FAKTOR RISIKO DAN INVESTASI
Disusun oleh : Ahsan Ramdani Mery Indriyastuti M Iqbal Aziz Ranti Yulia Eka Yasinta Octavia Dyita Tri Astuti
A1011411RB4002 A1011411RB4002 A1011411RB4012 A1011411RB4012 A1011411RB4013 A1011411RB4013 A1011411RB4026 A1011411RB4026 A1011411RB4027 A1011411RB4027 A1011411RB4030 A1011411RB4030
FAKULTAS EKONOMI JURUSAN MANAJEMEN UNIVERSITAS SANGGA BUANA YPKP BANDUNG 2017
i
KATA PENGATAR Assalamualaikum wr.wb. Alhamdulillahirobbil'alamin banyak nikmat yang Allah berikan tetapi sedikit sekali yang kita ingat, segala puji hanya untuk Allah SWT atas segala berkat, hikmah dan taufik serta hidayah-Nya kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “ Faktor “ Faktor Risiko dan Investasi ”. Dalam pembuatannya, kami memperoleh bantuan dari berbagai sumber, karena itu kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada para pembaca sekalian karena telah bisa menerima makalah yang sudah kami paparkan ini. Kami berharap semoga makalah ini sedikit lebihnya bisa menuntun ke arah yang lebih baik khususnya kepada pembaca, meskipun isi dari makalah ini banyak kekurangan dan kesalahan dalam pembuatannya. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membantu agar makalah kami selanjutnya dapat lebih baik lagi. Akhir kata kami mengucapkan terima kasih. Bandung, 20 April 2017
Penulis
i
KATA PENGATAR Assalamualaikum wr.wb. Alhamdulillahirobbil'alamin banyak nikmat yang Allah berikan tetapi sedikit sekali yang kita ingat, segala puji hanya untuk Allah SWT atas segala berkat, hikmah dan taufik serta hidayah-Nya kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “ Faktor “ Faktor Risiko dan Investasi ”. Dalam pembuatannya, kami memperoleh bantuan dari berbagai sumber, karena itu kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada para pembaca sekalian karena telah bisa menerima makalah yang sudah kami paparkan ini. Kami berharap semoga makalah ini sedikit lebihnya bisa menuntun ke arah yang lebih baik khususnya kepada pembaca, meskipun isi dari makalah ini banyak kekurangan dan kesalahan dalam pembuatannya. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membantu agar makalah kami selanjutnya dapat lebih baik lagi. Akhir kata kami mengucapkan terima kasih. Bandung, 20 April 2017
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGATAR ................................. ................ ................................. ................................ ................................. ................. i DAFTAR ISI ........................................................................................... ii PENDAHULUAN .................................................................................... 1 ....................................................................................................... ............................................. 1 1.1 Latar Belakang .......................................................... ................................................................................................. 2 1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................. .................................................................................................... 2 1.3 Tujuan Penulisan ....................................................................................................
LANDASAN TEORI................................ ................ ................................ ................................. ........................... .......... 3 ...................................................................................................................... 3 2.1 Risiko .......................................................................................................................
2.1.1 Pengertian Resiko............................................. ................................................................... .................................... .............. 3 2.1.2 Identifikasi dan Analisa Risiko .............................................. ............................................................ .............. 4 2.1.3 Mengelola Risiko Risi ko ......................................... ............................................................... ........................................ .................. 5 .................................................................................................................. 6 2.2 Investasi ...................................................................................................................
2.2.1 Pengertian Investasi................... Investasi .......................................... ............................................. .................................... .............. 6 2.2.2 Tujuan dan Jenis Investasi........................................... Investasi.................................................................. ......................... .. 8 2.2.3 Asas-asas Hukum Investasi .......................... ................................................ ...................................... ................ 11 2.2.4 Manfaat Investasi ............................................. ................................................................... .................................. ............ 12 .................................................................................................... ........................................... 14 2.3 Risiko Investasi .........................................................
2.3.1 Pengertian Resiko Investasi ........................................... ............................................................... .................... 14 2.3.2 Jenis-jenis Risko Ris ko Investasi ................................................. ................................................................. ................ 15 2.3.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Risiko Investasi ........................ ........................ 17 2.3.4 Ukuran Risiko Investasi ................................... ......................................................... .................................. ............ 18 PEMBAHASAN .................................................................................... 19
3.1 Hubungan Risiko Dan Tingkat Pengembalian Investasi ................................ 19 3.2 Cara Meminimalisir Resiko Investasi ............................................................... 23 3.3 Tingkat Pengembalian Yang Diharapkan Atas Investasi ............................... 24
PENUTUP .......................................................................................... 26
iii
4.1 Kesimpulan ........................................................................................................... 26 4.2 Saran ...................................................................................................................... 27
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................ 28
1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tidak ada satu pun produk investasi di dunia ini yang aman dan bebas risiko. Semua produk mengandung risiko. Masalahnya, apakah risiko yang dihadapi besar atau kecil. Untuk itu, setiap risiko yang terkandung di dalam setiap produk investasi hendaknya tidak kita hindari, tetapi dapat kita manage sedemikian rupa sehingga meminimalisir tingkat risikonya. Ketika kita ingin berinvestasi di pasar modal, misalnya produk saham, maka kita harus mengetahui dan memperhitungkan seberapa besar risiko yang terkandung di dalam produk tersebut. Produk investasi seperti saham memiliki risiko penurunan harga, yang pada akhirnya akan menurunkan nilai investasi yang kita miliki. Maka dari itu, penting bagi kita untuk dapat meminimalisir risikonya. Saat ini bermunculan berbagai produk investasi yang bisa memberikan hasil investasi yang kompetitif, tetapi masih tetap dengan risiko yang terkontrol. Seharusnya, produk-produk investasi inilah yang dimanfaatkan masyarakat sebagai sarana berinvestasi. Ada dua aspek yang perlu dipertimbangkan oleh manajemen perusahaan
dalam
pengambilan
keputusan
keuangan,
yaitu
tingkat
pengembalian (return) dan risiko (risk ) keputusan keuangan tersebut. Tingkat pengembalian adalah imbalan yang diharapkan diperoleh di masa mendatang, sedangkan risiko diartikan sebagai ketidakpastian dari imbalan yang diharapkan. Risiko adalah kemungkinan terjadinya penyimpangan dari rata-rata dari tingkat pengembalian yang diharapkan yang dapat diukur dari standar deviasi dengan menggunakan statistika. Suatu keputusan keuangan yang lebih berisiko tentu diharapkan memberikan imbalan yang lebih besar, yang dalam keuangan dikenal dengan istilah “ High Risk High Return”. Ada trade off antara risk dan
2
return, sehingga dalam pemilihan berbagai alternatif keputusan keuangan yang mempunyai risiko dan tingkat pengembalian yang berbeda-beda, pengambilan keputusan keuangan perlu memperhtungkan risiko relatif keputusannya. Untuk mengukur risiko relatif digunakan koefisien variasi, yang menggambarkan risiko per unit imbalan yang diharapkan yang ditunjukkan oleh besarnya standar deviasi dibagi tingkat pengenbalian yang diharapkan. Risiko bisnis berkaitan dengan ketidakpastian tingkat pengembalian atas aktiva suatu perusahaan di masa mendatang, yang mengacu pada variabilitas keuntungan yang diharapkan sebelum bunga dan pajak (EBIT). Risiko bisnis merupakan akibat langsung dari keputusan investasi perusahaan, yang tercermin dalam struktur aktivanya. Yang dimaksud dengan risiko bisnis dalam hal ini adalah tingkat risiko aktiva perusahaan jika perusahaan tidak menggunakan hutang.
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka masal ah dalam penulisan makalah ini dirumuskan sebagai berikut: 1. Apa yang dimaksud risiko ? 2. Apa yang dimaksud investasi ? 3. Apa yang dimaksud risiko investasi ?
1.3 Tujuan Penulisan Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui pengertian risiko. 2. Untuk mengetahui pengertian investasi. 3. Untuk mengetahui pengertian risiko investasi.
3
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Risiko 2.1.1 Pengertian Resiko
Definisi risiko menurut beberapa ahli, diantaranya dapat di paparkan sebagai berikut :
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI ) adalah
“
Akibat
yang
kurang
menyenangkan
(merugikan,
membahayakan) dari suatu perbuatan atau tindakan. “
Arthur J. Keown (2000) :
“ Risiko adalah prospek suatu hasil yang tidak disukai (operasional sebagai deviasi standar).”
Hanafi (2006)
“ Risiko merupakan besarnya penyimpangan antara tingkat pengembalian yang diharapkan (expected return – ER) dengan tingkat pengembalian aktual (actual return). “
Emmaett J. Vaughan dan Curtis M. Elliott (1978), risiko
didefinisikan sebagai; 1) Kans kerugian – the chance of loss 2) Kemungkinan kerugian – the possibility of loss 3) Ketidakpastian – uncertainty
4
4) Penyimpangan kenyataan dari hasil yang diharapkan – the dispersion of actual from expected result 5) Probabilitas bahwa suatu hasil berbeda dari yang diharapkan – the probability of any outcome different from the one expected
Dari penjelas diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa definisi risiko adalah suatu kondisi yang timbul karena ketidakpastian dengan seluruh konsekuensi tidak menguntungkan yang mungkin terjadi 2.1.2 Identifikasi dan Analisa Risiko
Menurut Darmawi (2008) tahapan pertama dalam proses manajemen risiko adalah tahap identifikasi risiko. Identifikasi risiko merupakan suatu proses yang secara sistematis dan terus menerus dilakukan untuk mengidentifikasi kemungkinan timbulnya risiko atau kerugian terhadap kekayaan, hutang, dan personil perusahaan. Proses identifikasi risiko ini mungkin adalah proses yang terpenting, karena dari proses inilah, semua risiko yang ada atau yang mungkin terjadi pada suatu proyek, harus diidentifikasi. Masih menurut Darmawi (2008) proses identifikasi harus dilakukan secara cermat dan komprehensif, sehingga tidak ada risiko yang terlewatkan atau tidak teridentifikasi. Dalam pelaksanaannya, identifikasi risiko dapat dilakukan dengan beberapa teknik, antara lain: 1) Brainstorming 2)
Questionnaire
3) Industry benchmarking 4)
Scenario analysis
5) Risk assessment workshop 6) Incident investigation 7) Auditing
5
8) Inspection 9)
Checklist
10) HAZOP (Hazard and Operability Studies) Adapun cara – cara pelaksanaan identifikasi risiko secara nyata dalam sebuah proyek adalah : 1) Membuat daftar bisnis yang dapat menimbulkan kerugian. 2) Membuat daftar kerugian potensial. Dalam checklist ini dibuat daftar kerugian dan peringkat kerugian yang terjadi. 3) Membuat klasifikasi kerugian. a) Kerugian atas kekayaan ( property). i. Kekayaan langsung yang dihubungkan dengan kebutuhan untuk mengganti kekayaan yang hilang atau rusak. ii. Kekayaan yang tidak langsung, misalnya penurunan permintaan, image perusahaan, dan sebagainya. b) Kerugian atas hutang piutang, karena kerusakan kekayaan atau cideranya pribadi orang lain. c) Kerugian atas personil perusahaan. Misalnya akibat kematian, ketidakmampuan, usia tua, pengangguran, sakit, dan se bagainya. 2.1.3 Mengelola Risiko
Dalam suatu aktivitas risiko pasti terjadi dan sulit untuk dihindari sehingga bagi sebuah lembaga bisnis seperti perbankan sangat penting untuk memikirkan bagaimana mengelola risiko tersebut. Dalam mengelola risiko pada dasarnya ada 4 cara yaitu : a. Memperkecil risiko, dengan cara tidak memperbesar setiap keputusan
yang mengandung risiko tinggi tapi membatasinya
bahkan meminimalisirnya agar
risiko tersebut tidak menambah
menjadi besar dan diluar kontrol manajemen perusahaan.
6
b. Mengalihkan risiko, dengan cara mengalihkan risiko yang kita terima tersebut ketempat lain seperti mengasurasikan bisnis guna menghindari terjadinya risiko yang sifatnya tidak tentu waktunya. c. Mengontrol mengantisipasi
risiko,
dengan
cara
terhadap timbulnya
melakukan risiko
kebijakan
sebelum
terjadi,
seperti memasang alarm terhadap mobil, menempatkan satpam pada siang atau malam hari. d. Pendanaan risiko, dengan cara menyediakan dana cadangan (reserve) guna mengantispasi timbulnya risiko dikemudian hari, seperti perubahan terhadap nilai tukar dolar
dipasaran maka
kebijakan sebuah bank adalah harus memiliki dana cadangan dalam bentuk dolar.
2.2 Investasi 2.2.1 Pengertian Investasi
Istilah investasi berasal dari bahasa Latin, yaitu investire (memakai),
sedangkan
dalam
bahasa
Inggris
disebut
dengan
invesment. Istilah hukum investasi berasal dari terjemahan bahasa Inggris yaitu invesment of law. Dalam peraturan perundang-undangan tidak ditemukan hukum investasi tersebut, maka harus dicari dari berbagai pandangan para ahli dan kamus hukum. Para ahli dalam bidang investasi memiliki pandangan yang berbeda mengenai konsep teoritis tentang investasi.
Fitzgeral mengartikan
“ investasi adalah aktivitas yang berkaitan dengan usaha penarikan sumber-sember (dana) yang dipakai untuk mengadakan barang modal pada saat sekarang, dan dengan barang modal akan dihasilkan aliran-aliran produk baru dimasa yang akan datang “. Kamaruddin Ahmad mengemukakan bahwa yang dimaksud
dengan “ investasi adalah menempatkan uang atau dana dengan
7
harapan untuk memperoleh tambahan atau keuntungan tertentu atas uang atau dana tersebut “. Ensiklopedia Indonesia memberikan pengertian tentang “
investasi adalah penanaman uang atau modal dalam proses produksi (dengan pembelian gedung-gedung, permesinan, bahan cadangan, penyelenggaraan uang kas serta perkembangannya)”. Dari ketiga definisi tersebut, Salim dan Budi Sutrisno menyempurnakan definisi tentang investasi sebagai berikut: “investasi adalah penanaman modal yang dilakukan oleh investor, baik investor luar negri (asing) maupun dalam negeri (domestik) dalam berbagai bidang usaha yang terbuka untuk investasi, dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan”. Menurut PSAK Nomor 13 dalam Standar Akuntansi
keuangan per 1 Oktober 2004 “
investasi
adalah
suatu
aktiva
yang
digunakan
oleh
perusahaan untuk menumbuhkan kekayaan ( accretion of wealth ) melalui distribusi hasil investasi ( seperti bunga , royalti , deviden dan uang sewa ) untuk apresiasi nilai investasi atau untuk manfaat lain bagi perusahaan yang berinvestasi seperti manfaat yang diperoleh melalui hubungan perdagangan . Persediaan dan aktiva tetap bukan merupakan investasi”. Lebih jauh di dalam PSAK Nomor 13 dalam Standar Akuntansi Keuangan, per 1 Oktober 2004 juga menjelaskan tentang beberapa pengertian dari hal – hal berikut . (1) Investasi lancar adalah investasi yang dapat segera dicairkan dan dimaksudkan untu dimiliki selama setahun atau kurang . (2) Investasi jangka panjang adalah investasi selain investasi lancar . (3) Investasi properti adalah investasi pada tanah atau bangunan yang tidak digunakan atau dioperasikan oleh perusahaan yang berinvestasi atau perusahaan lain dalam grup yang sama dengan perusahaan yang berinvestasi .
8
(4) Investasi
dagang
adalah
investasi
yang
ditujukan
untuk
mempermudah atau memperthankan bisnis atau hubungan perdagangan .
Dari penjelasan tersebut investasi dapat didefinisikan sebagai bentuk pengelolaan dana guna memberikan keuntungan dengan cara menempatkan dana pada alokasi yang diperkirakan akan memberikan tambahan keuntungan atau compounding . Tentunya proses pencarian keuntungan
dengan
investasi
ini
membutuhkan
analisis
dan
perhitungan mendalam dengan tidak mengesampingkan kehati – hatian ( Prudent ) . Pentingnya sikap kehati – hatian ini merupakan modal penting bagi seorang investor . Hal tersebut dilihat dari banyaknya kasus yang terjadi karena faktor kecerobohan seperti yang dilakukan oleh perbankan di Indonesia baik yang dimiliki oleh pihak swasta ataupun pemerintah . Implikasi dari hal tersebut , terlihat dengan mengucurnya bantuan dana yang berasal dari pemerintah dalam bentuk BLBI ( Bantuan Likuiditas Bank Indonesia ) guna membantu lembaga – lembaga perbankan khususnya yang mengalami kesilitan likuiditas . 2.2.2 Tujuan dan Jenis Investasi (1) Tujuan Investasi
Kamaruddin Ahmad, mengemukakan tiga alasan sehingga banyak orang melakukan investasi, yaitu: a)
Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak dimasa yang akan datang.
b)
Mengurangi tekanan inflasi.
c)
Dorongan untuk menghemat pajak. Disamping hal tersebut, orang melakukan investasi karena
dipicu oleh kebutuhan akan masa depan. Selain kebutuhan akan masa depan, orang melakukan investasi karena dipicu oleh
9
banyaknya ketidakpastian atau hal-hal lain yang tidak terduga dalam hidup ini, misalnya keterbatasan dana, kondisi kesehatan, datangnya musibah secara tiba-tiba, dan kondisi pasar investasi. Agar
tujuan
investasi
tersebut
dapat
tercapai
maka
diperlukan proses dalam mengambil suatu keputusan ketika hendak melakukan investasi, terutama keuntungan yang akan diperoleh dan risiko yang dihadapinya. Dalam kaitan ini, sharpe sebagaimana yang dikutip oleh Nurul Huda dan Mustafa Edwin Naution mengemukakan bahwa pada dasarnya ada beberapa tahapan dalam mengambil keputusan investasi, antara lain: a) Menentukan kebijakan investasi. Pada tahapan ini, investor menentukan tujuan investasi dan beberapa kekayaan yang dapat diinvestasikan. b) Analisis sekuritas. Pada tahap ini investor harus melakukan analisis sekuritas yang meliputi penilaian terhadap sekuritas secara individual atau atas beberapa kelompok sekuritas. c) Pembentukan portofolio. Pada tahap ini investor membentuk portofolio yang melibatkan identifikasi aset khusus mana yang akan diinvestasikan dan juga menentukan seberapa besar investasi pada tiap aset tersebut. d) Melakukan revisi portofolio. Pada tahap ini, berkenaan dengan pengulangan secara periodik dari tiga tahap sebelumnya. Sejalan dengan waktu, investor mungkin mengubah tujuan investasinya, yaitu berussaha membentuk portofolio baru yang lebih optimal. e) Evaluasi kinerja portofolio. Pada tahap terakhir ini, investor melakukan penilaian terhadap kinerja portofolio secara periodik dalam arti tidak hanya return yang diperhatikan, tetapi juga resiko yang dihadapi.
10
2)
Jenis investasi
Pada dasarnya investasi dapat digolongkan ke dalam beberapa jenis, yakni berdasarkan aset, pengaruh, ekonomi, menurut sumbernya. Dalam kaitan ini, Salim dan Budi Sutrisno menjelaskan sebagai berikut: a) Investasi berdasarkan asetnya Investasi ini merupakan penggolongan investasi dari aspek modal atau kekayaanya. Investasi ini dibagi kepada dua jenis, yaitu: i. real assets yang merupakan investasi yang berwujud, seperti gedung-gedung, kendaraan, dan sebagainya ii. financial assets, yaitu yang berupa dokumen (surat-surat berharga) yang diperdagangkan dipasar uang , seperti deposito, commercial paper, surt berharga pasar uang (SBPU),
dan
sebagainya.
Financial
assets
juga
diperdagangkan di pasar modal, seperti saham, obligasi, warrant, opsi, dan sebagainya. b) Investasi berdasarkan pengaruh. Investasi berdasarkan pengaruh dibagi nenjadi dua macam, yaitu: i. investasi autonomus (berdiri sendiri), yaitu investasi yang tidak dipengaruhi tingkat pendapatan, bersifat spekulatif, misalnya pembelian surat-surat berharga; ii. investasi
induced (memengaruhi-menyebabkan),
yakni
investasi yang dipengaruhi oleh kenaikan permintaan akan barang dan jasa serta
tingkat pendapatan, misalnya
penghasilan transitori (penghasilan yang didapat selain dari bekerja), yaitu bunga tabungan dan sebgainya. c) Investasi berdasarkan sumber pembiayaan. Investasi ini dibagi kepada dua macam:
11
i. investasi yang bersumber dana dari dalam negeri (PMDN), investornya dari dalam negeri; ii. investasi yang bersumber dari modal asing, pembiayaan investasi bersumber dari investor asing. d) Investasi berdasarkan bentuk Investasi modal ini dibagi kepada dua bentuk, yaitu: i. investasi langsung dilaksanakan oleh pemiliknya sendiri, seperti membangun pabrik, membangun gedung selaku kontraktor, membeli total, atau mengakuisisi perusahaan; dan ii. investasi tidak langsung yang sering disebut dengan investasi portofolio. Investasi tidak langsungdilakukan melalui pasar modal dengan instrumen surat-surat berharga, seperti saham, obligasi, reksadana beserta turunannya.
2.2.3 Asas-asas Hukum Investasi
Undang-undang Nomor 25 Tahun 2007 Pasal 3 Ayat (1) menentukan 10 asas dalam melaksanakan penanaman modal atau investasi, sebagai berikut: a. Asas kepastian hukum b. Asas keterbukaan c. Asas akuntabilitas d. Asas perlakuan yang sama dan tidak membeda-bedakan asal negara e. Asas kebersamaan f. Asas efisiensi berkeadilan g. Asas keberlanjutan h. Asas berwawasan lingkungan i. Asas kemandirian j. Asas keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional
12
Disamping 10 asas sebagaimana tersebut diatas, Salim dan Budi Sutrisno menambah beberapa asas lagi antara lain: a. Asas ekonomi perusahaan b. Asas hukum internasional c. Asas demokrasi ekonomi d. Asas manfaat e. Asas kondis kriminalisasi 2.2.4 Manfaat Investasi
Secara umum, ada beberapa manfaat investasi bagi masa depan yang bisa didapat investor dalam rangka mengamankan rencanarencana dalam hidupnya. Sebagai contoh, setiap orang memiliki berbagai rencana di masa mendatang yang ingin diwujudkannya entah berupa rencana haji ke tanah suci, menempuh jenjang pendidikan yang lebih tinggi, renovasi rumah, menikah, tindakan antisipasi terhadap musibah seperti kecelakaan, sakit, dan hal-hal lainnya yang tidak terduga. Manfaat umum investasi untuk masa depan investor adalah sebagai berikut. (1) Memperoleh jaminan pendapatan tetap Dengan memiliki sebuah aset investasi, seorang investor akan merasa terjamin karena dengan aset investasinya tersebut ia nantinya dapat memanen keuntungan dari penjualan asetnya yang selalu dinilai dengan harga yang lebih tinggi dari harga pembeliannya di masa lalu. Dengan kata lain, aset atau dana yang diinvestasikan itu bisa bekerja menghasilkan uang sendiri tanpa membutuhkan kerja keras investor sehingga di masa depan keuntungannya akan terakumulasi untuk dinikmati investor. (2) Mendorong gaya hidup hemat Investasi dapat bermanfaat sebagai pendorong gaya hidup hemat. Mengapa demikian? Investasi dalam bentuk asuransi yang perlu dibayar preminya tiap bulan sejumlah yang telah disepakati
13
sebelumnya oleh investor akan memicu timbulnya sikap hidup hemat “berakit-rakit ke hulu berenang-renang ke tepian”. Memang pemotongan biaya hidup sehari-hari diperlukan untuk dapat menikmati besarnya hasil investasi yang akan didapat di kemudian hari. (3) Mencegah adanya jeratan hutang Bermacam-macam kebutuhan hidup dan barang mewah sering menjadi godaan untuk bergaya hidup konsumtif dan modern. Hasrat memiliki beragam gadget terbaru, fashion branded terkini, godaan liburan ke luar negeri, dan keinginan membeli kendaraan mewah acapkali membuat seseorang lepas kendali dalam mengelola keuangannya sehingga tidak jarang dapat berakhir dengan terlilitnya hutang di bank atau pada kerabat kenalan. Melakukan investasi dalam bentuk asuransi atau tabungan dengan menyisihkan sebagian pendapatan yang diperoleh per bulan secara rutin akan menciptakan suatu komitmen yang dapat menjadi solusi terhadap kemungkinan adanya jeratan hutang yang mungkin terjadi. (4) Menciptakan kebahagiaan hidup dalam keluarga Manfaat investasi yang terakhir ialah menciptakan kebahagiaan dalam keluarga mengingat banyaknya rencana keluarga yang perlu dipenuhi di masa depan seperti liburan ke tempat favorit, biaya pendidikan anak, dan dana cadangan terhadap kejadian yang tidak diharapkan seperti sakit atau meninggal. Kebahagiaan keluarga dapat semakin terjaga dan terjamin jika keperluan keluarga dapat terpenuhi dengan jalan melakukan investasi pada program asuransi pendidikan, asuransi jiwa, dan sebagainya.
14
2.3 Risiko Investasi 2.3.1 Pengertian Resiko Investasi
Alasan utama orang berinvestasi adalah untuk memperoleh keuntungan. dalam konteks manajemen investasi, tingkatkeuntungan investasi di sebut sebagai return. Suatu hal yang wajar jika investor menuntut
tingkat
pengembalian
tertentu
atas
dan
yang
diinvestasikannya. Return yang diharapkan investor dari investasi yang dilakukannya merupakan kompensasi atas biaya kesempatan (opportunity cost ) dan risiko penurunan daya beli akibat adanya pengaruh inflasi. Seorang investor perlu membedakan antara return yang diharapkan ( expeded return ), dengan return yang aktual ( actual return ). Antartingkat pengembalian yang diharapkan dan tingkat pengembalian yang aktual yang diperoleh investor sangat mungkin berbeda dan perbedaan inilah yang merupakan risiko yang harus selalu dipertimbangkan olehinvestor sebelum memutuskan untuk berinvestasi.
Adapun
pengertian
risiko
yang
dijabarkan
oleh
Tandelilin (2001:48) sebagai berikut : “Risiko merupakan kemungkinan perbedaan antara return aktual dengan return yang diharapkan. Semakin besar kemungkinan perbedaannya, berarti semakin besar risiko investasi tersebut. “ Pengertian lain dari risiko yang dikemukakan oleh Gitman (2003:237) sebagai berikut : “Risk is the change of financial loss or more formally, the variability of return associated with a given assets.” Artinya risiko adalah kemungkinan kerugian atau lebih formal diartikan sebagai variabilitas pengembalian yang terkait dengan asset yang diserahkan.
15
Berdasarkan
penjelasan
diatas,
maka
penulis
dapat
menyimpulkan bahwa risiko adalah suatu kemungkinan dimana investor tidak mendapatkan return yang sesuai dengan harapannya. 2.3.2 Jenis-jenis Risko Investasi
Adapun jenis-jenis risikoyang mungkin dihadapi oleh para investor
dalam
melakukan
kegiatan
investasi
seperti
yang
dikemukakan oleh Reilly, et al (2000:15) diantaranya : (1) Business risk Kemungkinan
kerugian
yang
diderita
perusahaan
karena
keuntungan yang diperoleh lebih kecil dari keuntungan yang diharapkan.
Business
risk
ini
berkaitan
dengan
cakupan
peruahaan . (2) Financial risk Risiko yang timbul dari cara perusahaan membiayai kegiatannya, misalnya penggunaan utang dalam membiayai asset perusahaan . (3) Liquidity risk Adanya ketidakpastian yang timbul pada saat sekuritas berada dipasar
sekunder,
risiko
ini
berkaitan
dengan
kecepatan
pembelian atau penjualan suatu asset serta tingkat harga yang terbentuk dalam transaksi tersebut . (4) Exchange Rate Risk Risiko ini berkaitan dengan fluktuasis nilai tukar mata uang domestik dengan nilai mata uang negara lainnya. Risiko ini biasanya dihadapi oleh investor internasional atau perusahaan yang
menggunakan
mata
uang
asing
dalam
kegiatan
operasionalnya maupun pendanaan. (5) Country Risk Risiko ini berkaitan dengan kestabilan polittik serta kondisi lingkungan perekonomian disuatu negara.
16
Kemudian Ahmad (2004) menjelaskan pula mengenai risiko investasi. Menurutnya risiko investasi ada tujuh , yaitu : (1) Risiko inflasi (Inflation Risk) Risiko inflasi terjadi bila ada peningkatan harga barang/jasa akan menurunkan nilai mata uang. (2) Risiko Pasar (Market Inflation) Risiko ini terjadi bila penurunan harga saham terjadi maka akan mengakibatkan capital loss. Risiko ini muncul sebagai akibat dari variability return pasar yang disebabkan oleh terjadinya bear/bull market karena adanya kondisi ekonomi yang terus berubah-ubah. (3) Risiko Sektoral Risiko ini dipengaruhi oleh kinerja usaha industri-industri yang tergabung dalam suatu sektor yang dipengaruhi oleh kondisi lingkungan (life cycle) kondisi peraturan dan iklim usaha (4) Risiko Tingkat Suku Bunga ( Interst Rate Risk ) Risiko ini muncul dariperubahan dalam tingkat suku bunga yang ada dipasar . Risiko tingkat suku bunga mempunyai pengaruh yang smaa terhadap surat berharga. Perubahan tingkat suku bunga akan
menyebabkan
terjadinya
fluktuasi
harga
surat-surat
berharga. (5) Risiko Kredit ( Credit Risk ) Risiko timbul jika perusahaan menerbitkan efek hutang dan instrumen pasar yang tidak mampu untuk membayar
pokok
hutang dan bunga tertunggak . (6) Risiko Mata Uang (Currency Risk ) Risiko ini timbul apabila terjadi perubahan nilai mata uang negara asing dibandandingkan dengan mata uang domestik sehingga akan mengurangi tingkat hasil dari investasi asing . hal in terjadi karena nilai mata uang asing itu menurun sehingga nilai investasi langsungnya menjadi lebih kecil . (7) Assets Class Risk
17
Saham obligasi , dan kas (atau instrumen pasar yang lainnya) merupakan tiga kelas aset yang paling utama. Jika investor tidak berimbang dalam melakukan diversifikasi terhadap investasinya, dengan demikian risikonya akan semakin mengecil . Dengan adanya risiko-risiko investasi di atas , maka investor dituntut untuk berhati-hati dan melakukan analisa yang matang. Informasi yang lengkap dan pemahaman yang komprehensif akan membantu investor dalam melakukan keputusan instrumen investasi apa yang paling tepat untuknya. 2.3.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Risiko Investasi
Berdasarkan beberapa pendapat dan penelitian yang telah dilakukan oleh penelitian-penelitian sebelumnya maka penelitian ini mengkombinasikan faktor-faktor yang mempengaruhi risiko investasi baik faktor mikro maupun makro. Faktor
mikro
atau
fundamental
yang
mempengaruhi
risikoinvestasi salah satunya adalah kebijakan dividen dan faktor makro yang mempengaruhi risiko investasi diantaranya yaitu tingkat suku bunga dan nilai kurs . Menurut Halim, (2003:47) dalam Zubaidah (2003), terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi risiko investasi, yaitu: (1) Risiko Bisnis, merupakan risiko yang timbul akibat menurunnya profitabilitas perusahaan emiten (2) Risiko Likuiditas, berkaitan dengan kemampuan saham yang bersangkutan untuk dapat
segera
diperjual
belikan
tanpa
mengalami kerugian yang berarti. (3) Risiko Tingkat Bunga, merupakan risiko yang timbulakibat perubahan tingkat bunga yang berlaku dipasar. Biasanya risiko ini berjalan berlawanan dengan harga-harga instrumen pasar modal .
18
(4) Risiko
pasar,
merupakan
risiko
yang
timbul
akibat
kondisiperekonomian negarayang berubah-ubah dipengaruhi oleh resesi dan kondisi perekonomian lain. (5) Risiko daya beli, merupakan riiko yang timbul akibat pengaruh perubahan
tingkat
inflasi,
menyebabkanberkurangnya maupun
bunga
yang
dimana daya
diperoleh
perubahan
beli
yang
dari
ini
akan
diinvestasikan
investasi.
sehingga
menyebabkan nilai rill pendapatan akan lebih kecil. (6) Risiko mata uang, merupaka risiko yangtimbul akibat pengaruh perubahan
nilai
tukar
mata
uang
domestik
(misalnya
rupiah)dengan mata uang negara lain (misalnnya dolar Amerika). 2.3.4 Ukuran Risiko Investasi
Yang dimaksud dengan risiko investasi adalah potensi kerugian yang diakibatkan oleh penyimpangan tingkat pengembaian yang diharapkan dengan tingkat pengembalian aktual . risiko merupakan besarnya
penyimpangan
antara
tingkat
pengembalian
aktual
(actualreturn) dengan tingkat pengembalian yang diharapkan ( ERexpected return). Risiko dinyatakan sebagai seberapa jauh hasil yang diperoleh yang dapat menyimpang dari hasil yang diharapkan , maka digunakan ukuran penyebaran. Alat statistika sebagai ukurab penyebaran, yaitu varians dan standar deviasi . Variable ini diukur dengan menggunakan standar deviasi . adapun persamaan sebagai berikut : (sumber makaryanawati dan ulum, 2009)
Dimana :
∑ ( ( )) ( ) √
Rij
: tingkat keuntungan yang terjadi pada kondisi j
E (Ri)
: tingkat keuntungan yang diharapkan
n
: banyaknya kondisi
19
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Hubungan Risiko Dan Tingkat Pengembalian Investasi Pada dasarnya, investasi dilakukan untuk menghasilkan sejumlah uang. Investasi adalah komitmen sejumlah dana saat ini dengan harapan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang. Orang atau perusahaan yang melakukan investasi disebut investor. Investasi disebut juga penanaman modal. Tujuan investasi diantaranya untuk kehidupan yang layak dimasa mendatang, mengurangi inflasi, dorongan untuk menghemat pajak, dan lain-lain. Mengapa investasi terkait dengan teori risiko dan tingkat pengembalian ? Hal tersebut dapat dijabarkan dari dasar keputusan investasi yang di dalamnya terdapat risiko, tingkat pengembalian dan hubungan antara risiko dengan tingkat pengembalian. Return atau tingkat pengembalian merupakan salah satu faktor yang memotivasi investor berinvestasi dan juga merupakan imbalan atas keberanian investor menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya. Tingkat pengembalian yang diterima oleh investor pun terbagi dalam dua komponen utama, yaitu Yield dan Capital Gain ( Loss). Yield mencerminkan aliran kas atau pendapatan yang diperoleh secara periodik dari suatu investasi. Capital Gain ( Loss) mencerminkan kenaikan atau penurunan harga suatu surat berharga yang bisa memberikan keuntungan atau kerugian bagi investor. Tingkat pengembalian ( Return) yang diharapkan dari seorang investor dapat dihitung dari data yang telah ada maupun harapan investor dimasa mendatang. Return dapat dihitung dengan menghitung jumlah pengembalian yang diterima dikurangi jumlah yang diinvestasikan dibagi dengan jumlah yang diinvestasikan. Setiap
investor
dalam
melakukan
keputusan
investasi
selalu
mengharapkan tingkat pengembalian yang besar dan tetntunya tidak terlepas
20
dari faktor risiko. Disini dapat dijelaskan bahwa risiko merupakan kemungkinan perbedaan antara tingkat pengembalian yang diterima dengan tingkat pengembalian yang diharapkan. Apabila semakin tinggi seorang investor menghadapi risiko berinvestasi, maka tingkat pengembalian yang diterima oleh investor pun semakin tinggi (high risk, high return). Dari hubungan risiko dengan tingkat pengembalian dalam berinvestasi, muncul tipe-tipe investor dalam berinvestasi. Tipe-tipe investor dalam berinvestasi terbagi tiga, yaitu : 1) Risk Aversion Risk Aversion merupakan tipe investor yang tidak menyukai risiko dan cenderung menghindari risiko sehingga tingkat pengembalian yang diperoleh pun kecil. 2) Risk Tolerance Risk Tolerance adalah tipe investor yang menyukai risiko, tetapi masih mempertimbangkan seberapa besar risiko yang harus dihadapi 3) Risk Premium. Risk Tolerance lebih bertoleransi pada risiko, tetapi tetap tidak berani mengambil risiko setinggi mungkin. Risk Premium adalah tipe investor yang berani mengambil risiko dan menganut paham high risk, high return. Dengan konsep high risk high return, investor percaya bahwa mereka memiliki kompensasi atas tingkat pengembalian yang tinggi yang diperoleh dari risiko investasi yang tinggi yang diambil oleh perusahaan. Berdasarkan teori risiko dan tingkat pengembalian dalam keputusan investasi, investor dapat melakukan investasi dalam berbagai bentuk. Contohnya investasi dalam bentuk aktiva tetap (rumah, tanah, gedung, dll), investasi dalam bentuk surat berharga, seperti saham, obligasi (surat hutang), kontrak perusahaan, ekuitas internasional, dan bentuk surat berharga lainnya, investasi dalam bidang pendidikan, dan bentuk investasi lainnya. Bentuk-bentuk investasi diatas juga terbagi berdasarkan tingkat risikonya. Semakin tinggi risiko, maka bentuk investasi yang ditanamkan oleh investor juga semakin besar nominal pengembaliannya. Dari segi
21
risikonya, investasi juga terbagi dalam investasi individu dan investasi portofolio, dimana investasi portofolio merupakan investasi gabungan saham atau surat berharga. Keputusan investasi juga terkait dengan kebijakan pembagian Dividend ( Dividend Policy). Dividend Policy merupakan keputusan dalam pembagian yang sesuai antara dividend dengan laba yang ditahan (retained earning ). Keputusan investasi pun tidak luput dari pengaruh tingkat suku bunga bank, tingkat suku bunga obligasi, kondisi perekonomian suatu negara, indeks saham yang ada di suatu negara (contohnya di Indonesia, yaitu IHSG), dan variabel ekonomi lainnya. Dengan kata lain, variabel ekonomi dan faktor-faktor diatas merupakan alat pengukur tingkat pengembalian dalam investasi. Dengan berdasarkan teori risiko dan tingkat pengembalian, seorang investor dapat melakukan diversifikasi atau penyebaran investasi dalam berbagai saham, surat berharga, dll, sehingga dapat mengurangi tingkat risiko atau tingkat pengembalian yang diusahakan tetap stabil dalam berbagai kondisi perekonomian di suatu negara. Oleh karena itu, investor tidak dapat hanya memperhatikan satu variabel saja dalam melakukan investasi, tetapi harus memperhatikan variabel ekonomi, indeks harga saham dan variabel lainnya yang terkait dengan keputusan investasi. Faktor yang tidak kalah penting berpengaruh pada keputusan berinvestasi adalah jangka waktu, selain risiko, tingkat pengembalian dan variabel ekonomi. Investor dapat menanamkan modalnya pada jangka pendek, jangka menengah, maupun jangka panjang. Pemilihan jangka waktu investasi sebenarnya merupakan suatu hal penting yang menunjukkan ekspektasi atau harapan dari investor. Investor selalu menyeleksi jangka waktu dan pengembalian yang bisa memenuhi ekspektasi dari pertimbangan pengembalian dan resiko. Proses investasi adalah suatu rangkaian aktivitas yang menghasilkan di dalam pembelian aset nyata / surat berharga. Berikut penjabaran secara umum dalam proses berinvestasi. Proses investasi berkisar tentang
22
keputusan - keputusan investasi yang berhubungan untuk memaksimumkan kekayaan investor. Langkah - langkah dalam proses investasi adalah : 1) Pengetahuan tentang pengembalian dan risiko investasi. Seorang investor harus lebih dahulu memahami definisi dan konsep investasi serta kaitannya denga teori risiko dan tingkat pengembalian (risk and return). 2) Mengetahui sikap investor terhadap risiko. Setiap investor harus mau menerima risiko investasi yang terdapat di dalam aset riil maupun surat berharga, dan dapat mengidentifikasi kombinasi pengembalian dan risiko yang dapat diterima. Dengan kata lain, sebelum menerima risiko investasi, investor harus berada pada posisi finansial yang logis, dan harus siap menggunakan alasan-alasan yang masuk akal untuk proses pembuatan keputusan, karena pada dasarnya investor pasti ingin memperoleh
sejumlah
uang
dan
memperoleh
keuntungan
dari
berinvestasi. 3) Pengetahuan dari setiap tipe surat berharga / aset yang tersedia untuk investasi, termasuk pengembalian yang diharapkan dan risiko yang berhubungan dengan tipe aset / surat berharga tersebut. 4) Memilih beberapa surat berharga / aset yang dapat memberi suatu pengembalian dan risiko yang dapat diterima berdasarkan kebutuhankebutuhan dari investor tertentu. Sesuai dengan konsep high risk high return, investor dpt menempatkan dan memilih mau berinvestasi di jenis investasi yang risiko rendah dan tingkat pengembalian rendah, risiko tinggi dan tingkat pengembalian rendah atau risiko tinggi dan tingkat pengembalian tinggi. Dari definisi dan konsep investasi di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa keputusan berinvestasi dipengaruhi dari banyak faktor, baik dari faktor investor, faktor risiko dan tingkat pengembalian, faktor jangka waktu, faktor eksternal perusahaan, faktor dari jenis investasi yang akan dipilih dan faktor dari variabel ekonomi. Keseluruhan faktor tersebut juga berpengaruh pada teori risiko dan tingkat pengembalian. Oleh karena itu, investor harus pandai menetapka investasi apa yang akan dilakukan, jenis/tipe investasi
23
apa yang dipilih, tingkat risiko dan tingkat pengembalian, serta keputusan dalam memperhitungkan laba rugi perusahan.
3.2 Cara Meminimalisir Resiko Investasi (1) Dengan Diversifikasi Salah satu cara yang paling banyak dilakukan oleh para investor adalah dengan melakukan diversifikasi. Apa itu Diversifikasi? Diversifikasi merupakan strategi dalam berinvestasi yang membagi modal investasi ke beberapa jenis aset investasi yang ada. Jadi, dari modal investasi yang Anda miliki, tidak semuanya ditaruh dalam aset investasi yang sama. Cara ini cukup membantu dalam meminimalkan resiko berinvestasi. Contohnya seperti ini, Anda berinvestasi di aset saham, properti, dan obligasi. Nah, di sini Anda telah melakukan Diversifikasi. Jika suatu saat investasi saham Anda jatuh, maka Anda akan terbantu dengan aset lain yakni properti dan obligasi. Yang perlu diperhatikan ketika melakukan diversifikasi adalah memilih jenis aset investasi yang benar. Jangan asal memilih aset-aset investasi yang memiliki untung besar, tetapi semua aset tersebut harus saling melengkapi. (2) Pilih Aset Investasi Yang Anda Ketahui Banyaknya pilihan investasi membuat Anda harus ekstra pandai dalam memilihnya.
Namun
kaitannya
dengan
meminimalkan
resiko
berinvestasi, lebih baik Anda memilih aset investasi yang Anda ketahui dan pahami. Anda tak perlu terpengaruh ajakan atau manisnya keuntungan dari sebuah investasi yang belum Anda ketahui betul. Apalagi kalau ada iming-iming jenis investasi yang berujuk pada “investasi bodong“, Anda harus hati-hati. Lebih baik Anda memilih jenis investasi yang memang sudah legal dan memiliki izin dari OJK (Otoritas Jasa Keuangan). Sehingga dalam
24
menjalankan investasi nanti, Anda tak perlu khawatir adanya kemacetan di tengah jalan karena manajemen investasi tersebut. (3) Bisa Memilih Investasi Tabungan Jika Anda memang tak mau direpotkan dengan masalah resiko yang ada. Anda bisa memilih investasi tabungan. Karena Tabungan memiliki resiko yang yang kecil. Tabungan juga bisa Anda cairkan kapan saja jika Anda membutuhkan. (4) Pelajari Ilmu Dasar Investasi Meskipun ada jenis investasi yang cukup mudah dijalankan oleh orang awam yang belum mengerti tentang investasi, Anda tetap harus mau mempelajari tentang ilmu dasar investasi. Hal ini sangat penting agar Anda mengetahui berbagai resiko investasi dan bagaimana nanti mengatasinya. Ketika sudah memiliki ilmu dasarnya ini, Anda pun akan semakin percaya diri dalam berinvestasi dan mengelola investasi ke depannya. Karena investasi ini sifatnya jangka panjang sehingga membutuhkan keputusan-keputusan yang sangat matang akan hasilnya bisa dirasakan di masa yang akan datang. Atau Anda bisa menanyakan kepada rekan yang sudah bermain investasi atau bisa membaca buku investasi. Gunakan internet untuk mencari referensi soal investasi. Itu semua akan membantu Anda dalam mematangkan diri Anda sebelum benar-benar memilih investasi. Dan yang jelas, dengan mengetahui apa itu investasi Anda bisa mencegah resiko investasi yang ada.
3.3 Tingkat Pengembalian Yang Diharapkan Atas Investasi Secara Berdiri Sendiri atau Portofolio (1) Risiko arus kas aktiva dapat dipertimbangkan atas dasar berdiri sendiri ( stand-alone basis) oleh setiap aktiva itu sendiri atau dalam konteks portofolio di mana investasi digabungkan dengan aktiva lain dan risikonya dikurangi melalui diversifikasi.
25
(2) Kebanyakan investor yang rasional memiliki portofolio aktiva, dan mereka lebih memperhatikan risiko portofolionya daripada risiko aktiva individual. (3) Pengembalian yang diharapkan atas investasi adalah nilai rata-rata dari distribusi probabilitas pengembalian. (4) Semakin besar probabilitas bahwa pengembalian aktual akan jauh di bawah pengembalian yang diharapkan, semakin besar risiko yang berdiri sendiri ( stand-alone) yang berkaitan dengan aktiva. (5) Tingkat pengembalian yang diharapkan atas saham umumnya sama dengan pengembalian yang diperlukan (6) Namun, sesuatu dapat terjadi yang menyebabkan tingkat pengembalian yang diperlukan berubah: a) Suku bunga bebas risiko dapat berubah karena perubahan inflasi yang diantisipasi. b) Beta saham dapat berubah. c) Penolakan investor terhadap risiko dapat berubah. (7) Dengan semakin berkembangnya dunia usaha dan investasi, maka didirikanlah oleh Pemerintah Pasar Modal Indonesia, dalam hal ini khususnya Bursa Efek Jakarta. Pasar modal memberikan pilihan investasi yang semakin banyak bagi perusahaan yang telah go public (emiten) untuk memperoleh dana dalam mengembangkan perusahaannya, maupun investor untuk memperoleh tingkat pengembalian yang lebih besar dari investasi yang ditanamkan sebelumnya (capital gain). Tingkat pengembalian yang diharapkan berkaitan erat dengan risiko yang ditanggungnya, bila tingkat pengembalian yang diperoleh besar, maka risikonya juga besar, dan sebaliknya bila tingkat pengembalian yang diperoleh kecil, maka risikonya juga kecil, tetapi semuanya tergantung dari investor itu sendiri dalam menghadapi risiko.
26
BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Berdasarkan penjelasan makalah diatas penulis dapat mengambil kesimpulan diantaranya: Risiko adalah tingkat ketidakpastian akan terjadinya sesuatu atau tidak terwujudnya sesuatu tujuan, pada suatu kurun atau periode waktu tertentu (time period ). Dan Cara mengelola resiko, yaitu memperkecil resiko, mengalihkan resiko, mengontrol resiko, pendanaan resiko. Dalam manajemen investasi, tingkat keuntungan disebut dengan return. Return dari suatu aset adalah tingkat pengembalian atau hasil yang diperoleh akibat melakukan investasi. Return merupakan salah satu faktor yang memotivasi investor untuk berinvestasi karena dapat menggambarkan secara nyata perubahan harga. Dalam menjalankan sebuah bisnis, perusahaan kecil lebih berisiko dalam tingkat pengembalian dari pada perusahaan besar. Mengapa? Karena pengalaman bisnis perusahaan kecil mengandung risiko operasi yang lebih besar , mereka lebih sensitif terhadap kecenderungan bisnis yang menurun dan beberapa beroperasi dalam pasar yang kecil yang dengan cepat muncul dan kemudian dengan cepat lenyap. Selain itu perusahaan kecil mengandalkan pembiayaan melalui utang dibandingkan perusahaan yang besar. Perbedaan ini menciptakan variabilitas yang lebih pada jumlah laba dan arus kas, yang diartikan sebagai risiko yang lebih besar. Tingkat pengembalian yang diharapkan atas investasi 1)
Risiko arus kas aktiva dapat dipertimbangkan atas dasar berdiri sendiri ( stand-alone basis) oleh setiap aktiva itu sendiri atau dalam konteks portofolio di mana investasi digabungkan dengan aktiva lain dan risikonya dikurangi melalui diversifikasi.
27
2)
Kebanyakan investor yang rasional memiliki portofolio aktiva, dan mereka lebih memperhatikan risiko portofolionya daripada risiko aktiva individual.
3)
Pengembalian yang diharapkan atas investasi adalah nilai rata-rata dari distribusi probabilitas pengembalian.
4.2 Saran Bagi investor, selain mempertimbangkan return yang akan diperolehnya ketika berinvestasi hendaknya juga mempertimbangkan resiko investasi yang tentunya juga akan mempengaruhi return yang didapatkannya dengan investasi yang dilakukan.