DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP PASIEN GANGGUAN JIWA DI RUANGAN POLI PSIKIATRI RSJ. PROF. DR. V. L. RATUMBUYSANG MANADO
SKRIPSI
Disusun oleh EVA MARIA KELJOMBAR NIM: 11061017
PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS KATOLIK DE LA SALLE MANADO 2015
DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP PASIEN GANGGUAN JIWA DI RUANGAN POLI PSIKIATRI RSJ. PROF. DR. V.L. RATUMBUYSANG MANADO
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan pada Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Katolik De La Salle Manado
EVA MARIA KELJOMBAR NIM: 11061017
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS KATOLIK DE LA SALLE MANADO 2015
UNIVERSITAS KATOLIK DE LA SALLE MANADO – INDONESIA Nama
: Eva Maria Keljombar
NIM
: 11061017
Fakultas
: Keperawatan
Program Studi
: Ilmu Keperawatan
Judul Tugas Akhir
: Dukungan Keluarga Terhadap Pasien Gangguan Jiwa di Ruangan Poli Psikiatri RSJ. Prof. Dr. V.L. Ratumbuysang Manado
Pembimbing
: I. Dr. Drs. Julianus Ake, S.Kp., M.Kep II. Samuel Layuk, S.KM., M.Kes Menyetujui, Manado, 11 Juli 2015 Pembimbing I
Pembimbing II
Dr. Drs. Julianus Ake, S.Kp., M.Kep
Samuel Layuk, S.KM., M.Kes
Mengetahui, Dekan
Ketua Program Studi
M. Consolatrix da Silva, S.Kep., Ns., MSN
Sesilliea G. Sumual, BSN
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP PASIEN GANGGUAN JIWA DI RUANGAN POLI PSIKIATRI RSJ. PROF. DR. V.L. RATUMBUYSANG MANADO Yang disusun dan diajukan oleh: EVA MARIA KELJOMBAR 11061017 Telah dipertahankan didepan Panitia Ujian Skripsi Pada tanggal 11 Juli 2015 Dan Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat TIM PENGUJI 1. 2. 3.
Asnet Leo Bunga, S.Kp., M.Kes Dr. Drs. Julianus Ake, S.Kp., M.Kep Samuel Layuk, S.KM., M.Kes
(………………………...) (………………………...) (………………………...)
MENGETAHUI Dekan Fakultas Keperawatan
Ketua Program Studi
Universitas Katolik De La Salle
Fakultas Keperawatan Universitas
Manado
Katolik De La Salle Manado
M. Consolatrix da Silva, S.Kep., Ns., MSN
Sesilliea G. Sumual, BSN
CURICULUM VITAE
1. Data Pribadi Nama
: Eva Maria Keljombar
Tempat/Tanggal lahir
: Saumlaki/16 Juni 1994
Jenis Kelamin
: Perempuan
Agama
: Katolik
Status sosial
: Belum menikah
Anak ke
: 1 dari 2 bersaudara
Kewarganegaraan
: Indonesia
Bangsa/Suku
: Maluku/Tanimbar
Alamat
: Jln. Kairagi I Kombos Manado, Kos Mulia
Hobi
:
Menulis
(novel,
blog,
artikel)
dan
menonton Motsto hidup
: Never give up! Do your best and let God
do the rest. 2. Data Keluarga a. Ayah Nama
: Caspar Fransiscus Keljombar, S.Pd
Tempat/Tanggal lahir
: Tual/10 Oktober 1970
Agama
: Katolik
Pekerjaan
: PNS
Alamat
: Jln. Bukit Duri, Saumlaki
b. Ibu Nama
: Wineke Chresia Keljombar/Tomasoa
Tempat/Tanggal lahir
: Mahu/2 September 1972
Agama
: Katolik
Pekerjaan
: Ibu Rumah Tangga dan Wiraswasta
Alamat
: Jln. Bukti Duri, Saumlaki
c. Saudara Nama
: Rafael Jorgen Keljombar
Tempat/Tanggal lahir
: Mahu/24 November 2008
Agama
: Katolik
Pendidikan
: SD. Don Bosco 3 Saumlaki
Alamat
: Jln. Bukit Duri, Saumlaki
3. Riwayat Pendidikan 1998-1999
: TK. Idatha UNPATTI, Poka - Ambon
1999-2000
: SD. Negeri Mahu, Saparua - Ambon
2000-2005
: SD. INPRES 4 Dobo, Kab. Kep. Aru
2005-2008
: SMP. Yos Sudarso Dobo, Kab. Kep. Aru
2008-2009
: SMA. Negeri 1 Dobo, Kab. Kep. Aru
2009-2011
: SMA. N. Unggulan Saumlaki, Kab. MTB
2011-2015
: Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Katolik De La Salle Manado
4. Kursus a. Kursus Matematika untuk SMP b. Kursus Matematika untuk SMA 5. Pelatihan a. Pelatihan PASKIBRA Kab. Kep. Aru tahun 2008, pasukan 45 b. Pelatihan PASKIBRAKA Nasional untuk Seleksi Tingkat I di Prov. Maluku
tahun 2009 sebagai Duta wanita Kab. Kep. Aru, 3 besar calon c. Pelatihan PASKIBRA Kab. Kep. Aru tahun 2009, pasukan 17 d. Pelatihan Resusitasi Jantung-Paru (BHD) dan BTCLS pada tanggal 24-27 Juni 2015 6. Pengalaman Kerja Praktek a. Praktek Laboratorium Klinik di RSU. Budi Mulia Bitung b. Praktek Laboratorium Klinik di Klinik Wound Care RSU. Pancaran Kasih Manado c. Praktek Laboratorium Klinik di RS. Tingkat III R.W. Mongosidi Teling d. Praktek Laboratorium Klinik di RSU. Hermana Lembean e. Praktek Laboratorium Klinik di RSJ. Prof. Dr. V.L. Ratumbuysang Manado f. Praktek Laboratorium Klinik di RSU. Gunung Mulia Tomohon g. Praktek Laboratorium Klinik di RSUD Kota Bitung, Manembo-nembo
Manado, 16 Juli 2015 Peneliti
Eva Maria Keljombar
ABSTRAK Eva Maria Keljombar, Dukungan Keluarga Terhadap Pasien Gangguan Jiwa Di Ruangan Poli Psikiatri RSJ. Prof. Dr. V.L. Ratumbuysang Manado. Pembimbing : Dr. Drs. Julianus Ake, S.Kp., M.Kep dan Samuel Layuk, S.KM., M.Kes Masalah kesehatan gangguan jiwa menjadi trend dan issue yang meningkat di era globalisasi. Fokus dari trend dan issue bergeser kearah perawatan dasar komunitas yang melibatkan keluarga. Untuk itu peranan keluarga dalam memberikan dukungan sangat dibutuhkan dalam membantu proses penyembuhan anggota keluarga yang sakit, dalam hal ini mencegah terjadinya kekambuhan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar dukungan yang diberikan oleh keluarga terhadap anggota keluarga yang sakit. Desain penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan metode survey. Sampel yang digunakan sebagai responden adalah 80 orang dengan menggunakan teknik Purposive Sampling. Instrumen penelitian terdiri dari dukungan emosional, dukungan informasi, dukungan penilaian dan dukungan instrumental. Analisa data dilakukan secara univariat dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa frekuensi dukungan emosional 83,8%, dukungan informasi 93,8%, dukungan penilaian 92,5%, dan dukungan instrumental 66,2%. Ditarik kesimpulan bahwa dukungan keluarga yang diberikan adalah salah satu faktor pemulihan pasien gangguan jiwa Kata Kunci: Gangguan Jiwa, Dukungan Keluarga
ABSTRACT Eva Maria Keljombar, Dukungan Keluarga Terhadap Pasien Gangguan Jiwa Di Ruangan Poli Psikiatri RSJ. Prof. Dr. V.L. Ratumbuysang Manado. Pembimbing : Dr. Drs. Julianus Ake, S.Kp., M.Kep dan Samuel Layuk, S.KM., M.Kes Health mental disorders became a trend and issue that increasing in the globalization era. That focus of trend and issue moved to community base care involving the family. Because of that the role of family giving the supports is needed to help the healing process, in this case to prevent recurrent of family members who sick. This study aims to determine how much supports by family to their family members who sick. This type of research is descriptive with survey method. The sample used as the respondents were 80 peoples with Purposive Sampling technic. Research instruments consist of emotional support, information support, appraisal support, and instrumental support. This research uses univariate data analysis with the results refer to the frequency of emotional support is 83,8%, information support is 93,8%, appraisal support is 92,5%, and instrumental support is 66,2%. Finally the conclusion is family support that given is the one of recovery factor for mental disorders patient. Keywords: Mental Disorders, Family Support.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan limpahan kasih karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul, “Dukungan Keluarga Terhadap Pasien Gangguan Jiwa di Ruangan Poli Psikiatri RSJ. Prof. Dr. V.L. Ratumbuysang Manado,” untuk memperoleh gelar Sarjana Keperawatan pada Fakultas Keperawatan Universitas Katolik De La Salle Manado. Selama proses penyusunan proposal sampai skripsi terlebih selama masa kuliah, peneliti merasa begitu banyak tantangan yang harus dihadapi. Namun berkat hikmat, kasih dan karunia dari Tuhan Yesus dan Bunda Maria sehingga peneliti mampu menyelesaikan empat tahun perjuangan dibangku kuliah, juga lewat motivasi, bimbingan, nasehat, dana kuliah dan doa yang diberikan oleh kedua orang tua sehingga peneliti mampu menyelesaikan tantangan-tantangan tersebut. Dengan rentang waktu inilah, peneliti dengan penuh kerendahan hati diiringi doa dan ucapan terima kasih yang tak terhingga, peneliti sampaikan kepada: 1. Pst. Revi R.H.M. Tanod, SS, SE, MA selaku Rektor Universitas Katolik De La Salle Manado. 2. M. Consolatrix da Silva S.Kep., Ns., MSN selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Katolik De La Salle Manado. 3. Sesilliea G. Sumual, BSN selaku Kepala Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Katolik De La Salle Manado yang telah cukup banyak membantu peneliti dari awal kuliah hingga saat ini. 4. Edikta Pantow, S.Pd., M.Kes selaku Dosen Pembimbing Akademik Fakultas Keperawatan bagi peneliti. 5. Dr. Drs. Julianus Ake, S.Kp., M.Kep selaku Dosen Pembimbing I penyusunan skripsi yang telah banyak memberikan saran, masukan, sumbangsi pikiran bagi peneliti dalam penulisan yang lebih baik.
6. Samuel Layuk, S.KM., M.Kes selaku Dosen Pembimbing II penyusunan skripsi yang telah banyak memberikan saran, masukan, sumbangsi pikiran bagi peneliti dalam penelitian yang lebih baik. 7. Direktur RSJ. Prof. Dr. V.L. Ratumbuysang Manado beserta Kepala Bidang Keperawatan dan Kepala Ruangan Poli Psikiatri yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk melakukan penelitian terhadap keluarga di ruangan Poli Psikiatri. 8. Semua dosen pengajar dan staf Fakultas Keperawatan Universitas Katolik De La Salle Manado yang telah memberikan ilmu dan bantuan bagi peneliti selama masa kuliah. 9. Caspar F. Keljombar, S.Pd dan Wineke Ch. Keljombar/Tomasoa selaku orang tua yang selalu menyebut nama anak-anaknya dalam doa, yang selalu memberikan bantuan dana kuliah dan uang kebutuhan sehari-hari bagi peneliti, meski dalam kekurangan papa dan mama selalu berusaha untuk mencukupi kebutuhan peneliti, dan juga selalu memberikan perhatian, kasih sayang, cinta, semangat serta dukungan kepada peneliti hingga peneliti mampu menyelesaikan studi pada tahap ini. Terima kasih juga kepada Jorgen, adik peneliti, yang selalu memberikan tawa dan senyum yang menguatkan peneliti hingga saat ini. 10. Keluarga besar Keljombar dan Tomasoa yang cukup memberikan bantuan doa, dan dukungan kepada peneliti. Terima kasih juga kepada tante Agnes Keljombar, S.Kep., Ns dan Bongso Meiske Tomasoa yang telah cukup banyak membantu peneliti berupa bantuan dana tambahan selama kuliah. Terima kasih yang sama juga kepada Almarhumah oma Sovia Keljombar/Batlayeri dan Almarhumah oma Selfi Tomasoa yang semasa hidupnya telah banyak menjadi tempat mengadu, pelindung, dan selalu memberikan nasehat serta doa bagi peneliti. 11. Sahabat-sahabat peneliti: Maria, Chiko, Lindry, Fani, Ningsih, Tiara, Stella yang telah menemani peneliti dalam masa suka dan duka selama kuliah. Terima kasih juga kepada teman-teman sekelompok skripsi: Ongen, Rivo, Frendy, Riko dan sahabat-sahabat peneliti atas bantuan dan perjuangan yang serba santai tapi sangat serius saat semakin dekat waktu ujian.Terima
kasih yang sama kepada teman-teman seperjuangan kuliah NLC 2011 atas pertemanan selama 4 tahun. 12. Semua pihak yang telah membantu peneliti yang tidak bisa disebutkan satu per satu namanya, secara khusus kepada kak Ichan Lumintang dan kak Fidy Sada yang telah cukup banyak membantu peneliti. 13. Terakhir secara khusus terima kasih peneliti sampaikan kepada Malaikat Pelindung Epivanny, Almarhum Tete Caspar, Almarhum Tete Yeyeng, Almarhumah Oma Sofia dan Almarhumah Oma Selvi yang semasa hidupnya selalu mendoakan peneliti, yang selalu menjadi penjaga, penuntun jalan dan sahabat dalam doa kepada Tuhan Yesus dan Bunda Maria.
DAFTAR ISI Halaman
Judul i
…………………………………………………………… Lembar
Persetujuan ii
……………………………………………………… Lembar Pengesahan ……………………………………………………... Curiculum Vitae …………………………………………………………. Abstrak …………………………………………………………………... Abstract ………………………………………………………………….. Kata Pengantar …………………………………………………………... Daftar Isi ………………………………………………………………… Daftar Gambar
iii iv vii viii ix xii xiii
…………………………………………………………… Daftar Tabel ……………………………………………………………... xiv Daftar Lampiran ………………………………………………………… xv Bab I. Pendahuluan 1 ……………………………………………………….
1
1.1. Latar Belakang ………………………………………................... 5 1.2.
Rumusan
Masalah 6
……………………………………………...... 1.3.
Tujuan
6 Penelitian
………………………………………………… 1.4.
Manfaat
Penelitian
……………………………………………….. Bab II. Tinjauan Teori …………………………………………………… 8 2.1.
Dukungan
Keluarga 8
……………………………………………… 2.2.
Konsep
Dasar
13 Keluarga 21
………………………………………….. 2.3.
22
Peran
Keluarga 25
…………………………………………………... 2.4.
Fungsi
dan
Tugas
28 Keluarga
……………………………………… 2.5.
Konsep
Dasar
Gangguan
Jiwa
…………………………………… 2.6. Penelitian Terkait ………………………………………………... Bab III. Kerangka Konseptual dan Definisi Operasional 30 …………………
30
3.1.
Kerangka
Konseptual 31
……………………………………………. 3.2.
Definisi
Operasional
……………………………………………... Bab IV. Metode Penelitian ………………………………………………. 4.1.
Desain
Penelitian 34
………………………………………………… 4.2.
Lokasi
34
dan
34
Waktu
Penelitian
Sampel
Penelitian 35
…………………………………….. 4.3.
Populasi
dan
…………………………………..
36
4.4. Teknik Analisa Data ……………………………………………... 38 4.5. Etika Penelitian ………………………………………………….. Bab V. Hasil Penelitian 40 …………………………………………………... 5.1.
Deskripsi
Lokasi
40 Penelitian 40
……………………………………… 5.2.
Analisa
Univariat
………………………………………………… Bab VI. Pembahasan …………………………………………………….. 46 6.1.
Dukungan
Emosional
Keluarga 46
………………………………….. 6.2.
Dukungan
48 Informasi
Keluarga 49
…………………………………... 6.3.
Dukungan
50 Penilaian
Keluarga 51
…………………………………… 6.4.
Dukungan
Instrumental
Keluarga
………………………………... 6.5.
Keterbatasan
………………………………………….. Bab VII. Kesimpulan
Penelitian dan
………………………………………….
Saran 52 52
7.1. Kesimpulan ……………………………………………………… 52 7.2. Saran …………………………………………………………….. Daftar Pustaka …………………………………………………………… 53 Lampiran
DAFTAR GAMBAR NO. Gambar 2.1
TEXT Struktural
HAL. Keluarga 19
Dimensi
Gambar 2.2
…………………………… Struktur
Gambar 3.1
…………………………………………... Kerangka Konseptual …………………………………... 30
Peran 20
DAFTAR TABEL NO. Tabel 3.1 Format
TEXT Definisi
………………………………. Tabel 5.1 Karakteristik Responden ………………. Tabel 5.2 Karakteristik …………………. Tabel 5.3 Karakteristik
Responden Umur
HAL. Operasional 31 Berdasarkan
HDK 41
Berdasarkan
JK 41
Responden 42
……………………………. Tabel 5.4 Dukungan Emosional Keluarga ………………………….... 43 Tabel 5.5 Dukungan Informasi Keluarga 43 …………………………….. Tabel 5.6 Dukungan Penilaian
Keluarga 44
……………………………... Tabel 5.7 Dukungan Instrumental Keluarga …………………………. 44
DAFTAR LAMPIRAN NO. Lampiran A Lampiran B Lampiran C Lampiran D
TEXT Surat Permohonan Survey Data Lembar Persetujuan Penelitian Surat Penelitian Surat Keterangan Telah Selesai Penelitian
Lampiran E Lampiran F Lampiran G Lampiran H Lampiran I Lampiran J Lampiran K Lampiran L Lampiran
Lembar Persetujuan Responden Kuesioner Penelitian Master Data Hasil Penelitian Uji Validitas dan Rehabilitas Hasil Statistik Lembar Konsultasi Pembimbing I Kartu Bimbingan Pembimbing I Lembar Konsultasi Pembimbing II Kartu Bimbingan Pembimbing II
M Lampiran N
Surat Non-Plagiat
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Gangguan jiwa adalah kumpulan dari keadaan-keadaan yang tidak normal, baik yang berhubungan dengan fisik, maupun dengan mental. Keabnormalan tersebut di bagi ke dalam dua golongan yaitu: Gangguan jiwa (neurosa) dan Sakit jiwa (psikosa). Keabnormalan terlihat dalam berbagai
macam gejala yang terpenting diantaranya adalah: ketegangan (tension), rasa putus asa dan murung, gelisah, cemas, perbuatan-perbuatan yang terpaksa (convulsive), histeria, rasa lemah, dan tidak mampu mencapai tujuan, takut, pikiran-pikiran buruk dan sebagainya. (Yosep, 2014). Masalah-masalah gangguan jiwa meningkat di era globalisasi. Era globalisasi adalah suatu era dimana tidak ada lagi pembatas antara negara-negara khususnya di bidang informasi, ekonomi, dan politik. Perkembangan IPTEK yang begitu cepat dan perdagangan bebas yang merupakan ciri era ini, berdampak pada semua sektor termasuk sektor kesehatan termasuk kesehatan jiwa. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, masalah kesehatan jiwa menjadi trend dan issue yang semakin meningkat di era globalisasi dan menjadi salah satu riset yang terus dikembangkan untuk kesembuhan pasien yang mengalami gangguan jiwa. Namun seiring dengan kemajuan tersebut, krisis global seperti lilitan krisis ekonomi yang berkepanjangan merupakan salah satu pemicu yang memunculkan stress, depresi, dan berbagai gangguan kesehatan jiwa pada manusia. (Yosep, 2014) Menurut data World Health Organization (WHO), masalah gangguan kesehatan jiwa di seluruh dunia memang sudah menjadi masalah yang sangat serius. WHO menyatakan, paling tidak, ada satu dari empat orang di dunia yang mengalami gangguan kesehatan jiwa. Sementara itu menurut Direktur WHO Wilayah Asia Tenggara, hampir satu per tiga dari penduduk pernah mengalami gangguan neuropsikiatri, buktinya dari data Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1995, di Indonesia diperkirakan sebanyak 264 dari 1.000 anggota rumah tangga menderita gangguan kesehatan jiwa (Yosep, 2014). Pada tahun 2007 Riset Dasar Kesehatan Nasional, menyebutkan sekitar satu juta orang di Indonesia mengalami gangguan jiwa berat, sedangkan 19 juta orang lainnya menderita gangguan jiwa ringan hingga sedang. Belum ada angka yang lebih mutakhir dari riset ini, namun menurut WHO jumlah penderita sakit mental akan terus meningkat hingga 450 juta orang di seluruh dunia pada tahun 2013 (Safitri, 2011). Berdasarkan Survei Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) didiseminasi oleh Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes), tahun 2013 mengungkapkan fakta menarik mengenai prevalensi gangguan jiwa di Tanah Air bahwa prevalensi gangguan jiwa berat atau dalam istilah medis disebut psikosis/skizofrenia di daerah pedesaan ternyata lebih tinggi dibandingkan di daerah perkotaan. Hal ini disebabkan karena tekanan hidup yang dialami penduduk pedesaan lebih berat dibanding penduduk perkotaan, yang diduga salah satu bentuk tekanan hidup adalah kesulitan ekonomi. Meski biaya hidup di daerah pedesaan lebih rendah bila dibandingkan dengan perkotaan, intensitas atau kejadian kemiskinan (incidence of proverty) didaerah pedesaan juga lebih tinggi (Ruslan, 2014). Berdasarkan data yang diperoleh dari Riskesdas tahun 2013 dikombinasi dengan data rutin dari Pusdatin dengan waktu yang disesuaikan secara nasional terdapat 0,17% penduduk Indonesia mengalami gangguan jiwa berat (psikosis) atau secara absolut terdapat 400 ribu jiwa lebih penduduk Indonesia. Di Sulawesi Utara terdapat 0,08% prevalensi gangguan jiwa berat (psikosis) atau jumlah secara absolut terdapat 1.359 penderita, sedangkan prevalensi yang mengalami gangguan mental emosi (GME) terdapat 5,9% atau secara absolut terdapat 100.231 dengan jumlah penduduk ≥15 tahun adalah 1.698.831 penduduk (Budijanto, 2014). Secara global, dari sekitar 450 juta orang yang mengalami gangguan mental. Adanya gangguan kesehatan jiwa ini sebenarnya disebabkan banyak hal. Namun, menurut Aris Sudiyanto (Guru Besar Ilmu Kedokteran Jiwa Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret, Solo), ada tiga golongan penyebab gangguan jiwa ini. Pertama, gangguan fisik, biologis atau organik. Penyebabnya antara lain berasal dari faktor keturunan, kelainan pada otak, penyakit infeksi (tifus, hepatitis, malaria, dan lain-lain), kecanduan obat dan alkohol, dan lain-lain. Kedua, gangguan mental, emosional atau kejiwaan. Penyebabnya, karena salah dalam pola pengasuhan (pattern of parenting) hubungan yang patologis di antara anggota keluarga disebabkan frustasi, konflik, dan tekanan krisis. Ketiga, gangguan sosial atau lingkungan. Penyebabnya dapat berupa stressor psikososial seperti perkawinan, problem orangtua, hubungan antarpersonal dalam pekerjaan atau sekolah, di
lingkungan hidup, dalam masalah keuangan, hukum, perkembangan diri, faktor keluarga, penyakit fisik, dan lain-lain. (Yosep, 2014) Ada yang menarik berkaitan dengan fenomena masalah kesehatan jiwa, yaitu indikator kesehatan jiwa di masa mendatang bukan lagi masalah klinis seperti prevalensi gangguan jiwa, melainkan berorientasi pada konteks kehidupan sosial. Oleh karena itu, upaya menjamin kesehatan jiwa tidak lagi hanya urusan psikiater, tetapi juga melibatkan profesi lain, termasuk keluarga. Penanganan kesehatan jiwa bergeser dari hosipital base menjadi community base (Yosep, 2014). Sehubungan dengan trend masalah kesehatan utama dan pelayanan kesehatan jiwa secara global, maka fokus pelayanan keperawatan jiwa bergeser menjadi community base care yang mana dalam pengobatan gangguan jiwa tidak hanya melibatkan tim kesehatan (perawat psikiatri, dokter psikiatri, psikolog) tetapi juga melibatkan keluarga. Disamping penderita gangguan jiwa harus melalui jalannya perawatan di rumah sakit jiwa, mengkonsumsi obat anti psikotik yang diberikan baik berupa obat kimia maupun pengobatan supportive dan electro convulsive therapy (ECT), juga dibutuhkan peran keluarga untuk mendukung penyembuhan pasien, karena kesembuhan pasien sangat tergantung pada kedisiplinan penderita meminum obat. (Ikrar, 2012) Secara empirik kesehatan dan kualitas anggota keluarga memiliki hubungan yang erat sehingga mempengaruhi dan membentuk kesehatan kelompok dan komunitas secara keseluruhan (Padila, 2012). Keliat (1996:11) menyatakan bahwa keluarga merupakan sistem pendukung utama yang memberi perawatan langsung pada setiap keadaan (sehat-sakit) klien. (Setiadi, 2007:55). Dalam penanganan terhadap pasien gangguan jiwa obat bukanlah segala-galanya, namun peran keluarga sangat diharapkan terhadap proses penyembuhan/pengobatan pasien gangguan jiwa. Kondisi ini menyebabkan pentingnya peranan keluarga, karena keluarga merupakan kelompok terkecil yang dapat berinteraksi dengan pasien. Secara pribadi, keluarga merupakan faktor utama dalam proses penyembuhan pasien (Fitrishia, 2008). Untuk mewujudkan proses penyembuhan pasien, keluarga dapat memberikan bantuan berupa bantuan materi, informasi, nasehat,
emosional dan penilaian positif, yang sering disebut sebagai dukungan keluarga (Ambari, 2010). Dukungan keluarga sangat penting karena biasanya salah satu pencetus depresi itu adalah perasaan “ditelantarkan,” atau tidak mendapat perhatian yang memadai dari keluarga. Sayangnya, banyak keluarga pasien yang tidak paham dan hanya memberikan uang untuk perawatan dan menyerahkan penanganannya kepada tenaga medis dan pengasuhnya. Padahal dalam proses penyembuhan, dukungan keluarga sangatlah penting. (Santoso, 2009:105) Hasil survey awal pada tanggal 31 Maret 2015, diperoleh data dari RSJ. Prof. Dr. V.L. Ratumbuysang di ruangan Poli Psikiatri, bahwa jumlah kunjungan pasien gangguan jiwa yang menjalani rawat jalan dari tahun 2014 sampai dengan Maret 2015 sekitar 10.000 sampai 12.000 pasien, sedangkan jumlah rata-rata kunjungan perhari sekitar 37 sampai 70 pasien. Berdasarkan data, pasien yang menjalani rawat jalan adalah pasien kontrol yang sudah diperbolehkan pulang oleh dokter tapi masih harus menjalani rawat jalan, pasien yang dua minggu sekali sampai sebulan sekali harus datang mengambil obat, dan pasien baru akut yang dibawa oleh keluarganya untuk di periksa dokter. Survey kedua yang dilakukan pada tanggal 8 April 2015, berdasarkan wawancara dengan kepala ruangan poli psikatri, pasien yang paling banyak adalah pasien dengan skizofrenia dengan rata-rata kunjungan perhari sekitar 30 orang yang masih harus menjalani pengobatan lanjut/kontrol rutin dan mengambil obat sebulan sekali agar penyakit yang dialami tidak kambuh. Menurut Aji (2011), di Indonesia terdapat 6-19 orang per 1.000 penduduk dunia mengalami skizofrenia. Chandra dalam Sebayang (2011) hasil survey di Indonesia memperlihatkan bahwa sekitar 1-2% penduduk menderita skizofrenia, hal ini berarti sekitar 2-4 juta jiwa dari jumlah tersebut diperkirakan penderita yang aktif sekitar 700.000-1,4 juta jiwa. Menurut WHO (2012), skizofrenia merupakan gangguan mental yang berat yang mempengaruhi sekitar 7 per seribu dari populasi orang dewasa, terutama di kelompok usia 15-35 tahun. Data tersebut menunjukkan bahwa dalam proses
penyembuhan pasien, sangat diperlukan dukungan keluarga dalam bentuk emosional, informasi, penilaian dan instrumental. Sebuah studi melaporkan bahwa 77% klien dengan penyakit kronis merasa membutuhkan dukungan dari keluarganya (Rubin & Peyrot, 2002). Beberapa penelitian mengenai dukungan keluarga telah dilakukan yang berkaitan dengan proses penyembuhan pasien gangguan jiwa yang menjalani pengobatan lanjut, seperti penelitian yang dilakukan oleh Lestari (2008) menyatakan adanya hubungan antara dukungan keluarga pada pencegahan kekambuhan pada klien skizofrenia. Penelitian lain oleh Yudi Pratama (2013), menunjukkan bahwa dukungan keluarga yang buruk, pasien mengalami kekambuhan sebanyak 81,8% sedangkan dukungan keluarga yang baik, pasien tidak mengalami kekambuhan sebanyak 88,9%. Dari beberapa penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa salah satu faktor penyebab terjadinya kekambuhan penderita skizofrenia adalah kurangnya peran serta dukungan sosial yang diberikan keluarga terhadap pasien. Dukungan yang diberikan keluarga akan membuat pasien merasa berharga dan akan menambah semangat hidupnya. Dengan adanya latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul, “Dukungan keluarga terhadap pasien gangguan jiwa di ruangan poli psikiatri RSJ. Prof. Dr. V.L. Ratumbuysang Manado,” guna mengetahui gambaran mengenai dukungan yang diberikan keluarga terhadap anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, adapun masalah yang dapat dirumuskan yaitu: “Bagaimana dukungan keluarga terhadap pasien gangguan jiwa di ruangan Poli Psikiatri RSJ. Prof. Dr. V.L. Ratumbuysang Manado?” 1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum
Diidentifikasi dukungan keluarga terhadap anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa. 1.3.2. Tujuan Khusus 1. Diidentifikasi dukungan emosional dari keluarga terhadap anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa. 2. Diidentifikasi dukungan informasi dari keluarga terhadap anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa. 3. Diidentifikasi dukungan penilaian dari keluarga terhadap anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa. 4. Diidentifikasi dukungan instrumental dari keluarga terhadap anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa. 1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1. Manfaat Keilmuwan Dengan adanya dukungan keluarga berupa dukungan emosional, informasi, instrumental dan penilaian positif dari keluarga, diharapkan dapat menjadi wawasan dalam memberikan dukungan terhadap anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa. 1.4.2. Manfaat Aplikatif 1. Bagi Profesi Keperawatan Diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan bagi profesi
keperawatan
dalam
mengembangkan
perencanaan
community base care yang melibatkan keluarga dalam proses penyembuhan pasien gangguan jiwa.
2. Bagi Keluarga Pasien Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi atau gambaran dalam memberikan dukungan terhadap anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa. 3. Bagi Peneliti dan Penelitian Selanjutnya
Diharapkan penelitian ini dapat menambah wawasan bagi peneliti dalam
mengaplikasikan
pengetahuan
yang
didapat
selama
pendidikan dan dijadikan sebagai bahan pengembangan untuk penelitian selanjutnya.
BAB II TINJAUAN TEORI
2.1. Dukungan Keluarga 2.1.1. Pengertian Dukungan Keluarga Dukungan keluarga adalah sebuah proses yang terjadi sepanjang masa kehidupan, sifat dan jenis dukungan berbeda dalam berbagai tahap-tahap siklus kehidupan. Dukungan keluarga dapat berupa dukungan sosial keluarga internal dan eksternal (Friedman, 2010). Cohen dan Syme (1996:241) dikutip dalam Setiadi (2008) mengatakan bahwa dukungan sosial adalah suatu keadaan yang bermanfaat bagi individu yang diperoleh dari orang lain yang dapat dipercaya, sehingga seseorang akan tahu bahwa ada orang lain yang memperhatikan, menghargai dan mencintainya. Dukungan sosial keluarga menurut Friedman (1998:174) dikutip dalam Setiadi (2008) adalah sebagai suatu proses hubungan antara keluarga dengan lingkungan sosial. Studi-studi tentang dukungan keluarga dalam Friedman (1998:196) yang dikutip oleh Setiadi (2008), telah mengkonseptualisasi dukungan sosial sebagai koping keluarga, baik dukungan-dukungan bersifat eksternal maupun internal terbukti sangat bermanfaat. Dukungan keluarga berupa dukungan sosial keluarga internal antara lain dukungan dari suami atau istri, dari saudara kandung, atau dukungan dari anak. Sedangkan dukungan keluarga berupa dukungan sosial keluarga eksternal antara lain keluarga besar, sahabat dan teman di sekolah atau kantor, tetangga, kelompok sosial, kelompok rekreasi, kelompok ibadah, dan praktisi kesehatan. Dukungan keluarga membuat keluarga mampu berfungsi dengan berbagai kepandaian dan akal. Sebagai akibatnya, hal ini meningkatkan kesehatan dan adaptasi mereka dalam kehidupan. (Friedman, 2010) 2.1.2. Jenis Dukungan Keluarga Menurut Friedman (1988:198) dikutip dalam Setiadi (2008), jenis dukungan keluarga ada empat, yaitu: 1. Dukungan Instrumental
Dukungan instrumental, yaitu keluarga merupakan sumber pertolongan praktis dan konkrit. 2. Dukungan Informasional Dukungan informasional, yaitu keluarga berfungsi sebagai sebuah kolektor dan disseminator (penyebar informasi). 3. Dukungan Penilaian (appraisal) Dukungan penilaian, yaitu keluarga bertindak sebagai sebuah umpan balik, membimbing dan menengahi pemecahan masalah dan sebagai sumber dan validator identitas keluarga. 4. Dukungan Emosional Dukungan emosional, yaitu keluarga sebagai sebuah tempat yang aman dan damai untuk istirahat dan pemulihan serta membantu penguasaan terhadap emosi. 2.1.3. Ciri-ciri Dukungan Sosial Keluarga Menurut House (Smet, 1994:136) dikutip dalam Setiadi (2008), setiap bentuk dukungan sosial keluarga mempunyai ciri-ciri antara lain: 1. Informatif Informatif, yaitu bantuan informasi yang disediakan agar dapat digunakan oleh seseorang dalam menanggulangi persoalan-persoalan yang dihadapi, meliputi pemberian nasehat, pengarahan, ide-ide atau informasi lainnya yang dibutuhkan dan informasi ini dapat disampaikan kepada orang lain yang mungkin menghadapi persoalan yang sama atau hampir sama. 2. Perhatian Emosional Setiap orang pasti membutuhkan bantuan afeksi dari orang lain, dukungan ini berupa dukungan simpatik dan empati, cinta, kepercayaan, dan penghargaan. Dengan demikian seseorang yang menghadapi persoalan merasa dirinya tidak menanggung beban sendiri tetapi masih ada orang lain yang memperhatikan, mau mendengar segala keluhannya, bersimpati, dan empati terhadap persoalan yang dihadapinya, bahkan mau membantu memecahkan masalah yang dihadapinya.
3. Bantuan Instrumental Bantuan bentuk ini bertujuan untuk mempermudah seseorang dalam melakukan aktifitasnya berkaitan dengan persoalan-persoalan yang dihadapinya, atau menolong secara langsung kesulitan yang dihadapi, misalnya dengan menyediakan peralatan lengkap dan memadai bagi penderita, menyediakan obat-obat yang dibutuhkan dan lain-lain. 4. Bantuan Penilaian Bantuan penilaian, yaitu suatu bentuk penghargaan yang diberikan seseorang kepada pihak lain berdasarkan kondisi sebenarnya dari penderita. Penilaian ini bisa positif dan negatif yang mana pengaruhnya sangat berarti bagi seseorang. Berkaitan dengan dukungan sosial keluarga maka penilaian yang sangat membantu adalah penilaian yang positif. 2.1.4. Fungsi Dukungan Keluarga House dan Kahn (1985) dalam Friedman (2010), menerangkan bahwa keluarga memiliki empat fungsi dukungan, diantaranya: 1. Dukungan Emosional Aspek-aspek dukungan emosional meliputi dukungan yang diwujudkan dalam bentuk afeksi, adanya kepercayaan, perhatian, mendengarkan dan didengarkan. Dukungan emosional merupakan fungsi afektif keluarga yang harus diterapkan kepada seluruh anggota keluarga. Fungsi afektif merupakan fungsi internal keluarga dalam memenuhi kebutuhan psikososial anggota keluarga dengan saling mengasuh, cinta kasih, kehangatan, dan saling mendukung serta menghargai antar anggota keluarga. Dukungan keluarga dapat mempengaruhi kesehatan fisik dan mental seseorang melalui pengaruhnya terhadap pembentukan emosional. Dukungan emosional memberikan individu perasaan nyaman, merasa dicintai saat mengalami depresi. Untuk itu keluarga dapat memberikan bantuan dalam bentuk semangat, empati, rasa percaya,
perhatian sehingga individu yang menerimanya merasa berharga (L.Andriani, 2014). 2. Dukungan Informasi Aspek-aspek dalam dukungan informasi meliputi nasehat, usulan, saran, petunjuk, dan pemberian informasi. 3. Dukungan Intrumental Dukungan instrumental keluarga merupakan fungsi ekonomi dan fungsi perawatan kesehatan yang diterapkan keluarga terhadap anggota keluarga yang sakit. Fungsi ekonomi keluarga merupakan fungsi keluarga dalam memenuhi semua kebutuhan anggota keluarga, termasuk kebutuhan kesehatan anggota keluarga. Sedangkan fungsi perawatan kesehatan merupakan fungsi keluarga dalam mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarganya, diantaranya merawat anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa dan membawa anggota keluarga yang sakit ke pelayanan kesehatan untuk memeriksa kesehatannya. 4. Dukungan Penilaian Keluarga bertindak sebagai sumber dan validator identitas anggota keluarga diantaranya memberikan support, penghargaan dan perhatian. Dukungan penilaian mempunyai fungsi afektif. Dengan adanya support, penghargaan dan perhatian ini, pasien menjadi termotivasi, pasien merasa dihargai dan merasa masih ada yang memperhatikan dirinya. 2.1.5. Sumber dan Manfaat Dukungan Keluarga Friedman (1998) dikutip dalam Suwardiman (2011) menyatakan bahwa sumber dukungan keluarga, dimana dukungan keluarga mengacu pada dukungan yang dipandang oleh keluarga sebagai sesuatu yang dapat diakses atau diadakan untuk keluarga, tetapi keluarga memandang orang yang bersifat mendukung selalu siap memberikan pertolongan dan bantuan jika diperlukan.
Manfaat dukungan keluarga menurut Friedman (1988) dalam Suwardiman (2011), adalah sebuah proses yang terjadi sepanjang masa kehidupan, sifat dan jenis dukungan sosial berbeda-beda namun demikian keluarga mampu berfungsi dalam kepandaian dan akal sehingga akan meningkat kesehatan dan adaptasi dalam kehidupan. Ryan dan Austin dalam Friedman (1988) dikutip oleh Suwardiman (2011), menyatakan secara lebih spesifik, keberadaan dukungan keluarga yang adekuat terbukti berhubungan dengan menurunnya mortalitas, lebih mudah sembuh, dan pemulihan fungsi kognitif, fisik, serta kesehatan emosi. 2.1.6. Faktor-faktor Dukungan Keluarga Faktor-faktor yang mempengaruhi dukungan keluarga menurut Feiring dan Lewis (1984) dalam Friedman (1998) dikutip oleh Suwardiman (2011), ada bukti kuat dari hasil penelitian yang menyatakan bahwa keluarga besar dan keluarga kecil secara kualitatatif, menggambarkan pengalaman-pengalaman perkembangan. Anak-anak yang berasal dari keluarga kecil lebih banyak menerima perhatian daripada anak-anak dari keluarga besar. Selain itu dukungan yang diberikan orangtua khususnya seorang ibu. Ibu-ibu yang lebih muda cenderung tidak bisa mengenali kebutuhan anaknya dan lebih egosentris daripada ibu-ibu yang lebih tua. Faktor yang mempengaruhi dukungan keluarga lainnya adalah faktor sosial ekonomi orangtua, yang meliputi tingkat pendapatan atau pekerjaan orangtua, dan tingkat pendidikan orangtua. Dalam keluarga kelas menengah, suatu hubungan yang demokratis dan adil mungkin ada. Sementara dalam keluarga kelas bawah, hubungan yang ada lebih otoritas atau otorikasi. Selain itu, orang tua dengan kelas sosial menengah mempunyai tingkat dukungan afeksi dan keterlibatan yang lebih tinggi, daripada orangtua dengan kelas sosial bawah. 2.2. Konsep Dasar Keluarga 2.2.1. Pengertian Keluarga
Keluarga berasal dari bahasa Sansekerta, yang terdiri dari dua kata yakni “Kula” dan “Warga” yang berarti anggota kelompok kerabat. Banyak
ahli
menguraikan
pengertian
keluarga
sesuai
dengan
perkembangan sosial masyarakat. Berikut akan dikemukakan beberapa pengertian keluarga: 1. Menurut Bussad dan Ball (1966) dikutip dalam Setiadi (2008) Keluarga merupakan lingkungan sosial yang sangat dekat hubungannya dengan seseorang. Di keluarga itu seseorang dibesarkan, bertempat tingal, berinteraksi satu dengan yang lain, dibentuknya nilai-nilai, pola pemikiran, dan kebiasaannya dan berfungsi sebagai saksi segenap budaya luar, dan mediasi hubungan anak dengan lingkungannya. 2. WHO (1969) dikutip dalam Setiadi (2008) Keluarga adalah anggota rumah tangga yang saling berhubungan melalui pertalian darah, adopsi atau perkawinan. 3. Wall (1986) dikutip dalam Padila (2012) Wall mengemukakan keluarga sebagai dua orang atau lebih yang disatukan oleh ikatan kebersamaan dan ikatan emosional serta mengidentifikasikan diri mereka sebagai bagian dari keluarga. 4. Depkes RI (1988) dikutip dalam Padila (2012) Mendefinisikan keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat dibawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
5. Effendy (1998) dikutip dalam Harmoko (2012) Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
Dari beberapa pengertian yang telah dikemukakan para ahli diatas, peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga yang tinggal bersama dibawah satu atap bersama beberapa orang yang mempunyai ikatan darah, yang saling bergantung, mempunyai ikatan kebersamaan dan juga ikatan emosional. 2.2.2. Ciri-ciri Keluarga Menurut Robert Mac Iver dan Charles Horton (Padila, 2012) ciriciri keluarga sebagai berikut: 1. Keluarga merupakan hubungan perkawinan. 2. Keluarga berbentuk suatu kelembagaan, yang berkaitan dengan hubungan perkawinan yang sangaja dibentuk atau dipelihara. 3. Keluarga mempunyai suatu sistem tata nama (nomen clatur) termasuk perhitungan garis keturunan. 4. Keluarga mempunyai fungsi ekonomi yang dibentuk oleh anggotaanggota keluarga berkaitan dengan kemampuan untuk mempunyai keturunan dan membesarkan anak. 5. Keluarga merupakan tempat tinggal bersama, rumah atau rumah tangga. Sedangkan Setiadi (2008) menyebutkan ciri-ciri keluarga Indonesia ada 3, yakni: 1. Mempunyai ikatan yang sangat erat dengan dilandasi semangat gotong royong. 2. Dijiwai oleh nilai kebudayaan ketimuran. 3. Umumnya dipimpin oleh suami meskipun proses pemutusan dilakukan secara musyawarah. 2.2.3. Tipe Keluarga
Menurut Harmoko (2012), keluarga yang memerlukan pelayanan kesehatan berasal dari berbagai macam pola kehidupan. Agar dapat mengupayakan peran serta keluarga dalam meningkatkan derajat kesehatan, kita perlu memahami berbagai tipe keluarga, yaitu: 1. Nuclear Family (Keluarga inti) Keluarga inti yang terdiri atas ayah, ibu dan anak tinggal dalam satu rumah dalam suatu ikatan perkawinan. 2. Extend Family (Keluarga besar) Extend Family adalah keluarga inti ditambah dengan sanak saudara, misalnya nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi, dan sebagainya. 3. Reconstituted Nuclear Pembentukan baru dari keluarga inti melalui perkawinan kembali suami/istri, tinggal dalam pembentukan satu rumah dengan anakanaknya. 4. Middle Age/Aging Couple Suami sebagai pencari uang, istri dirumah atau kedua-duanya bekerja di rumah, anak-anak sudah meninggalkan rumah karena sekolah/perkawinan/meniti karier. 5. Dyadic Nuclear Suami istri yang sudag berumur dan tidak mempunyai anak. Keduanya/salah satu bekerja di rumah. 6. Single parent Satu orang tua sebagai akibat perceraian/kematian pasangannya dan anak-anaknya dapat tinggal di rumah/di luar rumah. 7. Dual Carier Suami istri atau keduanya berkarir dan tinggal terpisah pada jarak tertentu, keduanya saling mencari pada waktu-waktu tertentu. 8. Commuter Married Suami istri/keduanya orang karir dan tinggal terpisah pada jarak tertentu, keduanya saling mencari pada waktu tertentu. 9. Single Adult
Wanita atau pria dewasa yang tinggal sendiri dengan tidak adanya keinginan untuk menikah. 10. Three generation Tiga generasi atau lebih yang tinggal dalam satu rumah. 11. Institusional Anak-anak atau orang-orang dewasa yang tinggal dalam suatu panti-panti. 12. Comunal Satu rumah terdiri dari dua atau lebih pasangan yang monogami dengan anak-anaknya dan bersama-sama dalam penyediaan fasilitas. 13. Group marriage Suatu perumahan terdiri dari orang tua dan keturunannya di dalam satu kesatuan keluarga dan tiap individu akan menikah dengan yang lain dan semua adalah orang tua dari anak-anak. 14. Unmaried parent and child Ibu dan anak yang menikah dimana pernikahan tidak dikehendaki, anaknya diadopsi. 15. Cohibing couple Dua orang atau satu pasangan yang tinggal bersama tanpa pernikahan. Dari sekian macam tipe keluarga, maka secara umum di Indonesia dikenal dua tipe keluarga, yaitu: 1. Tipe Keluarga Tradisional a. Keluarga inti Suatu rumah tangga yang terdiri dari suami, istri dan anak (kandung/angkat). b. Keluarga besar Keluarga inti ditambah keluarga lain yang mempunyai hubungan darah misal kakek, nenek, paman, bibi.
c. Single parent Suatu rumah tangga yang terdiri dari satu orang tua dengan anak (kandung/angkat). Kondisi ini dapat disebabkan kematian atau perceraian. d. Single adult Suatu rumah tangga yang terdiri dari satu orang dewasa. e. Keluarga lanjut usia Terdiri dari suami istri lanjut usia. 2. Tipe Keluarga Non Tradisional a. Commune family Lebih satu keluarga tanpa pertalian darah hidup serumah. b. Orangtua (ayah ibu) Orangtua yang tidak ada ikatan perkawinan dan anak hidup bersama dalam satu rumah tangga. c. Homosexual Dua individu yang sejenis hidup bersama dalam satu rumah tangga. 2.2.4. Struktur Keluarga 1. Macam-macam Struktur Keluarga Menurut Padila (2012), ada beberapa struktur keluarga di Indonesia yang terdiri dari bermacam-macam, diantaranya adalah: a. Patrilineal Patrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur ayah. b. Matrilineal Matrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur ibu. c. Matrilokal Matrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah ibu.
d. Patrilokal Patrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah ayah. e. Keluarga kawin Keluarga kawin adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri. 2. Ciri-ciri Struktur Keluarga Menurut Harmoko (2012), ciri-ciri struktur keluarga adalah sebagai berikut: a. Terorganisasi Terorganisasi
yaitu
saling
berhubungan,
saling
ketergantungan antara anggota keluarga. b. Terbatas Ada keterbatasan, dimana setiap anggota memiliki kebebasan tetapi mereka juga mempunyai keterbatasan dalam menjalankan fungsi dan tugas masing-masing. c. Perbedaan dan Khusus Ada perbedaan dan kekhususan yaitu setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan fungsinya masing-masing. 3. Dimensi Struktural Keluarga Menurut Friedman (1998) dalam Harmoko (2012), struktur keluarga terdiri atas: Pola dan proses komunikasi; Struktur peran; Struktur kekuatan; Struktur nilai dan norma. Struktur keluarga dapat digambarkan sebagai berikut:
ROLE
P O W E R
STRUKTUR KELUARGA NILAI/NORMA
K O M U N I K A S I
Gambar 2.1 Dimensi Struktural Keluarga (Padila, 2012) a. Struktur Komunikasi Komunikasi keluarga merupakan suatu proses simbolik, transaksional untuk menciptakan dan mengungkapkan pengertian dalam keluarga. Komunikasi
dikatakan berfungsi
apabila
dilakukan secara jujur, terbuka, melibatkan emosi, konflik selesai, dan ada hierarki kekuatan (Harmoko, 2012). Komunikasi fungsional dipandang sebagai kunci keberhasilan (Padila, 2012). Sedangkan komunikasi dikatakan tidak berfungsi apabila tertutup, adanya isi atau berita negatif, tidak berfokus pada satu hal, dan selalu mengulang isi dan pendapat sendiri (Harmoko, 2012). Faktor utama penyebab terjadi komunikasi disfungsional adalah harga diri keluarga, khususnya orang tua rendah. Penyebab rendah diri itu sendiri adalah pemusatan pada diri sendiri, perlu persetujuan total dan kurangnya empati. (Padila, 2012) b. Struktur Peran (Role) Peran keluarga adalah tingkah laku spesifik yang diharapkan oleh seseorang dalam konteks keluarga. (Padila, 2012) Struktur peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai posisi sosial yang diberikan. Pada struktur peran bersifat
informal atau formal (Harmoko, 2012). Peran formal berkaitan dengan posisi formal keluarga, bersifat homogen, seperti peran parental dan perkawinan, peran seksual perkawinan, peran ikatan keluarga atau kinkeeping, dan peran kakek/nenek. Sementara peran informal keluarga biasanya bersifat implisit, tidak tampak ke permukaan dan dimainkan hanya untuk memenuhi kebutuhan emosional atau untuk menjaga keseimbangan keluarga. Peran informal bisa bersifat adaptif dan maladaptif/merusak. (Padila, 2012).
Harapan Masyarakat
Perilaku Ketrampulan Contoh Peran
Peran yang diterima
Perilaku Individu
Gambar 2.2. Struktur Peran (Harmoko, 2012)
c. Struktur Kekuatan/Kekuasaan (Power) Kekuasaan keluarga adalah kemampuan (potensial atau aktual) individu untuk mengontrol, mempengaruhi, dan merubah tingkah laku anggota keluarga. (Padila, 2012) Bentuk kekuasan yang lazim terjadi dikeluarga: Hak (legitimate power), ditiru (referent power), keahlian (exper power), hadiah (reward power), paksa (coercive power), dan effektif power. (Harmoko, 2012) d. Struktur Nilai dan Norma
Nilai adalah sistem ide-ide, sikap keyakinan yang mengikat anggota keluarga dalam budaya tertentu. Sedangkan norma adalah pola perilaku yang diterima pada lingkungan sosial tertentu, lingkungan keluarga, dan lingkungan masyarakat sekitar keluarga. (Harmoko, 2012) Sebuah nilai dari keluarga akan membentuk pola tingkah laku dalam menghadapi masalah yang dialami keluarga. Keyakinan dan nilai-nilai ini akan menentukan bagaimana keluarga mengatasi masalah kesehatan dan stressor-stressor lain. 2.3. Peran Keluarga 2.3.1. Pengertian Peran Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang sesuai kedudukannya dalam suatu sistem. Peran dipengaruhi oleh keadaan sosial, baik dari dalam maupun dari luar dan bersifat stabil. (Harmoko, 2012) Setiadi (2008) menyatakan bahwa peran keluarga adalah tingkah laku spesifik yang diharapkan oleh seseorang dalam konteks keluarga. Setiap anggota keluarga mempunyai peran masing-masing, antara lain: 1. Ayah Sebagai pemimpin keluarga mempunyai peran sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung/pengayom, pemberi rasa aman bagi setiap anggota keluarga dan juga sebagai anggota masyarakat kelompok sosial tertentu. 2. Ibu Sebagai pengurus rumah tangga, pengasuh dan pendidik anakanak, pelindung keluarga dan juga sebagai pencari nafkah tambahan keluarga dan juga sebagai anggota masyarakat kelompok sosial tertentu. 3. Anak Anak berperan sebagai pelaku psikososial sesuai dengan perkembangan fisik, mental, sosial, dan spiritual.
2.3.2. Konflik Peran Menurut
Harmoko
(2012),
macam-macam
konflik
peran
diantaranya sebagai berikut: 1. Konflik Antarperan Konflik antarperan adalah konflik yang terjadi jika pola-pola perilaku atau norma-norma dari suatu peran tidak kongruen dengan peran lain yang dimainkan secara bersamaan oleh individu. Konflik peran terjadi ketika sejumlah peran dari seorang individu tidak seimbang. 2. Konflik Peran Antarpengirim (Intersender Role Conflict) Konflik peran antarpengirim adalah suatu konflik dimana dua orang atau lebih memegang harapan-harapan yang berkonflik, menyangkut pemeranan suatu peran. Pada konflik ini ada harapan pada peran seorang individu. 3. Person-Role Conflict Person-role conflict meliputi suatu konflikantara nilai-nilai internal individu, nilai-nilai eksternal, dan berperilaku pada situasi yang sarat dengan stress peran. Tipe ini sama dengan tipe peran antarpengirim, kecuali berbeda dalam hal tidak adanya harapan peran diantara orang-orang diluar lingkungan. 2.4. Fungsi dan Tugas Keluarga 2.4.1 Fungsi Keluarga Harmoko (2012) menyebutkan ada 5 fungsi keluarga yang dapat dijalankan sebagai berikut: 1. Fungsi Biologis Fungsi
biologis,
yaitu
fungsi
meneruskan
keturunan,
memelihara, dan membesarkan anak, serta memenuhi kebutuhan gizi keluarga. 2. Fungsi Psikologis
Fungsi psikologis, yaitu memberikan kasih sayang dan rasa aman bagi keluarga, memberikan perhatian diantara keluarga, memberikan kedewasaan kepribadian anggota keluarga, serta memberikan identitas pada keluarga. 3. Fungsi Sosialisasi Fungsi sosialisasi pada anak, membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan masing-masing dan meneruskan nilai-nilai budaya. 4. Fungsi Ekonomi Fungsi ekonomi, yaitu mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga dimasa yang akan datang. 5. Fungsi Pendidikan Fungsi
pendidikan,
yaitu
menyekolahkan
anak
untuk
memberikan pengetahuan, ketrampilan, membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimilikinya, mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam memenuhi peranannya sebagai orang dewasa, serta mendidik anak sesuai dengan tingkat perkembangannya. Sedangkan Friedman (1998) dikutip dalam Harmoko (2012), mengidentifikasi ada 5 fungsi dasar keluarga diantaranya adalah: 1. Fungsi Afektif (The Affective Function) Fungsi afektif berguna untuk pemenuhan kebutuhan psikologis. Keberhasilan fungsi afektif tampak melalui keluarga yang bahagia dan gembira. Anggota keluarga mengembangkan gambaran diri yang positif, perasaan yang dimiliki, perasaan yang berarti dan merupakan sumber kasih sayang. Dukungan yang semuanya dipelajari dan dikembangkan melalui interaksi keluarga. Komponen fungsi afektif yang perlu dipenuhi antara lain: a. Memelihara saling asuh (mutual nurturance) b. Keseimbangan saling menghargai c. Pertalian dan identifikasi
d. Keterpisahan dan kepaduan. 2. Fungsi Sosialisasi (The Socialzation Function) Sosialisasi merupakan suatu proses yang berlangsung seumur hidup, dimana individu secara kontinu mengubah perilaku mereka sebagai respons terhadap situasi yang terpola secara sosial yang mereka alami. 3. Fungsi Reproduksi (The Reproductive Function) Dengan adanya program keluarga berencana, fungsi ini sedikit terkontrol. 4. Fungsi Ekonomi (The Economic Function) Fungsi ini sulit dipenuhi keluarga yang berbeda di bawah garis kemiskinan. 5. Fungsi Pemeliharaan Kesehatan (The Health Care Function) Fungsi ini menyediakan kebutuhan-kebutuhan fisik seperti makan, pakaian, tempat tinggal dan perawatan kesehatan. 2.4.2. Tugas Keluarga 1. Tugas Pokok Padila (2012) menyebutkan bahwa pada dasarnya ada 8 tugas pokok keluarga, sebagai berikut: a. Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya b. Pemeliharaan sumber daya yang ada dalam keluarga c. Pembagian tugas sesuai kedudukannya dalam keluarga d. Sosialisasi antar anggota keluarga e. Pengaturan jumlah anggota keluarga f. Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga g. Membangkitkan semangat dan dorongan anggota keluarga 2. Tugas Keluarga dalam Bidang Kesehatan Harmoko (2012) membagi 5 tugas keluarga dalam bidang kesehatan yakni sebagai berikut: a. Mengenal masalah kesehatan keluarga b. Membuat keputusan tindakan yang tepat
c. Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit d. Mempertahankan suasana rumah yang sehat e. Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat 2.5. Konsep Dasar Gangguan Jiwa 2.5.1. Pengertian Gangguan Jiwa Gangguan jiwa menurut Zakiah Darajat dalam Yosep (2014) adalah suatu keabnormalan yang terbagi dalam dua golongan, yakni gangguan jiwa neurosa dan gangguan jiwa psikosa. Orang yang terkena neurosa masih mengetahui dan merasakan kesukarannya, serta kepribadiannya tidak jauh dari realitas dan masih hidup dalam alam kenyataan pada umumnya, sedangkan orang yang terkena psikosa tidak memahami kesukaran-kesukarannya,
kepribadiannya
(dari
segi
tanggapan,
perasaan/emosi, dan dorongan motivasinya sangat terganggu), tidak ada integritas dan ia hidup jauh dari alam kenyataan. 2.5.2. Penyebab Umum Gangguan Jiwa Sumber
penyebab
gangguan
jiwa
menurut
Yosep
(2014)
dipengaruhi oleh faktor-faktor pada ketiga unsur yang terus menerus saling mempengaruhi. Ketiga unsur tersebut antara lain: 1. Faktor-faktor somatik (somatogenik) atau organobiologis Faktor-faktor
somatik
diantaranya
adalah
neuroanatomi,
neurofisiologi, neurokimia, tingkat kematangan dan perkembangan organik, serta faktor-faktor pre dan peri-natal. 2. Faktor-faktor psikologik (psikogenik) atau psikoedukatif Faktor-faktor psikologik diantaranya adalah interaksi ibu – anak, peranan ayah, persaingan antara saudara kandung, intelegensi, hubungan dalam keluarga, pekerjaan, permainan dan masyarakat, kehilangan yang mengakibatkan kecemasan, depresi, rasa malu atau rasa salah, konsep diri,
ketrampilan, bakat dan kreativitas, pola
adaptasi dan pembelaan sebagai reaksi terhadap bahaya, dan tingkat perkembangan emosi. 3. Faktor-faktor sosio-budaya (sosiogenik) atau sosiokultural
Faktor-faktor sosiokultural diantaranya adalah faktor kestabilan keluarga, pola mengasuh anak, tingkat ekonomi, perumahan (perkotaan lawan pedesaan). 2.5.3. Tanda dan Gejala Gangguan Jiwa 1. Gangguan Kognisi Kognisi adalah kegiatan-kegiatan mental yang dibutuhkan dalam
memperoleh,
menyimpan,
mendapat
kembali,
dan
menggunakan pengetahuan. Secara garis besar kognisi meliputi proses-proses mental, seperti mempersepsikan, belajar, mengingat, menggunakan bahasa, dan berpikir. (Semiun, 2006). Bentuk dari gangguan kognisi adalah gangguan sensasi dan persepsi. Bentuk-bentuk gangguan sensasi dan persepsi menurut Yosep (2014) adalah sebagai berikut: a. Gangguan Sensasi Bentuk dari gangguan sensasi diantaranya adalah hiperestesia, anestesia,
parastesia,
sinestesia,
hiperosmia,
anosmia,
hiperkinestesia dan hipokinestesia. b. Gangguan Persepsi Bentuk dari gangguan persepsi diantaranya adalah ilusi dan halusinasi. Ada beberapa jenis halusinasi, yakni: Halusinasi pendengaran, penglihatan, penciuman, pengecapan, raba dan seksual, kinestetik, viseral. c. Gangguan Depersonalisasi d. Gangguan Derealisasi 2. Gangguan Perhatian Perhatian adalah memusatkan kesadaran pada stimulus-stimulus tertentu (Semiun, 2006). Beberapa bentuk gangguan perhatian menurut Yosep (2014), diantaranya adalah distraktibiliti, aproseksia, hiperproseksia. 3. Gangguan Ingatan Ingatan
adalah
proses
mental
yang
berkaitan
dengan
penerimaan, penyimpanan, dan pemunculan kembali informasi yang
pernah diterima (Semiun, 2006). Beberapa bentuk gangguan ingatan menurut Yosep (2014), diantaranya adalah amnesia, hipernemsia dan paramnesia
(pemalsuan
ingatan)
dalam
bentuk
konfabulasi,
pemalsuan retrospektif, déjà vu, dan de jamais vu. 4. Ganguan Asosiasi Asosiasi adalah proses mental yang menyebabkan suatu kesan indra atau gambaran ingatan cenderung mengingat kembali gambaran atau konsep lain yang sebelumnya ada hubungan dengannya (Semiun, 2006). Beberapa bentuk gangguan asosiasi diantaranya adalah
retardasi (perlambatan), kemiskinan ide,
perseversi, flight of ideas, inkohorensi, blocking, aphasia. 5. Gangguan Pertimbangan atau Penilaian Pertimbangan (penilaian) adalah suatu proses mental untuk membandingkan atau menilai beberapa pilihan dalam suatu kerangka kerja dengan memberikan nilai-nilai untuk memutuskan maksud dan tujuan dari suatu aktivitas (Yosep, 2014). Menurut Semiun (2006) beberapa bentuk gangguan penilaian (judgment) seperti kekeliruan dlm penilaian dan delusi. Delusi dapat diklasifikasikan menurut isinya, yakni: delusi kemegahan, delusi depresif dan menuduh diri sendiri, delusi somatik atau hipokondriasis, delusi nihilistik, delusi referensi atau ide-ide referensi, dan delusi pengaruh. 6. Gangguan Pikiran Semiun (2006) menyebutkan tipe-tipe utama dari gangguan pikiran adalah pikiran autis, konfabulasi, pikiran obsesif, fobia, dan hipokondria. Sedangkan menurut Yosep (2014) gangguan pikiran terdiri dari gangguan bentuk pikiran, gangguan arus pikiran dan gangguan isi pikiran diantaranya meliputi isi pikiran non verbal atau isi pikiran verbal, contoh waham. 7. Gangguan Kesadaran Yosep (2014) mengatakan bahwa kesadaran adalah kemampuan seseorang untuk mengadakan hubungan dengan lingkungan serta dirinya sendiri, melalui pancaindera dan mengadakan pembatasan
terhadap lingkungan serta dirinya sendiri. Bila kesadaran baik, maka terjadi orientasi (waktu, tempat, orang) dan sebaliknya. Bentukbentuk gangguan kesadaran menurut Yosep terdiri dari tiga: a. Kesadaran Kuantitatif Terdiri dari kesadaran yang menurun berupa apatis, somnolen, sopor, subkoma, dan kesadaran yang meninggi yang disebabkan oleh zat toksik atau faktor psikologik. b. Kesadaran Kualitatif Kesadaran kualitatif diantaranya yakni stupor, twilight state, fuge, confusion, tranco (trans). c. Gangguan orientasi (disorientasi). 8. Gangguan Kemauan Bentuk gangguan kemauan menurut Yosep (2014) diantaranya yakni abulia, negativisme, rigiditas, kompulsi. 9. Gangguan Emosi dan Afek Bentuk-bentuk gangguan emosi dan afek yakni euforia, elasi, ekstalsi
(disertai
waham
kebesaran),
eklasi
(kegairahan),
inappropriate afek (afek yang tidak sesuai), afek yang kaku (rigrid), emosi labil, cemas dan depresi, ambivalensi, apatis, serta emosi yang tumpul dan datar. 10. Gangguan Psikomotor (Gangguan Motor) Semiun (2006) mengelompokkan gangguan motor menjadi tiga kategori, yaitu hiperaktivitas, hipoaktivitas, dan gangguan aktivitas. Gangguan aktivitas berupa apraksia, atraksia, atetosis, gerakan choreiform, konvulsi, spasme dan tremor. 2.6. Penelitian Terkait 2.6.1. Dukungan Emosional Berdasarkan penelitian di Inggris dan Amerika, keluarga dengan ekspresi emosi yang tinggi (bermusuhuna, mengkritik, tidak ramah, banyak menekan dan menyalahkan) hasilnya 57% kembali dirawat di
RSJ, sedangkan keluarga dengan ekspresi emosi rendah hasilnya hanya 17% saja yang kembali dirawat (M. Sandy Fitra, 2013) 2.6.2. Dukungan Informasi dan Kekambuhan Berdasarkan penelitian BLUD RSJ. Aceh, menunjukkan bahwa keluarga dengan dukungan keluarga yang buruk pasien akan mengalami kekambuhan sebanyak 81,8% sedangkan dukungan keluarga yang baik pasien tidak akan mengalami kekambuhann sebanyak 88,9% (Yudi Pratama, 2013) 2.6.3. Dukungan Penilaian Berdasarkan penelitian M. Sandy Fitra (2013) dalam penelitiannya dikemukakan bahwa sikap positif yang diberikan keluarga dapat mempengaruhi anggota keluarga yang sakit untuk menjalani perawatan rutin dan lanjut setiap bulannya, dan mempengaruhi kepatuhan untuk meminum obat sesuai anjuran dokter. 2.6.4. Dukungan Instrumental Berdasarkan penelitian Kaplan dan Sadock (2006) menunjukkan bahwa 25% sampai 50% klien yang pulang dari rumah sakit dan menjalani perawatan dirumah tidak meminum obat secara teratur.
BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1. Kerangka Konseptual Penyebab gangguan jiwa: 1. Faktor somatik 2.Faktor psikologik 3. Faktor sosiogenik Dukungan keluarga: Dukungan emosional, informasi, penilaian, instrumental.
Gangguan Jiwa
Kekambuhan
Gambar 3.1. Kerangka Konseptual Dukungan Keluarga Terhadap Pasien Gangguan Jiwa
Keterangan: : Diteliti : Tidak diteliti : Hubungan lemah : Ada hubungan yang kuat (Setiadi, 2007)
3.2. Definisi Operasional Definisi operasional adalah unsur penelitian yang menjelaskan bagaimana caranya menentukan variabel dan mengukur suatu variabel, sehingga definisi operasional ini merupakan suatu informasi ilmiah yang akan membantu peneliti lain yang ingin menggunakan variabel yang sama. (Setiadi, 2007) Tabel 3.1. Format definisi operasional Variabel
Definisi
Indikator
Variabel
Dukungan emosional
Dukungan
mandiri:
yaitu keluarga sebagai
emosional
Dukungan
sebuah tempat yang
dengan 7
keluarga
aman dan damai untuk pernyataan, istirahat dan
jika:
pemulihan serta
a. 11-14
membantu
kategori baik
penguasaan terhadap
b. 5-10
emosi.
kategori
Alat Ukur
Skala
Kuesioner
Ukur Nominal
Kuesioner
Nominal
cukup c. 1-4 kategori kurang Dukungan Dukungan informasi
informasi
yaitu keluarga
dengan 8
berfungsi sebagai
pernyataan,
sebuah kolektor dan
jika:
disseminator
a. 12-16
(penyebar informasi).
kategori baik b. 7-11
kategori cukup c. 1-6 kategori kurang Dukungan penilaian Dukungan penilaian
dengan 5
yaitu keluarga
pernyataan,
bertindak sebagai
jika:
sebuah umpan balik,
a. 8-10
membimbing dan
kategori baik
menengahi
b. 5-7
pemecahan masalah
kategori
dan sebagai sumber
cukup
dan validator identitas
c. 1-4
keluarga.
kategori
Kuesioner
Nominal
Kuesioner
Nominal
kurang Dukungan instrumental dengan 6 Dukungan
pernyataan,
instrumental yaitu
jika:
keluarga merupakan
a. 9-12
sumber pertolongan
kategori baik
praktis dan konkrit.
b. 8-11 kategori cukup c. 1-7 kategori
kurang
BAB IV METODE PENELITIAN
4.1. Desain Penelitian Desain penelitian merupakan rencana penelitian yang disusun sedemikian rupa sehingga peneliti dapat memperoleh jawaban terhadap pertanyaan penelitian. (Setiadi, 2007) Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan survey, tentang dukungan keluarga terhadap pasien gangguan jiwa di RSJ. Prof. Dr. V.L. Ratumbuysang Manado. Metode penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran tentang suatu keadaan secara objektif. Survey adalah suatu cara penelitian deskriptif yang dilakukan terhadap sekumpulan objek yang biasanya cukup banyak dalam jangka waktu tertentu, hasilnya dibuat suatu analisis secara kuantitatif terhadap data yang dikumpulkan. (Setiadi, 2007) Peneliti akan menilai tentang seberapa besar dukungan yang diberikan keluarga dalam bentuk dukungan emosional, dukungan informasi, dukungan penilaian dan dukungan instrumental terhadap anggota keluarga yang sakit di ruangan Poli Psikiatri RSJ. Prof. Dr. V.L. Ratumbuysang Manado. 4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2.1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian adalah di RSJ. Prof. Dr. V.L. Ratumbuysang Manado, yang dilakukan di ruangan Poli Psikiatri sebagai tempat dimana peneliti dapat menemukan responden (keluarga pasien) yang mengantar anggota keluarganya yang sakit (pasien) untuk menjalani rawat jalan ditempat tersebut. 4.2.2. Waktu Penelitian Waktu penelitian dilakukan dalam dua minggu setelah proposal disetujui, dan dilaksanakan pada 1 Juni sampai 30 Juni 2015. 4.3. Populasi dan Sampel Penelitian 4.3.1. Populasi Penelitian
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian yang akan diteliti (Atmojo, 1993:75 dalam Setiadi, 2007). Populasi dapat berupa orang, benda, gejala, atau wilayah yang ingin diketahui oleh peneliti. Populasi dapat dibedakan menjadi dua kategori, yaitu populasi target dan populasi survey. Populasi target yaitu seluruh unit populasi dan populasi survey adalah sub unit dari populasi target. Sub unit dari populasi survey untuk selanjutnya menjadi sampel penelitian. (Setiadi, 2007) Populasi pada penelitian ini adalah keseluruhan keluarga dari pasien dengan skizofrenia sebagai responden yang menjalani rawat jalan di Poli Psikiatri RSJ. Prof. Dr. V.L. Ratumbuysang Manado dengan jumlah kunjungan perhari sekitar 30 orang, dengan jumlah populasi dalam dua minggu penelitian diperkirakan mencapai 300 orang. 4.3.2. Sampel Penelitian Sampel penelitian adalah sebagian dari keseluruhan obyek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Atmojo, 1993:75 dalam Setiadi, 2007). Dengan kata lain, sampel adalah elemen-elemen populasi yang dipilih berdasarkan kemampuan mewakilinya (Setiadi, 2007). Penentuan besar sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus penelitian deskriptif dibawah ini:
n=
N 1+ N ( d ²)
n=
300 1+300(0,05²)
n=171
Keterangan: N
: Besar populasi
n
: Besar sampel
d
: Tingkat kepercayaan yang diinginkan
(Setiadi, 2007)
Jadi dari besar populasi yang diperkirakan berjumlah 300 orang, maka didapatkan besar sampel 171 orang. Untuk mencegah keterbatasan waktu penelitian sehingga peneliti tidak mampu mendapat responden sesuai yang diinginkan maka digunakan teknik Non Probability Sampling dengan metode Purposive Sampling (Setiadi, 2007), dengan pertimbangan sampel yang diambil berdasarkan jumlah kunjungan perhari 30-80 orang. Responden dari keluarga pasien yang dipilih adalah responden yang berdasarkan kriteria inklusi. Adapun kriteria inklusi untuk sampel penelitian ini adalah: 1. Keluarga yang mengantar pasien dengan skizofrenia untuk menjalani rawat jalan di ruangan poli psikiatri. 2. Mampu membaca dan menulis 3. Bersedia menjadi responden 4. Kooperatif 4.4. Teknik Analisa Data 4.4.1 Instrumen Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti membuat empat instrumen dengan total 26 pertanyaan, yakni instrumen A berisi 7 pernyataan terkait dukungan emosional dengan nilai Corrected Item-Total Correlation sebesar 0,430. Instrumen B berisi 8 pernyataan terkait dukungan informasi dengan nilai Corrected Item-Total Correlation sebesar 0,639. Instrumen C berisi 5 pernyatan terkait dukungan penilaian dengan nilai Corrected Item-Total Correlation sebesar 0,558. Instrumen D berisi 6 pernyataan terkait dukungan instrumental dengan nilai Corrected ItemTotal Correlation sebesar 0,366. Hasil uji rehabilitas total empat instrumen diatas menunjukkan nilai Cronbach’s Alpha Based on Standardized Items sebesar 0,736. Masing-masing instrumen berisi pernyataan-pernyataan dengan jawaban YA atau TIDAK, yang akan diberi tanda cross check oleh responden.
4.4.2. Pengumpulan Data (data collecting) Setelah mendapat izin dari institusi pendidikan dan Direktur RSJ. Prof. Dr. V.L. Ratumbuysang Manado, maka peneliti mulai mengadakan pendekatan dengan responden untuk mendapatkan persetujuan dari responden. Data didapatkan dengan cara kuesioner yang berstruktur dan telah diberikan jawaban oleh responden penelitian sebagai keluarga dari pasien gangguan jiwa yang sedang menjalani rawat jalan di ruangan Poli Psikiatri RSJ. Prof. Dr. V.L. Ratumbuysang Manado dan telah memenuhi kriteria inklusi. 4.4.3. Pengolahan Data (data processing) Pengolahan data dasarnya merupakan suatu proses untuk memperoleh data atau data ringkasan berdasarkan suatu kelompok data mentah dengan menggunakan rumus tertentu sehingga menghasilkan informasi yang diperlukan. Beberapa tahap pengolahan data menurut Setiadi (2007): 1. Editing/memeriksa Editing
adalah
memeriksa
daftar
pertanyaan
dengan
kelengkapan jawaban, serta relevansi jawaban. 2. Memberi tanda kode/coding Coding adalah mengklasifikasikan jawaban-jawaban dari para responden kedalam kategori, dengan cara memberi tanda/kode yang dibuat oleh peneliti sendiri yang berbentuk angka pada masingmasing jawaban. 3. Sorting Sorting adalah mensortir dengan memilih atau mengelompokkan data menurut jenis yang dikehendaki (klasifikasi data). 4. Entry data Jawaban-jawaban yang sudah diberi kode kategori kemudian dimasukkan dalam tabel dengan cara menghitung frekuensi data. Memasukan
data
dilakukan
melalui
menggunakan bantuan software SPSS.
pengolahan
komputer,
5. Cleaning dan Mengeluarkan Informasi Cleaning adalah pembersihan data guna melihat data sudah benar atau belum. Kemudian mengeluarkan data disesuaikan dengan tujuan penelitian yang dilakukan. 4.4.4. Analisa Statistik Deskriptif Menurut Setiadi (2007) analisa deskriptif adalah suatu prosedur pengolahan data dengan menggambarkan dan meringkas data dengan cara ilmiah dalam bentuk tabel atau grafik. Data-data yang disajikan meliputi frekuensi, proporsi dan rasio, ukuran pemusatan (mean, median dan modus) atau ukuran-ukuran variasi (simpangan baku, varians, rentang dan kuartil). Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa data univariat dengan penyajian dalam bentuk tabel frekuensi untuk melihat seberapa besar dukungan keluarga pada pasien gangguan jiwa. 4.5. Etika Penelitian Penelitian yang menggunakan manusia sebagai subyek tidak boleh bertentangan dengan etik. Tujuan penelitian harus etis dalam arti hak responden harus dilindungi pada penelitian ini. Maka peneliti mendapatkan pengantar dari Fakultas Keperawatan Universitas Katolik De La Salle Manado, kemudian menyerahkannya kepada direktur RSJ. Prof. Dr. V.L. Ratumbuysang Manado untuk mendapatkan persetujuan penelitian bagi keluarga pasien yang mengantar anggota keluarganya untuk menjalani pengobatan lanjutan di ruangan poli psikiatri RSJ. Prof. Dr. V.L. Ratumbuysang Manado. Setelah mendapat persetujuan, baru melakukan penelitian dengan menekankan masalah etika yang meliputi: 1. Lembar Persetujuan Penelitian (Informed consent) Sebelum penelitian diadakan, peneliti menjelaskan maksud dan tujuan penelitian kepada responden. Ketika responden setuju, baru menyerahkan lembar persetujuan yang perlu ditandatangi. Jika tidak setuju, maka peneliti harus menghormati hak-hak responden.
2. Tanpa Nama (Anonimity) Untuk menjaga kerahasiaan identitas responden, peneliti tidak akan mencantumkan nama subyek pada lembar pengumpulan data (kuesioner) yang diisi oleh subyek. Lembar tersebut hanya akan diberi kode tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri. 3. Kerahasiaan (Confidentiality) Kerahasiaan informasi yang telah dikumpulkan dari subyek dijamin kerahasiaannya. Hanya kelompok data tertentu saja yang akan disajikan atau dilaporkan pada hasil riset.
BAB V HASIL PENELITIAN
5.1. Deskripsi Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di ruangan Poli Psikiatri RSJ. Prof. Dr. V.L. Ratumbuysang Manado, pada tanggal 1 Juni – 30 Juni 2015. Poli Psikiatri merupakan tempat dimana peneliti menemukan responden yang mengantar anggota keluarganya yang sakit untuk menjalani rawat jalan ditempat tersebut. Penelitian ini menggunakan kuesioner dengan pernyataan tentang dukungan keluarga sesuai dengan keempat indikator yaitu dukungan emosional, dukungan informasi, dukungan penilaian dan dukungan instrumental. Populasi pada penelitian ini adalah keluarga sebagai responden dari pasien dengan skizofrenia yang menjalani rawat jalan yakni 100 responden, dengan sampel yakni 80 responden. Pengambilan sampel ini mengikuti kriteria inklusi. Setelah menjalankan kuesioner dan setelah data terkumpul dilakukan pemeriksaan data, kemudian dilakukan pengolahan data. Berdasarkan pengolahan data, peneliti akan menyajikan analisis data secara deskriptif survey. 5.2. Analisis Univariat 5.2.1. Karakteristik Hubungan Responden dengan Klien Distribusi responden menurut hubungan dengan klien dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 5.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Hubungan dengan Klien NO.
Hubungan
n
%
Responden dengan Klien 1.
Orang Tua
37
46,2
2.
Sibling
29
36,2
3.
Suami/Istri
7
8,8
4.
Anak
7
8,8
80
100,0
Total= Sumber: data primer, 2015
Tabel 5.1 menunjukkan bahwa sebagian besar responden adalah orang tua dari klien sebanyak 37 orang (46,2%), sedangkan responden lain adalah saudara dari klien atau sibling sebanyak 29 orang (36,2%), suami/istri dari klien sebanyak 7 orang (8,8%), dan anak klien sebanyak 7 orang (8,8%). 5.2.2. Karakteristik Jenis Kelamin Responden Distribusi responden menurut jenis kelamin dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 5.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin NO.
Jenis Kelamin
Jumlah
%
Responden 1.
Laki-laki
33
41,2
2.
Perempuan
47
58,8
80
100,0
Total= Sumber: data primer, 2015
Tabel 5.2 menunjukkan bahwa sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan yakni sebanyak 47 orang (58,8%) dan laki-laki sebanyak 33 orang (41,2%). 5.2.3. Karakteristik Umur Responden Distribusi responden menurut umur dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 5.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur NO.
Umur
Jumlah
%
Responden (tahun) 1.
20-30
12
15,0
2.
31-40
18
22,5
3.
41-50
21
26,2
4.
51-60
17
21,2
5.
≥60
12
15,0
80
100,0
Total= Sumber: data primer, 2015
Tabel 5.3 menunjukkan bahwa sebagian besar responden berumur 41-50 tahun yakni sebanyak 21 orang (26,2%), sedangkan responden berumur 31-40 tahun sebanyak 18 orang (22,5%), responden berumur 51-60 tahun sebanyak 17 orang (21,2%), dan responden berumur 20-30 tahun sebanyak 12 orang (15,0%), serta responden berumur ≥60 tahun sebanyak 12 orang (15,0%). 5.2.4. Dukungan Emosional Keluarga Distribusi dukungan emosional keluarga pada pasien gangguan jiwa diruangan Poli Psikiatri dapat dilihat dibawah ini:
Tabel 5.4. Dukungan Emosional Keluarga NO.
Kategori
Jumlah
%
Dukungan Emosional
1.
Baik
67
83,8
2.
Cukup
13
16,2
80
100,0
Total= Sumber: data primer, 2015
Tabel 5.4 menunjukkan bahwa sebagian besar responden memberi dukungan emosional yang baik kepada anggota keluarga mereka yang sakit yakni sebanyak 67 orang (83,8%), dan dukungan emosional yang cukup hanya 13 orang (16,2%). 5.2.5. Dukungan Informasi Keluarga Distribusi dukungan informasi keluarga pada pasien gangguan jiwa diruangan Poli Psikiatri dapat dilihat dibawah ini: Tabel 5.5. Dukungan Informasi Keluarga NO.
Kategori Dukungan
Jumlah
%
Informasi 1.
Baik
75
93,8
2.
Cukup
5
6,2
80
100,0
Total= Sumber: data primer, 2015
Tabel 5.5 menunjukkan bahwa sebagian besar responden memberi dukungan informasi yang baik kepada anggota keluarga yang sakit yakni sebanyak 75 orang (93,8%), dan dukungan informasi yang cukup hanya 5 orang (6,2%). 5.2.6. Dukungan Penilaian Keluarga
Distribusi dukungan penilaian keluarga pada pasien gangguan jiwa diruangan Poli Psikiatri dapat dilihat dibawah ini: Tabel 5.6. Dukungan Penilaian Keluarga NO.
Kategori
Jumlah
%
Dukungan Penilaian 1.
Baik
74
92,5
2.
Cukup
6
7,5
80
100,0
Total= Sumber: data primer, 2015
Tabel 5.6 menunjukkan bahwa sebagian besar responden memberi dukungan penilaian yang baik kepada anggota keluarga yang sakit yakni sebanyak 74 orang (92,5%), dan dukungan penilaian yang cukup hanya 6 orang (7,5%). 5.2.7. Dukungan Instrumental Keluarga Distribusi dukungan instrumental keluarga pada pasien gangguan jiwa diruangan Poli Psikiatri dapat dilihat dibawah ini: Tabel 5.7. Dukungan Instrumental Keluarga NO.
Kategori
Jumlah
%
Dukungan Instrumental 1.
Baik
53
66,2
2.
Cukup
27
33,8
80
100,0
Total= Sumber: data primer, 2015
Tabel 5.7 menunjukkan bahwa sebagian besar responden memberi dukungan instrumental yang baik kepada anggota keluarga
mereka yang sakit yakni sebanyak 53 orang (66,2%), dan dukungan instrumental yang cukup sebanyak 27 orang (33,8%).
BAB VI PEMBAHASAN
6.1. Dukungan Emosional Keluarga Pada penelitian yang dilakukan di ruangan Poli Psikiatri RSJ. Prof. Dr. V.L Ratumbuysang Manado, didapati sebagian besar responden memberi dukungan emosional yang baik kepada anggota keluarga mereka yang sakit yakni sebanyak 67 orang (83,8%), dan dukungan emosional yang cukup hanya 13 orang (16,2%). Dukungan emosional yaitu keluarga sebagai sebuah tempat yang aman dan damai untuk istirahat dan pemulihan serta membantu penguasaan
terhadap
emosi
(Setiadi,
2008).
Dukungan
emosional
memberikan individu perasaan nyaman, merasa dicintai saat mengalami depresi (sebagai contoh), untuk itu keluarga dapat memberikan bantuan dalam bentuk semangat, empati, rasa percaya, perhatian sehingga individu yang menerimanya merasa berharga (L.Andriani, 2014). Berdasarkan penelitian di Inggris dan Amerika, keluarga dengan ekspresi emosi yang tinggi (bermusuhan, mengkritik, tidak ramah, banyak menekan dan menyalahkan) hasilnya 57% kembali dirawat di RSJ, sedangkan keluarga dengan ekspresi emosi yang rendah hasilnya hanya 17% saja yang kembali dirawat (M. Sandy Fitra, 2013). Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang hidup dalam satu rumah tangga, mempunyai ikatan kebersamaan, saling ketergantungan satu terhadap yang lain dan mempunyai ikatan emosional. Hal ini sejalan dengan teori yang dikemukakan Wall dalam Padila (2012) bahwa keluarga disatukan oleh ikatan kebersamaan dan ikatan emosional. Masing-masing anggota keluarga yang diikat dalam satu ikatan itu mempunyai peran dan tugas masing-masing anggota keluarga yang harus dijalankan. Terlihat pada lokasi penelitian, responden yang paling banyak didapat berdasarkan hubungan dengan klien adalah orang tua dari klien, hal ini tentu saja sesuai dengan tugas dan peran dari ayah dan ibu sebagai pemberi rasa aman bagi setiap anggota keluarga, dan sebagai pangasuh juga pendidik bagi anak-anak, sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Setiadi (2008). Untuk menjalankan peran dan tugas masing-masing anggota keluarga dibutuhkan adanya komunikasi yang melibatkan emosi. Komunikasi yang
melibatkan emosi adalah komunikasi yang melibatkan rasa simpatik dan empati, kepercayaan dan penghargaan sebagai afeksi yang dapat diberikan kepada orang lain. Fungsi afektif tampak melalui keluarga yang bahagia dan gembira. Melalui fungsi afektif, keluarga dapat memberikan dukungan emosional kepada anggota keluarga yang sakit, karena setiap orang pasti membutuhkan bantuan afeksi dari orang lain. Dukungan ini berupa dukungaan simpatik, empati, cinta, kepercayaan dan penghargaan yang sejalan dengan teori yang dikemukakan Setiadi (2008). Namun pada lokasi penelitian ditemukan banyak responden memberi jawaban tidak perihal memberikan kepercayaan kepada anggota keluarga yang sakit untuk menjalankan aktivitas sehari-hari, dengan alasan bahwa anggota keluarga yang sakit menolak untuk menjalankan aktivitas sehari-hari dirumah. Hal yang sama juga terlihat pada jawaban yang paling banyak responden memberi jawaban tidak adalah mendengarkan keluhan anggota keluarga yang sakit dengan alasan kurang adanya komunikasi yang terus menerus akibat kesibukkan anggota keluarga yang tidak sakit. Dari hasil pendataan dapat dilihat bahwa yang lebih banyak memberikan dukungan emosional yang lebih baik sehingga fungsi afektif yang diberikan juga dirasakan oleh anggota keluarga yang sakit adalah orang tua, dalam hal ini ibu. Hal ini sejalan dengan teori yang dikemukakan Setiadi (2008), bahwa ibu adalah seorang pengurus rumah tangga, pengasuh dan pendidik anak, serta pelindung keluarga. Melalui komunikasi yang baik misalnya komunikasi antara seorang ibu dan anak maka dukungan emosional yang diberikan juga dapat dikatakan baik sehingga membantu anak sebagai anggota keluarga yang sakit mampu mengontrol emosinya, sebaliknya jika komunikasi tidak baik, maka anak tidak mampu mengontrol emosinya, hal ini sejalan dengan penelitian yang telah dikemukakan diatas. Sehingga dapat dikatakan bahwa fungsi afektif yang diberikan berupa dukungan emosional kepada anggota keluarga yang sakit sangat bergantung pada komunikasi atau interaksi antar anggota keluarga.
6.2. Dukungan Informasi Keluarga
Pada penelitian yang dilakukan di ruangan Poli Psikiatri RSJ. Prof. Dr. V.l. Ratumbuysang Manado, didapati sebagian besar responden memberi dukungan informasi yang baik kepada anggota keluarga yang sakit yakni sebanyak 75 orang (93,8%), dan dukungan informasi yang cukup hanya 5 orang (6,2%). Dukungan informasi juga merupakan salah satu bentuk dukungan sosial. Dukungan informasional merupakan dukungan yang digunakan oleh seseorang dalam menanggulangi persoalan yang dihadapi. Keluarga sebagai kelompok terkecil dalam masyarakat, yang dapat berinteraksi lebih dekat dengan pasien menjadi sarana pemberian nasehat, pengarahan, ide-ide atau informasi lainnya yang dibutuhkan oleh anggota keluarga yang sakit (Setiadi, 2008). Umumnya pasien gangguan jiwa belum mampu mengetahui dan mengatur jadwal dan jenis obat yang akan diminum. Keluarga harus selalu membimbing dan mengarahkannya, agar klien gangguan jiwa dapat minum dengan benar dan teratur (Nazir & Muhith, 2011). Dari hasil pendataan pada umumnya jawaban yang diberikan responden perihal dukungan informasi yang diberikan adalah baik dalam hal memberikan saran kepada anggota keluarga yang sakit untuk mengikuti pengobatan lanjutan, membimbing anggota keluarga yang sakit agar meminum obat tepat waktu sesuai anjuran dokter untuk mencegah terjadinya kekambuhan. Beberapa jawaban tidak diberikan pada pernyataan perihal menjelaskan kepada anggota keluarga yang sakit tentang pentingnya meminum obat dengan alasan klien sudah tahu tentang pentingnya meminum obat, hanya saja perlu diawasi. Dapat dilihat bahwa komunikasi atau interaksi antar anggota keluarga juga sangat dibutuhkan dalam memberikan dukungan informasi dimana keluarga berfungsi sebagai kolektor dan penyebar informasi, sesuai yang dikemukakan oleh Setiadi (2008). Dengan demikian bantuan berupa dukungan informasi yang diberikan oleh keluarga dapat dikatakan sangat dibutuhkan oleh anggota keluarga yang sakit dimana individu tersebut dapat diberi informasi oleh keluarga dan diarahkan sehingga dapat digunakan oleh seseorang menanggulangi persoalan yang dihadapi. Jadi dapat dikatakan bahwa keluarga sebagai sumber informasi bagi anggota keluarga yang sakit yakni keluarga membimbing individu tersebut untuk
meminum obat sesuai anjuran dokter, minum tepat waktu, benar dan teratur agar dapat mencegah terjadinya kekambuhan yang bisa terjadi apabila individu tidak meminum obat. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Yudi Pratama (2013) yang menyatakan bahwa apabila dukungan keluarga baik maka pasien tidak mengalami kekambuhan, sebaliknya jika dukungan keluarga buruk maka pasien mengalami kekambuhan. 6.3. Dukungan Penilaian Keluarga Pada penelitian yang dilakukan di ruangan Poli Psikiatri RSJ. Prof. Dr. V.L. Ratumbuysang Manado, didapati sebagian besar responden memberi dukungan penilaian yang baik kepada anggota keluarga yang sakit yakni sebanyak 74 orang (92,5%), dan dukungan penilaian yang cukup hanya 6 orang (7,5%). Dukungan penilaian keluarga juga merupakan salah satu bentuk dari dukungan sosial. Keluarga bertindak dalam memberikan pujian, penilaian yang positif, dan membimbing. Penilaian yang diberikan dalam bentuk penilaian dalam bentuk positif karena memberikan pengaruh yang sangat berarti anggota keluarga yang sakit. Dengan begitu, individu akan merasa termotivasi dengan adanya support, penghargaan dan perhatian yang diberikan oleh orang-orang terdekat (Friedman, 2010). Dukungan penilaian yang keluarga berikan berupa dukungan penilaian positif dari keluarga, misalnya memberi pujian saat individu yang sakit mampu meminum obat sendiri, tepat waktu dan benar tanpa disuruh. Keluarga juga dapat memberikan semangat (support) agar individu yang sakit dapat merasakan bahwa masih ada orang-orang terdekatnya yang memperhatikannya, yang mempedulikannya dan memberikan dia semangat untuk bisa cepat sembuh. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan M. Sandy Fitra (2013) dalam penelitiannya
bahwa
sikap
positif
yang
diberikan
keluarga
dapat
mempengaruhi anggota keluarga yang sakit untuk menjalani perawatan rutin dan lanjut setiap bulannya, dan mempengaruhi kepatuhan untuk meminum obat sesuai anjuran dokter. Dari hasil responden kategori umur, dapat dilihat bahwa umur responden usia middle old 41-50 tahun lebih banyak didapat
dengan demikian dapat disimpulkan rata-rata jawaban dukungan penilaian yang diberikan dalam kategori baik. 6.4. Dukungan Instrumental Keluarga Pada penelitian yang dilakukan di ruangan Poli Psikiatri RSJ. Prof. Dr. V.L. Ratumbuysang Manado, didapati sebagian besar responden memberi dukungan instrumental yang baik kepada anggota keluarga mereka yang sakit yakni sebanyak 53 orang (66,2%), dan dukungan instrumental yang cukup sebanyak 27 orang (33,8%). Salah satu bentuk dari dukungan sosial adalah dukungan instrumental meliputi fungsi ekonomi dan fungsi perawatan kesehatan kepada anggota keluarga yang sakit. Fungsi ekonomi dan fungsi perawatan yang baik akan mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga. Bentuk ini mencakup ketersediaannya obat-obatan dan peralatan yang memadai untuk perawatan kesehatan bagi anggota keluarga yang sakit (Friedman, 2010).
Salah satu contoh dari bentuk dukungan ini adalah
keluarga menyediakan obat-obatan yang dibutuhkan oleh anggota keluarga yang sakit. Obat-obat yang disediakan adalah obat-obat yang dianjurkan oleh dokter. Namun berdasarkan penelitian Kaplan dan Sadock (2006), menunjukkan 25% sampai 50% klien yang pulang dari rumah sakit dan menjalani perawatan dirumah tidak meminum obat secara teratur. Padahal sangat penting untuk meminum obat secara teratur untuk mengurangi kekambuhan. Dapat dikatakan bahwa dukungan instrumental sangat penting untuk menunjang proses penyembuhan bagi pasien gangguan jiwa. Berhubung dengan fungsi ekonomi, dari hasil peneltian rata-rata responden yang didapat rata-rata responden adalah wanita yang pada kebanyakan adalah ibu rumah tangga. Jika dikaitkan dengan karakteristik responden berdasarkan hubungan dengan klien dan umur serta jenis kelamin dapat disimpulkan bahwa yang paling memberikan dukungan instrumental perihal mengantar anggota keluarga yang sakit ke rumah sakit adalah wanita yang notabene adalah ibu dari klien yang secara umum pekerjaannya sebagai ibu rumah tangga, sementara yang memberikan support dalam menyediakan obat-obatan adalah suami, anak-anak dari responden atau sibling dari klien. Sedangkan
fungsi kesehatan mampu dijaga dengan baik oleh semua responden dari tiga karakteristik meskipun dukungan instrumental menjadi dukungan yang paling rendah presentase. 6.5. Keterbatasan Penelitian Dalam melakukan penelitian ini, peneliti mempunyak keterbatasan yang merupakan kelemahan dalam penelitian dimana sampel yang seharusnya digunakan tidak sesuai dengan responden yang didapat di RSJ. Prof. Dr. V.L. Ratumbuysang Manado, sehingga dilakukan pertimbangan dengan metode lain sesuai kunjungan perhari di Poli Psikiatri.
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya, ditarik kesimpulan bahwa: Pertama, teridentifikasi dukungan emosional keluarga terhadap pasien gangguan jiwa 83,8% baik. Kedua, teridentifikasi dukungan informasi keluarga terhadap pasien gangguan jiwa 93,8% baik. Ketiga, teridentifikasi dukungan penilaian keluarga terhadap pasien gangguan jiwa 92,5% baik. Keempat dukungan instrumental keluarga terhadap pasien gangguan jiwa 66,2% baik. Kelima, setelah menganalisis dukungan keluarga terhadap pasien gangguan jiwa, maka dapat dilihat bahwa dukungan keluarga menjadi alternatif lain selain obat-obatan dalam proses pemulihan pasien di rumah. 7.2. Saran 7.2.1. Saran Keilmuwan Perlu adanya peningkatan dukungan keluarga yang diberikan kepada anggota keluarga yang sakit, baik berupa bantuan dukungan emosional, informasi, penilaian dan instrumental. 7.2.2. Saran Aplikatif 1. Bagi RSJ. Prof. Dr. V.L. Ratumbuysang Manado Perlu adanya pengembangan perencanaan perawatan berbasis komunitas yang melibatkan keluarga. 2. Bagi Keluarga Pasien Perlu adanya peningkatan dukungan instrumental, dukungan penilaian, dukungan emosional dan dukungan informasi dalam
merawat anggota keluarga yang sakit di rumah, terumata pada dukungan instrumental.
DAFTAR PUSTAKA
Ambari, P.K.M. 2010. Hubungan Antara Dukungan Keluarga dengan Keberfungsian Sosial pada Pasien Skizofrenia Pasca Perawatan di Rumah Sakit. Skripsi untuk Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi. Universitas Diponegoro: Semarang Andriani, L. 2014. Pengaruh Dukungan Keluarga pada Pasien Skizofrenia. Skripsi untuk Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi. Universitas Diponegoro: Semarang Budijanto, D. 2014. Artikel Kesehatan: Data Pasien Gangguan Mental di Seluruh Indonesia. Kompasiana, dalam http://kesehatan.kompasiana.com diakses pada tanggal 6 Maret 2015 pukul 22:29 WITA Fhitrishia, F. 2008. Peranan Keluarga dalam Proses Pengobatan Pasien Gangguan Jiwa dengan Studi Kasus: Keluarga yang Anggotanya Dirawat di RSJ. Prof. H.B. Sa’anin Padang. Universitas Andalas: Padang Fitra, M.S. 2013. Hubungan antar Faktor Kepatuhan Mengkonsumsi Obat, Dukungan Keluarga dan Lingkungan Masyarakat dengan Tingkat Kekambuhan Pasien Skizofrenia di RSJD Surakarta. Naskah Publikasi. Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhamadiyah Surakarta Friedman, M.M., et al,. 2010. Buku Ajar Keperawatan Keluarga: Riset, Teori, & Praktik Edisi 5. EGC: Jakarta Harmoko. 2012. Asuhan Keperawatan Keluarga. Pustaka Pelajar: Yogyakarta Ikrar, T. 2012. Artikel Berita: Pencegahan Penyakit Jiwa Menahun. Kabarinews, dalam http://kabarinews.com diakses pada tanggal 6 Maret 2015 pukul 22:42 WITA Kaplan, H.L., dkk. 2006. Sinopsis Psikiatri, Ilmu Pengetahuan Perilaku Psikiatri Klinis Edisi 7 Jilid II. Binaputra Aksara: Jakarta
Nazir, A., & Muhith, A. 2011. Dasar-dasar Keperawatan Jiwa. Salemba Medika: Jakarta Padila. 2012. Buku Ajar: Keperawatan Keluarga Dilengkapi Aplikasi Kasus Askep Keluarga Terapi Herbal dan Terapi Modalitas Cetakan I. Nuha Medika: Yogyakarta Pratama, Y., dkk. 2013. Jurnal: Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Keluarga Pasien terhadap Kekambuhan Skizofrenia di Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Rumah Sakit Jiwa Aceh dalam http://www.scribd.com diakses pada tanggal 7 April 2015 pukul 20.45 WITA Rubin, R.R., & Peyrot, M. 2002. Psychological Issue & Treatments for People with Diabete. Journal of Clinical Psychology, 57 (4) diakses pada tanggal 7 April 2015 pukul 20.00 WITA Ruslan, K. 2014. Artikel Kesehatan: Fakta Menarik tentang Prevalensi Gangguan Jiwa Tanah Air. Kompasiana, dalam http://kesehatan.kompasiana.com diakses pada tanggal 6 Maret 2015 pukul 21:56 WITA Safitri, D. 2011. Artikel Berita: Laporan Khusus Kesehatan Mental. BBC, dalam http://bbc.co.uk/indonesia diakses pada tanggal 6 Maret 2015 pukul 22:17 WITA Santoso, H., & Andar, I. 2009. Memahami Krisis Lanjut Usia Cetakan I hal., 105. Gunung Mulia: Jakarta Semiun, Y. 2006. Kesehatan Mental 3. Kanisius: Yogyakarta Setiadi. 2007. Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan Edisi Pertama. Graha Ilmu: Yogyakarta Setiadi. 2008. Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga Edisi Pertama. Graha Ilmu: Yogyakarta Suwardiman, D. 2011. Hubungan Antara Dukungan dan Beban Keluarga untuk Mengikuti Regimen Terapeutik pada Keluarga Klien Halusinasi di RSUD Serang. Tesis untuk Memperoleh Gelar Magister Ilmu Keperawatan. Universitas Indonesia: Depok WHO. 2012. Schizophrenia. dalam http://www.who.int/mental_health/ diakses pada tanggal 7 April 2015 pukul 20.30 WITA Yosep, H.I., & Titin, S. 2014. Buku Ajar Keperawatan Jiwa dan Advance Mental Health Nursing Cetakan Keenam. PT Refika Aditama: Bandung
Lampiran A: Surat Permohonan Survey Data
Lampiran B: Lembar Persetujuan Penelitian
Lampiran C: Surat Penelitian
Lampiran D: Surat Keterangan Telah Selesai Penelitian
Lampiran E: Lembar Persetujuan Responden LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN
Judul Penelitian
: Dukungan Keluarga Terhadap Pasien Gangguan Jiwa di Ruangan Poli Psikiatri RSJ. Prof. Dr. V.L. Ratumbuysang
Nama Peneliti
: Eva Maria Keljombar
NIM
: 11061017
Dengan menandatangani lembaran ini, saya berikan persetujuan untuk mengisi kuesioner yang diberikan peneliti, saya mengerti bahwa saya menjadi bagian dari penelitian ini yang bertujuan untuk mengetahui “Dukungan keluarga terhadap pasien gangguan jiwa di ruangan poli psikiatri RSJ. Prof. Dr. V.L. Ratumbuysang Manado.” Saya mengerti bahwa resiko yang mungkin terjadi sangatlah kecil dan saya telah diberi tahu bahwa jawaban terhadap kuesioner itu bersifat suka rela. Jawaban ini tidak akan diberitahukan kepada siapapun. Partisipasi saya atau penolakan saya untuk menjawab pernyataanpernyataan dalam kuesioner ini tidak akan berakibat negatif bagi kelangsungan bagi saya. Saya mengerti bahwa keikutsertaan saya dalam penelitian ini sangat besar manfaatnya bagi peningkatan kualitas pelayanan kesehatan jiwa di rumah sakit, serta untuk kepentingan peneliti dalam menyelesaikan tugas akhir (skripsi). Saya telah diberi kesempatan untuk bertanya mengenai penelitian dan atau mengenai peran saya dalam penelitian. Semua pernyataan dijawab dengan memuaskan. Saya sukarela berperan serta dalam peneltian ini. Manado, ………………… 2015
Responden
Kode:
Lampiran F: Kuesioner Penelitian DATA DEMOGRAFI Petunjuk Pengisian: 1. Isilah jawaban pada tempat yang telah disediakan 2. Gunakan cross check (√) pada jawaban yang dipilih A. Demografi Klien (Data Klien/Pasien/Anggota keluarga yang menjalani pengobatan di Poli Psikiatri)
1. Nama Inisial
: ……………………….
2. Usia
: …….. tahun
B. Demografi Responden 1. Nama Inisial
: ……………………….
2. Usia
: ........ tahun
3. Jenis Kelamin
: …….
4. Pekerjaan
: ……………………….
5. Penghasilan /bulan
: Rp …………………...
6. Hubungan dengan Klien: Ayah Ibu Anak Suami Istri Kakak Adik
A. INSTRUMEN DUKUNGAN EMOSINAL KELUARGA Petunjuk Pengisian: 1. Bacalah dengan teliti pernyataan berikut dibawah ini 2. Isilah jawaban pada tempat yang telah disediakan 3. Gunakan cross check (√) pada jawaban yang dipilih keterangan
No
Pernyataan
. 1. 2. 3.
Memberikan perhatian kepada anggota keluarga yang sakit Mendengarkan keluhan anggota keluarga yang sakit Mendampingi anggota keluarga yang sakit sampai keadaannya
4.
lebih baik Memberikan kepercayaan kepada anggota keluarga yang sakit
5.
untuk menjalankan aktivitas sehari-hari, seperti menyapu Ikut merasakan kesulitan yang dirasakan oleh anggota keluarga
6.
yang sakit Merasakan masalah yang dihadapi oleh anggota keluarga yang
7.
sakit adalah masalah yang harus dihadapi bersama Menjaga perasaan anggota keluarga yang sakit
Ya
Tidak
B. INSTRUMEN DUKUNGAN INFORMASI KELUARGA Petunjuk Pengisian: 1. Bacalah dengan teliti pernyataan berikut dibawah ini 2. Isilah jawaban pada tempat yang telah disediakan 3. Gunakan cross check (√) pada jawaban yang dipilih keterangan
No
Pernyataan
. 1.
Memberikan arahan/petunjuk untuk kepada anggota keluarga
2.
yang sakit untuk keluar dari persoalan yang dihadapi Memberikan saran kepada anggota keluarga yang sakit untuk
3. 4.
mengikuti pengobatan lanjutan di poli psikiatri Mendampingi anggota keluarga yang sakit untuk berobat jalan Menceritakan hasil perkembangan pengobatan di poli psikiatri
5.
kepada anggota keluarga yang sakit Menjelaskan kepada anggota keluarga yang sakit pentingnya
6.
meminum obat Menjelaskan kepada anggota keluarga yang sakit cara mium
7.
obat yang benar Membimbing anggota keluarga yang sakit agar meminum obat
8.
tepat waktu sesuai anjuran dokter Membimbing anggota keluarga yang sakit untuk menjaga kebersihan diri
Ya
Tidak
C. INSTRUMEN DUKUNGAN PENILAIAN KELUARGA Petunjuk Pengisian: 1. Bacalah dengan teliti pernyataan berikut dibawah ini 2. Isilah jawaban pada tempat yang telah disediakan 3. Gunakan cross check (√) pada jawaban yang dipilih keterangan
No
Pernyataan
. 1.
Memberikan pujian saat anggota keluarga yang sakit meminum
2.
obat tepat waktu Memberikan pujian kepadanya saat anggota keluarga yang sakit
3.
mampu mengatasi masalah yang dihadapi Membimbing anggota keluarga yang sakit dalam menjalankan
4.
aktivitas di luar rumah Mengikutsertakan anggota keluarga yang sakit dalam
5.
memutuskan atas kesadaran dirinya untuk berobat Memberikan semangat kepada anggota keluarga yang sakit dalam menjalani pengobatan
D. INSTRUMEN DUKUNGAN INSTRUMENTAL KELUARGA
Ya
Tidak
Petunjuk Pengisian: 1. Bacalah dengan teliti pernyataan berikut dibawah ini 2. Isilah jawaban pada tempat yang telah disediakan 3. Gunakan cross check (√) pada jawaban yang dipilih keterangan
No
Pernyataan
. 1.
Mengantar anggota keluarga yang sakit untuk menjalani
2.
pengobatan Menyediakan obat-obatan yang dibutuhkan sesuai anjuran
3.
dokter Mengawasi anggota keluarga yang sakit benar-benar minum
4.
obat Membimbing anggota keluarga yang sakit dalam melakukan
Ya
Tidak
akitivitas sesuai kemampuan atau hobi yang dimilikinya, 5.
seperti bermain sepak bola, tenis meja, dan lain-lain Membimbing anggota keluarga yang sakit untuk segera
6.
berobat jika menunjukkan tanda kekambuhan Merasa bertanggung jawab terhadap pengobatan anggota keluarga yang sakit
Lampiran G: Master Data Hasil Penelitian TABULASI DATA
1. Karakteristik Responden No.
Hubungan
Responden
Responden
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41
Jenis Kelamin
Umur
dengan Klien 2 1 1 1 2 4 2 1 4 2 1 1 1 3 1 2 4 4 1 2 1 1 1 1 2 3 1 2 1 1
1 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 1 1 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 1 1 2 1 2 1
1 3 4 5 2 3 4 5 1 3 3 1 3 3 4 3 2 1 5 5 5 3 5 4 3 2 3 2 3 4
2 4 1 2 2 2 1 1 3 2
1 1 1 2 2 2 1 2 1 2
1 1 4 1 1 1 4 4 1 2
2
2
1
42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80
2 1 2 1 3 4 2 2 2 2 2 2 4 2 1 1 2 1 1 3 2 3 3 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 2 1 1 2 1 1
1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 1 2 2 1 2 2
1 4 2 4 3 2 2 3 2 3 1 2 2 2 3 4 2 5 5 3 2 2 3 3 4 5 2 5 3 5 4 4 2 2 4 4 3 5 3
2. Variabel yang Diteliti INSTRUMEN A No.
1
2
3
4
5
6
7
J
K
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 1 2 2 2 1
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2
2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 1 2 1 2 2 2 1 2 1 2 2 1 2 2 1 2 1 1 2 2 2 1
2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 1 2 1 2 1
2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 1 2 1 2 1
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
14 14 14 14 14 14 14 14 13 10 13 14 14 13 14 12 14 14 14 13 14 13 14 14 10 14 14 10 14 13 10 14 12 13 10
1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1 1 2
Responde n 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 1 1 1 2 1 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 1 1 2 2 2 2 2
2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 1 1 2 1 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2
2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 1 2 1 2 1 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
12 13 14 13 10 13 14 14 14 14 14 14 10 10 14 10 13 10 14 10 13 14 14 13 14 14 10 14 14 14 14 14 12 14 14 13 14 14 13 10 14 14 13 14 14
1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 2 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1
INSTRUMEN B No.
1
2
3
4
5
6
7
8
J
K
Responden 1
2
2
2
1
2
2
2
2
15
1
2
2
2
2
2
2
2
2
2
16
1
3
2
2
2
2
2
2
2
2
16
1
4
2
2
1
2
2
2
2
2
15
1
5
2
2
2
2
2
2
2
2
16
1
6
2
2
2
2
2
2
2
2
16
1
7
2
2
2
2
2
2
2
2
16
1
8
2
2
2
2
2
2
2
2
16
1
9
2
2
2
2
2
2
2
2
16
1
10
1
2
2
1
1
1
2
1
11
2
11
2
2
2
2
2
2
2
2
16
1
12
2
2
2
2
2
2
2
2
16
1
13
2
2
2
2
2
2
2
2
16
1
14
2
2
2
2
2
2
2
2
16
1
15
2
2
2
2
2
2
2
2
16
1
16
1
2
2
1
1
1
2
1
11
2
17
2
2
2
2
2
2
2
2
16
1
18
2
2
2
2
2
2
2
2
16
1
19
2
2
2
2
2
2
2
2
16
1
20
2
2
2
2
2
2
2
1
15
1
21
2
2
2
2
2
2
2
2
16
1
22
2
2
1
2
2
2
2
2
15
1
23
2
2
2
2
2
2
2
2
16
1
24
2
2
2
2
2
2
2
2
16
1
25
1
2
2
1
1
2
1
1
11
2
26
2
2
2
2
2
2
2
2
16
1
27
2
2
2
2
2
2
2
2
16
1
28
1
2
2
1
1
2
1
1
11
1
29
2
2
2
2
2
2
2
2
16
1
30
2
2
2
2
2
2
2
2
16
1
32
2
2
2
2
2
2
2
2
16
1
32
2
2
2
2
2
2
2
2
16
1
33
2
2
2
2
2
2
2
2
16
1
34
2
2
2
2
2
2
2
2
16
1
35
1
2
2
1
1
1
2
1
11
2
36
1
2
2
2
2
1
2
2
14
1
37
2
2
2
2
2
2
2
2
14
1
38
2
2
2
2
2
2
2
2
16
1
39
2
2
2
2
2
2
2
2
16
1
40
2
2
2
2
2
2
2
2
16
1
41
2
2
2
2
2
2
2
2
16
1
42
2
2
2
2
2
2
2
2
16
1
43
2
2
2
2
2
2
2
2
16
1
44
2
2
2
2
2
2
2
2
16
1
45
2
2
2
2
2
2
2
2
16
1
46
2
2
2
2
2
2
2
2
16
1
47
2
2
2
2
2
2
2
2
16
1
48
1
2
2
1
1
1
1
1
11
2
49
2
2
2
2
2
2
2
2
16
1
50
2
2
2
2
2
2
2
2
16
1
51
2
2
2
2
2
2
2
2
16
1
52
2
2
2
2
2
2
2
2
16
1
53
2
2
2
2
2
2
2
2
16
1
54
2
2
2
2
2
2
2
2
16
1
55
2
2
2
2
2
2
2
2
16
1
56
2
2
2
2
2
2
2
2
16
1
57
2
2
2
2
2
2
2
2
16
1
58
2
2
2
2
2
2
2
2
16
1
59
2
2
2
2
2
2
2
2
16
1
60
2
2
2
2
2
2
2
2
16
1
61
2
2
2
2
2
2
2
2
16
1
62
2
2
2
2
2
2
2
2
16
1
63
2
2
2
2
2
2
2
2
16
1
64
2
2
2
2
2
2
2
2
16
1
65
2
2
2
2
2
2
2
2
16
1
66
2
2
2
2
2
2
2
2
16
1
67
2
2
2
2
2
2
2
2
16
1
68
2
2
2
2
2
2
2
1
15
1
69
2
2
2
2
2
2
2
2
16
1
70
2
2
2
2
2
2
2
2
16
1
71
2
2
2
2
2
1
2
2
15
1
73
2
2
2
2
2
2
2
2
16
1
74
2
2
2
2
2
2
2
2
16
1
75
2
2
2
2
2
2
2
2
16
1
76
2
2
2
2
2
2
2
2
16
1
77
2
2
2
2
2
2
2
2
16
1
78
2
2
2
2
2
2
2
2
16
1
79
2
2
2
2
2
1
2
2
15
1
80
2
2
2
2
2
2
2
2
16
1
INSTRUMEN C No.
1
2
3
4
5
J
K
Responden 1
2
2
2
2
2
10
1
2
2
2
2
2
2
10
1
3
2
2
2
2
2
10
1
4
1
1
1
2
2
7
2
5
2
2
2
2
2
10
1
6
2
2
2
2
2
10
1
7
2
2
2
2
2
10
1
8
2
2
2
2
2
10
1
9
2
2
2
2
2
10
1
10
1
1
2
1
2
7
2
11
2
2
2
2
2
10
1
12
2
2
2
2
2
10
1
13
2
2
2
2
2
10
1
14
2
2
2
2
2
10
1
15
2
2
2
2
2
10
1
16
1
1
1
2
2
7
2
17
2
2
2
2
2
10
1
18
2
2
2
2
2
10
1
19
2
2
1
2
2
9
1
20
2
2
1
2
2
9
1
21
2
2
2
2
2
10
1
22
2
2
2
2
2
10
1
23
2
2
2
2
2
10
1
24
2
2
2
2
2
10
1
25
1
1
1
2
2
7
2
26
2
2
2
2
2
10
1
27
2
2
2
2
2
10
1
28
1
1
1
2
2
7
2
29
2
2
2
2
2
10
1
30
2
2
2
2
2
10
1
32
2
2
1
2
2
9
1
32
2
2
2
2
2
10
1
33
2
2
2
2
2
10
1
34
2
2
2
2
2
10
1
35
1
1
2
1
2
7
2
36
2
2
2
2
2
10
1
37
2
2
2
2
2
10
1
38
2
2
2
2
2
10
1
39
2
2
2
2
2
10
1
40
2
2
2
2
2
10
1
41
2
2
2
2
2
10
1
42
2
2
2
2
2
10
1
43
2
2
2
2
2
10
1
44
2
2
2
2
2
10
1
45
2
2
2
2
2
10
1
46
2
2
2
2
2
10
1
47
2
2
2
2
2
10
1
48
2
2
2
2
2
10
1
49
2
2
2
2
2
10
1
50
2
2
2
2
2
10
1
51
2
2
2
2
2
10
1
52
2
2
2
2
2
10
1
53
2
2
2
2
2
10
1
54
2
2
2
2
2
10
1
55
2
2
2
2
2
10
1
56
2
2
2
2
2
10
1
57
2
2
2
2
2
10
1
58
2
2
2
2
2
10
1
59
2
2
2
2
2
10
1
60
2
2
2
2
2
10
1
61
2
2
2
2
2
10
1
62
2
2
2
2
2
10
1
63
2
2
2
2
2
10
1
64
2
2
2
2
2
10
1
65
2
2
2
2
2
10
1
66
2
2
2
2
2
10
1
67
2
2
2
2
2
10
1
68
2
2
1
2
2
9
1
69
2
2
2
2
2
10
1
70
2
2
2
2
2
10
1
71
2
2
2
2
2
10
1
73
2
2
2
2
2
10
1
74
2
2
2
2
2
10
1
75
2
2
2
2
2
10
1
76
2
2
2
2
2
10
1
77
2
2
2
2
2
10
1
78
2
2
2
2
2
10
1
79
2
2
2
2
2
10
1
80
2
2
2
2
2
10
1
INSTRUMEN D No.
1
2
3
4
5
6
J
K
Responden 1
2
2
2
2
2
2
12
1
2
2
2
2
2
2
2
12
1
3
2
2
2
2
2
2
12
1
4
1
2
2
1
2
2
10
1
5
2
2
2
2
2
2
12
1
6
2
2
2
1
2
2
11
2
7
2
2
2
2
2
2
12
1
8
2
2
2
2
2
2
12
1
9
1
2
2
2
2
2
11
2
10
2
2
2
1
2
2
11
2
11
2
2
2
2
2
2
12
1
12
2
2
2
1
2
2
11
2
13
2
2
2
2
2
2
12
1
14
2
2
2
2
1
2
11
2
15
2
2
2
2
2
2
12
1
16
1
2
1
1
1
2
8
2
17
2
2
2
2
2
2
12
1
18
2
2
2
1
2
2
11
2
19
2
2
2
1
2
2
11
2
20
2
2
2
1
1
2
10
1
21
2
2
2
2
2
2
12
1
22
2
2
2
1
2
2
11
2
23
2
2
2
2
2
2
12
1
24
2
2
2
1
2
2
11
2
25
2
2
2
1
2
2
11
2
26
2
2
2
1
2
2
12
1
27
2
2
2
2
2
2
12
1
28
2
2
2
1
2
2
11
2
29
2
2
2
2
2
2
12
1
30
2
2
2
1
2
2
11
2
32
2
2
2
2
2
2
12
1
32
2
2
2
2
2
2
12
1
33
2
2
2
2
2
2
12
1
34
2
2
2
2
2
2
12
1
35
2
2
2
1
2
2
11
2
36
2
2
2
2
2
2
12
1
37
2
2
2
2
2
2
12
1
38
2
2
2
2
2
2
12
1
39
2
2
2
2
2
2
12
1
40
2
2
2
1
2
2
11
2
41
2
2
2
1
2
2
11
1
42
2
2
2
2
2
2
12
1
43
2
2
2
1
2
2
11
2
44
2
2
2
2
2
2
12
1
45
2
2
2
2
2
2
12
1
46
2
2
2
1
2
2
11
2
47
2
2
2
2
2
2
12
1
48
2
2
2
1
2
2
11
2
49
2
2
2
1
2
2
11
2
50
2
2
2
2
2
2
12
1
51
2
2
2
2
2
2
12
1
52
2
2
2
1
2
2
12
1
53
2
2
2
2
2
2
12
1
54
2
2
2
2
2
2
12
1
55
2
2
2
2
2
2
12
1
56
2
2
2
1
2
2
11
2
57
2
2
2
2
2
2
12
1
58
2
2
2
2
2
2
12
1
59
2
2
2
1
2
2
11
2
60
2
2
2
2
2
2
12
1
61
2
2
2
2
2
2
12
1
62
2
2
2
2
2
2
12
1
63
2
2
2
2
2
2
12
1
64
2
2
2
1
2
2
11
2
65
2
2
2
2
2
2
12
1
66
2
2
2
1
2
2
11
2
67
2
2
2
2
2
2
12
1
68
2
2
2
2
2
2
12
1
69
2
2
2
2
2
2
12
1
70
2
2
2
1
2
2
11
2
71
2
2
2
2
2
2
12
1
73
2
2
2
2
2
2
12
1
74
2
2
2
2
2
2
12
1
75
2
2
2
1
2
2
11
2
76
2
2
2
1
2
2
11
2
77
2
2
2
2
2
2
12
1
78
2
2
2
2
2
2
12
1
79
2
2
2
2
2
2
12
1
80
2
2
2
1
2
2
11
2
Keterangan: Hubungan dengan Klien
Umur
1 = Orang tua
1 = 20-30 tahun
2 = Sibling
2 = 31-40 tahun
3 = Suami/Istri
3 = 41-50 tahun
4 = Anak
4 = 51-60 tahun 5 = ≥ 60 tahun
Jenis Kelamin
Jawaban
1 = Laki-laki
1 = Tidak
2 = Perempuan
2 = Ya
Lampiran H: Uji Validitas dan Rehabilitas UJI VALIDITAS
Case Processing Summary Cases Valid N Dukungan Emosional Keluarga Dukungan Informasi Keluarga Dukungan Penilaian Keluarga Dukungan Instrumental Keluarga
Missing
Percent
N
Total
Percent
N
Percent
80
100.0%
0
.0%
80
100.0%
80
100.0%
0
.0%
80
100.0%
80
100.0%
0
.0%
80
100.0%
80
100.0%
0
.0%
80
100.0%
Descriptives Statistic Dukungan Emosional Keluarga
Mean 95% Confidence Interval for Mean
1.1625 Lower Bound
1.0799
Upper Bound
1.2451
5% Trimmed Mean
1.1250
Median
1.0000
Variance
Std. Error .04151
.138
Std. Deviation
.37124
Minimum
1.00
Maximum
2.00
Range
1.00
Interquartile Range
.00
Skewness
1.865
.269
Kurtosis
1.515
.532
1.0625
.02723
Dukungan Informasi
Mean
Keluarga
95% Confidence Interval for
Lower Bound
1.0083
Mean
Upper Bound
1.1167
5% Trimmed Mean
1.0139
Median
1.0000
Variance
.059
Std. Deviation
.24359
Minimum
1.00
Maximum
2.00
Range
1.00
Interquartile Range
.00
Skewness
3.684
.269
Kurtosis
11.870
.532
Dukungan Penilaian
Mean
1.0750
.02963
Keluarga
95% Confidence Interval for
Lower Bound
1.0160
Mean
Upper Bound
1.1340
5% Trimmed Mean
1.0278
Median
1.0000
Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Statistic Dukungan Emosional Keluarga Dukungan Informasi Keluarga Dukungan Penilaian Keluarga Dukungan Instrumental Keluarga
df
Shapiro-Wilk
Sig. .000
.444
80
.000
.539
80
.000
.259
80
.000
.536
80
.000
.290
80
.000
.423
80
.000
.597
80
.000
Case Processing Summary
Valid
% 80
100.0
0
.0
80
100.0
Excludeda Total
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Cronbach's
Standardized
Alpha
Items .671
N of Items .736
Sig.
80
UJI REHABILITAS
Cases
df
.507
a. Lilliefors Significance Correction
N
Statistic
4
Item Statistics Mean Dukungan Emosional Keluarga Dukungan Informasi Keluarga Dukungan Penilaian Keluarga Dukungan Instrumental Keluarga
Std. Deviation
N
1.1625
.37124
80
1.0625
.24359
80
1.0750
.26505
80
1.3375
.47584
80
Summary Item Statistics Maximum / Mean Item Variances
Minimum
.123
Maximum
.059
Range
.226
Minimum
.167
N of Variance
3.816
Items
.006
4
Item-Total Statistics Scale Mean
Scale
if Item
Variance if
Deleted
Cronbach's Corrected Item- Squared Multiple Alpha if Item
Item Deleted Total Correlation
Correlation
Deleted
Dukungan Emosional Keluarga
3.4750
.607
.430
.219
.620
Dukungan Informasi Keluarga
3.5750
.678
.639
.556
.539
Dukungan Penilaian Keluarga
3.5625
.680
.558
.513
.565
3.3000
.516
.366
.145
.723
Dukungan Instrumental Keluarga
Scale Statistics Mean 4.6375
Variance .994
Std. Deviation .99675
N of Items 4
Lampiran I: Hasil Statistik ANALISA UNIVARIAT Hubungan Dengan Klien Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
orang tua
37
46.2
46.2
46.2
sibling
29
36.2
36.2
82.5
suami/istri
7
8.8
8.8
91.2
anak
7
8.8
8.8
100.0
Total
80
100.0
100.0
Jenis Kelamin Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
laki-laki
33
41.2
41.2
41.2
perempuan
47
58.8
58.8
100.0
Total
80
100.0
100.0
Umur Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
20-30
12
15.0
15.0
15.0
31-40
18
22.5
22.5
37.5
41-50
21
26.2
26.2
63.8
51-60
17
21.2
21.2
85.0
> 60
12
15.0
15.0
100.0
Total
80
100.0
100.0
Dukungan Emosional Keluarga Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
baik
67
83.8
83.8
83.8
cukup
13
16.2
16.2
100.0
Total
80
100.0
100.0
Dukungan Informasi Keluarga Cumulative Frequency Valid
baik
Percent
Valid Percent
Percent
75
93.8
93.8
93.8
cukup
5
6.2
6.2
100.0
Total
80
100.0
100.0
Dukungan Penilaian Keluarga Cumulative Frequency Valid
baik
Percent
Valid Percent
Percent
74
92.5
92.5
92.5
cukup
6
7.5
7.5
100.0
Total
80
100.0
100.0
Dukungan Instrumental Keluarga Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
baik
53
66.2
66.2
66.2
cukup
27
33.8
33.8
100.0
Total
80
100.0
100.0
Lampiran J: Lembar Konsultasi Pembimbing I LEMBARAN KONSULTASI PEMBIMBING Nama
: Eva Maria Keljombar
NIM
: 11061017
Pembimbing I : Dr. Drs. Julianus Ake, S.Kp.,M.Kep. No . 1.
Tanggal
Materi Konsultasi
Respon Pembimbing
20 Feb
Mengajukan judul
-Penelitian terlalu
2015
penelitian
sederhana -Cari judul yang lebih
2.
Mengajukan judul
menarik untuk diteliti -ACC judul.
20 Mar
penelitian yang lain Konsul proposal bab I-
-Buat proposal BAB I-IV. -Desain penelitian
2015
IV
menggunakan pendekatan survey -Survey tidak perlu
3.
4.
menggunakan hipotesis -ACC perubahan judul
23 Mar
Konfirmasi perubahan
2015
judul
2 April
-Revisi I proposal bab I-
-Pada tujuan umum hapus
2015
IV
kata sebagai faktor utama -Pada latar belakang tambahkan penelitian terkait
-Mengajukan instrumen
-Instrumen penelitian
penelitian dari penelitian
dipilah-pilah sesuai tujuan
terkait sebelumnya
khusus
Paraf
5.
14 Apr
-Revisi II proposal bab
-Perbaiki definisi
2015
I-IV
operasional -Gunakan rumus sampel -Instrumen penelitian ditulis ada berapa instrumen -Tambahkan poin analisa data univariat pada teknik
6.
30 Apr
-Revisi III proposal bab
analisa data -Pada bagian teknik
2015
I-IV
analisa data poin instrumen, tolong buat lebih detail misalnya instrumen ada berapa, masing-masing instrumen
-Mengajukan instrumen
ada berapa pertanyaan. -Perincikan dalam bagian-
yang dibuat sendiri oleh
bagin sesuai definisi
peneliti
operasional -Tambahkan
7.
18 Mei
-Revisi IV proposal bab
2015
I-IV -Revisi I instrumen
pertanyaan/pernyataan -ACC proposal
-ACC instrumen -Silahkan diuji validitas
8.
9 Juli 2015
Konsul skripsi
dan rehabilitas -Tujuan diganti dengan kata diketahui/teridentifikasi. -Tabel harus tabel terbuka. Tidak boleh ada garis menurun, hanya row. -Pada tabel 5.1 buat saja 4
bagian, Orang Tua (Ayah/Ibu), Sibling (Kakak/Adik), Suami/Istri, Anak -Pembahasan: Hasil, teori, jurnal, asumsi/pendapat/komenta r anda sebagai peneliti dan dibuat dalam satu paragraf. -Kesimpulan dinarasikan. Saran gunakan dua: Keilmuan dan aplikatif. -Hasil uji validtas dan rehabilitas dimasukkan ke bab 4 pada bagian instrumen. -Daftar pustaka jarak antara buku 1 dan buku 2 adalah 2 spasi, jarak baris berikut dari setiap buku adalah 1 dengan dibawahnya 7 jarak.
Lembar K: Kartu Bimbingan Pembimbing I KARTU BIMBINGAN RISET KEPERAWATAN/SKRIPSI FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS KATOLIK DE LA SALLE MANADO
Nama Mahasiswa
: Eva Maria Keljombar
NIM
: 11061017
Judul Penelitian
: Dukungan Keluarga Terhadap Pasien Gangguan Jiwa di Ruangan Poli Psikiatri RSJ. Prof. Dr. V. L. Ratumbuysang Manado
Tanggal Pengajuan Riset
: 20 Februari 2015
Selesai Menulis Riset
: 10 Juli 2015
Pembimbing
: Dr. Drs. Julianus Ake, S.Kp.,M.Kep.
Manado, 11 Juli 2015
Dr. Drs. Julianus Ake, S.Kp.,M.Kep.
Lembar L: Lembar Konsultasi Pembimbing II LEMBAR KONSULTASI PEMBIMBING
Nama
: Eva Maria Keljombar
NIM
: 11061017
Pembimbing II: Samuel Layuk, S.KM., M.Kes
No . 1.
Tanggal 4 Mar 2015
Materi Konsultasi
Respon
Mengajukan judul penelitian
Pembimbing Konsulkan proposal bab I via email
2.
11 Mar 2015
Konsul proposal bab I via
-Perbaiki penulisan
email
kutipan dari buku -Konsulkan kembali
3.
19 Mar 2015
Konsul proposal bab I-IV
proposal bab I-IV -Perbaiki cara penulisan kutipan -Apakah indikator peran dan dukungan bisa disatukan? -Jika tidak bisa, anda harus memilih menggunakan indikator peran atau indikator dukungan -Jika anda memilih dukungan, cari teori-teori tentang dukungan. -Bab II mulai dengan dukungan keluarga. -Kurangi teori tentang gangguan jiwa karena fokus
Paraf
anda adalah dukungan dan keluarga -Uraikan 4 dukungan keluarga pada definisi operasional -Anda putuskan responden anda pada keluarga yang pasiennya rawat jalan rawat inap -Penelitian jangan heterogen -Tidak perlu menuliskan hipotesis, karena hipotesis penelitian anda adalah hipotesis deskriptif -Jangan lupa meletakkan data dari 4.
6 Mar 2015
-Revisi I proposal bab I-IV
RSJ -Perbaiki tujuan khusus. -Jangan meletakkan indikator yang sama -Tujuan khusus dipilah-pilah dan disesuaikan dengan defenisi operasional -Perbaiki kerangka operasional
-Populasi dan sampel penelitian diperkecil pada kriteria inklusi -Sampel anda terlalu sedikit. Gunakan sampel yang lebih banyak untuk -Mengajukan instrumen
penelitian deskritif -Tidak terlalu setuju
penelitian yang dibuat oleh
dengan instrumen
orang lain
penelitian ini. -Pilah-pilah instrumen penelitian sesuai definisi operasional dan
5.
6.
18 Apr 2015
29 Apr 2015
-Revisi II proposal bab I-IV
tujuan khusus -Perbaiki penulisan
-Mengajukan instrument
-Gunakan kalimat
penelitian yang dibuat
pernyataan
sendiri oleh peneliti
kuesioner yang lebih
-Revisi III proposal bab I-IV
baik -ACC proposal
-Revisi I instrumen
-Perbaiki susunan, pilah-pilah lagi sesuai definisi
7.
20 Mei 2015
-Revisi II instrumen
operasional. -ACC instrumen
8.
5 Juli 2015
-Konsul skripsi
-Masukkan master data dalam MO. Excel dan lakukan analisa univariat
9.
9 Juli 2015
-Revisi skripsi
menggunakan SPSS -Sudah cukup bagus, tapi gunakan nomor pada tabel -Kesimpulan harus ada kata-kata gangguan jiwa sesuai tujuan khusus -Dibagian kesimpulan, dikeluarkan saja poin pertama tentang karakteristik responden yang diteliti.
Lembar M: Kartu Bimbingan Pembimbing II KARTU BIMBINGAN RISET KEPERAWATAN/SKRIPSI FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS KATOLIK DE LA SALLE MANADO
Nama Mahasiswa
: Eva Maria Keljombar
NIM
: 11061017
Judul Penelitian
: Dukungan Keluarga Terhadap Pasien Gangguan Jiwa di Ruangan Poli Psikiatri RSJ. Prof. Dr. V. L. Ratumbuysang Manado
Tanggal Pengajuan Riset
: 4 Maret 2015
Selesai Menulis Riset
: 10 Juli 2015
Pembimbing
: Samuel Layuk, S.KM., M.Kes
Manado, 11 Juli 2015
Samuel Layuk, S.KM., M.Kes
Lampiran N: Surat Non-Plagiat UNIVERSITAS KATOLIK DE LA SALLE MANADO FAKULTAS KEPERAWATAN PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN Alamat: Kairagi I Kombos Manado Tlp :
(0431) 8871957, 871971, 877512; Fax. (0431) 871972
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama
: Eva Maria Keljombar
NIM
: 11061017
Program Studi
: Ilmu Keperawatan
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa jika Karya Tulis Ilmiah yang saya ajukan terbukti merupakan hasil plagiat atau bukan merupakan hasil karya saya sendiri, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar akademik dan melaksanakan penelitian ulang. Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan penuh rasa tanggung jawab untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
Manado, 11 Juli 2015 Yang Membuat,
(Eva Maria Keljombar)