PRAKTIK PROFESI NERS KEPERAWATAN MATERNITAS
Tanggal/ Jam Pengkajian
: Jum’at,
22 Desember 2017 pukul 09.30 WIB
Diagnosa Medis
: P3A0 Post SC + MOW a/I Letak lintang H+7
No. Registrasi
: 514xxx
A. PENGKAJIAN
1. Identitas Klien a. Nama
: Ny. S
b. Alamat
: Bogadung RT 01, Kedawung, Sragen
c. Umur
: 36 tahun
d. Pendidikan
: SMP
2. Riwayat Keperawatan a. Keluhan utama Pasien mengatakan nyeri pada jahitan luka b. Riwayat kehamilan sekarang Klien mengatakan pada tanggal 15 Desember 2017 pernah mondok di RS dr. Soehadi Prijonegoro Sragen dikarenekan hamil letak lintang dan harus operasi Sectio Caesarea. Pada tanggal 22 Desember 2017 pasien mengatakan melakukan kunjungan kontrol post operasi pertama di Poli Kebidanan dan Kandungan RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen. Pada saat pengkajian pasien mengeluh nyeri pada luka jahitan, P: Luka jahitan, Q: tusuk-tusuk, R: perut, S: 3, T: terus menerus. Selain mengeluh nyeri pada luka jahitan pasien juga mengeluh gatal-gatal pada luka jahitan. Selain nyeri pasien juga mengatakan. Pasien juga mengatakan kurang mengetahui makanan apa saja yang dapat mempercepat kesembuhan luka pasien.
1
Pasien dan keluarga tidak memiliki riwayat penyakit diabetes melitus, asma, jantung, hipertensi. Klien mengatakan keluarga tidak memiliki riwayat penyakit diabetes melitus, asma, jantung, hipertensi. KB yang digunakan pasien sekarang adalah KB MOW. Status obstetri : P3A0. Riwayat kehamilan dan persalinan yang lalu yang pertama tahun 2011 dengan kehamilan 39 minggu, tidak ada penyulit, penolong bidan, jenis persalinan spontan, tidak ada komplikasi selama nifas, bayi perempuan dengan berat lahir 3300 gram, dan sekarang umur 6 tahun. Persalinan kedua tahun 2014 dengan kehamilan 40 minggu, tidak ada penyulit, penolong bidan, jenis persalinan spontan, tidak ada komplikasi selama nifas, bayi perempuan dengan berat lahir 3100 gram, dan sekarang umur 3 tahun. Persalinan ketiga tahun 2017 dengan kehamilan 38 minggu, penyulit persalinan letak lintang, penolong dokter, jenis persalinan operasi Secto, bayi perempuan dengan berat lahir 2700 gram, dan sekarang umur 7 hari. Pemeriksaan tanda
–
tanda vital yaitu TD:130/80 mmHg,
Nadi:80 x/menit, RR:20 x/menit, S:36,4oC. Pemeriksaan antropometri yaitu TB : 161 cm dan BB : 65 Kg, Pemeriksaan abdomen dengan inspeksi didapatkan terdapat bekas luka operasi atau jejas dibalut dengan kassa dan plester.
2
B. RESUME ASUHAN KEPERAWATAN NO DIAGNOSA JAM DAR KEPERAWATAN (Data, Action, R espon) 1 Nyeri akut 09.30 Data : berhubungan dengan Subjektif: luka post operasi Pada saat pengkajian pasien mengeluh nyeri pada
luka jahitan, P: Luka jahitan, Q: tusuk-tusuk, R: perut, S: 3, T: terus menerus. Selain mengeluh nyeri pada luka jahitan pasien juga mengeluh gatal-gatal pada luka jahitan. Objektif:
Pemeriksaan tanda – tanda vital yaitu TD:130/80 mmHg, Nadi:80 x/menit, RR:20 x/menit, S:36,4oC. Pemeriksaan antropometri yaitu TB : 161 cm dan BB : 65 Kg, Pemeriksaan abdomen dengan inspeksi didapatkan terdapat bekas luka operasi atau jejas dibalut dengan kassa dan plester. 10.00
Action : - Melakukan observasi nyeri secara komprehensif yang meliputi lokasi, karakteristik, onset/durasi, frekuensi, kualitas, intensitas atau beratnya nyeri dan faktor pencetus. - Menggali bersama pasien faktor - faktor yang dapat menurunkan atau memperberat nyeri. - Memberikan informasi mengenai ketidaknyamanan,
3
-
perubahan fisiologis, Luka post operasi Sectio Caesarea Mengajarkan penggunaan teknik non farmakologis napas dalam
Respon : Subjektif : - Klien mengatakan nyeri sudah mulai berkurang - Klien mengatakan mengerti apa yang dijelaskan oleh perawat dan dapat mengulang penjelasan mengenai penyembuhan luka post operasi - Pengkajian nyeri P: Luka jahitan,
Q: tusuk-tusuk, R: perut, S: 2, T: terus menerus. Objektif : - Keadaan umum baik. - Sesekali memegangi perut apabila nyeri timbul. - TTV : TD : 130/80 mmHg N : 88 x/menit RR :20 x/menit S : 36,7 oC - Teknik non farmakologis yang digunakan yaitu pengalihan pikiran (relaksasi) dengan terapi napas dalam, yang dapat dilakukan pasien pada saat kapanpun - Klien kooperatif saat dilakukan intervensi keperawatan dan penjelasan oleh perawat dan dapat mengulang penjelasan mengenai ketidaknyamanan, perubahan fisiologis post SC - Klien kooperatif dengan mendengarkan dengan penuh perhatian pada penjelasan perawat
4
2
Risiko Infeksi berhubungan dengan luka post operasi
09.30
Data : Subjektif:
Pada saat pengkajian pasien mengeluh nyeri pada luka jahitan, P: Luka jahitan, Q: tusuk-tusuk, R: perut, S: 3, T: terus menerus. Selain mengeluh nyeri pada luka jahitan pasien juga mengeluh gatal-gatal pada luka jahitan. Objektif:
Pemeriksaan tanda – tanda vital yaitu TD:130/80 mmHg, Nadi:80 x/menit, RR:20 x/menit, S:36,4oC. Pemeriksaan antropometri yaitu TB : 161 cm dan BB : 65 Kg, Pemeriksaan abdomen dengan inspeksi didapatkan terdapat bekas luka operasi atau jejas dibalut dengan kassa dan plester. 10.00
Action : - Mengobservasi adanya tanda-tanda infeksi pada luka meliputi tumor, rubor, dolor, kalor dan fungsiolesa - Melakukan perawatan luak pada pasien dengan teknik aseptik - Memberikan informasi kepada klien tentang kondisi luka pasien - Mengajarkan penggunaan teknik non farmakologis. - Memberikan edukasi kepada pasien tentang diet TKTP untuk mempercepat kesembuhan luka
5
Respon : Subjektif : - Klien mengatakan mengerti apa yang dijelaskan oleh perawat dan dapat mengulang penjelasan mengenai diet TKTP untuk mempercepat kesembuham luka Objektif : - Keadaan umum baik. - Sesekali memegangi perut apabila nyeri timbul. - TTV : TD : 130/80 mmHg N : 88 x/menit RR :20 x/menit S : 36,7 oC - Hasil observasi luka tidak terdapat tanda-tanda infeksi seperti dolor, kalor, rubor, dan fungsiolesa - Tidak terdapat pus pada luka
C. PEMBAHASAN
1. Pada diagnosa keperawatan yang muncul yang pertama adalah nyeri akut. Diagnose ini diangkat diakarenakan nyeri pasien terjadi selama belum mencapai 3 minggu, pasien juga mengeluh nyeri pada luka karena kontinuitas jaringan terputus setelah operasi sehingga menyebabkan nyeri pada ibu. Nyeri yang dirasakan tidak terlalu tinggi hanya nyeri ringan saja, sehingga terapi non farmakologis napas dalam sangatlah cocok diterapkan pada ibu. Setelah diajarkan terapi relaksasi napas dalam ibu tampak rileks dan dapat mendemonstrasikannya kembali. 2. Diagnosa keperawatan yang kedua yang diambil adalah risiko infeksi. Diagnose ini diambil dikarenakan adanya luka pada abdomen pasien setelah operasi,
sehingga
menimbulkan
adanya
risiko
bakteri
masuk
dan
menyebabkan infeksi pada luka pasien. Akibat jika luka infeksi maka akan memperlama kesembuhan luka pasien. Perawat telah melakukan perawatan luka pada pasien yang hasilnya tidak ada tanda2 infeksi pada luka Ibu, perawat juga memberikan edukasi pada ibu untuk mengosumsi diet TKTP untuk mempercepat kesembuhan luka pasien.
6