REFERAT
BAHAYA BAHAYA LGBT DITINJAU D ITINJAU DARI MEDIS
Oleh: Kekar Yogantoro !"!#$
%e&'(&'(ng: )r* Sa+,-n( Na./at(0 S1*KJ
DIBA2A DIBA2AKAN DALAM D ALAM RANGKA R ANGKA TUGAS KE%ANITRAAN KLINIK K LINIK SMF KEDOKTERAN JI2A RSJ DR* SOEHARTO HEERDJAN %ERIODE 3 JUNI "!3 4 5 JULI "!3 FAKULTAS KEDOKTERAN UNI6ERSITAS YARSI "!3 BAB I
%ENDAHULUAN
Seksualitas mengandung makna yang sangat luas karena mencakup aspek kehidupan yang menyeluruh, terkait dengan jenis kelamin biologis maupun sosial (gender), orientasi seksual, identitas gender, dan perilaku seksual. Seksualitas adalah sebuah proses sosial yang menciptakan dan mengarahkan hasrat atau birahi manusia ( the socially constructed expression of erotic desire), dan dalam realitas sosial, seksualitas dipengaruhi oleh interaksi faktor-faktor biologis, psikologis, sosial, ekonomi, politik, agama dan spiritual.1 Dalam orientasi seksual, terdapat fenomena homoseksualitas. Homoseksualitas merupakan sebuah rasa ketertarikan secara perasaan dalam bentuk kasih sayang, hubungan emosional baik secara erotis atau tidak, dimana ia bisa muncul secara menonjol, ekspresif maupun secara ekslusif yang ditujukan terhadap orang-orang berjenis kelamin sama.1 alaupun orld Health !rgani"ation (H!) telah mengeluarkan homoseksualitas dari daftar penyakit keji#aan pada tanggal 1$ %ei 1&'1, dan mengeluarkannya dari daftar penyakit pada tahun 1&& (amilia %anaf* ++$), tetapi dampak dari homoseksual tidaklah maini-main. Hal ini terbukti dari data penderita H/DS di /merika. Data pasien /DS di /merika menunjukan bah#a penderita /DS terbanyak ditunjukan oleh kaum homoseksual atau biseksual sekitar 02, pengguna jarum suntik 1$2, homoseksual dan suntik '2, hemofilia 12, penerima tranfusi darah 2, heteroseksual 32 dan lainnya 42.
1
BAB II %EMBAHASAN
A* De+(n(.(
Homoseksualitas merupakan sebuah rasa ketertarikan secara perasaan dalam bentuk kasih sayang, hubungan emosional baik secara erotis atau tidak, dimana ia bisa muncul secara menonjol, ekspresif maupun secara ekslusif yang ditujukan terhadap orang-orang berjenis kelamin sama.4 Homoseksual juga dapat didefinisikan sebagai orientasi atau pilihan seks yang diarahkan kepada seseorang atau orang-orang dari jenis kelamin yang sama atau ketertarikan orang secara emosional dan seksual kepada seseorang atau orang-orang dari jenis kelamin yang sama. 4 5reud berasumsi bah#a semua manusia pada dasarnya adalah makhluk biseksual atau penggabungan homoseksual dan heteroseksual. 5reud kemudian mengemukakan bah#a indi6idu menjadi homoseksual ataupun heteroseksual didapat dari pengalamannya berhubungan dengan orangtua dan yang lainnya sehingga 5reud menyimpulkan bah#a pada dasarnya indi6idu sudah memiliki potensi sejak lahir untuk
menjadi
heteroseksual
atau
homoseksual.
7erjadinya
orientasi
seks
homoseksual, heteroseksual, ataupun biseksual tersebut dipengaruhi oleh lingkungan, khususnya lingkungan masa kecilnya bersama kedua orangtua.3 Sedangkan
8harles
Socarides
mengungkapkan
bah#a
perkembangan
homoseksual indi6idu dimulai sejak masa pre-oedipal dan sesudahnya. Seorang lakilaki dapat menjadi homoseksual bila memiliki hubungan yang terlalu erat dengan ibunya atau karena kurangnya atau hilangnya figur bapak dalam keluarga. Hal ini berlaku terbalik pada kasus perempuan lesbian yang dimana posisi ibu hilang atau ayah yang terlalu disiplin dan ibu yang terlalu dekat dengan anak perempuannya. 3 Homoseksualitas pernah berada dalam jajaran DS%. 9amun, sejak 1&$4, the American Psychiatric Association (/:/) sudah menetapkan bah#a homoseksualitas tidak lagi digolongkan sebagai gangguan mental. ;alu, pada 1$ %ei 1&&+, !rganisasi esehatan Sedunia (H!) secara resmi menyatakan homoseksualitas bukanlah penyakit atau gangguan ji#a. Di ndonesia, :edoman :enggolongan Diagnosa
2
1,4
7ransgender adalah istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan orang yang melakukan, merasa, berpikir atau terlihat berbeda dari jenis kelamin yang ditetapkan saat mereka lahir. 7ransgender tidak menunjukkan bentuk spesifik apapun dari orientasi seksual orangnya. !rang-orang transgender dapat saja mengidentifikasikan dirinya sebagai heteroseksual, homoseksual, biseksual, panseksual, poliseksual, atau aseksual.3 Definisi yang tepat untuk transgender tetap mengalir, namun mencakup* 1. 7entang, berkaitan dengan, atau menetapkan seseorang yang identitasnya tidak sesuai dengan pengertian yang kon6ensional tentang gender laki-laki atau perempuan, melainkan menggabungkan atau bergerak diantara keduanya. . !rang yang ditetapkan gendernya, biasanya pada saat kelahirannya dan didasarkan pada alat kelaminnya, tetapi yang merasa bah#a deksripsi ini salah atau tidak sempurna bagi dirinya. 4. 9on-identifikasi dengan, atau non-representasi sebagai, gender yang diberikan kepada dirinya pada saat kelahirannya. 3
B* Or(enta.( Sek.-al
!rientasi seksual indi6idu pada dasarnya terbagai menjadi 4 yaitu heteroseksual, yang merupakan reaksi seksual antara makhluk berbeda jenis kelamin> homoseksual, reaksi seksual antara mahluk sesama jenis kelamin> dan biseksual yang merupakan gabungan antara keduanya. :erlu diingat bah#a orientasi seksual ini tidak sama dengan akti6itas seksual, ini terbukti dengan bah#a remaja yang lesbian, gay, ataupun biseksual belum tentu pernah melakuakn hubungan seksual secara nyata. ?egitu pula sebaliknya orang yang pernah berhubungan seks sesama jenis bukan berarti adalah lesbian, gay, atau biseksual. 1 /lfred insey (1&01) mengemukakan bah#a &02 manusia itu biseksual. 2 homoseksual murni dan 2 heteroseksual murni. Dalam teori statistik, hal ini dikenal dengan istilah kur6a distribusi normal. ?ila suatu populasi dikelompokkan, akan terbentuk kur6a distribusi pada kedua ujungnya, 2 kanan dan 2 kiri dianggap sebagai standar de6iasi atau abnormalitas. =adi, sesuai dengan teori dr. insey, yaitu 2 homoseks dan 2 heteroseks dianggap abnormal.@ang termasuk kedalam
3
kelompok heteroseksual murni adalah orang yang 1++2 orientasinya heteroseksual. !rang ini tidak mungkin bisa bergaul di masyarakat dan menjadi penyakit masyarakat, seperti juga halnya dengan kelompok homoseksual murni, mereka tidak bisa berkomunikasi dengan la#an jenis dalam bentuk apapun. ;ebih lanjut /lfred insey (1&01) menyebutkan bah#a sisa manusia &02 yang biseksual itu dimasukkan ke dalam beberapa kelas sesuai derajat homoseksual dan heteroseksualitasnya, misalnya kelompok tengah adalah kelompok +*+. Derajat seksualitas ini tidak berarti sebagai ekspresi seksualitas. alaupun seseorang berada pada kelompok ekstrem kanan dalam skema insey, yaitu 1+2 heteroseksual dan &+2 homoseksual, akan tetapi karena sejak kecil berkembang di lingkungan heteroseks, potensi homoseksnya yang &+2 itu tidak akan berkembang dan bisa saja seumur hidup dia merupakan heteroseks yang baik karena aspek berla#anannya tidak berkembang. Hal yang sebaliknya juga bisa terjadi pada orang yang berada dalam kelompok ekstrem kiri yaitu &+2 heteroseks dan 1+2 homoseks, bila berkembang di lingkungan homoseks, bisa saja terekspresi sebagai seorang homoseks tulen karena aspek heteroseksnya tidak berkembang. Dari teori ini, kita melihat bah#a lingkungan sangat dominan mempengaruhi orientasi seksual manusia.
7* E1()e&(olog(
Secara signifikan keberadaan kaum homoseksual
di dunia
ini
patut
diperhitungkan. Di suatu sur6ei di /merika Serikat pada saat dilangsungkan pemilu ++3, diketahui bah#a 32 dari seluruh pemilih pria menyatakan bah#a dirinya adalah seorang gay. Di anada, berdasarkan statistik anada menyatakan bah#a diantara #arga anada yang berumur 1' sampai & tahun, terdapat 12 homoseksual dan +.$2 biseksual. Sedangkan di ndonesia, data statistik menyatakan bah#a ' sampai 1+ juta populasi pria ndonesia pada suatu #aktu pernah terlibat pengalaman homoseksual.1,4
D* Et(olog(
7idak ada faktor tunggal yang menyebabkan subjek menjadi homoseksual. :enyebab homoseksualitas sebenarnya sulit dikemukakan karena penyelidikan ilmiah atas masalah ini merupakan suatu hal yang baru. Di samping itu, ada banyak teori yang menjelaskan sebab-sebab homoseksualitas, tetapi penjelasan yang diberikan itu
4
masih kurang memuaskan. ?erikut ini akan disampaikan beberapa teori mengenai sebab-sebab terjadinya homoseksualitas.3,0
1. :sikodinamika %enurut 5reud, setiap orang dilahirkan dengan potensi biseksual. Selama perkembangan psikoseksual, seorang anak dapat berkembang menjadi homoseks atau
heteroseks,
tergantung
pada
pengalaman
masa
kanak-kanak
atau
pendidikannya.3 8harles Socarides (adir, ++$), menerangkan adanya tipe penyebab homoseksual, yaitu * a. :re-oedipal, merupakan hasil fiksasi perkembangan pada +-4 tahun. b. !ediphal, timbulnya homoseksual karena kegagalan dalam fece oediphal. c. Schi"ohomoseAuality, schi"oprenia dan homoseksualitas yang terdapat pada satu orang. d. Situational homoseksual, terjadi karena situasi. e. ariational homoseAual, sebagai 6ariasi dari perilaku seksual seorang heteroseksual.3
. ?iologis Hormonal Bllis pada tahun 1&+1 menyatakan bah#a adatidaknya homoseksualitas adalah keadaan yang didapatkan seseorang sejak lahir, sehingga menjadi homoseksual bukanlah sesuatu yang inmoral. :ada tahun 1&&, say yang merupakan anggota komite /:/ ( American Psychiatric Association) untuk masalah homoseksual, mengemukakan bah#a penyebab homoseksual adalah konstitusional (biologis, telah ada sejak lahir). 1 a. 5aktor
?eberapa jenis penelitian telah membuktikan kemungkinan bah#a hormonal merupakan penyebab atau predisposisi untuk homoseksualitas. Pertama, telah didokumentasikan dengan baik bah#a pengobatan hormon kehamilan dari berbagai jenis menyebabkan munculnya pola perilaku homoseksual laki-laki atau perempuan pada beberapa spesies yang berbeda beda. Kedua, beberapa temuan menunjukkan bah#a kelebihan atau kekurangan
hormon
homoseksualitas. Ketiga,
kehamilan perhatian
dapat besar
berhubungan telah
dengan
difokuskan
pada
perbandingan kadar hormon dalam homoseksual dan heteroseksual de#asa.4
4. 7eori ?elajar 7eori belajar berasumsi bah#a kebanyakan perilaku (termasuk didalamnya perilaku seksual) yang diakibatkan oleh adanya proses belajar. Sikap ini mengarah pada perilaku homoseksual karena dorongan kepuasan, kepuasan seks dengan sesama jenis, atau karena tidak senang, ketidakpuasan, serta ketakutan terhadap pengalaman heteroseksual.4
3. 7eori Disonansi ognitif 7eori disonansi kognitif merupakan sebuah teori yang membahas mengenai perasaan ketidaknyamanan seseorang yang diakibatkan oleh sikap, pemikiran, dan perilaku yang tidak konsisten. aum homoseksual, berdasarkan pandangan mereka pada perilakunya, dapat dibagi menjadi dua yaitu yang menerima perilaku homoseksual itu sendiri dan yang tidak menerima tetapi tidak punya daya untuk mengatasi masalahnya. 3,0 aum homoseksual yang biasanya menerima perilaku homoseksualnya sebagai sebuah akti6itas seksual yang memba#a kesenangan, dan dapat menikmati hubungan homoseksual (homoseksual dan lesbian), biasanya tidak terlalu memikirkan akan adanya pertentangan antara perilakunya dengan keyakinan agama dan kepercayaan yang dianutnya. %ereka akan berusaha meyakinan masyarakat yang selama ini menolak perilaku homoseksual sebagai sebuah penyimpangan. aum homoseksual ini bahkan sudah banyak yang mendapatkan legalisasi hubungan mereka dibeberapa negera-negara Bropa dan beberapa 9egara bagian di /merika Serikat.3,0 6
?erbeda dengan kaum homoseksual yang tidak menerima perilakunya sendiri, karena adanya perbedaan akan perilakunya selama ini dengan agama dan keyakinan yang dianutnya. Selain itu, masyarakat juga masih massif menentang akan perilaku tersebut. %asyarakat belum bisa menerima perlaku homoseksual mereka. nilah yang dimaksud dengan disonansi kognisif , dimana keyakinan yang dimiliki oleh kaum homoseksual berbeda dengan perilakunya, tetapi mereka tidak punya daya untuk keluar dari masalahnya. 3,0 aum homoseksual yang mengalami disonansi kognitif sebenarnya adalah sebuah penyimpangan tingkah laku. ?antuan psikologis memang bisa diberikan kepada kaum homoseksual yang mengalami disonansi kognitif ini untuk membantu menyelaraskan antara keyakinan yang dimiliki, dan nilai-nilai yang dianut dengan perilakunya yang abnormal. 3,0
E* Kategor( Ho&o.ek.-al
8oleman, ?utcher dan 8arson menggolongkan homoseksualitas ke dalam beberapa jenis yaitu * 1. Homoseksual 7ulen =enis ini adalah gambaran streotipe populer tentang laki-laki yang keperempuan-perempuanan atau sebaliknya. . Homoseksual %alu-malu elompok jenis ini adalah laki-laki yang terdorong hasrat homoseksual, namun tidak mampu dan tidak berani menjalin hubungan personal yang cukup intim dengan orang lain. 4. Homoseksual 7ersembunyi elompok ini berasal dari kelas sosial ekonomi menengah dan memiliki status sosial yang dirasa perlu dilindungi dengan cara menyembunyikan identitas seksual. 3. Homoseksual Situasional elompok ini adalah kelompok yang didorong oleh situasi disekitarnya untuk melakukan seks dengan sesama jenis. Dan biasanya kelompok ini akan mempraktikan heteroseksualnya setelah keluar dari situasi tersebut. . ?iseksual
7
elompok ini adalah orang-orang yang mempraktikkan baik homoseksual maupun heteroseksual sekaligus. 0. Homoseksual %apan elompok ini adalah kelompok homoseksual yang menerima keadaan homoseksualnya, memenuhi aneka peran kemasyarkatan secra bertanggung ja#ab, dan mengikat diri dengan komunitas homoseksual setempat. 0
F* Da&1ak
%enjadi seorang homoseksual rentan terhadap berbagai resiko, hal ini dapat dilihat dari dua sudut pandang yaitu berdasarkan sumber resiko dan jenis resiko. 1. Sumber Cesiko 1,4,0 a. Cesiko yang harus dihadapi dari lingkungan eksternal eberadaan kaum homoseksual di tengah masyarakat dalam berinteraksi bersosialisasi dengan lingkungan senantiasa dihadapkan pada hukum, norma, nilai-nilai, dan aturan tertulis maupun tidak tertulis, serta stereotipe yang berlaku di masyarakat. %isalnya saja hukum negara yang tidak memperbolehkan terjadinya pernikahan antara sesama jenis kelamin, norma agama yang tidak memperbolehkan hubungan homoseksual, aturan tidak tertulis yang berlaku di masyarakat untuk menghindari relasi dengan kaum homoseksual, menutup kesempatan bagi kaum homoseksual untuk berkarya bekerja, bersekolah atau pun kesempatan untuk mendapat pelayanan kesehatan yang sama dengan yang lain. Situasi di atas berpotensi menghasilkan reaksi dari lingkungan, ada yang bersikap biasa, ada yang memandang sebelah mata, ada pula yang hingga
memberikan
perlakuan
yang
tidak
menyenangkan
seperti
dikucilkan, disisihkan dijauhi oleh keluarga, teman, dan lingkungan kerja, serta masyarakat. 7idak menutup kemungkinan ada kaum homoseksual yang menghadapi situasi dan respon berbeda dari masyarakat.
Hal ini
dikarenakan adanya perbedaan hukum dan budaya yang berlaku antara satu masyarakat dengan masyarakat lainnya.
b. Cesiko yang berasal dari perilaku sendiri lifestyle
8
Seorang homoseksual sering berhadapan dengan adanya realitas gaya hidup tertentu yang berlaku di kalangan kaum homoseksual.
cara,
perilaku,
dan
kebiasaan
tertentu
baik
itu
dalam
mengekspresikan orientasi seksual, bersosialisasi, maupun menjalani hidup sehari-hari.
pasangan
dalam
berhubungan
seksual
(berhubungan
intim),
melakukan hubungan seksual yang tidak aman (tidak menggunakan kondom), melakukan anal seks, minum-minuman keras dan narkoba.
. =enis Cesiko ,4,0 a. Cesiko sehubungan dengan kesehatan mental dan emosional Cesiko gangguan kesehatan mental dan emosional yang dapat terjadi terhadap homoseksual, seperti* depresi, gangguan mental, gangguan kecemasan,
gangguan
perilaku
(melakukan
penganiayaan-kekerasan
seksual atau fisik sexual or physical abuse), menyakiti melukai diri sendiri, hingga perilaku bunuh diri. :enyebab terjadinya gangguan kesehatan mental dan emosional pada homoseksual *
7ekanan psikologis terhadap penderitaan kondisi yang tidak menyenangkan 7ekanan psikologis dapat membuat seorang homoseksual menjadi stres dan ketika ia tidak mampu menghadapi stres ini (distress), dirinya menjadi tidak terkendali dan tidak mampu mengkontrol dirinya sendiri. Dalam situasi demikian orang ini dikendalikan sepenuhnya oleh emosi-emosi negatif di dalam dirinya seperti* depresi, kecemasan ketakutan yang berlebihan, mengasihani diri sendiri, amarah, iri hati, dan lain-lain. 9
egati!e Self Image egati!e self image terjadi ketika seseorang memandang dan meyakini dirinya sendiri tidak berharga, rendah diri, dan tidak berdaya (internalised homophobia). egati!e self image terbentuk pada seorang homoseksual ketika ia dihadapkan pada* pengalaman masa lalu yang menyakitkan (ditolak dan dianiaya disakiti baik fisik maupun emosional oleh keluarga, teman-teman bermain di masa kecil, ataupun di sekolah)> perlakuan yang tidak menyenangkan dari masyarakat (homophobia) seperti dengan* memberlakukan stereotipe tertentu mengenai homoseksual, men-cap atau memberikan label negatif tertentu, memberikan tekanan memaksakan nilai-nilai, sikap, atau tindakan tertentu> serta faktor diskriminatif dalam hal beberapa hal seperti hukum, norma, nilai-nilai, dan aturan-aturan tertentu.
7erlibat dalam melakukan hubungan seksual (hubungan intim) homoseksual. :ersepsi dan sikap seorang homoseksual terhadap hubungan seksual yang dilakukan memiliki konsekuensi terhadap kesehatan mental dan emosionalnya. etika ia menaruh persepsi dan sikap negatif
terhadap hubungan seksual
yang dilakukannya
maka
perasaan-perasaan tidak menyenangkan akan hadir dalam dirinya dan mengganggunya. :ersepsi dan sikap negatif ini bisa ber#ujud guilt (perasaan bersalah), fear (ketakutan), shame (rasa malu) karena keyakinan bah#a hubungan seksual yang dilakukannya tersebut tidaklah baik, keyakinan bah#a hubungan seksual yang dilakukannya bukanlah atas kehendak bebasnya sendiri, keyakinan bah#a hubungan seksual yang dilakukannya tidak memba#anya pada apapun, tidak memberikan sesuatu yang berarti, atau tidak akan ada ujungnya, menjadikan
hubungan
seksual
sebagai
sebuah
pelarian
atau
pelampiasan atas emosi-emosi negatif yang dirasakannya. /kibatnya, setiap habis mengecap kenikmatan sesaat, dirinya malah terluka oleh rasa tidak berguna, rasa kesepian yang dalam, kehampaan, rasa bersalah, rasa berdosa, dan sebagainya.
10
/khirnya terbentuk mata rantai yang patologis (tidak sehat), melakukan hubungan seksual kemudian merasa terluka, akhirnya menyakiti diri sendiri lantas mencari pleasure hal-hal yang dapat menyenangkan dirinya (mengobati dari rasa sakit) dengan melakukan hubungan seksual lagi dan kemudian berulang lagi dan demikianlah seterusnya.
b. Cesiko sehubungan dengan kesehatan fisik biologis :erilaku seksual tertentu dapat beresiko mengganggu kesehatan fisik biologis pada kaum homoseksual. Seperti* melakukan hubungan seksual bebas berganti-ganti pasangan bahkan dengan orang yang tidak dikenal> melakukan hubungan seksual yang tidak aman seperti* tidak menggunakan kondom dan tidak mengetahui diagnosis atau status kesehatan seksual (H-/DS, penyakit kelamin) pasangan main> dan melakukan anal seks adalah perilaku-perilaku seksual yang beresiko besar mengganggu kesehatan fisik biologis kaum homoseksual. Cesiko-resiko gangguan kesehatan yang dapat dialami dari perilaku seksual tidak sehat tersebut adalah sebagai berikut*
H-/DS
/nal 8ancer
c. Cesiko yang sehubungan dengan kedua-keduanya (kesehatan mental dan emosional dan kesehatan fisik biologis) :erilaku diba#ah ini menyangkut resiko rusaknya kondisi fisik, terganggunya kesehatan fisik biologis serta terganggunya kondisi mental dan emosional seorang homoseksual. edua faktor ini saling terhubung satu sama lain
Domestic "iolence # Sex $ Physical $ %motional Abuse Hubungan di antara sesama homoseksual seringkali di#arnai dengan kekerasan baik itu kekerasan seksual, fisik, maupun emosional. %otif dibaliknya seringkali dikarenakan masalah gangguan mental dan emosional pada diri si pelaku homoseksual.
11
Substance
Abuse
:enyalahgunaan
9/:F/
(
9arkotika,
:sikotropika, dan Fat /diktif) 9arkoba ondisi mental dan emosional yang bermasalah serta lifestyle kaum
homoseksual
dapat
mempengaruhi
seseorang
untuk
menggunakan narkoba dan minum minuman keras. :enyalahgunaan "at-"at aditif ini meliputi narkoba (ectasy, putau# heroin, ganja, morfin, kokain shabu-shabu, cannabis), dan minuman keras. :enyalahgunaan "at demikian dapat mempengaruhi kesehatan tubuh seperti (gangguan otak, saraf, hati), juga dapat mempengaruhi kesehatan mental dan emosional (menjadi lebih emosional, lebih numb tidak merasakan apapun, paranoid, delusi, halusinasi). :enyalahgunaan narkoba dan minum-minuman keras membuat seseorang berada dalam keadaan tidak sepenuhnya sadar, dan dalam keadaan demikian orang tersebut tidak dapat mengendalikan dirinya sendiri. :ada saat demikian, banyak sekali resiko yang harus siap dihadapi.
G* %enangg-langan
@ang paling utama dalam terapi ini adalah dengan adanya moti6asi yang kuat yang berasal dari dalam diri indi6idu itu sendiri. Sedangkan agar meminimalisir kemungkinan homoseksualitas maka pada saat masih kanak-kanak, indi6idu harus diberikan pendidikan secara proporsional oleh kedua orang tua khususnya pada usia 3 tahun keatas. Seorang ayah harus memerankan perannya sebagai seorang bapak yang baik dan begitu pula seorang ibu harus memerankan perannya sebagai seorang ibu secara baik pula. !leh karena itu pola asuh orang tua yang baik dapat meminimalisir kemungkinan indi6idu menjadi homoseksual.
3,0
Sejak lebih dari 1+ tahun para ahli %edis-Seksologi dan :sikologis telah berusaha untuk menyelidiki etiologi pembentukan prefensi homoseksual. 5aktorfaktor sebagai penyebab kemungkinan penyimpangan kehidupan seksual dapat disebabkan oleh hal-hal berikut ini *
3,0
1. /danya faktor khusus sebagai penyebab homoseksual :enyebab Homoseksual karena faktor yang ada sebelum dilahirkan.
12
. Homoseksual terjadi setalah dilahirkan, jadi diperoleh dalam #aktu hidup, artinya faktor dalam perkembangan hidup.
BAB III KESIM%ULAN
Dalam refrat ini akan dibahas mengenai definisi, orientasi seksual, epidemiologi, penyebab, skor, dampak, dan penanggulangan medis dari lesbian, gay, biseAsual, serta transgendre. 1. ;7 merupakan kepanjangan dari ;esbian, Homoseksual, reaksi seksual antara mahluk sesama jenis kelamin> dan ?iseksual, yang merupakan gabungan antara keduanya. 4. Dari studi epidemiologis, data statistik menyatakan bah#a ' sampai 1+ juta populasi pria ndonesia pada suatu #aktu pernah terlibat pengalaman homoseksual. 3. :enyebab dari ;7 bisa dikarenakan genetik, hormonal, dan lingkungan. . Secara klasifikasi, homoseksual dibagi menjadi homoseksual tulen, homoseksual malu-malu,
homoseksual tersembunyi,
homoseksual
situasional,
biseksual,
homoseksual mapan. 13
DAFTAR %USTAKA
1. 8ommittee on ;esbian,
14