PELAKSANAAN PERSETUJUAN & PENOLAKAN TINDAKAN KEDOKTERAN Nomor Dokumen
Nomor Revisi
Halaman
RUMAH SAKIT ISLAM BANJARMASIN
PROSEDUR TETAP
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Landasan Hukum
Prosedur
1/1
Tanggal Terbit
Ditetapkan Oleh :
01 Juni 2016 25 Sya’ban 1437 H
dr. Hj.Rafiqah NIK : 0603/ VI / 2003
Do Not Not Resusitation (DNR) adalah adalah sebuh sebuh perintah perintah untuk untuk tidak dilakukan resusitasi, yang merupakan pesan untuk tenaga kesehatan ataupun masyarakat umum untuk tidak mencoba CPR (cardiopulmonary resustation) atau resusitasi jantung paru (RJP), jika terjadi permasalahan darurat pada jantung pasien atau pernapasan berhenti. Untuk menyediakan suatu proses dimana pasien bisa memilih prosedur yang nyaman dalam hal bantuan ini hi dup oleh tenaga medis emergensi dalam kasus henti jantung dan henti nafas. Tidak boleh dilakukan resusitasi pada pasien yang mempunyai DNR, kecuali sampai belum dibuktikan dengan keterangan yang jelas dan legal. 1. Undang-undang No. 44 Tahun 2013 tentang Rumah Sakit 2. Permenkes No. 290/MENKES/PER/III/2008 tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran 3. SK Direktur RS Islam Banjarmasin Nomor : 400/KEP/III.5.AU/2008 tentang revisi ke II Pemberlakuan Kebijakan Persetujuan Tindakan Medis Di Rumah Sakit Islam Banjarmasin Prosedur yang direkomendasikan: 1. Meminta informed concent dari pasien atau walinya 2. Mengisi formulir DNR. Tempatkan salinan pada rekam medis pasien dan serahkan juga salinan pada pasien atau keluarga 3. Menginstruksikan pasien memasang formulir DNR ditempattempat yang sudah dilihat seperti headboard,bedstand, pintu kamar atau kulkas. 4. Dapat juga meminta pasien mengenakan kancing berwarna yang telah ditetapkan DNR dipergelangan tangan atau kaki( jika memungkinkan). 5. Tinjau kembali status DNR secara berkala dengan pasien atau walinya, revisi bila ada perubahan keputusan yang terjadi dan catat dalam rekam medis. Bila keputusan DNR dibatalkan, catat tanggal terjadinya dan gelang DNR dimusnahkan 6. Perintah DNR harus mencakup mencakup hal-hal dibawah ini: a. Diagnosis b. Alasan DNR c. Kemapuan pasien untuk membuat keputusan
d. Dokumentasi bahwa status DNR telah ditetapkan dan oleh siapa 7. Perintah DNR dapat dibatalkan dengan keputusan pasien sendiri atau dokter yang merawat atau wali yang sah. Dalam hal ini catatan DNR rekam medis harus pula dibatalkan dengan kancing berwarna yang telah ditetapkan DNR( jika ada) dimusnahkan. Perintah Do Not Resuscitate (DNR) harus dengan dasar yang kuat. Bila kelurga pasien memberikan surat perintah DNR dari dokter pribadinya, yaitu dengan menngikuti prosedur berikut ini: 1. Hubungi kontrol medik. 2. Berikan keterangan yang jelas mengenai situasi yang ada. 3. Pastikan ada diagnosis yang mengakibatkan DNR sudah dijelaskan (missal; kanker). 4. Buat laporan status pasien secara jelas ( tanda-tanda vital, penyamaran EKG). 5. Pastikan mengisi form DNR tertulis. Pastikan mencatat nama dokternya. 6. Dokter kontrol medik menetukan apakah menyetujui atau menolak perintah DNR 7. Bila pasien dalam henti jantung saat tiba di UGD mulai BHD sambil menghubungi kontrol medik. 8. Pikirkan potensi untuk donasi organ pasien dengan cedera mematikan mungkin tetap membutuhkan tindakan gadar hingga ditentukan apakah pasien mungkin potensial sebagai donor organ atau jaringan. 9. Bila mungkin letakkan telapak tampak segera atau leads EKG untuk memastikan irama asistol atau agonal dan lampirkan/kopi pada laporan Unit terkait