RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMA Negeri 9 Malang Kelas/ Semester : X/ Genap Mata pelajaran : Sejarah Indonesia Materi Pokok : Islamisasi dan Silang Budaya Indonesia Sub Materi Pokok : Akulturasi dan Perkembangan Budaya Islam Alokasi Waktu: 2 x 45 menit A. Kompetensi Inti 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotongroyong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. 3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan. B. Kompetensi Dasar 1.2 Menghayati keteladanan para pemimpin dalam toleransi antar umat beragama dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. 2.1 Menunjukkan sikap tanggungjawab, peduli terhadap berbagai hasil budaya pada zaman praaksara, Hindu-Budha dan Islam. 3.8 Menganalisis karakteristik kehidupan masyarakat, pemerintahan dan kebudayaan pada masa kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia dan menunjukkan contoh bukti-bukti yang masih berlaku pada kehidupan masyarakat Indonesia pada masa kini 4.8 Menyajikan hasil penalaran dalam bentuk tulisan tentang nilai-nilai dan unsur budaya yang berkembang pada masa kerajaan Islam dan masih berkelanjutan dalam kehidupan bangsa Indonesia pada masa kini C. Indikator 3.8.1 Menganalisis pekembangan Akulturasi dan Budaya Islam 4.8.1 Menunjukkan hasil proses akulturasi antara kebudayaan pra-Islam dengan kebudayaan Islam D. Tujuan pembelajaran
1. Dengan berdiskusi kelompok peserta didik dapat menganalisis makna akulturasi dan bukti-buktinya 2. Dengan berdiskusi kelompok peserta didik dapat menganalisis contoh bentuk seni bangunan Islam 3. Dengan berdiskusi kelompok peserta didik dapat menganalisis perkembangan seni ukir zaman Islam 4. Dengan berdiskusi kelompok peserta didik dapat menganalisis aksara dan seni sastra zaman Islam 5. Dengan berdiskusi kelompok peserta didik dapat menganalisis kesenian zaman Islam 6. Dengan berdiskusi kelompok peserta didik dapat menganalisis kalender zaman Islam 7. Dengan berdiskusi kelompok peserta didik dapat menyajikan dalam bentuk tulisan maupun lisan tentang contoh akulturasi dan perkembangan budaya Islam. E. Materi Ajar 1. Definisi akulturasi dan budaya Islam 2. Contoh bentuk akulturasi dalam bentuk : Seni Bangunan yang berupa Masjid dan Menara serta Makam, lalu Seni Ukir, Aksara dan Seni Sastra, Kesenian dan Kalender. F. Metode Pembelajaran 1. Metode Pembelajaran 2. Model Pembelajaran
: Diskusi, Ceramah, Tanya Jawab : Time Token
Langkah-langkah model pembelajaran Time Token: Struktur yang dapat digunakan untuk mengajarkan keterampilan sosial, untuk menghindari peserta didik mendominasi pembicaraan atau peserta didik diam sama sekali Langkah-langkah : 1. Kondisikan kelas untuk melaksanakan diskusi (cooperative learning / CL) 2. Tiap peserta didik diberi kupon berbicara dengan waktu ± 30 detik. Tiap peserta didik diberi sejumlah nilai sesuai waktu yang digunakan. 3. Bila telah selesai bicara kopon yang dipegang peserta didik diserahkan. Setiap berbicara satu kupon. 4. Peserta didik yang telah habis kuponnya tak boleh bicara lagi. Yang masih pegang kupon harus bicara sampai kuponnya habis. 5. Dan seterusnya.
G. Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Pendahulua n
Diskripsi 1. Mengucapkan salam dengan ramah 2. Berdoa sebelum membuka pelajaran
Alokasi Waktu 5 menit
3. Memeriksa
kehadiran
peserta
didik,
(kerapian
dan
kebersihan ruang kelas, presensi, menyiapkan media dan alat serta buku yang diperlukan) 4. Apersepsi: materi pembelajaran pertemuan yang lalu dan kaitkan dengan perkembangan zaman kekinian 5. Guru
menyampaikan
topik
tentang
“Akulturasi
dan
Perkembangan Budaya Islam”. 6. Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar Inti
yang akan dicapai. 1. Guru menjelaskan materi mengenai definisi Akulturasi dan Perkembangan Budaya Islam 2. Dengan bimbingan guru, peserta didik mencari informasi tentang pengertian dan pentingnya Akulturasi dan Perkembangan Budaya Islam 3. Melakukan tanya jawab tentang pengertian dan pentingnya Akulturasi dan Perkembangan Budaya Islam 4. Guru mensosialisasikan model pembelajaran Time Token kepada peserta didik 5. Peserta didik di bagi menjadi 5 kelompok beranggotakan 6 anak 6. Guru memberikan 2 kupon kepada semua peserta didik 7. Guru memberikan materi tambahan, dimana materi tersebut tidak terdapat di buku pegangan siswa dan mampu menunjang proses pembelajaran 8. Dengan bimbingan guru, peserta didik berdiskusi dengan teman sekelompoknya mengenai materi Akulturasi. 9. Guru memberi tugas tiap kelompok: a. Kelompok 1 mendiskusikan akulturasi dalam bentuk Seni Bangunan b. Kelompok 2 mendiskusikan akulturasi dalam bentuk Seni Ukir c. Kelompok 3 mendiskusikan akulturasi dalam bentuk Aksara dan Seni Sastra d. Kelompok 4 mendiskusikan akulturasi dalam bentuk Kesenian e. Kelompok 5 mendiskusikan akulturasi dalam bentuk Kalender 10. Tiap kelompok mendapat tugas merangkum dan mempresentasikan hasil rangkuman di depan kelompok lain 11. Peserta didik kelompok lain menyimak lalu memberikan pertanyaan, pernyataan tambahan maupun komentar terhadap hasil presentasi kelompok penyaji. 12. Tiap peserta didik yang ingin memberikan pernyataan, harus memberikan kupon terlebih dahulu kepada ketua kelompok. 13. Peserta didik diharuskan menghabiskan kupon untuk berbicara didepan jika ingin mendapat nilai tambahan. 14. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik secara
75 menit
bergantian untuk unjuk kerja di depan kelas dan peserta didik lain menanggapinya 15. Guru meluruskan dan memberikan penegasan dari jawaban Penutup
peserta didik. 1. Peserta didik diberikan ulasan singkat tentang kegiatan 10menit pembelajaran dan hasil belanjarnya mana yang sudah baik dan mana yang masih harus ditingkatkan. 2. Peserta didik dapat ditanyakan apakah sudah memahami materi tersebut 3. Sebagai refleksi, guru membimbing peserta didik untuk membuat kesimpulan tentang pelajaran yang baru saja berlangsung serta menanyakan kepada peserta didik apa manfaat yang diperoleh setelah mempelajari topik Akulturasi dan Perkembangan Budaya Islam 4. Peserta didik mengumpulkan hasil diskusi kelompok 5. Guru memberikan pekerjaan rumah 6. Menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan yang akan datang 7. Menutup dengan salam
H. Alat /Bahan/ Sumber Bahan : 1. Alat : White Board, spidol, LCD, Laptop, Lembar Observasi, Lembar Tugas 2. Sumber Belajar : 2.1 ---------. 2013. Sejarah Indonesia. Jakarta. Kemendikbud. 2.2 Nugroho, Notosusanto. 2010. Sejarah nasional Indonesia, Jilid II. Jakarta : Balai Pustaka. 2.3 Musryfah, Sunanto. 2012. Sejarah Peradaban Islam Indonesia. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada 2.4 Sidi, Zalba. 2000. Islam dan Kesenian. Jakarta : Pustaka Al-Husna I. Penilaian Proses dan Hasil Belajar 1. Teknik : Tes dan Non-Tes 2. Bentuk : Tes : Tertulis Non tes : Penilaian Proyek 3. Instrumen Tes : Soal 1. Akulturasi kebudayaan Buddha dengan seni Islam dalam bentuk bangunan, tampak pada.... a. Adanya kentungan dan beduk pada bangunan Masjid rumah sakit Muhammadiyah Malang b. Atap masjid Laksamana Cheng-Ho Pasuruan yang berbentuk stupa serta warna masjid yang kemerah-merahan. c. Menara masjid Banten yang berbentuk mercusuar d. Menara masjid Kudus yang berbentuk bangunan candi e. Penggunaan kubah yang berbentuk lingkaran pada masjid Jami’ Malang Jawabannya : B 2. Akulturasi kebudayaan Hindu dengan Islam dalam bentuk kesenian, tampak pada.... a. Kesenian bernafas Islam yang berbentuk cerita Wayang
b. c. d. e. 3.
Menara masjid Banten yang berbentuk mercusuar Menara masjid Kudus yang berbentuk bangunan candi Penggunaan kubah yang berbentuk lingkaran pada masjid Jami’ Malang Ukiran huruf Arab pada bangunan masjid Jawabannya : A Akulturasi kebudayaan Buddha serta kolonial Belanda dengan Islam, dapat dilihat dari bangunan masjid yang memiliki mercusuar serta atapnya berbentuk stupa.
a. b. c. d. e. 4. a. b. c. d. e. 5.
Masjid ini terletak di provinsi.... Aceh Bali Banten Jawa Timur Jawa Tengah Jawabannya : C Salah satu pengaruh dan berkembangnya budaya Islam di Indonesia adalah.... Banyak dibangun candi sebagai tempat ibadah Berkembangnya bahasa Sansekerta dan huruf Pallawa Berkembangnya bahasa Melayu Berkembangnya pendidikan Tasawuf Berkembangnya huruf kaligrafi Jawabannya : E Bukti perkembangan sistem penanggalan (kalender) yang paling nyata adalah sistem kalender yang diciptakan oleh.... a. Sultan Iskandar Muda b. Sultan Malik as-Shaleh c. Sultan Malik az-Zhair d. Sultan Agung e. Sultan Hasanuddin Jawabannya : D
1.
Jelaskan apa yang kamu ketahui tentang
akulturasi, dan berikan contohnya! Jawaban disesuaikan dengan pendapat peserta didik. 2. Sebutkan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengkaji proses dari Akulturasi! Keadaan masyarakat penerima, sebelum proses akulturasi mulai berjalan. Individu-individu ysng membawa unsur kebudayaan asing itu. Saluran-saluran yang dipakai oleh unsur kebudayaan asing untuk masuk ke
3.
dalam kebudayaan penerima. Bagian-bagian masyarakat penerima terkena pengaruh unsur kebudayaan
asing tadi. Reaksi dari individu yang terkena kebudayaan asing. Jelaskan menurut pendapat kamu, Akulturasi antar kebudayaan apa saja yang ada pada bangunan masjid di Rumah Sakit
Muhammadiyah Malang! Jawaban disesuaikan dengan pendapat peserta didik. 4. Berikan 3 contoh beberapa Akulturasi budaya Islam yang kamu ketahui! Bangunan masjid Bangunan makam/nissan Kaligrafi atau seni Ukir Cerita wayang, Hikayat, Suluk Maulud Nabi, Kupatan di hari raya ke-7 5. Jelaskan pendapat kamu mengenai definisi Kebudayaan!
Jawaban disesuaikan dengan pendapat peserta didik Pedoman Penskoran: Penskoran No . 1 2 3. 4.
Skor Jawaban benar Jawaban benar kurang lengkap Jawaban singkat Jawaban salah
5 3 2 1
Konversi ke nilai= jml skor x 5, misal jml skor 20 maka nilainya adalah 100 4. Instrumen Non- Tes 1) Lembar pengamatan diskusi (terlampir)
Mengetahui: Guru Pamong
Malang, 4 April 2016 Guru Praktikan
Cipto Hadisiswantoro,S.Pd NIP.
Siti Balqis Nur Sa’adah NIM. 120731435897
Lampiran 1 Penilaian Diskusi Satuan Pendidikan : SMA Negeri 9 Malang Kelas/ Semester : X/ Genap Mata pelajaran : Sejarah Indonesia Materi Pokok : Islamisasi dan Silang Budaya Indonesia Sub Materi Pokok : Akulturasi dan Perkembangan Budaya Islam Pertemuan ke: Alokasi Waktu: 2 x 45 menit Komponen Yang Dinilai No 1 2 3 4 5 6
Nama Siswa
Taggung jawab
Peduli
Rasa Ingin Tau
Kerjasama
Nilai KD
7 8 9 10 Skor maksimum untuk setiap keterampilan yang dinilai adalah 5, sehingga skor total adalah 25 (5x5). Diubah menjadi nilai dengan dikalikan 4 untuk mendapat nilai bulat (100). Contoh skor: 18---------nilai= 72 (18x4). Pembobotan penilaian a b
Sikap Hasil portopolio
: 20 : 60
c
Tes tertulis
: 20
Total
: 100
Lampiran 2 LEMBAR PENILAIAN
Nama
No
Siswa
Makalah
Aspek Yang Dinilai Sikap Tanggungjawab, Bekerjasam peduli, rasa a ingin tau
Tes Tertulis
Nilai Akhir
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Catatan : 1 2
Siswa dikatakan tuntas apabila telah memenuhi standar nilai KKM (KKM = 75) Apabila siswa belum tuntas,maka harus mengulang dengan materi pada indikator
3
yang sama Untuk memperkuat pemahaman
setelah pembelajaran peserta didik diberi tugas
membuat kliping dan disusun menjadi portopolio Lampiran 3 : MATERI Akulturasi dan Perkembangan Budaya Islam Sebelum Islam masuk dan berkembang, Indonesia sudah memiliki corak kebudayaan yang dipengaruhi oleh agama Hindu dan Budha seperti yang pernah Anda pelajari pada modul sebelumnya.
Dengan masuknya Islam, Indonesia kembali mengalami proses akulturasi (proses bercampurnya dua (lebih) kebudayaan karena percampuran bangsa-bangsa dan saling mempengaruhi), yang melahirkan kebudayaan baru yaitu kebudayaan Islam Indonesia. Masuknya Islam tersebut tidak berarti kebudayaan Hindu dan Budha hilang. Bentuk budaya sebagai hasil dari proses akulturasi tersebut, tidak hanya bersifat kebendaan/material tetapi juga menyangkut perilaku masyarakat Indonesia. Untuk lebih memahami wujud budaya yang sudah mengalami proses akulturasi dapat Anda simak dalam uraian materi berikut ini. Pengertian Akulturasi, akulturasi merupakan proses sosial yang timbul apabila suatu kelompok manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur kebudayaan asing sedemikian rupa sehingga unsur-unsur kebudayaan itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaannya, tanpa menghilangkan sifat khas kepribadian kebudayaan asli (Koentjaraningrat). Kebudayaan
menurut
etimologis,
kebudayaan
berasal
dari
kata
sansekerta
“buddhayah”, yang merupakan bentuk jamak dari kata “buddhi” yang berarti budi atau akal. Culture dalam bahasa Inggris yang sama artinya dengan kebudayaan, berasal dari kata latin “colere” yang berarti mengolah atau mengerjakan. Kebudayaan menurut terminologis, merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan- kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat. Dalam mengkaji proses akulturasi ini, perlu diperhatikan beberapa hal yang terkait dengan proses tersebut. Menurut koentjaraningrat (1981) ada lima hal : 1. Keadaan masyarakat penerima, sebelum proses akulturasi mulai berjalan. 2. Individu-individu ysng membawa unsur kebudayaan asing itu. 3. Saluran-saluran yang dipakai oleh unsur kebudayaan asing untuk masuk ke
dalam
kebudayaan penerima 4. Bagian-bagian masyarakat penerima terkena pengaruh unsur kebudayaan asing tadi. 5. Reaksi dari individu yang terkena kebudayaan asing. Beberapa contoh yang sering digunakan untuk menjelaskan proses akulturasi antara lain: a. Menara kudus, akulturasi antara Islam (fungsinya sebagai masjid) dengan Hindu (ciri fisik menyerupai bangunan pura pada agama Hindu) b. Wayang, akulturasi kebudayaan Jawa (tokoh wayang: Semar, Gareng, Petruk, Bagong) dengan India (ceritanya diambil dari kitab Ramayana dan Mahabharata) c. Seni kaligrafi, akulturasi kebudayaan Islam (tulisan Arab) dengan kebudayaan Indonesia (bentuk-bentuknya bervariasi) 1. Contoh Akultuasi dalam bentuk Seni Bangunan a. Masjid dan Menara Dilihat dari segi arsitektuknya, masjid-masjid kuno di Indonesia menampakan gaya arsitektur asli Indonesia dengan ciri-ciri sebagai berikut.
Atapnya bertingkat/tumpang dan ada puncaknya (mustaka).
Pondasinya kuat dan agak tinggi.
Ada serambi di depan atau di samping.
Ada kolam/parit di bagian depan atau samping.
Gaya arsitektur bangunan yang mendapat pengaruh Islam ialah sebagai berikut:
hiasan kaligrafi;
kubah;
bentuk masjid.
Adapun bangunan masjid kuno yang beratap tumpang, antara lain sebagai berikut 1. Masjid beratap tumpang, antara lain sebagai berikut.
Masjid Agung Cirebon dibangun pada abad ke-16.
Masjid Angke, Tambora dan Marunda di Jakarta dibangun pada abad ke-18.
Masjid Katangka di Sulawesi Selatan dibangun pada abad ke-17.
2. Masjid beratap tumpang tiga, antara lain sebagai berikut.
Masjid Agung Demak dibangun pada abad ke-16.
Masjid Baiturahman di Aceh, dibangun pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda, yakni pada abad ke-17.
Masjid Jepara
Masjid Ternate
3. Masjid beratap tumpang lima ialah Masjid Banten yang dibangun pada abad ke-17. b. Makam Makam khususnya untuk para raja bentuknya seperti istana disamakan dengan orangnya yang dilengkapi dengan keluarga, pembesar, dan pengiring terdekat. Budaya asli Indonesia terlihat pada gugusan cungkup yang dikelompokkan menurut hubungan keluarga. Pengaruh budaya Islam terlihat pada huruf dan bahasa Arab, misalnya Makam Puteri Suwari di Leran (Gresik) dan Makam Sendang Dhuwur di atas bukit (Tuban). Ciri-ciri dari wujud akulturasi pada bangunan makam terlihat dari: Makam-makam kuno dibangun di atas bukit atau tempat-
tempat yang keramat.
Makamnya terbuat dari bangunan batu yang disebut dengan
Jirat atau Kijing, nisannya juga terbuat dari batu. Di atas jirat biasanya didirikan rumah tersendiri yang disebut dengan cungkup atau kubba.
Dilengkapi dengan tembok atau gapura yang menghubungkan antara makam dengan makam atau kelompok-kelompok makam. Bentuk gapura tersebut ada yang berbentuk kori agung (beratap dan berpintu) dan ada yang berbentuk candi bentar
(tidak beratap dan tidak berpintu). Di dekat makam biasanya dibangun masjid, maka disebut masjid makam dan biasanya makam tersebut adalah makam para wali atau raja. Contohnya masjid makam Sendang Duwur.
2. Contoh Akultuasi dalam bentuk Seni Ukir Tradisi Islam tidak menggambarkan bentuk manusia atau hewan. Seni ukir relief yang menghias Masjid, makam Islam berupa suluran tumbuh-tumbuhan namun terjadi pula Sinkretisme (hasil perpaduan dua aliran seni logam), agar didapat keserasian, ditengah ragam hias suluran terdapat bentuk kera yang distilir. Ukiran ataupun hiasan, selain ditemukan di masjid juga ditemukan pada gapura-gapura atau pada pintu dan tiang. Untuk hiasan pada gapura. Akulturasi bidang seni rupa terlihat pada seni kaligrafi atau seni khot, yaitu seni yang memadukan antara seni lukis dan seni ukir dengan menggunakan huruf Arab yang indah dan penulisannya bersumber pada ayat-ayat suci Al Qur'an dan Hadit. Adapun fungsi seni kaligrafi adalah untuk motif batik, hiasan pada masjid-masjid, keramik, keris, nisan, hiasan pada mimbar dan sebagainya. Ketika Islam baru datang ke Indonesia, terutama ke Jawa, ada kehati-hatian para penyiar agama. Banyak candi-candi besar, termasuk candi Borobudur, yang semula ditimbun tanah pada masa penjajahan Belanda dan kemudian digali kembali, supaya tidak mengganggu para mualaf. Mempuat patung dari seni ukir pun dilarang, kalaupun timbul kembali, kesenian itu harus disamarkan, sehingga seni ukir dan seni patung menjadi terbatas kepada seni ukir saja. 3. Contoh Akulturasi dalam bentuk Aksara dan Seni Sastra Tersebarnya agama Islam ke Indonesia maka berpengaruh terhadap bidang aksara atau tulisan, yaitu masyarakat mulai mengenal tulisan Arab, bahkan berkembang tulisan Arab Melayu atau biasanya dikenal dengan istilah Arab gundul yaitu tulisan Arab yang dipakai untuk menuliskan bahasa Melayu tetapi tidak menggunakan tandatanda a, i, u seperti lazimnya tulisan Arab. Di samping itu juga, huruf Arab berkembang menjadi seni kaligrafi yang banyak digunakan sebagai motif hiasan ataupun ukiran Sedangkan dalam seni sastra yang berkembang pada awal periode Islam adalah seni sastra yang berasal dari perpaduan sastra pengaruh Hindu – Budha dan sastra Islam yang banyak mendapat pengaruh Persia. Dengan demikian wujud akulturasi dalam seni sastra tersebut terlihat dari tulisan/ aksara yang dipergunakan yaitu menggunakan huruf Arab Melayu (Arab Gundul) dan isi ceritanya juga ada yang mengambil hasil sastra yang berkembang pada jaman Hindu. Bentuk seni sastra yang berkembang adalah: a.
Hikayat yaitu cerita atau dongeng yang berpangkal dari peristiwa atau tokoh sejarah.
Hikayat ditulis dalam bentuk peristiwa atau tokoh sejarah. Hikayat ditulis dalam bentuk gancaran (karangan bebas atau prosa). Contoh hikayat yang terkenal yaitu Hikayat 1001 Malam, Hikayat Amir Hamzah, Hikayat Pandawa Lima (Hindu), Hikayat Sri Rama (Hindu). b. Babad adalah kisah rekaan pujangga keraton sering dianggap sebagai peristiwa sejarah contohnya Babad Tanah Jawi (Jawa Kuno), Babad Cirebon. c. Suluk adalah kitab yang membentangkan soal-soal tasawwuf contohnya Suluk Sukarsa, Suluk Wijil, Suluk Malang Sumirang dan sebagainya. d. Primbon adalah hasil sastra yang sangat dekat dengan Suluk karena berbentuk kitab yang berisi ramalan-ramalan, keajaiban dan penentuan hari baik/buruk. Bentuk seni sastra tersebut di atas, banyak berkembang di Melayu dan Pulau Jawa. 4. Contoh Akulturasi dalam bentuk Kesenian
Akulturasi pada seni musik terlihat pada musik qasidah dan gamelan pada saat upacara Gerebeg Maulud. Di bidang seni tari terlihat pada tari Seudati yang diiringi sholawat nabi, kesenian Debus yang diawali dengan membaca Al Qur'an yang berkembang di Banten, Aceh, dan Minangkabau. Dalam hal kesenian, banyak dijumpai seni musik seperti kasidah, rebana, marawis, barzanji dan shalawat. Kita juga melihat pengaruh di bidang seni arsitektur rumah peribadatan atau masjid di Indonesia yang banayak dipengaruhi oleh arsitektur masjid yang ada di wilayah Timur Tengah. 5. Contoh Akulturasi dalam bentuk Sistem Kalender Sebelum budaya Islam masuk ke Indonesia, masyarakat Indonesia sudah mengenal Kalender Saka (kalender Hindu) yang dimulai tahun 78 M. Dalam kalender Saka ini ditemukan namanama pasaran hari seperti legi, pahing, pon, wage dan kliwon. Setelah berkembangnya Islam Sultan Agung dari Mataram menciptakan kalender Jawa, dengan menggunakan perhitungan peredaran bulan (komariah) seperti tahun Hijriah (Islam). Nama bulan yang digunakan adalah 12, sama dengan penanggalan Hijriyah (versi Islam). Demikian pula, nama-nama bulan mengacu pada bahasa bulan Arab yaitu Sura (Muharram), Sapar (Safar), Mulud (Rabi’ul Awal), Bakda Mulud (Rabi’ul Akhir), Jumadilawal (Jumadil Awal), Jumadilakir (Jumadil Akhir), Rejeb (Rajab), Ruwah (Sya’ban), Pasa (Ramadhan), Sawal (Syawal), Sela (Dzulqaidah), dan Besar (Dzulhijjah). Namun, penanggalan hariannya tetap mengikuti penanggalan Saka karena penanggalan harian Saka saat itu paling banyak digunakan penduduk Kalender Sultan Agung tersebut dimulai tanggal 1 Syuro 1555 Jawa, atau tepatnya 1 Muharram 1053 H yang bertepatan tanggal 8 Agustus 1633 M. Lampiran 4 Gambar yang ditayangkan / diamati siswa
Gambar Masjid Banten
Gambar Hiasan Kaligrafi
Gambar Wayang
Gambar sistem kalender ciptaan Sultan Agung