1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Latar Belakan Belakang g
Spondylosis berasal dari kata spondilo (bahasa Yunani) yang berarti tulang belakang.
Spondylosis
adalah
suatu
gangguan
degeneratif
yang
dapat
menye menyebab babkan kan hilang hilangny nyaa struktu strukturr dan fungsi fungsi normal normal tulang tulang belakan belakang. g. Proses Proses cervical, thoracal, dan atau lumbal dari tulang belakang mempengaruhi diskus intervertebralis dan facet join.1 Spon Spondi dilo losis sis dapat dapat juga juga diar diartik tikan an sebag sebagai ai peru peruba baha han n pada pada sendi sendi tulan tulang g belakang dengan ciri khas bertambahnya degenerasi diskus intervertebralis yang diikuti perubahan pada tulang dan jaringan lunak atau dapat berarti pertumbuhan berlebihan dari tulang (osteofit), Spondylosis merupakan penyakit degeneratif pada corpus vertebra atau diskus intervertebralis. ondisi ini lebih banyak menyerang pada !anita." #aktor utama yang bertanggung ja!ab terhadap perkembangan spondylosis adalah usia, obesitas, duduk dalam !aktu yang lama dan kebiasaan postur yang jelek. Pada faktor usia menunjukkan bah!a kondisi ini banyak dialami oleh orang yang berusia $% tahun keatas. #aktor obesitas juga berperan dalam menyebabkan perkembangan spondylosis lumbar. lumbar." Spon Spondy dylo losi siss meru merupa paka kan n suat suatu u istil istilah ah yang yang meru meruju juk k pada pada oste osteoa oarth rthri ritis tis degene degenerati ratiff dari dari sendi sendi antara antara korpus korpus verteb vertebra ra dan atau foramen foramen neural neural.. Pada Pada keadaan ini, sendi faset tidak terlibat. &ika berat, hal ini dapat menyebabkan penekanan pada akar saraf (radiks), (r adiks), yang kemudian akan menyebabkan gangguan sensorik dan atau motorik, seperti nyeri, parastesia atau kelemahan kedua tungkai. 'al ini sering menyebabkan nyeri punggung biasa dan dapat melibatkan semua atau atau bebera beberapa pa bagian bagian dari dari tulang tulang belaka belakang. ng. amun, amun, paling paling sering sering pada pada regio regio servikal dan lumbal. *eja *ejala la yang ang seri sering ng munc muncul ul adal adalah ah nyer nyerii ping pingga gang ng,, spas spasme me otot otot,, dan dan keterbatasan gerak kesegala arah. +i merika Serikat, lebih dari -% individu
2
yang berusia lebih dari $% tahun mengalami spondilosis, meningkat mulai dari " pada individu berusia %/0 tahun. +i dunia, spondilosis dapat mulai berkembang pada usia % tahun. 'al ini meningkat dan mungkin tidak dapat dihindari, bersamaan dengan usia. ira/kira -$ pria dan $ !anita mempunyai osteofit pada tulang belakang, yang sering terjadi pada level 20/1% dan 3". ira/kira "% pria dan - !anita berusia $4/5$ tahun mengalami osteofit. " +i 6ndonesia sendiri kejadian spondylosis cukup tinggi seiring tingginya jumlah penduduk yang berusia diatas $% tahun. 2api belum ada data yang lengkap tentang rasio jenis kelamin dan daerah tentang spondylosis.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi
Spondilo berasal dari bahasa Yunani yang berarti tulang belakang. Spondilosis dapat diartikan perubahan pada sendi tulang belakang dengan ciri
3
khas bertambahnya degenerasi diskus intervertebralis yang diikuti perubahan pada tulang dan jaringan lunak, atau dapat berarti pertumbuhan berlebihan dari tulang (osteofit), yang terutama terletak di aspek anterior, lateral, dan kadang/kadang posterior dari tepi superior dan inferior vertebra sentralis (corpus).$,4 Spondilosis merupakan gangguan degeneratif yang terjadi pada corpus dan diskus intervertebralis, yang ditandai dengan pertumbuhan osteofit pada corpus vertebra tepatnya pada tepi inferior dan superior corpus. 7steofit pada vertebra dalam !aktu yang lama dapat menyebabkan nyeri pinggang karena ukuran osteofit yang semakin tajam.$,4 Spondilosis seringkali merupakan hasil dari osteoarthritis atau spur tulang yang terbentuk karena adanya proses penuaan atau degenerasi. Proses degenerasi umumnya terjadi pada segmen 3 $ 8 34 dan 34 8 S1. omponen/komponen vertebra yang seringkali mengalami spondilosis adalah diskus intervertebralis, facet joint , corpus vertebra dan ligamen (terutama ligamen flavum). $,5
2.2. Etiologi
Spondilosis muncul karena adanya fenomena proses penuaan atau perubahan degeneratif. Spondilosis banyak pada usia "% 8 $4 tahun dan paling banyak pada usia 9$4 tahun. ondisi ini lebih banyak menyerang pada !anita daripada laki/laki. #aktor/faktor resiko yang dapat menyebabkan spondilosis lumbal adalah:5 a.
ebiasaan postur yang jelek
b.
Stres mekanikal akibat pekerjaan seperti aktivitas pekerjaan yang melibatkan gerakan mengangkat, twisting dan memba!a;memindahkan barang.
c.
2ipe tubuh
da beberapa faktor yang memudahkan terjadinya progresi degenerasi pada vertebra lumbal yaitu:$,5 a.
#aktor usia
penuaan merupakan faktor resiko yang sangat kuat untuk degenerasi tulang khususnya pada tulang vertebra. Suatu penelitian otopsi menunjukkan bah!a
4
spondilitis deformans atau spondilosis meningkat secara linear sekitar % / antara usia "0 8 % tahun.
Stres akibat aktivitas dan pekerjaan +egenerasi diskus juga berkaitan dengan aktivitas/aktivitas
tertentu.
Penelitian retrospektif menunjukkan bah!a insiden trauma pada lumbal, indeks massa tubuh, beban pada lumbal setiap hari ( twisting , mengangkat, membungkuk, postur
jelek
yang terus
berkendaraan),
semuanya
menerus), merupakan
dan vibrasi faktor
seluruh
yang
dapat
tubuh (seperti meningkatkan
kemungkinan spondilosis dan keparahan spondilosis. c.
Peran herediter #aktor genetik mungkin mempengaruhi formasi osteofit dan degenerasi
diskus. Penelitian menjelaskan bah!a 4% variabilitas yang ditemukan pada osteoarthritis berkaitan dengan faktor herediter. edua penelitian tersebut telah mengevaluasi progresi dari perubahan degeneratif yang menunjukkan bah!a sekitar = ($ 8 55) spondilosis berkaitan dengan faktor genetik dan lingkungan, sedangkan hanya 8 1% berkaitan dengan beban fisik dan resistance training . d. daptasi fungsional Suatu penelitian menunjukkan bah!a perubahan degeneratif pada diskus berkaitan dengan beban mekanikal dan kinematik vertebra. 7steofit mungkin terbentuk dalam proses degenerasi dan kerusakan cartilaginous mungkin terjadi tanpa pertumbuhan osteofit. 7steofit dapat terbentuk akibat adanya adaptasi fungsional terhadap instabilitas atau perubahan tuntutan pada vertebra lumbar.
2.3. Patofisiologi
Salah satu aspek yang penting dari proses penuaan adalah hilangnya kekuatan tulang. Perubahan ini menyebabkan modifikasi kapasitas penerimaan beban (load-bearing ) pada vertebra. Setelah usia $% tahun, kapasitas penerimaan beban pada tulang cancellous;trabecular berubah secara dramatis. Sebelum usia $% tahun, sekitar 44 kapasitas penerimaan beban terjadi pada tulang cancellous;
5
trabecular. Setelah usia $% tahun penurunan terjadi sekitar "4. ekuatan tulang menurun dengan lebih cepat dibandingkan kuantitas tulang. 'al ini menurunkan kekuatan pada end/plates yang melebar jauh dari diskus, sehingga terjadi fraktur pada tepi corpus vertebra dan fraktur end/plate umumnya terjadi pada vertebra yang osteoporosis.$, >artilaginous end/plate dari corpus vertebra merupakan titik lemah dari diskus sehingga adanya beban kompresi yang berlebihan dapat menyebabkan kerusakan pada cartilaginous end/plate. Pada usia " tahun sampai $% tahun, terjadi demineralisasi secara bertahap pada cartilago end/plate. Pada usia 5% tahun, hanya lapisan tipis tulang yang memisahkan diskus dari channel vaskular, dan channel nutrisi lambat laun akan hilang dengan penebalan pada pembuluh arteriole dan venules. Perubahan yang terjadi akan memberikan peluang terjadinya patogenesis penyakit degenerasi pada diskus lumbar. +isamping itu, diskus intervertebralis orang de!asa tidak mendapatkan suplai darah dan harus mengandalkan difusi untuk nutrisi. $,
6
*ambar .1. (kiri) 6lustrasi spondilosis, (kanan) ilustrasi osteofit.
Perubahan patologi yang terjadi pada diskus intervertebralis antara lain: $, a. nnulus fibrosus menjadi kasar, collagen fiber cenderung melonggar dan muncul retak pada berbagai sisi. b. ucleus pulposus kehilangan cairan c. 2inggi diskus berkurang Perubahan ini terjadi sebagai bagian dari proses degenerasi pada diskus dan dapat hadir tanpa menyebabkan adanya tanda/tanda dan gejala. $, Sedangkan pada corpus vertebra, terjadi perubahan patologis berupa adanya lipping yang disebabkan oleh adanya perubahan mekanisme diskus yang menghasilkan penarikan dari periosteum dari annulus fibrosus. +apat terjadi dekalsifikasi pada corpus yang dapat menjadi faktor predisposisi terjadinya crush fracture.$, Pada ligamentum intervertebralis dapat menjadi memendek dan menebal terutama pada daerah yang sangat mengalami perubahan. Pada selaput meningeal, durameter dari spinal cord membentuk suatu selongsong mengelilingi akar saraf dan ini menimbulkan inflamasi karena jarak diskus membatasi canalis intervertebralis.$,
7
2erjadi perubahan patologis pada sendi apophysial yang terkait dengan perubahan pada osteoarthritis. 7steofit terbentuk pada margin permukaan articular dan bersama/sama dengan penebalan kapsular, dapat menyebabkan penekanan pada akar saraf dan mengurangi lumen pada foramen intervertebralis.$,
*ambar .. Perubahan lengkungan vertebra.
2.. Penegakan Diagnosis
1. namnesis dan Pemeriksaan #isik eluhan dapat berupa nyeri yang terpusat pada bagian tulang belakang yang terlibat (bisa pada leher atau punggung), bertambah dengan pergerakan, dan berkaitan dengan kekakuan dan keterbatasan gerakan. Perlu diperhatikan bah!a tidak ada gejala sistemik seperti keletihan, malaise, dan demam. yeri biasanya berkurang dengan istirahat. +an yang lebih penting diketahui bah!a tidak ada tanda penekanan radiks saraf.
8
klaudikasio intermiten neurogenik, tergantung pada beratnya stenosis kanalis. *ejala yang mengarah kepada hal tersebut adalah defisit motorik, sensorik, nyeri tungkai ba!ah dan kadang/kadang terdapat inkontinensia urin.
. Pemeriksaan Penunjang a. Pemeriksaan 3aboratorium 2idak ada kelainan spesifik pada pemeriksaan laboratorium. b. #oto Polos @/Aay Pemeriksaan foto polos tulang vertebra (cervical, torakal, lumbal, sakrum) dengan arah anteroposterior, lateral dan obliBue berguna untuk menunjukkan spondilosis (osteofit), spondilolistesis. Sementara stenosis kanalis sentralis tidak dapat ditentukan dengan metode ini. 1% Pada foto polos juga bisa menunjukkan bone spurs pada corpus vertebra, penebalan pada facet joint dan penyempitan pada diskus intervertebralis.
c. >2 Scan Pada pemeriksaaan >2 scan tulang belakang dapat terlihat lebih detail dan bisa mendiagnosis penyempitan dari kanalis spinalis (stenosis spinalis) jika ada. >2 adalah metode terbaik untuk mengevaluasi osseus (tulang). +engan potongan setebal " mm, ukuran dan bentuk kanalis spinalis, resessus lateralis, sendi faset, lamina dan morfologi diskus intervertebralis, lemak epidural dan ligamentum flavum juga terlihat.1% d. ?A6 Spine ?A6 lebih canggih daripada >2 scan dalam visualisasi struktur non osseus dan saat ini merupakan metode terbaik untuk memvisualisasi isi kanalis spinalis. Sangat penting bah!a semua gambaran radiologis berhubungan dengan gejala/gejala, karena penyempitan asimptomatik yang terlihat pada ?A6 atau >2 sering ditemukan baik stenosis dari segmen yang asimptomatik atau pasien yang sama sekali asimptomatik dan seharusnya tidak diperhitungkan.1% Pada ?A6 digunakan untuk visualisasi vertebra, facet joint, saraf, dan ligamen pada tulang belakang.
2.!. Diagnosis Ban"ing N#eri Pinggang Ba$a% & Low Back Pain'
9
yeri pada daerah pinggang ba!ah (low back pain) sering dialami oleh orang de!asa dan merupakan gejala yang paling sering berhubungan dengan sistem muskuloskletal. yeri pinggang ba!ah bisa disebabkan oleh penyakit sendi degeneratif atau penyakit diskus degeneratif yang bisa menyebabkan herniasi diskus. Setiap pasien yang mengeluh nyeri pinggang ba!ah, dengan hati/ hati di evaluasi ri!ayat penyakit, pemeriksaan fisik, pemeriksaan pencitraan (imaging ), dan pemeriksaan laboratorium.
•
!aget"s disease elainan metabolik tulang: osteoporosis, osteomalacia, ochronosis +eformitas
tulang:
spondyloysis,
spondylolisthesis,
scoliosis, adolescent kyphosis. b. Soft tissue lesions #yofascial lesions$ muscle strains, tendinitis •
10
• •
Sacroiliac strain: biasanya berhubungan dengan kelahiran 3esi diskus intervertebralis: segmental instability, hiperekstensi segmental, segmental narrowing , herniasi
•
diskus 3esi pada
#acet
&oint:
degenerati%e
joint
disease
(osteoarthritis) 4. PsikogenikC faktanya bah!a pasien yang mengeluh nyeri pinggang ba!ah secara emosional tidak stabil. ?eskipun nyeri pinggang ba!ah kadang/ kadang bermanifestasi atau psikosomatik, namun penyebab organik penyakit harus tetap di cari.
2.(. Penatalaksanaan
da beberapa kategori untuk penangan spondilosis, yaitu : -,0 a. 2erapi #isik 2erapi fisik merupakan salah satu cara yang telah lama digunakan dalam penatalaksanaan
spondilosis
yang
meliputi
olahraga,
pemakaian
penyokong lumbal, traksi, terapi pijat dan chiropractic. dapun olahraga yang dapat disarankan untuk mengurangi nyeri punggung ba!ah adalah olahraga aerobik, penguatan otot maupun peregangan otot. Pada penderita nyeri punggung ba!ah kronik yang menjalani terapi fisik ditemui peningkatan yang signifikan berupa berkurangnya nyeri dan perbaikan fungsional tubuh. Penyokong lumbal lebih banyak memberi manfaat pada penderita nyeri punggung ba!ah kronik. Penyokong lumbal ini bertujuan untuk membatasi gerakan tulang belakang, menstabilisasi, memperbaiki deformitas dan mengurangi tekanan mekanis. Sedangkan pada terapi chiropractic, chiropractor akan memberikan tekanan;pijatan pada area yang mengalami immobilisasi atau tidak bekerja sebagai mana mestinya dengan harapan sendi/sendi didaerah pijatan akan bekerja ke gerakan normal. Pergerakan sendi yang baik sangat berpengaruh pada kesehatan dan nutrisi dari diskus dan sendi karena mampu memfasilitasi pertukaran nutrien, cairan dan Dat/Dat sisa metabolisme. *erakan sendi yang baik juga
11
mencegah pembentukan jaringan parut yang bisa mengarah pada kekakuan dan degenerasi. b. ?edikamentosa yeri punggung ba!ah adalah keluhan utama bagi penderita spondilosis. 7leh karena itu salah satu terapi yang harus diberikan adalah penghilang rasa nyeri. Pada nyeri punggung ba!ah, obat anti inflamasi non/steroid (76S) adalah yang paling sering digunakan, sesuai dengan berat rasa nyeri yang dirasakan. nalgetik seperti acetaminophen dapat mengurangi rasa nyeri tapi tidak memilki efek anti/inflamasi seperti 76S. Steroid dapat diberikan untuk mengurangi pembengkakan dan inflamasi pada saraf. c. 2erapi Pembedahan 2erapi pembedahan
dilakukan
apabila
terapi
konservatif
gagal
memperbaiki keadaan pasien. 2ujuan utama dari terapi pembedahan pada spondilosis adalah untuk mengehentikan pergerakan dari segmen yang mengalami nyeri ketika digerakkan dan mengurangi dekompresi dari saraf spinal. Salah satu jenis pembedahan yang dapat dilakukan adalah spinal fusion, dimana satu atau lebih tulang vertebra disatukan secara permanen oleh bantuan alat untuk mencapai stabilitas dari tulang belakang. Spinal fusion paling sering dilakukan di daerah vertebra servikal dan vertebra lumbal. 2.). Ko*+likasi "an Prognosis
Spondilosis dapat menyebabkan kompresi serabut saraf oleh osteofit. &ika spondilosis lumbar berproyeksi ke kanalis spinalis maka stenosis spinalis mungkin bisa terjadi. &ika osteofit tidak terlihat, cari apakah terdapat aneurisma aorta, yang dapat menyebabkan penekanan dan eorsi vertebra. Spondilosis tidak dapat menyebabkan kematian. ?orbiditas pasien disebabkan oleh nyeri pinggang ba!ah akibat spondilosis.
12
BAB 3 KESI,PULAN
1. Spondilosis dapat diartikan perubahan pada sendi tulang belakang dengan ciri khas bertambahnya degenerasi diskus intervertebralis yang diikuti perubahan pada tulang dan jaringan lunak, atau dapat berarti pertumbuhan berlebihan dari tulang (osteofit), yang terutama terletak di aspek anterior, lateral, dan kadang/kadang posterior dari tepi superior dan inferior vertebra sentralis (corpus). . #aktor/faktor resiko yang dapat menyebabkan spondilosis lumbal adalah:5 a. ebiasaan postur yang jelek b. Stres mekanikal akibat pekerjaan c. 2ipe tubuh ". da beberapa faktor yang memudahkan terjadinya progresi degenerasi pada vertebra lumbal yaitu: a. #aktor usia b. Stres akibat aktivitas dan pekerjaan c. Peran herediter d. daptasi fungsional
13
Daftar P-staka 1. Aopper ' and
6n: dams and GictorHs Principle of eurology, -, %11. . ?ahade!a 2*<. +iagnosis dan 2atalaksana Spondylosis 3umbalis. &akarta: Sagung Seto, %%0. 'al: --/1%1. ". Iahjoepramono E&. ?edula Spinalis dan 2ulang
3,
%%%.
Epidemiology
of
3o!
Pain .
http:;;!!!.painphysicianjournal.com;%%%;april;%%%C"C15/10.pdf . . Aopper ', S?. %%0. dams and GictorLs Principle of eurology. 0th Edition. 2he ?c*ra!/'ills >ompany. -. ?iddleton, K #ish +E. 3umbar Spondylosis: clinical presentation and treatment approaches. &urr 'e% #usculoskelet #ed . C0$/1%$, %%0. 0. +egenerative +isc +iseasy (Spondyslosis). ?ayfield >linic. %1%. 1%. Aothschild, <.?. %1". 3umbar Spondylosis. vailbale from: http:;;emedicine.medscape.com;article;$0%"5/overvie!