9" Universitas Andalas
Pengertian Kelas Sosial
Dalam lingkungan masyarakat kita melihat bahwa ada pembedaan yang berlaku dan diterima secara luas oleh masyarakat. Di sekitar kita ada orang yang menempati jabatan tinggi seperti gubernur dan wali kota dan jabatan rendah seperti camat dan lurah. Di sekolah ada kepala sekolah dan ada staf sekolah. Di RT atau RW kita ada orang kaya, orang biasa saja dan ada orang miskin
Perbedaan itu tidak hanya muncul dari sisi jabatan tanggung jawab sosial saja, namun juga terjadi akibat perbedaan ciri fisik, keyakinan dan lain-lain. Perbedaan ras, suku, agama, pendidikan, jenis kelamin, usia atau umur, kemampuan, tinggi badan, cakep jelek, dan lain sebagainya juga membedakan manusia yang satu dengan yang lain.
Pengertian kelas sejalan dengan pengertian lapisan tanpa harus membedakan dasar pelapisan masyarakat tersebut. Kelas Sosial ialah sekelompok manusia yang menempati lapisan social (stratifikasi) berdasarkan kriteria ekonomi (menurut Barger). Ekonomi dalam hal ini cukup luas yaitu meliputi sisi pendidikan dan pekerjaan karena pendidikan dan pekerjaan seseorang pada zaman sekarang sangat mempengaruhi kekayaan / perekonomian individu.
Faktor Penentu Kelas Sosial
Apakah yang menyebabkan seseorang tergolong ke dalam suatu kelas sosial tertentu?Jawaban terhadap pertanyaan tersebut sangat beragam, karena strata sosial dalam masyarakat dapat terjadi dengan sendirinya sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan masyarakat itu sendiri atau terjadi dengan sengaja disusun untuk mengejar tujuan-tujuan atau kepentingan-kepentingan bersama.Secara ideal semua manusia pada dasarnya sederajat.Namun secara realitas, disadari ataupun tidak ada orang-orang yang dipandang tinggi kedudukannya dan ada pula yang dipandang rendah kedudukannya.
Dalam istilah sosiologi kedudukan seseorang dalam masyarakat disebut status atau kedudukan sosial (posisi seseorang dalam suatu pola hubungan sosial yang tertentu).Status merupakan unsur utama pembentukan strata sosial, karena status mengandung aspek struktural dan aspek fungsional.Aspek struktural adalah aspek yang menunjukkan adanya kedudukan - tinggi dan rendah dalam hubungan antar status.Aspek fungsional, yaitu aspek yang menunjukkan adanya hak-hak dan tanggung jawab yang harus dilaksanakan oleh penyandang status.
Talcott Persons, menyebutkan ada lima menentukan tinggi rendahnya status seseorang, yaitu:
Kriteria kelahiran (ras, kebangsawanan, jenis keCamin,
Kualitas atau mutu pribadi (umur, kearifan atau kebijaksanaan)
Prestasi (kesuksesan usaha, pangkat,
Pemilikan atau kekayaan (kekayaan harta benda)
Otoritas (kekuasaan dan wewenang: kemampuan-untuk menguasai/ mempengaruhi orang lain sehingga orang itu mau bertindak sesuai dengan yang diinginkan tanpa perlawanan).Beberapa indikator lain yang berpengaruh terhadap pembentukan kelas sosial, yaitu:
Kekayaan
Untuk memahami peran uang dalam menentukan strata sosial/kelas sosial, kita harus menyadari bahwa pada dasamya kelas sosial merupakan suatu carahidup. Artinya bahwa pada kelas-kelas sosial tertentu, memiliki cara hidup atau pola hidup tertentu pula, dan untuk menopang cara hidup tersebut diperlukan biaya dalam hal ini uang memiliki peran untuk menopang cara hidup kelas sosial tertentu.
Sebagai contoh: dalam kelas sosial atas tentunya diperlukan banyak sekali uang untuk dapat hidup menurut tata cara kelas sosial tersebut. Namun demikian, jumlah uang sebanyak apa pun tidak menjamin segera mendapatkan status kelas sosial atas. "Orang Kaya Baru" (OKB) mungkin mempunyai banyak uang, tetapi mereka tidak otomatis memiliki atau mencerminkan cara hidup orang kelas sosial atas. OKB yang tidak dilahirkan dan disosiaiisasikan dalam sub-kultur kelas sosial atas, maka dapat dipastikan bahwa sekali-sekali ia akan melakukan kekeliruan, dan kekeliruan itu akan menyingkap sikap kemampuannya yang asli. Untuk memasuki suatu status baru, maka dituntut untuk memiliki sikap, perasaan, dan reaksi yang merupakan kebiasaan orang status yang akan dituju, dan hal ini diperlukan waktu yang tidak singkat.
Uang juga memiliki makna halus lainnya.Penghasilan yang diperoleh dari pekerjaan profesional lebih memiliki prestise daripada penghasilan yang berujud upah dari pekerjaan kasar.Uang yang diperoleh dari pekerjaan halal lebih memiliki prestise daripada uang hasil perjudian atau korupsi. Dengan demikian, sumber dan jenis penghasilan seseorang memberi gambaran tentang latar belakang keluarga dan kemungkinan cara hidupnya.
Jadi, uang memang merupakan determinan kelas sosial yang penting; hal tersebut sebagian disebabkan oleh perannya dalam memberikan gambaran tentang latar belakang keluarga dan cara hidup seseorang.
Pekerjaan
Kondisi di pekerjaan seseorang sangat bervariasi tergantung pada kelas. Mereka yang berada di kelas menengah-atas dan kelas menengah menikmati kebebasan yang lebih besar dalam pekerjaan mereka. Mereka biasanya lebih dihormati, menikmati lebih banyak keragaman, dan mampu menunjukkan beberapa otoritas. Mereka yang berada di kelas bawah cenderung merasa lebih terasing dan memiliki kepuasan kerja yang lebih rendah secara keseluruhan. Kondisi fisik tempat kerja berbeda jauh antara kelas. Sementara pekerja kelas menengah mungkin "menderita kondisi keterasingan" atau "kurangnya kepuasan kerja", pekerja kerah biru lebih cenderung untuk menderita mengasingkan, seringkali rutinitas, bekerja dengan jelas bahaya kesehatan fisik, cedera, dan bahkan kematian.
Dengan semakin beragamnya pekerjaan yang terspesialisasi kedalam jenis-jenis pekerjaan tertentu, kita secara sadar atau tidak bahwa beberapa jenis pekerjaan tertentu lebih terhormat daripada jenis pekerjaan lainnya.Hal ini dapat kita lihat pada masyarakat Cina klasik, dimana mereka lebih menghormati ilmuwan dan memandang rendah serdadu; Sedangkan orang-orang Nazi Jerman bersikap sebaliknya.
Mengapa suatu jenis pekerjaan harus memiliki prestise yang lebih tinggi daripada jenis pekerjaan lainnya.Hal ini merupakan masalah yang sudah lama menarik perhatian para ahli ilmu sosial.Jenis-jenis pekerjaan yang berprestise tinggi pada umumnya memberi penghasilan yang lebih tinggi; meskipun demikian terdapat banyak pengecualian (?).Jenis-jenis pekerjaan yang berprestise tinggi pada umumnya memerlukan pendidikan tinggi, meskipun korelasinya masih jauh dari sempuma. Demikian halnya pentingnya peran suatu jenis pekerjaan bukanlah kriteria yang memuaskan sebagai faktor determinan strata sosial, Karena bagaimana mungkin kita bisa mengatakan bahwa pekerjaan seorang petani atau polisi kurang berharga bagi masyarakat daripada pekerjaan seorang penasihat hukum atau ahli ekonomi ? Sebenarnya, pemungut sampah yang jenjang prestisenya rendah itulah yang mungkin merupakan pekerja yang memiliki peran penting dari semua pekerja dalam peradaban kota! Pekerjaan merupakan aspek strata sosial yang penting, karena begitu banyak segi kehidupan lainnya yang berkaitan dengan pekerjaan. Apabila kita mengetahui jenis pekerjaan seseorang, maka kita bisa menduga tinggi rendahnya pendidikan, standar hidup, pertemanannya, jam kerja, dan kebiasaan sehari-hari keluarga orang tersebut. Kita bahkan bisa menduga selera bacaan, selera rekreasi, standar moral, dan bahkan orientasi keagamaannya. Dengan kata lain, setiap jenis pekerjaan merupakan bagian dari cara hidup yang sangat berbeda dengan jenis pekerjaan lainnya.
Keseluruhan cara hidup seseoranglah yang pada akhimya menentukan pada strata sosial mana orang itu digolongkan. Pekerjaan merupakan salah satu indikator terbaik untuk mengetahui cara hidup seseorang. Oleh karena itu, pekerjaan-pun merupakan indikator terbaik untuk mengetahui strata sosial seseorang.
Pendidikan
Kelas sosial dan pendidikan saling mempengaruhi sekurang-kurangnya dalam dua hal.Pertama, pendidikan yang tinggi memerlukan uang dan motivasi.Kedua, jenis dan tinggi rendahnya pendidikan mempengaruhi jenjang kelas sosia.Pendidikan tidak hanya sekedar memberikan ketrampilan kerja, tetapi juga melahirkan perubahan mental, selera, minat, tujuan, etiket, cara berbicara– perubahan dalam keseluruhan cara hidup seseorang.
Dalam beberapa hal, pendidikan malah lebih penting daripada pekerjaan. De Fronzo (1973) menemukan bahwa dalam segi sikap pribadi dan perilaku sosial para pekerja kasar sangat berbeda dengan para karyawan kantor. Namun demikian, perbedaan itu sebagian besar tidak tampak bilamana tingkat pendidikan mereka sebanding.
Kesehatan dan Gizi
Anggota kelas pekerja, dan terutama peasantries, mati kelaparan di tingkat yang lebih tinggi daripada profesional petits-borjuis atau kapitalis.Kelas sosial seseorang memiliki dampak yang signifikan pada kesehatan fisik mereka, kemampuan mereka untuk menerima perawatan medis yang memadai dan gizi, dan harapan hidup mereka.
Orang kelas bawah mengalami beragam masalah kesehatan sebagai akibat dari status ekonomi mereka.Mereka tidak dapat menggunakan layanan kesehatan sering, dan ketika mereka melakukannya adalah kualitas rendah, meskipun mereka umumnya cenderung mengalami tingkat yang lebih tinggi dari masalah kesehatan.Keluarga kelas bawah memiliki tingkat lebih tinggi dari kematian bayi, kanker, penyakit jantung, dan melumpuhkan luka fisik.Selain itu, orang-orang miskin cenderung untuk bekerja dalam kondisi yang jauh lebih berbahaya, namun umumnya memiliki lebih sedikit (jika ada) asuransi kesehatan yang disediakan bagi mereka, dibandingkan dengan pekerja menengah dan kelas atas.
Klasifikasi Kelas Sosial
Pembagian Kelas Sosial terdiri atas 3 bagian yaitu:
Berdasarkan status ekonomi
Aristoteles membagi masyarakat secara ekonomi menjadi kelas atau golongan:
Golongan pertama : merupakan kelompok terkecil dalam masyarakat. Mereka terdiri dari pengusaha, tuan tanah dan bangsawan.
Golongan kedua : merupakan golongan yang cukup banyak terdapat di dalam masyarakat. Mereka terdiri dari para pedagang, dsbnya.
Golongan ketiga : merupakan golongan terbanyak dalam masyarakat. Mereka kebanyakan rakyat biasa.
Karl Marx juga membagi masyarakat menjadi tiga golongan, yakni:
Golongan kapitalis atau borjuis : adalah mereka yang menguasai tanah dan alat produksi.
Golongan menengah : terdiri dari para pegawai pemerintah.
Golongan proletar : adalah mereka yang tidak memiliki tanah dan alat produksi. Termasuk didalamnya adalah kaum buruh atau pekerja pabrik.
Menurut Karl Marx golongan menengah cenderung dimasukkan ke golongan kapatalis karena dalam kenyataannya golongan ini adalah pembela setia kaum kapitalis. Dengan demikian, dalam kenyataannya hanya terdapat dua golongan masyarakat, yakni golongan kapitalis atau borjuis dan golongan proletar.
Pada masyarakat Amerika Serikat, pelapisan masyarakat dibagi menjadi enam kelas yakni:
Kelas sosial pertama (Kelas sosial atas lapisan atas / Upper-upper class) keluarga-keluarga yang telah lama kaya.
Kelas sosial kedua (Kelas sosial atas lapisan bawah / Lower-upper class): belum lama menjadi kaya
Kelas sosial ketiga (Kelas sosial menengah lapisan atas / Upper-middle class) : pengusaha, kaum professional
Kelas sosial keempat (Kelas sosial menengah lapisan bawah / Lower-middle class): pegawai pemerintah, kaum semi profesional,
supervisor, pengrajin terkemuka
Kelas sosial kelima (Kelas sosial bawah lapisan atas / Upper lower class) : pekerja tetap (golongan pekerja)
Kelas sosial keenam (Kelas sosial lapisan sosial bawah-lapisan bawah / Lower-lower class): para pekerja tidak tetap, pengangguran, buruh musiman, orang bergantung pada tunjangan.
Dalam masyarakat Eropa dikenal 4 kelas, yakni:
Kelas puncak (top class)
Kelas menengah berpendidikan (academic middle class)
Kelas menengah ekonomi (economic middle class)
Kelas pekerja (workmen dan Formensclass)
Kelas bawah (underdog class)
Berdasarkan Status Sosial
Kelas sosial timbul karena adanya perbedaan dalam penghormatan dan status sosialnya.Misalnya, seorang anggota masyarakat dipandang terhormat karena memiliki status sosial yang tinggi, dan seorang anggota masyarakat dipandang rendah karena memiliki status sosial yang rendah.
Contoh :Pada masyarakat Bali, masyarakatnya dibagi dalam empat kasta, yakni Brahmana, Satria, Waisya dan Sudra. Ketiga kasta pertama disebut Triwangsa.Kasta keempat disebut Jaba.Sebagai tanda pengenalannya dapat kita temukan dari gelar seseorang.Gelar Ida Bagus dipakai oleh kasta Brahmana, gelar cokorda, Dewa, Ngakan dipakai oleh kasta Satria.Gelar Bagus, I Gusti dan Gusti dipakai oleh kasta Waisya, sedangkan gelar Pande, Khon, Pasek dipakai oleh kasta Sudra.
Berdasarkan Status Politik
Secara politik, kelas sosial didasarkan pada wewenang dan kekuasaan.Seseorang yang mempunyai wewenang atau kuasa umumnya berada dilapisantinggi, sedangkan yang tidak punya wewenang berada dilapisan bawah.
Kelompok kelas sosial atas antara lain:
pejabat eksekutif, tingkat pusat maupun desa.
pejabat legislatif, dan
pejabat yudikatif.
Pembagian kelas-kelas sosial dapat kita lihat dengan jelas pada hirarki militer.
Kelas Sosial Atas (perwira) : Dari pangkat Kapten hingga Jendral
Kelas sosial menengah (Bintara) :Dari pangkat Sersan dua hingga Sersan mayor.
Kelas sosial bawah (Tamtama) : Dari pangkat Prajurit hingga Kopral kepala
Pengukuran Kelas Sosial
Pendekatan yang sistematis untuk mengukur kelas sosial tercakup dalam berbagai kategori yang luas, meliputi ukuran subyektif, ukuran reputasi, ukuran obyektif dari kelas sosial.
Ukuran Subyektif
Untuk mengukur kelas sosial dengan pendekatan ini, para individu diminta untuk menaksir kedudukan kelas sosial mereka masing-masing.Klasifikasi keanggotaan kelas sosial yang dihasilkan didasarkan pada persepsi partisipan terhadap dirinya atau citra diri partisipan. Kelas sosial dianggap sebagai fenomena "pribadi" yaitu fenomena yang menggambarkan rasa memiliki seseorang atau identifikasi dengan orang lain. Rasa keanggotaan kelompok sosial ini sering disebut kesadaran sosial.
Ukuran Reputasi
Pendekatan reputasi untuk mengukur kelas sosial memerlukan informan mengenai masyarakat yang dipilih untuk membuat pertimbangan awal mengenai keanggotaan kelas sosial orang lain dalam masyarakat.
Pengaruh Kelas Sosial dan Status Terhadap Pembelian dan Konsumsi
Aspek hierarkis kelas sosial penting bagi para pemasar. Para konsumen membeli berbagai produk tertentu karena produk-produk ini disukai oleh anggota kelas sosial mereka sendiri maupun kelas yang lebih tinggi, dan para konsumen mungkin menghindari berbagai produk lain karena mereka merasa produk-produk tersebut adalah produk-produk "kelas yang lebih rendah".
Pendekatan yang sistematis untuk mengukur kelas sosial tercakup dalam berbagai kategori yang luas berikut ini: ukuran subjektif, ukuran reputasi, dan ukuran objektif dari kelas sosial.
Peneliti konsumen telah menemukan bukti bahwa di setiap kelas sosial, ada faktor-faktor gaya hidup tertentu (kepercayaan, sikap, kegiatan, dan perilaku bersama) yang cenderung membedakan anggota setiap kelas dari anggota kelas sosial lainnya.
Para individu dapat berpindah ke atas maupun ke bawah dalam kedudukan kelas sosial dari kedudukan kelas yang disandang oleh orang tua mereka.Yang paling umum dipikirkan oleh orang-orang adalah gerakan naik karena tersedianya pendidikan bebas dan berbagai peluang untuk mengembangkan dan memajukan diri. Dengan mengenal bahwa para individu sering menginginkan gaya hidup dan barang-barang yang dinikmati para anggota kelas sosial yang lebih tinggi maka para pemasar sering memasukkan simbol-simbol keanggotaan kelas yang lebih tinggi, baik sebagai produk maupun sebagai hiasan dalam iklan yang ditargetkan pada audiens kelas sosial yang lebih rendah.
Kelas sosial merupakan bentuk segmentasi yang hierarkis dan alamiah, dikarenakan aspek hierarkis kelas sosial begitu penting bagi pemasar dan produsen untuk menentukan konsumen mana yang akan dituju dari produk yang telah diciptakan, apa untuk status yang lebih tinggi atau status yang lebih rendah. Memang disini begitu terlihat begitu ada ketidakadilan dan jarak terhadap konsumen, namun itu semua merupakan segmentasi yang alamiah karena semua sudah terjadi dan tercipta dengan sendirinya.
Adapun yang merupakan ukuran kelas sosial dari konsumen yang dapat diterima secara luas dan mungkin merupakan ukuran kelas sosial terbaik terlihat dari pekerjaan, pendidikan dan penghasilan Mesir Kuno. Gaya hidup dari lapisan atas akan berbeda dengan gaya hidup lapisan menengah dan bawah. Demikian juga halnya dengan perilaku masing-masing anggotanya dapat dibedakan sehingga kita mengetahui dari kalangan kelas social mana seseorang berasal.
Eklusivitas yang ada sering membatasi pergaulan diantara kelas social tertentu, mereka enggan bergaul dengan kelas social dibawahnya atau membatasi diri hanya bergaul dengan kelas yang sama dengan kelas mereka.Pola perilaku kelas social atas dianggap lebih berbudaya dibandingkan dengan kelas social di bawahnya. Sebaliknya kelas social bawah akan memandang mereka sebagai orang boros dan konsumtif dan menganggap apa yang mereka lakukan kurang manusiawi dan tidak memiliki kesadaran dan solidaritas terhadap mereka yang menderita. Pemujaan terhadap kelas sosialnya masing-masing adalah wujud dari etnosentrisme.
Pemasaran pada Segmen Pasar Berdasarkan Kelas Sosial
Untuk mencapai hasil pemasaran yang optimal, kita pertama kali harus terlebih dahulu melakukan segmentasi pasar atas produk yang akan kita jual. Segmentasi pasar pada intinya membagi potensi pasar menjadi bagian-bagian tertentu; bisa berdasar pembagian demografis, berdasar kelas ekonomi dan pendidikan ataupun juga berdasar gaya hidup (psikografis).
Pembagian segmen yang paling lazim dilakukan adalah berdasar kelas sosial ekonomi. Sebagai misal, pembagian yang sering dilakukan adalah membagi lapisan pasar menjadi empat kelas : misal kelas C (kelas ekonomi rendah), kelas B (menengah), dan kelas AB (menengah atas) dan kelas A (golongan atas).
Sebagai misal, produk kartu ponsel Esia yang murah meriah cenderung ditujukan untuk golongan B dan golongan C. Sementara produk mobil mewah seperti BMW atau produk tas Gucci ditujukan untuk segmen kelas atas.
Setelah segmentasi atas produk telah ditetapkan, maka langkah berikutnya adalah melakukan targeting atau membidik target market yang telah kita pilih dalam analisa segmentasi pasar.Dalam hal ini tentu saja serangkaian program pemasaran yang dilakukan harus pas dengan karakteristik pasar sasaran yang hendak kita tuju. Sebagai misal produk-produk tas dan sepatu mewah seperti dengan merk Gucci atau Louis Vuitton, maka mereka selalu memilih mal kelas atas seperti Plaza Senayan dan Pacific Place untuk membuka outletnya; dan bukan di mal kelas menengah seperti Plaza Jatinegara. Hal diatas dilakukan agar kegiatan promosi peasaran yang dilakukan pas dan tepat sasaran dengan segmen pasar yang ditujunya.
Selain targeting, maka langkah berikutnya adalah melakukan positioning produk. Langkah ini artinya adalah menciptpakan keunikan posisi produk dalam benak atau persepsi pelanggan potensial yang akan dibidik. Mobil mewah BMW selalu mencitrakan dan memposisikan dirinya sebagai kendaraan mewah nan elegan. Pada sisi lain Esia selalu mencoba memposisikan dirinya sebegai produk rakyat kebanyakan yang murah dan tersedia dimana-mana.
Positioning yang pas ini menjadi sangat penting, sebab dengan begitu mereka bisa meraih simpati dalam benak pelanggan.Dan selanjutnya hal ini bisa mendorong mereka untuk melakukan pembelian produk yang ditawarkan.
Konflik Kelas
Konflik kelas, sering disebut sebagai "kelas perang" atau "perjuangan kelas," adalah ketegangan atau antagonisme yang ada dalam masyarakat karena persaingan kepentingan sosial ekonomi dan keinginan antara orang-orang dari kelas yang berbeda.
Bagi Marx, sejarah masyarakat kelas adalah sejarah konflik kelas. Dia menunjuk kenaikan sukses borjuis, dan perlunya revolusi kekerasan-bentuk tinggi kelas konflik dalam mengamankan hak-hak kaum borjuis yang mendukung ekonomi kapitalis.
Marx percaya bahwa eksploitasi dan kemiskinan yang melekat dalam kapitalisme adalah bentuk yang sudah ada konflik kelas. Marx percaya bahwa upah buruh akan membutuhkan torevolt untuk membawa distribusi yang lebih adil dari kekayaan dan kekuasaan politik.
Masyarakat Tanpa Kelas
"Masyarakat Tanpa kelas" mengacu pada masyarakat di mana tidak ada orang yang dilahirkan dalam kelas sosial. Perbedaan kekayaan, pendapatan, pendidikan, kebudayaan, atau jaringan sosial mungkin timbul dan hanya akan ditentukan oleh pengalaman individu dan prestasi dalam masyarakat seperti itu.
Karena perbedaan ini sulit untuk menghindari, advokat, seperti Anarkis, komunis, dll dari masyarakat tanpa kelas mengusulkan berbagai cara untuk mencapai dan mempertahankan dan melampirkan berbagai tingkat pentingnya untuk itu sebagai tujuan program mereka secara keseluruhan / filsafat.
Hubungan antar Etnis dan Kelas
Potret berkuda dari Ratu Elisabeth Rusia dengan Moor a.
Ras dan kelompok skala besar lainnya juga dapat mempengaruhi kelas berdiri. Asosiasi kelompok etnis tertentu dengan status kelas umum di banyak masyarakat. Sebagai hasil dari penaklukan atau diferensiasi etnis internal, kelas penguasa sering etnis homogen dan khususnya ras atau kelompok etnis di beberapa masyarakat secara hukum atau lazim dibatasi untuk menduduki posisi kelas tertentu. Yang etnis dianggap sebagai milik kelas tinggi atau rendah bervariasi dari masyarakat untuk masyarakat. Dalam masyarakat modern hubungan hukum yang ketat antara etnisitas dan kelas telah ditarik, seperti di apartheid, sistem kasta di Afrika, posisi Burakumin di masyarakat Jepang, dan sistem Casta di Amerika Latin.
Kesimpulan
Di dalam kehidupan masyarakat terdapat banyak perbedaan status sosial dan kelas sosial. Perbedaan status sosial dan kelas sosial tersebut menyebabkan adanya diferensiasi dan stratifikasi sosial .Meskipun demikian perbedaan status sosial dan kelas sosial ini seharusnya tidak menyebabkan kesenjangan sosial di dalam kehidupan bermasyarakat, sehingga di dalam kehidupan bermasyarakat kita tidak boleh membeda – bedakan status sosial dan kelas sosial seseorang.