebut terlihat ketika Raffles untu pertama kali datang ke Yogyakarta pada bulan Desember 1811. Saat itu, Sultan HB II berani bertengkar dengan Raffles. Selanjutnya, juga terjadi pada awal Januari 1812. Dalam pertemuan ini ada insiden kecil yang terjadi ketika tempat duduk Raffles di Keraton Yogyakarta dibuat lebih rendah dari Sultan HB II. Insiden ini pun berhasil diatasi.
Sultan HB II tidak puas dengan hasil pertemuannya dengan Raffles. Sultan HB II semakin kecewa dengan pemerintah Inggris. Secara diam-diam, Sunan Pakubuwana IV (Sultan PB IV) mengutus Tumenggung Ronowijoyo untuk menghadap Sultan HB II dengan membawa surat. Dalam surat itu, Sunan PB IV mengusulkan kerja sama untuk melawan Inggris dan bila berhasil akan membagi 2 wilayah yang telah dirampas oleh orang Eropa. Sultan HB II menyetujui hal itu dan mengirimkan Tumenggung Sumodiningrat. Kesepakatan tercapai pada awal Mei 1812 di Klaten antara Ronowijoyo dan Sumodiningrat.
Tanpa sepengetahuan Sultan HB II, Sunan PB IV mengutus Patih Cokronegoro untuk menemui putra mahkota Yogyakarta. Cokronegoro menyampaikan bahwa Sunan PB IV menghendaki putra mahkota Surojo naik tahta dan bersedia membantunya. Sunan PB IV menawarkan untuk kerja sama melawan Inggris dan ketika Inggris berhasil diusir dari Jawa, wilayah Jawa akan dibagi 2 antara Surakarta dan Yogyakarta. Rencana ini pun tercium oleh John Crawfurd yang segera mengirimkan berita itu pada Raffles. Setelah mendengar berita tersebut, Raffles memerintahkan Mayor Jenderal Gillespie untuk berangkat ke Yogyakarta dan menyerbu Keraton Yogyakarta.
Pada tanggal 19-20 Juni 1812, Inggris menyerbu Keraton Yogyakarta. Dalam pertempuran 2 hari, Inggris berkekuatan 1000 serdadu berseragam merah. Jumlah itu masih ditambah 500 prajurit Leguin Pangeran Prangwedono dari Mangkunegaran, Surakarta. Sultan HB II yang menghadapi Inggris tidak mendapat bantuan dari Surakarta seperti yang tertulis dalam surat rahasia bahwa Surakarta akan membantu Yogyakarta dalam melakukan perlawanan terhadap Inggris. Perang ini diakhiri dengan menyerahnya Sultan HB II dan dimulainya penjarahan besar-besaran harta, pusaka, dan pustaka Keraton Yogyakarta. Setelah itu, Raffles memerintahkan penangkapan Sultan HB II. Sultan HB II dibawa ke Batavia dan menunggu pengadilan disana. Sultan HB II dijatuhi hukuman pembuangan ke Pulau Penang pada awal Juli 1812. PB IV pun dirampas sebagian wilayahnya.
b. Perlawanan Rakyat Palembang terhadap Penjajahan Bangsa Inggris
Raffles mengirim 3 orang utusan yang dipimpin oleh Richard Philips ke Palembang untuk mengambil alih kantor sekaligus benteng Belanda di Palembang dan meminta hak kuasa sultan atas tambang timah di Pulau Bangka. Sultan Mahmud Badaruddin II menolak permintaan itu dengan merujuk pada surat Raffles sebelumnya bahwa kalau Belanda berhasil diusir, Palembang akan menjadi kesultanan yang merdeka. Raffles pun kaget luar biasa setelah mengetahui bahwa dengan cerdas Sultan Mahmud Badaruddin II menjadikan isi suratnya dahulu sebagai legitimasi untuk melepaskan diri dari kekuasaan Inggris.
Raffles pun memilih untuk mengkhianati janjinya tersebut. Ia mengirim ekspedisi perang di tahun 1812 yang dipimpin Mayor Jenderal Robert Gillespie. Ekspedisi pun sampai dalam waktu 1 bulan di Sungai Musi. Sultan Mahmud Badaruddin II juga sudah bersiap-siap menghadapi gempuran tersebut.
Kesultanan Palembang akhirnya jatuh ke tangan Inggris hanya dalam waktu 1 minggu karena pertahanan di Pulau Borang sudah jebol tanpa perlawanan yang berarti. Ternyata adik sultan yang bernama Pangeran Adipati Ahmad Najamuddin telah menjadi komandan yang pengecut bagi pasukannya di pulau yang strategis itu. Mengetahui hal itu, Sultan Mahmud Bdaruddin II segera meninggalkan keraton Palembang dengan membawa seluruh tanda kebesaran kesultanan lalu mempersiapkan perlawanan gerilya terhadap Inggris.
Tanggal 26 April 1812, bendera Inggris sudah berkibar di atas benteng Palembang. Dan tanggal 14 Mei 1812, Najamuddin diangkat oleh Robert Gillespie atas nama Inggris untuk menggantikan kakanya sebagai Sultan Palembang. Tambang timah di Pulau Bangka dan Belitung akhirnya diserahkan oleh sultan boneka ini kepada Inggris. Robert Gillespie ditarik pulang ke Batavia karena keberhasilannya dan digantikan oleh Kapten R. Mearers menjadi Residen Palembang. Pertengahan Agustus 1812, Mearers memimpin pasukannya untuk menyerang Sultan Mahmud Badaruddin II di Buaya Langu, hulu Sungai Musi. Mearers mengalami luka parah dalam pertempuran ini yang akhirnya meninggal di rumah sakit di Muntok.
Mearers digantikan oleh Mayor William Robinson. Tampaknya ia tidak cocok dengan Sultan Najamuddin yang dinilai menjadi sultan yang lemah dan tidak dihargai oleh rakyat. Robinson tidak setuju dengan keputusan Raffles yang mengangkat sultan tersebut, dan juga ia tidak suka dengan kebiasaan Raffles yang suka mengumbar janji, juga pembiaran yang dilakukan Raffles pada peristiwa pembantain paukan Belanda. Atas inisiatifnya sendiri, Robinson mengirim seorang perwira didampingi penerjemah untuk bernegosiasi dengan Sultan Mahmud Badaruddin II, namun gagal.
Pada tangal 19 Juni 1813, Robinson datang sendiri untuk menemui Sultan Mahmud Badaruddin II di Muara Rawas. Misi yang dilaksanakan Robinson pun berhasil. Sultan Mahmud Badaruddin II mau kembali ke Palembang untuk menggantikan adiknya. Akhirnya, tanggal 13 Juli 1813, Sultan Mahmud Badaruddin II kembali ke istananya (keraton besar) di Palembang, sementara adiknya bertempat tinggal di keraton lama.
Raffles sangat tersinggung dengan keputusan Robinson karena tidak meminta pendapatnya dulu. Akhirnya, perjanjian Robinson dengan Sultan Mahmud Badaruddin II dibatalkan sepihak. Robinson pun dipecat dan ditangkap dengan alasan menerima suap dari Sultan Mahmud Badaruddin II. Tanggal 4 Agustus 1813, armada Inggris dipimpin Mayor W. Colebrooke tiba di Palembang untuk menurunkan Sultan Mahmud Badaruddin II dari tahtanya kembali untuk digantikan oleh Sultan Najamuddin. Uang yang dikatakan uang suap untuk Robinson dikembalikan pihak Inggris ke Sultan Mahmud Badaruddin II lengkap dengan bunganya. Dan tanggal 21 Agustus 1813, Sultan Najamuddin kembali menduduki tahtanya di keraton besar.
Strategi Perjuangan Bangsa Indonesia Melawan Penjajahan Barat sebelum dan sesudah abad ke-20
Pada abad ke-16 bangsa Eropa berlayar ke wilayah Timur, diantaranya Portugis, Spanyol, Inggris, dan Belanda. Tujuan mereka adalah mencari rempah-rempah dan juga menyebarkan agama kristen. Setelah sampai Nusantara keserakahan mereka timbul, yang awalnya hanya ingin berdagang tiba-tiba mereka ingin menguasai Nusantara. Keinginan mereka itulah yang melatarbelakangi bangsa Indonesia melakukan perjuangan.
1. Strategi Perjuangan Bangsa Indonesia Melawan Penjajahan Barat sebelum abad ke-20
Sebelum tahun 1908, banyak bangsa lain yang ingin menjajah dan menguasai Indonesia. Banyak yang memeras, menyiksa dan merebut hak-hak rakyat Nusantara. Perjuangan bangsa Indonesia terhadap penjajah hampir dilakukan diseluruh wilayah, terutama di daerah yang menjadi pusat kekuasaan penjajah.
Perjuangan bangsa Indonesia menentang penjajah VOC menggunakan senjata dimulai pada abad ke-17, dimana perlawanan tersebut dilakukan oleh Sultan Agung dari Mataram, Sultan Hasanuddin dari Kerajaan Gowa Sulawesi Selatan, Sultan Ageng Tirtayasa, Sultan Iskandar Muda dari Aceh, Untung Surapati, Trunajaya, dan Ibnu Iskandar dari Minangkabau.
Sedangkan yang berjuang pada abad ke-19 antara lain :
a. Thomas Matulesy ata Pattimura dari Maluku (1817)
b. Pangeran Diponegoro, Sentot Prawirodirjo, Kyai Mojo, dan Pangeran Mangkubumi di Jawa (1825-1830)
c. Tuanku Imam Bonjoldari Minangkabau Sumatera Barat (1822-1837)
d. Sultan Mahmud Badaruddin II dari Palembang (1817)
e. Pangeran Antasari dan Pangeran Hidayat dari Kalimantan (1859-1862)
f. I Gusti Kentut Jelantik dari Bali (1846-1849)
g. Anak Agung Made dari Lombok (1895)
h. Teuku Umar, Panglima Polim, Teuku Cik Di Tiro, dan Cut Nyak Dien dari Aceh (1873-1904)
i. Si Singamangaraja XII dari Batak (1878-1907)
Berbagai perlawanan rakyat Indonesia yang terjadi pada sebelum abad ke-20 seperti perlawanan Diponegoro, Imam Bonjol, Sultan Agung serta perlawanan-perlawanan rakyat lainnya masih dalam batas-batas wilayah yang sempit dan parsial. Akibatnya perlawanan-perlawanan tersebut dapat diredam oleh kekuatan penjajah yang sudah menguasai secara nasional di Indonesia.
Kegagalan perjuangan dengan kekerasan senjata oleh para pahlawan baik ketika melawan Portugis, Belanda, maupun Inggris karena bangsa Indonesia mempunyai beberapa kelemahan, sebagai berikut:
a. Perjuangan bersifat lokal / kedaerahan
b. Perlawanan terhadap penjajah dilakukan secara sporadis dan tidak dalam waktu yang bersamaan
c. Perjuangan pada umunya dipimpin oleh pemimpin yang kharismatik
d. Perjuangan menentang penjajah sebelum masa 1908 dilakukan dengan kekerasan senjata
e. Para pejuang mudah diadu domba sehingga sering terjadi perselisihan antar pemimpin di Indonesia
Bangsa Indonesia sadar bahwa penjajah yang terorganisasi dengan baik tidak mungkin dapat dikalahkan oleh perjuangan yang bersifat lokal dan tidak terorganisasi, oleh karena itu strategi perjuangan baru lebih diorganisasi dengan baik agar setelah abad ke-20 menggunakan strategi yang baru dan bisa mengalahkan penjajah.
2. Strategi Perjuangan Bangsa Indonesia Melawan Penjajahan Barat sesudah abad ke-20
Perjuangan bangsa Indonesia setelah abad ke-20 merupakan perjuangan yang sudah menunjukkan karakter yang bersifat nasional. Perjuangan nasional juga dikenal dengan istilah Pergerakan Nasional.
Tak hanya bersifat nasional, tapi bersifat perjuangan diplomasi dan organisasi. Corak perlawanan berubah dari pola perjuangan fisik (memakai senjata) menjadi non fisik (diplomasi dan organisasi). Berubahnya corak perlawanan terhadap penjajah pada masa pergerakan nasional terwujud berkat meningkatnya pendidikan di masa itu yang kemudian melahirkan kelompok baru, yaitu kaum intelektual atau golongan terpelajar.
Hasil Busaya Praaksara yang berada di lingkungan terdekat
Berdasarkan hasil kebudayaannya, secara garis besar kebudayaan Zaman Praaksara dibagi menjadi Zaman Batu dan Zaman Logam.
1. Zaman Batu
Pada Zaman Batu, peralatan yang digunakan manusia purba terbuat dari batu. Zaman Batu dibedakan menjadi empat zaman, yaitu Zaman Palaeolithikum, Mesolithikum, Neolithikum, dan Megalithikum.
Zaman Palaeolithikum (Zaman Batu Tua)
Disebut Zaman Batu Tua karena hasil kebudayaan dibuat dari batu dan pengerjaannya masih sederhana dan kasar. Hasil kebudayaan pada Zaman Palaeolithikum yang terkenal adalah kebudayaan Pacitan dan kebudayaan Ngandong.
1) Kebudayaan Pacitan
Pacitan adalah nama salah satu kabupaten di Jawa Timur yang berbatasan dengan Jawa Tengah. Pada zaman purba, diperkirakan aliran Bengawan Solo mengalir ke selatan dan bermuara di pantai Pacitan. Pada 1935, Von Koenigswald menemukan beberapa alat dari batu di Pacitan. Alat-alat tersebut bentuknya menyerupai kapak, tetapi tidak bertangkai sehingga menggunakan kapak tersebut dengan cara digenggam. Alat-alat batu dari Pacitan ini disebut dengan kapak genggam (chopper) dan kapak perimbas. Di Pacitan juga ditemukan alat-alat berbentuk kecil yang disebut serpih. Berbagai benda peninggalan tersebut diperkirakan digunakan oleh manusia purba jenis Meganthropus.
2) Kebudayaan Ngandong
Ngandong adalah salah satu daerah dekat Ngawi, Madiun, Jawa Timur. Di daerah Ngandong dan Sidorejo banyak ditemukan alat dari tulang dan alat-alat kapak genggam dari batu. Alat-alat dari tulang itu di antaranya dibuat dari tulang binatang dan tanduk rusa. Selain itu, ada juga alat-alat seperti ujung tombak yang bergerigi pada sisi-sisinya. Berdasarkan penelitian, alat-alat itu merupakan hasil kebudayaan Homo Soloensis dan Homo Wajakensis. Karena ditemukan di daerah Ngandong, dikenal secara umum dengan Kebudayaan Ngandong.
Di dekat Sangiran, dekat dengan Surakarta ditemukan juga alat-alat berbentuk kecil yang biasa disebut flake. Manusia purba sudah memiliki nilai seni yang tinggi. Pada beberapa flake ada yang dibuat dari batu indah, seperti chalcedon.
Zaman Mesolithikum (Zaman Batu Madya)
Dua hal yang menjadi ciri Zaman Mesolithikum adalah kebudayaan Kjokkenmoddinger dan abris sous roche.
1) Kjokkenmoddinger
Kjokkenmoddinger berasal dari bahasa Denmark. Kjokken berarti dapur dan modding berarti sampah. Jadi, kjokkenmoddinger adalah sampah-sampah dapur. Kjokkenmoddinger merupakan timbunan kulit siput dan kerang yang menggunung. Di dalam Kjokkenmoddinger ditemukan banyak kapak genggam. Kapak tersebut berbeda dengan chopper (kapak genggam dari Zaman Palaeolithikum).
Kapak genggam tersebut dinamakan pebble atau Kapak Sumatra berdasarkan tempat penemuannya. Di samping pebble, ditemukan pula kapak pendek (hache courte) dan pipisan (batu bata penggiling beserta landasannya).
2) Abris Sous Roche
Manusia purba menjadikan gua sebagai rumah. Kehidupan di dalam gua yang cukup lama meninggalkan sisa-sisa kebudayaan dari mereka. Abris sous roche adalah kebudayaan yang ditemukan di dalam gua-gua. Di daerah mana alat-alat tersebut ditemukan? Alat-alat apa saja yang ditemukan di dalam gua tersebut?
Di Gua Lawa, Sampung, Ponorogo, Jawa Timur banyak ditemukan alat-alat, seperti flake, kapak, batu penggilingan, dan beberapa alat dari tulang. Karena di gua tersebut banyak ditemukan peralatan dari tulang, disebut Sampung Bone Culture. Selain di Sampung, gua-gua sebagai abris sous roche terdapat juga di Besuki, Bojonegoro, dan Sulawesi Selatan.
Zaman Neolithikum (Zaman Batu Baru/Batu Muda)
Zaman Neolithikum merupakan perkembangan zaman dari kebudayaan batu madya. Alat-alat dari batu yang mereka hasilkan lebih sempurna dan telah lebih halus disesuaikan dengan fungsinya. Hasil kebudayaan yang terkenal pada Zaman Neolitikum adalah jenis kapak persegi dan kapak lonjong.
1) Kapak Persegi
Kapak persegi berbentuk persegi panjang atau trapesium. Kapak persegi yang besar sering disebut beliung atau pacul (cangkul). Sementara yang berukuran kecil disebut trah (tatah) yang digunakan untuk mengerjakan kayu. Alat-alat itu, terutama beliung, sudah diberi tangkai. Daerah persebaran kapak persegi adalah daerah Indonesia bagian barat, misalnya di daerah Sumatra, Jawa, dan Bali.
2) Kapak Lonjong
Kapak lonjong dibuat dari batu berbentuk lonjong yang sudah diasah halus dan diberi tangkai. Fungsi alat ini diperkirakan untuk kegiatan menebang pohon. Daerah persebaran kapak lonjong umumnya di daerah Indonesia Bagian Timur, misalnya di daerah Irian, Seram, Tanimbar, dan Minahasa.
Pada Zaman Neolithikum, di samping ada berbagai kapak, juga ditemukan berbagai alat perhiasan. Misalnya, di Jawa ditemukan gelang-gelang dari batu indah dan alat-alat tembikar atau gerabah. Pada zaman itu sudah dikenal adanya pakaian. Hal ini terbukti dengan ditemukannya alat pemukul kulit kayu yang dijadikan sebagai bahan pakaian.
Zaman Megalithikum (Zaman Batu Madya)
Peninggalan kebudayaan Megalithikum terbuat dari batu berukuran besar. Kebudayaan Megalithikum tidak hanya untuk keperluan memenuhi kebutuhan hidup manusia secara fisik. Mereka juga telah membuat berbagai bangunan batu untuk kepentingan berbagai upacara keagamaan, di antaranya dipergunakan dalam persembahyangan maupun untuk mengubur jenazah. Hasil-hasil Kebudayaan Megalithikum, antara lain sebagai berikut.
1) Menhir
Menhir adalah tiang atau tugu batu yang didirikan sebagai sarana untuk memuja arwah nenek moyang. Menhir banyak ditemukan di Sumatra Selatan, Kalimantan, dan Sulawesi Tengah.
2) Dolmen
Dolmen merupakan bangunan berbentuk seperti meja batu, berkaki menhir (menhir yang agak pendek). Bangunan ini digunakan sebagai tempat sesaji dan pemujaan terhadap nenek moyang. Ada juga dolmen yang di bawahnya berfungsi sebagai kuburan. Bangunan semacam ini dinamakan pandusha.
3) Sarkofagus
Sarkofagus adalah peti kubur batu yang bentuknya seperti lesung dan mempunyai tutup. Sarkofagus banyak ditemukan di daerah Bali. Bersama Sarkofagus juga ditemukan tulang-tulang manusia beserta bekal kubur, seperti perhiasan, periuk, dan beliung.
4) Kubur Batu
Kubur batu hampir sama dengan sarkofagus, begitu juga dengan fungsinya. Bedanya, kubur batu ini terbuat dari lempengan atau lembaran batu yang lepas-lepas dan dipasang pada keempat sisinya, bagian alas dan bagian atasnya. Kubur peti batu ini banyak ditemukan di daerah Kuningan, Jawa Barat.
5) Punden Berundak
Punden berundak adalah bangunan dari batu yang disusun secara bertingkat. Fungsi bangunan ini adalah untuk pemujaan. Punden berundak ditemukan di daerah Lebak Sibedug, Banten Selatan.
6) Arca
Arca adalah patung yang dibuat menyerupai bentuk manusia dan binatang. Binatang yang digambarkan, di antaranya gajah, kerbau, kera, dan harimau. Arca ini banyak ditemukan, antara lain di Sumatra Selatan, Lampung, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
Apa yang dapat kalian simpulkan dari berbagai peninggalan pada Zaman Batu Besar? Bagaimana dengan pemenuhan kebutuhan manusia pada masa tersebut? Apakah mereka hanya membutuhkan keperluan untuk memenuhi perutnya? Berbagai peninggalan pada Zaman Megalithikum menunjukkan kepada kita bahwa manusia pada Zaman Praaksara telah sadar akan adanya kekuatan di luar manusia. Walaupun mereka tidak meninggalkan bentuk agama yang jelas, mereka telah menunjukkan ketaatan kepada Sang Pencipta.
2. Zaman Logam
Pada Zaman Logam, manusia telah mengembangkan teknologi yang cukup tinggi. Mengapa dikatakan teknologi tinggi? Sebab batu tinggal membentuk sesuai kehendak pemahat. Logam sementara itu tidak dapat dipahat dengan mudah sebagaimana halnya batu.
Manusia purba membuat peralatan dari logam seperti perunggu dan besi. Mereka telah mengolah bahan tersebut menjadi beraneka macam bentuk. Hal ini membuktikan bahwa manusia purba telah mengenal peleburan logam. Kebudayaan Zaman Logam sering juga disebut Zaman Perundagian.
Manusia purba membuat peralatan dari logam, baik sebagai alat berburu, mengerjakan ladang, maupun untuk keperluan upacara keagamaan. Alat-alat dari perunggu, misalnya kapak corong atau kapak sepatu. Kapak corong ditemukan di Sumatra Selatan, Jawa, Bali, serta Sulawesi Tengah dan Selatan.
Di beberapa daerah di Indonesia juga ditemukan nekara. Nekara digunakan untuk upacara keagamaan (kepercayaan pada masa purba). Misalnya, dalam upacara memanggil hujan dan persembahan lainnya. Nekara ini berbentuk seperti berumbung yang berpinggang bagian tengahnya dan sisi atasnya tertutup. Jadi, seperti dandang telungkup. Daerah penemuannya di Sumatra, Jawa, Bali, Sumbawa, Pulau Roti, Selayar, dan Kepulauan Kei. Di Alor ditemukan nekara yang berukuran kecil yang disebut moko. Selain nekara, juga ditemukan alat atau benda-benda perhiasan, seperti kalung, cincin, anting-anting, dan manik-manik.
KEHIDUPAN POLITIK, EKONOMI, DAN SOSIAL PADA MASA AWAL KEMERDEKAAN
1. Bidang Ekonomi
Pada masa pasca proklamasi kemerdekaan, keadaan perekonomian Indonesia mengalami kondisi yang cukup terpuruk dengan terjadinya inflasi dan pemerintah tidak sanggup mengontrol mata uang asing yang beredar di Indonesia, terutama mata uang Jepang dan mata uang Belanda, keadaan kas Negara dan bea cukai dalam keadaan nihil, begitu juga dengan pajak.
Oleh karena itu dengan sangat terpaksa pemerintah Indonesia menetapkan tiga mata uang sekaligus yaitu mata uang de javasche Bank , mata uang Hindia Belanda dan mata uang pemerintahan Jepang. Pemerintah Indonesia juga mengambil tindakan lain yaitu menasionalisasikan de javasche bank dan perkebunan – perkebunan asing milik swasta asing, serta mencari pinjaman dana dari luar negeri seperti Amerika, tetapi semua itu tidak memberikan hasil yang berarti dikarenakan adanya blokade ekonomi oleh Belanda dengan menutup akses ekspor impor yang mengakibatkan negara merugi sebesar 200.000.000,00.
Banyak peristiwa yang mengakibatkan defisitnya keuangan negara salah satunya adalah perang yang dilancarkan sekutu dan NICA. Usaha- usaha lain yang dilakukan oleh pemerintah RI untuk mengatasi masalah ekonomi adalah menyelenggarakan konferensi ekonomi pada bulan februari tahun 1946. Agenda utamanya adalah usaha peningkatan produksi pangan dan cara pendistribusiannya, masalah sandang, serta status dan administrasi perkebunan milik swasta asing.
2. Bidang Politik
Kondisi dunia politik bangsa Indonesia pasca proklamasi kemerdekaan, banyak sekali mengalami perubahan dan pembaharuan di segala aspek. Sebagian besar melakukan pembenahan di dalam tubuh pemerintahan yang mana sebelumnya dipimpin oleh bangsa jepang yang menduduki bangsa Indonesia setelah Belanda. Pertama-tama melakukan rapat PPKI yang dilaksanakan pada tanggal 18 agustus 1945. Agenda pertama adalah menunjuk presiden dan wakil presiden serta mengesahkan dasar negara yaitu UUD Negara. Kemudian rapat terus berlanjut dengan agenda –agenda yang lebih luas yaitu pembentukan alat-alat perlengkapan negara seperti Komite Nasional, Kabinet Pertama RI, pembagian wilayah RI atas 8 Propinsi beserta pada gubernurnya, penetapan PNI sebagai satu-satunya partai politik di Indonesia, pembentukan BKR/TKR, dan lain-lain. Tetapi banyaknya hambatan dan kurangnya pengalaman dalam perjalanan pembangunan yang akan dihadapi, maka jalannya pemerintahan menjadi tersendat dan tidak seluruhnya sesuai rencana dan cita-cita yang telah di rencanangkan.
3. Bidang sosial dan budaya
Pasca proklamasi kemerdekaan banyak terjadi perubahan sosial yang ada di dalam kehidupan masyarakat Indonesia pada khususnya. Dikarenakan sebelum kemerdekaan di proklamirkan, didalam kehidupan bangsa Indonesia ini telah terjadi diskriminasi rasial dengan membagi kelas-kelas masyarakat. Yang mana masyarakat di Indonesia sebelum kemerdekaan di dominasi oleh warga eropa dan jepang, sehingga warga pribumi hanyalah masyarakat rendahan yang kebanyakan hanya menjadi budak dari bangsawan atau penguasa.
Tetapi setelah 17 agustus 1945 segala bentuk diskriminasi rasial dihapuskan dari bumi bangsa Indonesia dan semua warga negara Indonesia dinyatakan memiliki hak dan kewajiban yang sama dalam segala bidang.
Salah satu tujuan bangsa Indonesia yang telah dicanangkan sejak awal adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Dengan adanya landasan itulah yang menjadikan misi utama yaitu menitik beratkan pembangunan awal dibidang pendidikan yang mana telah di pelopori oleh Ki Hajar Dewantara yang mana di cetuskan menjadi Bapak pendidikan yang juga menjabat sebagai menteri pendidikan pada masa pasca kemerdekaan 1945.
KEHIDUPAN POLITIK, EKONOMI, DAN SOSIAL PADA MASA DEMOKRASI LIBERAL
DEMOKRASI LIBERAL
Kehidupan Politik
Menganut sistem multipartai yang memicu persaingan antarfraksi politik di parlemen untuk saling menjatuhkan.
Sistem Pemerintahan
Presiden hanya bertugas sebagai kepala negara, bukan sebagai kepala pemeritahan.
Kegiatan pemerintahan dijalankan oleh Menteri.
Perdana menteri dan kabinet bertanggung jawab kepada Parlemen (DPR)
Sistem pemerintahan yang berlaku adalah Parlementer.
Kabinet
Kabinet Natsir (6 September 1950-21 Maret 1951)
Merupakan koalisi antara Masyumi dengan Partai Indonesia Raya (PIR), Parindra, Partai Katolik, Parkindo, dan PSII.
Moh. Natsir Perdana Menteri pertama Indonesia, berasal dari Partai Masyumi.
Didukung oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX, Moh. Roem, Assaat, Djuanda, Soemitro Djojohadikusumo.
Perekonomian Indonesia mengalami masa paling menguntungkan..
Karena berlangsungnya Perang Korea pada tahun 1950-an yang mendorong naiknya harga komoditas hingga berdampak pada peningkatan pendapatan ekspor.
Kabinet Natsir mulai goyah ketika Hadikusumo dari PNI mengeluarkan mosi tuntutan agar pemerintah mencabut PP No. 39 Tahun 1950 tentang pemilihan anggota lembaga perwakilan daerah.
Kabinet Sukiman (26 April 1951-23 Februari 1952)
Merupakan koalisi antara PNI dan Masyumi.
Soekarno menunjuk Sukiman (Masyumi) dan Suwirjo (PNI)
Program Kabinet Sukiman:
Menyempurnakan alat-alat kekuasaan negara.
Membuat dan melaksanakan rencana kemakmuran nasional dalam jangka pendek dan jangka panjang.
Menyelesaikan persiapan pemilu dan mempercepat pelaksanaan otonomi daerah.
Menyiapkan UU tentang pengakuan serikat buruh.
Menjalankan politik luar negeri bebas aktif.
Memasukkan Irian Barat dalam wilayah RI secepatnya.
Keputusan kontroversial Keputusan Menteri Luar Negeri Ahmad Soebardjo menandatangani perjanjian Mutual Security Act (MSA) dengan Duta Besar Amerika Serikat, Merle Cochran.
Sunario (PNI) menganggap Ahmad Soebardjo melanggar politik luar negeri bebas aktif. Akibat mosi tersebut, Ahmad Soebadjo akhirnya mengundurkan diri.
Kabinet Wilopo (30 Maret 1952-2 Juni 1953)
Merupakan koalisi antara PNI dan Masyumi.
Adanya penerapan sistem zaken kabinet, yaitu kabinet yang terdiri atas menteri-menteri yang ahli di bidangnya.
Berbagai permasalahan yang muncul:
Krisis ekonomi karena merosotnya ekspor impor yang semakin tidak terkendali.
Muncul gerakan separatisme dan sikap provinsialisme yang mengancam keutuhan bangsa.
Terjadi Peristiwa 17 Oktober 1952, yaitu peristiwa perselisihan internal dalam lingkungan TNI. Sumber utama ketidakkompakan TNI.
Kedudukan Kabinet Wilopo semakin tidak stabil saat terjadi peristiwa Tanjung Morawa. Pemerintah melalui Menteri Dalam Negeri, Isqak Tjokrodisurjo menyetujui perusahaan Deli Planters Vereeniging mengelola tanahnya kembali di Tanjung Morawa. Tetapi atas hasutan PKI, banyak petani lokal menduduki tanah-tanah tersebut.
Kabinet Ali Sastroamidjojo I (30 Juli 1953-24 Juli 1955)
Merupakan koalisi antara PNI dan NU, Masyumi memilih menjadi oposisi.
Soekarno menunjuk Ali Sastroamidjojo (PNI) dan Wongsonegoro (Partai Indonesia Raya) sebagai perdana menteri dan wakil perdana menteri.
Prestasi:
Mengadakan Konferensi Asia Afrika (KAA).
Membentuk panitia pemilu yang diketuai Hadikusumo.
Dalam mengatasi masalah perekonomian, Kabinet Ali berusaha meninjau ulang utang pemerintah dan cadangan devisa negara dengan cara membatalkan hasil Konferensi Meja Bundar (KMB) berkaitan utang Indonesia kepada Belanda.
Kabinet Burhanuddin Harahap (12 Agustus 1955-3 Maret 1956)
Program utama Pemberantasan korupsi yang mendapat dukungan rakyat dan TNI.
Prestasi Berhasil menyelenggarakan pemilu pertama tahun 1955.
Pemilu dilaksanakan 2 tahap:
Tahap pertama (29 September 1955) Memilih anggota DPR (parlemen)
Tahap kedua (15 Desember 1955) Memilih anggota Konstituante
Kabinet Ali Sastroamidjojo II (20 Maret 1956-14 Maret 1957)
Merupakan koalisi antara PNI, Masyumi, dan NU.
Program kerja:
Melaksanakan pembatalan hasil KMB.
Berjuang mengembalikan Irian Barat ke pangkuan Indonesia.
Memulihkan keamanan dan ketertiban serta pembangunan ekonomi, keuangan, industri, perhubungan, pendidikan, dan pertanian.
Melaksanakan hasil keputusan KAA.
Mewujudkan perubahan ekonomi kolonial menjadi ekonomi nasional.
Berbagai permasalahan yang muncul:
Sentiment anti-Tionghoa mulai berkembang dalam masyarakat.
Muncul kekacauan di berbagai daerah yang mengarah pada gerakan separatisme.
Perselisihan antara pengusaha Tionghoa dan pengusaha nasional akibat pembatalan hasil KMB.
Akhir masa Kabinet Ali II disebabkan oleh mundurnya sejumlah menteri.
Kabinet Djuanda (9 April 1957-5 Juli 1959)
Latar belakang dibentuk:
Kondisi politik dan keamanan Indonesia semakin tidak menentu.
Pertentangan parpol semakin memanas.
Disebut juga Kabinet Karya, karena disusun berdasarkan zaken kabinet.
Program:
Membentuk Dewan Nasional, yaitu badan yang bertujuan menampung dan menyalurkan aspirasi dari kekuatan-kekuatan nonpartai yang ada dalam masyarakat.
Normalisasi situasi RI.
Memperjuangkan pengembalian Irian Barat.
Mempercepat proses pembangunan.
Dalam memimpin pemerintahan, Djuanda dibantu oleh Hardi, K.H. idham Chalid, dan J. Leimena.
Prestasi:
Menentukan garis kontinental batas wilayah laut Indonesia melalui Deklarasi Djuanda. Akibatnya, tercipta wilayah daratan dan lautan Indonesia menjadi satu kesatuan bulat dan utuh.
Hasil Deklarasi Djuanda diresmikan menjadi UU No. 4/PRP/1960 tentang Perairan Indonesia.
Menyelenggarakan Musyawarah Nasional (Munas) untuk meredakan pergolakan di berbagai daerah.
Sistem Kepartaian
Diawali dengan Presiden Soekarno mendirikan PNI pada tanggal 23 Agustus 1945.
Wapres Moh. Hatta mengeluarkan Maklumat Pemerintah tanggal 3 November 1945 dan terbentuklah 10 parpol, yaitu Masyumi, PNI, PSI, PKI, PBI, PRJ, Parkindo, PRS, Permai, PKRI.
Sistem kepartaian yang dianut adalah sistem multipartai.
Pemilu 1955
Dilaksanakan dalam 2 tahap:
Tahap pertama (29 September 1955) Memilih anggota DPR (parlemen)
Tahap kedua (15 Desember 1955) Memilih anggota konstituante
5 partai besar pada Pemilu 1955 PNI, Masyumi, NU, PKI, PSII.
Nilai positif yang dapat diambil:
Tingkat partisipasi masyarakat tinggi.
Jumlah orang yang tidak memilih (golput) sedikit.
Kesadaran berdemokrasi
Kegagalan Konstituante Menyusun UUD
10 November 1956 Presiden Soekarno melantik 514 anggota Konstituante.
Tugas badan Konstituante Merumuskan UUD baru
Masalah utama yang dihadapi Penetapan Dasar Negara
Kegagalah Konstituante disebabkan oleh:
Perdebatan yang berlarut-larut.
Adanya perselisihan antarpartai.
Munculnya desakan untuk kembali pada UUD 1945.
30 Mei 1959 Konstituante mengadakan pemungutan suara dan hasilnya mayoritas menghendaki kembali pada UUD 1945.
Kedudukan Konstituante terdesak ketika A.H. Nasution mengeluarkan PEPERPU/040/1959 yang berisi larangan adanya kegiatan politik.
Konstituante dibubarkan pada 5 Juli 1959 melalui Dekrit Presiden 5 Juli 1959.
Kehidupan Ekonomi
Permasalahan Ekonomi Pada Masa Demokrasi Liberal:
Permasalahan jangka pendek, yaitu pemerintah harus mengurangi jumlah uang yang beredar dan mengatasi kenaikan biaya hidup.
Permasalahn jangka panjang, yaitu pertambahan penduduk yang tidak terkendali dan tingkat kesejahteraan penduduk yang rendah.
Kebijakan Pemerintah Untuk Mengatasi Permasalahan Ekonomi
Gerakan Benteng
Dicetuskan oleh Soemitro Djojohadikusumo.
Kebijakan dimulai pada April 1950, yaitu:
Memberikan bantuan kepada pengusaha Pribumi agar mereka ikut berpartisipasi dalam pembangunan ekonomi nasional. Bantuan tersebut berupa bimbingan konkret atau bantuan kredit.
Membangun kewirausahaan Pribumi agar mampu membentengi perekonomian Indonesia yang baru merdeka.
Gunting Syafruddin
Dicetuskan oleh Syafruddin Prawiranegara.
Kebijakan dimulai pada 15 Maret 1950, yaitu:
Pemotongan nilai uang (senering) yang bernilai Rp2,5 ke atas hingga nilai setengahnya.
Nasionalisasi De Javasche Bank
Kebijakan yang dilakukan yaitu, Perubahan status De Javasche Bank menjadi Bank Indonesia sebagai Bank Sentral dan Banks Sirkulasi. Diumumkan pada 15 Desember 1951 berdasarkan UU No. 24 Tahun 1951.
Pembentukan Biro Perancang Negara
Dibentuk pada masa Kabinet Ali Sastroamidjojo I.
Bertugas merancang pembangunan jangka pendek sehingga hasilnya belum bia dirasakan oleh masyarakat.
Akibat tidak adanya stabilitas politik (masa kabinet terlalu singkat) menyebabkan kemerosotan ekonomi, inflasi, dan lambatnya pelaksanaan pembangunan.
Sistem Ekonomi Ali-Baba
Diprakarsai oleh Isqak Tjokroadisurjo (Menteri Perekonomian pada masa Kabinet Ali Sastroamidjojo I)
Kebijakan yang dilakukan, yaitu: Mendorong berkembangnya pengusaha swasta nasional pribumi dalam usaha merombak ekonomi kolonial menjadi ekonomi nasional.
Langkah yang diambil:
Mewajibkan pengusaha asing yang beroperasi di Indonesia untuk memberikan pelatihan dan tanggung jawab kepada TKI agar dapat menduduki jabatan staf.
Mendirikan perusahaan negara.
Menyediakan kredit.
Memberikan lisensi bagi perusahaan swasta nasional.
KEHIDUPAN POLITIK, EKONOMI, DAN SOSIAL PADA MASA DEMOKRASI TERPIMPIN
Kehidupan Politik
Dekrit Presiden 5 Juli 1959
Merupakan jembatan politik dari era Demokrasi Liberal menuju era Demokrasi Terpimpin.
Latar belakang:
Pemberlakuan Sistem Demokrasi Terpimpin. Dilakukan untuk memperbarui struktur politik Indonesia.
Pembentukan Kabinet Gotng Royong.
Isi Dekrit Presiden 5 Juli 1959:
Pembubaran Konstituante.
Tidak berlakunya UUDS 1950 dan berlakunya kembali UUD 1945.
Pembentukan MPR yang terdiri atas DPR dan DPAS.
Sistem Pemerintahan dan Konsep Politik
Sistem pemerintahan yang berlaku adalah Presidensial.
Presiden berkedudukan sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan serta tidak bertanggung jawab kepada parlemen (DPR).
Dalam menjalankan pemerintahan, Presiden mendapat dukungan dari 3 kekuatan besar, yaitu Nasionalis, Agama, Komunis (NASAKOM). Hal ini memberi peluang bagi berkembangnya ideologi komunis.
Presiden Soekarno mencetuskan:
Ajaran NASAKOM (Nasionalis, Agama, Komunis)
Ajaran ini dimanfaatkan oleh PKI untuk menyebarkan ideologi komunis.
Ketua PKI, D.N. Aidit berusaha menyebarkan cuplikan-cuplikan pidato Presiden Soekarno sehingga seolah-olah sejalan dengan gagasan dan cita-cita politik PKI.
Ajaran RESOPIM (Revolusi, Sosialisme Indonesia, dan Pimpinan Nasional)
Tujuan Memperkuat kedudukan Soekarno.
Inti ajaran Seluruh unsur kehidupan berbangsa dan bernegara harus dicapai melalui revolusi, dijiwai oleh sosialisme, dan dikendalikan oleh satu pimpinan nasional yang disebut Panglima Besar Revolusi (PBR), yaitu Presiden Soekarno.
Dampak Kedudukan lembaga tinggi dan tertinggi negara ditetapkan di bawah Presiden.
Politik Luar Negeri
Sejak proklamasi kemerdekaan politik luar negeri Indonesia adalah Bebas Aktif. Akan tetapi dalam Demokrasi Terpimpin politik luar negeri Indonesia mengalami penyimpangan. Dalam Manipol-USDEK ditegaskan bahwa politik luar negeri Indonesia bertujuan melenyapkan imperialisme dan mencapai dasar-dasar bagi perdamaian dunia yang kekal dan abadi.
Politik Konfrontasi Nefo dan Oldefo
Presiden Soekarno memperkenalkan doktrin politik baru yang membagi dunia menjadi 2 blok, yaitu New Emerging Forces (Nefo) dan Old Established Forces (Oldefo).
Nefo Negara-negara yang sedang berkembang dan negara sosialis yang dianggap progresif, termasuk juga negara yang baru merdeka atau sedang memperjuangkan kemerdekaanya.
Oldefo Negara kolonialis, imperialis, dan penghampat kemajuan bangsa-bangsa yang sedang berkembang.
Politik Mercusuar
Adalah politik untuk mencari kemegahan/keindahan dalam pergaulan antarbangsa di dunia. Politik mercusuar dijalankan Presiden Soekarno karena menganggap Indonesia sebagai mercusuar yang mampu menerangi jalan negara-negara Nefo. Hal ini diwujudkan dengan:
Membuat bangunan-banguna fenomenal yang menelan biaya miliaran rupiah,
Menyelenggarakan Games of the New Emerging Forces (Ganefo), yaitu pesta olahraga negara-negara Nefo.
Konfrontasi dengan Malaysia
Perselisihan Indonesia-Malaysia berawal pada 27 Mei 1961, Perdana Menteri Malaya, Tengku Abdulrachman Putu, melontarkan ide gagasan pembentukan Federasi Malaysia. Feredasi ini meliputi, Malaya, Singapura, Serawak, dan Sabah.gagasan tersebut kemudian diusulkan kepada Perdana Menteri Inggris, Harold Mc Millan pada Oktober 1961.
Pemerintah Indonesia menganggap pembentukan Federasi Malaysia sebagai proyek neokolonialisme Inggris. Proyek ini dianggap membahayakn Indonesia dan negara-negara Nefo.
Kebijakan Presiden Soekarno:
Mengumukan Dwi Komando Rakyat (Dwikora) pada 3 Mei 1964, yang isinya:
Perhebat ketahanan Revolusi Indonesia
Bantu perjuangan rakyat Malaysia untuk membebaskan diri dari Nekolim Inggris.
Membentuk Komando Operasi Tertinggi (Koti) dan Komando Mandala dengan tugas menyelenggarakan operasi militer dalam rangka mempertahankan kedaulatan wilayah Indonesia.
Indonesia Keluar dari PBB
Pada 7 Januari 1965, Indonesia keluar dari PBB.
Sebab:
PBB menerima Malaysia sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB.
PBB tidak merombak struktur organisasi PBB.
Dampak:
Sebagian besar negara Asia dan Afrika mengecam tindakan Indonesia.
Indonesia kehilangan satu forum untuk menyelesaikan sengketa dengan Malaysia secara damai.
Pembebasan Irian Barat
Latar Belakang Bangsa Indonesia kecewa atas keputusan hasil KMB bahwa masalah Irian Barat akan diselesaikan satu tahun setelah penyerahan kedaulatan.
Perjuangan Pembebasan Irian Barat
Perjuangan Diplomasi
Pemerintah Indonesia mengirim para diplomat untuk memperjuangkan Irian Barat melalui forum internasional. Para diplomat: Soebandrio, Mukarto Notowidagdo, Zairin Zain, Adam Malik, Ganis Harsono, Alex Alatas, dan A.H. Nasution.
Beberapa upaya yang dilakukan:
Konferensi Colombo pada April 1954.
Konferensi Asia Afrika pada April 1955.
Siding Umum PBB pada 1954-1957.
Konfrontasi Politik
Pada 1956 Indonesia secara sepihak membatalkan hasil KMB yang dikukuhkan dalam UU No. 13 Tahun 1956.
Pada 17 Agustus 1956, Kabinet Ali Sastroamidjojo membentuk pemerintahan sementara Irian Barat. Tujuannya untuk mendeklarasikan pembentukan Provinsi Irian Barat sebagai bagian dari RI
Konfrontasi Ekonomi
Dilakukan dengan:
Pembatalan utang-utang Indonesia kepada Belanda senilai F 3.661 juta.
Melarang maskapai penerbangan Belanda melakukan penerbangan dan pendaratan di wilayah Indonesia.
Memberhentikan semua perwakilan konsuler Belanda di Indonesia mulai tanggal 5 Desember 1957.
Melakukan nasionalisasi perusahaan Belanda di Indonesia sejak Desember 1958.
Konfrontasi Militer
Pada 19 Desember 1961, Presiden Soekarno mengumumkan Tri Komando Rakyat (Trikora) di Yogyakarta pada acara peringatan Agresi Militer II Belanda.
Isi Trikora:
Gagalkan pembentukan negara boneka Papua buatan Belanda.
Kibarkan Sang Merah Putih di Irian Barat Tanah Air Indonesia
Melaksanakan mobilisasi umum.
Pada 15 januari 1962, terjadi pertempuran di Laut Aru antara kapal jenis motor torpedo boat (MTB) ALRI dengan dua kapal perusak Belanda.
Persetujuan New York
Ellsworth Bunker (penengah konfrontasi Indonesia-Belanda, dari Amerika Serikat) mengusulkan:
Agar Belanda menyerahkan Irian Barat kepada Indonesia dengan perantara PBB yaitu United Nation Temporary Executive Authority (UNTEA) dalam jangka waktu 2 tahun.
Agar rakyat Irian Barat diberi kesempatan menentukan pendapatnya agar tetap berada dalam wilayah RI atau memisahkan diri.
Ellsworth Bunker mengajak Indonesia-Belanda bertemu dalam meja perundingan. Delegasi Indonesia (Adam Malik) dan Delegasi Belanda (Dr. Van Royen).
Isi Persetujuan New York Selambat-lambatnya tanggal 1 Oktober 1962 Belanda menyerahkan Irian Barat kepada United Nation Temporary Executive Authority (UNTEA).
Pada 31 Desember 1962 bendera Indonesia mulai berkibar di samping bendera PBB dan selambat-lambatnya tanggal 1 Mei 1963 UNTEA atas nama PBB menyerahkan Irian Barat kepada Indonesia.
Setelah penyerahan Irian Barat, pemerintah Indonesia diwajibkan melaksanakan Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera).
Pelaksanaan Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera) Act of free choice
Dilaksanakan sejak 14 Juli 1969 s.d. 4 Agustus 1969. Pelaksanaan diatur oleh Brigjen Sarwo Edhie Wibowo dan diawasi langsung oleh perwakilan PBB yaitu Fernando Ortis Sanz.
Dewan musyawarah Pepera memutuskan bahwa Irian Barat tetap merupakan bagian dari RI.
Kehidupan Ekonomi
Kekacauan politik ditandai dengan terjadinya Inflasi. Kehidupan ekonomi merosot.
Kebijakan Pemerintah untuk Mengatasi Permaslahan Ekonomi
Membentuk Dewan Perancang Nasional (Depernas)
Dibentuk berdasarkan UU No. 80 tahun 1958
Pemimpin Muh. Yamin
Tugas Mempersiapkan rancangan UU pembangunan nasional dan menilai penyelenggaraan pembangunan.
Pada 1963, berganti nama menjadi Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) yang dipimpin Presiden Soekarno.
Menerapkan Kebijakan Devaluasi Mata Uang Rupiah
Ditetapkan pada 24 Agustus 1959
Tujuan Meningkatkan nilai rupiah dan meningkatkan kesejahteraan rakyat kecil.
Usaha Pemerintah melakukan pembekuan terhadap semua simpanan yang melebihi Rp25.000,00.
Dilaksanakan oleh Panitia Penampung Operasi Keuangan (PPOK)
Menekan Laju Inflasi
Pada 25 Agustus 1959, pemerintah mengeluarkan Perppu No. 2 Tahun 1959 untuk membendung laju inflasi.
Tujuan Mengurangi jumlah uang yang beredar agar dapat menstabilkan keuangan dan perekonomian negara.
Usaha Pemerintah menginstruksikan penghematan bagi instansi pemerintah, memperketat pengawasan atas perusahaan-perusahaan negara.
Deklarasi Ekonomi (Dekon)
Pada 28 Maret 1963, Presiden Soekarno mengeluarkan Dekon.
Tujuan:
Menciptakan ekonomi yang bersifat nasional, demokratis, dan bebas dari sisa-sisa imperialisme.
Mencapai tahap ekonomi sosialis Indonesia dengan cara terpimpin.
Dana Revolusi
Dikeluarkan oleh Jusuf Muda
Diperoleh dari devisa kredit jangka panjang
Usaha melakukan pungutan terhadap perusahaan atau perseorangan yang mendapat fasilitas kredit antara 250 juta hingga 1 miliar rupiah.
Hasil pengumpulan Dana Revolusi digunakan untuk membiayai proyek-proyek mandataris presiden yang bersifat prestise politik dengan mengorbankan kondisi ekonomi dalam negeri.
UPAYA BANGSA INDONESIA MENGHADAPI DISINTEGRASI BANGSA DALAM BENTUK PERGOLAKAN DAN PEMBERONTAKAN
1. PKI Madiun 1948
Latar belakang :
Kekecawaan Amir Syarifudin terhadap Parlemen yang telah menjatuhkannya dari jabatan PM karena Perjanjian Renville sehingga membentuk gerakan oposisi untuk mengacaukan pemerintahan yang berkuasa pada saat itu.
Musso yang baru saja pulang dari Uni Soviet dan kembali ingin membangun PKI menjadi partai besar.
Menentang program Rasionalisasi Angkatan Perang oleh PM Hatta à banyak anggota PKI yang ter phk.
b. Beberapa aksi yang dilakukan di antaranya :
melakukan aksi penculikan dan pembunuhan terhadap aparat keamanan dan profesi lain dengan melemparkan isu kepada TNI sehingga menimbulkan keresahan di kalangan rakyat dan kaum agamawan untuk menjatuhkan lawan politiknya.
mendukung gerakan para buruh dan tani untuk memperjuangkan nasibnya lewat demo à 5 Juli 1948 Pabrik Karung Goni di Delanggu yang ujungnya berakhir dengan bentrok, dan banyak buruh yang terluka.
Memperoklamasikan berdiriya Soviet RI 18 september 1948
c. Upaya penumpasan :
Dari arah barat Pasukan Devisi II pimpinan Gatot Subroto dan dari arah timur Pasukan Devisi I di bawah pimpinan Sungkono
d. 30 September 1948 Madiun dapat dikuasai oleh pasukan pemerintah kaki tangan Muso dapat ditangkap dan mendapatkan hukuman. Amir Syarifudin pun dapat ditangkap dan mendapatkan hukuman mati.
2. Darul Islam /Tentara Islam Indonesia ( 1949 – 1965 )
a. Gerakan ini berpusat di Jawa Barat dipimpinan oleh Kartosuwiryo
b. Latar Belakang gerakan ini :
Penolakn perintah penarikan TNI dari kantong-kantong gerilya ke Yogyakarta (Mabes TNI saat itu)
Keinginan untuk memiliki tentara ini disebabkan adanya Agresi Belanda yang membuat Indonesia terdesak dan keamanan setiap daerah sangat tergantung pada masing-masing wilayahnya.
c. Namun dalam perjalanannya gerakan ini mengarah pada keinginan untuk mendirikan negara sendiri dengan nama Negara IslamIndonesia dengan Syariah Islam sebagai ideologinya.
d. Secara sepihak ia memproklamasikan Negara Islam Indonesia /NII tanggal 7 Agustus 1949 à gerakan ini mendapat dukungan dari Belanda yang memang menginginkan Indonesia terpecah-pecah.
e. Pemerintah melakukan penumpasan melalui operasi Baratayudha, Kartosuwiryo tertangkap 4 Juni 1962, dan mendapatkan hukuman mati.
f. Gerakan DI/TII mendapatkan dukungan dari gerakan separatis dari daerah lain yang memiliki visi yang sama yaitu Islam, di antaranya :
Jateng : Amir Fatah dan Kia Sumolangu dalam perjalannya dapat diitumpas oleh gerakan Banteng Nasional.
Aceh : Daud Beaureueh
Latar belakangnya : menolak penurunan status dari daerah istimewa menjadi daerah Keresidenan ; keiginan untuk mendapatkan hak pengelolaan keuangan daerah yang lebih besar.
Keinginan untuk membentuk NII, secara sepihak memproklamasikan NII pada 20 September 1953.
Sulawesi Selatan : Kahar Muzakar. menuntut Kesatuan Gerilyawan SulSel (KGSS) dimasukkan ke dalam Brigade Hasanuddin tetapi ditolak à bergabung dengan TII/NI pimpinan Kartosuwiryo sejak 7 Agustus 1953.
g. Penumpasan ;
Operasi Pagar Betis 1960 à Kartosuwiryo dihukum mati 4 Juni 1962
Kahar Muzakar dihukum mati Feb 1965
Ibnu Hajar dihukum mati Maret 1965.
3. Andi Azis ( 1949 – 1950 )
a. Terjadi di Makasar dipimpin oleh Kapten Andi Azis ( Letnan Ajudan Wali Negara NIT ).
b. Latar belakang :
Tuntutan kepada APRIS agar anggota bekas KNIL yang menjadi penangungjawab terhadap keamanan NIT.
Mereka direktut sebagai TNI untuk wilayah Makasar.
Mereka menjadi pendukung pembentukan negara Federasi
c. Penumpasan dilakukan HV Worang dan berhasil membebaskan A. Yunus Mokoginta yang ditawan oleh Andi Azis.
d. PM. NIT yaitu Diapari diganti oleh Ir. Putuhena hasil pilihan pemerintah Indonesia.
4. Republik Maluku Selatan ( 1949 – 1950 )
a. Latar belakangnya :
Dilakukan oleh bekas tentara KNIL yang pro Belanda
Keinginan untuk mendirunikan pemerintahan sendiri/negara sendiri.
b. Pemimpin gerakannya Soumukil yang berhasil memproklamasikan Negara RMS 25 April 1950.
c. Dalam memperjuangkan cita-citanya ia bergabung bersama Andi Azis.
d. Penumpasan dilakukan oleh Kawilarang 14 Juli 1950 dan tentara APRIS yang gugur S. Sudiarso, Abdullah dan Ign Slamet Riyadi. Soumukil dan Andi Azis dapat melarikan diri ke Maluku.
5. PRRI/Permesta
a. Merupakan pemberontakan terbesar dan terorganisasi dengan baik karena pendukung utamanya adalah Tentara Nasional Indonesia.
b. Tujuannya :
Otonomi daerah yang lebih besar cenderung ke federasi terlebih saat dikeluarkannya Perda No.50 tahun 1950
Menenatng system liberalism pemerintahan, hal ini tampak dari telah tersusunnya Kabinet PRRI
c. Membentuk dewan :
Dewan Banteng à di Padang, pimpinan Ahmad Husein, 20-24 Nov 1956
Dewan Gajah à di Sumatera Utara, pimpinan Letkol Simbolon, 22 Des 1964
Dewan Masyumi à di Sulawesi Utara, pimpinan Ventje Sumual, 18 Februari 1957.
6. Gerakan 30 September 1965
1. Sejak 1950 -1965 PKI di bawah komando DN. Aidit telah merencanakan untuk mendirikan negara komunis Indonesia.
2. Langkah yang dilakukan Aidit untuk dapat mewujudkan cita-citanya adalah :
a. Melakukan penggalangan massa dengan menyusup ke partai-partai. Kader-kader terbaiknya ditugaskan untuk menjadi anggota di berbagai organisasi massa supaya anggota gerakan tersebut mendukung gerakan mereka.
b. Mempengaruhi Soekarno untuk semakin anti terhadap bangsa barat dan USA. Hal ini berhasil terbukti dengan terbentuk Blok Nefo yang anggotanya adalah negara-negara anti kapitalis poros Jakarta Peking Pyong yhang.
c. Mengadu domba partai-partai besar (PSI dan Masyumi) dengan menyampaikan informasi kepada Soekarno bahwa kedua partai tersebut menjadi oposisi sehingga oleh Soekarno kedua partai tersebut mendapat sanksi pembekuan/ditutup.
d. Membentuk biro-biro khusus :
Pasukan Pasopati yang dipersiapkan untuk melakukan penculikan terhadap jendral AD dengan merekrut tentara-tentara pilihan.
Pasukan Gatotkaca yang dipersiapkan untu kmenggalang buruh dan tani untuk dijadikan pasukan ke-5 dengan basis latihannya di Halim.
Pasukan Bimasakti yang dipersiapkan untuk pengamanan terhadap aset-aset negara yang penting seperti RRI, Telkom, Bank, Istana.
e. Ikut sebagai kontestan Pemilu 1955 dan ternyata menjadi salah satu pemenang pemilu
(PNI,Masyumi,NU,PKI). Dari kemenangannya itu keuntungan yang didapat oleh PKI adalah :
Mempunyai wakil di parlemen.
Hal ini dapat digunakan untuk mempengaruhi keputusan pemerintah yang memerlukan persetujuan dari DPR.
Mempunyai wakil di cabinet/menteri.
Dengan memiliki kadernya yang duduk di kabinet/menjadi menteri maka ruang gerak PKI untuk membuat kebijakan publik yang lebih menguntungkan PKI menjadi lebih leluasa.
Memiliki akses luas di tingka pemerintah pusat maupun daerah.
PKI menjadi lebih mudah dalam mengkoordinasikan setiap program kegiatannya.
Mempunyai hak untuk mendudukan wakilnya di militer.
Tentarapun dapat dikontrololeh PKI.
3. PKI mendapatkan perlawanan dari :
a. Kaum Agamawan yang tidak dapat meneria pandangan PKI yang atheis dan perilaku yang menghalalkan segala cara dalam memperjuangkan tujuannya (demo yang berujung anarkis)
b. Angkatan Darat menjadi salah satu kelompok penghalang utama PKI, dengan alasan :
Adanya korelasi antara kesempatan berkembangnya partai Komunis di suatu negara mengakibatkan negara itu pada akhirnya menjadi negara komunis.
Tugas utama tentara untuk menyelamatkan negara kesatuan RI dari ancaman pembubaran oleh pihak manapun. (Ideologi negara yang diterima sesuai cita-cita perjuangannya adalah Pancasila, bukan Komunis)
Kerjasama internasional dalam rangka mengantisipasi Perang Dingin mempengaruhi politik Indonesia.
c. Kaum Nasionalis yang berusaha untuk terus mempertahankan negara RI tetap pada jalurnya yaitu Negara merdeka bebas dari pengaruh manapun juga.
4. Rencana Coup d'etat dipercepat karena menurunnya kesehatan Soekarno yang tidak dapat dipastikan kesembuhannya, maka dibuatlah rencana :
a. Tahap pertama à melakukan penculikan terhadap lawan-lawan PKI yang akan menggagalkan rencananya yaitu tokoh-tokoh AD à 1 Oktober dini hari oleh pasukan Pasopati.
b. Tahap kedua à Memanfaatkan perayaan ulang tahun ABRI 5 Oktober untuk melakukan pembunuhan terhadap Soekarno saat menjadi komandan upacara. (ditembak saat dipodium)à gagal
c. Tahap ketiga à mengumumkan kepada rakyat akan adanya upaya penggulingan kekuasaan oleh tokoh-tokoh AD yang menamakan dirinya "Dewan Jendral" àsehingga terkesan PKI menjadi pahlawan, telah menyelamatkan negara dari tindakan makar.
5. Beberapa pendapat tentang Dalang peristiwa 30 September 1965 :
a. PKI dengan alasan :
Pasukan yang melakukan penculikan dan pembunuhan para jendral adalah personel AD pimpinan Syam Kamaruzaman, tokoh utama biro khusus PKI.
Jenasah para Jendral saat ditemukan ada di lubangbuaya. Tempat ini diketahui secara umum bahwa merupakan markas PKI.
Tindakan tidak perikemanusiaan ini hanya dapat dilakukan oleh kelompok manusia yang tidak mengakui Tuhan sehingga tidak memiliki rasa kasih.
b. Soekarno dengan didukung PKI alasan :
Selama ini Soekarno memiliki hubungan dekat dengan PKI.
Selama terjadinya penculikan hingga pengungkapan perkara Soekarno selalu berada di bawah pengawalan PKI.
Jendral yang dibunuh adalah orang-orang yang selama ini memberikan kritik/peringatan tak kenal lelah terhadap Soekarno yang dekat dengan PKI.
c. Amerika dengan alasan :
Amerika tidak ingin Indonesia masuk ke dalam kelompok Komunis pimpinan Un Soviet à kaitkan dengan perang dingin USA X Rusia.
USA selalu mengamati/mengikuti perkembangan Indonesia melalui AD.
d. Soeharto, dengan alasan :
Rasa sakit hati Soeharto terhadap tokoh-tokoh AD yang telah membatasi jenjang karirnya.
Soeharto mengetahui adanya rencana coup d'etat oleh PKI terhadap Soekarno hanya tidak mengetahui waktunya dan hal itu tidak dilakukan antisipasi/dibiarkan terjadi.
Keinginan Soeharto untuk meningkatkan jenjang kariernya sebagai orang nomor satu di Indonesia.
Dengan mudahnya Soeharto melakukan penelusuran kasus secara cepat.
e. Tidak ada pelaku tunggal, dengan alasan :
Semua pihak punya kepentingan dan diuntungkan (PKI, AD, Soeharto, Amerika).
6. Soekarno lamban dalam menangani peristiwa 30 Sep.1965 karena :
a. Ketidak yakinan Soekarno terhadap tuduhan bahwa dalang peristiwa itu adalah PKI, mengingat PKI selama ini selalu setia membantunya.
b. Pengaruh PKI yang sangat kuat sejak peristiwa 30 Sep. 1965 yang ditandai dengan pengawalan yang ketat yang dilakukan oleh pasukan Komunis à Soekarno dibawa ke Lubangbuaya terus Istana Negara Bogor dengan pengawalan ketat.
c. Kondisi kesehatan yang menurun sehingga mempengaruhi daya konsentrasi dalam penanganan perkara.
7. Faktor yang menguntungkan Soeharto sehingga ia menjadi pengganti Soekarno :
a. Rakyat terlanjur tidak percaya lagi pada Soekarno yang terkesan lambat/mengulur-ulur waktu dalam menangani 30 Sep.1965.
b. Ditolaknya Pidato pertanggungjawaban Soekarno karena tidak membuat keputusan apapun terhadap PKI dan penanganan 30 Sep.1965 tersebut à di kalangan parlemenpun akhirnya tidak simpati terhadap Soekarno.
c. Kebencian rakyat terhadap PKI yang telah melakukan tindakan anarkhis terhadap tokoh-tokoh penting Indonesia.
d. Tuntutan rakyat akan kehidupan yang lebih baik dan keamanan yang terjamin àTritura.
e. Tindakan heroic Soeharto yang berhasil membongkar kasus 30 Sept. 1965 diterima dengan senang oleh rakyat dan kalangan politisi.
f. Jabatan Soeharto sebagai Pangkostrad (jabatan setelah menhankam jika terjadi hal-hal darurat ).
PERUBAHAN DEMOKRASI DI INDONESIA PADA MASA REFORMASI
Sejak runtuhnya Orde Baru yang bersamaan waktunya dengan lengsernya Presiden Soeharto, maka Indonesia memasuki suasana kehidupan kenegaraan yang baru, sebagai hasil dari kebijakan reformasi yang dijalankan terhadap hampir semua aspek kehidupan masyarakat dan negara yang berlaku sebelumnya. Kebijakan reformasi ini berpuncak dengan di amandemennya UUD 1945 (bagian Batangtubuhnya) karena dianggap sebagai sumber utama kegagalan tataan kehidupan kenegaraan di era Orde Baru.
Berakhirnya masa orde baru ditandai dengan penyerahan kekuasaan dari Presiden Soeharto ke Wakil Presiden BJ Habibie pada tanggal 21 Mei 1998.
Masa reformasi berusaha membangun kembali kehidupan yang demokratis antara lain:
Keluarnya Ketetapan MPR RI No. X/MPR/1998 tentang pokok-pokok reformasi
Ketetapan No. VII/MPR/1998 tentang pencabutan tap MPR tentang Referandum
Tap MPR RI No. XI/MPR/1998 tentang penyelenggaraan Negara yang bebas dari KKN
Tap MPR RI No. XIII/MPR/1998 tentang pembatasan Masa Jabatan Presiden dan Wakil Presiden RI
Amandemen UUD 1945 sudah sampai amandemen I, II, III, IV
Pada Masa Reformasi berhasil menyelenggarakan pemiluhan umum sudah dua kali yaitu tahun 1999 dan tahun 2004.
Demokrasi yang diterapkan Negara kita pada era reformasi ini adalah demokresi Pancasila, namun berbeda dengan orde baru dan sedikit mirip dengan demokrasi perlementer tahun 1950 1959. Perbedaan demkrasi reformasi dengan demokrasi sebelumnya adalah:
Pemilu yang dilaksanakan (1999-2004) jauh lebih demokratis dari yang sebelumnya.
Ritasi kekuasaan dilaksanakan dari mulai pemerintahan pusat sampi pada tingkat desa.
Pola rekruitmen politik untuk pengisian jabatan politik dilakukan secara terbuka.
Sebagian besar hak dasar bisa terjamin seperti adanya kebebasan menyatakan pendapat
Peran Pelajar, Mahasiswa, dan Tokoh Masyarakat dalam Perubahan Politik dan Ketatanegaraan Indonesia
Berikut beberapa peran pelajar/mahasiswa dan tokoh masyarakat dalam perubahan politik dan ketatanegaraan Indonesia :
Saat Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, pemuda memiliki semangat juang tinggi untuk segera memerdekakan Indonesia, mereka berselisih pendapat dengan golongan tua. Akan tetapi, keberanian pemuda inilah yang menyebabkan Indonesia segera merdeka.
Pemuda memiliki peran dalam penggulingan Presiden Soekarno dan rezimnya, sekaligus ideologi komunis yang kontroversional pada masa itu.
Runtuhnya Demokrasi Terpimpin juga berkat kerja keras pemuda Indonesia, yang saat itu mereka mendirikan KAMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia), yang terdiri dari kelompok pemuda Islam, Katholik, dan mantan PSI.
Tahun 1998, mahasiswa seluruh Indonesia melakukan demonstrasi secara besar-besaran dalam rangka menolak diangkatnya kembali Presiden Soeharto menjadi Presiden RI.
Setelah reformasi, walaupun belum ada peristiwa politik radikal yang memerlukan peran penting mahasiswa. Namun peran mahasiswa masih dibutuhkan sebagai media kontrol politik Indonesia, sebagai distributor pikiran-pikiran masyarakat. Sifat mahasiswa yang kritis merupakan faktor pemicu yang kuat dalam pentingnya peranan mahasiswa dalam peristiwa politik tanah air saat ini.
Sebagai generasi penerus yang melanjutkan dan menyampaikan nilai-nilai kebaikan pada suatu kaum yang sudah rusak moral dan perilakunya.
Sebagai generasi pengganti yang menggantikan kaum yang sudah rusak moral dan perilakunya.
Pelajar dan tokoh masyarakat dapat menyuarakan aspirasi mereka yang nantinya akan dipertimbangkan oleh pemerintah, dan dapat merubah politik dan ketatanegaraan Indonesia melalui demonstrasi yang memenuhi syarat dan tidak menimbulkan kerusuhan.
Tokoh masyarakat dapat menyampaikan aspirasinya melalui jabatan yang diemban dan disampaikan oleh atasannya.
Berikut beberapa tokoh masyarakat yang berperan dalam perubahan politik dan ketatanegaraan Indonesia, pada masa reformasi, sebagai berikut :
Abdurrahman Wahid (Gus Dur)
Gus Dur adalah pemimpin NU, sebuah ormas Islam yang terbesar di Indonesia. Selain ulama, beliau adalah negarawan yang memiliki wawasan tentang pentingnya pluralisme bangsa. Gus Dur adalah salah satu dari tokoh-tokoh reformasi yang membawa dampak besar bagi bangsa Indonesia.
Gus Dur yang mencetuskan pertemuan Ciganjur yang dihadiri oleh Megawati, Sri Sultan Hamengkubuwono X, Amien Rais. Selanjutnya, tokoh-tokoh reformasi yang hadir di Ciganjur menamai dirinya sebagai kelmpok Poros Tengah yang bertekad menggulirkan agenda reformasi di Indonesia.
Gus Dur juga penggagas berdirinya partai PKB, yang anggotanya sebagian besar adalah orang NU. Partai ini juga banyak melahirkan tokoh reformasi yng mempunyai pikiran yang kritis.
Pada masa pemilu pertama, Gus Dur dijagokan menjadi calon presiden RI oleh tokoh-tokoh reformasi. Akhirnya, Gus Dur ditunjuk sebagai presiden menggantikan BJ Habibie, sedangkan Megawati ditunjuk sebagai wakil presiden mendampingi Gus Dur. Namun, di tengah masa pemerintahannya, Gus Dur dicopot mandatnya oleh MPR.
Sri Sultan Hamengkubuwono X
Sri Sultan Hamengkubuwono X adalah sosok Raja Yogyakarta yang memiliki peran penting mempersatukan bangsa ini agar tetap bersatu, karena sejak krisis moneter, Indonesia mengalami ancaman disintegrasi. Apalagi, sejak Timor Timur lepas dari pangkuan ibu pertiwi, memicu timbulnya separatisme di beberapa tempat di Indonesia.
Banyak yang tidak tahu bahwa beliau juga merupakan bagian dari tokoh reformasi, Sri Sultan Hamengkubuwono X sering turun ke jalan menenangkan demonstran agar tidak bersikap anarkis, terutama di Yogyakarta. Saat menjelang Soeharto dicabut mandatnya, terjadi huru hara di Jakarta, Solo, dan Banjarmasin. Sebagai salah satu dari tokoh reformasi, beliau membawa dampak baik bagi masyarakat Yogyakarta.
Agar aksi anarkis tidak sampai di Yogyakarta, Sang Raja ini selalu hadir setiap ada demonstrasi dan mengunjungi korban-korban kekerasan demo di rumah sakit. Terbukti, Yogyakarta tetap terkendali walau sempat ada bentrok di sudut kota. Sebagai slah satu tokoh reformasi, beliau lebih berperan dalam pengendali massa.
Berkat itulah, setelah reformasi, Sri Sultan Hamengkubuwono X ditunjuk menjabat Gubernur DIY bersama Sri Paku Alam IX menggantikan gubernur sebelumnya.
Megawati Soekarno Putri
Megawati merupakan simbol dari perlawanan terhadap rezim orde baru. Saat jabatannya menjadi ketua PDI digulingkan sepihak oleh Soeyadi yang disokong oleh rezim orde baru, Megawati mendirikan partai baru yang diberi nama Partai Demokrasi Indonesia.
Megawati berjarak dengan rezim Soeharto. Pada era reformasi, tokoh ini memiliki peran cukup penting. Beliau merancang kembali nilai-nilai nasionalisme dan demokrasi. Pada pemilu legislatif, partai yang didirikan Megawati memperoleh banyak suara, bahkan mengalahkan Golkar. Megawati pun ditunjuk sebagai wakil presiden mendampingi Gus Dur. Beliau didukung oleh banyak pihak reformasi lainnya.
Dua tahun berikutnya, Megawati naik pangkat menjadi presiden mengantikan kedudukan Gus Dur yang dicopot mandatnya oleh MPR, dan menunjuk Hamzah Haz sebagai wapres mendampingi Megawati melanjutkan pemerintahan.
Amien Rais
Amien Rais merupakan salah satu tokoh reformasi yang hadir dari dunia kampus. Amien Rais juga punya andil dalam menggulingkan rezim Soeharto. Beliau merupakan sosok pencetus berdirinya kelompok Poros Tengah yang dideklarasikan di Ciganjur, tempat kediaman Gus Dur. Awalnya, menjelang rezim orde baru runtuh, Amien Rais selalu turun ke jalan bergabung dengan demonstran mahasiswa. Orasi-orasi yang dilontarkan Amien Rais begitu cerdas. Beliau menawarkan perubahan demokrasi Indonesia ynag lebih modern.
Saat banyak partai bermunculan, Amien Rais juga mendeklarasikan partainya, yakni Partai Amanat Nasional. Pada era reformasi, Amien Rais juga sempat menjabat sebagai ketua MPR.
Penelitian Sejarah
Penelitian sejarah adalah suatu proses investigasi yang di lakukan dengan aktif, tekun, dan sistematis, yang bertujuan menemukan, menafsirkan dan merevisi fakta-fakta sehingga tercapai pengetahuan lebih mendalam mengenai suatu peristiwa, tingkah laku, teori atau hukum. Penelitian sejarah yang baik biasanya berupaya membandingkan hasil penelitian tentang masa lalu dengan keadaan masa kini dan bahkan dapat pula digunakan untuk meramalkan keadaan masa yang akan datang.
Tujuan penelitian sejarah adalah untuk memahami masa lalu, dan mencoba memahami masa kini atas dasar persitiwa atau perkembangan di masa lampau.
Ciri-ciri dari metode sejarah adalah sebagai berikut:
1) Metode sejarah lebih banyak menggantungkan diri pada data yang diamati orang lain di masa-masa lampau;
2) Data yang digunakan lebih banyak bergantung pada data primer dibandingkan dengan data sekunder. Bobot data harus dikritik, baik secara internal maupun secara eksternal;
3) Metode sejarah mencari data secara lebih tuntas serta menggali informasi yang lebih tua yang tidak diterbitkan ataupun yang tidak dikutip dalam bahan acuan yang standar;
4) Sumber data harus dinyatakan secara definitif, baik nama pengarang, tempat dan waktu. Sumber tersebut harus diuji kebenaran. Fakta harus dibenarkan oleh sekurang-kurangnya dua saksi yang tidak pernah berhubungan.
Sumber Data pada Penelitian Sejarah
Sumber dari sejarah yang merupakan data yang digunakan dalam penelitian dengan metode sejarah dapat diklasifikasikan secara bermacam-macam. Antara lain: remain, dokumen, sumber primer, sumber sekunder, materi fisik, materi tulisan dan sebagainya.
Jenis-jenis Penelitian Sejarah
a. Penelitian Sejarah Komparatif
penelitian sejarah komparatif adalah penelitian untuk membandingkan faktor-faktor dari fenomena-fenomena sejenis pada suatu periode masa lampau. Misalnya, ingin diperbandingkan sistem pengajaran di Cina dan Jawa, dan pada masa kerajaan Majapahit.
b. Penelitian Yuridis atau Legal
penelitian yuridis adalah penelitian untuk menyelidiki hal-hal yang menyangkut dengan hukum, baik hukum formal ataupun hukum nonformal dalam masa yang lalu. Misalnya peneliti ingin mengetahui dan menganalisa tentang keputusan-keputusan pengadilan akibat-akibat hukum adat serta pengaruhnyha terhadap suatu masyarakat pada masa lampau.
c. Penelitian Biografis
penelitian biografis adalah penelitian untuk meneliti kehidupan seseorang dan hubungannya dengan masyarakat. Dalam penelitian ini, diteliti sifat-sifat, watak, pengaruh, baik pengaruh lingkungan maupun pengaruh pemikiran dan ide dari subjek penelitian dalam masa hidupnya, serta pembentukan watak figur yang diterima selama hayatnya.
d. Penelitian Bibliografis
Penelitian Bibliografis untuk mencari, menganalisa, membuat interpretasi serta generalisasi dari fakta-fakta yang merupakan pendapat para ahli dalam suatu masalah atau suatu organisasi. Penelitian ini mencakup hasil pemikiran dan ide yang telah ditulis oleh pemikir-pemikir dan ahli-ahli.
Langkah-langkah Penelitian Sejarah
a. Pemilihan Subyek yang akan Diteliti
Pertama yang harus dilakukan adalah menentukan topik penelitian dengan tujuan agar dalam melakukan pencarian sumber-sumber sejarah dapat terarah dan tepat sasaran.
b. Heuristik (Pengumpulan Data)
Heuristik merupakan langkah awal dalam penelitian sejarah untuk berburu dan mengumpulkan berbagi sumber data yang terkait dengan masalah yang sedeang diteliti.misalnya dengan melacak sumber sejarah tersebut dengan meneliti berbagai dokumen, mengunjungi situs sejarah, mewawancarai para saksi sejarah.
c. Kritik (Verifikasi)
Kritik merupakan kemampuan menilai sumber-sumber sejarah yang telah dicari (ditemukan). Kritik sumber sejarah meliputi kritik ekstern dan kritik intern.
d. Interpretasi (Penafsiran)
Interfretasi adalah menafsirkan fakta sejarah dan merangkai fakta tersebut hingga menjadi satu kesatuan yang harmonis dan masuk akal. Dari berbagi fakta yang ada kemudian perlu disusun agar mempunyai bentuk dan struktur. Fakta yang ada ditafsirkan sehingga ditemukan struktur logisnya berdasarkan fakta yang ada, untuk menghindari suatu penafsiran yang semena-mena akibat pemikiran yang sempit. Bagi sejarawan akademis, interfretasi yang bersifat deskriptif sajabelum cukup. Dalam perkembangan terakhir, sejarawan masih dituntut untuk mencari landasan penafsiran yang digunakan.
e. Historiografy (Penulisan Sejarah)
Historiogray adalah proses penyusunan fakta-fakta sejarah dan berbagai sumber yang telah diseleksi dalam sebuah bentuk penulisan sejarah.