RSIA ABDHI FAMILI
Jl. Diponegoro No. 5 RT.005 RW.001 Wringinrejo-Gambiran-Banyuwangi Telp. 0333-842219 Fax. 0333-842723, email:
[email protected] email:
[email protected]
SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK ABDHI FAMILI NOMOR: 0001/DI/SK/AF/I/2017 TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN PASIEN RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK ABDHI FAMILI DIREKTUR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK ABDHI FAMILI Menimbang
: a.
Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Abdhi Famili, maka diperlukan penyelenggaraan pelayanan yang bermutu tinggi; b. Bahwa untuk memenuhi diktum (a) , perlu adanya Kebijakan Pelayanan Pasien sebagai landasan bagi penyelenggaraan pelayanan pasien di RSIA Abdhi Famili; c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam butir (a) dan (b) perlu ditetapkan dengan Keputusan Direktur Rumah Sakit Ibu dan Anak Abdhi Famili;
Mengingat
: 1. 2. 3. 4. 5.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan; Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit; Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran; Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 290/MENKES/PER/III/2008; Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit;
6.
7.
8. 9.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1438/Menkes/PER/IX/2010 tentang Standar Pelayanan Kedokteran; Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1691/Menkes/PER/VIII/2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit; Manual Persetujuan Tindakan Kedokteran, KKI, 2006; Buku Standar Akreditasi Rumah Sakit, yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan Kementerian Kesehatan RI dengan Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS), tahun 2011. MEMUTUSKAN:
Menetapkan
PERTAMA KEDUA
KETIGA
: KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN PASIEN RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK ABDHI FAMILI : Kebijakan Pelayanan Pasien RSIA Abdhi Famili sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan ini; : Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan pelayanan Rumah Sakit Ibu dan Anak Abdhi Famili dilaksanakan oleh Direktur dan jajaran Kepala Bidang / Kepala Bagian dari RSIA Abdhi Famili; : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di Pada tanggal Direktur,
Dr. M. Razief
: Gambiran : 3 Januari 2017
Lampiran : SK Kebijakan Pelayanan Pasien Rumah Sakit Ibu dan Anak Abdhi Famili Nomor : 0001 /DI/SK/AF/I/2017 Tanggal
: 3 Januari 2017
KEBIJAKAN PELAYANAN PASIEN RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK ABDHI FAMILI
1.
Pelayanan Instalasi : a. Pelayanan Instalasi Gawat Darurat (IGD), Rawat Inap (RI), Farmasi, dan Laboratorium dilaksanakan dalam 24 jam. b. Pelayanan Gizi dilaksanakan dalam 2 (dua) shift kerja, dan dilanjutkan dengan sistem on call . c. Pelayanan Rawat Jalan (RJ) sesuai dengan jadwal praktik dokter. Pelayanan Rawat Jalan yang diselenggarakan oleh RSIA Abdhi Famili adalah Klinik Kandungan dan Kebidanan serta Klinik Anak d. Pelayanan harus selalu berorientasi pada mutu dan keselamatan pasien. e. Seluruh staf RSIA Abdhi Famili harus bekerja sesuai dengan standar profesi, pedoman/panduan dan standar prosedur opersional yang berlaku, serta sesuai dengan etika profesi, dan etika RS yang berlaku.
2.
Skrining dan triase : a. Skrining dilakukan pada kontak pertama di dalam atau di luar rumah sakit untuk menetapkan apakah pasien dapat dilayani oleh RSIA Abdhi Famili. b. Skrining pasien di dalam rumah sakit dilaksanakan di IGD dan RJ. c. Skrining di IGD dilaksanakan melalui kriteria triase, visual atau pengamatan, pemeriksaan fisik, psikologik, dan pemeriksaan penunjang. d. Kebutuhan darurat, mendesak, atau segera diidentifikasi dengan proses triase berbasis bukti untuk memprioritaskan pasien dengan kebutuhan emergensi. e. RSIA Abdhi Famili memberikan pelayanan sesuai kebutuhan pasien dan kemampuan rumah sakit.
3.
Identifikasi Pasien Identifikasi pasien bertujuan untuk menghindari terjadinya kesalahan disemua aspek diagnosis dan pengobatan
4.
Asesmen pasien : a. Semua pasien yang dilayani RSIA Abdhi Famili harus diidentifikasi kebutuhan pelayanannya melalui suatu proses asesmen yang baku. b. Asesmen awal medis dilaksanakan dalam 24 jam pertama sejak pasien datang atau lebih dini/cepat sesuai kondisi pasien. c. Asesmen awal keperawatan dilaksanakan dalam 24 jam pertama sejak pasien datang atau lebih cepat sesuai kondisi pasien. d. Data dan informasi asesmen pasien dianalisis dan diintegrasikan dalam rekam medis pasien.
5.
Penundaan pelayanan : a. Memperhatikan kebutuhan klinis pasien pada waktu menunggu atau penundaan untuk pelayanan diagnostik dan pengobatan. b. Memberikan informasi apabila akan terjadi penundaan pelayanan atau pengobatan. c. Memberi informasi alasan penundaan atau menunggu dan memberikan informasi tentang alternatif yang tersedia sesuai dengan keperluan klinik mereka.
6.
Hak pasien dan keluarga : Yang dimaksud dengan hak pasien adalah yang sebagaimana diatur didalam undang-undang nomor 44 tahun 2009 pasal 32 tentang rumah sakit.
7.
Penolakan pelayanan dan pengobatan : a. Memberitahukan hak pasien dan keluarga untuk menolak atau tidak melanjutkan pengobatan. b. Memberitahukan tentang konsekuensi, tanggung jawab berkaitan dengan keputusan tersebut dan tersedianya alternatif pelayanan dan pengobatan. c. Memberitahukan pasien dan keluarganya tentang menghormati keinginan dan pilihan pasien untuk menolak pelayanan resusitasi atau memberhentikan pengobatan bantuan hidup dasar ( Do Not Resuscitate )
8.
Transfer/ perpindahan di dalam rumah sakit : a. Transfer dilaksanakan sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. b. Pasien yang ditransfer harus dilakukan stabilisasi terlebih dahulu sebelum dipindahkan. c. Proses transfer pasien didokumentasikan pada rekam medis pasien.
9.
Transfer keluar rumah sakit / rujukan : a. Stabilisasi terlebih dahulu sebelum dirujuk. b. Merujuk berdasarkan atas kondisi kesehatan dan kebutuhan akan pelayanan berkelanjutan. c. Rujukan menunjuk siapa yang bertanggung jawab selama proses rujukan serta perbekalan dan peralatan apa yang dibutuhkan selama transportasi. d. Kerjasama dibuat dengan rumah sakit/ fasilitas kesehatan penerima. e. Proses rujukan didokumentasikan pada rekam medis pasien.
10. Pelayanan pasien tahap terminal : a. Mendukung hak pasien untuk mendapatkan pelayanan yang penuh hormat dan kasih sayang pada akhir kehidupannya b. Semua staf RSIA Abdhi Famili harus menyadari kebutuhan unik pasien pada akhir kehidupannya yaitu meliputi pengobatan terhadap gejala primer dan sekunder, manajemen nyeri, respon terhadap aspek psikologis, sosial, emosional, agama dan budaya pasien dan keluarganya serta keterlibatannya dalam keputusan pelayanan. 11. Pemulangan pasien : a. DPJP atau DPJP utama yang bertanggung jawab atas pelayanan pasien tersebut, harus menentukan kesiapan pasien untuk dipulangkan. b. Keluarga pasien dilibatkan dalam perencanaan proses pemulangan yang terbaik atau sesuai kebutuhan pasien. c. Rencana pemulangan pasien meliputi kebutuhan pelayanan penunjang dan kelanjutan pelayanan medis. d. Identifikasi organisasi dan individu penyedia pelayanan kesehatan di lingkungannya yang sangat berhubungan dengan pelayanan yang ada di rumah sakit serta populasi pasien. e. Resume pasien pulang dibuat oleh DPJP atau DPJP Utama sebelum pasien pulang. f. Resume pasien pulang berisi : 1) Alasan masuk rumah sakit. 2) Penemuan kelainan fisik dan lainnya yang penting. 3) Prosedur diagnosis dan pengobatan yang telah dilakukan. 4) Pemberian medikamentosa dan pemberian obat waktu pulang. 5) Status/kondisi pasien waktu pulang. 6) Instruksi follow-up / tindak lanjut. 7) Nama dan tanda tangan DPJP g. Salinan resume pasien pulang didokumentasikan dalam rekam medis. h. Salinan resume pasien pulang diberikan kepada praktisi kesehatan perujuk.
12. Transportasi : a. Transportasi milik RSIA Abdhi Famili, harus sesuai dengan hukum dan peraturan yang berlaku berkenaan dengan pengoperasian, kondisi dan pemeliharaan b. Transportasi disediakan atau diatur sesuai dengan kebutuhan dan kondisi pasien c. Semua kendaraan yang dipergunakan untuk transportasi pasien milik rumah sakit dilengkapi dengan peralatan yang memadai, perbekalan dan medikamentosa sesuai dengan kebutuhan pasien yang dibawa. 13. Informasi dan Edukasi a. Pasien dan keluarganya berhak mendapatkan pendidikan sesuai dengan kebutuhan sehingga mereka mendapat pengetahuan dan ketrampilan untuk berpartisipasi dalam proses dan pengambilan keputusan asuhan pasien. b. Pada saat diterima sebagai pasien rawat inap di RSIA Abdhi Famili, pasien dan keluarganya diberi penjelasan tentang lingkup dari persetujuan umum / general consent dan di dokumentasikan di dalam rekam medis pasien. c. Pemberian informasi dan edukasi meliputi : assesmen pasien dan keluarga, proses pemberian informasi dan edukasi yang efektif, kemudian diverifikasi bahwa pasien dan keluarga menerima serta memahami pendidikan yang diberikan. d. Hasil asesmen kebutuhan pendidikan dicatat di rekam medis pasien. e. Pemberian edukasi menggunakan format, materi dan proses pendididkan pasien yang standar dan mudah dipahami, khususnya pada area yang berisiko tinggi pada pasien. f. Tenaga kesehatan profesional yang memberi pelayanan pasien berkolaborasi dalam memberikan pendidikan. g. Edukasi diberikan oleh Profesional Pemberi Asuhan yang dikelola dan dikoordinasikan oleh Tim Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS). h. Petugas kesehatan memberikan informasi tentang sumber alternatif untuk asuhan dan pelayanan yang diberikan bila kebutuhan asuhan diluar kemampuan rumah sakit. 14. Surgical Safety Checklist/ Cheklist Keselamatan Bedah : a. Digunakan suatu tanda yang segera dikenali untuk identifikasi lokasi operasi dan melibatkan pasien dalam proses penandaan / pemberian tanda. b. Menggunakan suatu checklist untuk melakukan verifikasi pra-operasi tepat-lokasi, tepat-prosedur, dan tepat-pasien dan semua dokumen serta peralatan yang diperlukan tersedia, tepat/benar, dan fungsional.
c. Tim operasi yang lengkap menerapkan dan mencatat/ mendokumentasikan prosedur “sebelum insisi / time-out ” tepat sebelum dimulainya suatu prosedur / tindakan pembedahan. d. Penandaan Lokasi Operasi 1) Penandaan dilakukan pada semua kasus termasuk sisi (laterality), multipel struktur (jari tangan, jari kaki, lesi), atau multipel level (tulang belakang), kecuali kasus organ tunggal ( misal: sectio caesarea), dan tindakan gigi. 2) Dilakukan diruang rawat inap/ rawat jalan/ IGD. 3) Perlu melibatkan pasien. 4) Tak mudah luntur terkena air/alkohol / betadine. 5) Mudah dikenali. 6) Digunakan secara konsisten di RS 7) Dibuat oleh operator /orang yang akan melakukan tindakan. 8) Dilaksanakan saat pasien terjaga dan sadar jika memungkinkan, dan harus terlihat sampai saat akan disayat. e. Verifikasi Praoperatif : 1) Verifikasi lokasi, prosedur, dan pasien yang benar. 2) Pastikan bahwa semua dokumen, foto, hasil pemeriksaan yang relevan tersedia, dan dipampang dengan baik. 3) Verifikasi ketersediaan peralatan khusus dan/atau implant yg dibutuhkan. 4) Tahap Time out : a) Memungkinkan semua pertanyaan / kekeliruan diselesaikan b) Dilakukan di tempat tindakan, tepat sebelum dimulai, c) Melibatkan seluruh tim operasi d) Lakukan cheklist keselamatan operasi dengan memakai surgical safety checklist (WHO . 2009). 15. Kebersihan Tangan : a. Setiap karyawan dan tenaga kesehatan di lingkungan RSIA Abdhi Famili wajib menerapkan 5 (Lima) Momen dan 6 (Enam ) Langkah cuci tangan sesuai standar WHO. b. Menerapkan program kebersihan tangan yang efektif. 16. Risiko jatuh : a. Penerapan asesmen awal risiko pasien jatuh dan melakukan asesmen ulang terhadap pasien bila diindikasikan terjadi perubahan kondisi atau pengobatan. b. Langkah-langkah diterapkan untuk mengurangi risiko jatuh bagi mereka yang pada hasil asesmen dianggap berisiko.
c. Monitoring keberhasilan pengurangan cedera akibat jatuh maupun dampak yang berkaitan secara tidak disengaja. 18. Manajemen Nutrisi : a. Pasien di skrining untuk status gizi. b. Respon pasien terhadap terapi gizi dimonitor. 19. Manajemen nyeri: a. Semua pasien rawat inap dan rawat jalan di skrining untuk rasa sakit dan dilakukan asesmen apabila ada rasa nyerinya. b. Pasien dibantu dalam pengelolaan rasa nyeri secara efektif. c. Menyediakan pengelolaan nyeri sesuai pedoman dan protokol. d. Komunikasi pasien dan keluarga tentang pengelolaan nyeri. 20. Kebijakan Pelayanan Resusitasi a. Seluruh staf diberikan pelatihan resusitasi. b. Seluruh unit mampu memberikan pelayanan resusitasi. c. Pelayanan resusitasi diberikan sesuai indikasi kepada korban dengan mempertimbangkan asas emergensi dan kebutuhan korban oleh staf yang terlatih.
Ditetapkan di Pada tanggal Direktur,
Dr. M. Razief
: Gambiran : 3 Januari 2017